Anda di halaman 1dari 30

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH PROSES INDUSTRI KIMIA


Kode MK : STK-3228

PROSES PEMBUATAN ASAM NITRAT

Dosen :
Prof. Dr. Halimatuddahliana S.T, M.Sc

Anggota Kelompok :
1. Iswadi Hendra/180405177
2. Kamla Sabila Nasution/190405043
3. Devy Rayhan Almira/190405044
4. Naufal Baihaqi/190405045
5. Bagus Wahyu Saputra/190405047

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Proses Pembuatan Asam Nitrat”
ini. Penulisan makalah ini dilakukan dalam rangka untuk menyelesaikan salah satu tugas
kami yang diberikan oleh dosen mata kuliah proses industri kimia kami yaitu ibu Prof. Dr.
Halimatuddahliana S.T, M.Sc.
Kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan tugas ini. Namun
kami menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu
kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan tugas ini. Semoga tugas ini bermanfaat dalam menyelesaikan tugas
perkuliahan dan dapat menambah pengetahuan kita.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………...i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1
1.2 Dasar Teori........................................................................................................................2
1.3 Kegunaan...........................................................................................................................2
1.4 Sifat Fisik & Kimia 2

BAB II URAIAN & MACAM PROSES 3


2.1 Macam Proses....................................................................................................................3
2.1.1 Proses Skala Laboratorium 7
2.1.2 Proses Plant Industri 7
2.2 Perancangan Proses...........................................................................................................4
2.3 Reaksi Termodinamika 5
2.3.1 Deskripsi Reaksi 7
2.3.2 Analisis Termodinamika Reaksi Proses 7
2.3 Pemilihan Proses 5
2.3 Uraian Proses Terpilih 5

BAB III KESEHATAN KESELAMATAN KERJA 6


3.1 Usaha-Usaha Kesehatan dan Keselamatan Pabrik Asam Nitrat .......................................6
3.2 Instalasi Pemadam Kebakaran ..........................................................................................8

BAB IV APLIKASI INDUSTRI PRODUK 9


4.1 Aplikasi Industri Produk..................................................................................................11

BAB V PENUTUP 13
5.1 Kesimpulan......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Asam Nitrat merupakan bahan kimia dasar yang banyak dipakai dalam industri
amonium nitrat, bahan peledak, pembuatan bahan organik sintesis, seperti zat warna,
obat-obatan, selulosa nitrat, dan sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut di atas,
Indonesia selain sudah memproduksi sendiri juga mengimpor dari luar negeri. Asam
nitrat (20%) juga digunakan untuk membuat pupuk campuran dengan bantuan fosfat,
sebagai pelarut dalam industri electroplating, dan digunakan secara meluas sebagai
reaktan yang cukup penting dalam laboratorium kimia sebagai di dalam pembuatan Nitro
Benzene, dan Dinitro Toluene. Dengan meningkatnya keperluan asam nitrat pada
berbagai bidang industri, maka produksi HNO3 secara industri dalam skala kecil sampai
besar tidak dapat ditangguhkan lagi.
Asam nitrat (HNO3) adalah sejenis cairan korosif yang tak berwarna, dan merupakan
asam beracun yang dapat menyebabkan luka bakar. Asam nitrat pertama kali disintesis
sekitar 800M oleh kimiawan Jabir ibnu Hayyan, yang juga menemukan distilasi modern
dan proses kimiawi dasar lainnya yang masih digunakan sekarang ini. Asam nitrat
banyak sekali digunakan dalam industri kimia, diantaranya digunakan untuk proses
pemurnian logam, sebagai bahan baku pembuatan bahan-bahan peledak seperti TNT ,
dan digunakan dalam proses desain barang-barang berbahan tembaga, perunggu dan
kuningan.
Dilihat dari fungsi atau kegunaannya yang beragam, dapat disimpulkan bahwa
kebutuhan atau kegunaanya yang beragam, maka dapat disimpulkan bahwa kebutuhan
akan Asam Nitrat akan semakin meningkat, sehingga pendirian pabrik Asam Nitrat
merupakan alternatif yang baik, selain untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri
juga dapat membuka lapangan kerja baru dan dapat meningkatkan devisa negara.
Negara-negara yang sedang menuju era industrialisasi tidak dapat lepas dari peranan
asam nitrat ini. Untuk mengurangi ketergantungan impor Indonesia terhadap negara lain,
untuk memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan produksi dalam negeri serta
menyeimbangkan struktur ekonomi di Indonesia maka Indonesia harus melakukan
pembangunan dengan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang
dimiliki. Salah satu wujud pembangunan sumber tersebut adalah dengan pembangunan
industri kimia. Dengan alasan kebutuhan asam nitrat makin lama makin meningkat,
maka perlu difikirkan pendirian suatu pabrik asam nitrat.
1.2. Dasar Teori
Asam nitrat merupakan asam yang kuat, mudah bereaksi dengan alkali, oksida dengan
membentuk garam. Asam nitrat mempunyai rumus kimia HNO 3. Asam nitrat sangat sulit
dibuat cairan murni karena kecenderungannya terdekomposisi menjadi nitrogen oksida.
Asam nitrat merupakan oksida yang kuat terhadap bahan organik, seperti turpentin dan
charcoal, alkohol juga sangat bereaksi terhadap asam nitrat. Furfuryl alcohol, anilin
dengan asam nitrat digunakan dalam bahan bakar roket. Sebagian besar baja kecuali
platinum dan emas dapat dirusak oleh asam nitrat, sebagian diubah menjadi arsenic dan
antimony tetapi sebagian besar yang lain diubah menjadi nitrat.
Asam nitrat sebagai oxidizing agent tergantung pada nitrogen oksida bebas. Asam
nitrat murni tidak merusak tembaga. Produk asam nitrat bervariasi konsentrasi asamnya
dan kekuatan reduksinya. Cairan asam nitrat cenderung memberikan nitrogen oksida dan
asam yang dihasilkan kaya akan nitrogen dioksida. Reaksi asam cair dengan metalic,
zinc, dihasilkan dengan mencampurkan amoniak dan hidroksilamin. Asam nitrat
mempunyai dua macam hidrat yang dikristalkan dari larutan asam nitrat. Kedua hidrat
tersebut adalah monohidrat yang mempunyai rumus kimia HNO 3.H2O dengan
konsentrasi 77,77% berat dan mempunyai titik didih 37,62°C. Sedangkan trihidrat
mempunyai rumus kimia HNO3.H2O dengan konsentrasi 53,83% berat dan mempunyai
titik didih 18,47°C.

1.3. Kegunaan
Asam nitrat (HNO3) memiliki banyak kegunaan di bidang industri. Penggunaan asam
nitrat adalah sebagai berikut:
1. Asam nitrat (HNO3) digunakan sebagai bahan baku pembuatan bahan-bahan
yang meledak, seperti nitrogliserin, trinitrotoluena (TNT) dan
Siklotrimetilenatrinitramin (RDX), dan juga untuk pembuatan amonium nitrat.
2. Asam nitrat (HNO3) digunakan dalam proses pemurnian logam. Sebagai
contoh platina, emas, dan perak.
3. Asam nitrat (HNO3) digunakan dalam proses desain barang-barang berbahan
tembaga, perunggu dan kuningan.
4. Asam nitrat (HNO3) digunakan untuk menghilangkan atau membersihkan
peralatan proses dari kerak kalsium dan magnesium yang menempel di
dalamnya.
5. Asam nitrat (HNO3) digunakan untuk di laboratorium.

1.4. Sifat-Sifat Senyawa Asam Nitrat


HNO3 adalah senyawa yang apabila dikenai panas atau cahaya akan mudah terurai,
dimana uap yang terurai merupakan merupakan campuram dari HNO3, NO2, oksigen,
dan air. Sifat senyawa ini sangat korosif serta menyerang semua zat dan hampir seluruh
logam kecuali jenis logam mulia dan paduan atau alloy tertentu. Reaksi seringkali
bersifat sangat eksotermis dengan disertai ledakan (bersifat eksplosif). Senyawa ini sulit
diproduksi sebagai zat murni karena kecenderungannya yang mudah terurai. Hampir
seluruh pembuatan asam nitrat dengan oksidasi ammonia. Senyawa ini biasa ditemukan
dalam hubungannya dengan NOx dan uapnya selalu merupakan campuran asam, NOx,
oksigen, dan air yang komposisinya ditentukan oleh faktor-faktor seperti suhu dan
kelembapan. Konsentrasi udara dalam pengolahan logam dengan asam meliputi
“cleaning”, “electrolytic refining”, “plating”, “anodizing”, dengan selang 0.01-2.8
mg/m3. Uap HNO3 mengalami pemindahan yang signifikan karena kelarutan dan
reaktivitasnya yang tinggi di dalam air.
• Sifat-sifat senyawa asam nitrat :
Properties Nitric Acid
Description Clear, colourless liquid, suffocating odour
Boiling point 121 (70 %); 86 (100 %, decomposes)
Melting point -42 (70 %)
Vapour pressure (kPa) at 20oC 1.2
Vapour density (air = 1) 1.4
Density (g/mL) at 25oC 1.41 (70 %)
Solubility in water Sempurna
Solubility in organic solvent Larut dalam eter
Index refraksi 1.397 at 16.5°C

• Sifat-sifat termokimia asam nitrat :

∆Ηƒ° (liq) –41.61


kcal/mol
∆Ηƒ° (gas) –32.28
kcal/mol
∆Ηƒ° (molar aq.) –49.56
kcal/mol
∆Hƒ° (liq) –19.31
kcal/mol
∆Gƒ° (gas) –17.87
kcal/mol
∆Gƒ° (molar aq.) –26.61
kcal/mol
S° (liq) 37.19 cal/degree
mol
S° (gas) 63.64 cal/degree
mol
Cρ (liq) 26.26 cal/degree
mol
Cρ (gas) 12.75 cal/degree mol
∆H fus 2.51
kcal/mol

BAB II
URAIAN & MACAM PROSES

2.1. Macam Proses

2.1.1. Proses Skala Laboratorium


Salah Asam nitrat diproduksi dengan jalan distilasi larutan kalium nitrat dalam
asam sulfat terkonsentrasi dengan jumlah perbandingan massa yang sama antara
keduanya.

Asam nitrat berdekomposisi menjadi nitrogen dioksida. Oleh karena itu, suhu
harus dijaga serendah mungkin. Selama persiapan ini, asam nitrat berkondensasi
dalam bentuk cairan berasap. Asam murni dapat dikumpulkan ketika suhu bekunya
pada -42oC. Ketika asam nitrat dikumpulkan dengan kondensasi pada suhu ruang,
maka akan terdekomposisi parsial menjadi nitrogen pentaoksida yang akan berasap
pada udara lembap.
Asam nitrat juga dapat dihasilkan dari kombinasi antara oksigen dan nitrogen
untuk membentuk nitrogen oksida. Campuran produk fasa gas yang biasanya
mengandung 2% nitrogen oksida direaksikan pada oksigen berlebih untuk
membantuk nitrogen dioksida. Pelarutan gas ini dalam air akan membentuk asam
nitrat. Namun oroses ini dikenal mahal dan kurang cocok untuk produksi
komersial.

2.1.2. Proses Plant Industri


Secara umum produksi asam nitrat didasarkan oleh operasi-operasi kimia seperti
berikut :
1. Oksidasi ammonia dengan udara untuk menghasilkan nitrat oksida
2. Oksidasi nitrat oksida menjadi nitrogen dioksida dan absorpsi dalam air
menghasilkan larutan asam nitrat.

Efisiensi langkah 1 didasarkan pada kondisi operasi tekanan yang rendah


sedangkan pada langkah 2 adalah pada kondisi operasi tekanan yang tinggi.
Pertimbangan ini yang menjadikan alasan adanya 2 tipe plant produksi asam nitrat
yakni single pressure plant dan dual pressure plant. Pada single pressure plant,
langkah oksidasi dan absorpsi terjadi pada kondisi tekanan yang sama. Sedangkan
pada dual pressure plant langkah absorpsi terjadi pada tekanan yang lebih tinggi
daripada langkah oksidasi.
Langkah oksidasi dan absorpsi dapat dikelompokkan berdasarkan besarnya
tekanan sebegai berikut :
1. Low pressure (Tekanan dibawah 1.7 bar)
2. Medium pressure (Tekanan diantara 1.7 dan 6.5 bar)
3. High pressure (Tekanan antara 6.5 dan 13 bar)

Adapun step dual ataupun single berada pada kategori kondisi operasi tekanan
medium hingga tinggi.
A. Proses oleh the European Fertilizer Industry

Komunitas masyarakat eropa mengklasifikasikan plant berdasarkan tekanan


absorpsi dan oksidasi. Pada sistem single pressure plant menggunakan high dan
medium pressure. Sedangkan pada sistem dual pressure plant menggunakan
medium to high pressure untuk sistem plant terbarunya.
B. Proses Basis

Ammonia direaksikan dengan udara pada katalis paduan platinum/rhodium


dalam tahap oksidasi plant asam nitrat. Nitrat oksida bereaksi dengan air yang
dibentuk pada persamaan utama sebagai berikut :

Secara umum dinitrogen oksida, nitrogen dan air dihasilkan melalui reaksi
berikut :

Yield nitrogen oksida yang dihasilkan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti
suhu dan tekanan pada rincian sebagai berikut :
Temperature
Pressure (bar) Yield (%)
(oC)
Below 1.7 810-850 97
1.7 to 6.5 850-900 96
Above 6.5 to 13 900-940 95

Katalis yang biasa digunakan mengandung 90% platinum yang dipadukan


dengan rhodium untuk kekuatan yang lebih besar kadangkala dikombinasikan
dengan palladium. Sebenarnya polusi udara dan kontaminasi dari ammonia
dapat meracuni katalis, sehingga dapat mengurangi yield yang dihasilkan hingga
10%. Sehingga beberapa kasus yang menggunakan platinum dan rhodium yang
mana akan menguap selama proses reaksi, dibuatlah sistem pemulihan platinum
yang dipasang dibawah katalis yang disebut paduan platinum. Paduan ini dapat
memulihkan sekitar 60 sampai 80% katalis yang hilang.
Entalpi dari gas reaksi yang panas digunakan untuk memproduksi turbin dan
memanaskan gas buang. Gas buang yang telah dipanaskan ini kemudian
dikembalikan ke atmosfer melalui turbin gas untuk pemulihan energi. Gas
pembakaran setelah perpindahan panas ini, memiliki suhu antara 100-200oC
bergantung pada proses yang digunakan, dimana kemudian gas ini didinginkan
dengan air yang dihasilkan berdasarkan reaksi diatas.
Nitrogen oksida dioksidasi menjadi nitrogen dioksida, karena gas
pembakaran didinginkan berdasarkan persamaan berikut :

Udara kemudian ditambahkan kedalam campuran gas yang didapatkan dari


oksidasi ammonia untuk meningkatkan kandungan oksigen ke tingkatan 2-4%
volume. Absorpsi nitrogen dioksida dan reaksinya menjadi asam nitrat dan
nitrak oksida berlangsung secara simultan pada fasa gas atau cair berdasarkan
persamaan diatas dan dibawah berikut ini. Reaksi umunya terjadi pada tekanan
tinggi temperature rendah.

Reaksi ini berlangsung secara eksotermis dan pendinginan kontinyu


dibutuhkan didalam absorber. Karena konversi NO menjadi NO 2 terjadi pada
temperature rendah, reaksi ini terjadi secara signifikan hingga semua gas
meninggalkan kolom absorpsi. Asam nitrat yang dihasilkan dari kolom absorpsi
ini mengandung nitrogen oksida terlarut.
C. Proses Single Pressure Plant, Tekanan Medium

Plant ini terdiri dari bagian atau section sebagai berikut :


Section Function
Bagian Penguapan Ammonia Ammonia cair dari tangki penyimpanan
diuapkan menggunakan air atau kondensat dan
dipanaskan untuk mencegah cairan ikut terbawa.
Bagian Filtrasi Ammonia Amonia fasa gas difilter untuk menghilangkan
karat dari peralatan karbon steel
Bagian Filtrasi Udara Udara kemurnian tinggi didapatkan dengan
menggunakan 2-3 tahap filtrasi.
Bagian Kompresi Udara Suatu kompresor udara didorong oleh ekspander
gas buangan dan suatu turbin pengkondensasi
steam
Bagian Pencampuran Plant modern menggunakan mikser statis untuk
memberikan pencampuran kualitas tinggi yang
penting untuk mengatur operasi katalis yang
baik.
Bagian Reaktor Katalitik Reaktor ini didesain untuk memberikan
distribusi yang seragam dari campuran
ammonia-udara. Pengaturan suhu katalis adalah
sangat penting dalam yield NO yang dihasilkan.
Dimana dipengaruhi oleh penyesuaian rasio
ammonia-udara.
Bagian Recovery Panas Reaktor katalitik biasanya dipasang sebagai
bagian atas bejana yang berisi bagian pemulihan
panas (superheater uap dan generator uap). Satu
set penukar panas gas yang mentransfer energi
dari gas yang meninggalkan boiler ke gas buang.
Bagian Pendinginan Kondensor pendingin menyesuaikan
pendinginan hingga 50oC setelah pemulihan
panas akhir. Larutan asam lemah terbentuk dan
dipisahkan serta dipompakan ke Menara
absorpsi.
Bagian Absorpsi Desain absorber modern menggunakan sirkulasi
aliran berlawanan arah dengan tray berefisiensi
tinggi. Jarak tray meningkat secara progresif dari
bawah ke atas penyerap. Tray dilengkapi dengan
kumparan pendingin internal untuk
menghilangkan panas reaksi. Air demin atau
steam kondensat ditambahkan pada atas.
Kondensat proses dari manufaktur ammonium
nitrat dapat digunakan setelah proses asidifikasi.
Larutan asam yang meninggalkan kolom
absorpsi kaya dengan nitrogen oksida larut dan
akan dilewatkan pada bleaching tower.
Bagian Ekspander Gas buangan dari absorber dilewatkan melalui
pemulihan panas dan bagian ekspander.
Bagian Steam Turbin Ekspander menghasilkan energi untuk
menggerakkan kompresor udara. Suatu turbin
steam yang menggunakan bagian superheated
steam.

D. Proses Dual Pressure Plant


Proses ini memiliki metode yang mirip dengan Single Pressure Plant hingga
bagian pendinginannya. Setelahnya layout metode dilanjutkan sebagai berikut :
Section Function
Bagian Kompresi NOx Dalam Dual Pressure Plant gas yang
meninggalkan bagian coolimg dicampur dengan
udara dan nitrogen oksida dari bleaching larutan
asam dan dikompres pada tekanan yang lebih
tinggi untuk tahap absorpsi.
Bagian Pendingin Kondensor pendingin kedua mengurangi suhu
dari gas hingga 50oC dan larutan asam yang
terbentuk dicampur dengan produk asam.
Bagian Absorpsi Larutan asam dari bagian absorpsi melalui suatu
kolom yang bekerja pada tekanan dari
pengembalian kompresor udara dimana
distripping oleh suatu laju alir udara dari
kompresor udara. Udara dan nitrogen oksida
hasil stripping berubah menjadi NOx pada
kompresor gas.

E. Proses Single Pressure Plant, Tekanan Tinggi

Jenis proses ini mirip dengan Single Pressure Plant tekanan medium.
Parameter proses berbeda dikarenakan tekanan operasi lebih tinggi. Perbedaan
utama adalah :
a. Suhu dan tekanan operasi tinggi mengakibatkan yield NO semakin rendah
dan kehilangan katalis lebih besar.
b. Suatu tekanan masuk yang lebih besar untuk ekspander gas mengizinkan
suatu suhu masuk yang lebih tinggi dan lebih banyak energi yang dipulihkan
dan semakin kecil steam turbin.
c. Suatu tekanan operasi tinggi dalam absorber dengan kandungan NOx pada
gas buang akan rendah.

Sebenarnya asam nitrat yang dihasilkan dari oksidasi ammonia biasanya


hanya berkisar 50-70% berat larutan cair. Asam nitrat murni (98-99%) dapat
dihasilkan dengan distilasi ekstraktif atau dengan proses direct strong nitric
(DSN). Dalam distilasi, asam nitrat terkonsentrasi didistilasi dengan asam sulfat
93% dalam Menara yang dipanaskan dengan steam. Asam sulfat bertindak
sebagai agen dehidrasi. Uap asam nitrat yang didistilasi akan dikondensasi
menjadi asam nitrat murni, sedangkan asam sulfat yang mengabsorpsi air dari
50-70% akan kehilangan kekuatannya sebesar 70% dan berkumpul di bawah.
Asam sulfat 70% kemudian akan terkonsentrasi kembali menjadi 93% untuk
penggunaan kembali dengan penghilangan air dalm suatu konsentrator asam
sulfat. Dalam proses DSN, nitrogen tetraoksida diperoleh dari oksidasi ammonia
yang diserap oleh asam nitrat berkonsentrasi dengan kehadiran udara atau
oksigen untuk menghasilkan yield asam nitrat murni yang tinggi.

2.2. Perancangan Proses


A. Pendahuluan Perancangan Proses

Gambaran diagram proses secara sederhana produksi asam nitrat :


Adapun perbedaan diagram alir proses single pressure plant dengan dual
pressure plant:

Tetapi pada perkembangan terbaru dimana lebih dipilih metode dual pressure
plant daripada single pressure plant. Hal ini dikarenakan reaksi-reaksi yang terjadi
selama produksi asam nitrat ada beberapa yang membutuhkan tekanan rendah dan
ada juga yang membutuhkan tekanan tinggi. Dimana sistem ini menggunakan
sebuah kompresor diantara pengoksidasi ammonia dengan kondensor. Proses
oksidasi umumnya berlangsung dari tekanan negatif menuju 58 psia sedangkan
proses absorpsi menggunakan tekanan dari 116 ke 203 psia.
B. Tahapan proses

Proses produksi asam nitrat sebenarnya melalui 2 metode yaitu metode produksi
asam nitrat lemah (konsentrasi rendah) lalu pengkonversian asam nitrat menjadi kuat
(berkonsentrasi tingi). Metode pertama menggunakan serangkaian upaya diantaranya
oksidasi, kondensasi, dan absorpsi untuk menghasilkam asam nitrat lemah
(berkonsentrasi 30-70 %) sedangkan metode kedua menggunakan kombinasi proses
dehidrasi, bleaching, kondensasi, serta absorpsi untuk memprosuksi asam nitrat kuat
(berkonsentrasi > 90 %) dari asam nitrat lemah.
1. Produksi asam nitrat lemah

Terdiri dari proses oksidasi ammonia, oksidasi nitrat oksida, dan absorpsi.
Proses oksidasi ammonia biasanya dijalankan pada temperatur katalis tinggi.
- Oksidasi ammonia

Diumpankan 1:9 campuran ammonia udara untuk dioksidasi dari suhu


1380 menjadi 1470oF melalui reaktor katalitik berdasarkan reaksi awalnya :

Semakin tinggi temperature katalis, maka akan semakin meningkat


selektivitas reaksi selama produksi NO.
- Oksidasi nitrat oksida

Nitrat oksida yang diperoleh dari oksidasi ammonia harus dioksidasi lebih
lanjut lagi. Aliran proses melalui dilewatkan melalui suatu kondensor dan
didinginkan menjadi 100oF atau lebih rendah serta tekanan yang menaik
hingga 116 psia. Nitrat oksida bereaksi nonkatalitik dengan oksigan sisa untuk
membentuk nitrogen dioksida dan larutan dimernya nitogen pentaoksida.

Persamaan reaksinya dapat ditunjukkan sebagai berikut :

Reaksi ini berlansung secara lambat dan homogen. Pengaturan suhu yang
rendah akan dan tekanan yang tinggi akan memperbesar jumlah produksi NO 2
dengan waktu reaksi yang berlangsung singkat.
- Absorpsi

Langkah terakhir adalah mengumpankan nitrogen dioksida dan larutan


dimernya kedalam proses absorpsi setelah didinginkan. Cairan dipompakan
melalui bagian bawah dari menara absorpsi. Di sisi lain air yang telah
dideionisasi dialirkan melalui bagian atas menara. Ketika absorpsi terjadi,
maka reaksi eksotermis yang berlangsung adalah sebagai berikut :

Aliran air kedua juga dialirkan kembali untuk mengoksidasi lagi NO yang
terbentuk pada reaksi ini. Aliran udara kedua ini juga menghilangkan NO 2 dari
produk asam. Setelahnya larutan cair berkonsentrasi 55 % dapat diambil dari
bagian bawah menara. Dalam sistem dual pressure plant yang lebih banyak
dipilih dewasa ini, asam nitrat yang diperoleh dari bagian bawah menara
dikirim ke bleacher eksternal untuk menghilangkan nitrogen dengan oksida
terlarut. Gas bleacher kemudian dikompres dan dilewatkan melalui absorber.
Distilat absorber kemudian dikirimkan ke separator masukan untuk
menghilangkan kandungan asam. Kemudian distilat itu dipanaskan kembali
pada penukar panas oksidasi ammonia sehingga mencapai 392oF. langkah
terakhir adalah mengekspansikan gas dalam turbin pemulih daya, yang mana
energi termal yang dihasilkan dari turbin dapat digunakan untuk
menggerakkan kompresor.

2. Produksi asam nitrat kuat dari asam nitrat lemah

Asam nitrat konsentrasi tingi (98-99 %) diperoleh dengan mengkonsentrasikan


asam nitrat lemah dengan distilasi ekstraktif. Asam nitrat lemah tidak dapat
dikonsentrasikan/dimurnikan menggunakan tahapan distilasi fraksionasi biasa.
Distilasi haruslah dilakukan dengan membawa agen dehidrasi. Adapun senyawa
yang biasa digunakan adalah asam sulfat berkonsentrasi sekitar 60 %. Asam
sulfat terkonsentrasi 55-65 % biasa diumpankan melalui bagian atas kolom
dehidrasi pada tekanan atmosfer. Campuran asam biasanya mengalir dibagian
bawah, countercurrent dengan uap bagian atas. Asam nitrat terkonsentrasi akan
meninggalkan bagian atas dari kolom sebagai uap 99 %. Uap ini mengandung
sejumlah kecil NO2 dan oksigen O2 yang dihasilkan dari disosiasi asam nitrat.
Uap asam terkonsentrasi yang meninggalkan kolom menuju suatu bleacher dan
suatu sistem kondensor countercurrent untuk memisahkan produk utama dari
produk samping NOx dan O2 dengan jalan mengkondensasi asam nitrat kuat
tersebut.
Produk samping ini kemudian mengalir ke kolom absorpsi dimana nitrat
oksida bercampur dengan udara untuk membentuk NO2 yang dipulihkan sebagai
asam nitrat lemah. Inert dan gas tak bereaksi dilepaskan ke udara luar dari bagian
atas kolom. Emisi dari proses ini secara relatif kecil.
Pengaruh beberapa variabel proses pada berbagai operasi dalam manufaktur
asam nitrat :

C. Studi kasus pabrik produksi asam nitrat


“Pabrik Asam Nitrat pada Pabrik Asam Nitrat dari Ammonia dengan Proses Oksidasi
Berkapasitas 24.000 Ton/Tahun”
a. Bahan baku utama dan spesifikasi
- Ammonia
Sifat fisika :
Rumus molekul : NH3
Berat Molekul : 17,03 g/gmol
Titik didih : -33,45˚ C
Titik cair normal : -77,74 °C
Temperatur kritis : 207,5 °C
Tekanan kritis : 111,3 atm
Volume kritis : 0,08040 m3 /kgmol
∆Η˚f : -39,222 kJ/mol
Densitas ( 0 °C ) : 0,682 g/cc
Indeks bias, eg : 1,325

Sifat kimia :
1. Ammonia dapat membentuk campuran, mudah terbakar dengan udara pada
nilai ambang batas (16,25 % volume)
2. Bahaya ledakan ammonia akan semakin meluas apabila kontak dengan
oksigen pada temperatur serta tekanan tinggi di atmosfer.
3. Reaksi-reaksi yang terjadi diantaranya yaitu reaksi oksidasi-reduksi, reaksi
substitusi, dan reaksi ammonolisis.

- Udara
Oksigen :
Rumus molekul : O2
Fase : gas
Berat molekul : 32
Densitas (g/l) : 1,429 (0°C)
Titik lebur (°C) : -218,79
Titik didih (°C) : -182,95

Nitrogen :
Rumus molekul : N2
Fase : gas
Berat molekul : 28
Densitas (g/l) : 1,251 (0°C)
Titik lebur (°C) : -210,00
Titik didih (°C) : -195,79

b. Bahan pembantu atau penunjang


Katalis platinum-rhodium
Berat molekul (g/mol) : Pt (195.080) – Rh (102.906)
Komposisi : Pt (90%) – Rh (10%)
Ukuran : 40 mesh
Diameter : 0.005 in
Wujud : Padatan
c. Produk utama
Produk utama dari pabrik ini tentu saja asam nitrat dengan karakteristik sebagai
berikut :
Sifat Fisika :
Rumus molekul : HNO3
Massa molar : 63,012 g/mol
Penampilan : Cairan bening tidak berwarna
Densitas : 1,51 g/cm3 , cairan tidak berwarna
Titik leleh : -42oC, 231 K, -44 oF
Titik didih : 83oC, 356 K, 181oC (120,5oC (larutan 68 %))

Sifat Kimia :
- Ketika mendidih pada suhu kamar, terdapat dekomposisi (penguraian) sebagian
pembentukan nitrogen dioksida sesudah reaksi :

- Sebagai sebuah oksidator yang kuat, asam nitrat bereaksi hebat dengan sebagian
besar bahan-bahan organik dan reaksinya dapat bersifat eksplosif. Umumnya reaksi
oksidasi utamanya terjadi terjadi dengan asam pekat membentuk nitrogen dioksida.

- Karena asam nitrat merupakan oksidator, hidrogen jarang terbentuk. Hanya


magnesium (Mg), mangan (Mn), dan kalsium (Ca) yang bereaksi dengan asam
nitrat dingin dan encer yang dapat menghasilkan hidrogen :

2.3. Reaksi Termodinamika

2.3.1. Deskripsi Reaksi


Reaksi dari asam nitrat terdiri dari 3 tipe. Pertama ketika bereaksi sebagai
asam tunggal, ketika terlarut dalam air, akan segera terurai menjadi menjadi ion
hidronium H3O+ dan ion nitrat NO3- sebagai berikut :

Ion-ion yang akan hadir dalam larutan cair ketika dicampur dengan larutan
NaOH adalah sebagai berikut :

Evaporasi larutan akan meninggalkan garam natrium nitrat. Selanjutnya reaksi


asam nitrat yang penting lainnya adalah reaksi oksidasi dalam larutan seperti yang
telah dikatakan sebelumnya. Dikaitkan dengan ion NO3- dengan kehadiran ion
hidrogen. Oksidasi tersebut bergantung pada pH medium dan sifat zat yang
teroksidasi.
Asam nitrat bereaksi dengan hampir seluruh logam. Reaksi itu dapat bervariasi
tergantung pada bagaimana posisi logam dalam deret elektrokimianya, konsentrasi
asam nitrat, suhu, serta pH. Logam dengan elektropositif sangat rendah seperti
arsenic, timah, atau antimon dioksidasi menjadi oksida dengan keadaan valensi
yang lebih tinggi. Dimana oksida logam ini terbentuk sebagai hidrat. Asam nitrat
bereaksi dengan logam-logam elektropositif menghasilkan nitrat dan oksida
nitrogen.
Logam yang bereaksi dengan asam nitrat berkonsentrasi rendah, umumnya
tidak membebaskan hydrogen sehingga membentuk nitrogen oksida dan logam
nitrat dalam kondisi dingin atau encer. Sedangkan pada kondisi hangat atau
terkonsentrasi asam nitrat, logam yang sama menghasilkan nitrogen dioksida dan
nitrat. Sebagai contoh adalah tembaga yang dapat menghasilkan nitrat oksida
ataupun nitrogen dioksida dalam keadaan hangat ataupun dingin.

Logam lainnya yang memiliki elektropositif yang lebih tinggi dari hydrogen
akan membebaskan hydrogen dari asam encer akan bereaksi dengan asam nitrat
untuk membentuk oksida nitrat dan logam nitrat.

Asam nitrat pekat mempasifkan banyak logam seperti besi, kobalt, nikel,
aluminium dan kromium, untuk membentuk lapisan pelindung oksida pada
permukaannya., sehingga dapat mencegah reaksi lebih lanjut. Asam nitrat yang
sangat encer dapat direduksi dengan zat pereduksi kuat untuk membentuk
ammonia dan hidroksilamin.
Asam nitrat juga diketahui tidak akan bereaksi dengan logam mulia pada suhu
biasa. Logam-logam mulia ini larut dalam aqua regia (campuran 3:1 HCl-HNO3).
Asam nitrat terkonsentrasi dapat mengoksidasi bahan nonmetal untuk
menghasilkan asam oksinya dengan membebaskan oksida nitrat. Misalnya asam
nitrat pekat dingin bereaksi dengan sulfur untuk membentuk asam sulfat.

Asam nitrat panas bereaksi denga iodium membentuk asam iodide sebagai
berikut :

Begitu juga dengan asam fosfat yang dapat diperoleh dari reaksi antara asam
nitrat dengan fosfor. Diantara unsur-unsur golongan oksigen, belerang dioksidasi
menjadi +6 keadaan oksidasinya sedangkan selenium dan tellurium dioksidasi
menjadi +4 asam oksinya dengan pembebasan nitrogen dioksida.
Asam nitrat akan mengalami dekomposisi bila dipanaskan diatas titik didihnya
atau ketika terkena sinar atau cahaya.

Asam nitrat digunakan untuk nitrasi banyak sekali senyawa organik dengan
dihasilkannya banyak turunan senyawa nitro. Asam nitrat baik murni atau dengan
kombinasinya bersama asam sulfat pekat digunakan pada kasus-kasus sintesis
seperti pada kebanyakan senyawa organik. Dimana ketika asam nitrat murni
direaksikan dengan asam sulfat pekat, akan terbentuk ion nitronium NO2 yang
merupakan spesi pereaksi aktif dalam reaksi nitrasi. Persamaan reaksinya
ditunjukkan sebagai berikut :

Reaksi nitrasi merupakan tipe substitusi, membentuk suatu varietas yang luas
dari produk meliputi nitrobenzene, nitrotoluene, nitroglycerine, nitrocellulose,
trinitrotoluene, nitrophenols dan nitroparaffin.
1.
2.3.2. Analisis termodinamika reaksi proses
- Oksidasi ammonia
Gambaran konventor ammonia :

Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

Prinsip Le Chatelier’s beranggapan bahwa tekanan dan suhu rendah


mempengaruhi konversi dari NH3 menjadi NO. Namun, kinetika menyarankan
suhu operasi yang lebih tinggi. Suhu di bawah 400C tidak memungkinkan
pengikatan oksigen, dan karena itu tidak ada reaksi. Jika suhu lebih dari 600C,
laju difusi dikendalikan. Oksigen difiksasi ke katalis dan bereaksi. Lebih dari
1000 C, terlalu banyak oksigen yang diserap dan laju reaksi menurun.
Selain reaksi utama, reaksi dekomposisi NO juga terjadi sebagai berikut :
- Oksidasi NO menjadi ammonia
Reaksi yang terjadi adalah suatu kesetimbangan eksotermis menuju NO 2
yang berlangsung lambat. Dihasilkanlah NO yang tidak berwarna dan NO2
berwarna kuning.

Konstanta kesetimbangan diberikan sebagai berikut :

Kinetika reaksi ditunjukkan sebagai berikut :

- Kesetimbangan nitrogen peroksida


Nitrogen peroksida yang dimaksud dalam hal ini Reaksi kesetimbangan yang
berlangsung adalah cepat dan digambarkan sebagai berikut :

Kinetika reaksi dan tetapan kesetimbangan ditunjukkan sebagai berikut :

- Absorpsi NOx
Menara absorpsi-oksidasi digunakan untuk mengoksidasi secara lengkap
NO menjadi NO2. Dimana design dari beberapa kolom bergantung pada
kinetikanya. Reaksi yang terjadi secara umum adalah reaksi antara NO2 dengan
N2O4 dengan air untuk memproduksi asam nitrat dan NO. Terdapat reaksi dalam
kedua fasa yaitu cair dan gas. Air diumpankan dengan aliran yang saling
counter-current dengan aliran nitrogen oksida.
Reaksi pada fasa cair yang terjadi adalah :

Kesetimbangan fasa gas-cair untuk kondisi kesetimbangan dan stoikiometri


reaksi sebagai berikut :

Reaksi diantara tray :

2.4. Pemilihan Proses


Berdasarkan perbandingan yang ditabulasikan dibawah ini, dipilihlah proses
oksidasi untuk melangsunngkan proses pembuatan asam nitrat :
Jenis Proses Kelebihan Kekurangan
Proses Oksidasi  Bahan baku nya mudah  Temperatur yang
didapat, langsung dari digunakan cukup tinggi.
alam.
 Kualitas (% HNO3)
yang didapatkan
besar,yakni sekitar 60% -
68%
 Prosesnya sederhana
 Yield yang dihasilkan
lebih tinggi
 Kadar buang Nox nya
rendah
Proses Retort  Temperatur yang  Bahan baku susah untuk
digunakan rendah didapatkan, karena untuk
proses retort bahan baku
hanya tersedia di luar
negeri.
 Kualitas (%HNO3) yang
didapatkan kecil, sekitar
43%
 Prosesnya cukup rumit
 Yield yang dihasilkan
rendah
 Kadar buang Nox nya
cukup besar
2.5. Uraian Proses Yang Dipilih
Dari proses yang telah dipaparkan tersebut, dipilihlah proses oksidasi daripada
proses retort dikarenakan bahan baku untuk proses retort yang hanya bisa didapatkan di
luar negeri dan kadar dari asam nitrat yang dihasilkan dari proses oksidasi akan lebih
tinggi daripada yang menggunakan proses retort.
Dikarenakan terdapat beberapa jenis proses produksi ammonia dengan
menggunakan oksidasi perlu juga dilakukan pertimbangan lanjutan mengenai hal ini,
diantaranya ditabulasikan seperti dibawah ini :

Dari perbandingan diatas dipilihlah proses oksidasi dengan sistem single pressure
plant dikarenakan beberapa alasan berikut :
1. Kapasitas pabrik yang akan didirikan hanya memungkinkan digunakannya proses ini.
2. Bahan baku yang digunakan lebih murah dibandingkan dengan proses retort
3. Karena tekanan lebih besar daripada proses medium maka recovery energi lebih besar
sehingga kebutuhan utilitas yang digunakan lebih sedikit.
4. Produk yang dihasilkan memiliki kemurnian yang cukup baik.
5. Tidak memerlukan kompresor gas NOx antara tahap oksidasi amonia dan absorbsi.
6. Proses sederhana dan alat yang digunakan simple jadi biaya alat lebih murah.

Adapun diagram alir dan deskripsi tahapan proses:


Adapun juga diagram alir kualitatif-nya pada gambar dibawah ini:

Sedangkan diagram alir kuantitatif-nya pada gambar dibawah ini:

Deskripsi tahapan proses :


- Tahap persiapan bahan baku

Sebagai bahan baku, udara diperoleh langsung dari lingkungan menggunakan


Blower (BL-01). Udara yang telah diperoleh kemudian disaring dari pengotor
menggunakan Filter (FL-01). Setelah itu udara dikompresi menjadi 8 atm
menggunakan Kompressor (K-01) yang kemudian dilewatkan ke dalam Furnace (F-
01) agar suhunya sesuai dengan suhu operasi agar menjadi 800 oC. Setelah itu udara
yang kondisi operasinya sudah sesuai diumpankan ke Reaktor (R-01).
Amonia dengan kondisi cair jenuh disimpan pada tangki (T-01) dengan kondisi
operasi 18 atm dan suhu 30oC. Agar sesuai dengan kondisi reaktor yaitu suhu 800 oC
dan tekanan 8 atm dalam fase gas, maka ammonia menurunkan tekanannya menjadi 8
atm menggunakan Expansion Valve (EV-01). Kemudian diubah fasenya dari cair
menjadi gas dengan diuapkan menggunakan Vaporizer (VP-01). Sebelum amonia
dalam fase gas masuk ke dalam Reaktor (R-01), suhu ammonia gas tersebut harus
dikondisikan terlebih dahulu dengan melewatkan kedalam Furnace (F-02), sehingga
suhu gas yang keluar 800oC.
- Tahap reaksi oksidasi
Dalam Reaktor (R-01) terjadi reaksi oksidasi ammonia dan udara membentuk NO
dengan bantuan katalisator Pt-Rh. Kondisi operasi di Reaktor yaitu 800oC yang
menyebabkan reaksi cepat teroksidasi. Karena reaksi yang bersifat eksotermis, maka
pada Reaktor (R-01) dilengkapi dengan jaket pendingin. Setelah itu gas dilewatkan ke
Waste Heat Boiler (WHB-01) untuk menurunkan suhu sampai dengan 300oC. Gas
yang telah diturunkan suhunya tersebut kemudian kembali diturunkan suhunya
menggunakan Waste Heat Boiler (WHB-02) sampai dengan 120oC. Panas yang
dihasilkan dari Waste Heat Boiler ini kemudian dimanfaatkan untuk steam yaitu
sebagai superheated steam.
- Tahap reaksi oksidasi lanjutan

Campuran gas yang terdapat pada Waste Heat Boiler kemudian di alirkan ke dalam
Condensor (CD-01) untuk mengondensasikan sebagian gas yaitu air. Gas dan cairan
yang terdapat di Condensor (CD-01) kemudian di alirkan ke dalam Separator (S-01)
untuk dipisahkan antara fase gas dan fase cairnya yang nantinya fase gas tersebut akan
masuk ke dalam Absorber sedangkan fase cairnya akan dibuang ke UPL. Pada
separator ini telah terbentuk produk HNO3 namun hanya sebesar 5% yang dimana
perlu dipisahkan dan dibuang supaya tidak menggangu dalam proses absorbsi dan
dapat terbentuk produk yang sesuai dengan kepekatan yang diinginkan. Gas yang
telah terpisahkan pada Separator (S-01) kemudian diturunkan tekanannya
menggunakan Expander (EXP-01) dari 8 atm menjadi 1 atm.
- Tahap absorpsi

Pada tahap ini bertujuan untuk menyerap gas NO2 dengan menggunakan H2O
sehingga terbentuklah produk asam nitrat (HNO3). Hasil bawah dari absorber ini
berupa cairan asam nitrat (HNO3) yang kemudian masuk ke dalam Cooler (C-01)
untuk diturunkan suhunya hingga 30oC sebelum dimasukkan ke dalam Tangki
Penyimpanan Asam Nitrat (T-02).
BAB III
KESEHATAN KESELAMATAN KERJA

3.1. Usaha-Usaha Kesehatan dan Keselamatan Pabrik Asam Nitrat


A. Perlindungan terhadap bahan baku Ammonia :
• Bahan baku ammonia ini disimpan
• Alat pelindung paru-paru masker dengan FilterAmoniak atau respirator udara,
mata dengan safety goggles dan pelindung muka, kulit dengan sarung tangan atau
gloves (neoprene, karet, PVC karet butil.
B. Perlindungan terhadap alat
- Conventor
 Pada daerah di sekitar converter dipasang rambu peringatan tentang daerah
berbahaya.
• Dilakukan pembersihan dan pengecekan alat secara berkala.
• Pemasangan level, temperatur indikator untuk mengetahui, mendeteksi dan
mengontrol kondisi operasi.
• Pemasangan tangga dan ada pegangannya untuk mempermudah dalam
pengontrolan tangki.
• Alat pelindung kepala (Safety helm), alat pelindung kaki (Safety Shoes), dan
lat pelindung telinga (ear plug).
- Cooler
 Dipasang drain hole untuk pembersihan
• Dilengkapi dengan isolator untuk mencegah terjadinya radiasi panas yang
tinggi.
• Dilakukan pengecekan terhadap material secara berkala untuk menghindari
adanya kebocoran atau kecelakaan kerja.
• Pemasangan tangga dan ada pegangannya untuk mempermudah dalam
pengontrolan tangki.
- Boiler
• Dipasang drain hole untuk pembersihan.
• Dilakukan dengan isolator untuk mencegah terjadinya radiasi panas yang
tinggi.
• Dilakukan pengecekan terhadap material secara berkala untuk menghindari
adanya kebocoran atau kecelakaan kerja.
• Alat pelindung kepala (Safety helm), alat pelindung kaki (Safety Shoes), dan
lat pelindung telinga (ear plug).
- Pompa
• Bagian “propeller” dilengkapi dengan “casting”
• Bagian kopling (yang menghubungkan “propeller” dan motor) harus selalu
tertutup dan dilengkapi dengan strainer (saringan atau filter) yang digunakan
untuk menyaring kotoran agar tidak masuk pompa.
• Harus cek valve secara berkala untuk mencegah timbulnya aliran balik.
• Diletakkan pada lantai dasar untuk keselamatan dan untuk kemudahan
operator.
• Alat pelindung kepala (Safety helm), alat pelindung kaki (Safety Shoes), dan
lat pelindung telinga (ear plug).
- Heater
• Dilengkapi dengan valve pada “Exchanger” tersebut.
• Dipasang “drain hole” secukupnya untuk pembersihan.
• Harus selalu diadakan tes, baik terhadap material, kebocoran dan lain-lainnya
pada waktu-waktu tertentu.
- Tangki & Blower
• Dijaga kemungkinan terjadinya kebocoran.
• Alat pelindung kepala (Safety helm), alat pelindung kaki (Safety Shoes), alat
pelindung tangan atau sarung tangan.
• Diletakkan dalam udara terbuka sehingga sirkulasi udara tetap terjaga dengan
baik.
- Sistem Perpipaan
• Pipa-pipa harus dipasang secara efektif supaya mudah menghantarkan fluida
proses atau utilitas tanpa adanya kehilangan energi atau massa dalam waktu
yang tepat.
• Pipa-pipa tersebut juga harus diletakkan di tempat yang terjangkau dan aman
agar mudah pengecekan, perbaikan, serta tidak mengganggu jalannya proses
maupun kegiatan pekerja.
• Untuk pipa yang dilalui fluida panas harus diberi isolasi (berupa sabut atau
asbes) dan diberi sambungan yang dapat memberikanfleksibilitas seperti
belokan U
• Pemilihan valve yang sesuai untuk menghindari peledakan yang diakibatkan
oleh pemuaian pipa.
• Pada sistem perpipaan digunakan pengecatan secara berbeda pada tiap aliran
fluida, misalnya fluida panas digunakan pipa yang sudah di cat warna merah,
sedangkan fluida dingin digunakan warna biru, serta pengecekan secara
berkala oleh petugas K3.
• Untuk mempermudah identifikasi kebocoran pipa, maka perpipaan
diletakkan di atas tanah.
• Susunan valve dan perpipaan diatur dengan baik sehingga sangat membantu
safety dan diatur sedemikian rupa supaya transportasi tidak terganggu.
• Pipa steam dilosped dan dipasang block valve sehingga steam bisa
didatangkan dari berbagai arah seandainya terjadi kerusakan pada pipa steam.
• Dipasang fire stop pada semua sistem pengeluaran untuk mencegah
penyebaran kebakaran.
• Dipasang isolasi yang baik untuk pipa steam dan pipa air panas agar tidak
ada bahaya kebakaran kulit apabila tersentuh oleh karyawan atau petugas dan
selain untuk mencegah panas yang hilang.
• Sambungan dipasang dan dikontrol dengan baik.
C. Perlindungan terhadap produk
• Pemasangan temperatur, pressure, level indikator untuk mengetahui, mengontrol
kondisi dalam tangki.
• Alat pelindung kepala (Safety helm), alat pelindung kaki (Safety Shoes), dan
alat pelindung pernafasan (masker).

3.2. Instalasi Pemadam Kebakaran


Secara umum instalasi terbagi atas 2 yaitu :
• Instalasi tetap : hydran, sprinkel, dry chemical power
• Instalasi tidak tetap : fire extinguisher
Untuk instalasi pemadam tetap perangkatnya tidak dapat dibawa-bawa, diletakkan
ditempat . tempat tertentu yang rawan bahaya kebakaran, misalnya : dekat reaktor, boiler,
diruang operasi (Operasi Unit), atau power station. Sedangkan instalasi pemadam
kebakaran tidak tetap perangkatnya dapat dibawa dengan mudah ke tempat dimana saja.
Upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran di pabrik ini adalah :
1. Peralatan seperti boiler atau peralatan lain yang mudah terbakar (meledak) diletakkan
dibagian bawah serta dijauhkan dari peralatan lain.
2. Antara unit satu dengan unit yang lainnya diberi jarak yang cukup, tidak terlalu
berdekatan untuk menghambat laju api dan memberi ruang yang cukup bagi usaha
pemadaman bila sewaktu-waktu terjadi kebakaran.
3. Bangunan-bangunan seperti : workshop (bengkel perbaikan), laboratorium quality
control, serta kantor administrasi diletakkan terpisah dari operating unit dan power
station.
4. Memberlakukan larangan merokok di lokasi pabrik.
5. Memberlakukan larangan membersihkan peralatan dengan menggunakan bensin atau
solar.
6. Menempatkan instalasi pemadam kebakaran tetap berupa hydran, dry chemical dan
foam extinguisher di tempat . tempat yang rawan bahaya kebakaran serta memiliki
satu unit kendaraan pemadam kebakaran beserta anggota yang terlatih dan terampil.
7. Menyediakan tabung . tabung pemadam api disetiap ruangan.
BAB IV
APLIKASI INDUSTRI PRODUK

4.1. Aplikasi Industri Produk


1. Asam nitrat (HNO3) digunakan sebagai bahan baku pembuatan bahan-bahan yang
meledak, seperti nitrogliserin, trinitrotoluena (TNT) dan Siklotrimetilenatrinitramin
(RDX), dan juga untuk pembuatan amonium nitrat.
2. Asam nitrat (HNO3) digunakan dalam proses pemurnian logam. Sebagai contoh
platina, emas, dan perak.
3. Asam nitrat (HNO3) digunakan dalam proses desain barang-barang berbahan
tembaga, perunggu dan kuningan.
4. Asam nitrat (HNO3) digunakan untuk menghilangkan atau membersihkan peralatan
proses dari kerak kalsium dan magnesium yang menempel di dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai