Oleh
Kelompok 6 (THP B)
Beta Riana (1614051010)
Gabriella Claudia Alma P. (1914051028)
Honi Aisya (1954051008)
M. Afif Bastari (1954051006)
Muhammad FajarAsmi (1914051040)
Marza Yulia Herdina (1914051060)
Renita Affanti (1914051008)
Ryan Hidayat Pasaribu (1954051019)
Bahan-bahan pangan maupun non pangan yang ada dalam kehidupan sehari-hari,
tentunya memiliki komponen penyusun yang bermacam-macam.Komponen-
komponen tersebut dapat berupa bahan-bahan baku maupun bahan tambahan
lainnya yang diperlukan dalam proses pembuatan produk tersebut. Pada proses
pembuatan produk non pangan seperti shampoo ( Aloevera ) dan pasta gigi
tentunya membutuhkan suatu pengemulsi ( emulgator ) yang berperan dalam
menyatukan berbagai bahan baku yang memiliki sifat non polar maupun polar
seperti air dan minyak yang sulit bersatu.
I.2 Tujuan
3. TEA (Trietanolamin)
TEA digunakan sebagai bahan pengemulsi dan bahan pelarut.Dengan konsentrasi
umum dalam emulsi 2-4% dan yang digunkan dalam formulasi ini adalah 3%
(Excipient, 2009. TEA digunakan kombinasi dengan asam lemak seperti asam
stearat sebagai zat pengemulsi (Martindale, 2002).
4. Asam Stearat
Asam stearat disintesis dari tumbuhan untuk mengentalkan dan menstabilkan
emulsi.Penggunaan surfaktan ini bertujuan untuk meningkatkan kestabilan emulsi
dengan cara menurunkan tegangan antar muka, antara fase minyak dan fase air
(Balsam, 1992). Konsentrasi asam stearat yang digunakan sebagai pengemulsi
adalah 1,5% (Excipient, 2009).
5. HPMC
Hidroksi propel metal selulosa (HPMC) yang mempunyai sifat alir pseudoplastis
dapat berfungsi sebagai pengental dan penstabil busa dengan cara gelatinasi.
Struktur HPMC mengentalkan dan memperkuat dinding sehingga memperlambat
kecepatan dalam mengalir (Faizatun, 2008). HPMC digunakan sebagai bahan
pengental untuk meningkatkan stabilitas fisik sediaan shampo dan menciptakan
tahan dalam alir.
7. Gliserin
Dalam formulasi topikal dan kosmetik utamanya digunakan sebagai humektan
dan emolien konsentrasi gliserin sebagai emolien yaitu ≤ 30% dengan konsentrasi
digunakan dalam formulasi adalah 1 % (Excipient 6th, 283). Humektan bekerja
dengan cara menarik air melalui penetrasi dalam kulit yang akan mengakibatkan
pengembangan stratum korneum yang memberikan persepsi kulit halusdengan
sedikit kerut (L, Bouman, 2002).
9. Na2EDTA
Dinatrium EDTA digunakan untuk mengkhelat logam-logam yang terdapat dalam
air atau bahan lain sehingga dapat mencegah berkurangnya efektivitas surfaktan
(Faizatun, 2008). Berdasarkan mekanismenya bahan pengkhelat logam menurut
Kenneth (1986) bekerja dengan cara Berlangsung nya reaksi oksidasi seringkali
diinisiasi oleh adanya ion logam seperti Fe3+,Co3+, Ni2+, Mn3+ion logam dapat
membentuk kompleks dengan oksigen dan kemudian membentuk radikal
peroksi.Ion logam dapat bereaksi dengan obatnya sendiri membentuk radikal.
Bahan pengkhelat memiliki kekuatan antioksidan dalam bentuk ikatan ion logam,
jadi secara temodinamika dikatakan melepaskan logam tersebut dari
lingkungannya dalam larutan.
10. α- Tokoferol
α- Tokoferol merupakan preparat antioksi dan untuk perlindungan kulit yang
dapat membantu mengaktifkan kembali regenerasi kulit sel-sel mati. Dalam
pemberian topical dapat langsung diserap oleh kulit, melindungi kulit dari zat
beracun (asap rokok, polusiudara). Konsentrasi yang digunakan α- Tokoferol
sebagai anti oksidan adalah 0,05% (Novianty, 2008)
11. Air
Air digunakan sebagai bahan pelarut dan juga sebagai bahan pengatur viskositan
dari sediaan sampo (Motram, 2000).
2.1.2 Proses Terjadinya Emulsi
Berdasarkan evalusi tersebut,pada uji busa shampo aloe vera menghasilkan tinggi
busa yaitu 20 cm. Menurut Mita (2009) persyaratan tinggi busa pada umumnya
yaitu berkisar 1,3-22 cm. Sehingga dari hasil yang diperoleh maka busa dari
shampoo aloe vera ini menghasilkan busa yang baik.Sedangkan pada uji tipe
emulsi kelarutan warna, dengan menggunakan metilen blue shampo aloe vera
merupakan tipe emulsi minyak dalam air.Hal ini ditandai dengan meresapnya
metilen blue hingga kebawah sediaan.Pada uji tipe emulsi dengan konduktivitas
juga dapat dibuktikan bahwa tipe emulsi shampo aloe vera merupakan tipe
minyak dalam air, hal ini dapat dibuktikan dengan menyalanya sumber listrik saat
sebuah elektroda dicelupkan kedalam emulsi.Hal ini terjadi karena jumlah air
dalam formula ini lebih banyak, dimana air merupakan penghantar arus listrik
yang lebih baik.Langkah terakhir shampo aloe vera dikemas dalam kemasan botol
yang tertutup rapat dan terlindung dari cahaya dan diberi etiket.
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dalam Pembuatan Shampoo
R. C., Sheskey, P. J., Queen, M. E., (Editor), Pharmaceutical Press and American Pharmacists Assosiation, 697-
699. London.
Balsam, M. S. 1992. Cosmetics Science And Technology Second Edition. Jhon Willi and Jan, Inc.London.
Baumann, L. (2002). Cosmetic Dermatology: Principles and Practise. McGraw-Hill Companies,93-97.New
York.
Djubaedah, E. 2003. Pengolahan Lidah Buaya Dalam Sirup. Balai Besar Industri Argo. Bogor.
Faizatun,Dkk.2008. Formulasi Shampoo Ekstrak Bungan Chamomile Dengan Hidroksi Propel Metal Selulisa
Sebagai Pengental. Universitas Pancasila. Jakarta.
Farmakope Indonesia edisi kedua.1997. Dapertemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Gayatri. 2011. Buku Cerdas Untuk Perempuan Aktif. Gugus Media.Jakarta.
Lachman, 2008. Teori dan Praktik Farmasi Industri. UI Press.Jakarta.
Mita,S,M. 2009. Pengembangan Ekstrak Etanol Kubis Asal Kabupaten Bandung Barat Dalam Bentuk Shampoo
Antiketombe Terhadap Jenis Masesezia Furfur.Farmasi Universitas Padjajaran. Surabaya.
Mottram, F.J. L. 2000. Hair Shampoos. Kluwer Academic Publishers: Printed In Great Britain
Novianty, T. 2008. Pengaruh Formulasi. FMIPA UI .Jakarta.
Tungadi, R. 2014. Teknologi Sediaan Liquida dan Semisolid. CV. Sagung Seto.Jakarta.
Wasiatmadja, S.M. 2007. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. UI. Jakarta.