Anda di halaman 1dari 3

Skip to content

Memahami Dasar Dasar Sensor Otomotif


Sesudah pelajari bab mekanisme sensor, peserta didik bisa paham dasar dasar sensor hingga sanggup
mengetes serangkaian sensor yang baru dibuat.Keperluan akan mekanisme mekanisasi di tiap sektor tugas
yang makin bertambah, bersamaan dengan perubahan tehnologi yang makin maju menggerakkan
kreativitas pada sektor kerja masing-masing dengan timbulnya inovasi-inovasi baru pada sektornya dengan
manfaatkan piranti lunak (software) dan piranti keras (hardware).

Memahami dasar dasar sensor


Keinginan manusia untuk mengendalikan apa yang ada dalam kendalinya itu dapat dikendalikan dengan
mudah, aman, nyaman, efektif dan efisien. sistem otomatisasi menjadi solusi akan pemenuhan kebutuhan
tersebut. Dimana sistem otomatisasi tidak dapat lepas dari sistem sensor, sitem control dan perubahan
energi yang lainnya untuk pemenuhan kebutuhan tersebut.

Pengertian sensor

Sensor merupakan alat atau peralatan untuk menerima informasi dari luar dan akan meneruskan informasi
tersebut ke dalam sistem control kemudian sistem control akan meneruskan ke komponen output dan
komponen output akan memberikan respon atas informasi tersebut. Informasi dari luar tersebut dapat
berupa panas, frekuensi, cahaya, tekanan, gaya dan sebagainya.Dimana parameter tersebut akan menjadi
masukan atau input dalam sebuah sistem control yang kemudian akan dirubah menjadi sebuah perintah
kerja oleh sistem control dan dilaksanakan oleh komponen output sistem control tersebut. Sensor
mengukur parameter secara fisik seperti kecepatan, temperature, tekanan dan posisi. Sensor elektronik
mengubah parameternya secara fisik menjadi sinyal-sinyal elektronik sesuai dengan kondisi parameternya.

Jenis-jenis sensor

Sensor digunakan sesuai dengan kebutuhan atau keperluan yang dibutuhkan, Beberapa jenis sensor yang
sering digunakan pada bidang teknologi khususnya bidang teknik alat berat:

1. Sensor frekuensi

sensor yang sering digunakan untuk mengukur kecepatan pada unit kendaraan dengan sistem elektronik
adalah sensor Magnetic dan sensor halft effect.a. Sensor MagneticSensor Magnetic memilki akurasi yang
tinggi untuk memberikan informasi kecepatan di atas 600 rpm tetapi kurang akurat untuk kecepatan di
bawah 600 rpm. Sensor Magnetic termasuk ke dalam tipe sensor pasif karena tidak membutuhkan
tegangan input untuk memproses sinyalnya. Sensor magenetik bekerja dengan cara merubah gerakan
mekanikal menjadi tegangan AC. Yaitu saat gear memotong medan magnet permanent di dalam sensor,
akan timbul tegangan AC di dalam coil dan dikuti oleh frekuensinya.
Untuk menguji sensornya dengan cara mengukur tahanan coilnya antara 100 ~ 500 ohm sesuai besar
kecilnya sensor pada saat engine mati dan pada saat engine hidup dan tersambung dengan harnesnya
dengan engine, ukur tegangan AC dan frekuensinya yang timbul antar terminal 1 dan 2.b. Sensor tipe
Half effectSensor tipe halft effect memilki akurasi yang tinggi untuk memberikan informasi kecepatan
rendah. Memilki dua model yaitu:1) Speed sensorDigunakan pada ECM transmission dan engine untuk
mendeteksi kecepatan tiap posisi timing dan memilki hall cell pada ujung kepalanya. Cara kerjanya saat
gear memotong medan magnet yang terdapat di hall cell, terbentuklah sinyal dan kemudian dikirim ke
control untuk diproses selanjutnya. Karena sinyalnya berpulsa, maka terdapat duty cycle dan disebut sinyal
digital.
2) Pressure sensor.Sensor ini sangat akurat untuk mendeteksi kecepatan karena outputnya tidak
tergantung oleh kecepatan, dapat mendeteksi kecepatan mulai dari 0 rpm pada temperatur yang berfariasi.
Cara pengujianya yaitu dengan cara mengukur tegangan input pada pin A dan pin B (speed timing sensor =
12, 7 volt dan transmission output sensor = 8 volt) dan kemudian ukur antara pin B dan pin C harus
terdapat duty cycle antara 5% sampai 95 % dan terdapat frekuensi antara 4, 5 kHz sampai 5, 5 kHz.
2. Sensor Digital

Sensor digital banyak dipakai untuk memantau posisi aliran, tekanan dan temperatur, bentuknya lebih
besar dari analog terdiri dari beberapa komponen antara lain: Oscillator sebagai sumber frekuensi antara 5
kHz, Comparator sebagai pembanding dua sinya yang berbeda untuk menghasilkan sinyal digital,
Transistor NPN mengatur ooutput dari sensor atas dasar output komparator dalam menyediakan sinyal
digital, Thermistor yang memantau parameter dan merubah tahananya.

Pengujiannya yaitu dengan cara pastikan sensor terhubung dengan hardnesnya, lakukan pengetesan pin A
ke pin C tegangannya = 8 atau 24 volt, pin C ke pin B tegangan DCnya = 0, 7 ~ 7, 9 Volt, pin C ke pin B
frekuensinya 4, 5 ~ 5, 5 kHz, pin C ke pin B duty cycle 5~ 95 %. Jika tidak sesuai spesifikasi, maka sensor
rusak.

3. Sensor Analog

Sinyal analaog adalah sinyal yang perubahanya secara perlahan dan terus menerus dan proporsional (liner)
dengan parameter yang dipantaunya. Output dari sensor analog berupa tegangan DC antara 0 ~ 5 Volt,
sensor terdiri dari thermistor dan amplifier yang memproses sinyal outputnya yaitu pad  tegangan pada 0, 2
~ 4, 8 DC Volt. Pengujianya dengan cara menguku input pada pin A ke pin B = 5 Volt, dan sinyal dari pin
C ke pin B = 1, 99 ~ 4, 46 volt. Jika kabelnya putus, maka kontrolnya akan mengeluarkan tegangan yang
disebut dengan build up voltage sebesar 8 Volt untuk sensor digital dan 6, 3 volt untuk sensor analog.

4. Sensor Analog ke Digital

pada sensor tipe ini menggunakan bagian analognya untuk mengukur parameternya dan mengirimkan
sinyal tersebut kesebuah conventer dan dirubah oleh conventer menjadi digital menuju ke control
elektronik. Pengujianya sama dengan sensor digital. Contoh penggunaanya pada sensor tekanan brake.

5. Sensor Cahaya

Sensor cahaya berufngsi untuk mengubah intensitas sinar/ cahaya menjadi konduktifitas/ arus listrik. Jenis
sensor cahaya adalah fotovoltaic dan fotocondutiv.a. Fotovoltaic/ fotocell/ solar cellBerfungsi untuk
mengubah sinar matahari menjadi arus listrik, dimana semakin kuat sinar matahari yang mengenai
permukaan solar cell, semakin kuat juga tegangan dan arus listrik yang dihasilkanb.
FotoconduktifBerfungsi untuk mengubah intensitas cahaya menjadi perubahan konduktivitas, contoh,
LDR (light dependent resistor), foto diode, fototransistor
Komponen sistem sensor

Komponen sistem sensor agar dapat berjalan dengan sempurna, atau agar berfungsi sesuai fungsinya dapat
dikelompokan menjadi tiga komponen utama yaitu:

1. Komponen input

Yaitu komponen pada sistem sensor yang berfungsi memberikan informasi kepada sistem control sesuai
dengan parameter yang dipantaunya. Parameter yang dimaksud dapat berupa frekuensi, tekanan, gerak atau
gaya, cahaya dan sebagainya.

2. Komponen control
Yaitu komponen pada sistem sensor yang berfungsi untuk menerima informasi dan mengolah informasi di
dalam sistem kemudian meneruskan ke komponen output sesuai dengan parameternya.

3. Komponen output

Yaitu komponen pada sistem sensor yang berfungsi untuk memberikan informasi kepada operator atau
serviceman atau lainnya bahwa di dalam sistem terjadi ketidaknormalan atau normal.

Rangkaian Sistem Sensor

Rangkaian sistem sensor adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen input, komponen control dan
komponen output yang bekerja bersama untuk menghasilkan informasi yang dapat digunakan oleh
operator atau serviceman atau lainnya untuk mengetahui keadaan suatu unit atau machine. Contoh
rangkaian sistem sensor.

Phyrometer atau Thermogun adalah suatu alat yang digunakan untuk mengambil informasi dari sebuah
media atau benda untuk mendapatkan ukuran yang tepat tanpa menyentuh media atau benda yang akan
diukur. Ukuran yang dimadksud dapat berupa suhu dan lainnya.Kita bisa membayangkan bagaimana
susahnya untuk mengukur suhu pada proses peleburan baja untuk menentukan berapa suhu cairan baja
pada bagian inti dan berapa suhu pada bagian yang menempel pada dinding tungku leburan. Padahal kita
mengetahui titik leleh baja berkisar pada 13750 C tergantung pada jumlah kandungan karbonya.

Sumber : labtech.my.id

Mau Kuliah Teknik ?


Ya Di BPLE Tiara Course Aja, Klik Untuk Daftar
Daftar Sekarang

Anda mungkin juga menyukai