•
Pupuk Organik Padat
02 Metode •
•
Proses Pembuatan
Alat dan Bahan
03 Pembahasan •
•
Karakteristik Pupuk Organik
Pengolahan Limbah
04 Kesimpulan
Pengertian Pupuk Organik INDUSTRI
Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar
atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal
dari sisa tanaman atau hewan yang telah mengalami
PUPUK
rekayasa berbentuk padat atau cair yang digunakan
untuk memasok bahan organik, memperbaiki sifat fisik,
kimia dan biologi tanah. Pengomposan atau pembuatan
pupuk organik merupakan suatu metode untuk
mengkonversikan bahan-bahan organik menjadi bahan
yang lebih sederhana dengan menggunakan aktivitas
mikroba. Pupuk organik dapat dibuat dari berbagai jenis
bahan, antara lain sisa tanaman (jerami, brangkasan,
tongkol jagung, bagas tebu, sabut kelapa), serbuk
gergaji, kotoran hewan, limbah media jamur, limbah
pasar, rumah tangga, dan pabrik serta pupuk hijau. Oleh
karena bahan dasar pembuatan pupuk organik sangat
bervariasi, maka kualitas pupuk yang dihasilkan sangat
beragam sesuai dengan kualitas bahan dasar dan
proses pembuatannya.
Pengertian Pupuk Organik Padat
INDUSTRI
PUPUK
Pengomposan atau pembuatan pupuk organic padat merupakan
suatu metode untuk mengkonversikan bahan-bahan organik
menjadi bahan yang lebih sederhana dengan menggunakan
aktivitas mikroba. Proses pembuatannya dapat dilakukan pada
kondisi aerobic dan anaerobik. Pada dasarnya pembuatan pupuk
organik padat maupun cair adalah dekomposisi dengan
memanfaatkan aktivitas mikroba, oleh karena itu kecepatan
dekomposisi dan kualitas kompos tergantung pada keadaan dan
jenis mikroba yang aktif selama proses pengomposan. Kondisi
optimum bagi aktivitas mikroba perlu diperhatikan selama proses
pengomposan, mislanya aerasi, media tumbuh dan sumber
makanan bagi mikroba.
Contoh dari pupuk padat adalah humus, pupuk kandang, dan
pupuk urea.
Pupuk Organik Padat
Pembalikan Penyiraman
Pematangan Pengeringan
Penyaringan
Pengemasan & Penyimpanan
Pembahasan
A. Karakteristik Pupuk Organik
Pupuk organik dapat dibuat dari berbagai jenis bahan, antara lain sisa tanaman
(jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, sabut kelapa), serbuk gergaji, kotoran
hewan, limbah media jamur, limbah pasar, rumah tangga, dan pabrik serta pupuk hijau.
Oleh karena bahan dasar pembuatan pupuk organik sangat bervariasi, maka kualitas
pupuk yang dihasilkan sangat beragam sesuai dengan kualitas bahan dasar dan proses
pembuatannya
Komposisi fisika, kimia, dan biologi pupuk organik sangat bervariasi dan manfaatnya
bagi tanaman tidak secara langsung terlihat, serta respon tanaman relatif lambat. Selain
mempunyai fungsi sebagai sumber hara dan pembenah tanah, terdapat dampak negatif
yang harus diwaspadai dari penggunaan pupuk organik diantaranya adalah: a)
penggunaan pupuk organik dengan bahan yang sama secara terus menerus dapat
menimbulkan ketidakseimbangan hara; b) penggunaan kompos yang belum matang dapat
mengganggu pertumbuhan dan produksi tanaman; dan c) kemungkinan adanya kandungan
logam berat yang melebihi ambang batas
Pada gambar di samping ini menunjukkan
persyaratan minimal kandungan pupuk organik
padat dan pupuk organik cair:
B. Pengolahan Limbah
Umumnya, limbah terdiri dari limbah padat, cair, dan gas. Salah satu limbah yang
sering didapat pada lingkungan adalah limbah cair. Limbah cair memiliki kandungan yang
berbahaya bagi lingkungan, sehingga perlu diolah dengan baik. Pemanfaatan limbah perlu
dilakukan untuk mengurangi pencemaran lingkungan, seperti limbah cair yang dapat
digunakan sebagai media pupuk organik. Pupuk dapat bermanfaat untuk kesuburan
tanaman. Salah satu kandungan limbah cair yang dapat membantu pertumbuhan tanaman
adalah urea. Pupuk urea merupakan salah satu kebutuhan dalam jumlah yang cukup
besar bagi petani. Untuk memproduksi setiap ton urea dibutuhkan air sebanyak 12 m3 dan
menghasilkan limbah cair sebesar 2,3 m3. Limbah cair yang dihasilkan ini mengandung
amonium, karbondioksida dan urea. Keberadaan urea dalam konsentrasi tertentu dapat
menyebabkan peningkatan partumbuhan alga (blooming algae). Oleh karena itu,
diperlukan pengolahan yang tepat agar tidak mencemari lingkungan dan dapat digunakan
sebagai pengganti pupuk bagi tanaman.
Kesimpulan
Kesimpulan dari presentasi ini ialah Penggunaan pupuk di dunia terus meningkat
sesuai dengan pertambahan luas areal pertanian, pertambahan penduduk, kenaikan
tingkat intensifikasi serta makin beragamnya penggunaan pupuk sebagai usaha
peningkatan hasil pertanian. Para ahli lingkungan hidup khawatir dengan pemakaian
pupuk kimia akan menambah tingkat polusi tanah akhirnya berpengaruh terhadap
kesehatan manusia. Penggunaan pupuk kimia secara berkelanjutan menyebabkan
pengerasan tanah. Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya
terdiri atas bahan organik yang berasal dari sisa tanaman atau hewan yang telah
mengalami rekayasa berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memasok bahan
organik, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Pengomposan atau
pembuatan pupuk organik merupakan suatu metode untuk mengkonversikan bahan-
bahan organik menjadi bahan yang lebih sederhana dengan menggunakan aktivitas
mikroba.
Cara pembuatan pupuk organik bermacam-macam, salah satunya menggunakan EM4 dan menggunakan
starbio (stardec). Kandungan unsur hara pupuk organik bermacam-macam, tergantung pada bahan yang
dikomposkan, cara pengomposan, dan cara penyimpanannya. Secara umum kandungan zat hara dalam
kompos terdiri dari : karbon 8,2%, nitrogen 0,09%, fosfor 0,36%, kalium 0,81%, komponen kompos terdiri
dari cairan 41% dan bahan kering 59%. Kadar C/N dalam kompos umumnya 23%. Pengolahan limbah dari
hasil proses pembuatan pupuk tadi bisa digunakan kembali untuk membuat pupuk urea. Pupuk urea
merupakan salah satu kebutuhan dalam jumlah yang cukup besar bagi petani. Berdasarkan survei lapangan
sering ditemukan distribusi pupuk urea pada masa tanam biasanya menghilang dari pasaran, sehingga para
petani bercocok tanam hanya mengandalkan unsur hara yang masih tertinggal di dalam tanah. Akibatnya
produksi yang dihasilkan semakin berkurang. Selain itu, harga pupuk urea semakin tinggi. Senyawa urea
yang terkandung dalam pupuk mengandung unsur nitrogen yang merupakan bahan makanan bagi tanaman.
Pembuatan pupuk urea menghasilkan limbah cair yang masih mengandung urea yang cukup tinggi, yaitu
sekitar 10%. Selain urea cair, juga mengandung ammonia dan karbamat yang tidak stabil, dimana
karbamat ini mudah sekali terdegradasi kembali menjadi ammonia dan CO 2. Oleh karena itu diperlukan
pengelolaan limbah dengan memanfaatkannya sebagai pengganti pupuk bagi tanaman.
THANK YOU