Anda di halaman 1dari 25

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Definisi Panel Listrik

Panel listrik adalah suatu wadah yang berbentuk persegi sebagai tempat

terpasangnya berbagai komponen atau peralatan listrik.

Panel listrik tersedia dalam berbagai ukuran, bahan, model dan spesifikasi

lainnya. dilengkapi dengan pintu di bagian depan yang dapat dibuka-tutup

serta dapat dikunci, Memiliki bentuk persegi dan tertutup dari segala sisi

agar terlindungi dari masuknya benda-benda lain dari luar.

Panel listrik memiliki berbagai fungsi masing-masing sesuai dengan

keperluannya, begitu juga dengan Komponen peralatan listrik yang ada

didalamnya.Dibawah ini contoh gambar panel listrik dan isi di dalamnya.

Gambar 3.1 Panel Listrik

III-1
3.2 Jenis-Jenis Panel Listrik

1. Panel Listrik Motor Control Center (MCC)

MCC atau Motor Control Center adalah panel yang berfungsi untuk

mengontrol motor pada suatu proses industri. Selain itu panel MCC

juga memiliki fungsi untuk mengatur lighting dan feeder. Sistem

operasi panel MCC dapat dijalankan secara lokal ataupun menggunakan

remote control. Pada umumnya remote control yang digunakan adalah

PLC atau DCS yang biasanya diletakkan pada ruangan khusus

atau control room. Kemudian untuk cara operasional lokal, motor akan

diaktifkan langsung dari MCB yang ada pada panel MCC.

Gambar 3.2 Panel Listrik Motor Control Center (MCC)

2. Plan Management Control Panel (PMCP)

PMCP adalah singkatan dari Plan Management Control Panel,

merupakan panel kontrol yang berisi relay-relay yang terhubung dengan

PLC. Dari panel ini relay-relay dari PLC akan dihubungkan dengan

panel Motor Control Center (MCC).

III-2
Gambar 3.3 Plan Management Control Panel (PMCP)

3. Panel Sinkron (Synchronizing Panel)

Panel Sinkron ialah panel yang terdiri atas dua genset atau lebih. Panel

ini dapat dioperasikan secara manual maupun otomatis. Semua jenis

Panel Sinkron memiliki sistem yang sama, yang membedakan hanya

fungsi dari Panel Sinkron masing-masing. Genset dikontrol untuk kerja

secara bersamaan ataupun secara parallel dan sekaligus menanggung

beban bersamaan.

Berikut adalah macam-macam fungsi Panel Sinkron:

 Back-up Power PLN

 Back-up emergency

III-3
Gambar 3.4 Panel Sinkron (Synchronizing Panel)

4. Panel Genset AMF-ATS

Panel AMF ( Automatic Mains Failure ) adalah panel yang biasanya

digunakan untuk merujuk pada sistem otomatisasi dalam keadaan

dimana sumber daya utama / PLN dalam keadaan tidak berfungsi /

padam, maka panel AMF secara otomatis menginstruksikan sumber

daya cadangan (genset) untuk mulai bekerja untuk menggantikan

sumber daya utama / PLN.

Meskipun panel AMF dirancang untuk bekerja secara otomatis tanpa

bantuan operator, bukan berarti panel AMFbisa ditinggalkan tanpa

peduli sama sekali. sering terjadi persepsi yang salah, karena dianggap

akan bekerja secara otomatis, pemeliharaannya diabaikan begitu saja.

Ada beberapa hal yang harus di perhatikan untuk sistem otomatisasi

di panel AMF untuk dapat bekerja dengan baik,diantaranya :

 Pemasangan panel AMF dalam ruangan yang bersih dan tidak

lembab / basah dan tidak terkena hujan.

 Hindari menginstal panel di tempat yang menimbulkan getaran.

III-4
 Kabel kontrol harus terlindungi dari gangguan tikus dan binatang

lainnya, tutup semua lubang sehingga hewan tidak dapat masuk.

 Selalu periksa kondisi sistem pengisian baterai.

 Periksa level air secara berkala kondisi baterai / baterai cadangan

generator atau baterai bila ada, juga memeriksa kondisi tegangan

baterai. Tegangan baterai harus dipertahankan >12.5 VDC pada

sistem generator dengan baterai 12 VDC, dan >27 VDC pada

sistem 24V, dan pastikan kabel baterai terpasang ke pertemuan

untuk menghindari terjadinya percikan api.

 Periksa kondisi air radiator.

 Periksa juga kondisi pipa / selang bahan bakar, untuk katup harus

dipasang untuk menahan jatuh kembali kedalam tangki bahan

bakar di base frame dalam keadaan standby.

 Periksa kondisi filter solar, sebaiknya dilengkapi dengan pemisah

air untuk memisahkan kandungan air di dalam bahan bakar agar

tidak masuk kedalam sistem pembakaran.

 Periksa juga kondisi filter oli.

 Periksa kondisi kabel pada generator, hindari kabel bersentuhan

dengan sudut panas dan tajam. berikan pengaman agar kabel tidak

rusak.

 Pastikan genset dalam keadaan baik, pada beberapa panel AMF

sistem ini juga dilengkapi dengan fasilitas pemanasan otomatis.

Dengan memperhatikan hal diatas, kegagalan sistem otomatisasi dalam

panel AMF akan mendekati angka nol.

III-5
Panel ATS /AMF terdiri dari beberapa bagian utama meliputi :

 Perubahan sistem yang berfungsi sebagai media sumber


pertukaran, bisa berupa MCCB.
 Metering yang berfungsi sebagai pengisi media. Indikator kondisi
baterai yang berfungsi sebagai generator pengisian daya baterai.
 Pengendali modul yang berfungsi sebagai menhidupkan dan
mematikan genset.

Gambar 3.5 Panel genset AMF-ATS

5. Panel Genset AMF-ATS

Panel NGP adalah panel yang berfungsi untuk proteksi dari fasa yang

terhubung pendek (short-circuit) dengan ground. Panel NGP umumnya

terdiri dari Earth Fault Relay.

Gambar 3.6 Neutral Grounding Panel

III-6
6. Panel Kapasitor Bank

Panel ini disebut juga dengan Panel Capacitor Bank (PCB). Fungsi

Panel Kapasitor Bank ialah hampir sama dengan panel KWH, yaitu

memperbaiki faktor daya dari suatu jaringan distribusi listrik. Namun,

panel ini memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan Panel KWH,

karena panel ini dapat menghilangkan daya induktif motor sehingga

menjadi stabil serta dingin saat digunakan, dan dapat menurunkan

ampere beban motor. Kapasitor Bank dapat dipasang secara seri

maupun parallel.

Gambar 3.7 Panel Kapasitor Bank

3.3 Komponen komponen Panel listrik

Komponen peralatan listrik yang biasanya terdapat di dalam sebuah Panel

listrik, antara lain:

1. ACB (Air Circuit Breaker)

ACB adalah singkaatan dari air circuit breaker, yang jika diartikan sama

dengan pemutusan rangkaian listrik dengan memanfaatkan udara untuk

meredam busur api ACB berfungsi sebagai penghubung atau pemutus

yang dapat di operasikan secara manual maupun otomatis.

III-7
Selain dapat dioperasikan secara Manual, yaitu dengan menekan

Tombol Open/Close pada ACB.ACB juga dapat berfungsi sebagai

pengaman dengan memutuskan Rangkaian saat terjadi Over current

(Arus lebih), Short Circuit. Selain itu pada ACB biasa dilengkapi

dengan UVT (Under Voltage Trip) yang berfungsi jika tegangan yang

masuk rendah/tidak ada tegangan, maka ACB akan terputus secara

otomatis.

Gambar 3.8 ACB (Air Circuit Breaker)

2. MCCB (Moulded Case Circuit Breaker)

MCCB adalah singkatan dari Moulded Case Circuit Breaker (Pemutus

rangkaian yang berbentuk persegi / kotak). MCCB terkadang diartikan

sebagai singkatan dari Molded Case Circuit Breaker, Meski berbeda

namun Moulded dan Molded memiliki pengertian yang sama.

MCCB biasanya digunakan untuk sumber listrik bertegangan 0-

1000V.MCCB berfungsi sebagai pemutus/penghubung rangkaian listrik

III-8
secara manual. MCCB juga berfungsi sebagi pengaman saat terjadi arus

lebih (Over current) maupun Hubungan singkat (Short Circuit).

Selain itu MCCB juga bisa dilengkapi dengan UVT (Under Voltage

Trip) yang berfungsi jika tegangan yang masuk rendah/tidak ada

tegangan, maka MCCB akan terputus secara otomatis. Pada prinsipnya

fungsi MCCB dan ACB adalah sama, hanya berbeda pada sistem

kerjanya, dan ACB biasa memiliki kemampuan pemutus arus dengan

nilai arus maksimal yang lebih tinggi. MCCB dapat dijumpai pada

panel MDP (Main Distribution Panel), Panel MCC (Motor Control

Centre) dan pada Panel LCC (Ligthing Control Center).

Gambar 3.9 MCCB (Moulded Case Circuit Breaker)

3. MCB 1 FHASA (Miniature Circuit Breaker)

MCB Miniature Circuit Breaker (pemutus rangkaian yang berbentuk

kecil). MCB memiliki fungsi yang sama dengan MCCB yaitu untuk

memutuskan atau menghubungkan rangkaian listrik, MCB juga

berfungsi sebagai pengamanan saat terjadi arus lebih maupun short

circuit (hubungan singkat). Namun MCB tidak dapat dilengkapi dengan

III-9
UVT (Under Voltage Trip), dan MCB hanya digunakan untuk arus

listrik kecil (<100 Amp). MCB dapat dijumpai pada panel MDP (Main

Distribution Panel), panel MCC (Motor Control Centre) dan pada panel

LCC (Lighting Control Center). MCB pada panel listrik umumnya

digunakan hanya untuk pengaman rangkaian control, lampu-lampu, dan

instrument alat ukur.

Gambar 3.10 MCB (Miniature Circuit Breaker)

4. MCB 3 FHASA

Suatu komponen listrik untuk mengamankan beban lebih (Overload)

dan hubung singkat (short circuit) yang instalasinya menggunakan 3

Fasa yaitu R S T.

Gambar 3.11 MCB 3 Fhasa

III-10
5. Pilot Lamp

Pilot lamp pada panel listrik biasanya berfungsi sebagai lampu tanda

fase R-S-T, lampu indikasi Run-Stop pada panel MCC (Motor Control

Centre), dan untuk lampu tanda lainnya. Pilot lamp memiliki tegangan

kerja yang beragam, ada yang 220 Volt, 24 Vdc, 12 Vdc.

Ada 3 lampu yang digunakan antara lain :

 Lampu berwarna merah : menandakan masuknya arus fasa (R)

 Lampu berwarna kuning : menandakan masuknya arus fasa (S)

 Lampu berwarna hijau : menandakan masuknya arus fasa (T)

Atau bisa juga kegunaan nya sebagai:

 Merah : Berhenti (Stop)

 Hijau : Berjalan (Start)

 Kuning : Ada masalah (Trip)

Gambar 3.12 Pilot Lamp

III-11
6. Push Button

Push button atau disebut juga dengan tombol.

Komponen Push Button terdiri atas 2 jenis sesuai dengan kegunaannya

yaitu :

 Push Button On (Run)

Berwarna hijau dengan sistem NO (Normally Open)

 Push Button Off (Stop)

Berwarna Merah dengan sistem NC (Normally Close).

Gambar 3.13 Push Button

7. CT (Current Transformator)

Current transformator (CT) atau Trafo Arus adalah peralatan pada

sistem tenaga listrik yang berupa trafo yang digunakan untuk

pengukuran arus yang besarnya hingga ratusan ampere dan arus yang

mengalir pada jaringan tegangan tinggi. Di samping untuk pengukuran

arus, trafo arus juga digunakan untuk pengukuran daya dan energi,

pengukuran jarak jauh, dan rele proteksi. Kumparan primer trafo

III-12
dihubungkan seri dengan rangkaian atau jaringan yang akan dikur

arusnya sedangkan kumparan sekunder dihubungkan dengan meter atau

dengan rele proteksi. CT umumnya selain digunakan sebagai media

pembacaan juga digunakan dalam sistem proteksi sistem tenaga listrik.

Sistem proteksi dalam sistem tenaga listrik sangatlah kompleks

sehingga CT itu sendiri dibuat dengan spesifikasi dan kelas yang

bervariatif sesuai dengan kebituhan sistem yang ada.

Gambar 3.14 CT (Current Transformator)

8. Amperemeter

Panel listrik juga biasanya dilengkapi dengan komponen alat ukur, salah

satunya adalah ampere meter. Ampere meter pada panel berfungsi

sebagai alat ukur arus listrik dan biasanya terhubung dengan sensor arus

yang disebut dengan CT (Current Transformator).

III-13
Gambar 3.15 Ampere Meter

9. Volt meter
Salah satu komponen alat ukur yang juga terdapat pada panel listrik

adalah Voltmeter. Sesuai dengan namanya, voltmeter berfungsi untuk

mengukur besar tegangan listrik. Berbeda dengan Amperemeter yang

harus menggunakan CT agar dapat mengukur arus listrik, Voltmeter

dapat mengukur tegangan langsung dari sumber listriknya.

Gambar 3.16 Volt Meter

III-14
10. Magnetic Contactor

Magnetic Contactor yaitu peralatan listrik yang bekerja berdasarkan

prinsip induksi elektromagnetik.Pada kontaktor terdapat sebuah belitan

yang mana bila dialiri arus listrik akan timbul medan magnet pada

intibesinya, yang akan membuat kontaknya tertarik oleh gaya magnet

yang timbul tadi. Kontak Bantu NO (NormallyOpen) akan menutup dan

kontak Bantu NC (Normally Close) akan membuka.Kontak pada

kontaktor terdiri dari kontak utama dan kontak Bantu. Kontak utama

digunakan untuk rangkaiandaya sedangkan kontak Bantu digunakan

untuk rangkaian kontrol.Didalam suatu kontaktor elektromagnetik

terdapat kumparan utama yang terdapat pada inti besi.

Kumparanhubung singkat berfungsi sebagai peredam getaran saat

kedua inti besi saling melekat.Apabila kumparan utama dialiri arus,

maka akan timbul medan magnet pada inti besi yang akan menarik inti

besidari kumparan hubung singkat yang dikopel dengan kontak utama

dan kontak Bantu dari kontaktor tersebut. Halini akan mengakibatkan

kontak utama dan kontak bantunya akan bergerak dari posisi normal

dimana kontak NOakan tertutup sedangkan NC akan terbuka. Selama

kumparan utama kontaktor tersebut masih dialiri arus, makakontak-

kontaknya akan tetap pada posisi operasinya.Apabila pada kumparan

kontaktor diberi tegangan yang terlalu tinggi maka akan menyebabkan

berkurangnyaumur atau merusak kumparan kontaktor tersebut. Tetapi

jika tegangan yang diberikan terlalu rendah maka akanmenimbulkan

tekanan antara kontak-kontak dari kontaktor menjadi berkurang.

III-15
Hal ini menimbulkan bunga api pada permukaannya serta dapat

merusak kontak-kontaknya. Besarnya toleransi tegangan untuk

kumparan kontaktor adalah berkisar 85% - 110% dari tegangan kerja

kontaktor.

Gambar 3.17 Magnetic Contactor

11. Thermal Overload Relay (TOR)


Thermal Overload Relay berfungsi sebagai pengaman elektromotor

pada panel MCC (Motor Control Centre).Therma Overload Relay

bekerja memutuskan rangkaian saat terjadi arus lebih pada Elektro

motor, prinsip kerja Thermal Overload Relay menggunakan bahan

Bimetal yang akan melengkung saat suhunya meningkat (Thermal).

III-16
Gambar 3.18 Thermal Overload Relay

12. KWH-Meter
KWH Meter adalah alat penghitung pemakaian energi listrik. Alat ini b

ekerja menggunakan metode induksi medan magnet dimana medan

magnet tersebut menggerakan piringan yang terbuat dari alumunium.

Pengukur Watt atau Kwatt, yang pada umumnya disebut Watt-

meter/Kwatt meter disusun sedemikian rupa, sehingga kumparan

tegangan dapat berputar dengan bebasnya, dengan jalan demikian

tenaga listrik dapat diukur, baik dalam satuan WH (watt hour) atau

dalam Kwh (kilo watt hour). Pemakaian energi listrik di industri

maupun rumah tangga menggunakan satuan kilowatt- hour KWH",

dimana KWH sama dengan 3,6 MJ. Karena itulah alat yang digunakan

untuk mengukur energi pada industri dan rumah tangga dikenal dengan

watt hour meters. besar tagihan listrik biasanya berdasarkan pada

angka-angka yang tertera pada KWH meter setiap bulannya.

untuk saat ini. KWH meter induksi adalah satu-satunya tipe yang

digunakan pada perhitungan daya listrik rumah tangga. bagian-bagian

III-17
utama dari sebuah KWH meter adalah kumparan tegangan, kumparan

arus,sebuah piringan aluminium, sebuah magnet tetap, dan sebuah gir

mekanik yang mencatat banyaknya putaran piringan. jika meter

dihubungkan ke daya satu )asa, maka piringan mendapat torsi yang

membuatnya berputar seperti motor dengan tingkat kepresisian yang

tinggi. Semakin besar daya yang terpakai, mengakibatkan kecepatan

piringan semakin besar+ demikian pula sebaliknya.

Gambar 3.19 KWH-Meter

13. BUSBAR
Busbar adalah bentuk besarnya dari isi kabel (tembaga). Fungsinya

tetap sama, yaitu menghantarkan listrik. Pemakaian busbar hanya di

dalam panel. Alasannya karena busbar telanjang, dan siapapun yang

memegangnya saat ada aliran listrik, dapat menyebabkan

kematian.Sedangkan untuk pemakaian di luar panel seperti outdoor,

III-18
dan tempat-tempat yang bisa dilihat manusia, digunakan busbar yang

memakai baju atau disebut kabel.

Gambar 3.20 Busbar

14. TIMER

TDR (Time Delay Relay) sering disebut juga relay timer atau relay

penunda batas waktu banyak digunakan dalam instalasi motor terutama

instalasi yang membutuhkan pengaturan waktu secara otomatis.

Peralatan kontrol ini dapat dikombinasikan dengan peralatan kontrol

lain, contohnya dengan MC (Magnetic Contactor), Thermal Over Load

Relay, dan lain-lain.Fungsi dari peralatan kontrol ini adalah sebagai

pengatur waktu bagi peralatan yang dikendalikannya. Timer ini

dimaksudkan untuk mengatur waktu hidup atau mati dari kontaktor

atau untuk merubah sistem bintang ke segitiga dalam delay waktu

tertentu.

Timer dapat dibedakan dari cara kerjanya yaitu timer yang bekerja

menggunakan induksi motor dan menggunakan rangkaian elektronik.

III-19
Timer yang bekerja dengan prinsip induksi motor akan bekerja bila

motor mendapat tegangan AC sehingga memutar gigi mekanis dan

menarik serta menutup kontak secara mekanis dalam jangka waktu

tertentu. Sedangkan relay yang menggunakan prinsip elektronik, terdiri

dari rangkaian R dan C yang dihubungkan seri atau paralel. Bila

tegangan sinyal telah mengisi penuh kapasitor, maka relay akan

terhubung. Lamanya waktu tunda diatur berdasarkan besarnya

pengisian kapasitor. Bagian input timer biasanya dinyatakan sebagai

kumparan (Coil) dan bagian outputnya sebagai kontak NO atau

NC.Kumparan pada timer akan bekerja selama mendapat sumber arus.

Apabila telah mencapai batas waktu yang diinginkan maka secara

otomatis timer akan mengunci dan membuat kontak NO menjadi NC

dan NC menjadi NO.

Gambar 3.21 Relay

15. Transformator

III-20
Transformator pada rangkaian 3 fasa digunakan untuk mengubah arus

380 V fasa dua, menjadi 220V -110V Fasa netral yang nantinya akan

dialirkan untuk komponen 1 fasa seperti Timer Delay relay.

Gambar 3.22 Tranformator

16. Terminal kabel


Terminal kabel pada panel box berfungsi untuk menghubungkan kabel

(menkopel) dengan adanya terminal, rangkaian akan jadi lebih rapih.

Gambar 3.23 Terminal Kabel

17. Heater

III-21
Heater adalah alat pemanas, pada sebuah rangkaian kontrol, heater

berfungsi untuk memanaskan panel box dan menghilangkan endapan

uap air yang akan menyebabkan korosi.

Gambar 3.24 Heater

18. Programmable logic controller (PLC)


PLC atau programmable Logic Controller adalah alat yang digunakan

sebagai pengatur seluruh keadaan rangkaian dengan menggunakan

software didalamnya.

Gambar 3.25 PLC

III-22
III-23
III-24
III-25

Anda mungkin juga menyukai