Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Perpustakaan

Perpustakaan sebagai pusat informasi dan pengetahuan diharapkan mampu

menjadi tempat pembelajaran seumur hidup (long life education) untuk

masyarakat. Pengertian perpustakaan bagi sebagian orang adalah sebuah

ruangan yang beirisi tumpukan buku yang berdebu. Seiring perkembangan

waktu dan teknologi, pengertian perpustakaan pun berubah. Perpustakaan

bukan lagi hanya terbatas pada ruangan atau gedung yang di dalamnya

terdapat rak-rak yang berisi buku. Saat ini perpustakaan juga berkembang,

hingga muncul istilah perpustakaan tanpa dinding (library without walls).

Berikut beberapa pengertian perpustakaan menurut beberapa ahli,

yaitu:

1. menurut Sulistyo-Basuki (1993: 3), perpustakaan adalah sebuah

ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang

digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang

biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan

pembaca, bukan untuk dijual .

2. Menurut Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 pasal 1 ayat 1,

perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya

cetak, dan/ atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang

8
9

baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian,

pelestarian, informasi, dan rekreasi bagi para pemustaka .

3. Menurut Sutarno NS, perpustakaan adalah unit kerja yang

mengelola koleksi dan informasi untuk dipergunakan masyarakat

pemakai .

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan

adalah unit kerja yang mengelola informasi secara profesional untuk

memenuhi kebutukan pendidikan, penelitian, informasi, rekreasi, dan

pelestarian bagi masyarakat pemakainya.

Dewasa ini, ada berbagai jenis perpustakaan. Perkembangan jenis

perpustakaan ini, dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain lembaga

pengelola perpustakaan, letak geografis perpustakaan, ruang lingkup

wilayah kerja perpustakaan, penekanan koleksi perpustakaan, dan

pemustakanya.

B. Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada di suatu

perguruan tinggi. Perpustakaan tersebut berada pada lingkungan kampus

dan sivitas akademik perguruan tinggi tersebut yang menjadi pemakainya.

Menurut Sulistyo-Basuki (1993: 51), perpustakaan perguruan tinggi

adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan

bawahannya, maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi,

dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya .


10

Menurut Sulistyo-Basuki (1993: 52), tujuan perpustakaan perguruan

tinggi adalah:

1. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya

staf pengajar dan mahasiswa;

2. Menyediakan bahan pustaka rujukan pada semua tingkat akademis;

3. Menyediakan ruangan belajar untuk pemakai perpustakaan;

4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis

pemakai;

5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada

lingkungan perguruan tinggi tetapi juga lembaga industri lokal;

Tujuan utama perpustakaan perguruan tinggi adalah menunjang proses

pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat (Tri Dharma Perguruan

Tinggi). Oleh karena itu, perpustakaan perguruan tinggi sering dikatakan

sebagai jantungnya perguruan tinggi.

Pada perpustakaan perguruan tingi menurut Sulistyo Basuki (1992: 52)

terdapat ciri khas yaitu adanya hubungan segitiga antara pustakawan,

mahasiswa, dan pengajar.

Gambar 1

Hubungan Segitiga Perpustakaan Perguruan Tinggi

pengajar pustakawan

mahasiswa
11

Hubungan segitiga tersebut menunjuk bahwa mahasiswa maupun

pengajar mempunyai hubungan langsung dengan pustakawan dalam hal

pencarian informasi dan penelusuran informasi.

Walaupun peran perpustakaan perguruan tinggi sangat penting,

tetapi masih banyak perguruan tinggi yang tidak memperhatikan kondisi

perpustakaannya. Banyak perpustakaan perguruan tinggi tidak layak

kondisinya. Seharusnya saat ini, perpustakaan perguruan tinggi

mengembangkan diri untuk menunjang perguruan tinggi untuk menjadi

perguruan tinggi riset (research university).

C. Pencitraan perpustakaan

1. Citra

Menurut Lawrence L. Steinmetz, image (citra) adalah pancaran atau

reproduksi jati diri atau bentuk perorangan, benda atau organisasi .

(Steinmetz dalam Arafat, 2006: 27).

Tujuan pencitraan suatu organisasi adalah untuk:

a. Menjadi jaminan mutu suatu organisasi;

b. Membedakan suatu organisasi dengan organisasi lain;

c. Sebagai sarana promosi. (Arafat, 2006: 29)

Keberhasilan image ( citra) dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Citra dibangun berdasarkan orientasi manfaat yang dibutuhkan dan

diinginkan kelompok sasaran.


12

b. Manfaat yang ditonjolkan realistis.

c. Citra yang ditonjolkan sesuai dengan kemampuan organisasi.

d. Citra mudah dimengerti kelompok sasaran.

e. Citra merupakan sarana bukan merupakan tujuan usaha. (Arafat,

2006: 30)

2. Pencitraan perpustakaan

Pencitraan perpustakaan menurut Yendri (2010: ----) adalah suatu

pandangan yang diberikan perpustakaan kepada masyarakat

pemakainya. Pencitraan perpustakaan diperlukan untuk

mengembangkan perpustakaan di era globalisasi saat ini. Dengan

membangun pencitraan perpustakaan yang positif dapat

mengembangkan citra institusi yang menaungi perpustakaan tersebut.

Strategi yang dapat dilakukan untuk membangun citra

perpustakaan khususnya perpustakaan perguruan tinggi melalui tiga

pilar citra utama yaitu:

a. membangun citra perpustakaan (building image)

b. meningkatkan citra pustakawan (librarian image)

c. mengembangkan perpustakaan yang berbasis teknologi informasi

dan komunikasi (information and communication technology /ICT

based)

Pencitraan perpustakaan tidak dapat langsung ditangkap oleh target

sasaran, masyarakat pemakai, tetapi harus dikomunikasikan.

Mengkomunikasikan citra tidak hanya dilakukan keluar, tetapi juga ke


13

dalam organisasi perpustakaan itu sendiri, yaitu pustakawan dan

karyawan pepustakaan. Karena pustakawan dan karyawan

perpustakaan merupakan stakeholder perpustakaan. Mereka dapat

membantu kepala perpustakaan untuk membangun citra perpustakaan di

mata masyarakat. Mereka dapat menjadi duta perpustakaan dalam

melakukan pelayanan kepada masyarakat pemakai.

Ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan perpustakaan untuk

membangun citra perpustakaan, baik internal maupun eksternal.

Menurut Komariah (2007: ---), kegiatan yang dapat dilakukan oleh

perpustakaan untuk membentuk citra perpustakaan, adalah:

1. Menerbitkan media tercetak seperti brosur, leaflet yang berisi profil

singkat perpustakaan dengan segala aktivitasnya; buku petunjuk

pemanfaatan perpustakaan; daftar koleksi khusus misal koleksi

majalah; laporan tahunan, buletin; dsb. Beberapa hal yang harus

diperhatikan ketika menerbitkan sesuatu antara lain: pembuatannya

harus dikerjakan oleh tenaga yang professional. Karena terbitan

yang asal jadi akan menjatuhkan citra perpustakaan tersebut.

2. Membuat notices (petunjuk lokasi) yang bertujuan membantu

pengunjung perpustakaan agar mudah menemukan apa yang

dibutuhkannya. Notices harus dibuat dengan bagus menggunakan

bentuk huruf dan warna yang menarik dengan ukuran yang sesuai

dengan kondisi ruangan. Juga harus diletakkan pada posisi yang

mudah terlihat.
14

3. Membuat benda-benda souvenir berlogo perpustakaan atau

menggunakan logo universitas. Tujuan pembuatan benda-benda ini

agar perpustakaan dikenal dan selalu diingat oleh publik sasaran.

Oleh karena itu souvenir ini harus menarik dan mudah dibawa,

misal pisau pembuka surat, stiker, mug, dan lain sebagainya.

4. Membuat paket pendidikan pengguna (users education) dalam

bentuk media audio visual, misal dalam bentuk DVD. Tujuannya

adalah untuk memperkenalkan aktivitas yang ada di perpustakaan

dan sekaligus mendidik para pengguna agar menjadi pengguna

perpustakaan yang mandiri.

5. Menyelenggarakan pameran baik di perpustakaan sendiri, maupun

membuka stand di pameran yang diselenggarakan pihak lain.

Tujuan pameran adalah agar perpustakaan dikenal oleh publik

eksternal, oleh karena itu pameran harus dipersiapkan dengan

matang. Pemilihan materi yang akan dipamerkan harus yang

representatif dan staf penjaga stand pameran harus yang mampu

menjelaskan tentang perpustakaan pada pengunjung. Biasanya

pameran dikaitkan dengan event tertentu, misalnya dies universitas

atau hari-hari besar nasional. Merupakan kesempatan yang sangat

baik apabila perpustakaan bisa menjadi peserta dalam sebuah

pameran yang besar dimana biasanya diliput oleh media, sehingga

perpustakaan bisa diekspos di media dan ini akan merupakan nilai

tambah bagi perpustakaan itu sendiri.


15

6. Menyelenggarakan seminar. Biasanya topik seminar dikaitkan

dengan event tertentu atau berkaitan dengan dunia perpustakaan.

Kegiatan seminar juga harus dipersiapkan dengan matang, mulai

dengan pemilihan topik, pembicara, tempat, target peserta, dsb.

Juga jangan lupa bahwa penyelenggaraan seminar itu harus

dipublikasikan. Kegiatan seminar dapat dijadikan media untuk

memperkenalkan perpustakaan, menumbuhkan citra yang baik

terhadap perpustakaan, dan juga dapat dijadikan sarana mencari

uang apabila topik yang dibahas dan pembicaranya cukup

mempunyai nilai jual.

7. Menyelenggarakan lomba-lomba dengan tema yang berkaitan

dengan dunia perpustakaan. Kegiatan ini juga membutuhkan

persiapan yang cukup matang, mulai pemilihan tema, penentuan

peserta, penentuan juri, penentuan tempat dan waktu, dan jangan

lupa harus menyediakan hadiah bagi pemenang. Oleh karena itu

untuk kegiatan ini sering kita harus mencari sponsor.

Penyelenggaraan kegiatan ini juga harus dipublikasikan pada

masyarakat. Tujuan kegiatan ini untuk memperkenalkan

perpustakaan dan juga diharapkan bisa meningkatkan pemanfaatan

perpustakaan.

8. Menyelenggarakan open house. Kegiatan ini disamping

membutuhkan persiapan yang cukup matang, juga dibutuhkan rasa

percaya diri atau keberanian untuk tampil, karena kita mengundang


16

orang lain untuk mengunjungi dan melihat kita secara keseluruhan.

Open house perpustakaan biasanya merupakan bagian kegiatan

open house universitas. Biasanya menjelang penerimaan calon

mahasiswa baru.

9. Melakukan lobbying dengan para pengambil kebijakan. Dalam hal

ini dibutuhkan kemampuan melakukan komunikasi interpersonal.

Kegiatan ini harus di back up oleh kemampuan perpustakaan dalam

menyediakan sumber-sumber informasi yang dibutuhkan oleh para

key persons. Tunjukkan pada mereka bahwa perpustakaan

merupakan unit kerja yang penting untuk mereka dan penting untuk

universitas secara keseluruhan. Kegiatan ini bertujuan agar

perpustakaan mendapatkan perhatian dan memperoleh dukungan

dari para key persons.

D. Pemustaka

Dahulu sebelum istilah pemustaka digunakan, pengguna perpustakaan

disebut pengguna atau pemakai perpustakaan. Menurut Sutarno NS (2008:

150) dalam Kamus Perpustakaan dan Informasi, pemakai perpustakaan

adalah kelompok orang dalam masyarakat yang secara intensif

mengunjungi dan memakai layanan dan fasilitas perpustakaan .

Sedangkan pengguna perpustakaan adalah pengunjung, anggota dan

pemakai perpustakaan . (Sutarno NS, 2008: 156).


17

Setelah disahkannya Undang-undang No. 43 Tahun 2007 tentang

perpustakaan, istilah pengguna atau pemakai perpustakaan menjadi

pemustaka. Menurut Undang-undang No. 43 Tahun 2007, pemustaka

adalah pengguna perpustakaan yaitu perseorangan, kelompok orang,

masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan

perpustakaan.

Menurut White (Dalam Suwanto, 2000), yang dinamakan pemakai

(pemustaka) bukan hanya orang yang menggunakan fasilitas dan jasa di

perpustakaan saja, tetapi mereka yang melakukan penelusuran informasi

untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Jadi, dapat dikatakan bahwa

pemustaka bukan hanya orang yang datang ke perpustakaan untuk

menggunakan jasa dan layanan perpustakaan saja, melainkan juga mereka

yang berada di luar perpustakaan, yang melakukan kegiatan penelusuran

informasi.

Menurut Sulistyo-Basuki dalam Suwanto (2003), jenis pemakai (sekarang

pemustaka) dapat dibedakan berdasarkan sosio-profesional (pekerjaannya)

menjadi tiga bagian utama, yaitu:

1. Pemakai yang belum terlibat dalam kehidupan aktif pencarian

informasi, seperti mahasiswa;

2. Pemakai yang mempunyai pekerjaan tetap, dan bidang-bidang spesialis

tertantu, seperti pegawai (yang masih dapat dikelompokkan lagi,

seperti teknisi, asisten, administator, dan lain-lain), profesional (dosen,

dokter, pengacara), dan industriawan;


18

3. Pemakai umum, yang memerlukan informasi umum untuk keperluan

khusus.

Dari pengertian-pengertian di atas, dapat diambil simpulan bahwa

pemustaka adalah masyarakat pengguna, baik perseorangan maupun

kelompok yang menggunakan jasa dan layanan perpustakaan. Pemustaka

tidak terbatas pada seseorang ataupun kelompok yang telah menjadi

anggota perpustakaan, tetapi juga pada mereka yang belum menjadi

anggota perpustakaan tetapi telah memanfaatkan jasa dan layanan

perpustakaan.

E. Persepsi

Persepsi Menurut James dalam Widayatun (1999: 110), persepsi adalah

suatu pengalaman yang terbentuk berupa data-data yang didapat melalui

indera, hasil pengolahan otak dan ingatan.

Persepsi dihayati melalui ilusi atau Mispersepsi, atau tipuan dan

juga bukan salah tanggapan. Ilusi ini sebenarnya pengalaman aktual

berupa data masukan yang tidak diterjemahkan sebagaimana adanya, dan

ada tambahan berupa pengolahan otak dari hasil-hasil pengalaman yang

lalu.
19

Menurut Walgito (2004: 89) faktor yang berperan dalam persepsi

adalah:

1. Objek yang dipersepsikan

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera. Stimulus

datang dari luar individu yang m,empersepsikan, tetapi dapat juga

berasal dari individu itu sendiri yang langsung mengenai syaraf

penerima.

2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf

Alat indera merupakan alat penerima stimulus yang nantinya akan

diterima oleh syaraf dan dkirim ke pusat susunan syaraf.

3. Perhatian

Perhatian adalah pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas

individu yang ditujukan pada objek.

Proses terjadinya persepsi, menurut Widayatun (1999: 111), karena

adanya obyek yang merangsang, yang kemudian ditangkap oleh panca

indera, lalu rangsangan dari obyek tersebut dibawa ke otak, lalu diolah

menjadi berupa kesan atau respon, dan kemudian diteruskan lagi oleh

panca indera berupa tanggapan atau persepsi.


20
This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.
The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.

Anda mungkin juga menyukai