II.16.
Persyaratan K3 Pemeriksaan
dan Pengujian Instalasi,
Perlengkapan, dan
Peralatan Listrik berkala
1
MEKANISME
PEMERIKSAAN dan PENGUJIAN
Instalasi Listrik
(electrical installation (of building))
Adalah suatu jaringan listrik yang tersusun secara
terkoordinasi, mulai sumber pembangkit atau titik
sambungan suplai daya listrik sampai titik beban
rangkaian akhir yang direncanakan
2
Ketenagalistrikan
4
History K3 Listrik
5
Pasal 3
Tujuan K3 Listrik
1. Melindungi Keselamatan Kesehatan Kerja TK
dan orang lain (lingker, potensi bahaya listrik)
2. Menjamin kehandalan dan akurasi serta aman
instalasi listrik ,penyalur petir dan
pesawat lift sesuai tujuan penggunaannya.
2. Mencegah timbulnya bahaya akibat listrik
N bahaya sentuhan langsung
N bahaya sentuhan tidak langsung
N bahaya kebakaran
6
G
TT/
UU.K3 LISTRIK UU.KETENAGALISTRIKAN
Kebijakan nasional Kebijakan nasional
TET
dalam hal upaya dalam hal penyediaan
menjamin tenaga listrik
tempat kerja TM/
(pengusahaan)
yang Aman dan yang Andal, Aman dan
lingkungan yang Sehat Akrap lingkungan
TR
M
8
Perlengkapan listrik
a) meliputi bahan, fiting, gawai, peranti, luminair,
aparat, mesin, dan lainlain yang digunakan
sebagai bagian dari, atau dalam kaitan dengan,
instalasi listrik.
b) barang yang digunakan untuk maksud-maksud
seperti pembangkitan, pengubahan, transimisi
distribusi atau pemanfaatan energi listrik,
seperti, mesin, transformator, radas,
instrumen, gawai proteksi, perlengkapan untuk
pengawatan, peranti.
9
LANJUTAN
1/9/2019 10
10
Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970
Keselamatan Kerja
11
SUMBER BAHAYA Menurut R.L. UU 1/70
Pasal 2 ayat (2) huruf q
Setiap tempat dimana listrikdibangkitkan,
ditransmisikan, dibagi-bagikan, disalurkan dan
digunakan
(Objective)
Keselamatan Kerja
13
Dasar ukum :
Undang undang No 1 tahun 1970
Peraturan Menteri
Tenaga Kerja RI
Keselamatan Kerja
No Per. 12/Men/2015
April 2015
Pengawasan K3 L PUIL
2011
Mencabut Kepmenakerwajib
75/M/2002
Pemberlakuan PUIL
2000
14
STANDAR K3 LISTRIK
DI INDONESIA
Peraturan
KHUSUS B Peraturan
Khusus B
Peraturan
04/78
Peraturan
04/88
17
Sesuai dgn psl 5 ( Kegiatan –kegiatan di dalam
psl 4 ayat 1)
18
Pasal 6
- TEKNISI K3 LISTRIK.
- AHLI K3 LISTRIK
- PENGAWAS KETENAGAKERJAAN Spesialis
- Psl 7
- (PUIL 2011 Pengusahaan listrik)
- PJK 3
19
Inventarisasi
Jenis jabatan fungsional berbasis kompetensi K3 Listrik
1. Klas I. →Teknisi ( pemasangan, pemeliharaan)
2. Klas II. →Penyelia (pemasangan, pengoperasian, pemeliharaan)
3. Klas III. →Ahli K3 Listrik
22
KEMAMPUAN
→→→→→→→→→→→→
HANTAR ARUS
SYARAT K3
KHA : MIN 1,25 X I
nominal
23
24
25
26
Resistans TAHANAN ISOLASI
PANEL R-S R-T T-S R-N R-G S-N S-G T-N T-G N-G
P1- P1.1
p1-P1.2
P1.P1.5
P1-P1.6
27
N
28
Bahaya Sentuhan Tidak
Langsung
Sentuhan tidak langsung
adalah bahaya sentuhan pada
bagian konduktif yang secara
normal tidak bertegangan, menjadi
bertegangan karena terjadi
kegagalan isolasi
29
Proteksi bahaya
N Sentuhan tidak langsung
1. Sistem TT atau
Pembumian Pengaman (PP)
2. Sistem IT atau
Hantaran pengaman (HP)
3. Sistem TN atau
Pembumian Netral Pengaman (PNP)
30
1. Sistem TT atau Pembumian Pengaman (PP)
L1
Membumikan titik netral di
L2
sumbernya dan membumikan
L3
N pada BKT instalasi dan BKT
perlengkapan listrik.
31
SISTEM PEMBUMIAN PENGAMAN
L1
L2
L3
N
32
2. Sistem IT atau Hantaran pengaman (HP) Tujuan
pembumian :
Bila terjadi arus bacor atau hubung singkat, arus akan
tersalur ke bumi melalui penghantar pengaman sehingga arus
meningkat dan pengaman akan terputus secara otomatik
33
SISTEM HANTARAN PENGAMAN
L1/R
L2/S
L3/T
N
PE
34
WAKTU PEMUTUSAN
SISTEM IT
WAKTU PEMUTUSAN
TEGANGAN (detik)
(volt) N tdk N terdistribusi
terdistribusi
120-240 0,8 5
230/400 0,4 0,8
400/690 0,2 0,4
580’1000 0,1 0,2
35
3. Sistem TN atau
Pembumian Netral Pengaman (PNP)
Fasa tunggal 3 kawat
Nol &
Ground
dihubungkan
36
SISTEM HANTARAN NETRAL PENGAMAN
L1
L2
L3
N/PE
37
WAKTU PEMUTUSAN
SISTEM TN
TEGANGAN WAKTU PEMUTUSAN
(volt) (detik)
120 0,8
230 0,4
277 0,4
400 0,2
> 400 0,1
38
Sentuhan langsung
adalah bahaya sentuhan pada bagian
konduktif yang secara normal
bertegangan
39
PROTEKSI BAHAYA
SENTUH LANGSUNG
METODA :
1
Isolasi bagian aktif
2
Penghalang atau Selungkup
3
Rintangan
4
Jarak aman atau diluar jangkauan
5
Gawai proteksi arus sisa
6
3
Isolasi lantai kerja.
40
41
42
TEGANGAN SENTUH YANG DIIJINKAN (IEC)
< 50 ~
50 5
75 1
90 0.5
110 0.2
150 0.1
220 0.05
280 0.03
43
menghentikan fungsi jantung dan menghambat pernafasan
44
Kemungkinan jatuh dari ketinggian
45
Mengisolasi bagian aktif
46
Menutup dg Penghalang atau
Selungkup
47
Memasang Rintangan
48
Memberi Jarak Di Luar Jangkauan
49
PROTEKSI BAHAYA
“JARAK AMAN”
Jarak aman atau diluar jangkauan :
TEGANGAN
JARAK (cm)
(KV)
1 50
12 60
20 75
70 100
150 125
220 160
500 300
50
SISTEM PENGAMANAN
“ISOLASI LANTAI KERJA”
Rd 3000 V
V2
75 kg
V1
51
PUIL 2000 VERSUS PUIL
2011
PUIL 2000 PUIL 2011
Bagian 1 Bagian 1
Pendahuluan Pendahuluan, prinsif fundamental dan
definisi
Bagian 2 Bagian 2
Persyaratan dasar Desain instalasi listrik
Bagian 3 Bagian 3
Proteksi untuk keselamatan Asesment karakteristik umum
Bagian 4 Bagian 4
Perancangan instalasi listrik Proteksi untuk keselamatan
52
PUIL 2000 VERSUS PUIL
2011
PUIL 2000 PUIL 2011
Bagian 5 Bagian 5
Perlengkapan listrik Pemilihan dan pemasangan
perlengkapan listrik
Bagian 6 Bagian 6
Perlengkapan Hubung Bagi dan Verifikasi
Kendali (PHBK) serta komponennya
Bagian 7 Bagian 7
Penghantar dan pemasangannya Pemilihan dan pemasangan
perlengkapan listrik-Konduktor dan
pemasangannya
Bagian 8 Bagian 8
Ketentuan untuk berbagai ruang dan etentuan untuk berbagai ruang dan
instalasi khusus instalasi khusus 53
PUIL 2000 VERSUS PUIL
2011
PUIL 2000 PUIL 2011
Bagian 9 Bagian 9
Pengusahaan instalasi listrik SNI 04- Pengusahaan instalasi listrik SNI 04-
0225-2000 0225-2011
54
Jaringan Instalasi Listrik
Industri
55
Bagian-bagian jaringan
◼ Trafo Distribusi
◼ Alat Pengukur dan Pembatas (APP)
◼ Generator Set
◼ Main Distribution Panel
◼ Subdistribution Panel
56
Keberlakuan PUIL
(RUANG LINGKUP)
• PUIL 2000 (1.2.1.1)
• Berlaku untuk semua pengusahaan instalasi
– Tegangan rendah AC sampai dengan 1000 V,
– Tegangan DC 1500 V
– Tegangan Menengah sampai dengan 35 kV dalam
bangunan dan sekitarnya
• Yang meliputi :
– perancangan, pemasangan, pemeriksaan,
pengujian, pelayanan, pemeliharaan maupun
pengawasannya
57
Keberlakuan PUIL
(RUANG LINGKUP)
◼ Tegangan DC 1500 V
58
Bagian 9
Pengusahaan Instalasi Listrik
61
62
63
ALAT UKUR TAHANAN ISOLASI AMPHER TESTER
KETERANGAN TEMPERATUR ( OC )
1 2 3
OBYEK MCCB AC PHASA-T TERMINAL BAWAH
66.3
LABEL NO. X-1 T SPOT
40
PANEL /
PNL. UTAMA SEL-3 T REF
ALAT
26.3
LOKASI RUANG GENSET ∆T
SKALA C
KEMUNGKINAN PENYEBAB
Induksi elektromagnetis
66
Suhu kerja
Aspek pertimbangan rancangan /
evaluasi instalasi listrik
Internal
Jenis pelayanan/beban
◼ Penerangan Eksternal
◼ Pesawat tenaga Jenis /kondisi lingkungan
◼ Peruntukan / ◼ Ruang normal
◼ Karakteristik ◼ Ruang lembab
◼ Daur tugas ◼ Ruang panas
◼ Dll ◼ Ruang berdebu
BESARAN NOMILAL ◼ Ruang uap/gas ledak
67
Bekerja di dekat instalasi yang bertegangan :
Perhatikan Jarak minimum aman
Perlengkapan harus bebas dari kebocoran isolasi atau imbas.
Dilarang menggunakan pengukur dari logam
Dilarang menggunakan tangga kayu yang diikat batang logam.
68
Bekerja pada keadaan bertegangan ;
• dilakukan minimal dua orang, ahli, memilki surat ijin kerja.
• Pekerja dalam keadaan sehat rohani dan jasmani.
• Pekerja harus berdiri ditempat isolasi atau menggunakan
pekakas berisolasi yang handal.
• Menggunakan pengaman badan (APD) yang diperlukan.
• Semua perlengkapan yang digunakan diperksa.
• Keadaan cuaca.
• Dilarang menyentuh perlengkapan listrik dengan tangan
telanjang.
•
69
PROTEKSI BAHAYA
“JARAK AMAN”
71
Petir REF.
1. Keputusan Dirjen BATAN No.Per
02/45/DJ/31/III/1977 Ketentuan pemakaian
penangkal petir Rdioaktif
2.PP.11/1975 keselamatan kerja thd radiasi
3. PP.12 /1975 ijin pemakaian zat radioaktif atau zat
radiasi lainnya
Sebagai rujukan untuk proteksi EXTERNAL
SKB Depnaker & BATAN Kep 08/M/79 dan No.
24/DJ/20/11/79 Pemakaian Penangkal petir radioaktif
PETIR
Sasaran
KERUSAKAN
• THERMIS, OBYEK YANG TERTINGGI
• ELEKTRIS,
• MEKANIS,
1/9/2019 created by PNK3 74
74
75
Lightning also strikes people, causing serious injury and burns and
sometimes even death :
On June 14, 1991, during one of the world’s most prestigious golf
competitions, the US Open, a spectator was killed by a lightning bolt !
76
More recently in October 2002, the footballer, Herman Gavaria died after
being struck while taking part in a training session with fellow players from
the Cali club in Colombia.
77
78
80
Safe refuges from lightning : During a thunderstorm the safest place to be is in low-rise building. Keep the windows closed
and unplug any electrical equipment (if unprotected). If you can’t take refuge in a building, a car is a safe alternative. If a car
(or airplane for that matter) is hit by lightning you will not be harmed. However, avoid touching any metal parts of the
interior, such as the radio
81
Unsafe refuges from lightning : Standing in open filed, on a golf course or beach, or under a tree are all wrong places to be
when lighting strikes. Lightning is attached to tall targets. If you feel your hair standing on end, lightning is about to strike
near you.
82
83
84
BAHAYA SAMBARAN PETIR
SAMBARAN
LANGSUNG
. SAMBARAN
TIDAK LANGSUNG
85
INSTALASI PENYALUR PETIR
PERMENAKER PER-02 MEN/1989
SISTEM FRANKLIN
BAGIAN BAGIAN PENTING
PENERIMA
Sudut perlindungan (AIR TERMINAL)
112 o
HANTARAN PENURUNAN
(DOWN CONDUCTOR)min
BC 50mm2
HANTARAN PEMBUMIAN
(GROUNDING)
Resistan pembumian
mak 5 ohm
86
Jenis Penerima (Spitzer)
87
).Sistem instalasi proteksi petir dapat memanfaatkan kolom-kolom
gedung bertingkat tinggi. Sedangkan pembumiannya menggunakan tiang
pancang pada kolom-kolom tersebut. Tentu saja sambungan-sambungan
antar kolom besi betonnya harus berhubungan secara elektrik. Ini sudah
digunakan di Negeri Belanda. Metoda sistem proteksi bahaya petir
semacam ini yang disebut dengan sistem sangkkar (Faraday Cage)
Sistem sangkar faraday
seperti pada gambar
89
90
91
92
Franklin (Konventional) VS LPS
(Electrostatik/Electromagnet)
RSTN RSTN
ARRESTER
GROUNDING
94
95
LIGHTNING ARRESTER
(L.A)
100
CARA PEMASANGAN
LIGHTNING ARRESTER
Lightning arrester dipasang di jala2
masuk (sisi incoming ) di dekat
perlengkapan/alat yang dilindungi
Break Down voltage LA harus
lebihtinggi dari pada nominal voltage
alat yang dilindungi.
Bisa dipasang pada single phase
ataupun three phase jala2
101
++++++++
++++++++
++++++++
------------
-------------
------------
MENYAMBAR
JARINGAN LISTRIK
102
TYPE ARRESTER
103
104
ALAT UKUR TAHANAN SEBARAN TANAH
(EARTH TESTER)
R =A+B+C+D+E
< 11 ABAIKAN
= 11 KECIL
= 12 SEDANG
= 13 AGAK BESAR
= 14 BESAR
> 14 SANGAT BESAR
106
INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR
A: Peruntukan bangunan
Rumah tinggal : 1
Bangunan umum : 2
Banyak orang : 3
Instalasi gas,minyak, rumah sakit : 5
Gudang handak : 15
B: Struktur konstruksi
Steel structure : 0
Beton bertulang, kerangka baja atap logam: 1
Beton bertulang, atap bukan logam : 2
Kerangka kayu atap bukan logam : 3
C: Tinggi bangunan
107
INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR
C: Tinggi bangunan
s/d 6m : 0
12 m : 2
17 m : 3
25 m : 4
35 m : 5
50 m : 6
70 m : 7
100 m : 8
140 m : 9
200 m : 10
108
INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR
D: Lokasi bangunan
Tanah datar : 0
Lereng bukit : 1
Puncak bukit : 2
109
SNI 225 - 1987
Harus dipasang instalasiPUIL-1987
(820 - B.16 dan - C.4)
PROTEKSI PETIR
(Sistem internal protection)
Ruangan berpotensi
bahaya ledakan
gas/uap/debu/serat
110
PENERIMA (AIR TERMINAL)
1. Dipasang pada tempat yang akan tersambar.
2. Daerah terlindung
3. Tinggi lebih dari 15 cm dari sekitar
4. Jumlah dan jarak harus diatur (daerah perlindungan 112 derajat)
111
Pesawat lift sebagai sarana transportasi
LIFT vertikal yang dirancang dengan
perangkat pengendali otomatik dari
dalam kereta dan pada setiap lantai
pemberhentian.
Apabila terjadi sesuatu hal yang
membahayakan, penumpang tidak
dapat berbuat apa apa,
112
Listrik
Salah satu bentuk sumber daya atau
energi potensial banyak mamfaat
sebagai tenaga penggerak mekanik,
pencahayaan termasuk penggunaan
pesawat lift
Dasar :
Undang undang No 1 th 1970;
Peraturan Menaker No Per. 03/Men/1999
Kepdirjen No. : Kep 407/M/BW/1999
114
K3 LIFT
SYSTEM PENGGERAK LIFT ;
1. LIFT HYDROLIK
2. LIFT TRACXY
1. PASSENGER LIFT
2. SERVICE LIFT
3. CARGO LIFT ( SNI 1718 ) 1979
115
Ruang Mesin
Pintu
Luar
Buffer
116
Ketentuan K3 LIFT
117
Syarat-syarat K3 Lift
118
Bank Indonesia
BI
15 ORANG MENINGGAL
119
Contoh Kebakaran
120
KLASIFIKASI & KOMPETENSI TEKNISI LIFT
KEPUTUSAN MENTERI
No KEP-407/M/BW/99
PENYELIA PEMASANGAN
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan
Proyek pemasangan
TEKNISI (Ajustment)
Melaksanakan Comissioning,
TEKNISI PEMELIHARAAN
Merawat dan memperbaiki lift
121
C0ntoh
KARTU LISENSI K3
TEKNISI PEMELIHARAAN LIFT DAN ESCALATOR
No : 64/PNKK/07.03 Berlaku s/d : 28 Juli 2008
Nama : FRANSISCUS WARTOYO
Tempat & tgl lahir : Yogyakarta, 2 April 1954
Instansi/Perh. : PT. Toshindo Elevator Utama
Alamat : Jl. Boulevard Rukan Plaza Pasific B2 No. 25 -
Kelapa Gading – Jakarta Utara
Jakarta, 28 Juli 2003
PLT. DIREKTUR PENGAWASAN NORMA
KESELAMATAN KERJA
122
C0ntoh
KOMPETENSI
TEKNISI PEMELIHARAAN LIFT DAN ESCALATOR
SESUAI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA RI
NO. : KEP. 407/M/BW/1999
123
C0ntoh
124
IJIN PEMAKAIAN LIFT (PERMENAKER : PER 03/MEN/1999)
LIFT LAIK
OPEPASI
1 tahun
125
Pencegahan dan Tindakan Penyelamatan
Penyebab Kecelakaan Dalam Keadaan Darurat
Kerusakkan Tindakan
Lift
Pencegahan
Kebakaran Prosedur
Gedung dan
tindakan
Gempa Bumi standard
Persiapan
Banjir
126
Pemasangan Door Switch Untuk Mencegah :
127
Pencegahan Kecelakaan Kerja
1. Peraturan
2. Standardisasi
3. Pengawasan
4. Penelitan Teknik
5. Penelitian Medis
6. Penelitian Psikologis
7. Penelitian Statistik
8. Pendidikan
9. Pelatihan
10. Persuasi
11. Asuransi
12. Penerangan 1 s/d 11
129
MESIN DAN KAMAR MESIN
131
TALI BAJA DAN TEROMOL
- Tali baja harus kuat, luwes, tidak boleh ada sambungan,
semua utas tali seragam dari satu sumber yang sama
- Tali baja harus mempunyai angka Faktor keamanan
untuk kecepatan lift
- 20 – 59 m/menit ----- 8 x kapasitas angkut
- 59 - 90 m/menit ----- 9,5 x kapasitas angkut
- 105 – 180 m/menit ----- 10,5 x kapasitas angkut
- 210 – 300 m/menit ----- 11,5 x kapasitas angkut
- 300 atau lebih ------ 12 x kapasitas angkut
- Garis tengah tali baja penarik min 10 mm
- Tali baja tidak boleh terbuat dari rantai
- Lift tarikan gulung min mempunyai 2 tali baja
penggerak
- Lift Gesek min mempunyai 3 tali baja penarik.
132
TALI BAJA DAN TEROMOL
-Teromol harus diberi alur
-Perbandingan antara garis tengah teromol dan tali baja
-Lift penumpang atau barang = 40 : 1
-Lift pelayan = 40 : 1
-Governor = 25 : 1
133
CONVEYER
Bab IV –Per 05/M/85 Pita Tranport
DD PNK3 134
134
ESCALATOR
139
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
PENGAWASAN
- Pelaksanaan pengawasan terhadap syarat K3 lift dilakukan oleh
Pegawai Pengawas atau AHLI K3
140
Inspeksi K3
141
Pembukaan Rem Motor Secara Manual
Pintu Car
Door Cam
Pintu Luar
142
Beban nominal eskalator pada kecepatan 0.5 m/s atau 180 m/jam
dan sudut kemiringan 30
Escalator
lebar step
Kapasitas teoritis
Beban/kapasitas nominal
% kapasitas teoritis
600 mm
800 mm
1000 mm
5100 P/j
6800 P/j
8160 P/j
2040 orang/jam
3060 orang/jam
4080 orang/jam
40%
45%
50%
143
SEKIAN TERIMA KASIH
◼ WASSALAMUALAIKUM W.W
144
Aplikasi Pre Test
Persyaratan K3 untuk
Peralatan Alat Ukur Listrik
146
Persyaratan K3 untuk
Peralatan Alat Ukur Listrik
Oleh:
depnakertrans
147
PENDAHULUAN
Alat Ukur Listrik adalah instrumen yang
digunakan untuk menunjukan nilai besaran
elektrik dari suatu sistem tenaga listrik. (Arus,
Tegangan, Daya, Frekuensi, Beda Fasa, dll).
148
149
FAKTOR-FAKTOR ALAT UKUR YANG
MEMPENGARUHI HASIL PENGUKURAN
1. Ketelitian (Accuracy), menunjukan kemampuan Alat
Ukur dalam mendapatkan harga yang mendekati
harga sebenarnya.
2. Ketepatan (Prececion), menunjukan tingkat
keberhasilan Alat Ukur dari suatu sistem pengukuran.
3. Sensitivitas (Sensitivity), Menggambarkan
perbandingan antara harga pengukuran dengan
besaran responnya.
4. Resolusi (Resolution), Kemampuan Alat Ukur untuk
memberikan respon terhadap perubahan terkecil dari
nilai yang diukur.
5. Kesalahan (Error), Penyimpangan variabel yang
diukur terhadap harga sebenarnya.
150
PROSEDUR PENGUKURAN
151
TEORI KESALAHAN ALAT UKUR
Kesalahan dari suatu Alat Ukur dinyatakan
dengan rumus
M–T=Є
152
Contoh
153
KLASIFIKASI KELAS ALAT UKUR
Menurut standard IEC No 13 B-23 ada 8 Kelas Alat Ukur.
Kelas 0,05, 0,1, 0,2 Alat Ukur dengan ketelitian
yang tinggi digunakan pada laboratorium.
155
KLASIFIKASI ALAT UKUR
LISTRIK
157
Instrumen ini memiliki
konstruksi yang sama dengan
dengan kumparan putar
biasa, namun dengan
penambahan komponen
penyearah untuk pengukuran
besaran arus bolak-balik(ac).
Alat ini digunakan untuk
mengukur arus dan tegangan
dc, arus dan tegangan ac.
158
Alat ini digunakan
untuk mengukur
Frekuensi, sudut
fasa.
Alat ini dilengkapi
dengan converter.
159
Alat ukur ini beroperasi
dengan sistem pengukuran
ekspansi spiral bimetal.
Alat ukur jenis ini
digunakan untuk
mengukur besar dc dan ac
hingga 2000 Hz.
160
Alat ukur ini beroperasi
dengan sistem 2 belitan;
stator dan rotor.
Digunakan untuk
pengukuran besaran AC.
161
Alat ukur ini
dikonstruksi dengan 2
buah kumparan,
kumparan arus dan
kumparan tegangan.
162
Alat ukur ini beroperasi
dengan prinsip induksi.
Alat ini digunakan untuk
pengukuran besaran
arus bolak-balik satu fasa
maupun tiga fasa.
163
ALAT UKUR LISTRIK BERDASARKAN
JENIS BESARAN LISTRIK YANG DIUKUR
❑ Ampere Meter
❑ Volt Meter
❑ Cos Phi Meter
❑ Frekuensi Meter
❑ WH Meter
❑ Insulation Tester (Mega Ohm Meter)
❑ Earth Resistansi Meter
164
Contoh aplikasi simbol pada alat ukur Analog
165
MOV & Gas Arrester (MGA)
Tester
166
Telecommunication Line
Protectors (TLP) Tester
167
Earth Resitance Tester
168
PERALATAN BANTU UKUR
➢ POTENSIAL TRANSFORMATOR
(PT)
➢ CURRENT TRANSFORMER (CT)
➢ SHUNT RESISTOR
➢ SELEKTOR-AMP SWITCH
➢ SELEKTOR VOLT SWITCH
169
SKALA ALAT UKUR
(contoh)
170
Diagram Pengawatan
Amper Meter Dengan CT
171
Diagram Pengawatan
Volt Meter Langsung
172
Diagram Pengawatan
Volt Meter Dengan CT
173
Diagram Pengawatan
KWH Meter 1 Fasa
174
Diagram Pengawatan
KWH Meter 3 Fasa
175
Diagram Pengawatan
Earth Resistance Tester
176
SELESAI
177