Anda di halaman 1dari 148

PERATURAN PERUNDANGAN

K3-LISTRIK

2/10/2020 2
1. MEMAHAMI KEBIJAKAN / PERATURAN K3 LISTRIK.
2. MEMAHAMI PRINSIP-2 PENGENDALIAN K3
(Engineering Control, Human Control, Manajemen
Control)
3. MEMAHAMI KARAKTERISTIK/JENIS-JENIS POTENSI
BAHAYA LISTRIK DAN TINDAKAN
PENGENDALIANNYA
4. MEMAHAMI BERBAGAI REFERENSI STANDAR
KETEKNIKAN BERKAITAN DENGAN PERSYARATAN
DAN PROSEDUR PENGAWASAN K3 LISTRIK
5. DAPAT MENJALANKAN TUGAS
PENGAWASAN/METODE INSPEKSI K3 SECARA
EFEKTIF

2/10/2020 3
Tujuan K3 Listrik
1. Menjamin kehandalan instalasi listrik
sesuai tujuan penggunaannya.
2. Mencegah timbulnya bahaya akibat listrik
N bahaya sentuhan langsung
N bahaya sentuhan tidak langsung
N bahaya kebakaran

2/10/2020 4
Sentuhan langsung
adalah bahaya sentuhan pada bagian
konduktif yang secara normal
bertegangan

Sentuhan tidak langsung


adalah bahaya sentuhan pada bagian
konduktif yang secara normal tidak
bertegangan, menjadi bertegangan
karena terjadi kegagalan isolasi

2/10/2020 5
Data kec. listrik (PLN) 2000-2003
Jumlah kasus 1.458 kasus kecelakaan
N Korban tewas 918 orang
N karyawan 283 orang &
N masyarakat 635 orang
 Luka serius 1.476 orang
$ Kasus kebakaran 1.741 kasus
$ Gangguan teknis 2720 kasus
$ Kerugian Rp. 45.5 milyar

2/10/2020 6
Puslabfor Mabes Polri
Tahun 2000

- Api terbuka : 415 (37,19 %)


- Listrik : 297 (26,6 %)

- Pembakaran : 80 (7,17 %)
- Peralatan panas : 35 (3,14 %)

- Lain lain : 46 (3,4 %)


- Tidak dpt ditentukan : 243 (19.73 %)

2/10/2020 7
Ketenagalistrikan

2/10/2020 8
previous next
UNDANG UNDANG
UNDANG UNDANG NO 20 TH 2002
NO 1 TH 1970 KETENAGALISTRIKAN
KESELAMATAN KERJA KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN
JARINGAN TENAGA
LISTRIK

Andal, Aman dan


Akrap lingkungan
2/10/2020 9
G

TT/
Kebijakan nasional Kebijakan nasional
dalam hal upaya dalam hal penyediaan

TET
menjamin tenaga listrik
tempat kerja (pengusahaan)
yang Aman dan TM/ yang Andal, Aman dan
lingkungan yang Sehat Akrap lingkungan

TR
M

Tempat kerja Bukan tempat kerja


2/10/2020 10
Ketenagalistrikan
G Pusat Pembangkitan
TT/

TET

Jaringan
Transmisi & Distribusi
TM/

TR

M
PELANGGAN

Pelanggan Pelanggan
2/10/2020 11
UNDANG UNDANG NO 20 TH 2002
G TENTANG
KETENAGALISTRIKAN
TT/

PENGUSAHAAN TENAGA LISTRIK


- Untuk Komersial
TET

- Untuk Sendiri

Aspek teknis menyangkut hal :


TM/

ANDAL, AMAN, AKRAP


LINGKUNGAN
TR

Pelanggan Pelanggan
2/10/2020 12
Undang undang No 1 tahun 1970

• Melindungi para pekerja dan orang lainnya di


Keselamatan Kerja

tempat kerja

• Menjamin setiap sumber produksi agar dapat

dipakai secara aman dan efisien

• Menjamin proses produksi berjalan lancar

2/10/2020 13
2/10/2020 14
2/10/2020 15
UNDANG UNDANG NO 1 TH 1970

UNDANG UNDANG NO 1 TH 1970


TENTANG
KESELAMATAN KERJA

Keterkaitan K3 thd sumber bahaya Listrik :


1. KEBIJAKAN NASIONAL PEMBINAAN DAN PENGAWASAN K3 DI
SETIAP TEMPAT KERJA, DI TANGAN MENAKERTRANS.

2. MENAKERTRANS BERWENANG MENETAPKAN SYARAT-SYARAT K3


DIMANA LISTRIK DIBANGKITKAN, DITRANSMISIKAN,
DIDISTRIBUSIKAN, DAN DIGUNAKAN

3. DALAM OPERASIONAL PEMBINAAN DAN PENGAWASANNYA


MENAKERTRAN DAPAT MENDELEGASIKAN KEPADA SEKTOR
SESUAI BIDANG TEKNIK TERTENTU

4. TERJAMINNYA KESELAMATAN DAN KONDISI KUALITAS PASOKAN


ENERGI LISTRIK ANDAL, AMAN (Keselamatan pekerja dan orang
2/10/2020
dilingkungannya), AKRAP LINGKUNGAN 16
UNDANG UNDANG NO 20 TH 2002

UNDANG UNDANG NO 20 TH 2002


TENTANG
KETENAGALISTRIKAN

Inti pengaturan tentang:


1. KEBIJAKAN PENYEDIAAN DAN PENGUSAHAAN TENAGA LISTRIK
YANG ADIL DAN MERATA SECARA NASIONAL ADA DI TANGAN
MENTERI E & SDM

2 MEMBERIKAN KESEMPATAN PENGUSAHAAN TENAGA LISTRIK


- Untuk Komersial (BUMN, BUMD, KOPERASI, SWASTA)
- Untuk Sendiri

3. TERJAMINNYA KUALITAS PASOKAN ENERGI LISTRIK ANDAL,


AMAN (Pengguna/konsumen), AKRAP /RAMAH LINGKUNGAN

2/10/2020 17
Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970
Keselamatan Kerja

Pasal 2 ayat (2) huruf q


(Ruang lingkup)
Setiap tempat dimana listrik
dibangkitkan, ditransmisikan,
dibagi-bagikan, disalurkan dan
digunakan

2/10/2020 18
Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970

Pasal 3 ayat (1) huruf q


(Objective)
Keselamatan Kerja

Dengan peraturan perundangan


ditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja untuk:
q. mencegah terkena aliran listrik
berbahaya

2/10/2020 19
History K3 Listrik
1. Zaman Sebelum Merdeka
- VR 1910 STBL No. 406
- Pert Khusus B tentang pemberlakuan AVE 1938

(AVE diterjemahkan menjadi PUIL 1964)

Diselenggarakan Oleh Jawatan Inspeksi


Keselamatan Kerja waktu itu
History K3 Listrik
2. Zaman Merdeka
- UU No. 14 Th 1969 digantikan dgn UU No. 13 Th 2003
tentang Ke-TK-an) perlindungan hak dasar pekerja
- UU No. 1 Th 1970 (UU KK)
- Permenaker No. 02 1989 (K3 Petir)
- Permenaker No. 03 1999 ( K3 Lift)
- Kepmenaker No. 75/2002 (PUIL 2000)
- SK Dirjen Binawas No. 407/1999 (Teknisi Lift)
- SK Dirjen Binawas No. 311/2002 (Teknisi Listrik)
STANDAR K3 LISTRIK
DI INDONESIA
AVE 1938
PUIL 1964
Peraturan
KHUSUS B Peraturan PUIL 1977
KHUSUS B
PUIL 1987
Peraturan
04/MEN/1978
Peraturan
04/MEN/1988

2/10/2020 22
Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970
Keselamatan Kerja
Keputusan
Menteri Tenaga Kerja RI

No Kep 75/Men/2002

Pemberlakuan wajib
PUIL 2000

2/10/2020 23
Persyaratan Umum
Instalasi Listrik
Peluncuran perdana
24-10-2001

Ditetapkan
Sebagai Standar Wajib
Kep Menteri Energi & Sumber Daya
Mineral
No. : 2046 K/40/MEN/2001
Tanggal 28 Agustus 2001
Batas waktu penyesuaian 3 tahun

2/10/2020 24
RUANG
LINGKUP
Tegangan sentuh yang berbahaya:
> 50 V a.b. di ruang normal,
> 25 V a.b. di ruangan lembab
Daya > 100 Watt
a.b. = arus bolak-balik

Tidak mengatur persyaratan inst. listrik di :


- Telekomunikasi, kereta listrik, pesawat terbang,
kapal laut
- Tambang bawah tanah
2/10/2020 25
Bagian 1 :Pendahuluan(Ruang lingkup & acuan)
Bagian 2 :Persyaratan Dasar (Proteksi Keselamatan,
Perlengkapan & instalasi listrik)
Bagian 3 :Proteksi untuk K3/ Sentuh langsung,
sentuh tidak langsung, & kebakaran
Bagian 4 :Perancangan instalasi listrik
Bagian 5 :Perlengkapan listrik
Bagian 6 :PHB & Komponennya
Bagian 7 :Penghantar dan pemasangannya
Bagian 8 :Ruangan khusus
Bagian 9 :Pengusahaan instalasi listrik

Lampiran-lampiran
2/10/2020 26
Bagian 1. PENDAHULUAN

Tujuan
Terselenggaranya instalasi listrik yang baik
dan menjamin keselamatan , keaman
instalasi, gedung dan isinya.

Ruang lingkup
Perancangan, Pemasangan, pemeriksaan,
pengujian, pelayanan, pemeliharaan dan
pengawasannya instalasi listrik Teg > 25 V
dan dayanya > 100 W
2/10/2020 27
Bagian 1. PENDAHULUAN (Lanjutan)

Sumber acuan
PUIL 1987 --> disempurnakan
International Electric Code dan stand
international lainya
Undang-undang No 1 tahun 1970
Undang-undang No 20 tahun 2002

2/10/2020 28
Bagian 1. PENDAHULUAN (Lanjutan)

Penafsiran
Instansi yang berwenang --> yang memberlakukan
PUIL 2000

Ketentuan teknis
- Pola preventif
- Syarat syarat pengamanan
- Batas pembebanan, hantaran
- dst

2/10/2020 29
Bagian 2. PERSYARATAN DASAR

Proteksi untuk keselamatan


- Proteksi sentuh langsung
- Proteksi sentuh tidak langsung
- Proteksi efek termal
- Proteksi arus lebih
- Proteksi arus gangguan
- Proteksi tegangan lebih
- Proteksi perlengkapan dan instalasi listrik
2/10/2020 30
Bagian 2. PERSYARATAN DASAR (Lanjutan)

Perancangan
- Aspek keselamatan
- Aspek kehandalan
- Aspek Akrap lingkungan

Pemilihan peralatan listrik


Karakteristik beban, arus, tegangan, prekuensi, daya

2/10/2020 31
SISTEM PROTEKSI UNTUK
KESELAMATAN
(BAB III)

Proteksi dari kejut listrik


Proteksi dari efek thermal
Proteksi dari arus lebih
Proteksi dari tegangan lebih akibat petir
Proteksi dari tegangan kurang
Pemisahan dan penyakelaran

2/10/2020 32
Bagian 3. SISTEM PROTEKSI

Proteksi sentuhan langsung


- Proteksi isolasi bagian aktif
- Proteksi penghalang atau selungkup
- Proteksi penempatan di luar jangkauan
- Proteksi isolasi lantai kerja

2/10/2020 33
Bagian 3. SISTEM PROTEKSI (Lanjutan)

Proteksi sentuhan tidak langsung


Prinsip : Pemutusan secara otomatik
Metoda :
- Sistem Pembumian
- Sistem Hantaran pengaman
- Sistem Hantaran Netral Pengaman

2/10/2020 34
Prinsip dasar penerapan K3

Tindakan
Risk assessment
identifikasi & analisa Pengendalian
potensi bahaya bahaya

HAZARD CONTROL

2/10/2020 35
Strategi Pengendalian Kecelakaan
Engineering Control (Standar Keteknikan)
Human Control (Kompetensi SDM)
Management Control (Penerapan SMK3)

2/10/2020 36
Safe

Engineering Human
Control Control
Unsafe Unsafe
JSA JSO
Condition Act
Adm
Procedure

Management
Failure
OSH
Management System
2/10/2020 37
N
2/10/2020 38
Bahaya kejut listrik

t : 1,0 0,8 0,6 0,4 0,3 0,2 (detik)


E: 90 100 110 125 140 200 (Volt)
I : 180 200 250 280 330 400 (mA)
2/10/2020 39
TABEL EFEK SENGATAN LISTRIK
Besar arus yang Akibat yang timbul
melewati tubuh
1 mA, atau kurang Tidak ada akibat, tidak terasa
AMAN

1 – 8 mA Sengatan terasa tetapi tidak sakit dan


tidak mengganggu kesadaran
220 Volt

8 – 15 mA Sengatan terasa sakit, tetapi masih bisa


melepaskan diri, kesadaran tidak hilang
15 – 20 mA Sengatan sakit kesadaran bisa hilang
BERBAHAYA

dan tidak bisa melepaskan diri


20 – 50 mA Kesakitan, susah bernafas, terjadi
konstraksi pada otot & kesadaran hilang
100 – 200 mA Kondisi mematikan langsung dan susah
ditolong
200 mA atau lebih Terbakar dan jantung berhenti berdetak

2/10/2020 40
TEGANGAN SENTUH YANG DIIJINKAN (IEC)

Tegangan Sentuh Waktu Maksimum


(Volt) Yang Diijinkan (Detik)
< 50 ~
50 5
75 1
90 0.5
110 0.2
150 0.1
220 0.05
280 0.03

2/10/2020 41
 Temporary Electricity Installation

Non-connection with circuit


breakers

2/10/2020 42
Data statistik kebakaran DKI Jakarta menyebutkan 47%
Kebakaran diduga penyebabnya adalah listrik

• Tidak meninggalkan peralatan listrik seperti seterika,


kipas angin, pemasak nasi, kompor listrik dan lain-
lain dibiarkan menyala atau tetap tertancap pada
sakelar listrik
2/10/2020 43
• Tidak memasang tusuk kontak listrik secara bertumpuk-tumpuk
• Tidak melakukan penggantian zekring pemutus arus induk tanpa
izin
2/10/2020 44
Tips
Bila terjadi kebakaran pada instalasi listrik dan peralatan
listrik lakukan tindakan berikut

• Segera putuskan aliran


listrik dari saklar
pengaman (panel).
• Padamkan dgn APAR
yg non konduktif
terhadap listrik.
• Yakinkan betul bahwa
aliran listrik sudah
benar-benar mati.

Bila aliran listrik telah


diputuskan maka
pemadaman kebakaran
2/10/2020
dapat menggunakan 45
air.
•Jgn ragu memadamkan
kebakaran pada tahap
awal, karena bila upaya
ini gagal, kebakaran dapat
membesar.

Utamakan keselamatan jiwa


anda pada saat memadamkan
kebakaran

2/10/2020 46
AKIBAT BAHAYA LISTRIK:
1. Kecelakaan/cedera pada manusia
2. Kerusakan instalasi dan perlengkapannya
 Kerusakan kabel, panel, isolasi, peralatan
 Kebakaran

3. Kerugian
 Kerugian materi
 Terhentinya proses produksi
 Mengurangi kenyamanan (lampu mati, suplai air)

Keselamatan Manusia
fokus Bangunan gedung & instalasi
Isi bangunan & perangkat elektronik

2/10/2020 47
Bank Indonesia

15 ORANG MENINGGAL

Happy Karaoke Palembang


 Korban 45 orang

2/10/2020 48
Sakelar lampu

•KEBAKARAN
•TABUNG GAS LPG MELEDAK

LPG

Listrik pemicu peledakan/penyebab tidak langsung


2/10/2020 49
BILA TERCIUM BAU GAS LPG.
- JANGAN NYALAKAN KOMPOR
- JANGAN MENGHIDUPKAN LISTRIK
- JANGAN MEMATIKAN LISTRIK

GAS LPG
AKAN TURUN
KEBAWAH

2/10/2020 50
2/10/2020 51
2/10/2020 52
2/10/2020 53
2/10/2020 54
2/10/2020 55
2 PEKERJA TEWAS

2/10/2020 56
2/10/2020 57
PROTEKSI BAHAYA
SENTUHAN LANGSUNG

Metoda :
1. Isolasi bagian aktif
2. Penghalang atau Selungkup
3. Rintangan;
4. Jarak aman atau diluar jangkauan
5. Isolasi lantai kerja.

2/10/2020 58
PROTEKSI BAHAYA
“JARAK AMAN”

Jarak aman atau diluar jangkauan


Tegangan kV Jarak cm
1 50
12 60
20 75
70 100
150 125
220 160
500 300

2/10/2020 59
KEMAMPUAN
HANTAR
ARUS
Arus maksimum yg dpt dialirkan dengan SYARAT K3
kontinue oleh penghantar pada keadaan
tertentu tanpa menimbulkan kenaikan KHA : MIN 1,25 X I
suhu yg melampaui nilai tertentu nominal

KHA kabel listrik ditentukan oleh jenis


bahan konduktornya dan ukuran
penampangnya
(Periksa tabel PUIL)
2/10/2020 60
RESISTAN ISOLASI
(Tahanan Isolasi)
PANEL R-S R-T T-S R-N R-G S-N S-G T-N T-G N-G

P1- P1.1

p1-P1.2

P1-P1.3 1000 Ohm /Volt (diruang normal)


100 Ohm / Volt (diruang lembab)
P1.P1.4

P1.P1.5

P1-P1.6

2/10/2020 61
2/10/2020 62
2/10/2020 63
2/10/2020 64
2/10/2020 65
While using bar cutter → Electric Shock, Death

 Contents: Electrocuted while using bar cutter killing user

2/10/2020 66
During Water Pump Inspection → Electric Shock,
Death  Contents: Electrocuted while removing residue from
water pump entrance, killing laborer

2/10/2020 67
Pump

2/10/2020 68
2/10/2020 69
2/10/2020 70
2/10/2020 71
2/10/2020 72
1. Pengesahan gambar rencana
2 Pengesahan pemakaian instalasi
3. Penunjukan PJK3 bidang listrik
- Perencana
- Instalatur
- Jasa riksa/uji
- Jasa pembinaan
4. Sertifikasi dan lisensi kompetensi personel
2/10/2020 73
1. Aspek teknik (keandalan, keamanan instalasi)
dilakukan melalui pemeriksaan dan pengujian
teknik
2 Pelaksanaan sertifikasi kelaikan dan sertifikasi
personel melalui kegiatan pelatihan
3. Aspek perijinan instalasi listrik di tempat kerja

4. Law enforcement thd pelanggara syarat-


syarat A3 dan K3 ditempat kerja
2/10/2020 74
Prosedur Sertifikasi Alat /
Instalasi

Riksa/Uj Riksa Uji


Periksa i
/uji Commiss Berkala
ioning

Gbr Pasang Dipakai/


Rencana (Instal) Digunakan Aman
Terkendali

Pengesahan Pengesahan
Gbr Rencana Pemakaian
Proses pengesahan gambar ins. listrik
Dokumen perencanaan listrik
1. Peta lokasi Berkas Commissioning.
2 Gambar instalasi perencanaan. Rekomendasi.
- Lay out perlengkapan dan
peralatan listrik Analisis:
- Rangkaian peralatan dan Berdasarkan SNI 04-225-2000
oleh pegawai pengawas
pengendalinya
3. Diagram garis tunggal
4. Gambar rinci Tidak
Memenuhi syarat
5. Perhitungan beban
6. Tabel bahan Ya
7. Ukuran teknis
PENGESAHAN GAMBAR
- Sepesifikasi & cara pasang Setuju dipasang.
- Cara menguji Rekomendasi.
- Jadwal waktu
2/10/2020 76
Jenis Sertifikasi K3 Bidang Listrik

1. Sertifikat Pengesahan Alat / Instalasi


- Pembuatan
- Pemasangan
- Pemakaian

2. Sertifikasi, Lisensi, Kompetensi Personil


3. SKP Lembaga K3 (Perencana, pemasang,
Riksa-uji, Pembinaan) PJK3 Riksa Uji
Jenis Sertifikasi / Perijinan K3 Listrik

A. Sertifikasi Alat / Instalasi


1. Listrik
- Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan
- Pengesahan Pemasangan Instalasi
- Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
2. Penyalur Petir
- Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan
- Pengesahan Pemasangan Instalasi
- Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
3. Pesawat Lift
- Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan
- Pengesahan Pemasangan Instalasi
- Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
Persyaratan Teknis
Sertifikasi Alat / Instalasi
1. Administratif
- Permohonan Bermaterai
- Gbr Rencana
- Sertifikat Teknis
- Badan Pelaksana/Instalatir
- Dll
2. Teknis
- Riksa Uji Administratif
- Riksa Uji Visual
3. Sertifikat / Ijin / Pengesahan
KOMPETENSI SDM
BIDANG LISTRIK

1.KETEKNIKAN
2.KESELAMATAN KERJA

2/10/2020 80
Syarat Kompetensi K3
Memiliki pengetahuan dan ketrampilan K3
sesuai dengan kurikulum dan silabi
kompetensi yang ditetapkan
Dibuktikan dengan sertifikat dan
penunjukan / lisensi

2/10/2020 81
B. Jenis Sertifikasi Kompetensi Personel
1. Bidang K3 Listrik (311/M/2002)
- Ahli K3 Listrik / Petir
- Penyelia K3 Listrik
- Teknisi K3 Listrik / Petir
2. Sertifikat Bidang Teknisi Lift (407/M/99)
• PENYELIA PEMASANGAN
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan
Proyek pemasangan
• TEKNISI (Ajustment)
Melaksanakan Comissioning,
• TEKNISI PEMELIHARAAN
Merawat dan memperbaiki lift
• PENYELIA OPERASI LIFT
Mengawasi kelaikan operasi lift
Bagian 9
Pengusahaan Instalasi Listrik

Bagian 9.5.3.2 : Orang yang mengawasi pemasangan


instalasi listrik
Bagian 9.5.3.1 : Orang yang diberi tanggung jawab,
perancangan, pemasangan,
pemeriksaan, dan pengujian inst.
Listrik, harus memahami K3 dan
memiliki ijin kerja.
Bagian 9.10.4. : Pengusahaan listrik > 200 kVA harus
memiliki organisasi yang
bertanggjawab secara khusus

2/10/2020 83
KOMPETENSI SDM
BIDANG K3 LISTRIK
AHLI K3 LISTRIK : MENILAI RANCANGAN;
RIKSA UJI

PENYELIA K3 LISTRIK : PENGAWAS PEKERJAAN


PEMASANGAN,
PEMELIHARAAN,
PERBAIKAN

TEKNISI LISTRIK : PELAKSANA PELAYANAN,


PEMELIHARAAN

2/10/2020 84
Kep. Dirjen Binawas Kep 311/BW/2002
TEKNISI LISTRIK
(PELAKSANA PELAYANAN, PEMELIHARAAN)

KOMPETENSI

Tugas dan tanggung jawab :


Melayani, merawat dan mengawasi
kelaikan instalasi listrik;
Membantu pemeriksaan dan pengujian
instalasi listrik;

2/10/2020 85
Inventarisasi
Jenis jabatan fungsional berbasis kompetensi K3 Listrik
1. Klas I. Teknisi ( pemasangan, pemeliharaan)
2. Klas II. Penyelia (pemasangan, pengoperasian, pemeliharaan)
3. Klas III. Ahli K3 Listrik

Teknisi Listrik Penyelia K3 Listrik Ahli K3 Listrik

Dapat melayani dan Dapat melakukan Dapat mengevaluasi


memelihara inst. pengawasan pek. potensi bahaya dan
listrik secara benar pemasangan dan tindakan koreksi
dan aman, baik bagi pemeliharaan inst. terhadap:
dirinya, peralatan dan listrik secara benar • gambar
aman dalam dan aman sesuai rancangan;
pengoperasiannya ketentuan dan • hasil
prosedur K3. pemeriksaan dan
pengujian;
2/10/2020 86
2/10/2020 87
AWAN KE AWAN

Arus : 5.000 ~ 200.000 A


Panas: 30.000 oC

AWAN KE BUMI

KERUSAKAN
• THERMIS,
• ELEKTRIS Sasaran
,
• MEKANIS, OBYEK YANG TERTINGGI

2/10/2020 88
Petir

2/10/2020 89
BAHAYA SAMBARAN PETIR

SAMBARAN
LANGSUNG

. SAMBARAN
TIDAK LANGSUNG

2/10/2020 90
2/10/2020 91
KONSEP PROTEKSI BAHAYA
SAMBARAN PETIR
PERLINDUNGAN SAMBARAN LANGSUNG
Dengan memasang instalasi penyalur petir pada
bangunan
Jenis instalasi :
- Sistem Franklin (Konvensional)
- Sistem Sangkar Faraday
- Sistem Elektro statik

PERLINDUNGAN SAMBARAN TIDAK LANGSUNG


Dengan melengkapi peralatan penyama tegangan
pada jaringan instalasi listrik (Arrester)

2/10/2020 92
Instalasi penyalur petir
yang tidak
memenuhi syarat dapat
mengundang bahaya

Grounding tidak sempurna

Berbahaya

2/10/2020 93
Ref
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1989
tentang instalasi penyalur petir
Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi
bahaya sambaran langsung

2. SNI 04- 0225 2000 (PUIL 2000)


Sebagai rujukan untuk sistem proteksi internal / proteksi
bahaya sambaran tidak langsung

Instalasi penyalur petir yang tidak


memenuhi syarat dapat mengundang bahaya
2/10/2020 94
INSTALASI PENYALUR PETIR
PERMENAKER PER-02 MEN/1989
SISTEM FRANKLIN
BAGIAN BAGIAN PENTING

PENERIMA
Sudut perlindungan (AIR TERMINAL)
112 o

 HANTARAN PENURUNAN
(DOWN CONDUCTOR)

 HANTARAN PEMBUMIAN
(GROUNDING)

Resistan pembumian
mak 5 ohm

2/10/2020 95
2/10/2020 96
++++++++
++++++++
++++++++
------------
-------------
------------

MENYAMBAR
JARINGAN LISTRIK

2/10/2020 97
Pengawasan K3 Intalasi +++++++
+++++++++
Penyalur Petir +++++++
- - - - - - -
- - - - - -
PERMENAKER - - - - -
No. PER 02/MEN/1989
Tentang
Instalasi Penyalur Petir

Ruang lingkup :
Sistem eksternal

Jenis :
konvensional &
elektrostatik

2/10/2020 98
PERTIMBANGAN PEMASANGAN
INSTALASI PENYALUR PETIR

INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR


A : Peruntukan bangunan (-10 0 1 2 3 5 15)
B : Struktur konstruksi (0 1 2 3)
C : Tinggi bangunan (0 2 3 4 5 - 10)
D : Lokasi bangunan (0 1 2)
E : Hari guruh (0 1 2 3 4 - 7)

R =A+B+C+D+E
< 11 ABAIKAN
= 11 KECIL
= 12 SEDANG
= 13 AGAK BESAR
= 14 BESAR
> 14 SANGAT BESAR
2/10/2020 99
INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR
A: Peruntukan bangunan
Rumah tinggal : 1
Bangunan umum : 2
Banyak orang : 3
Instalasi gas,minyak, rumah sakit : 5
Gudang handak : 15

B: Struktur konstruksi
Steel structure : 0
Beton bertulang, kerangka baja atap logam: 1
Beton bertulang, atap bukan logam : 2
Kerangka kayu atap bukan logam : 3

2/10/2020 100
INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR

C: Tinggi bangunan
s/d 6m : 0
12 m : 2
17 m : 3
25 m : 4
35 m : 5
50 m : 6
70 m : 7
100 m : 8
140 m : 9
200 m : 10

2/10/2020 101
INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR
D: Lokasi bangunan
Tanah datar : 0
Lereng bukit : 1
Puncak bukit : 2

E: Hari guruh per tahun


2 : 0
4 : 1
8 : 2
HARI

16 : 3
32 : 4
64 : 5
128 : 6
156 : 7

2/10/2020 102
SNI 225 - 1987
Harus dipasang instalasi PUIL-2000
(820 - B.16 dan - C.4)
PROTEKSI PETIR
(Sistem internal protection)

Ruangan berpotensi
bahaya ledakan
gas/uap/debu/serat

2/10/2020 103
SYARAT-SYARAT PEMASANGAN
PENGHANTAR PENURUNAN
1. Dipasang sepanjang bubungan ke tanah.
2. Diperhitungkan pemuaian dan penyusutan.
3. Jarak antara alat pemegang penghantar maximal 1,5 meter.
4. Dilarang memasang penghantar penurunan dibawah atap dalam
bangunan.
5. Jika ada, penurunan dipasang pada bagian yang terdekat pohon,
menonjol.
6. Memudahkan pemeriksaan.
7. Jika digunakan pipa logam, pada kedua ujung harus disambung
secara elektris.
8. Dipasang minimal 2 penurunan.
9. Jarak antar kaki penerima dan titik percabangan penghantar
2/10/2020
maximal 5 meter. 104
BAHAN PENGHANTAR PENURUNAN
a. Kawat tembaga penampang min. 50 mm2 & Tebal minimal 2 mm.
b. Bagian atap, pilar, dinding, tulang baja yang mempunyai massa
logam yang baik.
c. Khusu tulang beton harus memnuhi :
a. Sudah direncanakan untuk itu
b. Ujung-ujung tulang baja mencapai garis permukaan air dibawah
tanah.
d. Kolom beton yang digunakan sebagai penghantar adalah kolom
beton bagian luar.
e. Pipa penyalur air hujan + minimal dua pengantar penurusan khusus.
f. Jarak antar penghantar
a. Tinggi < 25 m max. 20 m
b. Tinggi 25 – 50 m max (30 – 0,4xtinggi bangunan)
c.
2/10/2020
Tinggi > 50 m max 10 meter. 105
SYARAT PEMBUMIAN/TAHANAN PEMBUMIAN
a. Dipasang sedemikian sehingga tahan pembumian terkecil.
b. Sebagai elektroda bumi dapat digunakan
a. Tulang baja dari lantai kamar, tiang pancang
(direncanakan).
b. Pipa logam yang dipasang dalam bumi secara tegak.
c. Pipa atau penghantar lingkar yang dipasang dalam bumi
secara mendatar.
d. Pelat logam yang ditanam.
e. Bahan yang diperuntukkan dari pabrikan (spesifikasi
sesuai standar)
c. Dipasang sampai mencapai permukaan air dalam bumi.
d. Masing-masing penghantar dari suatu instalasi yang
mempunyai beberapa penghantar harus disambungkan
dengan elektroda kelompok.
2/10/2020 106
e. Terdapat sambungan ukur.
f. Jika keadaan alam tidak memungkinkan,
• Masing-masing penghantar penurunan harus disambung
dengan penghantar lingkar yang ditanam dengan beberapa
elektro tegak atau mendatar sehingga jumlah tahan
pembumian bersama memenuhi syarat.
• Membuat suatu bahan lain (bahan kimia dan sebagainya)
yang ditanam bersama dengan elektroda sehingga tahan
pembumian memenuhi syarat.
g. Elektroda bumi yang digunakan untuk pembumian instalasi
listrik tidak boleh digunakan untuk pembumian instalasi
penyalur petir.

2/10/2020 107
BANGUNAN YANG MEMPUNYAI ANTENA
1. Antena harus dihubungkan dengan instalasi penyalur petir
dengan penyalur tegangan lebih, kecuali berada dalam
daerah perlindungan.
2. Jika antena sudah dibumikan, tidak perlu dipasang
penyalur tegangan lebih.
3. Jika antena dpasang pada bangunan yang tidak mempunyai
instalasi petir, antena harus dihubungkan melalui penyalur
tegangan lebih.
4. Pemasangan penghantar antara antena dan penyalur petir
sedemikian menghindari percikan bunga api.
5. Jika suatu antena dipasang pada tiang logam, tiang
tersebut harus dihubungkan dengan instalasi penyalur
petir.
6. Jika antena dipasang secara tersekat pada suatu tiang
besi, tiang besi ini harus dihubungkan dengan bumi.
2/10/2020 108
CEROBONG YANG LEBIH TINGGI DARI 10 M

a. Instalasi penyalur petir yang terpasang dicerobong


tidak boleh dianggap dapat melindung bangunan yang
berada disekitarnya.
b. Penerima harus dipasang menjulang min 50 cm di atas
pinggir cerobong.
c. Alat penangkap bunga api dan cincin penutup pinggir
bagian puncak dapat digunakan sebagai penerima petir.
d. Instalasi penyalur petir dari cerobong min harus
mempunyai 2 penurunan dengan jarak yang sama satu
sama lain.
e. Tiap-tiap penurunan harus disambungkan langsung
dengan penerima.
2/10/2020 109
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
1. Setiap instalasi penyalur petir harus dipelihara agar
selalu bekerja dengan tepat, aman dan memenuhi syarat.
2. Instalasi penyalur petir petir harus diperiksa dan diuji :
1. Sebelum penyerahan dari instalatir kepada pemakai.
2. Setelah ada perubahan atau perbaikan (bangunan atau
instalasi)
3. Secara berkala setiap dua tahun sekali.
4. Setelah ada kerusakan akibat sambaran petir.
3. Dilakukan oleh pegawai pengawas, Ahli K3 atau PJK3
Inspeksi.

4. Pengurus atau pemilik wajib membantu (penyedian alat)

2/10/2020 110
Dalam pemeriksaan dan pengujian hal yang perlu
diperhatikan :
a. Elektroda bumi, terutama pada jenis tanah yang
dapat menimbulkan karat.
b. Kerusakan-kerusakan dan karat dari penerima,
penghantar
c. Sambungan-sambungan
d. Tahanan pembumian dari masing-masing
elektroda maupun elektorda kelompok.
e. Setiap hasil pemeriksaan dicatat dan diperbaiki.
f. Tahanan pembumian dari seluruh sistem
pembumian tidak boleh lebih dari 5 ohm.
g. Dilakukan pengukuran elektroda pembumian.
2/10/2020 111
LIFT
Pesawat lift sebagai sarana transportasi
vertikal yang dirancang dengan perangkat
pengendali otomatik dari dalam kereta dan
pada setiap lantai pemberhentian.

Pengguna/penumpang lift hanya dengan


tekan tombol dapat mengendalikannya
menuju lantai yang dikehendaki;

2/10/2020 112
2/10/2020 113
Ketentuan K3 LIFT

UU 1/70 Bab II Psl 2 (2) - f


……… tempat kerja dimana :
f. Dilakukan pengangkutan barang,
binatang, atau manusia, baik
didarat, melalui terowongan,
dipermukaan air, dalam air maupun
di udara

2/10/2020 114
Syarat-syarat K3 Lift

UU 1/70 (Bab III Psl 3 (1) - n


Dengan peraturan perundangan
ditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja untuk :
n. “Mengamankan dan memperlancar
pengangkutan orang, binatang,
tanaman atang barang”.

2/10/2020 115
LIFT
Apabila terjadi sesuatu hal yang
membahayakan, penumpang tidak
dapat berbuat apa apa,

Aspek kehandalan dan keselamatan


penumpang merupakan faktor
dasar dalam pertimbangan
perancangan pesawat lift.

2/10/2020 116
K3 LIFT
Untuk menjamin kehandalan dan
keamanan pesawat lift, telah ditetapkan
syarat-syarat K3,

Dasar :
Undang undang No 1 th 1970;
Peraturan Menaker No Per. 03/Men/1999
Syarat K3 lift utk pengangkutan orang
maupun barang
Kepmenaker No. : Kep 407/M/BW/1999
penunjukan teknisi lift
2/10/2020 117
PENGENDALIAN K3 LIFT
PERMENAKER NO : PER 03/MEN/1999

Dasar pertimbangan
Pertimbangan teknis penetapan Peraturan K3 Lift (Perat.
Menteri Tenaga Kerja No Per 03/Men/1999) adalah bahwa
Pesawat lift dinilai mempunyai potensi bahaya tinggi,

Pasal 25

Pengurus yang membuat, memasang, memakai pesawat lift


dan perubahan teknis maupun administrasi harus

mendapat ijin dari Menteri atau pejabat yang ditunjuknya.


2/10/2020 118
KLASIFIKASI & KOMPETENSI TEKNISI LIFT
KEPUTUSAN MENTERI
No KEP-407/M/BW/99

PENYELIA PEMASANGAN
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan
Proyek pemasangan

TEKNISI (Ajustment)
Melaksanakan Comissioning,

TEKNISI PEMELIHARAAN
Merawat dan memperbaiki lift

PENYELIA OPERASI LIFT


Mengawasi kelaikan operasi lift

2/10/2020 119
C0ntoh

DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI

KARTU LISENSI K3
TEKNISI PEMELIHARAAN LIFT DAN ESCALATOR
No : 64/PNKK/07.03 Berlaku s/d : 28 Juli 2008
Nama : FRANSISCUS WARTOYO
Tempat & tgl lahir : Yogyakarta, 2 April 1954
Instansi/Perh. : PT. Toshindo Elevator Utama
Alamat : Jl. Boulevard Rukan Plaza Pasific B2 No. 25 -
Kelapa Gading – Jakarta Utara
Jakarta, 28 Juli 2003
PLT. DIREKTUR PENGAWASAN NORMA
KESELAMATAN KERJA

Ir. Imam Subari


NIP. 160009422

2/10/2020 120
C0ntoh

KOMPETENSI
TEKNISI PEMELIHARAAN LIFT DAN ESCALATOR
SESUAI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA RI
NO. : KEP. 407/M/BW/1999

Tugas dan tanggung jawab :


1. Merawat dan mengawasi kelaikan operasi lift dan
eskalator;
2. Membantu pemeriksaan dan pengujian lift dan
eskalator;

2/10/2020 121
C0ntoh

DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI


KARTU LISENSI K3
PENYELIA OPERASI LIFT DAN ESCALATOR

No : 48/PNKK/07.03 Berlaku s/d : 28 Juli 2008


Nama : SLAMET RIYANTO
Tempat & tgl lahir : Semarang, 28 Mei 1963
Instansi/Perh. : Pemda Jawa Tengah
Alamat : Jl. Pahlawan No. 9 Semarang 50243

Jakarta, 28 Juli 2003


PLT. DIREKTUR PENGAWASAN NORMA
KESELAMATAN KERJA

Ir. Imam Subari


NIP. 160009422

2/10/2020 122
C0ntoh

KOMPETENSI
TEKNISI PENYELIA OPERASI LIFT DAN ESCALATOR
SESUAI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA RI
NO. : KEP. 407/M/BW/1999

Tugas dan tanggung jawab :


 Mengawasi keselamatan operasi lift dan
eskalator;
 Mengambil tindakan pengamanan keadaan
darurat operasi lift dan eskalator;

2/10/2020 123
GAMBAR
RENCANA MEKANISME PENGAWASAN K3

EVALUAS
I
OK
IJIN RIKSA UJI
PEMASANGAN BERKALA

PEMASANGAN RIKSA UJI

OK

IJIN
PEMAKAIAN
PEMAKAIAN
2/10/2020 124
IJIN PEMBUATAN (PABRIKASI) LIFT PERMENAKER : PER 03/MEN/1999)

Pasal 24
DESAIN PEMBUATAN
Ayat (1)
Pembuatan dan atau pemasangan
lift harus sesuai dengan gambar Engineering design :
rencana yang disahkan oleh Menteri • Konsep desain
atau pejabat yang ditunjuk • Standar desain
• Checking perhitungan konstruksi

Ayat 2
Dokumen perencanaan
-Gambar konstruksi lengkap Memenuhi
-Perhitungan konstruksi syarat
-Spesifikasi dan sertifikasi material
IJIN K3
Ayat 3
Proses pembuatannya harus
memenuhi SNI atau Standar PABRIKASI LIFT
internasional yang diakui

2/10/2020 125
PERMENAKER : PER 03/MEN/1999)
IJIN PEMASANGAN LIFT
Pasal 24 Ayat (4)
Perencanaan pemasangan lift
Gambar rencana pemasangan lift
terdiri :
-Denah ruang mesin dan
peralatannya
-Konstruksi mesin dan Doc.Lengka
penguatannya p
-Diagram instalasi listrik Analisis :
-Diagram pengendali Evaluasi gambar dan sertifikat
Checking perhitungan kekuatan konstruksi
-Rem pengaman
-Bangunan ruang luncur dan
pintu-pintunya Memenuhi
-Rel pemandu dan penguatannya syarat
-Konstruksi kereta
-Governor dan peralatannya
-Kapasitas angkut, kecepatan, IJIN K3
tinggi vertikal
-Perhitungan tali baja LAIK
KONSTRUKSI LIFT
2/10/2020 126
IJIN PEMAKAIAN LIFT (PERMENAKER : PER 03/MEN/1999)

Pasal 30 AS BUILT DRAWING LIFT


Ayat (1) (gambar purna bangun)
Setiap lift sebelum dipakai harus
diperiksa dan diuji sesuai standar TEST & COMMISSIONING
uji yang ditentukan -PEMERIKSAAN VISUAL/VERIFIKASI DATA
-PENGUJIAN PEMBEBANAN
-PENGUJIAN REM & SAFETY DEVISES

Standar uji K3 lift :


Memenuhi
SNI 1718 – 1989 – E
syarat
Bentuk laporan :
-38 - L
-39 - L IJIN K3

LIFT LAIK
OPEPASI
1 tahun
2/10/2020 127
JUMLAH LIFT
Th.1979 SD AGUSTUS 2003

DKI JAKARTA 6707 KALIMANTAN TENGAN 2


BANTEN 28 KALIMANTAN TIMUR 86
JAWA BARAT 316 KALIMANTAN BARAT 20
JAWA TENGAH 179 KALIMANTAN SELATAN 21
YOGYAKARTA 113 SULAWESI UTARA 44
JAWA TIMUR 621 SULAWESI SELATAN 125
B A LI 192
SULAWESI TENGGARA 1
A C EH 15
SUMATERA UTARA 260 SULAWESI TENGAH -
SAMATERA BARAT 30 A M B O N 19
SUMATERA SELATAN 59 IRIAN JAYA 19
R I A U 72 NUSA TENGGARA BARAT 3
J A M BI 18 NUSA TENGGARA TIMUR 2
BENGKULU 9
LAMPUNG 26

2/10/2020 128
PERIJINAN K3 LIFT (PERMENAKER : PER 03/MEN/1999)

DESAIN LIFT IJIN PABRIKASI LIFT


K3

DESAIN IJIN PEMASANGAN


KONSTRUKSI K3 LIFT
PEMASANGAN LIFT

AS BUILT DRAWING IJIN PEMAKAIAN


TEST & Commissioning K3 LIFT

PEMERIKSAAN DAN
PENGUJIAN

2/10/2020 129
Jenis Sertifikasi K3 Bidang Listrik

1. Sertifikat Pengesahan Alat / Instalasi


- Pembuatan
- Pemasangan
- Pemakaian
2. Sertifikasi, Lisensi, Kompetensi Personil
3. SKP Lembaga K3 (Perencana, pemasang,
Riksa-uji, Pembinaan)
Jenis Sertifikasi / Perijinan K3 Listrik

A. Sertifikasi Alat / Instalasi


1. Listrik
- Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan
- Pengesahan Pemasangan Instalasi
- Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
2. Penyalur Petir
- Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan
- Pengesahan Pemasangan Instalasi
- Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
3. Pesawat Lift
- Ijin Pembuatan Alat / Bahan
- Ijin Pemasangan Instalasi
- Ijin Penggunaan Alat / Instalasi
B. Jenis Sertifikasi Kompetensi Personel

1. Bidang K3 Listrik (311/M/2002)


- Ahli K3 Listrik / Petir
- Teknisi K3 Listrik / Petir
2. Sertifikat Bidang Teknisi Lift (407/M/99)
• PENYELIA PEMASANGAN
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan
Proyek pemasangan
• TEKNISI (Ajustment)
Melaksanakan Comissioning,
• TEKNISI PEMELIHARAAN
Merawat dan memperbaiki lift
• PENYELIA OPERASI LIFT
Mengawasi kelaikan operasi lift
RANGKUMAN
Listrik, Lift mengandung potensi bahaya
Penggunaan instalasi/peralatan listrik, lift
harus memiliki ijin/pengesahan K3
Masa uji lift berlaku 1 tahun
Operasional listrik/lift harus diawasi oleh
teknisi yang kompeten
Pengurus bertanggung jawab atas
pelaksanaan syarat-syarat K3

2/10/2020 133
PENUTUP

Cara yang efisien untuk


membangun budaya K3
adalah
Membangun SMK3

2/10/2020 134
Bekerja pada keadaan bertegangan ;
• dilakukan minimal dua orang, ahli, memilki surat ijin kerja.
• Pekerja dalam keadaan sehat rohani dan jasmani.
• Pekerja harus berdiri ditempat isolasi atau menggunakan
pekakas berisolasi yang handal.
• Menggunakan pengaman badan (APD) yang diperlukan.
• Semua perlengkapan yang digunakan diperksa.
• Keadaan cuaca.
• Dilarang menyentuh perlengkapan listrik dengan tangan
telanjang.

2/10/2020 135
Bekerja di dekat instalasi yang bertegangan :
Perhatikan Jarak minimum aman
Perlengkapan harus bebas dari kebocoran isolasi atau imbas.
Dilarang menggunakan pengukur dari logam
Dilarang menggunakan tangga kayu yang diikat batang logam.

Jarak aman atau diluar jangkauan


Tegangan kV Jarak cm
1 50
12 60
20 75
70 100
150 125
220 160
500 300
2/10/2020 136
Pemberian Pertolongan

1. Menilai situasi
a. Mengenali bahaya diri sendiri dan orang
lain
b. Memperhatikan sumber bahaya
c. Memperhatikan jenis pertolongan
d. Memperhatikan adanya bahaya susulan

2/10/2020 137
Pemberian Pertolongan

2. Mengamankan Tempat Kejadian


a. Memperhatikan penyebab kecelakaan
b. Utamakan keselamatan diri sendiri
c. Singkirkan sumber bahaya yang ada
(putuskan aliran dan matikan sumber
listrik)
d. Hilangkan faktor bahaya misal dengan
menghidupkan exhaus ventilasi, jauhkan
sumber listrik dengan bahan non konduktor)
e. Singkirkan korban dengan cara aman dan
memperhatikan keselamatan diri sendiri
(dengan alat pelindung seperti; sarung
tangan, kayu, tali, kain, sapu dll).

2/10/2020 138
Pemberian Pertolongan
3. Memberikan pertolongan
a. Menilai kondisi korban dan tentukan
status korban dan prioritas tindakan
b. Berikan pertolongan sesuai status korban
Baringkan korban dengan kepala lebih rendah
dari tubuh
Bila ada tanda henti nafas dan jantung
berikan resusitasi Jantung paru
Selimuti korban
Bila luka ringan obati seperlunya (luka bakar
ringan).
Bila luka berat carikan pertolongan ke
RS/dokter.
2/10/2020 139
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN LISTRIK.
Penolong harus mengamankan diri dahulu untuk menhindarkan pengaruh
arus listrik, berada pada papan kering, kain kering, pakaian, alas yang
serupa itu yang bukan logam (kayu, karet). Jika tidak mungkin kedua
tangan penolong dibalut dengan kain kering, pakaian kering atau bahan
serupa itu (kertas, karet).
Pada saat memberikan pertolongan, penolong harus menjaga diri agar
tubuhnya jangan bersentuhan dengan benda logam.

2/10/2020 140
a. Cara membebaskan penderita dari aliran listrik
• Penghantar dibuat bebas dari tegangan dengan
memutuskan sakelar atau gawai pengaman, penghantar
ditarik sampai terlepas dari penderita dengan
menggunakan benda kering bukan logam, kayu atau tali
yang diikat pada penghantar.
• Penderita ditarik dari tempat kecelakaan.
• Penghantar dilepas dari tubuh penderita dengan tangan
yang dibungkus dengan pakaian kering yang dilipat-
lipat.
b. Berikan pertolongan medis secepatnya.

2/10/2020 141
2/10/2020 142
2/10/2020 143
HAZARD

2/10/2020 144
APD

2/10/2020 145
2/10/2020 146
2/10/2020 147
2/10/2020 148
Sekian
TERIMA
KASIH

2/10/2020 149

Anda mungkin juga menyukai