Kata Pengantar i
1. Dasar-dasar Pemograman Arduino 1
2. Rangkaian Sensor Arduino 10
2.1 Pendahuluan 11
2.1.1 Sensor Radiasi Matahari 14
2.1.2 Sensor temperature 15
2.1.3 Sensor arus 24
2.1.4 Sensor tegangan 26
2.2 Pengukuran listrik panel surya 19
3. Konversi Energi Matahari ke Listrik dengan Panel Surya 31
3.1 Energi Matahari 31
3.2 Panel surya 37
4. Sistem Kendali Tracker Matahari 41
4.1 Optimalisasi konversi energy matahai 41
4.2 Solar tracker berbasis sensor radiasi 43
4.3 Sensorless solar tracker berbasis posisi matahari 45
5. Jaringan sensor nirkabel bebasis Zigbee
6. Sistem monitoring nirkabel panel surya 49
7. Energi logger 64
Daftar Pustaka
BAB I
1.1 Pendahuluan
Perkembangan zaman diikuti dengan semakin majunya teknologi. Bagi masyarakat
tentu perlu teknologi inovatif yang dapat mempermudah pekerjaan yang dilakukan sehari hari.
Karena kita tidak bisa jauh dari teknologi - teknologi atau peralatan - peralatan canggih yang
ada di sekitar kita. Khususnya para engineer tentu hal ini sangat dibutuhkan dengan semakin
canggihnya peralatan yang digunakan tentu harus bisa mengoperasikannya. Pada zaman
sekarang sebagian besar peralatan sudah dioperasikan menggunakan program yang dijalankan
di komputer. Maka dari itu penting bagi para engineer untuk memahami pemrograman
komputer.
Arduino merupakan salah satu dari sekian produk mikrokontroller yang dirancang
dengan kemampuan bersifat inovatif sebagai proyek rintisan berlisensi terbuka dan mampu
difungsikan sebagai produk akhir sesuai dengan konteks yang dibutuhkan oleh pengguna.
Antar muka Arduino dapat memudahkan pengguna dalam memahami parameter seperti konsep
sensor atau penerapan lainnya yang ingin diamati langsung. Konsep bahasa Arduino dengan
mentargetkan ke pin tertentu yang menjadikan Arduino tersebut mudah dipahami bagi
penggunanya.
1.2 Arduino
Platform arduino terdiri dari arduino board, shield, bahasa pemrograman arduino, dan
arduino development environment. Arduino board biasanya memiliki sebuah chip dasar
mikrokontroler Atmel AVR ATmega8 berikut turunannya. Blok diagram arduino board yang
sudah disederhanakan. Shield adalah sebuah papan yang dapat dipasang diatas arduino board
untuk menambah kemampuan dari arduino board.
Microcontroller ATmega2560
Operating Voltage 5V
Input Voltage (recommended) 7-12V
Input Voltage (limit) 6-20V
54 (of which 15 provide
Digital I/O Pins
PWM output)
Analog Input Pins 16
DC Current per I/O Pin 20 mA
DC Current for 3.3V Pin 50 mA
256 KB of which 8 KB
Flash Memory
used by bootloader
SRAM 8 KB
EEPROM 4 KB
Clock Speed 16 MHz
Length 101.52 mm
Width 53.3 mm
Weight 37 g
Gambar 1.2 Arduino Mega 2560
A. Soket USB
Arduino Mega dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan catu daya eksternal.
Sumber daya dipilih secara otomatis. Sumber daya eksternal (non-USB) dapat berasal baik dari
adaptor AC-DC atau baterai. Adaptor dapat dihubungkan dengan mencolokkan steker dengan
terminal positif ke ke jack sumber tegangan pada papan. Jika tegangan berasal dari baterai
dapat langsung dihubungkan melalui header pin Gnd dan pin Vin dari konektor POWER.
Arduino ATmega2560 dapat beroperasi dengan pasokan daya eksternal 6 Volt sampai
20 volt. Jika diberi tegangan kurang dari 7 Volt, maka, pin 5 Volt mungkin akan menghasilkan
tegangan kurang dari 5 Volt dan ini akan membuat papan menjadi tidak stabil. Jika sumber
tegangan menggunakan lebih dari 12 Volt, regulator tegangan akan mengalami panas
berlebihan dan bisa merusak papan. Rentang sumber tegangan yang dianjurkan adalah 7 Volt
sampai 12 Volt.
Pin tegangan yang tersedia pada papan Arduino adalah sebagai berikut:
VIN adalah input tegangan untuk papan Arduino ketika menggunakan sumber daya
eksternal (sebagai ‘saingan’ tegangan 5 Volt dari koneksi USB atau sumber daya ter-
regulator lainnya).
5V adalah pin yang mengeluarkan tegangan ter-regulator 5 Volt, dari pin ini tegangan
sudah diatur (ter-regulator) dari regulator yang tersedia (built-in) pada papan. Arduino dapat
diaktifkan dengan sumber daya baik berasal dari jack power DC (7-12 Volt), konektor USB
(5 Volt), atau pin VIN pada board (7-12 Volt). Memberikan tegangan melalui pin 5V atau
3.3V secara langsung tanpa melewati regulator dapat merusak papan Arduino.
3V3 adalah sebuah pin yang menghasilkan tegangan 3,3 Volt. Tegangan ini dihasilkan
oleh regulator yang terdapat pada papan (on-board). Arus maksimum yang dihasilkan adalah
50 mA.
GND Pin Ground atau Massa.
IOREFPin ini pada papan Arduino berfungsi untuk memberikan referensi tegangan
yang beroperasi pada mikrokontroler. Sebuah perisai (shield) dikonfigurasi dengan benar
untuk dapat membaca pin tegangan IOREF dan memilih sumber daya yang tepat atau
mengaktifkan penerjemah tegangan (voltage translator) pada output untuk bekerja pada
tegangan 5 Volt atau 3,3 Volt.
B. Memori
Arduino ATmega2560 memiliki 256 KB flash memory untuk menyimpan kode (yang
8 KB digunakan untuk bootloader), 8 KB SRAM dan 4 KB EEPROM (yang dapat dibaca dan
ditulis dengan perpustakaan EEPROM).
Arduino Mega terdapat 54 pin digital dapat digunakan sebagai input atau output,
menggunakan fungsi pinMode() , digitalWrite() , dan digitalRead(). Arduino Mega beroperasi
pada tegangan 5 volt. Setiap pin dapat memberikan atau menerima arus maksimum 40 mA dan
memiliki resistor pull-up internal (yang terputus secara default) sebesar 20-50 kOhms. Selain
itu, beberapa pin memiliki fungsi khusus, antara lain:
Serial : 0 (RX) dan 1 (TX); Serial 1 : 19 (RX) dan 18 (TX); Serial 2 : 17 (RX) dan 16
(TX); Serial 3 : 15 (RX) dan 14 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan mengirimkan
(TX) data serial TTL. Pins 0 dan 1 juga terhubung ke pin chip ATmega16U2 Serial USB-
to-TTL.
Eksternal Interupsi : Pin 2 (interrupt 0), pin 3 (interrupt 1), pin 18 (interrupt 5), pin 19
(interrupt 4), pin 20 (interrupt 3), dan pin 21 (interrupt 2). Pin ini dapat dikonfigurasi untuk
memicu sebuah interupsi pada nilai yang rendah, meningkat atau menurun, atau perubah
nilai.
SPI : Pin 50 (MISO), pin 51 (MOSI), pin 52 (SCK), pin 53 (SS). Pin ini mendukung
komunikasi SPI menggunakan perpustakaan SPI. Pin SPI juga terhubung dengan header
ICSP, yang secara fisik kompatibel dengan Arduino Uno, Arduino Duemilanove dan
Arduino Diecimila.
LED : Pin 13. Tersedia secara built-in pada papan Arduino ATmega2560. LED
terhubung ke pin digital 13. Ketika pin diset bernilai HIGH, maka LED menyala (ON), dan
ketika pin diset bernilai LOW, maka LED padam (OFF).
TWI : Pin 20 (SDA) dan pin 21 (SCL). Yang mendukung komunikasi TWI
menggunakan perpustakaan Wire. Perhatikan bahwa pin ini tidak di lokasi yang sama
dengan pin TWI pada Arduino Duemilanove atau Arduino Diecimila.
E. Pemrograman
Arduino Mega dapat diprogram dengan software Arduino ATmega2560 pada Arduino
Mega sudah tersedia preburned dengan bootloader yang digunakan untuk meng-upload kode
baru tanpa menggunakan programmer hardware eksternal. Hal ini karena komunikasi yang
terjadi menggunakan protokol asli STK500. Anda juga dapat melewati (bypass) bootloader dan
program mikrokontroler melalui pin header ICSP (In-Circuit Serial Programming).
Chip ATmega16U2 (atau 8U2 pada board Rev. 1 dan Rev. 2) source code firmware
tersedia pada repositori Arduino. ATmega16U2/8U2 dapat dimuat dengan bootloader DFU,
yang dapat diaktifkan melalui:
Pada papan Revisi 1 : Menghubungkan jumper solder di bagian belakang papan (dekat dengan
peta Italia) dan kemudian akan me-reset 8U2.
Pada papan Revisi 2 : Ada resistor yang menghubungkan jalur HWB 8U2/16U2 ke ground,
sehingga lebih mudah untuk dimasukkan ke dalam mode DFU.
Atmel FLIPmerupakan software (sistem operasi Windows) atau DFU
programmer (sistem operasi Mac OS X dan Linux) untuk memuat firmware baru. Atau Anda
dapat menggunakan pin header ISP dengan programmer eksternal (overwrite DFU bootloader).
F. Tombol Reset
Arduino Mega2560 didesain dengan cara me-reset melalui perangkat lunak yang
berjalan pada komputer yang terhubung. Salah satu jalur kontrol hardware (DTR) mengalir dari
ATmega8U2/16U2 dan terhubung ke jalur reset dari ATmega2560 melalui kapasitor 100
nanofarad. Bila jalur ini di-set rendah/low, jalur reset drop cukup lama untuk me-reset chip.
Bootloader berjalan pada papan Mega2560. Proses reset melalui program ini
digunakan untuk mengabaikan data yang cacat (yaitu apapun selain meng-upload kode baru),
ia akan memotong dan membuang beberapa byte pertama dari data yang dikirim ke papan
setelah sambungan dibuka. Jika sebuah sketsa dijalankan pada papan untuk menerima satu kali
konfigurasi atau menerima data lain ketika pertama kali dijalankan, pastikan bahwa perangkat
lunak diberikan waktu untuk berkomunikasi dengan menunggu satu detik setelah terkoneksi
dan sebelum mengirim data.
Arduino Mega2560 memiliki polyfuse reset yang melindungi port USB komputer Anda
dari hubungan singkat dan arus lebih. Meskipun pada dasarnya komputer telah memiliki
perlindungan internal pada port USB mereka sendiri, sekring memberikan lapisan
perlindungan tambahan. Jika arus lebih dari 500 mA dihubungkan ke port USB, sekring secara
otomatis akan memutuskan sambungan sampai hubungan singkat atau overload
dihapus/dibuang.
Maksimum panjang dan lebar PCB Mega2560 adalah 4 x 2.1 inch (10,16 x 5,3 cm),
dengan konektor USB dan jack power menonjol melampaui batas dimensi. Empat lubang
sekrup memungkinkan papan terpasang pada suatu permukaan atau wadah. Perhatikan bahwa
jarak antara pin digital 7 dan 8 adalah 160 mil (0.16”), tidak seperti pin lainnya dengan
kelipatan genap berjarak 100 mil. Arduino Mega2560 dirancang agar kompatibel dengan
sebagian shield yang dirancang untuk Arduino Uno, Arduino Diecimila atau Arduino
Duemilanove. Pin Digital 0-13 (pin AREF berdekatan dan pin GND), input analog 0 sampai 5,
header power, dan header ICSP berada di lokasi yang ekuivalen. Selanjutnya UART utama
(port serial) terletak di pin yang sama (0 dan 1), seperti pin interupsi eksternal 0 dan 1 (masing-
masing pada pin 2 dan 3). SPI di kedua header ICSP yaitu Mega2560 dan
Duemilanove/Diecimila. Harap dicatat bahwa pin I2C tidak terletak pada pin yang sama pada
Mega pin (20 dan pin 21) seperti halnya Duemilanove/Diecimila (input analog pin 4 dan pin
5).
I.Jack Baterai/Adaptor
Soket baterai atau adaptor digunakan untuk menyuplai Arduino dengantegangan dari
baterai/adaptor 9V pada saat Arduino sedang tidak disambungkan kekomputer. Pada saat
Arduino disambungkan ke komputer melalui USB, Arduino mendapatkan suplai tegangan dari
USB, jadi tidak perlu memasang baterai/adaptor saatmemprogram Arduino.
11. Semicolon
Semicolon harus diberikan pada setiap statement program yang kita buat ini merupakan
pembatasan setiap statement program yang dibuat.
12. /*.../* blok comment
Semua statement yang ditulis dalam blok comment tidak akan dieksekusi dan tidak akan
di compile sehingga tidak mempengaruhi besar program yang dibuat untuk di masukkan dalam
board arduino.
13. // Line comment
Sama halnya dengan blok comment, line comment pun sama hanya saja yang dijadikan
komentar adalah perbaris.
Type – Type Data
1. Byte
Type byte ini dapat menyimpan 8-bit nilai angka bilangan asli tanpa koma, tipe byte ini
memiliki range 0 – 255.
Byte biteVariable = 180; // mendeklarasikan ‘biteVariable’ sebagai type byte
2. Integer
integer adalah tipe data yang utama untuk menyimpan nilai bilangan bulat tanpa koma.
Penyimpanan integer sebesar 16-bit dengan range 32.767 sampai -32.768.
Int integerVariable = 1600; // mendeklarasikan ‘integerVariable’ sebagai type integer
3. Long
Perluasan ukuran untuk long integer, penyimpan long integer sebesar 32-bit dengan
range 2.147.483.647 sampai -2.147.483.648
Long log variabel = 500000; // mendeklarasikan ‘longVariabel’ sebagai type long
4. Float
Float adalah tipe data yang dapat menampung nilai decimal, float merupakan
penyimpan yang lebih besar dari integer dan dapat menyimpan sebesar 32-bit dengan range
3.4028235E+38 sampai -3.4028235E+38
Float floatVariable = 3.14; // mendeklarasikan ‘floatVariable’ sebagai type float
5. Array
Array adalah kumpulan nilai yangdapat di akses dengan index number, nilai yangterdapat
dalam array dapat di panggil dengan cara menuliskan nama array dan index number.
Contoh :
Int arraysName[] = {nilai0, nilai1, nilai2. . .}
Int arrayKampus[] = {1,2,3,4,5}
X = arrayKampus[5]; // x sekarang sama dengan 5
Flow Control
1. If
Operator if ,operator ini mengset sebuah kondisi seperti nilai analog sudah berada
dibawah nilai yang kita kehendaki atau belum, apabila terpenuhi maka akan mengeksekusi
baris program yang ada dalam bracket kalau tidak terpenuhi maka akan mengabaikan baris
program yang ada dalam brackets.
Contoh :
If ( someVariabel?? value)
{
//Dosomething;
}
2. If...else
Operator if else mengeset sebuah kondisi apabila tidak sesuai dengan kondisi yang
pertama maka akan mengeksekusi baris program yang ada di else.
If (inputPin ==HIGH)
{
// rencana A;
}
Else
{
//rencana B;
}
3. For
Operator for digunakan dalam blok pengulangan tertutup
Contoh :
For ( basah, kering, lembab)
4. While
Operator while akan terus mengulang baris perintah yang ada dalam bracket sampai
ekspresi sebagai kondisi pengulangan bernilai salah
2.1 Pendahuluan
Sensor adalah suatu alat atau komponen yang dapat merubah suatu
besaran mekanik (suhu,cahaya,gerak,dll) menjadi besaran listrik
(hambatan,arus,dll) sehingga dapat dianalisa dengan sebuah rangkaian
listrik. Sensor sering digunakan untuk pendeteksian pada saat melakukan
pengukuran atau pengendalian. Sensor merupakan suatu peralatan yang
berfungsi untuk mendeteksi gejala-gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari
perubahan suatu energi seperti energi listrik, energi fisika, energi kimia,
energi biologi, energi mekanik dan sebagainya. Pada saat ini, sensor tersebut
telah dibuat dengan ukuran sangat kecil. Ukuran yang sangat kecil ini sangat
memudahkan pemakaian dan menghemat energi.
DHT11 :
DHT22 :
Biaya murah
3 to 5V suplai dan I/O
2.5mA (arus maksimal yang digunakan selama pengkonversian)
Good for 0-100% humidity readings with 2-5% accuracy
Good for -40 to 125°C temperature readings ±0.5°C accuracy
No more than 0.5 Hz sampling rate (once every 2 seconds)
Body size 15.1mm x 25mm x 7.7mm
4 pins with 0.1" spacing
#define fan 4
void setup() {
Serial.begin(9600);
dht.begin();
void loop() {
delay(2000);
float t = dht.readTemperature();
// Check if any reads failed and exit early (to try again).
if (isnan(h) || isnan(t)) {
return;
Serial.print("Temperature: ");
Serial.print(t);
Serial.println(" *C ");
}
Selain sensor suhu digital, dapat juga menggunakan sensor suhu analog untuk mendeteksi
suhu panel surya digunakan sensor suhu LM 35 yang dapat dikalibrasikan
langsung dalam, LM 35 ini difungsikan sebagai basic temperature sensor seperti
pada gambar berkut:
Prinsip Kerja
Karakteristik ACS712
Memiliki sinyal analog dengan sinyal-ganguan rendah (low-noise)
Ber-bandwidth 80 kHz
Total output error 1.5% pada Ta = 25 °C
Memiliki resistansi dalam 1.2 mΩ
Tegangan sumber operasi tunggal 5.0 V
Sensitivitas keluaran 66 sd 185 mV/A
Tegangan keluaran proporsional terhadap arus AC ataupun DC
Fabrikasi kalibrasi
Tegangan offset keluaran yang sangat stabil
Hysterisis akibat medan magnet mendekati nol
Rasio keluaran sesuai tegangan sumber
Sensor ACS712 ini pada saat tidak ada arus yang terdeteksi, maka
keluaran sensor adalah 2,5 V. Dan saat arus mengalir dari IP+ ke IP-, maka
keluaran akan >2,5 V. Sedangkan ketika arus listrik mengalir terbalik dari
IP- ke IP+, maka keluaran akan <2,5 V :
Tipe-tipe IC ACS712.
void setup()
{
Serial.begin(9600);
pins_init();
}
Void loop()
{
int sensor_max;
sensor_max = getMaxValue();
Serial.print("sensor_max = ");
Serial.println(sensor_max);
amplitude_current=(float)sensor_max/1024*5/200*1000000;
effective_value=amplitude_current/1.414;
//minimum_current=1/1024*5/200*1000000/1.414=24.4(mA)
voidpins_init()
{
pinMode(ELECTRICITY_SENSOR, INPUT);
}
/*Function: Sample for 1000ms and get the maximum value from the SIG pin*/
Int getMaxValue()
{
Int sensorValue; //value read from the sensor
int sensorMax = 0;
uint32_t start_time = millis();
while((millis()-start_time) < 1000)//sample for 1000ms
{
sensorValue = analogRead(ELECTRICITY_SENSOR);
if(sensorValue > sensorMax)
{
sensorMax = sensorValue;
}
}
returnsensorMax;
}
Modul sensor ini bisa digunakan untuk mengukur arus AC (alternate current)
hingga 5 Ampere secara non-invasive (tidak mempengaruhi rangkaian
elektronika yang diukur karena pengukuran dilakukan tanpa kontak elektrik
langsung — juga dikenal dengan istilah "split core current transformer")
dengan cara "penjepitan" (clamping) pada kabel pembawa arus.
Modul ini sudah memiliki resistor pembagi beban / load sampling resistor
sebesar 200Ω yang mengubah arus menjadi tegangan terukur.
Karakteristik Elektrik
Koefisien transformasi 1000:1
Rentang arus terukur / input metered current: 0 ~ 5 Ampere AC
Rentang arus keluaran / output current: 0 - 5 mA
Resistor pembagi beban / load sampling resistor: 200Ω
Tegangan pengukuran keluaran / output sampling voltage: 0 ~ 1 Volt
DC
Frekuensi operasional: 20 Hz ~ 20 kHz
Rentang suhu operasional: -55° ~ +85°C
Kekuatan dielektris / dielectric strength: 6 KVAC / 1 menit
Antarmuka: pin header 0,1" 3-pin dan antarmuka Grove 4-pin
Sensor tidak bisa digunakan untuk mengukur arus searah / DC (arus searah
tidak menyebabkan time-varying magnetic field yang dibutuhkan untuk
pengukuran dengan metodasplit-transformer), untuk pengukuran arus
searah dapat digunakan sensor berbasis efek Hall.
G= ground
S= analog output
N: Not Connected
#define ELECTRICITY_SENSOR A0
float amplitude_current;
float effective_value;
void setup()
{
Serial.begin(9600);
pins_init();
}
Void loop()
{
int sensor_max;
sensor_max = getMaxValue();
Serial.print("sensor_max = ");
Serial.println(sensor_max);
amplitude_current=(float)sensor_max/1024*5/200*1000000;
effective_value=amplitude_current/1.414;
//minimum_current=1/1024*5/200*1000000/1.414=24.4(mA)
voidpins_init()
{
pinMode(ELECTRICITY_SENSOR, INPUT);
}
/*Function: Sample for 1000ms and get the maximum value from the SIG pin*/
Int getMaxValue()
{
Int sensorValue; //value read from the sensor
int sensorMax = 0;
uint32_t start_time = millis();
while((millis()-start_time) < 1000)//sample for 1000ms
{
sensorValue = analogRead(ELECTRICITY_SENSOR);
if(sensorValue > sensorMax)
{
sensorMax = sensorValue;
}
}
returnsensorMax;
}
Tegangan input:
4.5 V s/d 30 V
Beban
kTq ( V IRS ) 1
I I pv I 0 e 1 ( V I RS ) (0.1)
RP
where:
Ipv, : the current generated by the incident light (directly proportional to
the sun irradiation),
I0 : the reverse saturation of the diode,
q : the electron charge (1.60217646 x 1019 C),
k : the Boltzmann constant (1.3806503 x 10-23 J/K),
T : temperature of the p-n junction and
V= Vd – I RS (0.2)
where:
G = irradiance (W/m2);
GSTC = STC irradiance (1000 W/m2 is used in this study);
Ipv,STC = light current at the STC condition (1000W/m2 and 25 °C);
KI = Current coefficient;
t = Tc- Tc,ref;
Tc = PV cell temperature (°C);
Tc,ref = reference temperature (25 °C is used in this study);
Both Ipv,STC and 𝐾𝐼 can be obtained from manufacturer data sheet.
The diode saturation current I0 and its dependence on the temperature may
be expressed by:
I SC K I t
I0
e( VOC KV t ) / aVt 1
(0.5)
Plotting the I-V curve requires solving equation (0.1) for I ∈ [0, Isc,n] and V ∈
[0, Voc,n]. Equation (2.4) does not have a direct solution because I = f(V, I)
and V = f(I, V). This transcendental equation must be solved by a numerical
method. Some manufacturers provide I-V curves for several irradiation and
temperature conditions. These curves make easier the adjustment and the
validation of the desired mathematical I-V equation. Basically, this is all the
information one can get from datasheets of photovoltaic arrays.
Pmax V I
FF max max (0.6)
Voc I sc Voc I sc
Produsen menyediakan, I - persamaan V dan data eksperimen beberapa
tentang karakteristik listrik dan termal dari modul fotovoltaik [62].
Sayangnya, beberapa parameter yang diperlukan untuk menyesuaikan
model berbagai fotovoltaik tidak dapat ditemukan dalam data pabrikan
lembar, seperti saat cahaya yang dihasilkan atau fotovoltaik, seri dan shunt
resistensi, dioda idealistis konstan, dioda terbalik saturasi saat ini, dan
celah pita energi semikonduktor. Semua lembar data modul fotovoltaik
membawa pada dasarnya informasi berikut: nominal terbuka sirkuit
tegangan Voc, n, nominal arus pendek ISC saat ini, n, tegangan pada
maksimum power point Vmp, arus pada maksimum power point Imp,
terbuka -circuit tegangan / suhu koefisien KV, pendek arus koefisien /
temperatur KI, dan maksimum eksperimental daya puncak keluaran Pmax,
e. Informasi ini selalu tersedia mengenai kondisi uji nominal atau standar
(STC) dari suhu dan radiasi matahari.
Daya keluaran dari sistem PV dapat ditemukan dengan mengalikan I dan V.
Solusi untuk sistem ini persamaan tidak ada dalam bentuk analisis.
Namun, solusi perkiraan yang memberikan hasil yang memuaskan tersedia.
Sistem PV memiliki perilaku pola musiman yang berbeda tergantung pada
suhu serta radiasi matahari. Karena koefisien suhu yang berbeda dari
tegangan dan arus, sistem PV memiliki output yang berbeda. Namun, untuk
menyederhanakan pekerjaan, produsen sebagian besar menyediakan data
dinilai dari modul PV di STC (kondisi uji standar).
The effect of temperature on the output power can be quantitatively
evaluated by examining the effects on the current and the voltage separately
[63]. With increasing temperature, the new short-circuit current of the cell
increases as 𝐼sc (1 + 𝛼. ∆𝑇), whereas the open-circuit voltage decreases as
𝑉0c (1 − 𝛽. ∆𝑇). The new output power is given by:
P=V.I=𝐼sc (1 + 𝛼. ∆𝑇). 𝑉oc (1 − 𝛽. ∆𝑇) (0.7)
where:
𝐼𝑠𝑐 and 𝑉𝑜𝑐 are short circuit current and open circuit voltage at
reference temperature;
α and β are temperature coefficient.
Hal ini diperlukan untuk menghubungkan sel surya dalam seri untuk
meningkatkan tegangan yang dihasilkan oleh generator PV [64]. Gambar 2.4
menunjukkan bagaimana sel PV tunggal dikelompokkan untuk membentuk
modul dan bagaimana modul terhubung untuk membangun array. Tidak
ada definisi yang tetap pada ukuran modul dan tidak untuk array. Sebuah
modul mungkin memiliki daya output dari beberapa watt ke ratusan watt.
Dan power rating dari sebuah array dapat bervariasi dari ratusan watt
untuk megawatt [63].
The cells connected in parallel increase the current and cells connected in
series provide greater output voltages [65]. If the array is composed of Np
parallel connections of photovoltaic cells, saturation currents may be
expressed as: Ipv =Ipv,cell * Np, and I0 =I0,cell * Np.
BAB IV
Fluk radiasi per satuan luas pada jarak R dinyatakan oleh Q(R) dan
berdasarkan pendekatan bumi terletak sejauh 1 AU atau 150x106 km
terhadap matahari. Maka, total radiasi surya yang dikeluarkan adalah sekitar
3.8 x 1026 W. Karena, luas bumi dinyatakan dengan 4πr2, jumlah radiasi per
satuan luas planet yang bulat adalah 340 W/m2. Oleh karena itu energi
matahari memiliki potensi besar sebagi sumber energi terbarukan masa
datang.
0
(-)
β North
(+) (-)
West East
Solar Tracker
South
(+)
Tt Tsr
t sr ( ss sr ) (4.1)
Tss Tsr
Dimana:
αt = sudut α waktu t.
Tt = panjang waktu t
αsr = sudut α waktu sunrise.
Tsr = panjang waktu sunrise
Dan
Tt Tsr
t sr sr (4.2)
T0 Tsr
Dimana:
βt = sudut β waktu t.
Tt = panjang waktu t
βsr = sudut β waktu sunrise.
Tsr = panjang waktu sunrise
βss = sudut β waktu sunset.
Tss = panjang waktu sunset
Database posisi matahari menggunakan fasiltas hasil penelitian oleh Kamshory, Syafii,
(2014). Proses penyusunan database dilakukan dengan memasukkan koordinat posisi panel
surya atau posisi penelitian di Universitas Andalas dimana: latitude -0.9145 dan longitude
100.4595 seperti gambar 5.1.
Gambar 5.1. Pembuatan database untuk lokasi penempatan panel surya
Database waktu sunrise dan sunset databased dihasilkan siperlihatkan seperti gambar
5.2 dan gambar 5.3 berikut:
Gambar 5.6 Sudut dari Solar Tracker untuk waktu sunrise dan sunset
Pelacakan dari sistem tenaga surya dapat dibuat dalam beberapa cara
yang berbeda. Pelacak dua sumbu telah digunakan dalam penelitian ini
untuk memastikan bahwa panel surya menyerap sinar matahari maksimum
untuk menghasilkan listrik maksimal. Posisi bergerak panel surya
berdasarkan database matahari terbit dan terbenam dari website posisi
matahari dari riset sebelumnya (Kamshory, Syafii, 2014). Prosedur
keseluruhan sumbu ganda tracker surya berbasis pada matahari terbit dan
terbenam database yang ditampilkan dalam diagram alur Gambar 5.7.
Pembacaan lokasi geografis, ketinggian, proses zona waktu, dan membuat
database dari matahari terbit dan terbenam hanya dilakukan satu kali
sebagai inisialisasi saat pertama kalinya tracker diinstal.
Mulai
Counter on
Tidak
Selesai counting
Ya
Stop
Gambar 5.7 Algoritma Dual Axis Solar Tracker
Pada tahap pengujian, panel surya yang digunakan memiliki spesifikasi Sharp NU 185 A1H
dengan maximum power in STC 185 Watt, 30,2 Volt. Waktu pengujian pada hari kamis 14 Mei 2015
dengan database sebagai berikut:
5,14,6,12,18,16,19.59,-90.59,19.71,90.59
arti satu baris database posisi matahari adalah bulan lima, tanggal 14, waktu sunrise 6:12, dengan
posisi matahari berdasarkan sudut α =19.59 dan sudut β = -90.71 (arah timur) dan waktu sunset
18:16, dengan sudut α = 19.71 dan β = 90.59 (arah barat). Selanjutnya sudut α dan β untuk waktu
lainnya dapat dihitung mengunakan persamaan (4.1) dan (4.2).
Hasil perhitungan sudut solar tracker selama satu hari untuk waktu yang lain diperlihatkan
pada tabel 5.1 berikut berikut:
Rangkaian elektronika solar tracker terdiri dari: Real Time Clock (RTC), Micro SD dan Arduino
Mega 2560. Prinsip kerja rangkaian adalah sistem yang dirancang akan membaca tanggal dan waktu
dari modul RTC, selanjutnya dibandingkan dengan tanggal dan waktu dalam database untuk
mendapatkan sudut latitut dan longitut. Selanjutnya sudut tersebut akan menjadi input arduino untuk
mengarahkan motor servo pergerak mengarahkan panel surya pada posisi tegak lurus cahaya
matahari.
Berikut algoritma solar tracker yang ditanam pada Arduino Mega 2560:
1. Read current date and time from RTC
RTCval = RTChour*60+RTCminute;
2. SD.open to read database of sun position.
3. Compare RTC date dan time with database date and time to get
sunrise, sunset time and its latitute and longitute.
4. Calculate current latitute and longitude using Lagrange
Interpolation.
5. Set servo #1 based on current α angle.
6. Set servo #2 based on current β angle.
7. SD.close(file) to close database.
8. Set delay(15*60*1000) to activate solar tracker for next 15
minute.
Konstruksi Mekanik
Daya (watt)
40
35
32.15 33.62
30 28.71 29.77
25 25.31
20
15 14.69 13.99
12.145
10
7.21
5
0
-62 -46 -31 -15 0 14.45 28.9 43.36 57.81
daya 7.21 12.145 14.69 28.71 32.15 33.62 29.77 25.31 13.99
Sudut matahari
Gambar 5.11 Daya yang dihasilkan panel surya terhadap variasi posisi matahari.
Selama tujuh jam energi ditangkap oleh panel surya pada posisi datar adalah
166,4 watthour. Namun dengan penggunaan solar tracker telah meningkat menjadi
225,05 watthour. Penggunaan solar tracker tanpa sensor telah meningkatkan
output daya dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya dengan efisiensi sekitar 26%.
Dengan demikian metode solar tracker tanpa sensor ini telah meningkatkkan
efisiensi dan daya output Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
BAB V
T, S Blok CS
3. DPS = digital processing subsystem
Kom
REAL
LPF S/H Blok DPS
WORLD
Sinyal
MUX D/A
S/H Analog A/D Trip
Display,
mikroprosesor D/O
dari blok SCS lain
Record,
S/H Kirim
unit
D/I memory
Keterangan
Remote data
(T,S, Kom = Transduser, Sensors, Modul Komunikasi)
D/I = DigitalGambar
input; D/O2.1 Blok output
= Digital Subsistem suatu alat monitoring dan kontrol digital
Foca ini adalah adapter / converter dari USB ke serial yang dilengkapi
dengan soket BEE (20 pin - 2 mm). Di dalam modul ini sdh terdapat IC FT232,
sehingga dapat digunakan untuk melakukan pemrograman atau
berkomunikasi dengan aplikasi MCU. Selain itu, dengan modul ini
memungkinkan untuk menghubungkan PC dengan berbagai macam aplikasi
nirkabel melalui BEE.
Fitur-fitur :
- Tombol reset untuk modul BEE.
- Dual power output : 3,3V dan 5V.
- Tegangan I/O kompatibel 3,3V dan 5V.
- Protokol USB 2.0
- Tersedia mode BitBang.
- Menggunakan chipset FT232RL.
- Daya dari USB mempunyai pelindung arus lebih.
- Indikator komunikasi RXD / TXD.
- Definisi pin : DTR, RXD, TX, VCC, CTS, GND.
- Pitch : 2,54 mm.
- Dimensi : 36 x 17,5 (mm)
- Antarmuka : mini USB.
BAB VI
ENERGI LOGGER
Cheng, C. L., Chan, C.Y., and Chen, C.L., (2007) An empirical approach to
estimating monthly radiation on south-facing tilted planes for building
application, Amsterdam, Journal of Energi, Volume 31, Issue 14, pp. 2940-
2957.
H. Nehrir, Wang C., Shaw S. R. Fuel cells: promising devices for distributed
generation. Power and Energy Magazine, IEEE. Jan.-Feb. 2006, 4(1): 47 - 53.
Jiang J. A, Huang T.L, Hsiao Y.T and Chen C.H (2005),” Maximum Power Tracking
for Photovoltaic Power System, Tamka Journal of Science and Engineering, Vol
8, No 2, pp 147-153
Refdinal. N., dan Ahmad. T., 2009, Analisis ManfaatTeknis Pengintegrasian PLTM
Tersebar pada Sistem Distribusi (StudiKasus pada Rencana Pembangunan
PLTM Muaro Sako di WilayahKerja PLN Ranting Balai Selasa, Kab. Pesisir
Selatan, Sumatera Barat). Proceedings of National Seminar on Applied
Technology, Science, and Arts (1 APTECS), Surabaya, 22 Dec. 2009.
Sen, Z, 2004, Solar Energy in Progress and Future Research Trends, Progress in
Energy and Combustion Science, January 2004, (30)4, 367-416
Surojo, Ashari, Mochammad, Purnomo, Mauridhi H., 2010, ”Desain dan Simulasi
Maximum Power Point Tracking (MPPT) Sel Surya Menggunakan Fuzzy Logic
Control Untuk Kontrol Boost Konverter, 7th Basic Science National Seminar
Proceeding, Malang, Februari, 2010
Youness, S., Claywell, R., and Muneer, T., (2005). Quality Control of Solar
Radiation Data: Present Status and Proposed New Approaches, Amsterdam,
Journal of Energi, Volume 30, Issue 9, pp. 1533-1549.