Kelompok : 4
Hal - 1
digunakan
kini
semakin
terlihat
praktis,
namun
kompleks
dalam
Sistem Pengendali
Sistem yang mempunyai kemampuan untuk melakukan start, mengatur dan
memberhentikan suatu proses untuk mendapatkan output sesuai dengan yang diinginkan
disebut Sistem Kontrol atau Sistem Pengendali.
Hal - 2
Selanjutnya pada suatu sistem pengendali harus ada sesuatu yang diatur, sesuatu
tersebut dalam bidang teknik yaitu suatu sistem fisis yang merupakan sekumpulan
peralatan mekanis, elektris, kimia dan sebagainya yang dengan kata lain dapat dianggap
sebagai perangkat keras (hardware) dari sistem pengendali ini. Sistem fisis yang diatur ini
disebut plant.
Kemudian besaran fisis yang dihasilkan oleh plant ini disebut OUTPUT,
sedangkan besaran atau variabel yang memberikan suatu aksi/pengaruh terhadap Plant
disebut dengan INPUT. Setiap sistem pengendali mempunyai tiga elemen pokok, yaitu :
input, proses (Proses ini terjadi di dalam Plant), dan output.
Hal - 3
Tugas dari bagian proses adalah memproses data yang berasal dari input dan
kemudian sebagai hasilnya adalah berupa respon (output).Sinyal yang berasal dari bagian
proses ini berupa sinyal listrik yang kemudian dipakai untuk mengaktifkan peralatan
output seperti : motor, solenoid, lampu, katup, dsb.
Dengan menggunakan peralatan output ini kita dapat merubah besaran/kuantitas
listrik kedalam kuantitas fisik. Gambar dibawah menunjukan beberapa contoh dari
peralatan output.
ini beberapa istilah yang perlu dijelaskan terlebih dahulu sehingga tidak
Plant
Plant adalah seperangkat peralatan yang digunakan untuk melakukan operasi
tertentu, artinya adalah setiap objek fisis yang dikontrol disebut plant
2.
Proses
Proses adalah setiap kegiatan/operasi yang berlangsung secara terusmenerus, dan
ditandai dengan adanya suatu perubahan yang berurutan, yang diarahkan serta dikontrol
menuju suatu keadaan tertentu yang diinginkan.
3.
Sistem.
Sistem adalah kombinasi dari beberapa unsur/ komponen yang bekerja bersama-
outpput yang dikehendaki sesalu tetap atau berubah sesuai dengan fungsi waktu.
5.
6.
Hal - 4
Keterangan :
E = Baterai
R = Elemen pemanas
E
R
T = Thermometer
r
r = ruangan
Hal - 5
Gambar 2.6 Diagram blok sistem pengendali suhu ruangan loop terbuka
2.1.2
Hal - 6
Apabila kita lihat gambar blok diagram diatas, maka pada blok peralatan kontrol
dapat berupa peralatan yang dapat bekerja secara mekanik, listrik/elektronik, ataupun
pneumatik, yang mana pada blok ini menerima sinyal kesalahan dan menghasilkan sinyal
output yang kemudian diberikan pada bagian proses untuk memperbaiki kesalahan
sampai hasil/produk betul-betul sesuai dengan yang diinginkan atau kesalahan sama
dengan nol.
Demikian mekanisme sistem Pengendali loop tertutup, dan mekanisme tersebut
bekerja secara terus-menerus (berkelanjutan). Contoh Pengendali loop tertutup
diantaranya yaitu Sistem pengendali suhu ruangan yang diperlihatkan pada gambar 1.7.
T
Keterangan :
E = Baterai
S = Saklar
Sb = Swirch Bimetal
R = Elemen pemanas T = Thermometer r
= ruangan
S
Sb
E
R
Switch
Bimetal
Suhu rangan yang
diinginkan
Switch
Transduser
Switch
Bimetal
Command Input
Posisi
Kontak
Controller
Arus Listrik
Rangkaian
Listrik
Posisi
Kontak
Input Reference
Sinyal Error
Posisi
Kontak
Sinyal Feedback
Hal - 7
Switch
Bimetal
Elemen Feedback
Gambar 2.9 Diagram blok rangkaian pengendali suhu ruangan yang menggunakan saklar
bimetal
Dari rangkaian di atas terdapat beberapa pengertian yaitu :
1.
Output dari sistem di atas yaitu suhu ruangan yang diinginkan, sering pula
output dari sistem ini disebut variabel yang diatur.
2.
a.
Command input yang oleh transduser input diubah menjadi input acuan
( reference)
b.
Input acuan ini bersama-sama dengan sinyal umpan balik akan menghasilkan
sinyal penggerak (sinyal error)
c.
Sinyal error ini merupakan input dari pengatur, dan pengatur inilah yang
menghasilkan input plant yang biasa disebut sinyal pengatur (control signal)
3.
Peralatan yang mengamati output dan kemudian diumpan balikan ke input
disebut elemen umpan balik (elemen feedback), sedangkan output dari elemen feedback
ini disebut sinyal feedback
4.
Pada sistem ini, command input sama dengan input acuan (reference)
5.
Hal - 8
Sensor Level memiliki beberapa macam sensor yang dapat diaplikasikan sesuai dengan
kebutuhan. Sensor tersebut adalah :
A. Optik
1. Sinar Laser
2. Prisma
3. Fiber Optik
B.
2.2.1
Elektroda
Sensor Elektroda
Solder
4.
2.
Atraktor
5.
Tang pemotong
3.
Bor Tangan
6.
Tang penjepit
7.
Kikir
8.
Obeng kembang
9.
Cutter
Hal - 9
B. Bahan
1.
Resistor 560K
12.
2.
Resistor 12K
13.
3.
Resistor 33K
14.
4.
Resistor 47
15.
5.
Transistor BC548
16.
Steker
6.
Transistor C9013
17.
7.
Dioda 1N4002
18.
Kabel Tunggal
8.
IC 74HC147 +socket IC 16
19.
Spacer 1cm
pin
21.
Timah
IC CD4511 + socket IC 16
22.
FeCl3
pin
23.
24.
PCB Fiber
Anoda 1 Inchi
25.
Motor AC
Relay Dc 6V
25.
Pipa
9.
10.
11.
Seven
Segment
Common
4. Prinsip Kerja
Pada rangkaian sistem kendali Automatic Water Level Control (Numeric), komponen
utama yang terdapat pada rangkaian alat ini adalah IC CD4511 dan 74HC147. Kedua IC
ini berfungsi sebagai IC Encoder dan IC Decoder. Komponen tersebut digabungkan
dengan resistor, transistor, relay, motor AC,dan seven segment yang digunakan sebagai
indikator air.
Cara kerja dari rangkaian ini adalah ketika rangkaian difungsikan, tegangan sebesar 9
volt masuk dan langsung terhubung ke IC 74HC147 (Encoder) yang terhubung dengan
elektroda sehingga digunakan sebagai sensornya. Selain itu, terdapat pula rangkaian
kendali AC yang akan mengatur On/Off pompa air.
Ketika wadah air mulai terisi, air yang semakin naik akan menyentuh elekroda sesuai
dengan tingkatan masing masing. Elektroda yang telah terkenai oleh air akan
mengirimkan sinyal kepada Encoder berupa bilangan desimal. Output dari Encoder akan
mengubah nilai desimal yang terkirim dari susunan Elektroda menjadi nilai BCD. Nilai
Hal - 10
dari BCD tersebut masuk kedalam rangkaian bias basis. Output yang keluar dari bias
basis tersebut akan bernilai kebalikan dari nilai BCD. Kemudian IC Decoder akan
menerima masukan dari output bias basis tersebut, berupa nilai BCD. Kemudian keluaran
dari Decoder akan mengkonversikan bilangan biner yang dihasilkan dari input Decoder
tersebut menjadi nilai yang akan ditunjukan pada Seven Segment.
Apabila tangki air kosong, semua masukan dari IC Encoder tetap tinggi. Akibatnya,
output-nya juga tetap tinggi, sehingga semua input dari IC Decoder rendah. Tampilan
7 segment pada tahap ini menunjukkan '0', yang berarti tangki kosong. Demikian pula
ketika tingkat air mencapai titik L-8, Seven Segment akan menampilkan '8. "Akhirnya,
ketika tangki penuh, semua masukan dari IC Encoder menjadi rendah dan outputnya
rendah untuk membuat semua masukan dari IC Decoder tinggi.
Ketika level delapan, maka relay akan bekerja. Mula-mulanya Normally Close
berubah keadaan menjadi Normally Open dan secara otomatis motor AC akan berhenti
mengeluarkan air dan pengisian air telah selesai dan kita tinggal mematikan kembali
alatnya.
Encoder
Ketinggian yang
diinginkan
Decode
Controller
Plant Ketinggian air yang
r
Arus Listrik
Aktual
ElekCommand Input
troda
Rangkaian
Listrik
Posisi
Kontak
Input Reference
Wadah
+
Pompa
Air
Sinyal Error
Posisi
Kontak
Sinyal Feedback
Seven Segment
Elektroda
Elemen Feedback
Hal - 11
5. Hasil Pengukuran
Tabel 5.1 Hasil Pengukuran
Level
D
4,4 V
4,4 V
4,4 V
4,4 V
4,4 V
4,4 V
4,4 V
4,4 V
0V
0V
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Ouput Encoder
C
B
4,4 V
4,4 V
4,4 V
4,4 V
4,4 V
0V
4,4 V
0V
0V
4,4 V
0V
4,4 V
0V
0V
0V
0V
4,4 V
4,4 V
4,4 V
4,4 V
A
4,4 V
0V
4,4 V
0V
4,4 V
0V
4,4 V
0V
4,4 V
0V
QD
0V
0V
0V
0V
0V
0V
0V
0V
4,2 V
4,2 V
Input Decoder
QC
QB
0V
0V
0V
0V
0V
4,2 V
0V
4,2 V
4,2 V
0V
4,2 V
0V
4,2 V
4,2 V
4,2 V
4,2 V
0V
0V
0V
0V
QA
0V
4,2 V
0V
4,2 V
0V
4,2 V
0V
4,2 V
0V
4,2 V
6. Kesimpulan
Kesimpulan yang kami dapatkan pada kegiatan pembuatan aplikasi sistem
kendali Automatic Water Level Control (Numeric) adalah bahwa pada saat ketinggian air
telah mencapai titik indakator yang diinginkan, yaitu pada titik 8, maka rangkaian
kendali akan memadamkan pompa air. Maka rangkaian telah sesuai dengan yang tujuan
yang kami kehendaki, yaitu untuk mengendalikan kerja dari pompa air.
Lampiran
1. Wadah Air
2. Menara Air
Hal - 12
3. Pompa Air
Hal - 13
5. Elektroda (Level)
6. Penampakan Sepenuhnya
Hal - 14
Hal - 15
Hal - 16
Hal - 17
Hal - 18
Hal - 19
Hal - 20
Hal - 21
Hal - 22
Hal - 23
Hal - 24
Hal - 25
Hal - 26
Hal - 27
Hal - 28
Hal - 29
Hal - 30
Hal - 31
Hal - 32
Hal - 33
Hal - 34
Hal - 35
Hal - 36
Hal - 37