Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM KONTROL LEVEL AIR

Tugas Ini Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Syarat-Syarat Memperoleh


Nilai Mata Kuliah Teknik Pengendalian Base Komputer

JUDUL LAPORAN :

SISTEM KONTROL LEVEL AIR

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 :

1. AULIA NISRINA D 1314010016


2. DIAN SUKMA 1314010042
3. MASIROH 1314010007
4. NURUL RAHMA DINDA 1314010035
5. SARAH AYU BINTARI 1314010058

Program Studi Teknik Elektronika Industri


Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Jakarta
2016
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................2
1.1. Latar Belakang..........................................................................................2
1.2. Perumusan Masalah...................................................................................2
1.3. Tujuan........................................................................................................3

BAB II DASAR TEORI..........................................................................................4


2.1. Solid State Relay.......................................................................................4
2.2. Arduino UNO R3......................................................................................4
2.3. Power Supply............................................................................................7
2.4. Kran Solenoida Valve Elektrik..................................................................9
2.5. Sensor Ultrasonik....................................................................................10
2.5.1 Cara Kerja Sensor Ultrasonik..............................................................11

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUJIAN SISTEM...................................13


3.1 Hardware dan Software...........................................................................13
3.2 Langkah Kerja.........................................................................................13

BAB IV KESIMPULAN.......................................................................................19

LAMPIRAN...........................................................................................................20

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pengisian air kedalam tangki menggunakan katup juga sering kita jumpai di
rumah tangga maupun industri, tapi rata-rata pengendaliannya sebatas kendali
manual. Penggunaan kendali yang sudah terdigitalisasi terutama menggunakan
labview maka akan sangat bermanfaat jika diterapkan untuk membuat sistem
pengisian cairan pada suatu tangki dimana level cairan dapat dimonitor dalam
penampil user interface menggunakan suatu HMI Labview yang mewakili suatu
PC, processor dan plan yang meliputi sensor dan actuator. Mengacu dari
permasalahan tersebut maka dibuat sebuah rancang bangun sistem yang
mempresentasikan pengukuran dan pengendalian level cairan yang di integrasikan
melalui komputer. diharapkan dapat membantu memecahkan masalah dan
menjadikan solusi yang bermanfaat bagi kalangan industri maupun kalangan
masyarakat sehingga dapat melakukan pekerjaan yang lebih efektif.

1.2. Perumusan Masalah


Dari latar belakang diatas dapat diambil beberapa rumusan permasalahan yaitu :
1. Bagaimana membuat peralatan yang mampu memonitor serta mengontrol
pengisian air di dalam wadah ?
2. Bagaimana menampilkan data ketinggian pada perangkat komputer
menjadi suatu HMI (Human Machine Interface) menggunakan interaksi
Arduino UNO dan LabVIEW, yang dilengkapi dengan sensor ultrasonik?
3. Bagaimana membuat sistem pengendalian ketinggian air melalui perangkat
komputer menjadi suatu HMI (Human Machine Interface) menggunakan
interaksi Arduino UNO dan LabVIEW?

2
1.3. Tujuan
Tujuan dalam praktikum pengukuran berbasis komputer ini meliputi beberapa
hal penting diantaranya:
1. Membuat sistem yang dapat mengukur dan mengendalikan ketinggian
cairan dengan didukung HMI (Human Machine Interface) berbasis
LabVIEW.
2. Merancang dan mengimplementasikan sistem control monitoring
ketinggian air dalam wadah menggunakan sensor ultrasonic
3. Mempermudah proses monitoring suatu sistem pengisian air kedalam
wadah yang sudah disediakan.
4. Meningkatkan efisiensi dalam pengisian air dengan menggunakan
rangkaian elektronik dan kendali digital berbasis HMI.

3
BAB II

DASAR TEORI

2.1. Solid State Relay


Solid state relay (SSR) adalah sebuah saklar elektronik yang tidak memiliki
bagian yang bergerak. Contohnya foto-coupled SSR, transformer-coupled SSR,
dan hybrida SSR. Solid state relay (SSR) ini dibangun dengan isolator sebuah
MOC untuk memisahkan bagian input dan bagian saklar. Dengan SSR kita dapat
menghindari terjadinya percikan api seperti yang terjadi pada relay konvensional
juga dapat menghindari terjadinya sambungan tidak sempurna karena kontaktor
keropos seperti pada relay konvensional.

Gambar 2.1.Solid State Relay

2.2. Arduino UNO R3


Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan (development board)
mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Disebut sebagai papan
pengembangan karena board ini memang berfungsi sebagai arena prototyping
sirkuit mikrokontroller. Dengan menggunakan papan pengembangan, anda akan
lebih mudah merangkai rangkaian elektronika mikrokontroller dibanding jika
anda memulai merakit ATMega328 dari awal di breadboard.

4
Gambar 2.2.Arduino Uno R3

Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,
dimana 6 pin diantaranya dapat digunakan sebagai output PWM), 6 pin input
analog, menggunakan crystal 16 MHz, koneksi USB, jack listrik, header ICSP dan
tombol reset.

Spesifikasi
Chip mikrokontroller ATmega328P
Tegangan operasi 5V
Tegangan input (yang 7V - 12V
direkomendasikan, via jack DC)
Tegangan input (limit, via jack DC) 6V - 20V
Digital I/O pin 14 buah, 6 diantaranya menyediakan
PWM
Analog Input pin 6 buah
Arus DC per pin I/O 20 mA
Arus DC pin 3.3V 50 mA
Memori Flash 32 KB, 0.5 KB telah digunakan untuk
bootloader
SRAM 2 KB
EEPROM 1 KB
Clock speed 16 Mhz
Dimensi 68.6 mm x 53.4 mm
Berat 25 g

Board Arduino Uno dapat ditenagai dengan power yang diperoleh dari
koneksi kabel USB, atau via power supply eksternal. Namun ada beberapa hal

5
yang harus di perhatikan dalam rentang tegangan ini. Jika diberi tegangan kurang
dari 7V, pin 5V tidak akan memberikan nilai murni, yang mungkin akan membuat
rangkaian bekerja dengan tidak sempurna. Jika diberi tegangan lebih dari 12V,
regulator tegangan bisa over heat yang pada akhirnya bisa merusak pcb. Dengan
demikian, tegangan yang di rekomendasikan adalah 7V hingga 12V

Beberapa pin power pada Arduino Uno :

GND. Ini adalah ground atau negatif.

Vin. Ini adalah pin yang digunakan jika anda ingin memberikan power
langsung ke board Arduino dengan rentang tegangan yang disarankan
7V - 12V

Pin 5V. Ini adalah pin output dimana pada pin tersebut mengalir
tegangan 5V yang telah melalui regulator

3V3. Ini adalah pin output dimana pada pin tersebut disediakan
tegangan 3.3V yang telah melalui regulator

IOREF. Ini adalah pin yang menyediakan referensi tegangan


mikrokontroller. Biasanya digunakan pada board shield untuk
memperoleh tegangan yang sesuai, apakah 5V atau 3.3V

Beberapa pin memiliki fungsi khusus :

1. Serial, terdiri dari 2 pin : pin 0 (RX) dan pin 1 (TX) yang digunakan
untuk menerima (RX) dan mengirim (TX) data serial.

2. External Interrups, yaitu pin 2 dan pin 3. Kedua pin tersebut dapat
digunakan untuk mengaktifkan interrups. Gunakan fungsi
attachInterrupt()

3. PWM: Pin 3, 5, 6, 9, 10, dan 11 menyediakan output PWM 8-bit


dengan menggunakan fungsi analogWrite()

6
4. SPI : Pin 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), dan 13 (SCK) mendukung
komunikasi SPI dengan menggunakan SPI Library

5. LED : Pin 13. Pada pin 13 terhubung built-in led yang dikendalikan
oleh digital pin no 13.

6. TWI : Pin A4 (SDA) dan pin A5 (SCL) yang mendukung komunikasi


TWI dengan menggunakan Wire Library

Arduino Uno memiliki 6 buah input analog, yang diberi tanda dengan A0,
A1, A2, A3, A4, A5. Masing-masing pin analog tersebut memiliki resolusi 10 bits
(jadi bisa memiliki 1024 nilai). Secara default, pin-pin tersebut diukur dari ground
ke 5V, namun bisa juga menggunakan pin AREF dengan menggunakan fungsi
analogReference(). Beberapa in lainnya pada board ini adalah :

AREF. Sebagai referensi tegangan untuk input analog.

Reset. Hubungkan ke LOW untuk melakukan reset terhadap mikrokontroller.


Sama dengan penggunaan tombol reset yang tersedia.

2.3. Power Supply

7
Power Supply ATX merupakan suatu alat yang biasa dijumpai pada PC
(Personal Computer). Power Supply ini berfungsi untuk mengubah tegangan

listrik AC (220V/110V) 3 menjadi tegangan DC (3,3V, 5V, -5V, 12V, dan -12V).
Semua komponen PC (selain power supply) akan memperoleh pasokan daya dari
power supply tersebut. Spesifikasi yang sering dicantumkan adalah daya
maksimum total dan daya maksimum masing-masing tegangan (bisa juga arus
maksimum). Besarnya listrik yang mampu ditangani power supply ditentukan
oleh dayanya dan dihitung dengan satuan Watt.
Gambar 2.3 Power Supply ATX

Power supply diharapkan dapat melakukan fungsi-fungsi berikut ini:


a. Rectification yaitu konversi input listrik AC menjadi DC.
b. Voltage Transformation yaitu memberikan keluaran tegangan DC yang
sesuai dengan yang dibutuhkan.
c. Filtering yaitu menghasilkan arus listrik DC yang lebih bersih, bebas dari
ripple ataupun noise listrik yang lain.
d. Regulation yaitu mengendalikan tegangan keluaran agar tetap terjaga,
tergantung pada tingkatan yang dinginkan, beban daya, dan perubahan
kenaikan temperatur kerja juga toleransi perubahan tegangan daya input.
e. Isolation yaitu memisahkan secara elektrik output yang dihasilkan dari
sumber input.
f. Protection yaitu mencegah lonjakan tegangan listrik (jika terjadi),
sehingga tidak terjadi pada output, biasanya dengan tersedianya sekering
untuk auto shutdown jika hal ini terjadi.

8
2.4. Kran Solenoida Valve Elektrik
Kran valve elektrik adalah salah satu kran yang dirancang menggunakan
solenoida sebagai kontrol nya, kran ini aktif ketika diberikan tegangan minimal 12
volt dengan arus 1,2 Ampere untuk tiap kran. Kran ini hanya mampu on dan off
saja karena solenoida pada prinsipnya bekerja pada dua kondisi yaitu hanya on
dan off.

Gambar 2.4.Bentuk Fisik Kran Solenoid Valve Elektrik


Keterangan gambar :
1. Valve Body
2. Terminal Masukan
3. Terminal Keluaran
4. Koil Solenoida
5. Kumparan gulungan
6. Kabel suply tegangan
7. Plurger
8. Spring / Per
9. Lubang
Solenoida valve adalah katup yang digerakan oleh energi listrik, mempunyai
kumparan sebagai penggeraknya yang berfungsi untuk menggerakan piston yang
dapat digerakan oleh arus AC maupun DC, solenoida valve atau katup solenoida
mempunyai tiga lubang, lubang keluaran, lubang masukan dan lubang exhaust,
lubang masukan, berfungsi sebagai terminal/tempat cairan masuk atau supply, lalu
lubang keluaran, berfungsi sebagai terminal atau tempat cairan keluar yang
dihubungkan ke beban, sedangkan lubang exhaust, berfungsi sebagai saluran
untuk mengeluarkan cairan yang terjebak saat piston bergerak atau pindah posisi
ketika solenoida valve bekerja
Prinsip kerja dari solenoida valve yaitu katup listrik yang mempunyai koil
sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply tegangan maka koil
tersebut akan berubah menjadi medan magnet sehingga menggerakan piston pada

9
bagian dalamnya ketika piston berpindah posisi maka lubang keluaran dari
solenoida valve mempunyai tegangan mulai kerja di 12 VDC.

2.5. Sensor Ultrasonik


Sensor ini berfungsi sebagai pengirim, penerima, dan pengontrol gelombang
ultrasonik. Alat ini bisa digunakan untuk mengukur jarak benda dari 2cm - 4m
dengan akurasi 3mm. Alat ini memiliki 4 pin, pin Vcc, Gnd, Trigger, dan Echo.
Pin Vcc untuk listrik positif dan Gnd untuk ground-nya. Pin Trigger untuk trigger
keluarnya sinyal dari sensor dan pin Echo untuk menangkap sinyal pantul dari
benda. Cara kerja sensor ini didasarkan pada prinsip dari pantulan suatu
gelombang suara sehingga dapat dipakai untuk menafsirkan eksistensi (jarak)
suatu benda dengan frekuensi tertentu. Disebut sebagai sensor ultrasonik karena
sensor ini menggunakan gelombang ultrasonik (bunyi ultrasonik).
Gelombang ultrasonik adalah gelombang bunyi yang mempunyai frekuensi
sangat tinggi yaitu 20.000 Hz. Bunyi ultrasonik bisa merambat melalui zat padat,
cair dan gas. Reflektivitas bunyi ultrasonik di permukaan zat padat hampir sama
dengan reflektivitas bunyi ultrasonik di permukaan zat cair. Akan tetapi,
gelombang bunyi ultrasonik akan diserap oleh tekstil dan busa. Pada sensor
ultrasonik, gelombang ultrasonik dibangkitkan melalui sebuah alat yang disebut
dengan piezoelektrik dengan frekuensi tertentu.
2.5.1 Cara Kerja Sensor Ultrasonik

Gambar 2.5.1 Cara Kerja Sensor Ultrasonik dengan Transmitter dan Receiver

10
(atas),

Gambar 2.5.2 Sensor Ultrasonik HC-SR04


Sensor ultrasonik dengan single sensor yang berfungsi sebagai transmitter dan
receiver sealigus. Secara detail, cara kerja sensor ultrasonik adalah sebagai
berikut:
1. Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik dengan frekuensi tertentu
dan dengan durasi waktu tertentu. Sinyal tersebut berfrekuensi diatas
20kHz. Untuk mengukur jarak benda (sensor jarak), frekuensi yang umum
digunakan adalah 40kHz.
2. Sinyal yang dipancarkan akan merambat sebagai gelombang bunyi dengan
kecepatan sekitar 340 m/s. Ketika menumbuk suatu benda, maka sinyal
tersebut akan dipantulkan oleh benda tersebut.
3. Setelah gelombang pantulan sampai di alat penerima, maka sinyal tersebut
akan diproses untuk menghitung jarak benda tersebut. Jarak benda
dihitung berdasarkan rumus : S = 340.t/2
dimana S merupakan jarak antara sensor ultrasonik dengan benda (bidang
pantl), dan t adalah selisih antara waktu pemancaran gelombang oleh
transmitter dan waktu ketika gelombang pantul diterima receiver.

11
BAB III

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN SISTEM

3.1 Hardware dan Software


Tabel 3.1 Perangkat perangkat yang diperlukan
No Alat Jumlah
1. Arduino UNO 1
2. Power Supply 12V/3A 1
3. Valve 12VDC 1
4. Laptop 1
5. MS Office 1
6. LabVIEW 2015 1
7. Sensor Ultrasonik HC-SR04 1
8. Solid State Relay 1
9. Jumper Secukupnya
10. Obeng 1
11. Kabel USB 1

3.2 Langkah Kerja


1. Rangkai seluruh komponen.
2. Upload program sistem kontrol level air ke arduino
3. Pastikan arduino dan power supply terhubung dengan sumber
listrik.
4. Amati perubahan level air pada Labview sebagai HMI(Human
Machine Interface).

3.3 Perancangan Program


Sistem yang akan dibuat adalah sistem monitoring level air. Pengontrolan level
dilakukan dengan cara on-off, yaitu ketika level air didalam tangki yang dibaca
oleh sensor lebih dari set point yang diberikan maka valve akan menutup,
sebaliknya ketika level air belum mencapai set point maka valve akan membuka.

12
Gambar 3.3a. Block Diagram Sistem Kontrol Level Air

13
14
Gambar 3.3b. Front Panel Sistem Kontrol Level Air

15
a. Rancang Diagram Alur (Flow Chart)

Gambar a. Diagram Alur

16
b. Konfigurasi Modul Kerja

Gambar b. Diagram Blok Sistem

Gambar c. Konfigurasi Modul Kerja

Keterangan gambar c :
1. Laptop Saling terhubung dengan Arduino UNO.
2. Arduino terhubung dengan sensor ultrasonik HCSR04. Pin D4 pada
Arduino UNO terhubung dengan Echo pin pada sensor ultrasonik. Pin D8
pada Arduino UNO terhubung dengan Trigger pin pada sensor ultrasonik.

17
Vcc dan Ground pada sensor ultrasonik terhubung dengan Vcc dan
Ground Arduino UNO.
3. Input V+ pada Solid State Relay (SSR) terhubung dengan digital output
PWM pin D6 pada Arduino Uno. Input V- pada SSR terhubung dengan
Ground pada Arduino Uno. Output V+ pada SSR terhubung dengan V+
pada power supply. Output V- pada SSR terhubung dengan salah satu pin
solenoid valve. Sedangkan salah satu pin solenoid valve yang tersisa
terhubung dengan V- pada power supply sehingga solenoid valve dapat
berfungsi sesuai dengan program yang telah dibuat.

Analisa
Input sensor ultrasonik berupa jarak. Dari masukan tersebut dapat diketahui
bahwa jarak yang dideteksi oleh sensor ultrasonik yang di program saat mencapai
nilai set point yang diinginkan. Sehingga level air mencapai ketinggian sesuai set
point tersebut, lalu SSR (solid state relay) akan off dan valve menutup.

18
BAB IV

KESIMPULAN
Dari sistem kontrol yang kami lakukan menggunakan LabVIEW dengan
Sensor Ultrasonik dapat disimpulkan bahwa :

1. Sistem monitoring dan kontrol menggunakan Labview lebih mudah,


kemungkinan terjadi kesalahan sangat kecil karena kami dapat
mengamati proses tersebut dengan cermat dibandingkan dengan
kontrol manual.

2. Sensor Ultrasonik HC-SR04 sangat sensitif terhadap pengaruh


pantulan gelombang.

3. Sistem kontrol level air ini digunakan pada aplikasi-aplikasi di bidang


industri, maupun rumah tangga. Contoh aplikasinya antara lain untuk
kontrol air dalam torent dan lain sebagainya.
4. Secara umum sensor ultrasonik digunakan untuk menghitung jarak dari
suatu objek yang berada didepan sensor tersebut. Sehingga dengan
fungsinya tersebut, sensor ultrasonik biasa digunakan pada perangkat
yang membutuhkan perhitungan jarak. Contohnya dimanfaatkan untuk
mengukur kedalaman palung laut, pengisiam pada toren

19
LAMPIRAN
List program pada Arduino
// defines pins numbers
const int trigPin = 8; // pin digital 8 arduino sebagai Trigger ultrasonic
const int echoPin = 4;// pin digital 4 arduino sebagai echo ultrasonic
const int valvePin = 6;// pin 6 digital pwm arduino sebagai input valve

// defines variables
long duration;
int distance;

void setup() {
pinMode(trigPin, OUTPUT); // Sets the trigPin as an Output
pinMode(echoPin, INPUT); // Sets the echoPin as an Input
pinMode(valvePin, OUTPUT);
Serial.begin(9600); // Starts the serial communication
}

void loop() {
// Clears the trigPin
digitalWrite(trigPin, LOW);
delayMicroseconds(2);

// Sets the trigPin on HIGH state for 10 micro seconds


digitalWrite(trigPin, HIGH);
delayMicroseconds(10);
digitalWrite(trigPin, LOW);

// Reads the echoPin, returns the sound wave travel time in microseconds

20
duration = pulseIn(echoPin, HIGH);

// Calculating the distance


distance= 20-duration/58.2;

// Prints the distance on the Serial Monitor


Serial.print("Distance: ");
Serial.println(distance);
delay (1000);
String disp = String(distance);
if(distance>=6) // apabila jarak diatas 14 maka buzzer/led akan aktif pada pin 13
digitalWrite(6,LOW);
else digitalWrite(6,HIGH);
delay(200);
}

21
LAMPIRAN

Sistem Kontrol Level Air

22
Hasil Praktikum

Pada saat ketinggian air mencapai set point yaitu 9cm, maka, ssr akan offf dan
valve menutup.

23

Anda mungkin juga menyukai