Anda di halaman 1dari 10

APLIKASI EMULSIFIER PADA SHAMPOO (Aloe vera)

DAN PASTA GIGI

Oleh
Kelompok 6 (THP B)
Beta Riana (1614051010)
Gabriella Claudia Alma P. (1914051028)
Honi Aisya (1954051008)
M. Afif Bastari (1954051006)
Muhammad FajarAsmi (1914051040)
Marza Yulia Herdina (1914051060)
Renita Affanti (1914051008)
Ryan Hidayat Pasaribu (1954051019)

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Bahan-bahan pangan maupun non pangan yang ada dalam kehidupan sehari-hari,
tentunya memiliki komponen penyusun yang bermacam-macam.Komponen-
komponen tersebut dapat berupa bahan-bahan baku maupun bahan tambahan
lainnya yang diperlukan dalam proses pembuatan produk tersebut. Pada proses
pembuatan produk non pangan seperti shampoo ( Aloevera ) dan pasta gigi
tentunya membutuhkan suatu pengemulsi ( emulgator ) yang berperan dalam
menyatukan berbagai bahan baku yang memiliki sifat non polar maupun polar
seperti air dan minyak yang sulit bersatu.

Menurut Formularium Nasional Edisi II (1997), emulsi adalah sediaan berupa


campuran yang terdiri dari dua fase cairan dalam system dispersi. Fase cairan
yang terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya. Shampoo
adalah sediaan komestika yang digunakan untuk maksud membersihkan ( keramas
) rambut. Shampoo adalah suatu zat yang terdiri dari surfaktan, pelembut,
pembentuk busa, pengental,dan sebagainya. Pasta gigi adalah detergen pembersih
gigi yang mengurangi infeksi yang diakibatkan oleh bakteri dan penyebab plak
pada email gigi. Formula sediaan gel pasta gigi terdiri dari gelling agent,
surfaktan, bumektan, dan bahan pengawet buatan.Dua produk diatas yang
menggunakan surfaktan yang merupakan emulgator yang bersifat aktif dalam
menurunkan tegangan permukaan yang dibutuhkan pada kedua produk tersebut.

I.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui mekanisme terjadinya emulsifier pada shampoo


2. Untuk mengetahui mekanisme terjadinya emulsifier pada pasta gigi.
II. PEMBAHASAN

2.1 Mekanisme Pembuatan Shampoo (Aloe vera)

2.1.1 Bahan Baku Shampoo (Aloe vera)

1. Aloe vera (zat aktif)


Lidah buaya tersusun oleh 95% air, sisanya mengandung bahan aktif seperti
minyak esensial, asam amino, mineral, vitamin, dan glikoprotein. Gel lidah buaya
mengandung 17 asam amino yang penting bagi tubuh seperti ligtin, ligin, lisin,
histidin, serin, valin (Djubaedah, 2003).
Gel lidah buaya mengandung asam amino yang dapat membantu perkembangan
sel-sel baru dimana mampu meregenerasi folikel-folikel rambut yang
menyebabkan rambut tumbuh dengan baik dan mengangkat sel-sel yang telah
mati (Gayatri, 2011).

2. Sodium Lauril Sulfat


SLS merupakan detergen yang baik karena berasal dari berasal dari asam kuat,
larutan yang netral, deterjen jenis ini mudah didegredasi secara secara biologis
oleh mikroorganisme dan tidak berakumulasi di lingkungan (Hard, 1998).
Konsentrasi SLS sebagai detergen yaitu 10% dan konsentrasi yang digunakan
dalam formulasi adalah 10% (Excipient, 2009).
Mekanisme kerja dari detergen menurut Parrot (1968) dimulai dengan
pembasahan kotoran yang akan dibersihkan selanjutnya terjadi prose emulsifikasi
kotoran sehingga kotoran akan terperangkap dalam busa dan kotoran terangkat
bersama busa ketika dibilas.

3. TEA (Trietanolamin)
TEA digunakan sebagai bahan pengemulsi dan bahan pelarut.Dengan konsentrasi
umum dalam emulsi 2-4% dan yang digunkan dalam formulasi ini adalah 3%
(Excipient, 2009. TEA digunakan kombinasi dengan asam lemak seperti asam
stearat sebagai zat pengemulsi (Martindale, 2002).

4. Asam Stearat
Asam stearat disintesis dari tumbuhan untuk mengentalkan dan menstabilkan
emulsi.Penggunaan surfaktan ini bertujuan untuk meningkatkan kestabilan emulsi
dengan cara menurunkan tegangan antar muka, antara fase minyak dan fase air
(Balsam, 1992). Konsentrasi asam stearat yang digunakan sebagai pengemulsi
adalah 1,5% (Excipient, 2009).

5. HPMC
Hidroksi propel metal selulosa (HPMC) yang mempunyai sifat alir pseudoplastis
dapat berfungsi sebagai pengental dan penstabil busa dengan cara gelatinasi.
Struktur HPMC mengentalkan dan memperkuat dinding sehingga memperlambat
kecepatan dalam mengalir (Faizatun, 2008). HPMC digunakan sebagai bahan
pengental untuk meningkatkan stabilitas fisik sediaan shampo dan menciptakan
tahan dalam alir.

6. Asam sitrat dan Natrium sitrat


Asam sitrat dan natrium sitrat merupakan asam lemah dan garam yang digunakan
sebagai pengontrol pH yang dapat menurunkan pH sehingga pH kulit pengguna
tidak teriritasi akibat alkali sabun (Wasiatmadja, 2007). Asam sitrat biasanya
digunakan untuk menyeimbangkan pH formulasi pada serat rambut yang berkis
arantara pH 5,6-6,2. pH yang digunakan adalah 6 (Mottram, 2000).

7. Gliserin
Dalam formulasi topikal dan kosmetik utamanya digunakan sebagai humektan
dan emolien konsentrasi gliserin sebagai emolien yaitu ≤ 30% dengan konsentrasi
digunakan dalam formulasi adalah 1 % (Excipient 6th, 283). Humektan bekerja
dengan cara menarik air melalui penetrasi dalam kulit yang akan mengakibatkan
pengembangan stratum korneum yang memberikan persepsi kulit halusdengan
sedikit kerut (L, Bouman, 2002).

8. Propil paraben dan Metil paraben


Kombinasi pengawet propel paraben dan metal paraben sering disatukan karena
kombinasi tersebut meningkatkan efektivitas kerja pengawet, baik dengan
penambahan spectrum efektivitas atau beberapa sifat sinergis (Lachman, 2008).

9. Na2EDTA
Dinatrium EDTA digunakan untuk mengkhelat logam-logam yang terdapat dalam
air atau bahan lain sehingga dapat mencegah berkurangnya efektivitas surfaktan
(Faizatun, 2008). Berdasarkan mekanismenya bahan pengkhelat logam menurut
Kenneth (1986) bekerja dengan cara Berlangsung nya reaksi oksidasi seringkali
diinisiasi oleh adanya ion logam seperti Fe3+,Co3+, Ni2+, Mn3+ion logam dapat
membentuk  kompleks dengan oksigen dan kemudian membentuk radikal
peroksi.Ion logam dapat bereaksi dengan obatnya sendiri membentuk radikal.

Bahan pengkhelat memiliki kekuatan antioksidan dalam bentuk ikatan ion logam,
jadi secara temodinamika dikatakan melepaskan logam  tersebut dari
lingkungannya dalam larutan.

10. α- Tokoferol
α- Tokoferol merupakan preparat antioksi dan untuk perlindungan kulit yang
dapat membantu mengaktifkan kembali regenerasi kulit sel-sel mati. Dalam
pemberian topical dapat langsung diserap oleh kulit, melindungi kulit dari zat
beracun (asap rokok, polusiudara). Konsentrasi yang digunakan α- Tokoferol
sebagai anti oksidan adalah 0,05% (Novianty, 2008)

11. Air
Air digunakan sebagai bahan pelarut dan juga sebagai bahan pengatur viskositan
dari sediaan sampo (Motram, 2000).
2.1.2 Proses Terjadinya Emulsi

Metode pembuatan shampoo ini menggunakan metode beker.Menurut buku


Teknologi Liquida dan semisolid (2014), kedua fase dipisahkan dalam beker yang
berbeda.Kemudian masing-masing dipanaskan pada suhu berbeda.Untuk fase air
dipanaskan pada suhu70ºC sedangkan fase minyak pada suhu 80ºC. Perbedaan
suhu ini dilakukan karena minyak lebih lama dingin daripada air,sehingga jika
suhu air lebih rendah dari minyak maka air akan terlebih dahulu dingin sehingga
suhunya tidak sama lagi dengan minyak (Tungadi, 2014).
Pertama-tama HPMC didispersikan kedalam air panas yang suhunya 60-
70°C.Kemudian diaduk dengan ultra turax dengan kecepatan 100 rpm selama 6
menit dan didinginkan sampai suhu 20-25°C.Setelah dipanaskan fase minyak dan
fase air,dimasukkan fase minyak kedalam fase air setelah itu dicampur dengan
ultra turax.Kemudian dimasukkan HPMC dan diaduk lagi dengan ultra turax
dengan kecepatan 600 rpm selama 2 menit sampai homogen. Selanjutnya
dilakukan evaluasi emulsi yaitu uji busa dan uji tipe emulsi dengan menggunakan
uji kelarutan warna dan uji konduktivitas. Emulsi yang ditambahkan adalah Asam
Astearat dengan konsentrasi 1,5%.

Berdasarkan evalusi tersebut,pada uji busa shampo aloe vera menghasilkan tinggi
busa yaitu 20 cm. Menurut Mita (2009) persyaratan tinggi busa pada umumnya
yaitu berkisar 1,3-22 cm. Sehingga dari hasil yang diperoleh maka busa dari
shampoo aloe vera ini menghasilkan busa yang baik.Sedangkan pada uji tipe
emulsi kelarutan warna, dengan menggunakan metilen blue shampo aloe vera
merupakan tipe emulsi minyak dalam air.Hal ini ditandai dengan meresapnya
metilen blue hingga kebawah sediaan.Pada uji tipe emulsi dengan konduktivitas
juga dapat dibuktikan bahwa tipe emulsi shampo aloe vera merupakan tipe
minyak dalam air, hal ini dapat dibuktikan dengan menyalanya sumber listrik saat
sebuah elektroda dicelupkan kedalam emulsi.Hal ini terjadi karena jumlah air
dalam formula ini lebih banyak, dimana air merupakan penghantar arus listrik
yang lebih baik.Langkah terakhir shampo aloe vera dikemas dalam kemasan botol
yang tertutup rapat dan terlindung dari cahaya dan diberi etiket.
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dalam Pembuatan Shampoo

 Konsentrasi Asam Stearat sebagai pengemulsi


 Suhu
 Lama Pengadukan

I.3 Mekanisme Pembuatan Pasta Gigi

I.3.1 Bahan Baku Pasta Gigi

 Minyak atsiri kemangi


 Karbopol
 Tween
 Gliserin
 Sodium benzoate
 Trietanolamin
 Akuades.

1.3.2 Proses TerjadinyaEmulsi

Cara membuat gel pasta gigi minyak astiri kemangi:


1. Timbang minyak astiri, karbopol , sodium benzoate, tween , gliserin,trietan
olamin dan aquades sesuai formula.
2. Karbopol didespersikan kedalam 50 ml aquades.
3. Tambahkan Trietanolamin (TEA) secukupnya, dengan perbandingan bahan
emulsi adalah 9 : 1. TEA mendispersi bahan-bahan yang relative keras (bahan-
bahan abrasive) hingga terbentuknya basis gel.
4. Campurkan sodium benzoate dalam basis gel dan diaduk hingga homogen.
5. Tambah kantween dan gliserin dalam campuran tersebut.
6. Tambahkan kembali aquades secukupnya, lalu timbang hingga 100 gram.
7. Setelah semua terhomogenkan, tambahkan minyak astiri kemangi dan diaduk
kembali hingga homogen.
1.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembuatan Pasta Gigi
 Massa bahan
 Konsentrasi emulsi
 Lama pengadukan
III. KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut:


1.Pengemulsi (emulsifier) pada produk shampoo adalah TEA (Trietanolamin),
dengan konsentrasi yang digunakan dalam formulasi ini adalah 3%,dan kombinasi
dengan asam stearat 1,5% sebagai zat yang meningkatkan kestabilan emulsi
pengemulsi,dengan cara menurunkan tegangan antar muka,antara fase minyak dan
fase air.
2.Pengemulsi (emulsifier) pada produk pasta gigi/odol adalah gelling agent berupa
karbopol 934 sebagai pembentuk basis gel dengan konsentrasi 0,5-2%,dan tween
80 yang merupakan surfaktan yaitu untuk menstabilkan fase minyak dan fase air
pada gel pasta gigi dengan konsentrasi 1-5%,serta TEA(Trietanolamin)
secukupnya yang dapat mendispersi bahan-bahan yang relative keras (bahan-
bahan abrasive) hingga dapat terbentuk tekstur gel.
DAFTAR PUSTAKA

Allen, L. V., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Rowe

R. C., Sheskey, P. J., Queen, M. E., (Editor), Pharmaceutical Press and American Pharmacists Assosiation, 697-
699. London.
 
Balsam, M. S. 1992. Cosmetics Science And Technology Second Edition. Jhon Willi and Jan, Inc.London.
 
Baumann, L. (2002). Cosmetic Dermatology: Principles and Practise. McGraw-Hill Companies,93-97.New
York.
 
Djubaedah, E. 2003. Pengolahan Lidah Buaya Dalam Sirup. Balai Besar Industri Argo. Bogor.
 
Faizatun,Dkk.2008. Formulasi Shampoo Ekstrak Bungan Chamomile Dengan Hidroksi Propel Metal Selulisa
Sebagai Pengental. Universitas Pancasila. Jakarta.
 
Farmakope Indonesia edisi kedua.1997. Dapertemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
 
Gayatri. 2011. Buku Cerdas Untuk Perempuan Aktif. Gugus Media.Jakarta.
 
Lachman, 2008. Teori dan Praktik Farmasi Industri. UI Press.Jakarta.
 
Mita,S,M. 2009. Pengembangan Ekstrak Etanol Kubis Asal Kabupaten Bandung Barat Dalam Bentuk Shampoo
Antiketombe Terhadap Jenis Masesezia Furfur.Farmasi Universitas Padjajaran. Surabaya.
 
Mottram, F.J. L. 2000. Hair Shampoos. Kluwer Academic Publishers: Printed In Great Britain
 
Novianty, T. 2008. Pengaruh Formulasi. FMIPA UI .Jakarta.
 
Tungadi, R. 2014. Teknologi Sediaan Liquida dan Semisolid. CV. Sagung Seto.Jakarta.
 
Wasiatmadja, S.M. 2007. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. UI. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai