Anda di halaman 1dari 5

RELAY

Pemeliharaan Gardu

Dosen : Ali Basrah Pulungan, S.T, M.T

Oleh :
Ahmad Wali Abdi (180640
Faisal Rahmmat (18064024)
Fajar Muhammad Ihsan (18064025)
Fauzi Imanef (18064030)
Muhammad Hidayat Akbar (18064046)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
A. PENGERTIAN RELAY
Relay adalah suatu peranti yang bekerja berdasarkan elektromagnetik untuk
menggerakan sejumlah kontaktor yang tersusun atau sebuah saklar elektronis yang
dapat dikendalikan dari rangkaian elektronik lainnya dengan memanfaatkan
tenaga listrik sebagai sumber energinya. Kontaktor akan tertutup (menyala) atau
terbuka (mati) karena efek induksi magnet yang dihasilkan kumparan (induktor)
ketika dialiri arus listrik. Berbeda dengan saklar, pergerakan kontaktor (on atau
off) dilakukan manual tanpa perlu arus listrik.

Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan


pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relay
elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut.

 Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup atau


membuka kontak saklar.
 Saklar yang digerakkan secara mekanis oleh daya atau energi listrik.
Sebagai komponen elektronika, relay mempunyai peran penting dalam sebuah
sistem rangkaian elektronika dan rangkaian listrik untuk menggerakan sebuah
perangkat yang memerlukan arus besar tanpa terhubung langsung dengan
perangakat pengendali yang mempunyai arus kecil. Dengan demikian relay dapat
berfungsi sebagai pengaman.

Relay terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:

1. Common, merupakan bagian yang tersambung dengan Normally Close


(dalam keadaan normal).
2. Koil (kumparan), merupakan komponen utama relay yang digunakan
untuk menciptakan medan magnet.
3. Kontak, yang terdiri dari Normally Close dan Normally Open.
Contoh Relay Elektro Mekanik :

Relay dibutuhkan dalam rangkaian elektronika sebagai eksekutor sekaligus


interface antara beban dan sistem kendali elektronik yang berbeda sistem power
supplynya. Secara fisik antara saklar atau kontaktor dengan elektromagnet relay
terpisah sehingga antara beban dan sistem kontrol terpisah. Bagian utama relay
elektro mekanik adalah sebagai berikut :
1. Kumparan elektromagnet
2. Saklar atau kontaktor
3. Swing Armatur
4. Spring (Pegas)
B.  JENIS-JENIS RELAY
1. Jenis Relay Berdasarkan Posisi Awalnya

Jenis relay yang pertama yaitu Relay berdasarkan posisi awal dari kontak
pointnya. Berdasarkan posisi awal dari kontak pointnya, Relay dibagi menjadi dua
yaitu :

a. Normaly Close
Kondisi awal kontaktor tertutup (On) dan akan terbuka (Off) jika
relay diaktifkan dengan cara memberi arus yang sesuai pada kumparan atau
koil relay. Istilah lain kondisi ini adalah Normaly Close (NC).

b. Normaly Open
Kondisi awal kontaktor terbuka (Off) dan akan tertutup jika relay
diaktifkan dengan cara memberi arus yang sesuai pada kumparan atau koil
relay. Istilah lain kondisi ini adalah Normaly Open (NO).

c. Change-Over (CO) atau Double-Throw (DT)


Relay jenis ini memiliki dua pasang terminal dengan dua kondisi
yaitu Normaly Open (NO) dan Normaly Close (NC).

Selain itu, seperti saklar, relay juga dibedakan berdasar pole dan throw yang


dimilikinya. Pole adalah banyaknya kontak yang dimiliki oleh relay. Sedangkan
throw adalah banyaknya kondisi (state) yang mungkin dimiliki kontak. Berikut ini
penggolongan relay berdasar jumlah pole dan throw atau disebut juga sebagai
simbol relay.
2. Jenis Relay Berdasarkan Jumlah Pole dan Throw

Jenis relay yang kedua adalah dibedakan berdasarkan jumlah pole (banyaknya
kontak yang dimiliki) dan throw (banyaknya kondisi berdasarkan kontak
pointnya). Berdasarkan Pole dan Throw, Relay dikelompokan menjadi beberapa
yaitu :

a. Relay Tipe Single Pole Single Throw (SPST)

Jenis Relay tipe Single Pole Single Throw adalah salah satu jenis Relay yang
memiliki empat kaki terminal.

Yang mana dua kaki terminal berfungsi sebagai kontak point (saklar) dan dua kaki
terminal yang lainnya memiliki fungsi sebagai kumparan elektromagnet.

b. Relay Type Single Pole Double Throw (SPDT)

Relay tipe yang satu ini didesain dengan memiliki lima kaki terminal. Dimana tiga
kaki terminal ini digunakan sebagai kontak point (saklar) sedangkan dua kaki
terminal yang lainnya memiliki fungsi sebagai kumparan elektromagnet.

c. Relay Type Double Pole Single Throw (DPST)


Tipe relay yang satu ini memiliki karakteristik yaitu memiliki enam kaki terminal.
Dimana empat kaki terminal berfungsi sebagai saklar dan dua kaki terminal
berfungsi sebagai kumparan elektromagnet.

Pada relay jenis ini, empat kaki terminalnya terdiri dari dua pasang saklar single
pole double throw.

d. Relay Type Double Pole Double Throw (DPST)

Relay golongan ini memiliki Terminal sebanyak 8 Terminal, diantaranya


6 Terminal yang merupakan 2 pasang Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1
(single) Coil. Sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil.

C. Prinsip Kerja Relay

Berdasarkan gambar diatas, sebuah batang Besi (Iron Core) yang dililit oleh
sebuah kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut.
Apabila Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya
Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah dari Posisi
sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat
menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana Armature
tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada
saat tidak dialiri arus listrik, Armature akan kembali lagi ke posisi Awal
(NC). Coil yang digunakan oleh Relay untuk menarik Contact Poin ke Posisi
Close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang relatif kecil.

Anda mungkin juga menyukai