Anda di halaman 1dari 12

BAB I

KONSEP DASAR INSTRUMENTASI

Pendahuluan
Mata kuliah Instrumentasi mencakup materi tentang konsep dasar
instrumentasi. Dalam bab ini menjelaskan tentang konsep instrumentasi,
tujuan sistem instrumentasi, fungsi instrumentasi, klasifikasi sistem
instrumentasi dan variable proses. Tujuan yang diharapkan yaitu
mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar instrumentasi sebagai alat
mengukur sebagai indikasi penunjukan besaran sinyal atau sebagai
kendali otomatis. Mengukur bermacam jenis besaran fisis diantaranya
proses tekanan, aliran, level dan suhu dari sebuah proses yang
digambarkan secara blok diagram. Sistem pengukuran instrumentasi yang
meliputi: input pengukuran, tranduser, pengkondisi sinyal, display atau alat
penampil, dan control akhir (actuator).

Tujuan Khusus:
Setelah mempelajari masalah konsep dasar instrumentasi ini, diharapkan
mahasiswa dapat:
1. Mendeskripsikan konsep dasar sistem instrumentasi.
2. Menjelaskan tujuan sistem intrumentasi
3. Menjelaskan fungsi sistem intrumentasi
4. Menjelaskan kalsifikasi sistem intrumentasi
5. Menjelaskan variable proses sebagai input pengukuran.

1.1. Konsep dasar instrument kendali


Secara garis besar kita dapat memilah sistem istrumentasi menjadi dua,
yakni sistem terbuka (open loop) dan sistem tertutup (close loop). Pada sistem
terbuka, arah alur logika perancangannya adalah untuk pengukuran dan
pemantauan. Keputusan dan tindakan atas hasil pengukuran atau pemantauan
diserahkan pada operator (user). Sehingga pada sistem terbuka, peran operator
(user) sangat besar dan menentukan. Serumit atau secanggih apapun
instrumentasi pada sistem terbuka, kita masih dapat menyebutnya sistem
manual, mengingat peran manusia dalam pengambilan keputusan sangat
besar.
Berbeda dengan sistem tertutup, dimana basil pengukuran atau
pemantauan dilakukan oleh sistem itu sendiri dan setelah ada keputusan maka
sistem itu melakukan tindakan untuk merubah atau mempengaruhi gejala fisis
yang diukumya. Hal ini dilakukan dalam waktu sesingkat mungkin dan melakukan
tindakan sesuai dengan rancangan yang dibuat. Tentu saja, dalam hal ini
keputusan yang dilakukan oleh sistem harus masih dalam koridor
“keinginan” atau “kebijaksanaan” perancang sistem. Karena peran operator pada
sistem ini sudah tidak terlalu banyak (kecuali untuk menghidupkan, mematikan,
melakukan setting awal, dan sebagainya), maka seringkali sistem ini disebut
dengan sistem otomatis.

1.2. Konsep instrumentasi kendali On-Off


Sistem pengendalian proses adalah gabungan kerja dari alat-alat
pengendalian otomatis. Semua peralatan yang membentuk sistem pengendalian
disebut istrumentasi pengendalian proses. Contoh sederhana istrumentasi
pengendalian proses adalah saklar temperatur yang bekerja secara otomatis
mengendalikan suhu setrika. Instrumentasi pengendalinya disebut temperature
switch, saklar akan memutuskan arus listrik ke elemen pemanas apabila suhu
setrika ada di atas titik yang dikehendaki. Sebaliknya saklar akan mengalirkan
arus listrik ke elemen pemanas apabila suhu setrika ada di bawah titik yang
dikehendaki. Pengendalian jenis ini disebut kendali ON -OFF.
Sebuah setrika listrik secara termostatis mengatur panas yang dihasilkan
pada setrika. Masukan ke sistem tersebut adalah suhu acuannya, yang diset
secara tepat oleh termostat, sedangkan keluarannya adalah suhu yang dihasilkan
sebenarnya yang bisa dideteksi dengan cara pengukuran temperatur. Apabila
termostat mendeteksi suhu keluaran lebih kecil dari masukan, arus listrik
mengalir dan memanaskan elemen pemanas hingga suhu menyamai acuannya
dan secara otomatis arus akan diputus lagi.

Gambar 1.1 Kendali temperatur setrika listrik

Gambar 1.2 Diagram blok kendali temperatur setrika listrik

Contoh :
Sebutkan contoh lain sistem pengendalian proses berbasis on/off dan buatkan
diagram bloknya.
Jawab
Sistem pengendalian level dengan level switch, pengendali tekanan dengan
menggunakan pressure switch, mengendalikan aliran dengan flow switch. Secara
diagram blok dapat digambarkan sebagi berikut,
1.3. Konsep Instrumentasi kendali kontinu
Instrumentasi adalah ilmu pengetahuan dalam penerapan alat ukur dan
sistem pengendalian pada suatu obyek untuk tujuan mengetahui harga numerik
variable suatu besaran proses dan juga untuk tujuan mengendalikan besaran
proses supaya berada dalam batas daerah tertentu atau pada nilai besaran
yang diinginkan (set point). Secara diagram blok digambarkan sistem
intrumentasi kendali tekanan vessel seperti Gambar 1.3 dan 1.4.

Gambar 1.3. Kendali tekanan vessel

Gambar 1.4. Diagram blok sistem kendali tekanan


Operasi di industri proses seperti kilang minyak (refinery) dan
petrokimia (petrochemical) sangat bergantung pada pengukuran dan
pengendalian besaran proses. Beberapa besaran proses yang harus diukur dan
dikendalikan pada suatu industri, misalnya aliran (flow) di dalam pipa, tekanan
(pressure) didalam sebuah vessel, suhu (temperature) di unit heat exchange,
serta permukaan (level) zat cair di sebuah tangki.
Selain besaran proses di atas, beberapa besaran proses lain yang cukup
penting dan kadang-kadang perlu diukur dan dikendalikan oleh karena kebutuhan
specific proses, diantaranya; hydrogen ion concentration (pH), moisture content,
conductivity, density or specific gravity, combustible content of flue gas,
oxygen content of flue gas, chromatographic stream composition, nitrogen
oxides emissions, calorimetry (BTU content) dan sebagainya. Besaran-besaran
ini ada yang perlu diukur saja, ada juga yang diukur dan dikendalikan.
Suatu sistem pengendalian proses terdiri atas beberapa unit komponen
antara lain;
● Sensor/transducer yang berfungsi menghasilkan informasi tentang
besaran yang diukur,
● Transmitter yang memproses informasi atau sinyal yang dihasilkan
oleh sensor/transducer agar sinyal tersebut dapat ditransmisikan,
● Controller yang berfungsi membandingkan sinyal pengukuran dengan
nilai besaran yang diinginkan (set point) dan menghasilkan sinyal
komando berdasarkan strategi control tertentu,
● Actuator yang berfungsi mengubah masukan proses sesuai dengan
sinyal komando dari pengontrol.
Output signal pengukuran sesuai standard dan dapat diproses oleh
peralatan lain sebagai indikasi alarm atau sebagai kendali otomatis. Ada
beberapa standar signal yaitu untuk signal elektronik sebesar 4 – 20 mA dan
signal pneumatic 3 – 15 PSI atau 20 -100 kPa. Secara umum sistem pengukuran
dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu
1. Tahap detektor – transduser
2. Tahap pengkondisian sinyal
3. Tahap pembacaan

1.4. Tujuan Sistem Instrumentasi kendali


Tujuan dari penerapan sistem instrumentasi dan kontrol di dalam
industri proses adalah berkaitan dengan segi ekonomis. Oleh karena itu
instrumentasi dan sistem kontrol yang diterapkan diharapkan dapat
menghasilkan:
1. Kualitas produk yang lebih baik dalam waktu pemrosesan yang lebih
singkat.
2. Biaya produksi yang lebih murah, oleh karena :
● Penghematan bahan mentah dan bahan bakar.
● Peningkatan efisiensi waktu mesin dan pekerja.
● Pengurangan produksi yang rusak (off spec.).
3. Peningkatan keselamatan personil dan peralatan.
4. Pengurangan polusi lingkungan dari bahan limbah hasil proses.
Berdasarkan ini, maka beberapa hal yang termasuk dalam sistem instrumentasi
dan kontrol meliputi:
1. Karakteristik proses.
2. Sistem pengukuran.
3. Pemrosesan data otomatis.
4. Sistem pengontrolan dengan elemen kontrol akhir (final control element).

1.5. Fungsi Instrumentasi kendali


Fungsi instrumentasi pada industri sangatlah penting, bisa dikatakan bahwa
instrumentasi adalah bagian integral dari industri karena tidak ada suatu industri
tanpa menggunakan instrumentasi. Suatu Industri yang makin komplek maka
instrumentasi yang diperlukan juga makin komplek. Hal ini berkaitan dengan
jalannya proses produksi pada industri tersebut dimana ketepatan dan keakuratan
hasil menjadi hal yang utama.
Sebagai contoh dalam pengolahan material, ada banyak variable-variabel
yang mempengaruhi proses tersebut. Untuk suatu proses nilai (harga) dari
variable-variabel ini sudah ditentukan pada saat perancangannya, jadi jika pada
saat proses variable-variabel ini berubah harganya maka jalannya proses tidak
seperti yang direncanakan sehingga hasilnyapun tidak seperti yang direncanakan
(kualitasnya).
Pada dasarnya instrumentasi mengendalikan proses pengolahan industri
yaitu mengendalikan variable-variabel proses agar selalu berada dalam nilai-nilai
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sistem yang tak kalah pentingnya yaitu sistim instrumentasi yang
disebut safe guarding system yaitu suatu system instrumentasi yang berfungsi
mendeteksi variable-variabel proses yang berhubungan dengan peralatan proses,
apabila variable-variabel tersebut tidak terkendali dan membahayakan peralatan
proses maka system akan menghentikan poses dari pada terjadi kerusakan pada
peralatan proses. Sistem safe guarding sangat penting dalam industri untuk
menjaga terhadap bahaya-bahaya kebakaran atau kerusakan peralatan lain seperti
motor-motor listrik, mesin turbin dan peralatan proses yang lain. Yang
termasuk safe guarding system proses antara lain :
1. Safety valve
2. Relief valve
3. Alarm system
4. Peralatan pengolah limbah
5. Pendeteksi polusi udara
6. Gas detector
7. Flame cell
8. Dll.
Oleh karena itu instrumentasi sangat penting dalam industri untuk menjaga
keamanan dan keberlanjutan proses yang standar.

1.6. Klasifikan instrumentasi kendali


Instrumentasi pada proses industri dapat diklasifikasikan ke dalam empat
golongan yaitu sebagai alat: ukur (measurement), kontrol (control), pengaman
(Safety) dan Analisa (Analyze) dengan penjelasan sebagai berikut,
a. Instrumentasi sebagai alat ukur (Measurement) yaitu alat
ukur untuk mendeteksi dan memberikan informasi tentang besarnya
nilai proses variabel yang diukur dari suatu proses industri ke pengamat
tentang nilai besaran yang diukur  misalnya berupa: tekanan, suhu, jumlah
aliran, tinggi permukaan cairan dan lain sebagainya.
b. Instrumentasi sebagai alat pengendalian (Control) yaitu alat yang berfungsi
untuk mengendalikan jalannya proses, agar variabel proses yang sedang
diukur dapat diatur dan dikendaliakan tetap pada nilai yang ditentukan.
c. Instrumentasi sebagai alat pengaman (Safety) yaitu alat untuk memberikan
tanda bahaya atau tanda gangguan apabila terjadi trouble atau kondisi yang
tidak normal yang diakibatkan oleh tidak berfungsinya suatu paralatan pada
suatu proses, serta berfungsi untuk menunda suatu proses apabila gangguan
tersebut tidak teratasi dalam waktu tertentu.
d. Instrumentasi sebagai alat analisa (Analyzer) yaitu alat untuk menganalisa
produk yang dikelola, apakah sudah memenuhi spesifikasi seperti yang
diinginkan sesuai dengan standard, mengetahui polusi dari hasil produksi
yang diproses agar tidak membahayakan dan merusak lingkungan.

1.7. Variabel-variabel Proses


Yang dimaksud variable-variabel proses atau variable-variabel operasi yaitu
besaran-besaran yang mempengaruhi jalannya proses atau jalannya operasi,
tergantung dari jenis proses atau operasinya, apakah proses kimia, proses fisika
atau proses mekanik.
A. Variabel Proses Kimia dan fisika meliputi:
▪ Tekanan
▪ Temperature
▪ Aliran (flow)
▪ Tinggi permukaan cairan (liquid level)
▪ Tinggi permukaan zat padat (solid level)
▪ PH
▪ Viscositas
▪ dll
B. Variabel Proses Mekanik :
▪ Speed
▪ Rpm
▪ Torque
▪ Power (tenaga)
▪ Dll,
C. Variable-variabel prosesnya mekanik yang digerakkan oleh listrik,
yaitu:
● Watt (tenaga)
● Volt (tegangan)
● Ampere (arus)
● Frequqncy
● Phasa
● Dll,

Contoh soal
1. Sebuah sistem instrumen tachometer ac terhubung ke prosesor yang mengubah
frekuensi ke milivolt dan kemudian prosesor lain yang mengubah milivolt
menjadi milliamps. Data ditunjukkan pada diagram blok berikut.

Hitung hubungan antara arus dan kecepatan.


 (Jawaban 0,06 mA per rev / min)
Hitung output converter ketika kecepatan input 400 putaran / menit. 
(Jawaban 24 mA).
2. Sebuah sistem instrumen terdiri dari transduser tekanan dengan nilai tekanan
0-5 bar dan sesuai sinyal output 0 sampai 10 mV. Output terhubung ke prosesor
elektronik yang mengubah output menjadi arus 4 sampai 20 mA, dan meter
analog yang menunjukkan tekanan yang diukur
Tentukan
a. Hubungan antara output dengan input kendali dari transduser tekanan.
(Jawaban G = 2mV / bar)
b. Hubungan input dan output dari prosesor.
(Jawaban = 4 + 1.5V)
c. Nilai tekanan yang ditunjukan bila Output dari prosesor sinyal adalah 15
mA. 
(Jawaban 3,67 bar).
3. Diagram blok ditunjukkan seperti gambar, dimana Input adalah laju aliran
dalam liter/s dan output tekanan udara.

Hitung output dari sistem dalam bar ketika input 1,5 liter/s. 
(jawaban 0,72 bar)
4. Termometer A memiliki range kerja -20 ke 150oC. akurasi dijamin ± 3%
Tentukan nilai suhu sebenarnya saat menunjukkan suhu 80oC. 
(jawaban 85,1-74,9oC).
5. Diagram rangkaian pengukuran sistem tekanan seperti gambar berikut,

Sistem ini terdiri dari transduser tekanan yang terhubung ke sebuah


konverter. Output tekanan dalam mV dan Tekanan input V = 30 p, dimana p
adalah dalam bar dan V dalam mV. Hubungan output converter dengan input
tekanan adalah I = 4 + 0.2V. Tentukan besar tekanan saat meteran
menunjukkan nilai 15 mA 
(jawaban 15-4= 6 p 🡪 p = 1,833 bar).
6. Sebuah pengukur tekanan memiliki jangkauan 0 sampai 80 bar dan dijamin
akan akurat ke dalam ± 4%, Hitung besar tekanan ketika pengukur
menunjukkan 50 bar. 
(jawaban 46,8-53,2 bar).
7. Diagram menunjukkan sistem untuk mengukur kecepatan rotasi. Tachometer
menghasilkan satu siklus listrik untuk setiap revolusi. F/V converter
mengkonversi frekuensi ke mV yaitu V = 0,6 f. V/I converter menghasilkan
output dari 0,8 mA/mV.
Hitung output ketika tachometer diputar pada 3000 rev/min. 
(jawaban 24 mA)
8. Diagram menunjukkan sistem untuk mengukur suhu dan memproduksi hasil
dalam bentuk signal 4 sampai 20 mA.

Tentukan arus ketika suhu 120oC. 


(jawaban 19,2 mA)
9. Sebuah anemometer dirancang untuk mengukur kecepatan udara dengan
range kerja 2 sampai 30 m/s. Instrumen ini dengan keakuratan ± 2%
Hitung keakuratan kecepatan angin saat instrumen menunjukkan 20 m/s. 
(jawaban 20,56-19,44 m/s)

Rangkuman
Konsep instrument industry dalah peralatan yang digunakan untuk mengendalikan
proses agar hasil produksi sesuai standar yang diinginkan. Ada 4 komponen utama dalam
sebuah instrument kendali proses yaitu plant, sensor, kontroler, dan actuator. Dimana
plant adalah tempat sistem proses yang akan dikendalikan atau diukur. Sensor adalah
proses yang akan dideteksi untuk menghasilkan informasi tentang besaran yang
diukur, serta mengubah besaran tersebut kedalam besaran pneumatic 3-15 Psi atau
listrik 4-20 mA selanjutnya transmitter yang memproses informasi atau sinyal
yang dihasilkan oleh sensor/transducer agar sinyal tersebut dapat
ditransmisikan. Kontroler yaitu yang berfungsi membandingkan sinyal
pengukuran dengan nilai besaran yang diinginkan (set point) dan
menghasilkan sinyal komando berdasarkan strategi control tertentu, serta
actuator yang berfungsi mengubah masukan proses sesuai dengan sinyal
komando dari pengontrol.

Pertanyaan dan tugas


1. Jelaskan konsep instrumentasi kendali
2. Jelaskan jenis dan besar signal menurut standar
3. Jelaskan prinsip pemilihan signal proses instrument kendali.
4. Jelaskan secara detail prinsip proses signal analog dan pneumatic sebuah
proses.
5. Apa yang dimaksud dengan :
a. Open Loop Control System
b. Close Loop Control System
c. Positive Feed Back
d. Negative Feed Back
6. Jelaskan perbedaan dari Open Loop Control System dengan Close Loop
Control System dan berikan contoh masing-masing. 3 jenis.
7. Jelaskan tujuan utama sistim kontrol
8. Jelaskan 4 kegiatan penting dalam proses kontrol otomatis
9. Gambarkan sebuah system kontrol pengaturan tinggi permukaan cairan
dalam tangki agar selalu terkendali secara otomatis, jelaskan prinsip kerjanya
dan gambarkan diagram bloknya.
10. Apa keuntungan dan kerugiannya manual control dengan automatic control,
Sebutkan dan jelaskan masing-masing.
11. Pada dasarnya system control dibagi dalam 2 (dua) kelas. Sebutkan dan
jelaskan masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai