Anda di halaman 1dari 20

BAB IV

PERAKITAN DAN PENGUJIAN


PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS)
DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF)

4.1 Komponen-komponen Panel ATS dan AMF


4.1.1 Komponen Kontrol
 Relay
Relay adalah alat yang dioperasikan dengan listrik secara mekanis
mengontrol perhubungan rangkaian listrik. Relay adalah bagian ayng
penting dari banyak sistem kontrol, bermanfaat untuk kontrol jarak jauh
dan pengontrolan alat tegangan dan arus tinggi dengan sinyal kontrol
tegangan dan arus rendah.

 Modul Kontroler
Dalam suatu mesin yang diinginkan bekerja secara otomatis maka
selain sensor dan aktuator dibutuhkan komponen utama yaitu sebuah
kontroler. Kontroler merupakan otak dari suatu sistem kontrol.
Programmable Logic Controller (PLC) merupakan suatu bentuk khusus
pengontrolan berbasis mikroprosesor, memanfaatan memori yang dapat
deprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi dan untuk
mengimplementasikan fungsi-fungsi antara lainnya logika, perwaktuan
(timming), pencacah (counting) dan aritmatika guna mengontrol mesin-
mesin dan proses-proses.

Gambar 4.1 Kontroler SMARTGEN HGM7220


15
16

Dalam perkembangannya PLC saat ini diproduksi dalam berbagai


bentuk dan fungsi yang lebih modern dan mudah. Salah satu modul PLC
yang diproduksi oleh Smartgen Technology Co., LTD seperti yang terlihat
pada gambar 4.1 adalah tipe HGM7220. Modul PLC dengan tampilan
yang friendly dengan pengguna PLC yang dikhususkan untuk sistem
suplai daya seperti ATS-AMF.

 Tombol Tekan (Push Button)


Tombol tekan adalah bentuk saklar yang paling umum dari pengendali
manual yang dijumpai di industri. Tombol tekan NO (Normally Open)
menyambung rangkaian ketika tombol ditekan dan kembali pada posisi
terputus ketika tombol dilepas. Tombol tekan NC (Normally Closed) akan
memutus rangkaian apabila tombol ditekan dan kembali pada posisi
terhubung ketika tombol dilepaskan.
Ada juga tombol tekan yang memiliki fungsi ganda, yakni sudah
dilengkapi oleh dua jenis kontak, baik NO maupun NC. Jadi tombol tekan
tersebut dapat difungsikan sebagai NO, NC atau keduanya. Ketika tombol
ditekan, terdapat kontak yang terputus (NC) dan ada juga kontak yang
terhubung (NO).

Gambar 4.2 Simbol Tombol Tekan

 Selector Switch
Pada dasarnya Selector Switch adalah kontak/saklar yang digerakkan
oleh tombol atau tuas putar untuk memilih satu dari dua atau lebih posisi
atau dapat disebut sebagai saklar pemilih, Ada yang berlaku seperti toggle
17

switch dimana selektor dapat berhenti pada satu posisi, dan ada yang
berlaku seperti push button, dimana setelah melakukan pemilihan maka
seletor akan kembali ke posisi semula atau posisi netral.

Gambar 4.3 Bentuk fisik selector switch

4.1.2 Komponen Daya


 Change Over Switch (COS)
Change Over Switch merupaka salah satu saklar yang bertanggung
jawab atau berfungsi memindahkan dan menghubungkan sirkuit satu ke
sirkuit lainnya. Dalam perkembangannya saklat ini dapat dioperasikan
secara manual maupun dapat dipilihkan untuk beroperasi secara otomatis.
Untuk pengoperasian manual, pada umunya terdapat sebuat tuas yang
digunakan sebagai pemindah dengan cara mengangkat tuas maupun
menurunkan tuas dengan menggunakan tangan. Sedangkan untuk
pengoperasian otomatis pada umumnya dalam perangkat saklar ini telah
dilengkapi motor ataupun solenoid yang berfungsi menggerakan saklar
tersebut.

Gambar 4.4 Salah satu bentuk fisik COS yang tersedia dipasaran
18

 MCB dan MCCB


MCB (Mini Circuit Breaer) dan MCCB (Moulded Case Circuit
Breaker) merupakan alat pengaman yang pada proses operasinya
mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan sebagai penghubung.
Yang membedakan antara MCB dan MCCB pada umumnya adalah
kapasitas pengaman yang ditanggung oleh masing-masing. Untuk MCB
biasanya digunakan untuk pengaman dengan kapasitas arus yang dapat
kecil. MCB lebih banyaka digunakan untuk pengaman sistem kontrol
mapun instalasi listrik yang mempunyai kapasitas arus yang rendah.
Sedangkan untuk MCCB pada umumnya digunakan untuk pengaman
dengan kapasitas arus yang besar dengan rating diatas 100A.
Apabila dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi
sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat (short circuit) dan arus
beban lebih (over load). Pada jenis tertentu pengaman ini, mempunyai
kemampuan pemutusan yang dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan.

Gambar 4.5 Jenis MCCB

MCCB memiliki rating arus yang relatif tinggi dan dapat disetting
sesuai kebutuhan. Dalam memilih MCCB hal-hal yang harus
dipertimbangkan adalah :
- Karakteristik dari sistem di mana circuit breaker tersebut dipasang.
- Kebutuhan akan kontinuitas pelayanan sumber daya listrik.
19

- Aturan-aturan dan standar proteksi yang berlaku.


 Current Transformer (CT)
Current Transformer atau yang biasa disebut trafo arus adalah suatu
peralatan listrik yang dapat memperkecil arus besar menjadi arus kecil,
yang dipergunakan dalam rangkaian arus bolak-balik. Fungsi CT adalah
untuk memperoleh arus yang sebanding dengan arus yang hendak diukur
(sisi sekunder 5A atau 1A) dan untuk memisahkan sirkuit dari sistem yang
arusnya hendak diukur (yang selanjutnya dapat disebut sirkuit primer)
terhadap sirkuit dimana instrument tersambung (yang selanjutnya disebut
sirkuit sekunder).

Gambar 4.6 Current Transfomer (CT)

Pada Panel ATS-AMF yang dirancang, CT yang digunakan untuk


memperoleh arus pengukuran dan pengaman adalah jenis trafo arus
tegangan rendah.

4.1.3 Komponen Pendukung


 Battery Charger
Berdasarkan namanya, alat ini berfungsi sebagai pengisi daya
battery/accu (aki) pada genset. Cara kerja komponen ini yaitu
mengkonversi tegangan AC menjadi tegangan DC sebesar 12 V atau 24 V
sesuai dengan besar daya yang digunakan pada genset sebagai kontrol.
20

Pada saaat PLN menyala, PLN akan menyuplai energi listrik sebesar 220
V atau 380 V, yang kemudian dikonversi ke 12 V atau 24 V untuk
kemudian disuplai ke battery/accu (aki), sehingga daya pada battery/accu
(aki) stabil. Komponen ini akan membantu poroses kerja sistem AMF pada
saat listrik PLN padam dan proses starting genset berjalan baik. Pada
Panel ATS-AMF, koneksi antara panel dengan aki genset harus dalam
keadaan standby on dengan kondisi daya yang normal, oleh karena itulah
komponen ini komponen penting dalam menunjang kinerja Panel ATS-
AMF.

Gambar 4.7 Battery Charger

4.2 PERAKITAN PANEL ATS-AMF


4.2.1 Bagian-bagian ATS-AMF dan Fungsinya
Panel ATS-AMF dengan basis Modul PLC HGM7220 yang diproduksi
oleh PT. Sumberindo Domasenergi Makmur mendukung 2 (dua) sistem operasi
yaitu secara manual dan otomatis.
21

5
4

6
7

3 8

Gambar 4.8 Bagian luar Panel ATS-AMF

Keterangan :
1. Lampu Indikator PLN (phase 1-3).
2. Lampu Indikator Genset (phase 1-3).
3. Modul PLC HGM7220
4. Tombol tekan dan lampu indikator COS PLN Aktif
5. Tombol tekan dan lampu indikator COS Genset Aktif
6. Selector Switch untuk pemilihan sistem operasi Manual atau Otomatis.
7. Tombol tekan Emergency Stop.
22

3 2

3
6
7

Gambar 4.9 Bagian dalam Panel ATS-AMF

Keterangan :
1. MCB, sebagai proteksi sistem kontrol, lampu indicator PLN dan Genset
2. Relay, sebagai pemberi logika 1 atau 0 atau NC-NO pada rangkaian
kontrol.
3. CT (Current Transormer) atau Trafo Arus, sebagai konverter arus pada
beban yang mengalir.
4. COS, sebagai penghubung dan pemutus daya listrik (dari PLN atau
Genset).
5. Battery Charger, sebagai pengisi battery/accu (aki) genset pada saat PLN
terhugung.
6. MCCB, sebagai proteksi rangkaian daya utama.
7. Terminal Kontrol, sebagai titik terminasi antara Panel ATS-AMF dengan
Genset agar dapat saling berkomunikasi.
8. Terminal Daya Utama, sebagai titik terminasi input PLN, input Genset dan
Output ke beban.
23

4.2.2 Prinsip Kerja dan Rancangan Panel ATS-AMF


Kondisi yang harus diperhatikan dalam perpindahan energi listrik antara
sumber listrik utama (PLN) dengan sumber listrik cadangan (Genset) oleh ATS-
AMF adalah beban tersambung hanya pada satu sumber. Sumber utama saja atau
sumber cadangan saja. Untuk memenuhi kondisi lain ini, pada sistem ATS
dirancang agar sumber listrik dari PLN atau Genset saling mengunci atau
interlocking.
Pada rancangan Panel ATS-AMF produksi PT. Sumberindo Domasenergi
Mamur, sistem kerja interlock dapat dilihat pada single ine diagram berikut :

Gambar 4.10 Single Line Diagram ATS-AMF


24

Dari single line diagram diatas dapat diperhatikan bahwa sumber listrik
utama (PLN) masuk melalui terminal input Main/PLN dan sumber listrik
cadangan (Genset) melaui terminal input Generator. Sedangkan suplai kebeban
dari Panel ATS-AMF disambungkan pada terminal outgoing. Untuk
menyambungan dengan sumber listrik kebeban digunakan komponen MCCB 3
fasa. Ketika sumber dari PLN masuk maka Modul HGM7220 dalam waktu yang
telah ditentukan akan memerintahkan COS disisi PLN untuk terhubung (closing)
dan secara otomatis COS disisi Genset akan terbuka (open) sehingga prisnip
interlocking atau saling mengunci terjadi pada priode tersebut. Sedangkan apabila
pada saat sumber PLN padam (failure) makan Modul HGM7220 akan
memerintahkan genset untuk bekerja, kemudian pada saat/waktu yang telah
ditentukan Modul HGM7220 akan memerintahkan COS disisi Genset untuk
terhubung (closing) dan COS disisi PLN akan terbuka pada saat bersamaan.
Dalam sistem opersional panel ATS-AMF diatas terlihat jelas bahwa sistem
otomatis semua dilakukan oleh Modul PLC HGM7220 yang telah diprogram atau
diseting sesuai dengan prinsip kerja yang diinginkan.

4.2.3 Perakitan Panel ATS-AMF


Dalam merancang dan merakit Panel ATS-AMF, hal pertama yang
dilakukan adalah mengetahui dan mempertimbangan beberapa aspek-aspek
tertentu, diantaranya sebagai berikut :
a. Kapasitas Daya PLN
Hal ini akan mempengaruhi pemilihan kemampuan pengamanan pada
COS yang digunakan untuk disisi PLN
b. Kapasitas Daya Genset
Hal ini akan mempengaruhi pemilihan kemampuan pengamanan pada
COS yang digunakan untuk disisi Genset.
c. Jumlah arus dan daya beban yang akan disuplai
Hal ini aan mempengaruhi pemilihan kemampuan pengamanan pada
MCCB.
25

d. Komponen lain-lain yang digunakan (ukuran komponen, jumlah yang


digunakan serta sisi ekonomis).
Hal ini akan mempengaruhi pemilihan kebutuhan box panel yang
nantinya aan digunakan, serta desain yang aan dirancang.

Setelah menentukan aspek-aspek tersebut diatas barulah kita selanjutnya


menentukan langkah-langkah perakitan. Dalam praktek ini perakitan Panel ATS-
AMF yang dirakit adalah berkapasitas 20 kVA, 380 VAC, 50 Hz. Berikut adalah
langkah-langkah perakitan Panel ATS-AMF 20 kVA, 380 VAC, 50 Hz :
1. Perancangan dan perakitan box panel ATS-AMF 20 kVA
Box yang digunakan berdimensi tinggi 800 mm, lebar 600 mm dan
tebal box 250 mm. Box panel yang digunakan berjenis wall mounted
dengan ketebalan plat 2mm. Bagian-bagian dari box panel terdiri dari
plat dasar (base plate) dibagian dalam sebagai tempat peletakan
komponen daya dan komponen kontrol, plat dasar itu sendiri
dilindungi oleh tubuh box sebagai penopang dan pelindung rangkaian
sedangkan pada bagian depan terdapat pintu yang berfungsi sebagai
cover serta peletakan komponen-komponen seperti alat ukur, modul
HGM7220, tombol tekan serta komponen lainnya agar dapat
berinteraksi dalam proses operasioanl maupun sebagai pemantauan
(monitoring).
2. Pemasangan Ducting Cable (Jalur Kabel)
Pemasangan ducting dilakukan dengan memperhatikan tata letak dari
komponen yang akan dipasang baik diatas plat dasar maupun
komponen yang akan dipasang dipintu. Pemasangan ducting inipun
selaiknya juga memperhatikan proses-proses pengkabelan (wirring)
yang terdapat didalam gambar rangkaian yang nantinya akan
dirangkai.
3. Pengkabelan (Wirring)
26

Pada tahapan ini proses pelaksanaan rangkaian kontrol dimulai. Untuk


proses pengabelan diperlukan gambar rancangan sistem yang
sebelumnya sudah dibuat atau yang biasa disebut gambar wirring.
Untuk wirring yang pertama dilakukuan adalah rangkaian daya yang
bisa dilihat di Gambar 4.12 .

Gambar 4.11 Diagram Pengkabelan Daya

Pada pengkabelan daya ini, kabel yang digunakan adalah kabel berjenis
NYAF 16 mm2. Setelah tahapan pengkabelan ini selesai, tahap selanjutnya adalah
pengkabelan rangkaian kontrol, dapat dilihat pada Gambar 4.13 dan 4.14
27

Gambar 4.12 Diagram Pengkabelan Kontrol 1

Gambar 4.13 Diagram Pengkabelan Kontrol 2

4. Pemasangan Komponen
Sama seperti pada proses sebelumnya, pada pelaksanaan ini diperlukan
gambar rangkaian sebagai dasar pemasangan komponen-kompenen
yang sesuai dengan sistem yang dirangkai.
28

4.3 PENGUJIAN PANEL ATS-AMF


Pengujian ini dilakukan guna mengetahui sejauh mana sistem yang dirakit
sudah sesuai dengan sistem yang dirancang atau belum. Sistem ATS-AMF
dinyatakan dapat beroperasi dengan baik atau sesuai dengan sistem kerja yang
dikehendaki jika sudah lolos proses pengujian sistem itu sendiri. Pengujian Panel
ATS-AMF ini dilakukan dengan dua metode operasi, yaitu operasi manual dan
operasi otomatis. Dengan kedua metode ini akan diketahui sejauh mana tingkat
keberhasilan sistem ini bekerja sesuai dengan yang diharapkan.

Alur proses pengujian dapat dilihat pada Gambar 4.14

Gambar 4.14 Alur Pengujian Panel ATS-AMF


29

4.3.1 Pengujian Operasi Manual


Pengujian manual dilakukan dengan menekan tombol tekan yang
terpasang pada pintu panel dengan sebelumnya memposisikan saklar pemilih
(selector switch) ke posisi M (Manual). Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
unjuk kerja dari operasi manual pada Panel ATS-AMF. Prosedur pengujian
manual secara jelas adalah sebagai berikut :
1. Posisikan selector yang terdapat dipintu panel keposisi M
(Manual).
2. Tekan tombol manual yang terdapat pada modul HGM7220 ke
posisi Manual, sehingga sistem beralih keposisi Manual
3. Memposisikan MCB Sumber Utama (lihat gambar 4.14) ke posisi
ON
4. Posisikan MCB Input PLN (lihat gambar 4.14) ke posisi ON
sehingga sistem ATS-AMF mendeteksi kehadiran sumber input
PLN.
5. Tekan tombol tekan COS PLN (lihat gambar 4.9), sehingga COS di
posisi PLN terhubung (closing), sehingga sumber daya yang
berasal dari sumber input PLN dianggap telah tersalurkan ke
beban.
6. Posisikan MCB Input PLN (lihat gambar 4.14) ke posisi OFF
sehingga sistem ATS-AMF mendeteksi sumber input PLN
hilang/padam.
7. Tekan tombol hijau (START) pada modul HGM7220 sehingga
proses starting genset seolah-olah bekerja.
8. Posisikan MCB Input Genset (lihat gambar 4.14) ke posisi ON
sehingga sistem ATS-AMF mendeteksi kehadiran sumber input
PLN.
9. Tekan tombol tekan COS Genset (lihat gambar 4.9), sehingga COS
di posisi Genset terhubung (closing), sehingga sumber daya yang
berasal dari sumber input PLN dianggap telah tersalurkan ke beban
30

dan modul HGM7220 membaca kondisi Genset dalam posisi


normal.
10. Posisikan kembali MCB Input PLN (lihat gambar 4.14) ke posisi
ON sehingga sistem ATS-AMF mendeteksi kehadiran sumber
input PLN telah kembali hadir.
11. Tekan tombol merah (STOP) pada modul HGM7220 sehingga
proses stoping genset seolah-olah bekerj (mematikan genset).
12. Posisikan MCB Input Genset (lihat gambar 4.14) ke posisi OFF
sehingga sistem ATS-AMF mendeteksi sumber input Genset
hilang/padam dan dianggap seolah-olah Genset telah mati.

Prosedur operasi diatas dilakukan pada saat kerja praktek, dilaksanakan


dan diperoleh data kondisi switch dan lampu indiator sebagai berikut :

Tabel 4.1 Kondisi Pengujian ATS-AMF operasi manual


31

Komponen-komponen daya maupun kontrol penyusun ATS-AMF dapat


disimpulkan bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing arena hasil data
menunjukkan lampu inidikator menyala sesuai kondisi yang diinginkan pada
perencanaan. Dengan data diatas juga dapat disimpulkan bahwa pengkabelan yang
dikerjakan telah sesuai dengan gambar rangkaian yang dibuat, sehingga dapat
dipastikan dan dinyatakan siap untuk dipasanga pada sistem.

Namun apabila saat melaksanakan prosedur diatas ATS-AMF tidak


bekerja sesuai dengan fungsi yang telah dirancang maka prosedur akan dihentikan
untuk melakukan pengecekan pada titik yang diangap tidak bekerja sesuai dengan
harapan atau dengan kata lain dilakukan pengecekkan terhadap pengabel dan
komponen-komponennya.

4.3.2 Pengujian Operasi Otomatis


Pengujian operasi otomatis yaitu dengan melakukan uji proses
pemindahan beban dari dari catu daya utama (PLN) ke catu daya cadangan
(Genset) secara otomatis apabila sumber PLN mengalami gangguan sehingga
ATS-AMF melakukan starting genset sampai indicator pada modul HGM7220
muncul “Genset Ready to Load”. Operasi ini dilaksanakan dengan memposisikan
saklar pemilih (selector switch) ke posisi A (Automatic). Pengujian ini dilakukan
guna mengetahui unjuk kerja dari operasi otomatis pada ATS-AMF.
Kerja operasi otomatis dari sistem ATS-AMF yang dirancang sepenuhnya
dikendalikan penuh oleh Modul HGM7220. Proses pengujian dalam kondisi
otomatis adalah sebagai berikut :

Prosedur simulasi pemindahan beban dari sumber PLN ke sumber Genset


1. Posisikan selector pemilih pada mode operasi di panel ATS-AMF
keposisi A (Automatic)
2. Tekan tombol Automatic ayng terdapat pada Modul HGM7220,
sehingga sistem operasi modul dalam posisi otomatis.
3. Posisikan sumber utama pada perangkat penguji (lihat gambar
4.14) pada posisi ON.
32

4. Posisikan sumber input PLN pada perangkat penguji (lihat gambar


4.14) pada posisi ON, sehingga Modul HGM7220 mendeteksi
kehadiran sumber PLN.
5. Posisikan sumber input PLN pada perangkat penguji (lihat gambar
4.14) pada posisi OFF, sehingga Modul HGM7220 mendeteksi
sumber PLN hilang atau mengalami gangguan. Pada tahap ini
secara otomatis Modul HGM7220 dalam waktu yang dapat
ditentukan akan memerintahkan genset untuk starting.
6. Selama tahap starting genset, posisikan sumber input Genset pada
perangkat penguji (lihat gambar 4.14) pada posisi ON, sehingga
Modul HGM7220 mendeteksi kehadiran sumber Genset.
7. Setelah Modul HGM7220 mendeteksi kehadiran sumber genset dan
telah dianggap normal selanjutnya Modul HGM7220 dalam waktu
yang dapat ditentukan akan memerintahkan COS disisi Genset
untuk terhubung (closing). Apabila tahap ini berhasil maka proses
pemindahan beban secara otomatis telah berhasil dilakukan.

Prosedur simulasi pemindahan beban dari sumber Genset ke sumber PLN


1. Posisikan kembali sumber input PLN pada perangkat penguji (lihat
gambar 4.14) pada posisi ON, sehingga Modul HGM7220
mendeteksi kehadiran sumber PLN. Pada tahap ini Modul
HGM7220 akan membaca kondisi sumber PLN dalam keadaan
normal atau tidak.
2. Tunggu proses pembacaan sumber PLN telah selesai dianggap
normal oleh modul HGM7220. Pada tahap ini Modul HGM7220
akan memerintahkan COS disisi Genset untuk terbuka (open).
3. Modul HGM7220 dalam waktu yang ditentukan akan
memerintahkan COS disisi PLN untuk terhubung (closing).
4. Pada saat bersamaan dengan proses No. 3, HGM7220 akan
memerintahkan genset mati dengan melalui tahapan yang disebut
cooling down sampai genset benar-benar mati.
33

5. Posisikan sumber input Genset pada perangkat penguji (lihat


gambar 4.14) pada posisi OFF sehingga modul HGM7220 akan
mendeteksi bahwa genset sudah benar-benar dalam keadaan mati.

Prosedur operasi diatas dilakukan pada saat kerja praktek, dilaksanakan


dan diperoleh data kondisi switch dan lampu indiator sebagai berikut :

Tabel 4.2 Kondisi Pengujian Panel ATS-AMF operasi otomatis

Dari data dan kelancaran proses pelaksanaan prosedur diatas dapat


disimpulkan bahwa ATS-AMF yang dirakit telah berfungsi dengan baik sesuai
dengan sistem yang diinginkan pada operasi otomatis, karena lampu indicator
sesuai dengan kerja dari komponen-omponen yang dipasang. Sehingga dapat
dinyatakan bahwa Modul HGM7220 yang dipasang, secara sistem telah
beroperasi dengan baik dan mampu mengontrol sistem ATS-AMF sepenuhnya
sesuai dengan gambar rangkaian yang dibuat.
34

Anda mungkin juga menyukai