TRANSFORMATOR
Ujang Wiharja, MT
PRODI TEKNIK ELEKTRO
9/18/2009
Diktat Matakuliah transformator 1
KATA PENGANTAR
Semoga buku ajar ini akan lebih berguna khusus bagi mahasiswa yang mengikuti
matakuliah Transformator, buku ini berisi teori – teori dan contoh soal serta latihan
soal, sehingga akan mempermudah pemahaman dan prinsip serta aplikasi
transformator.
Bukan tidak mungkin buku ini masih banyak kekurangan, karenanya mohon masukan
atau kritik yang berguna melengkapi bahan ajar ini.
Ujang Wiharja
Diktat Matakuliah transformator 2
BAB I
Suatu rangkaian magnetik terdiri dari kerangka yang sebagian besar tersusun
dari bahan magnetik berpermeabilitas tinggi. Adanya bahan berpeabilitas tinggi ini
menyebabkan fluks magnetik terkurung pada jalan yang dibatsi oleh kerangka
tersebut, sebagaimana dengan terkurungnya arus listrik dalam konduktor pada
rangkaian listrik.
Sebagai contoh yang sederhana adalah sebuah transformator, pada kumparan
ini menimbulkan medan magnetik dalam inti. Medan magnetik dapat divisualisasikan
dengan garis-garis fluks yang membentuk lingkaran tertutup yang terangkum oleh
kumparan. Hubungan dasar antara arus (i) dan intensitas medan magnet (H)
menyatakan bahwa, integral garis H mengelilingi jalan yang tertutup sama dengan
arus total yang terkurung oleh jalan tersebut.
Dalam penerapannya sumber medan magnetik dalam inti adalah hasl kali
amper lilitan (NI) atau sering dikenal arus gerak magnet (agm). Hubungan agm
dengan intensitas medan magnet (H) dalam rangkaian magnet dapat ditulis.
f Ni HL .................................................................................... 2.1
Dimana :
L = Panjang inti
Arah H sesuai aturan tangan kanan.
Hubungan antara intensitas medan magnet dan rapat fluks magnetik B adalah :
Wb .............................................................................................
BH 2.2
m2
Dimana :
µ = Perbeabilitas (Wb/ Amp. Lilitan. Meter atau Hendry/ meter)
µ = µr . µo (nilai µr antara 2000 - 80.000)
Diktat Matakuliah transformator 3
Garis-garis fluks
magnetik
Luas penampang
inti
Gambar 2.1 Rangkaian magnetik sederhana.
Kumparan N Inti magnetik
lilitan Permebilitas U
NΦ μo N2 A
L ........................................................................ 2.3
i l/μ
Dimana l = panjang inti
3. ARAH EKSITASI
Untuk menghasilkan medan magnet dalam inti, diperlukan adanya arus listrik
dikumparan. Arus ini dikenal sebagai arus eksitasi, sifat magnetik teras yang tidak
linier menandakan bahwa bentuk gelombang arus eksitasi tidak berbentuk sinusoidal.
Kita asumsikan suatu variasi fluks inti Ф (t) yang berbentu k sinus,
Ф(t) = Ф maka sin ωt ...................................................................... 2.4
= A.B maka sin ωt
Dari hukum Faraday
e = N dФ/dt maka
e = ω N Ф maka cos ωt
Emaks = ω N Фmaks
= 2 π f N A B maks .......................................................................... 2.5
Tegangan rata-rata yang terindukksi ;
Erms = = 2 π f N A B maks / √2 = 4,44 NAB maks ........................................... 2.6
Kurva arus eksitasi sebagai fungsi dari waktu dapat diperoleh secara grafis
dari karakteristik magnetis yang terlukis pada gambar 2.99 dibawah ini. Karena B dan
H dihubungkan dengan φ dan iφ oleh konstanta (tetapan) geometri yang diketahui
maka lingkar histerisasi arus bolak-balik pada gambar 2.33 di gambarkan dalam φ =
B A sedangkan iφ = H l / N. gelombang sinus dari teganganinduksi e dan fluks φ,
diperlihatkan pada gambar 2.44.
Diktat Matakuliah transformator 5
Gambar 2.2 Gejala eksitasi (a) tegangan, fluks, arus eksitasi (b) lingkar histerisasi
Pada setiap saat, nilai Iφ yang berhubungan dengan nillai fluks yang telah
ditentukan dapat diperoleh secara langsung dari lingkar histerisis. Misalnya pada saat
t’ fluksnya adalah φ’ dan arusnya i’’ φ. Pada saat t’’ nilai fluksnya φ’’ dan arusnya
i’’φ. Perhatikan, karena lingkar histerisis mempunyai lingkar ganda, agar nilai fluks
yang bertambah (φ’) diambil dari bagian fluks yang bertambah pula pada lingkaran
histerisis.
Karakterisik dari eksitasi arus bolak-balik bahan teras pada umumnya
dinyatakan dalam voltamper, rata-rata dari pada dinyatakan dalam bentuk kurva
magnetisasi yang berhubungan dengan B dan H.
Voltamper eksitasi pada suatu frekuensi f tertentu hanya tergantung dari Bmaks
karena Hrms adalah fungsi dari Bmaks dan tidak tergantung dari jumlah lilitan. Sebagai
contoh uji laboratorium terhadap bahan uji teras terturup, diperlihatkan dalam gambar
berikut ini.
Diktat Matakuliah transformator 6
Arus pusar kerangka magnetik biasanya terdiri dari bahan magnetik yang
berbentuk lempengan (lembaran) tipis laminasi. Laminasi tersebut yang diarahkan
dalam arah garis medan, diisolasikan lempengan satu dengan lainnya. Lapisan
isolator ini mengurangi (menghalangi) jalan arus pusar, semakin tipis isolasi semakin
rendah kerugian.
4. KERUGIAN HISTERISIS
Suatu eksitasi yang berubah terhadap waktu akan menyebabkan bahan
magnetik mengalami variasi siklis semacam lingkar histerisis. Energi yang
masuk ke inti magnetik untuk satu siklus
W Al H dB ........................................................................................... 2.7
Dimana Al = volume inti
∫ (integer) = sebagai luas lingkaran histerisis.
Energi ini diperlukan untuk memutar dipole magnetik dalam bahan dan hilang dalm
bentuk kalor. Jadi kerugian karena histerisis berbanding lurus dengan luar lingkar
hiterisis untuk tingkat fluks tertentu dan berbanding lurus pula dengan volume total
bahan.
Diktat Matakuliah transformator 7
BAB II
PRINSIP KERJA TRANSFORMATOR
2.2.2. Core Type (lilitan melingkari inti), digunakan pada daya dan
tegangan tinggi
Diktat Matakuliah transformator 8
Konstruksi berdasarkan bentuk inti trafo bentuk inti trafo ini ada tiga macam yaitu
bentuk L, E ,dan F
media pemindah panas dan (disirkulasi) dan bersifat pula sebagai isolasi (daya
tegangan tembus tinggi). Minyak trafo ini biasanya terbuat dari minyak nabati.
Syarat minyak trafo yang baik
• Kekuatan isolasi tinggi
• Penyalur panas yang baik dan berat jenis kecil, sehingga partikel-
partikel dalam minyak dapat mengendap dengan cepat.
• Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan punya
kemampuan pendinginan lebih baik
• Titik nyala tinggi, tidak mudah menguap
• Tidak merusak bahan isolasi padat
• Sifat kimia stabil
tersebut. Oleh karena kumparan punya inti, arus (Io) menimbulkan fluks
magnit yang juga berubah-ubah pada intinya.
Akibat adanya fluks magnet yang berubah-ubah, pada kumparan akan timbul
gaya gerak listrikm (ggl) induksi. Besarnya ggl induksi yang dibangkitkan
sesuai dengan hukum Faraday, adalah :
d
e1 N1
dt
e1 N1 dm sin t
dt
e1 N1m cost ......................................................................... 2.9
e1 N1m sin st 90
Dimana :
e1 = ggl induksi pada kumparan primer
N1 = jumlah lilitan kumparan primer
dΦ = perubahan garis-garis gaya magnit dalam satuan weber (1
8
weber =10 maxwell).
dt = perubahan waktu dalam satuan detik.
Dari persamaan diatas dapat dibuktikan bahwa, fluks magnet fungsi
sinus akan menimbulkan ggl induksi fungsi sinus pula. Gaya gerak listrik
induksi akan ketinggalan 90o terhadap fluks magnit.
emax N1m 2fN1m
E1rms 4,44 fN
1 m .............................. 2.10
2 2 2
Impedansi Eksitasi
1 1
ZO Rc jX m dan
Yo Gc jBm
Maka akan didapat
G c Mho
R
dan Bm c GMho 2.14
2
Rc X m Rc X m
c 2 2 2 2
Besarnya Io = Ic + j Im
Io
R1 X1
Io Im
Rc I o R1
V1 E1 Xm IoX1 -E1 E1
V1
R1 X1 R1 X1
Beban
I1 I2
R
V1 Rc Xm
X
Om
I1 Io
I1R1 -I2 Im
E1E1 E2
I1X1
-E 1
V1 I1 I2X2
I2R2
I2(R) I2X
3. RANGKAIAN EKIVALEN
Karena tidak seluruh fluks (Ф) yang dihasilkan oleh arus pemagnetan Im
merupakan fluks bersama, sebagian darinya hanya mencakup kumparan primer (Ф1)
atau kumparan sekunder (Ф2). Addanya fluks bocor Ф1 dan Ф2 ditunjukkan sebagai
reaktansi X1 dan X2. sedangkan rugi-rugi tahanan (kawat) ditunjukkan dengan R1 dan
R2 .
Pada gambar diatas dalam penggambaran tidak memperlihatkan besaran-
besaran sesungguhnya, karena pada umumnya perbandingan transformasi (a) adalah
besar, sehingga ggl E1 dan E2 sangat berbeda hal ini berakibat sukar menggambarkan
dalam satu diagram dengan satu skala, demikian pula dengan I1 dan I2.
N1Io pada umumnya sangat kecil dibandingkan dengan I1N1 dan I2N2 dengan
demikian secara pendekatan.
N
N I I N atau I 2 I atau I 1 I .............................. 2.17
2
1 1 22 1
N 2 1
1 a
Dari persamaan sebelumnya E1 dan E2 dengan demikian E1I1 = a E2 (a/1) =
E2I2. Dari persamaan diatas dapat dinyatakan volt ampere (VA) yang diberikan pada
sisi primer sama dengan voltamper yang dibangkitkan pada sisi sekunder.
a R a R j a X a X R jX .................................... 2.20
V1 2 2 2 2
2 2 1 1
I1
R1 X1 a2R2 a2X2
I1 Io I2/a
B
E
V1 E1= aE 2 Rc a2Z B aV2
Xm
A
N
V a2 I R R j X X I R jX
1 1 2 2 1 1 1
V a I R jX a I R jX I R jX
2 2
1 1 1 2 2 1 1 1
Diktat Matakuliah transformator 16
V V a2 I R ja2 I X I R jI X
1 2 1 2 1 2 1 1 1 1
1 2 1 2 1 1 2 1
I1 I2
E1 V2
V1 R
Om
I1 Io
I1R1 -I2 Im
I1X1 E1 E2
-E1
V1 I2 I2X2
I2(R2+R)
b. Beban induktif
Apabila transformator berbeban induktif, berarti pada sekunder
transformator terdapat parameter R2 + jX2 dan R + jX (beban). Dengan
adanya harga-harga tersebut akan menyebabkan pergeseran fasa antara I2 dan
E2 sebesar Ф2.
X
Tan2 .................................................................................... 2.24
R
Om
I1 Io
I1R1 -I2 Im
I1X1 E1 E2
-E1
V2
V1 I1 I2X2
I2R2
I2X
I2(R)
c. Beban kapasitif
Dengan adanya beban kapasitif (R-jX) tersebut menyebabkan
pergeseran fasa antara I2 dan V2 sebesar Ф2.
I2 R
I2 X
I2
E1 E1 E2
I1R1
I1 I2X2
I1X1
V2
V1 I2R2
Contoh soal
Suatu trafo 2300 / 230 volt. 50 Hz mempunyai parameter sebagai berikut:
R1 = 0,286 ohm ; X1 = 0,73 ohm
R2’ = 0,319 ohm ; X2’= 0,73 ohm
Ro = 250 ohm ; Xo = 1250 ohm
Impedans beban sekunder ZL = 0,387 + j 0,29
Dengan mempergunakan rangkaian ekivalen yang sebenarnya, hitung:
a. Arus primer b. Arus sekunder
c. Arus beban nol d. Faktor daya input (masukan)
e. Daya input dan daya output
f. Rugi tambaga primer, sekunder, dan efisiensi
Penyelesaian
R2’ = a2 . R2 dan X2’ = a2 . X2 dan I2’ = I2 / a
E ’ = a . E dan V ’ = a . V dan Z ’ = a2 . Z dan Ztotal = Z +
𝑍0(𝑍2′ +𝑍𝐿′ )
2 2 2 2 L 1
𝑍0+𝑍2′ +𝑍𝐿′
a = 2300 / 230 = 10 ; ZL = 0,387 + j 0,29
ZL’ = a2 . ZL = 100 (0,387 + j 0,29) = 38,7 + j 29 = 48,4 ˪ 36,8°
Z2’ = 0,319 + j 0,73
Z2’+ ZL’ = 0,319 + j 0,73 + 38,7 + j29 = 39,02 + j 29,73 = 49,0 ˪37,3°
Z0 lihat gbr anatara R0 dan X0 pararel maka Misal Zo1 = R0 da Z02 = X0
𝑍01 .𝑍02 250∟0 .1250 ∟90 312500 ∟90
Hingga Z0 = = = = 245∟11,31 Ω
𝑍01+𝑍02 250+𝑗 1250 √1625000 ∟78,69
Zo = 240 + j 48 = 245 ˪11,3° Z1 = 0,286 + j 0,73 = 0,78 ∟68,60
Ztotal = Z + 𝑍0(𝑍2′ +𝑍𝐿′ ) = Z + 245 ∟11,3 (49,0 ∟37,3) = Z + 12005 ∟48,6
1 1 1
𝑍0+𝑍2′ +𝑍𝐿′ 240+39,02 + 𝑗 (48+29,73) 289,64 ∟15,57
Ztotal = Z1 + 41,44 ∟33,03 = (0,286 + j 0,73) + (34,74 + j 22,59)
Ztotal = 35,026 + j 23,32 = 42,1 ∟33,660 Ω
2300 ∟0
a. I1 = V1 / Ztotal ) = = 54,8 ∟-33,7° A
42,1 ∟ 33,66
b. I2 = I1 x [Zo / (Zo + Z2’ + ZL)] = 54,8 ˪-33,7° x (245 ˪11,3°/ 290 ˪15,6°)
I2= 46,2 ˪-38° Amper
c. Io = I1 x {(Z2’ + ZL’) / Zo + Z2’ + ZL’}
= 54,8 ˪-33,7° x (49 ˪37,3° / 290 ˪15,6°) = 9,26 ˪-12° Amper
d. Faktor daya input = cos 33,7° = 0,832
e. Daya input = V1 . I1 cos ø1 = 2300 x 54,8 x 0,832 = 105 kw
f. Daya output = (46,2)2 x 38,7 = 82,7 kw
g. Rugi tembaga primer = (54,8)2 x 0,286 = 860 watt
rugi tembaga seknder = (46,2)2 x 0,319 = 680 watt
rugi inti = (9,26)2 x 250 = 20,6 kw
efisiensi = (82,7 / 105) x 100% = 78,8%
Penyelesaian soal trafo sebenarnya lebih mudah menggunakan rangkaian ekivalen pendekatan lihat hal
14 dan 15.
Diktat Matakuliah transformator 20
BAB III
PENGUJIAN TRANSFORMATOR
Pengujian Rutin
pengujian tahanan isolasi
pengujian tahanan kumparan
pengujian perbandingan belitan
Pengujian vector group
pengujian rugi besi dan arus beban kosong
pengujian rugi tembaga dan impedansi
pengujian tegangan terapan (Withstand Test) dan
pengujian tegangan induksi (Induce Test).
bagian las dan paking dengan memberikan cairan sabun pada bagian
tersebut.
Pengujian dilakukan sekitar 3 jam apakah terjadi penurunan tekanan.
A W TR TT
A W Io
V
Xm
3. Daya, karena adanya rugi besi (histerisis dan arus putar) Pb = Pc yang diukur
dengan wattmeter, dan rugi tembaga pada kumparan primer yang dalam hal
ini dapat diabaikan.
Ic Io
atau P I V cos I 2 R cos P I V
c o in o o c o c o in
Io
Pada gambar 3.3 grafik Io = Io(V) tampak untuk harga tegangan yang rendah,
arus magnetisasi (Io) mempunyai nilai yang kecil. Akan tetapi untuk harga tegangan
yang besar mendekati atau melebihi tegangan pengenal, arus menjadi sangat besar.
Suatu garis lurus itu akan memotong sumbu vertical, yaitu untuk f=0, pada
Ph
harga K h B2 , seperti yang tampak pada gambar 3.4 dibawah ini.
f
Pb/f KhfB2
KhB2
Ph
50
f
20Hz 40Hz 50Hz 80Hz
Diktat Matakuliah transformator 27
Pb
Gambar 3.4 Kurva f
f
A W TT TR
Rek Xek
W
V Ihs A
akibatnya V1 juga kecil yang berartifluks magnetik dan kerapatan fluks (B) juga kecil,
dan dapat diabaikan. Impedansi yang ada Zekl = Rekl + jXekl yang membatasi arus.
Dimana ; Rekl = R1 + a2R2 dan Xekl = X1 + a2X2.
Dari hasil pengukuran tersebut dapat dihitung, dimana Pcu = rugi tembaga.
sebanding dengan kuadrat arusnya. Tegangan hubung singkat (Vhs) sering dinyatakan
dalam prosen yaitu ;
Vhs
Vhs % 100%................................................................................ 3.5
V1
Dimana V1 = tegangan nominal pada sisi primer
Besarnya arus hubung singkat pada tegangan V1 :
V1
Ihs I1
Vhs
1 100
Ihs I1 I................................................................... 3.6
Vhs
V1 %Vhs
1
Nilai sesungguhnya
Nilai per unit
Nilai dasar
%Z Zb1 %Z Zb2
Zek1 dan Zek 2
100 100
Berdasarkan rumus 3.6 rumus 3.10 dan rumus 3.11, maka besarnya arus
hubung singkat pada tegangan pengenal adalah.
100
Ihs In
%Z
Bila ingin arus hubung singkat dinyatakan pada sisi primer In merupakan
I1ddan jika ingin menghitung arus hubung singkat pada sisi sekunder In merupakan I2.
Bila rumus 3.12 dikalikan dengan tegangan pengenal (nominal) Vn maka didapat
I V 100 IV atau
%ZT %ZS n n
hs n
Pada keadaan tanpa beban dan semua sisi primer dinyatakan pada sisi-sisi
sekunder maka V2 (beban penuh)= V1(l/a) jadi dapat ditulis V2 (beban penuh)= V2
V1 a V2
Pengaturan tegangan % %V 100% .................... 3.14
V2
Bila tegangan sekunder pada saat berbeban diketahui berdasarkan sirkit
ekivalen,
Diktat Matakuliah transformator 32
V1 a V2 I 2 Zek 2
Dimana :
Zek 2 Rek 2 jX ek 2
Rek 2 R1 a2 R 2
X ek 2 X1 a2 X 2
V cos
I2Rek 2 V 2 sin2 I2 X ek 2
2
V1 a
2
2 2
0
V1/a
02 I2X1/a2
V2
I2
0 V1/a
02 I2X1/a2
V2
I2
I2 R 2 I2X2 I2R1/a2
Gambar 3.8 Diagram vektor dari rangkaian pengganti primer
dibawah ke sekunder pada beban kapasitif
Pcu =In2 x R ek
Pada beban tertentu rugi tembaga adalah
2
P
Pcu Pc out
Pn
Dimana :
Pc = Rugi tembaga pada beban nominal
Pn = Daya nominal trafo
Dengan demikian efisiensi trafo sebagaia fungsi beban adalah
Pout
........................................................................... 3.17
P 2
Pout Pb out
Pn
Diktat Matakuliah transformator 35
Pb
Pout Pn
Pc
Bila persamaan diatas pembilang dan penyebut dibagi dengan daya
pengenalnya (Pn) maka akan didapat :
Pout Pn
.......................................... 3.18
Pout Pn Pb Pn Pc Pn Pout Pn 2
Akan didapat PoutPpu 2
................................................... 3.19
Poutpu Poutpu Pcpu Poutpu
b. Efisiensi sebagai fungsi factor daya
Daya keluar suatu transformator adalah
Pout 3 V V
L L cos S out cos ..................................................... 3.20
Dimana cosφ merupakan faktor daya dan Sout adalah daya semu keluaran
(KVA)
Bila persamaan 3.20 diatas disubtitusikan ke 3.17 maka akan didapat
100 Soutcos
η 2
S
Soutcos Pb Pc out
n
S
Bila pada persamaan diatas pembilang dan penyebut dibagi dengan
daya semu pengenal Sn maka akan didapat
Diktat Matakuliah transformator 36
100 S cos
η S cos Ppu P S2 pu
pu b pu c pu
Adapun Spu adalah daya semu dalam per unit, Pb pu adalah rugi besi
dalam per unit dan Pc pu adalah rugi tembaga dalam per unit, maka efisiensi
sebagai fungsi faktor daya pada KVA pengenal atau S pu = 1 adalah
Dari persamaan ditas terlihat bahwa rugi besi tembaga tidak tergantung pada
faktor daya, sehingga bila faktor dayanya makin baik maka efisiensi akan naik dan
sebaliknya bila faktor dayanya buruk maka efisiensi akan turun.
Sehingga pada jaringan apabila factor daya beban rendah (umumnya induktif)
perlu diadakan kompensasi dengan kapasitor untuk menaikkan efisiensi
transformator.
Contoh soal 1
Suatu tranformator 200 V/400 V, 6,25 KVA mempunyai data pengujian sebagai
berikut ini :
+ Pengujian beban nol : 200 V, 0,7 A 70 W (sisi TR)
+ Pengujian hubung singkat : 15 V, 10 A, 85 Watt (sisi TT)
Hitunglah :
a. Nilai Rc dan Xm
b. Rek1 dan Xe1
c. Tegangan sekumder V2 bila melayani beban 5 kW dengan factor daya 0,8 lag
pada tegangan primer 200 V???
Penyelesaian
Pada pengujian beban nol
Diktat Matakuliah transformator 37
Contoh soal 2
Sebuah transformator 40 KVA, 20 KV / 220 V, mempunyai tahanan per unit 1 %
dan reaktansi 7%. Berapakah impedansi fasa dilihat dari sisi tegangan tinggi dan
rendah???
Penyelesaian
Diket : KVA dasar = 40 KVA, VHdasar = 20 KV , VXdasar = 220 V maka :
Diktat Matakuliah transformator 38
Karena Zek = 0,01 + j 0,07 (pu) atau Zek = 0,071 ∟81,80 (pu) maka
- Sisi TT (indek H), Zek1 = (0,01 + j 0,07) . 10 000 = 100 + j 700 Ω
- Sisi TR (indek X), Zek2 = (0,01 + j 0,07) . 1,21 = 0,0121 + j 0,0847 Ω
Diktat Matakuliah transformator 39
BAB IV
TRANSFORMATOR 3 FHASA
Arus ini menginduksi pada sisi primer transformator 1 sebesar I ( 2 /√3 ) sedangkan
pada sisi primer transformator 2 selain mengalir arus (I) yang menginduksikan oleh
beban I, mengalir pula arus I (2 / √3 ) dari transformator 1, yang membagi 2 ke kiri
dan ke kanan. Hubungan scott ini banyak digunakan beban dari satu fasa ke tiga fasa.
U W1 0, 866
iA
N=0
iB
C iC
N B
EA -EB
EB EC EA
EC +120
Wt
- 120 EA
EB
Definisi
Tegangan fasa = tegangan antar terminal dengan netral
Tegangan antar fasa = tegangan antar 2 terminal
ECA
EAB
iC
EBC B
C
iB
Dari ke dua hubungan bintang dan delta didapat hubungan fasa dan antar fasa sebagai
berikut ini :
Tegangan fasa Tegangan antar fasa
EA = E ∟00 EAB = E √3 ∟300
EB = E ∟-1200 EBC = E √3 ∟-900
EC = E ∟+1200 ECA = E √3 ∟+1500
Kerugian hubungan Y-y adalah jika beban pada rangkaian transformator tidak
seimbang, maka tegangan fasa-fasa trafo makin tidak seimbang serta rugi komponen
harmonisa yang besar.
Untuk mengatasi hal ini, dengan pentanahan netral transformator khususnya sisi
primer. Keadaan ini membuat arus komponen harmonisa mengalir lewat kawat netral.
Kawat netral ini juga menjadi jalan balik arus tidak seimbang pada beban. Karenanya
hubungan Y-y ini jarang digunakan.
Cara penulisan bagian primer berhuruf capital dan sekunder trafo bertuliskan huruf
kecil dan di ikuti angka jam. Sudah menjadi ketetapan bagian primer selalu
menunjukan jam 0 pada fasa R, tinggal bagian sekunder yang berpariasi tetapi bagian
r yang menentukan angka jamnya. Setiap jamnya bergeser 300. Perhatikan gambar
berikut ini.
Diktat Matakuliah transformator 43
0
s 11 1
R
10 2
text 3
9
t
T S
4
8
r
7 5
s
t
Yy6 R R 1800
r s
t
S s
T
t
S s
S
T t s
Diktat Matakuliah transformator 44
Yd5 R
R
r 1500
r
t
S s
s S
T
t
Catatan :
Apabila suatu transformator terhubung Yd5 di lihat pada sisi A, maka bila dilihat di
sisi B akan menjadi dY7. Perhatikan gambar berikut ini.
A B
Ytext text
D
Yd5 dY7
N1
i2 i1
N1
i2
i1 V2
V1 N2
V2 i3
Sisi TR N2 i3 Sisi TT
V1
Ekivalen ototransformer penaik
tegangan
I1 N2 N2
------ = ------------- = 1 + ------
I2 N1 + N2 N1
V2 N1 + N2 N2
------ = ------------- = 1 + ------
V1 N1 N1
V2 I1 1
------ = ------------- = ------
V1 I2 a
Untuk ototransformator penurun tegangan seperti berikut ini
Diktat Matakuliah transformator 46
i1 i1
N1 N1
i2
i2 V2
V1 N2
Sisi TT i3
V1
N2 i3 Sisi TR
V2
Ekivalen ototransformer penurun tegangan
V1 N1 + N2 N2 I2
a = -------- = ------------- = 1 + ---------- = ----
V2 N1 N1 I1
BAB VI
PARAREL TRANSFORMATOR
Untuk mempeararel transformator ada ketentuan atau syarat sebagai berikut ini:
1. Tegangan kerja (rating) baik primer maupun sekunder harus sama (harus sama
perbandingan a harus sama)
2. Penyambungan harus sama ( RST sama )
3. Kelompok sambungan harus sama ( Yy → Yy, Yd → Yd )
Jika I = IA + IB maka,
I. ZekB I.ZekA
IA = ----------------- dan IB = ----------------
(ZekA + ZekB ) ( ZekA + ZekB )
ZekB IB KVAL
V2
V = VA = VB
ZekB
QB = QL. -----------------------
ZekA + ZekB
Jika persyaratan mempararel tersebut diatas tidak ada atau perbandingan tegangan
transformator tidak sama maka, pada saat rangkaian tanpa beban akan mengalir
arus sirkulasi (Ic) dan besarnya di tentukan dengan rumus :
EA – EB (aA – aB) VL
Ic = ---------------- = -----------------------------
(ZekA + ZekB ) ( aA. ZekA + aB. ZekB )
Dimana.
aA = Perbandingan transformator A
aB = Perbandingan transformator B
ZekA = Impedansi ekivalen transformator A ( Sisi Sekunder )
ZekB = Impedansi ekivalen transformator B ( Sisi Sekunder )
VL = Tegangan dibeban
ZL = impedansi beban
VL = I ZL = ( IA + IB ) ZL
EA ZB EA – EB
IA = ------------------- + -----------------
ZL ( ZA + ZB ) ( ZA + ZB )
( aB - aA ) VL + ( aB ZekB. I )
IA = -----------------------------------------
( aA ZekA ) + ( aB ZekB )
Diktat Matakuliah transformator 49
EB ZA EA – EB
IB = ------------------- -- -----------------
ZL ( ZA + ZB ) ( ZA + ZB )
( aA - aB ) VL + ( aA ZekA. I )
IB = -----------------------------------------
( aA ZekA ) + ( aB ZekB )
Contoh soal 1
TRAFO A TRAFO B
Rating 150 KVA Rating 250 KVA
6900 / 230 Volt 6900 / 230 Volt
ZekA = 9,4 sisi primer ZekB = 5,8 sisi primer
Jika trafo tersebut diatas dipararel untuk melayani beban 300 KVA
Hitung
a. Arus beban IA dan IB
b. KVA masing – masing trafo
Penyelesaian
Trafo B
KVAL
ZekB IB 300
V2
KVA
V1 5,8
300 KVA
I = --------------- = 43,5 Amper ( Sisi primer )
6900
IA ZekB
----- = ------------ maka
IB ZekA
Diktat Matakuliah transformator 50
IA 5,8 5,8
----- = ---------- atau IA = IB -------
IB 9,4 9,4
Karena I = IA + IB maka
I = ( 5,8 / 9,4 ) IB + IB atau IB = 26,9 Amper
Untuk IA = I – IB = 43,5 – 26,9 = 16,6 Amper
Contoh soal 2
TRAFO A TRAFO B
Rating 25 KVA Rating 35 KVA
2360 / 230 Volt 2300 / 230 Volt
ZekA = 0,08 sisi sekunder ZekB = 0,06 sisi sekunder
Trafo B
KVAL
ZekB IB
V2
46 KVA
V1 0,06
2300
aB = -------------- = 10
230
Dengan nilai VL = 230 Volt
(aA – aB) VL ( 10,26 – 10 ) 230
Ic = ---------------------------- = ------------------------------- = 42,1 Amper
( aA. ZekA + aB. ZekB ) 10,26 (0,08) + 10 (0,06)
Dari contoh di atas jelaslah jika persyaratan mempararel tidak lengkap maka akan
terjadi arus sirkulasi dan menyebabkan salah satu transformator tersebut overlood.
Pada contoh 2 trafo B yang berkapasitas 35 KVA harus memikul beban 36,3 KVA.
Diktat Matakuliah transformator 52
Tentukanlah
1. Rc/a2, Xm/a2, Rek2 , Xek2 serta gambarkan rangkakaian ekivalennya.
2. %Z1, %Z2
3. Rugi tembaga (Pcu)
4. tentukan regulasi tegangan bila cos Φ beban 0,6 lag.
5. efisiensi (η)
Penyelesaian
1. a. data beban nol
Cos Φ0 = 75 / (20 000. 02) = 0,18 dan Φ0 = 88,90
Im = Io. Sin Φ0 = 0,2. 0,99 = 0,198 Amper
Ic = Io. Cos Φ0 = 0,2. 0,019 = 0,0038 Amper
V1 20 000 20 000
Xm = ----- = ------------ = 101010 Ω dan Rc = -------------- = 5263157 Ω
Im 0,198 0,0038
b. data hubung singkat
Zek1 = V2 / I2 = 50 / 5 = 10 Ω
Rek1 = P / I22 = 150 / 52 = 6 Ω
Xek1 = √ Zek12 -- Rek12 = 8 Ω
Untuk menggambarkan pada sisi sekunder maka di kali /a2
a = 20 000 / 220 = 90,9
Rc / a2 = 636,,97 Ω Xm / a2 = 12,22 Ω
Zek2 = Zek1 / a2 = 0,0012 Ω Rek2 = Rek1 / a2 = 0,000726 Ω
Dan Xek2 = Xek1 / a2 = 0,000968 Ω
Rangkaian ekivalen seperti gambar berikut
Diktat Matakuliah transformator 53
Rek2 Xek2
V1 /a
V2
Beban
Rc Xm
2. % Z1 dan % Z2
KVAB = 100 KVA KVBH = 20 KV dan KVBX = 0,24 KV
1000. (KVBH )2 1000. 202
ZBH = ------------------- = ---------------- = 4 000 Ω
KVAB 100
Maka Zek1 10
% Zek1 = ------------- x 100 % = ----------------------- x 100% = 0,25 %
ZBH 4 000
Maka Zek2 0,0012
% Zek2 = ------------- x 100 % = ----------------------- x 100% = 0,25 %
ZBX 0,484
Membuktikan kalau % Zek1 = % Zek2 dipandang dari sisi primer atau
sekunder
regulasi tegangan
(V1/a) – V2
%V = ---------------------- x 100% dengan V2 = 220 Volt
V2
1: 10 20 : 1
Iline
Z
AC load
penyelesaian
a. Nilai dasar
1. system di generator
nilai dasar : Vb = 480 V, Sb = 10 KVA dan
Sb 10 000 VA
Ib = --------- = ------------- = 20,83 Amper
Vb 480 V
Vb 480 V
Z b = ---------- = -------------- = 23,04 Ω
Ib 20,83 A
2. system di saluran
System terhubung transformator dengan perbandingan 1/10 = 0,1 maka nilai dasar
tegangan pada system penyalauran transmisi
Vb 480 V
Vb2 = ---------- = ------------ = 4800 V
a 0,1
3. system di beban
Sistem sebelum ke beban menggunakan transformator dengan perbandingan 20/1
= 20 maka tegangan dasar di beban adalah
Vb2 4800 V
Vb3 = ---------- =------------------- = 240 V
a 20
Diktat Matakuliah transformator 57
b. Nilai dalam pu
1. system generator
Vg 480∟00 V
Vg = -------- = ---------------- = 1 ∟00 pu
Vb 480 V
2. system saluran transmisi
Zline 20 + j 60 Ω
Zline = ------------------ = ---------------- = 0,0087 + j 0,0260 pu
Zb2 2304 Ω
3. system beban
Zload 10∟300 Ω
Zload = --------------- = ----------------- = 1,736∟300 pu
Zb3 5,76 Ω
c. Daya beban dalam watt dan pu
Vpu
Ipu = -----------
Ztot pu
1 ∟00 pu
Ipu = -------------------------------------------------------
(0,0087 + j 0,0260 pu) + (1,736∟300 pu)
1 ∟00 pu
Ipu = -------------------------------------------------------
(0,0087 + j 0,0260 pu) + (1,503 + j 0,868 pu)
1 ∟00 pu 1∟00
Ipu = ------------------------- = ---------------------------- = 0,569 ∟-30,60 pu
1,512 + j 0,894 pu 1,757∟30,60
Diktat Matakuliah transformator 58
PR / bahan UAS
20 + j 50 Ohm Iload
IG
1: 20 20 : 1
Iline
Z
AC load
DAFTAR PUSTAKA
delhi 1994.
djambatan 2001.