Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No.

1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-64

Perancangan Kontroler Fuzzy PD untuk Kontrol


Toleransi Kesalahan Sensor
Moch Hafid, Trihastuti Agustinah
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: trihastuti@elect-eng.its.ac.id

Abstrak––Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) merupakan


suatu plant nonlinear yang banyak digunakan di industri- TT
21
TT
21

industri kimia sebagai pengaduk bahan-bahan kimia. Proses di


dalam CSTR sangat dipengaruhi oleh suhu, di mana suhu
T(t)
tersebut didapat dari uap panas yang mengalir di dalam dinding T(t) [F]
V
tangki melalui pipa, sehingga suhu tersebut harus dijaga supaya
tetap berada pada suhu kerja dengan merancang suatu Steam
kontroler. Suhu di dalam tangki dideteksi oleh suatu sensor dan w(t)
dari informasi pengukuran, kontroler akan memberikan sinyal
kontrol agar proses di dalam CSTR berjalan sesuai dengan yang
diinginkan. Kesalahan pengukuran pada sensor dapat Feed
menyebabkan proses tidak berjalan dengan baik, bahkan dapat f(t)
mengakibatkan berhentinya proses. Fault Tolerant Control
(FTC), kontrol toleransi kesalahan, dapat memberikan
Product
kompensasi sehingga proses dapat berjalan dengan baik T
f(t)
meskipun terjadi kesalahan pengukuran pada sensor. Pada Codensate
T(t)
Tugas Akhir ini dilakukan perancangan kontroler fuzzy PD
untuk menjaga suhu di dalam CSTR tetap pada suhu kerja.
Kesalahan sensor yang terjadi pada sistem diidentifikasi dengan Gambar 1. Proses Pemanasan pada Continuous Stirred Tank Reactor
menggunakan model-based fault diagnosis. Dari hasil identifikasi, ditentukan kategori-kategori untuk setiap kesalahan sensor
ditentukan kategori-kategori kesalahan sensor. Tiap kategori yang terjadi.
memiliki nilai-nilai kompensasi terhadap kesalahan yang terjadi. Permasalahan yang muncul akibat kesalahan sensor yang
Dengan adanya kompensasi tersebut maka proses pada CSTR terjadi pada proses pencampuran dalam tangki CSTR, yaitu
dapat beroperasi dengan baik meskipun terjadi kesalahan
pengukuran pada sensor.
dapat menyebabkan error steady state sistem yang cukup
besar diluar range kerja suhu tangki sehingga dapat
Kata Kunci–– Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR), Kontroler menyebabkan produk gagal. Perancangan kontroler fuzzy PD
Fuzzy PD, Fault Tolerant Control. digunakan untuk menjaga suhu dalam tangki CSTR tetap
dalam keadaan konstan. Serta penerapan struktur FTC dan
I. PENDAHULUAN skenario kontrol toleransi kesalahan sistem digunakan untuk
menngkompensasi kesalahan sensor yang terjadi.
ontinuous stirred tank reactor (CSTR) banyak
C digunakan di dalam industri-industri pencampuran kimia.
Proses pencampuran di dalam CSTR sangat dipengaruhi II. TEORI PENUNJANG
oleh suhu, di mana suhu tersebut didapat dari uap panas yang A. Continuous Stirred Tank Reactor [2]
mengalir di dalam dinding tangki melalui pipa sehingga suhu
Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) merupakan salah
dalam tangki tersebut harus dijaga supaya tetap berada pada
satu unit operasi yang paling penting di industri kimia yang
suhu kerja.
memiliki perilaku nonlinear. CSTR berupa suatu tangki yang
Kesalahan dari suatu pengukuran sensor dalam sistem
umumnya berbentuk silinder dengan diameter tertentu, dimana
kontrol proses dapat menyebabkan reaksi yang tidak
sekeliling reaktor bisa dibiarkan terbuka (terjadi konveksi
diinginkan seperti berhentinya proses/shutdown dari suatu
bebas antar reaktor dengan udara sekelilingnya), atau juga
plant. Kontrol Toleransi Kesalahan (Fault Tolerant Control)
diisolasi dengan bahan (isolator) tertentu. Sebagai salah satu
merupakan suatu sistem kontrol yang dapat melanjutkan
reaktor kimia, didalam CSTR terjadi reaksi kimia
tugasnya dengan benar meskipun terjadi kegagalan pada
pembentukan atau penguraian, dimana aliran masa
perangkat keras (hardware failure) atau kesalahan pada
masuk/keluar berlangsung secara terus-menerus.
perangkat lunak (software error). Deteksi kesalahan dapat
Reaksi kimia yang terjadi didalam CSTR, baik secara
memberikan indikasi bahwa ada sesuatu yang tidak benar
eksotermis maupun endotermik, membutuhkan energi yang
sehingga didefinisikan sebagai suatu reaksi kesalahan yang
dapat dihilangkan atau ditambahkan ke dalam tangki reaktor
terjadi pada sistem. Kesalahan sensor yang terjadi pada sistem
untuk mempertahankan suhu agar tetap dalam keadaan
diidentifikasi dengan menggunakan model-based fault
konstan.
diagnosis. Dari hasil identifikasi tersebut, selanjutnya akan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-65

CSTR berbeda dengan reaktor lainnya, seperti PFR (plug Tabel 1.


Pengukuran Parameter Fisik CSTR
flow reactors) dan PBR (packed bed reactors), karena adanya
No. Parameter Simbol Nilai Satuan
proses pengadukan (stirred) yang memungkinkan adanya 1. Heat Transfer Area A 241,5 ft2
distibusi sifat fisis dan kimiawi secara merata dari zat yang 2. Heat Capacity of Coil 𝐶𝑚 265,7 Btu/oF
bereaksi di setiap tempat dalam reaktor. Penggunaan CSTR 3. Kapasitas Panas steam 𝐶𝑣 2,1 Btu/lb.oF
paling banyak memproduksi polimer, seperti polimerisasi 4. Kapasitas Panas liquid 𝐶𝑝 0,80 Btu/lb.oF
styrene. Selain itu CSTR juga digunakan dalam pembentukan 5. Koef. Transfer Panas overall U 2,1 Btu/lb.oF
6. Transmitter time constant 𝜏𝑇 0,75 Min
barium sulfat (BaSO4), asam asetat, asam formiat dan 7. Valve time constant 𝜏𝑉 0,20 Min
penanganan limbah. 8. Penguatan aliran steam 𝐾𝑊 1,905 o
F/(ft3/min)
9. Gain valve 𝐾𝑉 1,652 (lb/min)/%CO
B. Proses Pengendalian Suhu CSTR [3] 10. Gain transmiter 𝐾𝑇 1,0 %TO/oF
Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) digunakan Tabel 2.
Klasifikasi Tingkat Keparahan Kegagalan
sebagai tangki pengaduk dan pencampuran sebuah produk Tingkat Kategori
dengan proses pemanasan. Suhu pemansan pada CSTR dijaga Kategori Keterangan
Kesalahan
pada suhu kerja tertentu sehingga diperoleh campuran produk Terjadi kegagalan kecil: tidak
yang tercampur secara sempurna. Kategori IV Negligible berpengaruh terhadap kinerja
sistem
Dalam proses pembuatan Asam Formiat, suhu tangki CSTR Sistem terdegradasi dengan
dijaga konstan pada 176 oF karena pada suhu 176 oF Kategori III Marginal beberapa penurunan terhadap
didapatkan kualitas pencampuran produk yang maksimal. performa sistem
Terjadi kegagalan sistem secara
Suhu kerja proses yang diperbolehkan pada pembuatan Asam Kategori II Critical keseluruhan: kinerja sistem tidak
Formiat ini tidak melebihi range suhu kerja proses, yaitu 176- dapat diterima
185 [oF]. Cathastropic/
Kegagalan sistem yang
Kategori I signifikan dan tidak dapat
Pengendalian suhu pada CSTR sangat penting dilakukan Bahaya
ditoleransi
karena bila suhu didalam tangki reaktor terlalu tinggi atau
suhu diatas kondisi steady state akan sangat berbahaya untuk dengan steam kondensat sehingga diperoleh bentuk persamaan
dioperasikan atau juga dapat menguraikan produk menjadi seperti berikut,
komponen–komponen penyusunnya. Jika suhu terlalu rendah d�Ts (t)�
akan mengakibatkan produk tidak dapat tercampur dengan CM = w(t)λ - UA �Ts (t) - T(t)� (2)
dt
sempurna. Untuk mempertahankan suhu dalam tangki CSTR Dengan, A = luas transfer panas (ft2)
dapat dilakukan dengan mengalirkan steam yang dilewatkan 𝑇𝑆 (𝑡) = suhu steam kondensat (oF)
pada sebuah koil/pipa yang terpasang didalam tangki tersebut 𝑤(𝑡) = masa aliran steam (lb/min)
atau dengan mensirkulasi condensate melalui alat penukar 𝐶𝑀 = kapasitas panas koil/pipa (Btu/oF)
panas. Suatu kontroler dirancang untuk menjaga suhu dalam 𝐶𝑝 = kapasitas panas liquid (Btu/lb.oF)
tangki CSTR dengan mengendalikan aliran/flow steam Ada beberapa parameter fisik hasil pengukuran yang
kedalam tangki, yaitu dengan mengatur bukaan valve sehingga digunakan dalam pemodelan CSTR seperti pada Tabel 1.
mencapai nilai suhu kerja yang diinginkan.
D. Kategori Kesalahan Sensor [4]
C. Pemodelan Continuous Stirred tank Reactor [2] Sebuah kesalahan didefinisikan sebagai bentuk perilaku
Pemodelan pada plant CSTR dilakukan dengan cara yang tidak dapat diterima. Oleh karena itu, kesalahan adalah
menurunkan persamaan matematis, di mana persamaan sebuah state yang dapat menyebabkan kerusakan atau
tersebut menggambarkan dinamika pada tangki reaktor. kegagalan pada suatu sistem.
Perhitungan untuk mendapatkan pemodelan fisis yang tepat Dampak dari setiap kegagalan/kesalahan pada setiap operasi
dapat dilakukan dengan memakai pendekatan asumsi atau proses produksi akan dilakukan suatu
mengenai kondisi fisik dari CSTR. Hal ini bertujuan untuk penilaian/pengukuran. Pengaruh kesalahan yang terjadi
menyederhanakan komplektifitas sistem yang dihasilkan dari dimulai dari range kegagalan sistem secara keseluruhan atau
dinamika plant. Karena diasumsikan bahwa berat jenis dan degradasi parsial hingga kesalahan yang terjadi tidak
kapasitas panas memiliki harga konstan, berikut beberapa berpengaruh terhadap performansi sistem.
persamaan matematis pada proses pengendalian suhu dalam Variasi dari tingkat keparahan kegagalan suatu sistem dapat
tangki CSTR. dilakukan pengkategorian dengan melakukan suatu
Pertama, kesetimbangan energi pada liquid didalam tangki identifikasi untuk setiap dampak kesalahan yang terjadi.
reaktor diperoleh dengan memberikan asumsi bahwa panas Klasifikasi tingkat keparahan ditentukan untuk setiap masing-
yang hilang diabaikan dan liquid tercampur dengan sempurna masing mode kegagalan yang nantinya digunakan sebagai
dan Cv sama dengan Cp. Dari asumsi tersebut maka akan dasar untuk menentukan peringkat/urutan dalam memberikan
dihasilkan sebuah persamaan seperti berikut, tindakan korektif atau suatu kompensasi terhadap bentuk
(1) kesalahan yang terjadi. Salah satu klasifikasi mode kegagalan
d�T(t)�
VρCv dt = f(t)ρCp Ti + UA �Ts (t) - T(t)� - f(t)ρCp T(t)
secara umum ditunjukkan pada Tabel 2.
Kedua, kesetimbangan energi pada koil/pipa diperoleh
dengan asumsi bahwa koil/pipa memiliki suhu yang sama
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-66

Ke
FuzzyPD
Ku
Kde

Gambar 2. Diagram Blok Kontroler PID Gambar 4. Struktur Kontroler Fuzzy PD [7]
Input Fuzzy Konklusi Fuzzy
Input Tegas Output Tegas
kesalahan dan kontroler proporsional-derivatif menggunakan
x1 u1
aksi kontrol derivative untuk meningkatkan kestabilan pada
x2
Mekanisme
u2
kontrol loop tertutup.
Defuzzifikasi
Inferensi
Fuzzifikasi

Mekanisme struktur kontroler fuzzy PD ditunjukkan pada


Gambar 4, di mana masukan fuzzy PD berupa error (e) dan
Basis Aturan delta error (de). Apabila terjadi perbedaan, kontroler fuzzy
xn un akan melakukan mekanisme penalaan gain pada sinyal kontrol
Gambar 3. Struktur Dasar Sistem Fuzzy (Ku) agar didapatkan sistem yang stabil. Keluaran kontroler
E. Kontrol PID [5] pada kontrol fuzzy PD ditunjukkan pada Persamaan 4. [7]
𝑢𝑛 = 𝑓(𝐾𝑒 ∗ 𝑒𝑛 , 𝐾𝑑𝐸 ∗ 𝑑𝑒) ∗ 𝐾𝑢 (4)
Setiap kekurangan dan kelebihan dari masing-masing
kontroler Proporsional, Integral dan Diferensial dapat saling
menutupi dengan menggabungkan ketiganya secara paralel
menjadi kontroler proporsional plus integral plus diferensial III. PERANCANGAN SISTEM
(kontroler PID). Elemen- elemen kontroler P,I dan D masing- Pada perancangan ini dilakukan tahapan linearisasi serta
masing secara keseluruhan bertujuan untuk mempercepat perancangan kontroler dengan skema FTC dan skenario
reaksi sebuah sistem, menghilangkan offset dan menghasilkan kesalahan pada sensor.
perubahan awal besar. Gambar 2 menunjukkan diagram blok A. Pemodelan CSTR dalam Bentuk State Space
kontroler PID.
Dari persamaan kesetimbangan energi pada Persamaan (1)
Karakteristik kontroler PID sangat dipengaruhi oleh
kontribusi besar dari ketiga parameter P, I dan D. Pemilihan dan Persamaan (2), jika diasumsikan 𝑥1 = 𝑇(𝑡), 𝑥2 =
konstanta Kp,Ti, danTd akan mengakibatkan dominasi dari 𝑇𝑠 (𝑡) ; 𝑢1 = 𝑓 (𝑡), 𝑢2 = 𝑤(𝑡) maka Persamaan (1) dan (2)
sifat masing-masing elemen.Konstanta yang dominan itulah dapat dituliskan kembali dalam bentuk persamaan state seperti
yang akan memberikan kontribusi besar pada respons sistem pada Persamaan (5) dan Persamaan (6).
secara keseluruhan. • Kesetimbangan energi pada liquid:
Kontroler PID dengan konfigurasi seperti Persamaan 7 dan d(x1 )
Gambar 3 disebut kontroler PID ideal. VρCv = u1 ρCp Ti + UA(x2 - x1 ) - u1 ρCp x1
dt
1
𝑈(𝑠) = 𝐾𝑝(𝐸(𝑠) +
𝜏𝑖 𝑠
𝐸(𝑠) + 𝜏𝑑 𝑠𝐸(𝑠) (3) VρCv ẋ 1 = u1 ρCpTi + UAx2 - UAx1 - u1 ρCp x1

F. Fuzzy Logic Control [6] u1 ρCp Ti + UAx2 - UAx1 - u1 ρCp x1


ẋ 1 = (5)
VρCv
Sistem fuzzy berisikan empat bagian dasar yaitu meliputi
fuzzifikasi, fuzzy rule base, fuzzy inference engine dan
defuzzifikasi. Struktur dasar dari sistem fuzzy dapat dilihat • Kesetimbangan energi pada koil/pipa:
pada Gambar 3. d(x2 )
Fuzzifikasi adalah proses yang dilakukan untuk mengubah CM = u2 λ - UA(x2 - x1 )
dt
variabel nyata menjadi variabel fuzzy, ini ditujukan agar
masukan kontroler fuzzy bisa dipetakan menuju jenis yang CM ẋ 2 = u2 λ - UAx2 + UAx1
sesuai dengan himpunan fuzzy. u2 λ - UAx2 + UAx1
ẋ 2 = (6)
Fuzzy Rule Base merupakan kaidah dasar yang berisi CM
aturan-aturan secara linguistik yang menunjukkan kepakaran Dengan memasukkan nilai-nilai dari parameter plant yang
terhadap plant. telah diberikan pada Tabel 1. kedalam Persamaan maka
Defuzzifikasi adalah proses yang digunakan untuk didapatkan nilai-nilai untuk model nonlinear plant dalam
mengubah kembali variabel fuzzy menjadi variabel nyata. bentuk persamaan state seperti pada Persamaan (7) dan
Inferensi fuzzy adalah sebuah proses formulasi pemetaan Persamaan (8).
masukan terhadap keluaran dengan menggunakan logika fuzzy. ẋ 1 = -0,57795x1 + 0,57795x2 + 5,56u1 - 0,0556x1 u1 (7)
Proses dari inferensi fuzzy melibatkan fungsi keanggotaan
operator logika fuzzy, dan aturan IF-THEN. ẋ 2 = 1,909x1 - 1,909x2 + 3,6357u2 (8)
Tindakan Derivatif membantu untuk memprediksi
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-67

B. Kontrol Proportional Integral (PI) NB NS Z PS PB


1
Formulasi kontrol PI secara umum ditunjukkan pada
Persamaan (9)
de(t)
u(t) = Kp [e(t) + τ ∫ e(t) dt + τD dt ]
1
(9)
i 0.5

Dengan melakukan linearisasi pada Persamaan (1) dan (2),


akan diperoleh bentuk fungsi alih plant orde-2 tanpa delay
sehingga dapat ditentukan nilai-nilai parameter PI seperti
berikut, -2 -1 0 1 2

Gambar 5.Himpunan Fuzzy error dan Delta error


1 2,44*(0,9028) Tabel 3.
wn =� = 0,9028 , ξ = = 1,1014 Basis Aturan Fuzzy
1,227 2 e,de/u NB NS Z PS PB
NB NB NB NS NS Z
2ξ 2*1,1014 NS NB NS NS Z PS
τi = = = 2,44 Z NS NS Z PS PS
wn 0,9028
PS NS Z PS PS PB
Dengan kriteria respons yang diharapkan pada pengendalian PB Z PS PS PB PB
suhu CSTR adalah memiliki𝑇𝑠 ∗ (±0,5%) = 2 𝑑𝑡, Maka
diperoleh nilai Kp sebagai berikut,
Ts* (±0,5%)= 2 dt
5τ* = 2→ τ* = 0,4
Dari nilai tersebut diperoleh nilai Kp seperti berikut,
τi τ* (wn )2
Kp =
K
Gambar 6. Blok Kontrol Fuzzy PD
0,79544
Kp = = 1,0198 D. Pengkategorian Kesalahan Sensor
0,78
Kesalahan sensor yang terjadi diasumsikan merupakan
Sehingga didapatkan parameter kontrol PID plant kesalahan pengukuran/kalibrasi dari suatu sensor yang
adalah Kp = 1,10198 ; τi= 2,44. direpresentasikan sebagai perubahan penguatan dari gain
sensor feedback, di mana penguatan nilai gain feedback sensor
C. Kontroler Fuzzy PD yang diberikan seperti berikut,
Awal mula dari perancangan kontrol fuzz adalah dengan 0 < KT < 1 (11)
memetakkan input tegas (crisp) ke dalam himpunan fuzzy
Dengan, KT = 1 berarti sensor dalam keadaan baik dan KT=0
yang terdiri dari himpunan keanggotaan error dan delta error
berarti sensor rusak.
seperti pada Gambar 5. Dalam perancangan ini dibuat lima
Struktur deteksi kesalahan sensor yang terjadi, seperti
fungsi keanggotaan dengan bentuk segitiga ternormalisasi,
ditunjukkan pada Gambar 7. Proses deteksi kesalahan ini
yakni [-2, 1, 0, 1, 2].
dibuat dengan teknik Model-Based Fault Diagnosis, di mana
Aturan/rule base fuzzy yang digunakan sebagai kompensasi
Gp adalah actual plant dengan gain kesalahan pada sensor dan
untuk memberikan sinyal kontrol berdasarkan pada aturan
Gp’ adalah Model plant. Prasyarat yang paling penting untuk
yang didefinisikan dalam suatu tabel yaitu tabel mac vicar
pendekatan ini adalah model plant yang digunakan harus
wheelan, seperti ditunjukkan pada Tabel 3.
secara akurat menggambarkan plant yang sebenarnya, Gp’ =
Inference yang digunakan adalah inference metode Gp. Model plant dapat diperoleh secara analitis atau melalui
mamdani yang ditunjukkan pada Persamaan 10. pemodelan black box.
Pengkategorian kesalahan yang dibuat dalam perancangan
𝜇𝑖 (𝑘) = max[min{𝜇𝑢 (𝑘), 𝜇𝑟 �𝑒(𝑖), 𝑑𝑒(𝑗) )}]� (10)
ini didasarkan pada pengaruh perubahan gain sensor yang
Setelah melalui proses inference dan berdasarkan rulebase diberikan pada sistem terhadap pengaruh nilai error steady
yang ada kemudian µi masuk ke proses defuzifikasi untuk state sistem, seperti ditunjukkan pada Tabel 4.
merubah bentuk nilai fuzzy ke dalam bentuk nilai tegas (crisp,
seperti ditunjukkan pada Gambar 6.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-68

tuning
Gain Ku

R(s) E(s) Kontroler U(s) C(s)


CSTR Plant
Fuzzy PD

Sensor Gain
Failure
C
Multiple
X
Actual Plant with
Sensor Faults

CSTR Plant

f(s)
Plant Model Gambar 8. Fault Tolerant Scenario

Gambar 7. Struktur Deteksi Kesalahan Sensor


Tabel 4.
Kategori Kesalahan Sensor
Tingkat Kesalahan Error Steady State Keterangan
(% ess)

Kategori IV ess < 1,25 Negligible


Kategori III 1,25 ≤ ess < 2,5 Marginal
Kategori II 2,5 ≤ ess < 5 Critical
Kategori I ess ≥ 5 Cathastropic
Pengkategorian kesalahan yang dibuat dalam perancangan
ini, seperti pada Tabel 4, didasarkan pada besar nilai kesalahan
sensor yang terukur. Nilai kesalahan sensor tersebut
berpengaruh terhadap performansi sistem, semakin besar nilai Gambar 9. Pengaruh perubahan Gain Sensor Pada Kontrol PI
200
kesalahan sensor yang terdeteksi maka error steady state 180

sistem juga semakin besar sehingga dapat menyebabkan 160 181

kegagalan proses. 140


180
179
178

Dari pengkatagorian kesalahan tersebut kemudian dilakukan 120


177
Temperature (F)

176
175

perancangan suatu skenario terhadap kesalahan sensor untuk 100


174

5 10 15 20 25 30 35 40 45

mengkompensasi kesalahan/error yang terjadi. Skenario 80

kesalahan sensor tersebut digunakan untuk menentukan nilai 60

penguatan dari gain sinyal kontrol pada kontroler fuzzy PD. 40

Perancangan skenario fault tolerant ditunjukkan seperti pada 20


Setpoint
FuzzyPD+Fault=0,2

Gambar 8. 0
0 5 10 15 20 25
Time (s)
30 35 40 45 50

Pengkategorian kesalahan yang dibuat dalam perancangan Gambar 10. Pengaruh perubahan Gain Sensor pada Kontrol Fuzzy PD
ini, seperti pada Tabel 4, didasarkan pada besar nilai kesalahan sistem memiliki error yang besar seperti yang ditunjukkan
sensor yang terukur. Nilai kesalahan sensor tersebut pada Gambar 9.
berpengaruh terhadap performansi sistem, semakin besar nilai
kesalahan sensor yang terdeteksi maka error steady state B. Simulasi Kontroler Fuzzy PD dengan Perubahan Gain
Sensor
sistem juga semakin besar sehingga dapat menyebabkan
kegagalan proses. Perubahan nilai gain sensor terhadap keluaran sistem pada
Dari pengkatagorian kesalahan tersebut kemudian dilakukan kontrol Fuzzy PD menunjukkan adanya kenaikan error steady
perancangan suatu skenario terhadap kesalahan sensor untuk state pada sistem, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 10.
mengkompensasi kesalahan/error yang terjadi. Skenario C. Simulasi Kontrol Toleransi Kesalahan Sensor
kesalahan sensor tersebut digunakan untuk menentukan nilai
Pada kontrol PI sulit untuk dilakukan penerapan kontrol
penguatan dari gain sinyal kontrol pada kontroler fuzzy PD.
toleransi kesalahan pada sensor karena nilai umpan balik yang
Perancangan skenario fault tolerant ditunjukkan seperti pada
diberikan terpengaruh oleh gain kesalahan yang diberikan,
Gambar 8.
karena adanya faktor integral dalam kontrol PI menyebabkan
error sistem semakin besar dan mengakibatkan sistem tidak
IV. HASIL SIMULASI
dapat mencapai nilai setpoint yang diinginkan. Oleh karena
Pembahasan berikut ini merupakan hasil percobaan simulasi itu, dalam Tugas Akhir ini kontrol toleransi kesalahan sensor
untuk kontrol toleransi kesalahan. dilakukan dengan menerapkan kontrol Fuzzy PD dengan
A. Simulasi Kontroler PI dengan Perubahan Gain Sensor skema FTC pada sistem.
Perubahan nilai gain sensor yang diberikan pada sistem
Pengaruh nilai gain sensor pada kontrol PI menyebabkan
memiliki range nilai-nilai tertentu berdasarkan kategori
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-69

200

180

190
160
185
179

140 180
178

175
177
120

Temperature (F)
170 176
5 10 15 20 25 30 35 40 45

100 175

5 10 15 20 25 30 35 40 45

80
(a)
60
(b)
40

20 Setpoint
FuzzyPD
FuzzyPD+FTC
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Time (s)

Gambar 15. Respons Sistem Kesalahan Sensor Kategori I


Tabel 5.
Gambar 11. Sinyal Gangguan untuk Gain Kesalahan Sensor Katagori Kesalahan Sensor
Tingkat Kesalahan Fuzzy PD tanpa FTC Fuzzy PD + FTC
180 (% ess) (% ess)
160
178

177 176.0005
Kategori I ess = 6,82 ess = 1,41
140
176

175
176 Kategori II ess = 3,73 ess = 0,26
174
175.9995
Kategori III ess = 1,83 ess = 0,03
ess ≈ 0
120 173 175.999

Kategori IV ess = 0,60


Temperature (F)

172
5 10 15 20 25 30 35 40 45 175.9985
100 5 10 15 20 25 30 35 40 45

80
FTC dan kontroler fuzzy PD dengan skema FTC pada grafik
(a) (a). Dengan menerapkan konsep FTC pada sistem
60 (b)
40 menunjukkan adanya perbaikan terhadap performa/error
20 Setpoint
FuzzyPD
steady state sistem seperti ditunjukkan pada grafik (b), dengan
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
FuzzyPD+FTC
45 50 error steady state yang terukur sangat kecil hingga mendekati
Time (s)

Gambar 12. Respons Sistem Kesalahan Sensor Kategori IV nol persen.


180 Secara keseluruhan hasil perbandingan pengaruh kesalahan
160
180

179

178 176.06
sensor untuk kategori I-IV terhadap performasni sistem
140
177

176
176.05

176.04

176.03
ditunjukkan pada Tabel 4.
175 176.02
120 174 176.01
Temperature (F)

176
5 10 15 20 25 30 35 40 45

100
175.99

175.98
5 10 15 20 25 30 35 40 45
V. KESIMPULAN
80 (a)
60
(b) Pada penelitian ini, hasil informasi kesalahan yang
40 terdeteksi digunakan untuk menentukan kategori-kategori
20 Setpoint
FuzzyPD yang kemudian dijadikan dasar dalam perancangan suatu
FuzzyPD+FTC
0
0 5 10 15 20 25
Time (s)
30 35 40 45 50 skenario kesalahan untuk mengkompensasi kesalahan sensor
Gambar 13. Respons Sistem Kesalahan Sensor Kategori III yang terjadi. Penerapan kontroler fuzzy PD dengan skema FTC
200
dapat mengkompensasi kesalahan sensor dari setiap kategori
180

160
kesalahan yang terjadi sehingga mampu memperbaiki
184

140
182

180

178
176.6 performansi sistem. Kontrol fuzzy PD dengan skema FTC
176.4

120
176

174
176.2
tersebut mampu memberikan perbaikan terhadap error steady
Temperature (F)

172 176

100
170
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
175.8

175.6
state (ess) yang terjadi pada sistem, dimana untuk kategori I
5 10 15 20 25 30 35 40 45
80
perbaikan error steady state mencapai 79,3%. Sedangkan
(a)
60
(b) untuk kategori II, III dan IV perbaikan error steady state pada
40

20 Setpoint
sistem hingga diatas 90%.
FuzzyPD
FuzzyPD+FTC
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Time (s) DAFTAR PUSTAKA
Gambar 14. Respons Sistem Kesalahan Sensor Kategori II
[1]. Chen, J., “Modified Feedback Configuration for Sensor Fault Tolerant
kesalahan yang terukur, seperti yang telah ditunjukkan pada Control”, 2008 10th Intl. Conf. on Control, Automation, Robotics and
Tabel 3. Dalam pengujian kontrol toleransi kesalahan sensor, Vision, pp. 2038-2043, December 2008.
nilai-nilai dari perubahan gain sensor dibentuk oleh suatu [2]. Corripio, Armando B. dan Smith, Carlosa A., Principle and Practice of
Automatic Process Control, McGraw-Hill, New York 1997.
signal builder, seperti ditunjukkan pada Gambar 11. Pada [3]. Anggraini, Dini, “Perancangan Pabrik Asam Formiat Dengan Proses
Gambar 12-15, menunjukkan pengaruh responss dari sistem Hidrolisa Metil Formiat Kapasitas 20.000 Ton/ Tahun”, Tugas Akhir,
terhadap kesalahan sensor yang ada. Pada pengujian ini, gain Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2005.
[4]. Ebeling, Charles E., An Introduction to Reliability and Maintainability
kesalahan pada sensor diberikan pada detik 35. Dampak dari Engineering, MacGraw-Hill International Editions, University of Dayton
faktor penguatan gain sensor tersebut mengakibatkan 1997.
terjadinya kesalahan/error steady state pada sistem. [5]. Astrom, K.J and, T. Hagglund, PID Controllers: Theory, Design and
Dari Gambar 12, menunjukkan hasil perbandingan Tuning 2nd Ed, Instrument Society of America, 1995.
[6]. Pasino, K. M. and Yurkovich, S., Fuzzy Control, Addison Wesley
pengaruh kesalahan sensor untuk kategori IV terhadap Longman, California, 1998.
performansi sistem menggunakan kontroler fuzzy PD tanpa [7]. Jan, Jantzen, “Tuning Of Fuzzy PID Controllers”, Technical Automation
Department of Denmark University, pp. 1-22, 30 September 1998.

Anda mungkin juga menyukai