BAB 1
Tujuan
1.1 Pendahuluan
Gambar 1.1 Kontrol proses (a) menunjukkan kontrol manual loop proses
penukar panas sederhana dan (b) kontrol otomatis dari loop proses penukar panas.
Diagram pada Gambar 1.1b adalah loop umpan balik yang disederhanakan
dan diperluas pada Gambar 1.2. Dalam proses apapun ada sejumlah masukan, dari
bahan kimia hingga barang padat. Ini dimanipulasi dalam proses dan komponen
kimia baru muncul pada output. Input terkontrol ke proses dan parameter output
yang diukur dari proses disebut variabel.
Feed back loop adalah jalur dari sinyal keluaran untuk di kembalikan ke
sinyal masukan yang di koreksi dari segala variasi anatara level pengeluaran dari
set level.dalam kata lain,penegeluaran dari hasil pemrosesan terpantau secara
berkelanjutan,kesalahan antara set point dan parameter pengeluaran bersatu dan
sinyak koreksi dikembalikan ke salah satu prosessor pemasukan untuk dikoreksi
perbedaaan pengukuran parameter pengeluaranya.
Set point adalah nilai yang diinginkan dari parameter keluaran atau
variabel yang dipantau oleh sensor. Setiap penyimpangan dari nilai ini akan
menghasilkan suatu error signal.
Instrument adalah nama dari semua tipe variasi alat yang digunakan untuk
menunjukkan atau mengukur suatu kuantitas fisik atau keadaan, kinerja, posisi,
arah dan sebagainya.
Sensor adalah suatu alat yang dapat nengenali variable fisik seperti Suhu,
intensitas cahaya, gerakan, dan memiliki kemampuan untuk memberikan keluaran
terukur yang bervariasi dalam kaitannya dengan amplitude variable fisik. Tubuh
manusia memiliki sensor pada jari yang dapat mengenali kekasaran suatu
permukaan, suhu, dan gaya. Sebuah thermometer merupakan contoh yang tepat
dari sebuah sensor garis pandang karena thermometer tersebut memberikan
indikasi suhu visual yang tepat. Pada sensor yang lain seperti sensor tekanan
diafragma, sebuah transduser tegangan bisa jadi dibutuhkan untuk mengubah
deformasi diafragma menjadi sinyal elektrik atau pneumatic sebelum dilakukan
pengukuran.
Transduser adalah sebuah alat yang dapat mengubah suatu bentuk energy
menjadi bentuk yang lain, contohnya; sebuah resistance thermometer mengubah
suhu menjadi hambatan elektrik, atau sebuah thermocouple mengubah suhu
menjadi tegangan. Dua alat tersebut memberikan keluaran yang sebanding untuk
suhu. Beberapa transduser dikelompokkan berdasarkan heading of sensors.
Sinyal error merupakan perbedaan antara titik setel dan amplitudo variabel
terukur.
Contoh 1.1 Gambar 1.5 menunjukkan blok diagram dari sebuah loop tertutup
sistem kontrol aliran.
(a) sensor berlabel tekanan sel dalam diagram. (b) transduser yang berlabel
converter. Ada dua transdusersatu untuk mengkonversi tekanan untuk arus dan
yang lainnya untuk mengkonversi arus ke tekanan untuk mengoperasikan
aktuator. (c) aktuator dalam katup pneumatik. (d) transmiter berupa driver baris.
(e) controller berlabel PLC. (f) Variabel yang dimanipulasi adalah tekanan
diferensial yang dikembangkan oleh fluida yang mengalir melalui penyempitan
pelat orifice (g) variabel yang dikontrol adalah laju aliran cairan.
Sistem kontrol proses yang sederhana dan ideal telah dibahas. Dalam
proses praktis pengontrolan skenario jauh lebih kompleks dengan banyak
skenario dan variabel, seperti stabilitas, waktu reaksi, dan akurasi yang harus
dipertimbangkan. Banyak masalah mendasar dibahas dalam bab-bab berikut.
Unit pengukuran dibagi menjadi dua sistem yang berbeda; pertama, sistem
bahasa Inggris dan kedua, sistem Internasional, SI (Systme International
D'Units) berdasarkan sistem metrik, namun ada beberapa perbedaan. Sistem
bahasa Inggris telah menjadi standar yang digunakan di Amerika Serikat, namun
sistem SI secara perlahan membuat terobosan, sehingga siswa harus menyadari
kedua sistem unit dan dapat mengubah unit dari satu sistem ke sistem lainnya.
Kebingungan bisa timbul pada beberapa unit seperti massa pon dan berat pon. Unit
untuk massa pon adalah siput (tidak lagi digunakan bersama), yang setara dengan
kilogram dalam sistem satuan SI sedangkan berat pon adalah gaya yang sama
dengan newton, yang merupakan satuan gaya dalam sistem SI . Faktor konversi 1
lb = 0,454 kg, yang digunakan untuk mengubah massa (berat) antara kedua sistem,
berlaku untuk menyamakan kekuatan 1-lb dengan massa 0,454 kg; ini menjadi
massa yang akan menghasilkan kekuatan 4,448 N atau kekuatan 1 lb. Perawatan
harus dilakukan untuk tidak mencampur unit dari dua sistem. Untuk konsistensi
beberapa unit mungkin harus dikonversi sebelum dapat digunakan dalam
persamaan.
Tabel 1.1 memberikan daftar unit dasar yang digunakan dalam instrumentasi
dan pengukuran dalam sistem bahasa Inggris dan SI dan juga faktor konversi, lainnya
unit berasal dari unit dasar ini.
Contoh 1.4 Bobot suatu benda adalah 2,5 lb. Apa gaya dan massa ekuivalen dalam
sistem satuan SI?