Kelompok 4
D3 Teknik Kimia 2016 B
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini
yang berjudul “Pembuatan Asam Nitrat PT. Multi Nitrotama Kimia” untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Proses Industri Kimia 2.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Penyusun
DAFTAR ISI
A. LATAR BELAKANG
Asam nitrat merupakan cairan yang tidak berwarna pada temperatur kamar dan
tekanan atmosferis. Asam nitrat mempunyai rumus kimia HNO dan merupakan asam yang
kuat. Asam nitrat dapat digunakan sebagai pengoksidasi yang kuat. Secara rinci asam nitrat
dapat digunakan sebagai : nitrating agent, oxidizing agent, pelarut, katalis dan hydrolizing
agent.
Bahan baku pembuatan asam nitrat adalah ammonia (NH3), oksigen (O2) dari udara
dan air (H2O). Amonia merupakan senyawa nitrogen dan hydrogen yang memiliki aroma
tajam dan bau yang khas. Penggunaan utama Senyawa ini adalah untuk produksi pupuk
seperti anhidrat ammonia, urea dan ammonium nitrat selain itu juga dimanfaatkan untuk
pembuatan senyawa-senyawa nitrat, bahan peledak, pendingin, fermentasi dan sebagainya.
Oksigen adalah gas diatomik dengan rumus O2 yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak
berasa. Oksigen merupakan unsur yang sangat reaktif dan merupakan oksidator yang kuat
sehingga dapat dengan mudah bereaksi dengan semua unsur lainnya membentuk senyawa
oksida, kecuali gas mulia.
PT. Multi Nitrotama Kimia (MNK) adalah penyedia terkemuka di Indonesia bahan peledak
pertambangan dan jasa peledakan. MNK memiliki lebih dari 20 tahun track record yang terbukti
dalam memproduksi Amonium Nitrat (AN) dan baru-baru meningkatkan kapasitas produksi menjadi
150.000 ton per tahun. MNK adalah pemimpin pasar di Indonesia dengan hubungan yang kuat dengan
sebagian besar pemain terkemuka di industri pertambangan Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian asam nitrat ?
2. Apa karakteristik dan kegunaan dari asam nitrat ?
3. Apa saja sifat kimia dan sifat fisika dari asam nitrat ?
4. Apa saja komposisi dari pembuatan asam nitrat ?
5. Bagaimana deskripsi proses pembuatan asam nitrat ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian asam nitrat.
2. Mengetahui karakteristik dan kegunaaan asam nitrat.
3. Mengetahui sifat fisika dan kimia dari masing – masing bahan yang digunakan
dalam proses pembuatan asam nitrat.
4. Mengetahui komposisi bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan asam nitrat.
5. Mengetahui deskripsi proses pembuatan asam nitrat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Asam nitrat murni ( 100 % ) merupakan cairan tak berwarna dengan berat
jenis 1.522 kg / m³. Ia membeku pada suhu - 42 °C, membentuk kristal - kristal putih, dan
mendidih pada 83 °C. Ketika mendidih pada suhu kamar, terdapat dekomposisi sebagian
dengan pembentukan nitrogen dioksida sesudah reaksi yang berarti bahwa asam nitrat
anhidrat sebaiknya disimpan di bawah 0 °C untuk menghindari penguraian. Asam nitrat
bercampur dengan air dalam berbagai proporsi dan distilasi menghasilkan azeotrop
dengan konsentrasi 68 % HNO3 dan titik didih 120,5 °C pada 1 atm.
Sifat Fisika :
- Gas Tidak berwarna
- Berbau tajam (khas ammonia)
- Berat molekul : 17,03 gr/mol
- Titik leleh : -77,7 0C
- Titik didih : -33,45 0C
- Densitas (-77,7 0C) : 0,731 gr/ml
Sifat Kimia :
- Memilik rumus molekul : NH3
- Senyawa ammonia dalam air akan bereaksi menjadi basa
- Adanya ion OH- dalam larutan akan mengakibatkan larutan menjadi
basa
- Senyawa ammonia akan langsung bereaksi dngan asam membentuk
garam
b. Oksigen
Oksigen yang digunakan berasal dari udara bebas atmosfer di lingkungan sekitar
pabrik yang akan direaksikan dengan ammonia dalam proses pembentukan asam
nitrat. Sebelum menuju proses utama, udara dialirkan terlenih dahulu melewati
air intake filter dengan tujuan untuk menghilangkan partikel pengotornya.
Sifat Fisika :
- Berat molekul : 16 gr/ml
- Titik didih : -183 0C
- Titik leleh : -218,4 0C
- Densitas : 1,30 gr/ml (pada suhu -182,45 0C)
Sifat Kimia :
- Mempunyai rumus molekul O2
- Oksigen O2 diperoleh dengan cara elektrolisis
c. Air (H2O)
Air merupakan pelarut yang efektif dan dapat membentuk senyawa ion
dan senyawa kovalen.
Spesifikasi Air (H2O) :
Sifat Fisika :
- Berat molekul : 18,05 gr/mol
- Titik beku : 0oC
- Titik didih : 100oC
- Densitas : 0,998 gr/ml (pada suhu 0oC)
Sifat Kimia :
- Air terbentuk dari ion H+ dan ion OH-
H+ + OH- H2O
- Molekul air terdiri dari satu atom oksigen yang berikatan kovalen
dengan dua atom hidrogen.
- Air merupakan molekul yang sangat kokoh dan untuk membelah
kembali menjadi komponennya diperlukan energi yang sangat besar.
2.2.2. Bahan Pembantu
a. Katalis
Katalis yang digunakan dalam unit produksi asam nitrat merupakan katalis campuran
berbentuk platinum gauze berupa padatan yang memiliki komposisi 90% platina, 5%
palladium dan 5% rodium.
Platina
Spesifikasi Platina :
Sifat Fisika :
- Logam berwarna putih ke abu-abuan
- Bersifat ulet dan lentur serta termasuk logam berat
- Titi leleh : 1773 0C
- Densitas : 21,45 gr/cm3
- Titik didih : 4300 0C
Sifat Kimia :
- Merupakan logam mulia yang tidak larut dalam larut dalam larutan asam yang
pekat ataupun encer kecuali dalam air raja yaitu campuran antara asam nitrat
dan asam klorida dan terbentuk ion hexachloroplatinate (II).
Palladium
Spesifikasi Palladium :
Sifat Fisika :
- Berat molekul : 106,4 gram/mol
- Logam berwarna abu-abu terang
- Titik leleh : 1555 0C
- Dapat melarutkan gas hydrogen dalam jumlah banyak
Sifat Kimia :
- Perlahan dapat larut dalam asam sulfat pekat panas membentuk ion palladium
(II) berwarna coklat.
- Palladium (II) chloride yang bereaksi dengan hydrogen sulfida akan terbentuk
endapan hitam palladium (II) Sulfide.
Rhodium
Spesifikasi Rhodium :
Sifat Fisika :
- Merupakan logam transisi yang berwarna putih kepekatan dan sering digunakan
sebagai katalis
- Spesific gravity : 12,5
- Titik leleh : 2237 0C
- Titik didih : 3968 0C
- Massa jenis : 12,41 gr/cm3
Sifat Kimia :
- Berat molekul : 102,91 gr/mol
- Rhodium sebagian tahan terhadap atmosfir. Pada pemanasan dengan oksigen
pada suhu 600 0C, logam rhodium menjadi rhodium (III) oksida
- Rhodium sebagai logam bereaksi langsung dengan gas fluor untuk membentuk
rhodium (VI) fluoride (RhF6) yang sangat korosif
Katalis dibuat dalam bentuk jaring jaring dan ditempatkan dalam unit ammonia
converter dan unit catalityc combuster pada unit produksi asam nitrat. Katalis
diregenerasi setiap tiga bulan sekali.
b. Gas hidrogen
Gas hydrogen digunakan untuk membakar katalis platina pada saat start-up di
dalam converter (2-R-001). Kebutuhan gas hydrogen di PT. Multi Nitrotama
Kimiasebesar 0,002Nm3/ton asam nitrat. Gas H2 diperoleh dari supplier gas dengan
kemasan 73 pertabung.
c. Etilen Glikol
etilen glikol digunakan sebagai coolant untuk mendinginkan bagian atas
absorber yang dimasukan pada bagian atas. Tujuannya adalah untuk menurunkan titik
beku air sehingga terjadi reaksi absorbsi NO2(g) kedalam air untuk menghasilkan
asam nitrat.
Produksi asam nitrat dibagi menjadi 2 tipe, yaitu proses tekanan tunggal dan proses
tekanan ganda. Pada proses tekanan tunggal, tahap oksidasi dan absorbsi terjadi pada tekanan
yang hampir sama. Sedangkan pada proses tekanan ganda, tahap absorbsi terjadi pada tekanan
yang lebih tinggi daripada tahap oksidasi.
2.3.1 Proses Tekanan Tunggal
Tahapan proses pada metode tekanan tunggal adalah :
a. Tahap Penguapan Amonia
Amonia cair dari tangki penampung diuapkan dengan media pemanas air dam
dipanaskan lebih lanjut agar amonia cair teruapkan dengan sempurna.
b. Tahap Penyaringan Amonia
Uap amonia disaring menggunakan filter magnetic untuk menyaring material yang dapat
merusak katalis yaitu berupa uap amonia yang masih basah akibat penguapan yang tidak
sempurna.
c. Tahap Penyaring Udara
Udara dari atmosfir disaring menggunakan multi stage compressor untuk menghilangkan
partikel pengotor.
d. Tahap Kompersi Udara
Tekanan udara dinaikkan menggunakan compressor yang digerakkan dengan ekspander
dan turbin steam. Dengan adanya tahap ini, tekanan udara yang semula 1,033 kg/cm 2
menjadi 12,11 kg/cm2.
e. Tahap Pencampuran
Uap amonia dan udara dicampur untuk mempermudah operasi katalitik.
f. Tahap Sistesis
Tahap sintesis terjadi didalam reactor, dengan menggunakkan bantuan katalis untuk
mempercepat reaksi. Uap amonia dan udara didistribusikan secara merata oleh katalis
didalam reactor sehingga mempercepat reaksi cepat terbentuk.
g. Tahap Recovery Panas
Terjadi pada waste heat boiler dan steam superheater. Disini terjadi penyerapan energy
karena panas yang berlebih setelah reaksi yang berlangsung di reactor. Serta terjadi
pemanasan steam.
h. Tahap Kondensasi
Terjadi didalam cooler condenser sehingga terjadi kondensasi dari fase uap menjadi cair,
dengan menggunakan air sebagai media pendingin.
i. Tahap Absorbsi
Absorbsi didalam absorber terjadi secara counter-current. Dimana nitrogen dioksida,
asam nitrat encer dan air demineralisasi bersentuhan secara counter-current didalam
absorber tipe bubble cap tray, sehingga terbentuk asam nitrat dengan konsentrasi yang
diinginkan.
j. Tahap Ekspansi Gas Sisa
Sisa gas dari absorber melewati proses pemanasan yang kemudian dibakar dan panasnya
dimanfaatkan untuk penggerak expander kemudian baru dikeluarkan melalui tail gas
stack ke atmosfer.
Media pendingin yang digunakan adalah air demin yang mengandung etil glikol
10%. Larutan yang didinginkan oleh amonia dalam suatu shell & tube.Pada sisi
shell terdapat amonia dengan temperatur -33oC dan di sisi tube terdapat larutan
etil glikol sehingga didapatkan media pendingin yang memiliki temperatur sekitar
8oC. larutan ini digunakan untuk didinginkan bagian atas absorber ( tray 21-32)
dengan suhu pendingin dijaga sekitar 20oC.
Udara bertekanan dari kompresor kemudian dibagi menjadi dua aliran, yaitu
20% untuk aliran udara pemucat (Bleach Air) dan 80% untuk udara proses (Process
Air) udara pemucat akan didinginkan pada Bleach Air Cooler (2-V-002) sehingga
beraksi dengan gas NOx sisa pada proses absorbsi agar terjadi proses pembentukan
HNO3 di kolom absorbsi. Udara proses masuk ke Commpressed Air Filter (2-F-006).
Setelah disaring, udara proses dengan tekanan 8,404 kg/cm2 dan temperature sebesar
227°C siap untuk dicampur dengan ammonia di Ammonia-Air Mixer (2-Z-001)
Pada proses pengambilan panas dari gas proses oleh kelima peralatan tersebut
(Nitric Acid Heat Train), terjadi reaksi lanjutan antara gas NO dan O2 membentuk gas
NO2 dengan persamaan sebagai berikut :
306 oC
2NO(g) + O2(g) 2NO2(g) H = -27,14 kkal
8,313 kg/cm2
Besarnya konversi reaksi oksidasi NO dan O2 hanya 10% dan sisanya keluar sebagai
gas proses. Gas proses yang keluar dari Nitric Acid Heat Train akan mengalami proses
pendinginan pada Cooler Condenser (2-E-011) untuk didinginkan dengan media
pendingin berupa cooling water, pada tahap ini uap air akan mengembun dan mengikat
N02 sehingga membentuk asam nitrat, larutan asam nitrat yang dihasilkan masih berupa
weak acid. dengan persamaan sebagai berikut :
56 oC
3NO2(g) + H2O(l) 2HNO3(l) + NO(g) H = -27,6 kkal
8,186 kg/cm2
Konversi reaksi diatas sebesar 60%, weak acid berwarna bening kekuningan karena
masih mengandung NO. Keluaran Cooler Condensor dibagi menjadi dua aliran, yaitu
aliran process gas dan weak acid yang akan memasuki Absorption Tower (2-V-002).
3.2.4 Absorpsi
Proses absorpsi dilakukan dalam Absorption Tower (2-V-002) dan Masar Tower
(2-V-003). Aliran gas yang tidak terkondensasi yang keluar dari Cooler Condensor
masuk ke Absorption Tower sebagai umpan. Umpan Absorption Tower berupa weak
acid dari Masar Tower (2-V-003) yang masuk pada tray paling atas. Weak acid dari
Cooler Condensor (2-E-011) yang masuk pada tray 17, gas proses dari Cooler
Condensor (2-E-011) yang masuk pada tray 4 dan bleach air dari multi stage
compressor (2-C-001) yang masuk pada tray paling bawah. Kolom Absorber yang
digunakan adalah tipe bubble cup tray absorber berjumlah 32 tray dan dilengkapi
dengan Absorption Tower Mist Eliminator (2-F-011) pada bagian atas kolom yang
berfungsi untuk mengurangi kandungan cairan yang terbawa pada gas proses. Tray pada
absorber dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan fungsinya, yaitu : tray 1
sampai 4 berfungsi untuk Product Bleaching, tray 5 sampai 8 berfungsi untuk Nox
oxidation, tray 9 sampai 31 berfungsi untuk Oxidation / Absorption dan tray 32
berfungsi untuk Liquid Distribution. Pada Absorption Tower terdapat koil pendingin
untuk mendinginkan proses didalam absorber, karena dengan temperatur rendah produk
yang dihasilkan mempunyai komposisi dan spesifikasi yang lebih baik.
Air pendingin pada bagian atas absorber berupa chilled water, sedangkan pada
bagian bawah berupa cooling water. Chilled water adalah air denim yang mengandung
etil glikol 10% yang terlarut sempurna dan berfungsi untuk menurunkan titik beku air.
Gas proses yang masuk ke tray 4 akan bercampur dengan udara pemucat (bleach
air). Udara pemucat ini berfungsi untuk memasok oksigen sehingga mengoksidasi
kembali nitrogen oksida menjadi nitrogen dioksida dengan konversi reaksi sebesar 95%
yang berlangsung secara kontinyu dalam absorber dengan reaksi sebagai berikut :
306 oC
2NO(g) + O2(g) 2NO2(g) H = -27,34 kkal
8,313 kg/cm2
Panas reaksi oksidasi dihilangkan dengan melewatkan gas pada tray yang
dilengkapi koil dengan air pendingin yang berasal dari cooling water dan chilled water.
Weak acid disembur melalui bagian atas dan tengah absorption tower. Nitrogen
dioksida kemudian diabsorpsi didalam air menurut persamaan reaksi :
56 oC
3NO2(g) + H2O(l) 2HNO3(l) + NO(g) H = -27,6 kkal
8,186 kg/cm2
Besarnya konversi reaksi diatas adalah 90-93%. Produk asam nitrat yang
terbentuk dengan konsentrasi 57,5%-w keluar melalui bagian bawah absorption tower
dan disaring melewati Product Filter (2-F-008) untuk mengambil logam mulia yag
mungkin terkandung di dalam produk dan masuk ke dalam Nitric Acid Storage Tank (3-
T-001A). Asam nitrat yang mempunyai konsentrasi dibawah 57,5%-w akan
disirkulasikan kembali ke dalam Absorption Tower (2-V-002) dengan menggunakan
Weak Acid Pump (2-P-001) hingga menghasilkan 57,5%-w asam nitrat.
Gas proses akan keluar dari Absorption Tower (2-V-002) menuju Massar Tower
(2-V-003). Masar Tower berfungsi untuk mengoksidasi dan mengabsorpsi kembali gas
Nox yang belum terkonversi. Umpan Masar Tower berupa kondensat atau air demin
dari bagian paling atas, weak acid sirkulasi dari masar tower ke tray 4 dan gas proses
dari absorption tower dari bagian paling bawah. Masar Tower terdiri dari 4 tray dan
dilengkai dengan Masar Tower Demister (2-F-010) pada bagian atas kolom yang
berfungsi untuk mengurangi kandungan cairan yang terbawa pada tail gas. Pada tray
pertama hingga ketiga dari bawah, gas akan kontak dengan weak acid yang masuk dan
gas akan kontak dengan kondensat atau air denim secara counter-current pada tahap
paling atas membentuk asam nitrat dengan konsentrasi 2 – 6 %. Asam nitrat yang keluar
dari Masar Tower disirkulasikan menggunakan Reflux Pumps (2-P-003) menuju Weak
Acid Cooler (2-E-013) untuk didinginkan. Weak Acid yang telah dingin dengan
temperature 20 0C dibagi menjadi 2 aliran, yaitu sebagai umpan untuk Absorption
Tower dan untuk dikembalikan lagi ke Masar Tower. Tail gas akan keluar dari Masar
Tower melalui bagian atas dan akan mengalami proses recovery tail gas.
3.2.5 Tahap Recovery Tail Gas (gas sisa)
Gas sisa (tail gas) yang keluar dari Masar Tower masih memiliki kandungan
NOx sehingga harus dikurangi terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan kembali sebagai
tail gas untuk penggerak expander dan pada akhirnya dibuang ke atmosfer.
Tail gas akan melewati Tail Gas Preheater (2-E-014) untuk mengalami
pemanasan awal menggunakan Low Pressure Steam kemudian mengalami proses
pemanasan lebih lanjut pada Tail Gas Heater (2-E-008) dan Turbin Gas Heater (2-E-
010) hingga mempunyai konsentrasi sebesar 2000-3000 ppm NOx. Kedua peralatan
tersebut memanfaatkan panas reaksi pada Nitric Acid Heat Train sebagai media
pemanas tail gas. Sebelum dibuang kelingkungan, konsentrasi NOx ini harus dikurangi
terlebih dahulu karena batas untuk dibuang kelingkungan adalah 300 ppm. Catalytic
Cornbustor (2-R-002) berfungsi untuk mereaksikan NOx pada tail gas dengan natural
gas yang mengandung CH4 untuk mengurangi kandungan NOx. Tail gas dikontakkan
dengan air untuk menurunkan dan menjaga temperature agar tidak terlalu panas pada
saat memasuki cornbustor, sekaligus menghilangkan kemungkinan cracking metana dan
terjadinya deposit karbon pada katalis cornbustor. Air atau kondensat ini ditambahkan
pada masukan turbine gas heater dan dimasukan tail gas dan Natural Gas Static Mixer
(2-Z-002). Sebelum dicampur dengain tail gas, natural gas terlebih dahulu dikompresi
dengan Natural Gas Booster Compressor (2-C-002), lalu disaring dengan Natural Gas
Filter (2-F-009). Natural gas mempunyai temperature sebesar 58oC dan tekanan sebesar
7,009 kg/cm2. Pada saat dibakar, temperature tail gas akan meningkat dan sekaligus
menurunkan kandungan NOx.
Reaksi antara natural gas dan oksigen menghasilkan CO2 dan H2O serta reaksi
antara natural gas dan NOX yaitu reaksi natural gas dengan NO2 menghasilkan CO2,
H2O, dan NO sehingga dari serangkaian reaksi pembakaran tersebut mengurangi
presentase NOX yang keluar dan meningkatkan temperature gas. Tail gas yang keluar
dari Catalytic Combuster mempunyai kandungan NOX sebesar 100 ppm dan
temperature keluaran gas 650oC serta tekanan sebesar 5,898 kg/ cm2. Tail gas
kemudian masuk ke dalam Hot Gas Expander (2-C-001) sebagai pemberi 50% daya
untuk Multi Stage Air Compressor (2-C-001). Temperatur tail gas yang keluar Hot Gas
Expander masih masih cukup tinggi yaitu 322 oC sehingga digunakan kembali sebagai
media pemanas pada Turbine Gas Boiler (2-E-015) untuk menghasilkan High Pressure
Steam. Tail Gas keluaran Turbine Gas Boiler akan dibuang ke atmosfer melalui Tai
Gas Stack (2-J-001).
PT. Multi Nitrotama Kimia merupakan industri yang bergerak dibidang industri kinia
berbasis nitrat. Industri ini menghasilkan yaitu asam asam Nitrat dan Amonium Nitrat. Bahan
baku utama yang digunakan untuk memproduksi Asam Nitrat adalah Amonia cair dengan
komposisi yang diperoleh dari PT. Pupuk Kujang. Oksigen diambil dari udara dan air
dimeneralisasi sebagai air umpan absorber.
Proses pembuatan Asam Nitrat secara umum adalah pengolahan bahan baku amonia,
pengolahan bahan baku udara, reaksi katalitik pada converter, absorpsi, dan tahap recovery
tail gas (gas sisa). Spesifikasi alat PT. Multi Nitrotema Kimia unit asam nitrat plant-2
meliputi alat pengolahan udara, alatpenguapan ammonia, alat pencampuran gas, alat oksidasi
ammonia dan nitrogen oksida, alat absorbsi dan alat recovery gas sisa