Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PRA RENCANA PABRIK

AMMONIUM NITRAT DARI AMMONIA DAN ASAM


NITRATDENGAN PROSES VAKUM KRISTALISASI
KAPASITAS PRODUKSI 100.000 TON/TAHUN

Diajukan Untuk Mendapatkan Dosen Pembimbing

SKRIPSI

Disusun Oleh:

SILVIA EKA DEWINTA 1714011

ADRIAN MUHAMMAD ZUHDI 1714028

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

PROPOSAL PRA RENCANA PABRIK

AMMONIUM NITRAT DARI AMMONIA DAN ASAM


NITRATDENGAN PROSES VAKUM KRISTALISASI
KAPASITAS PRODUKSI 100.000 TON/TAHUN

Diajukan Untuk Mendapatkan Dosen Pembimbing

Disusun Oleh:
SILVIA EKA DEWINTA 1714011
ADRIAN MUHAMMAD ZUHDI 1714028

Malang, 19 November 2020

Menyetajui, Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Kimia Koordinator

M. Istnaeny Hudha, ST, MT Ir. Harimbi Setyawati,MT.


NIP. P 1030400400 NIP. 196303071992032002
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Amonium nitrat merupakan garam nitrat dengan rumus kimia NH4NO3 yang
memilki berat molekul sebesar 80,04, berwujud padat berbentuk Kristal dan titik didih
210 °C.
Amonium nitrat dalam pemanfaatannya banyak digunakan dalam kebutuhan
agricultural sebagai pupuk dengan kandungan nitrogen tinggi dan juga dapat digunakan
sebagai komponen bahan peledak dalam bidang pertambangan, eksplorasi penggalian
dan kontruksi sipil[7]. 
Amonium nitrat dibuat dari beberapa metode yakni diantaranya proses Prilling,
Proses Stengel, Proses Vakum Kristalisasi dan Proses Grainer, dimana dengan
perbandingan proses yang ada, proses vakum kristalisasi memiliki keuntungan dan
keunggulan baik secara biaya ekonomis produksi dan kemudahan proses, serta
dihasilkan kemurnian yang sangat tinggi mencapai 99,9 %[7]. 
Pabrik Amonium nitrat sangat dibutuhkan di Indonesia sebagai bahan baku
peledak serta pupuk di dunia militer dan pertanian. Sampai saat ini, pemenuhan
ammonium nitrat di Indonesia masih dilakukan dengan cara mengimpor dari Negara-
negara besar yakni Australia, China dan Korea Selatan.
Berdasarkan pada kebutuhan dan kegunaan produk Amonium nitrat maka
pendirian pabrik Amonium nitrat di Indonesia perlu dilakukan untuk mengurangi
jumlah impor dan memanfaatkan sumber daya manusia yang ada di Indonesia.
1.2. Sejarah Perkembangan Industri
Penemu Amonium Nitrat adalah ilmuwan kimia dari Karlstadt, Jerman
bernama Johann Rudolf Glauber (1604-1668). Ammonium nitrat diproduksi pertama
dengan basis yang terbatas pada tahun 1949 mengunakan proses Grainer. Pada tahun
1950, Amerika Serikat otoritas Tennese valley menemukan sebuah metode yang lebih
ekonomis dan aman dari pada proses grainer yaitu proses vakum kristalisasi, dimana
dengan suhu yang relatif rendah dibandingkan dengan proses grainer sudah mampu
menghasilkan kemurnian yang sama tingginya hingga mencapai 99,9 %, kemudian pada
tahun 1950 mulai beroperasi skala full atau skala yang cukup besar[11].
Seiring dengan perkembangan teknologi pada tahun 1951 ditemukannya metode
proses alternatif yakni proses Stengel oleh Commersial Solvents Corp, karena
meningkatnya kebutuhan ammonium nitrat dalam penggunaannya, maka pada tahun
tersebut kapasitas produksi ditingkatkan sebanyak 300 lb/ jam dalam basis tiga shift
produksi kerja. Pilot plant industri proses Stengel diselesaikan dengan lengkap pada
tahun 1953, kemudian terus disempurnakan dan dimodernisasi hingga selesai pada
tahun 1970[12].
1.3. Kegunaan Produk
- Ammonium nitrate digunakan sebagai bahan peledak secara komersial dengan
komposisi sebagai ANFO (Ammonium nitrate fuel oil) dapat menghasilkan
ledakan yang dapat digunakan dalam dunia militer ataupun ekplorasi
pertambangan
- Sebagai pupuk dengan kandungan nitrogen tinggi[10]
1.4. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk
1.4.1. Bahan Baku
a. Ammonia
Sifat-sifat Fisika[7]
- Rumus molekul : NH3
- Bau : Tajam (khas ammonia)
- Bentuk : Gas (-33,4 oC dan 1 atm)
- Berat molekul : 17,03 g/mol
- Density : 0,599
- Kelarutan dalam air : 89.9 % at 25oC
- Specific gravity (40oC) : 0.580
- Tekanan kritis : 11,425 kPa
- Titik didih : -33,4°C
- Titik lebur : −77.7°C
- Warna : Tidak berwarna
- ΔΗof : -46,222 kJ/mol
Sifat-sifat Kimia[5]
- Mengalami reaksi netralisasi menghasilkan ammonium nitrat
P= 4 atm
NH3 + HNO3 NH4NO3
T= 175 °C
Sifat termodinamika
- Panas spesifik : 2097,2 J/kg.K pada 0 oC
- ∆Hv panas pembentukan
0K : -39,222 kJ/mol
298 K : -46,222 kJ/mol
b. Asam Nitrat
Sifat-sifat Fisika[7]
- Rumus molekul : HNO3
- Bentuk : Cair
- Berat molekul : 63,02 g/mol
- Density : 0,599
- Kelarutan dalam air : 100 g/ L
- Spesifik grafity : 1,502
- Titik didih : 86 °C
- Titik lebur : -42°C
- Warna : Tidak berwarna
- ΔΗof : -46 kJ/mol
Sifat-sifat Kimia[5]
- Mengalami reaksi neralisasi
P= 4 atm
HNO3 + NH3 NH4NO3
T= 175 °C
1.4.2. Produk
Produk utama dari pabrik ini adalah Ammonium nitrat, berikut adalah sifat fisik
dan sifat kimia dari hasil utama pabrik ini:
a. Ammonium nitrat
Sifat-sifat Fisika[7]
- Rumus molekul : NH4NO3
- Bentuk : Kristal
- Berat molekul : 80,04 g/mol
- Density : 1.72 g/cm3 at 20 °C
- Kelarutan dalam air : 2,130 g/l at 25 °C
- pH : 4,5- 6
- Titik didih : 210 °C (410 °F)
- Titik lebur : 169 °C (336 °F)
- Warna : Putih
- ΔΗof : -364 kJ/mol
Sifat-sifat Kimia[7]
- Sebagai peledak ANFO dengan reaksi berikut pada suhu 200-230 °C
NH4NO3 N2O + 2 H2O ΔH =-37 kJ/mol
- Sebagai pupuk, penyuplai N2
NH4NO3 2N2 + 2 H2O + O2 ΔH =-118,5 kJ/mol
1.5. Analisa Pasar
1.5.1. Analisa Ekonomi
Pemasaran produk Amonium nitrat untuk memenuhi kebutuhan industri dalam
negeri di seluruh Indonesia. Jika kebutuhan dalam negeri sudah dapat dipenuhi maka
pemasaran diarahkan ke luar Indonesia. Untuk mengetahui analisa pasar perlu
mengetahui potensi produk terhadap pasar.
Reaksi:
= 99,9%
NH3 (l) + HNO3 (l) NH4NO3 (s)
Daftar harga bahan baku dan produk:
1. Ammonia : $ US 400,00/ ton[1]
2. Asam Nitrat : $ US 280,00/ton
3. Ammonium Nitrat : $ US 759,00/ton[2]
Tabel 1.1. Daftar Harga Bahan Baku
No. Bahan BM Harga ($/ton)
1. Ammonia 17,03 400
2. Asam Nitrat 63,02 280
3. Ammonium Nitrat 80,04 759

Tabel 1.2. Analisa Kebutuhan Dan Hasil Reaksi Pada Ammonium Nitrat
Komponen
No.
NH3 HNO3 NH4NO3
1. -1 -1 + 0,999
Jumlah -1 -1 + 0,999

Economic Potential = Produk – Reaktan


= (1 x 80,04 x U$ 759) – [(-1 x 17,03 x U$ 400) + (-1 x 63,01 x
U$ 280)]
= US$ 60,7503 – (US$ 17,6456+ US$ 0,6812)
= US$ 42,42356 /kgmol Ammonium Nitrat
Kurs dollar tanggal 03 November, Bank Indonesia = Rp. 14.535,96
Berdasarkan hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa pabrik Ammonium Nitrat
dari Ammonia dan Asam Nitrat dapat memperoleh keuntungan dan dapat didirikan.
i. Perkiraan Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi perlu direncanakan untuk mendirikan suatu pabrik.Jumlah ini
mengatasi permintaan kebutuhan Ammonium Nitrat di dalam negeri dan juga
kebutuhan dunia.Perkiraan kapasitas produksi dapat ditentukan menurut nilai konsumsi
setiap tahun dengan melihat perkembangan industri dalam kurun waktu berikutnya.
Direncanakan pabrik akan berdiri pada tahun 2024. Pada produksi ini, data yang
digunakan adalah data impor dari tahun 2015-2019, sehingga perkiraan penggunaan
Ammonium nitrat pada tahun 2024 dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
m = P*((1+i)n)[6]
Dimana: P = Data besarnya Impor pada tahun 2019
m = jumlah produk pada tahun 2024
i = Rata-rata kenaikan Impor tiap tahun
n = Selisih tahun 2019 dan 2024 (5 tahun)
Tabel 1.3. Data impor Ammonium Nitrat beberapa tahun terakhir
Data Impor %kenaikan
Tahun
(ton/tahun) (ton/tahun)
2015 119614.548 -
2016 86282.069 -0.278665761
2017 71187.832 -0.174940601
2018 73474.35 0.032119506
2019 82700.025 0.125563207
Total
-0.073980912
Rata rata 86651.7648
(Badan Pusat Statistik, 2019)
Data kebutuhan ammonium nitratdi Indonesia, maka dapat diperkirakan kapasitas impor
ammonium nitrat pada tahun 2024 adalah
m5 = P *((1 + i)n)
= 82700.025*( (1 + (-0.073980912))5)
= 56.312,5683 ton/tahun
Pada umumnya kegiatan ekspor dapat memperlancar kinerja suatu pabrik, dimana
pada umumnya asumsi ekspor pendirian pabrik sekitar 40-60%. Oleh karena itu
pendirian pabrik ini dapat diambil asumsi ekspor sebesar 50% dari kapasitas pabrik
baru untuk menaikkan devisa Negara, sehingga kebutuhan impor dapat
diminimalisir, maka
Mekspor = 0,5 M
Dari hasil diatas dapat dihitung kapasitas pabrik ammonium nitrat dari ammonia
dan asam nitrat pada tahun 2024 yang ditentukan berdasarkan persamaan sebagai
berikut:
Sehingga kapasitas pabrik baru,
Kapasitas pabrik baru (M) = Mekspor + Mimpor
= 0,5 M + 56.312,5683
0,5 M = 56.312,5683
M = 112.625,1366 ton/tahun
M = 100.000 ton/tahun
Kapasitas pabrik Ammonium nitratyang akan dibangun pada tahun 2024 sebesar
100.000 ton/tahun.
1.6. Lokasi Pabrik Ammonium Nitrat
Pemilihan lokasi suatu pabrik akan berpengaruh dalam penentuan kelangsungan
produksi serta keberhasilan pabrik. Lokasi pabrik yang tepat, ekonomis dan
menguntungkan akan menentukan harga jual produk yang dapat memberikan
keuntungan dalam jangka panjang. Sehingga jika pabrik mendapatkan keuntungan
secara terus menerus, maka dapat memperluas pabrik untuk peningkatan kapasitas
produksi.
Beberapa faktor yang dianggap penting dalam penentuan lokasi :

Rencana pembangunan pabrik Ammonium Nitrat akan didirikan di


Cikampek,Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini bertujuan agar mendapat keuntungan dari
segi teknis maupun ekonomis. Ada dua faktor pemilihan lokasi pabrik diCikampek
meliputi:
a. Faktor utama
- Bahan baku
Bahan baku dari pembuatan ammonium nitrat yaitu berupa ammonia dan asam
nitrat. Dimana ammonia dapat diperoleh dari PT. Pupuk Kujang Industri yang
berada di Cikampek Jawa Barat. Sedangkan bahan baku Asam Nitrat diperoleh
dari PT. PT Multi Nitrotama Kimia   yang berada di kawasan Kawasan Industri
Kujang Cikampek, Jawa Barat. Sehingga lokasi pabrik yang ingin didirikan dekat
dengan sumber bahan baku utama.
- Pemasaran
Data Kementerian pertahanan, hingga kini ada 102 perusahan swasta di
Indonesia yang bergerak di Industri pertahanan, mengingat Indonesia merupakan
Negara kaya akan hasil buminya misalnya Industri pertambangan dari
Kalimantan, NTB, Sulawesi dan bahkan Papua, dengan itu kebutuhan industri
pertambangan tersebut tak lepas dari kebutuhan akan penggunaan bahan peledak
dalam proses eksplorasinya. Tentunya hal ini sangat menjanjikan terhadap
kebutuhan penggunaan ammonium nitrat dan terjangkaunya proses distribusi ke
perusahaan alutsista atau produsen bahan peledak contohnya PT. Dahana yang
terletak di Subang, Jawa Barat dan PT. Pindad yang terletak di bandung sehingga
dengan didirikannya di daerah Cikampek dapat menekan biaya transportasi dan
distribusi bahan.
- Utilitas
Pada suatu pabrik unit utilitas sangatlah penting, dimana unit utilitas
merupakan sarana kelancaran untuk proses produksi. Sarana utilitas meliputi air
bahan bakar, listrik. Persediaan air merupakan salah satu kebutuhan yang penting
bagi suatu industri. Dimana air digunakan untuk kebutuhan proses, media
pendingin, air sanitasi, dan kebutuhan lainnya. Pada pra rencana pabrik
ammonium nitratdi Cikampek, air dapat diperoleh dengan mudah. Hal ini
dibuktikan dengan banyaknya pabrik yang berdiri di daerah kawasanIndustri
Kujang Cikampek,Cikampek, Jawa Barat.
Begitu juga sarana listrik dan bahan bakar yang merupakan salah satu faktor
terpenting dalam sentra industri, terutama sebagai motor penggerak, penerangan
dan untuk memenuhi kebutuhan lainnya.
- Tenaga kerja
Banyak tenaga kerja yang tersedia di Cikampek, maupun dari daerah lain.
Sehingga kebutuhan tenaga kerja dapat terpenuhi mengingat daerah kawasan
Bekasi, Karawang dan Cikampek merupakan daerah yang ramai dengan Industri
berbagai sektor sehingga hal ini sangat membuka lapangan pekerjaan dan
menyerap banyak tenaga kerja
b. Faktor Khusus
- Limbah pabrik
Limbah yang dihasilkan dari pabrik ammonium nitrat baik cair maupun
padat akan diolah terlebih dahulu di proses sebelum di buang ke lingkungan untuk
menciptakan lingkungan yang aman,nyaman dan sehat.
- Kebijakan pemerintah dan peraturan perundang-undangan
Indonsia telah menetapkan daerah Cikampek sebagai daerah Industri.
Mengingat pendirian suatu pabrik perlu mempertimbangkan faktor kepentingan
pemerintah yang terkait didalamnya seperti kebijakan pengembangan industri,
hubungan dengan pemeratan kesempatan kerja serta hasil-hasil pembangunan dan
mengetahui ketentuan-ketentuan mengenai perundang-undangan yang berlaku di
area setempat dan hal ini tidak menjadi kendala dalam izin pendirian tersebut.
- Keadaan Masyarakat
Keadaan masyarakat di lingkungan lokasi pabrik akan sangat
mempengaruhi pendirian suatu pabrik. Di sekitar lokasi pabrik sudah terdapat
fasilitas-fasilitas yang memungkinkan karyawan hidup dengan layak. Berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka pabrik ammonium nitrat akan
didirikan di Jalan Raya Johar Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat
PETA CIKAMPEK- JAWA BARAT

INDONESIA JAWA BARAT

CIKAMPEK, JAWABARAT

LOKASI
BAB II
SELEKSI DAN URAIAN PROSES

2.1. Macam Proses


Ammonium nitrat dihasillkan dari Amonia yang direaksikan dengan asam nitrat.
Yang kemudian diproses lebih lanjut menjadi bentuk kristal atau granular.
Konsentrasi asam nitrat biasanya 57-60%, tetapi dapat berkisar 40-65%.
Berikut ini beberapa proses untuk menghasilkan ammonium nitrat:
1. Proses Prilling
2. Proses Vacuum Crystallization
3. Proses Stengel
4. Proses Grainer
2.1.1. Proses Prilling

Asam Nitrat
REATOR VAKUM EVAPORATOR PRILLING TOWER
Ammonia

SCREEN DRYER SCREEN


Ammonium Nitrat

Gambar 2.1. Blok Diagram Proses Prilling

Asam nitrat cair dan gas amonia direaksikan dalam bejana stainless steel
berpengaduk. Saat terjadi kontak antar reaktan, panas reaksi yang timbul
menyebabkan larutan mendidih, sehingga konsentrasi larutan 85% ammonium
nitrat. Larutan netral yang terbentuk kemudian dipompa ke evaporator vakum
dan dipekatkan sampai sekitar 95% ammonium nitrat. Larutan ammonium nitrat
panas (125 sampai 140°C) tersebut kemudian dipompa ke puncak menara
prillling yang tingginya sekitar 60 m. Larutan disemprotkan dari bagian atas
menara, sedangkan bagian bawah dialirkan udara secara berlawanan
(countercurrent) sehingga adanya kontak tersebut terbentuk prill. Prill yang
terbentuk kemudian diayak, lalu dikeringkan hingga kandungan air yang semula
2% berkurang hingga 0,2%. Untuk mengurangi kcenderungan membentuk cake,
prill yang terbentuk dilapisi clay, lalu diayak lagi. Untuk yang berukuran terlalu
besar dan terlalu kecil dipisahkan dalam screening akhir, dilarutkan kembali,
dan kembali ke reaktor.
2.1.2. Proses Vacuum Crystallization

Asam Nitrat
REATOR VAKUM EVAPORATOR KRISTALISASI VAKUM
Ammonia

DRYER CENTRIFUGE
Ammonium Nitrat

Gambar 2.2. Diagram Blok Vacuum Crystallization


Proses kedua untuk membuat amonium nitrat padat adalah kristalisasi vakum
continuous. Larutan amonium nitrat (sekitar 60%) yang dibentuk pada reaktor
pada suhu 175°C dengan tekanan 3-5 atm kemudian dipekatkan dalam
evaporator pada suhu 65°C hingga konsentrasinya 75 – 79 % ammonium nitrat.
Kemudian dimasukkan kristalisasi vakum berbahan stainless steel yang telah
dimodifikasi untuk menghasilkan kristal berukuran medium. Dengan kondisi
operasi suhu sekitar 36 °C, tekanan absolut 25 mmhg (3,3 kPa). Hal yang
menguntungkan pada proses ini adalah bentuk dan ukuran kristal yang terbentuk
sangat cocok untuk penggunaan pupuk yang diproduksi terus menerus pada
tingkat yang relatif tinggi. Produk yang dihasilkan dari bawah kristaliser berupa
slurry yang mengandung sekitar 40% berat kristal dan dimasukkan ke
centrifuge. Larutan induk dikembalikan ke sistem, sedangkan Kristal yang
mengandung sekitar 1% air, diumpankan ke rotary dryer counterflow yang
beroperasi pada suhu 82°C sehingga kadar air berkurang menjadi sekitar 0,1%.
Kristal yang terbentuk dilapisi dengan clay lalu dikemas dalam bag.
2.1.3. Proses Stengel
Asam Nitrat
EVAPORATOR SEPARATOR WATER COOLED BELT

Ammonia

Clay

GRINDER
Ammonium Nitrat SCREEN

Gambar 2.3. Diagram Blok Proses Stengel


Ammonia gas 143,3°C dan 60 % asam nitrat 165 oC diumpankan ke reaktor
packing. Dalam reaktor pada suhu 205 oC dihasilkan ammonium nitrat solution
dan proses steam yang nantinya akan dipisahkan pada cyclone separator. Steam
keluar dari atas, sedangkan ammonium nitrat dari bawah. Udara dilewatkan ke
ammonium nitrat untuk mengurangi kandungan moisture sampai 0,2 %. Lelehan
cooled belt, hasil akhir bentuk granul kemudian dilanjutkan dengan coating dan
packing.
2.1.4. Proses Grainer

Asam Nitrat
REATOR EVAPORATOR GRINING KETTLE
Ammonia

Clay

STORAGE KRISTALIZER
Ammonium Nitrat

Gambar 2.4. Diagram Blok Proses Grainer


Proses ini merupakan proses yang sudah tua dan tidak banyak digunakan. Proses
ini dilakukan dengan memekatkan larutan pada suatu oven evaporator, sehingga
o
dicapai konsentrasi 98-98,5 % solutions pada suhu 304-310 C. Proses
kristalisasi dilakukan pada graning kettle dimana larutan panas diaduk dengan
pengaduk berbentuk paddle, sampai kristalnya mengandung 0,1 % moisture.
Proses ini mahal dan berbahaya, butiran yang dihasilkan terlalu kecil untuk
digunakan sebagai pupuk walaupun cocok untuk amunisi.
2.2. Seleksi Proses
Proses pengolahan Ammonium Nitrat yang terbaik dipilih dari pertimbangan hasil
perbandingan pada tabel berikut :

Parameter Proses Prilling Proses Vacuum Proses Stengel Proses Grainer


Crystallization
Proses Continue Continue Continue Continue
Kemurnian 95 % 99,9 % 99,8 % 99,9 %
Suhu operasi 175 oC 175 oC 205 oC 304-310 oC
Tekanan 5 - 6 atm 5 - 6 atm 5 – 6 atm 5 – 6 atm
Operasi
Kandungan air 5% 0,1 % 0,2 % 0,1 %
Bentuk produk Prill Kristal Granul Butiran halus
Ekonomi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam prarancangan pabrik ammonium nitrat
proses yang dipilih adalah proses Vacuum Crystallization dengan pertimbangan :
1. Kemurnian yang dihasilkan cukup tinggi mencapai 99,9 %
2. Suhu operasi yang rendah
3. Biaya operasi sedikit
4. Efisiensi dalam investasi peralatan cukup besar
5. Bentuk produk yang memudahkan untuk pemasaran
2.3. Uraian Proses
Pada pembuatan ammonium nitrat dengan bahan baku asam nitrat dan amoniak
secara umum dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :

2.3.1 Tahap Persiapan Bahan Baku


NH3 dengan kemurnian 99,5% ditampung dalam tangki penyimpanan dengan
suhu -35 °C, tekanan 1 atm dalam fase cair di pompa hingga tekanannya naik menjadi 4
atm. Dengan kenaikan tekanan tersebut, suhu ammonia menjadi 70 °C. Gas ammonia
kemudian dinaikkan suhunya menggunakan Heat Excharger 70 °C menjadi 175 °C.
Pada saat setelah dipanaskan NH3 berubah fase menjadi gas.
HNO3 dengan kemurnian 60% ditampung dalam tangki penyimpanan dengan
suhu 30 °C tekanan 1 atm dalam fase cair kemudian dipompa hingga tekanannya
menjadi 4 atm, kemudian dialirkan ke Heat Exchager untuk dinaikkan suhunya dari 30
°C menjadi 175 °C dalam fase liquid. Kemudian NH 3 dan HNO3 di umpankan menuju
reactor.
2.3.2 Tahap Reaksi
NH3 berupa gas masuk melalui bagian bawah Reaktor kemudian dilewatkan
sparger untuk dispray dan berkontak langsung dengan HNO3 berupa liquid yang masuk
dari bagian atas reaktor sehingga terjadi reaksi yang membentuk NH4NO3.
Reaksi yang terjadi :
NH3 (g) + HNO3 (l) → NH4NO3 (aq)

Ammonium nitrat yang keluar dari reaktor memiliki kadar sekitar 75-79 %,
Kemudian sisa NH3 ditampung di Scrubber. Sedangkan produk yang diinginkan
dipompakan menuju Evaporator untuk dilakukan penguapan lebih lanjut.
2.3.3 Tahap penguapan
Di dalam evaporator terjadi proses penguapan dan pemekatan larutan ammonium
nitrat hingga 81%. Evaporator beroperasi pada suhu 65°C dan tekanan 1 atm. Hasil
penguapan dari evaporator dikondensasi dalam Barometric Kondensor kemudian
dimasukkan ke Jec Ejector untuk menurunkan tekanan uap air sebelum dibuang ke
utilitas. Sedangkan larutan pekat ammonium nitrat dialirkan dengan Pompa centrifugal
menuju ke Vakum Kristaliser.
2.3.4 Tahap pengkristalan dan pemisahan
Larutan ammonium nitrat pekat masuk dalam vakum kristaliser yang beroperasi
pada suhu 36°C dan tekanan absolut 25 mmhg (3,3 kPa = 0.03 atm). Di dalam alat ini
terjadi proses pengkristalan dimana produk yang dihasilkan dari bawah kristaliser
berupa slurry yang mengandung sekitar 40% berat kristal dan dilewatkan melalui Belt
Conveyor kemuadian dimasukkan ke Centrifuge untuk dipisahkan antara padatan kristal
dengan sisa H2O. Padatan kristal yang mengandung sekitar 1% H 2O, menuju ke Rotary
Dryer counterflow yang beroperasi pada suhu 82°C sehingga kadar air berkurang
menjadi sekitar 0,1%. Gas yang keluar dari rotary dryer dialirkan ke Cyclone untuk
memisahkan padatan halus yang ikut udara pengering yang kemudian sisa kristal yang
terikut dalam Cyclone akan menuju Coating Drum. Ammonium nitrat yang keluar dari
rotary dryer dialirkan dengan Belt Conveyor menuju Coating Drum untuk dilakukan
pelapisan.

2.3.5 Tahap penyelesaian

Produk ammonium nitrat yang diharapkan dialirkan dengan Belt Conveyor


menuju Coating Drum untuk dilapisi dengan clay dari bin clay supaya tidak mudah
pecah karena ammonium nitrat bersifat higroskopis. Produk yang sudah dilapisi clay
selanjutnya diangkut dengan Bucket Elevator menuju Bin Produk untuk dilakukan
pengemasan. Selanjutnya tahap akhir poduk dibungkus dalam karung yang sudah
disediakan, kemudian disimpan di Gudang dan siap dipasarkan.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://alibaba.com
2. http://SuryaEsaPerkasa.com
3. https://www.encyclopedia.com/science/academic-and-educational-
journals/ammonium-nitrate
4. https://minerva.jrc.ec.europa.eu/en/shorturl/minerva/ammonium_nitrate_fertilize
r_production_and_storage
5. Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. 2019. www.bps.go.id, diakses tanggal
5November 2015
6. Keyes. “Industrial Chemicals” 2th edition. John Wiley and Sons Inc, New York,
1975
7. Kirk.Othmer. Encyclopedia of Chemical technology. 4th Edition. Fatcher
8. Kusnarjo. “Ekonomi Teknik”. Surabaya. 2010
9. Perry, Robert H, “Perry’s Chemical Engineering Handbook”, 8th Edition,
McGraw Hill Company, New York, USA, 2008
10. Speight, J. G. (2017). Inorganic Chemistry. Environmental Inorganic Chemistry
for Engineers, 51–110. doi:10.1016/b978-0
11. W. C. Saeman', I. W. Mccamy, dan E. C. Houston. 1952. Production of
Ammonium Nitrate by Continuous Vacuum Crystallization. Industrial and
Chemical Engineering
12. J. J. DORSEY, JR.l. 1955. Ammonium Nitrate by the Stengel Process.
Commercial Solvents Corp. Vol 47 No.1

Anda mungkin juga menyukai