Anda di halaman 1dari 114

PENGAWASAN NORMA

K3-LISTRIK
06/16/2023 1
1. MEMAHAMI BENTUK BAHAYA LISTRIK
2. MEMAHAMI PERSYARATAN DASAR PROTEKSI
UNTUK KESELAMATAN LISTRIK.
3. MENGETAHUI LANDASAN PERATURAN K3
LISTRIK.
4. MENGETAHUI PERSYARATAN DAN PROSEDUR
PENGAWASAN K3 LISTRIK

06/16/2023 created by Ganjar Budiarto 2


Tujuan K3 Listrik
1. Menjamin kehandalan dan akurasi
instalasi listrik ,penyalur petir dan
pesawat lift sesuai tujuan penggunaannya.
2. Mencegah timbulnya bahaya akibat listrik
- shock
- arc
- blast
- bahaya lain

06/16/2023 created by PNK3 3


Induksi medan listrik dan medan magnet

06/16/2023 created by Ganjar Budiarto 4


Arus / Tegangan listrik

Tidak tampak
DANGER
Tidak berbau
Tidak berbunyi

Dapat dirasakan
Dapat menyebabkan

Kematian
KASUS KEBAKARAN
Data Mabes Polri 1997-2001

- Jumlah kasus kebakaran 1121 kasus


- 76,1 % terjadi di tempat kerja
- 23,9 % bukan tempat kerja

06/16/2023 6
Data Mabes Polri 97-2001
-Api terbuka : 415 (37,19 %)
-Listrik : 297 (26,6 %)
-Pembakaran : 80 (7,17 %)
-Peralatan panas : 35 (3,14 %)
-Mekanik : 24 (2,15 %)
-Kimia : 15 (1,34 %)
-Proses biologi : 5 (0,45 % )
-Alam : 2 (0,18 %)
-Tidak dpt ditentukan : 50 (4.48 %)
-TKP rusak : 168 (15.05 %)
-Lain lain : 25 (0,24 %)
06/16/2023 created by Ganjar Budiarto 7
DASAR HUKUM
G

UU.K3 LISTRIK

TT/
UU.KETENAGALISTRIKAN
Kebijakan nasional Kebijakan nasional

TET
dalam hal upaya dalam hal penyediaan
menjamin tenaga listrik
tempat kerja TM/ (pengusahaan)
yang Aman dan yang Andal, Aman dan
lingkungan yang Sehat Akrap lingkungan
TR
M

Tempat kerja Bukan tempat kerja


06/16/2023 created by PNK3 9
Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970
Keselamatan Kerja

Pasal 2 ayat (2) huruf q


(Ruang lingkup)
Setiap tempat dimana listrik
dibangkitkan, ditransmisikan,
dibagi-bagikan, disalurkan dan
digunakan

06/16/2023 created by PNK3 10


Dasar hukum :

Pasal 3 ayat (1) huruf q


Undang undang No 1 tahun 1970

(Objective)
Keselamatan Kerja

Dengan peraturan perundangan


ditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja untuk:
q. mencegah terkena aliran listrik
berbahaya

06/16/2023 created by PNK3 11


Peraturan Menaker No. 31 Tahun 2015
Perubahan Atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Nomor Per.02/men/1989 Tentang Pengawasan Instalasi
Penyalur Petir
Peraturan Menaker No. 6 Tahun 2017
K3 Elevator dan Eskalator

Peraturan Menaker No. 33 Tahun 2015


Perubahan Atas Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
Nomor 12 Tahun 2015 Tentang Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Listrik Di Tempat Kerja

06/16/2023 12
OBYEK K3
BIDANG LISTRIK

INSTALASI INSTALASI
LISTRIK LIFT

Permenaker No 33 Permenaker No 6
Tahun 2015 tentang
INSTALASI Tahun 2017 tentang
Perubahan atas PENYALUR PETIR K3 Elevator dan
Permenaker No. 12 Escalator
Tahun 2015

Permenaker No. 12 Permenaker No 31


Tahun 2015 tentang Tahun 2015 tentang
K3 Listrik di Tempat Perubahan atas Permenaker
Kerja No 2/Men/1989

Permenaker No 2/Men/1989
ELECTRICAL SAFETY

Mencegah
kecelakaan
kerja

14
Pasal 2
Pengusaha dan / atau Pengurus wajib
melaksanakan K3 listrik di tempat kerja.
Pasal 3
Pelaksanaan K3 listrik sebagaimana dimaksud
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dalam Pasal 2 bertujuan:
Republik Indonesia a. melindungi keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja dan orang lain yang berada di
No 12 Tahun 2015 dalam lingkungan tempat kerja dari
Tentang potensi bahaya listrik;
b. menciptakan instalasi listrik yang aman,
K3 Listrik handal dan memberikan keselamatan
Di Tempat Kerja bangunan beserta isinya; dan
c. menciptakan tempat kerja yang selamat
dan sehat untuk mendorong
produktivitas.
Pasal 4
(1) Pelaksanaan K3 listrik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 merupakan
pelaksanaan persyaratan K3 yang
meliputi:
a. perencanaan, pemasangan,
penggunaan, perubahan,
Peraturan Menteri Tenaga Kerja pemeliharaan;
Republik Indonesia b. pemeriksaan dan pengujian.
(2) Persyaratan K3 sebagaimana
No 12 Tahun 2015 dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
Tentang pada kegiatan:
K3 Listrik c. pembangkitan listrik;
Di Tempat Kerja d. transmisi listrik;
e. distribusi listrik; dan
f. pemanfaatan listrik;
yang beroperasi dengan tegangan
lebih dari 50 volt arus bolak balik
atau 120 volt arus searah.
Ketenagalistrikan

06/16/2023 created by PNK3 17 next


previous
Pasal 5
(1) Kegiatan perencanaan, pemasangan,
penggunaan, perubahan, dan
pemeliharaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Republik Indonesia huruf a yang dilaksanakan pada
kegiatan pembangkitan, transmisi,
No 12 Tahun 2015 distribusi dan pemanfaatan listrik
Tentang wajib mengacu kepada standar
K3 Listrik bidang kelistrikan dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Di Tempat Kerja (2) Kegiatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan terhadap
instalasi, perlengkapan, dan
peralatan listrik.

18
Perlengkapan listrik
a) meliputi bahan, fiting, gawai, peranti, luminair, aparat,
mesin, dan lain lain yang digunakan sebagai bagian dari,
atau dalam kaitan dengan, instalasi listrik.
b) barang yang digunakan untuk maksud-maksud seperti
pembangkitan, pengubahan, transimisi distribusi atau
pemanfaatan energi listrik, seperti, mesin,
transformator, instrumen, gawai proteksi, perlengkapan
untuk pengawatan,

06/16/2023 19
Peralatan Listrik :
adalah barang pemanfaatan listrik yang merupakan
unit lengkap dan dapat mengubah energi listrik
menjadi energi bentuk lain

06/16/2023 created by PNK3 20


Pasal 6
(3). Perencanaan, pemasangan,
perubahan, dan pemeliharaan
sebagaimana dimaksud dalam pasal
5 ayat (1) dilakukan oleh:
Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Republik Indonesia a. Ahli K3 bidang listrik pada
perusahaan; atau
No 12 Tahun 2015 b. Ahli k3 bidang listrik pada PJK3
Tentang
K3 Listrik (4) Dalam hal kegiatan yang
dilaksanakan berupa pemasangan
Di Tempat Kerja dan pemeliharaan pada
pembangkitan, transmisi, distribusi
dan pemanfaatan listrik, dapat
dilakukan oleh:
c. Teknisi K3 Listrik pada
perusahaan; atau
d. Teknisi K3 Listrik pada PKJ3
21
Pasal 5
Standar Kelistrikan yang sebagai acuan :
a.Standar Nasional Indonesia;
b.Standar Internasional; dan/atau
c.Standar Nasional Negara lain yang
ditentukan oleh Pengawas
Ketenagakerjaan Spesialis K3 Listrik.
PERSYARATAN DAN PROSEDUR
PENGAWASAN K3 BIDANG LISTRIK

• Perencanaan, pemasangan, penggunaan,


perubahan, dan pemeliharaan
– wajib mengacu kepada standar bidang kelistrikan
dan ketentuan peraturan perundang-undangan
– dilakukan oleh Ahli K3 bidang Listrik
• Kewajiban keberadaan Ahli K3 bidang Listrik
– tempat kerja yang mempunyai pembangki lebih
dari 200 kVa
Lanjutan 3. Persyaratan

Pasal 10
• Pemeriksaan Dan Pengujian
– wajib dilakukan pada perencanaan, pemasangan,
penggunaan, perubahan, dan pemeliharaan
– mengacu kepada standar bidang kelistrikan dan
peraturan perundang-undangan
– dilakukan oleh Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis K3
Listrik dan/atau Ahli K3 bidang Listrik
– pelaksanannnya :
• sebelum penyerahan kepada pemilik/pengguna;
• setelah ada perubahan/perbaikan; dan
• secara berkala
Lanjutan 3. Persyaratan

Pasal 11
• Pemeriksaan berkala
– 1 (satu) tahun sekali
• Pengujian berkal
– 5 (lima) tahun sekali
• hasil pemeriksaan dan pengujian
– dilaporkan ke dinas yang membidangi pengawasan
setempat
– sebagai bahan pembinaan dan penegakan hukum
Lanjutan 3. Persyaratan

Pasal 12,13, 14
• Perlengkapan dan Peralatan tersertifikasi dari
lembaga yan berwenang
– LMK atau
– lembaga lain yang diakui
• Pengawasan norma listrik dilakukan oleh
Pengawas Ketenagakerjaan
• Sanksi : UU no 1 tahun 1970 dan UU no 13
tahun 2003
STANDAR K3 LISTRIK
DI INDONESIA

Peraturan
KHUSUS B Peraturan
Khusus B
Peraturan
04/78
Peraturan
04/88

06/16/2023 created by PNK3 28


KOMPETENSI SDM
BIDANG LISTRIK

AK3 Listrik (Kepdirjen 47/2015)


dapat mengevaluasi potensi bahaya dan tindakan koreksi terhadap gambar rancangan
dan hasil pemeriksaan dan pengujian

Teknisi Listrik (Kepdirjen 48/2015)


dapat melayani dan memelihara instalasi listrik secara benar dan aman, baik bagi
dirinya, peralatan aman dalam pengoperasiannya

06/16/2023 created by PNK3 29


N
1.Shock = tersengat listrik = kesetrum
2.Arc = Percikan api (Arc flash) 
Kebakaran (Fire)
3.Blast = Ledakan, kadang-kadang
disebut “Arc blast”
4.Bahaya lainnya :
Bahaya Induksi Electromagnetic ,
Bahaya radiasi
Bahaya terpeleset, Bahaya jatuh dari ketinggian,
Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ,
Dan lain-lain

06/16/2023 created by PNK3 30


Shock / Kesetrum
Sentuhan langsung
adalah bahaya sentuhan
pada bagian konduktif
yang secara normal
bertegangan

Sentuhan tidak langsung


adalah bahaya sentuhan pada bagian
konduktif yang secara normal tidak
bertegangan, menjadi bertegangan karena
terjadi kegagalan isolasi

06/16/2023 created by PNK3 31


Ilustrasi tentang kedua bahaya ini
ARUS YANG WAKTU
PENGARUH PADA ORGAN TUBUH MANUSIA
MENGALIR TAHAN

0,5 mA TERASA MULAI RASA KAGET TAK TENTU

1 mA TERASA JELAS TAK TENTU

2 mA MULAI KEJANG TAK TENTU

5 mA KEJANG KERAS TAK TENTU

10 mA SULIT UNTUK MELEPASKAN PEGANGAN TAK TENTU

15 mA KEJANG DENGAN RASA NYERI TAK MUNGKIN 15 DETIK.


LEPAS
20 mA NYERI HEBAT 5 DETIK

30 mA NYERI YANG TAK TERTAHANKAN. 1 DETIK.

40 mA. MULAI TAK SADAR 0,2 DETIK


Bahaya Listrik bagi Manusia
Dampak sengatan listrik bagi manusia :
- Gagal kerja jantung (Ventricular Fibrillation)
yaitu berhentinya denyut jantung atau
denyutan yang sangat lemah sehingga tidak
mampu mensirkulasikan darah dengan baik
- Gangguan pernafasan akibat kontraksi hebat
yang dialami paru-paru
- Kerusakan sel tubuh
TEGANGAN SENTUH YANG DIIJINKAN (IEC)

Tegangan Sentuh Waktu MaksimumYang Diijinkan


(Volt) (Detik)

< 50 ~
50 5
75 1
90 0.5
110 0.2
150 0.1
220 0.05
280 0.03
Dalam gambar tersebut juga ditunjukkan karakteristik salah satu pengaman
terhadap bahaya sengatan listrik, di mana ada batasan kurang dari 30 mA
dan waktu kurang dari 25 ms.
Gambar 1.7 Reaksi Tubuh terhadap Sengatan Listrik
Arc (electric)
= Percikan api
 Kebakaran (Fire)
= Terlepasnya energi panas dan cahaya
yang disebabkan oleh kerusakan listrik

39
Jenis-jenis Arc :

 Arc Flash = Arc yang timbul karena


Short Circuit [terhubungnya kawat fasa
AC atau kawat positif + DC dengan
kawat lain atau bagian konduktor lain

 Arc yang menyebabkan KEBAKARAN


(Fire)

40
1. Arc Flash = Arc yang timbul karena Short
Circuit [terhubungnya kawat fasa AC atau kawat
positif + DC dengan kawat lain atau bagian
konduktor lain

41
2. Arc yang menyebabkan
KEBAKARAN (Fire)

42
Blast (electric)
= Ledakan :

Efek ekplosif yang disebabkan


oleh ekspansi cepat dari udara
dan material yang superpanas
secara mendadak dari percikan
api
43
Blast (ledakan) :
 Blast yang berasal dari equipment
yang pemeliharaannya kurang baik ,
misalnya :
- Tranformator meledak
- Battery meledak
- Dan lain-lain

 Blast yang terjadi karena Interrupting


Rating (Breaking Capacity) yang tidak
benar pada CB & Fuse 44
1. Blast yang berasal dari
equipment yang pemeliharaannya
kurang baik, misalnya :

Transformator meledak Battery meledak


45
2. Blast yang terjadi karena
Interrupting Rating (Breaking
Capacity) yang tidak benar pada
CB & Fuse

Interior after Blast Exterior after Blast


46
PRINSIP PROTEKSI BAHAYA
LISTRIK.

 MENCEGAH MENGALIRNYA ARUS


LISTRIK MELALUI TUBUH MANUSIA.

 MEMUTUSKAN SUPLAI ARUS SECARA


OTOMATIS PADA SAAT TERJADI
GANGGUAN.
PROTEKSI BAHAYA
SENTUHAN LANGSUNG
METODA :
1 Isolasi bagian aktif

2 Penghalang atau Selungkup


3 Rintangan;
4 Jarak aman atau diluar jangkauan
5 Gawai proteksi arus sisa

3 Isolasi lantai kerja.


48
ISOLASI
BAGIAN
AKTIF
PROTEKSI DG
RINTANGAN

PENEMPATAN
DILUAR
JANGKAUAN

ISOLASI
LANTAI KERJA

PENGHALANG BACK
/SELUNGKUP
PROTEKSI BAHAYA
“JARAK AMAN”
arak aman atau diluar jangkauan :
TEGANGAN
JARAK (cm)
(KV)

1 50
12 60
20 75
70 100
150 125
220 160
500 300 50
Memberi
Jarak Di Luar
Jangkauan
PROTEKSI BAHAYA
SENTUH TIDAK
LANGSUNG
METODA :
1 Pemutusan supply secara otomatis

2 Memasang grounding (pembumian)

3 Mempergunakan perlengkapan kelas ii atau dengan


isolasi ekivalen
4 Proteksi dengan lokasi tidak konduktif

52
PROTEKSI BAHAYA
SENTUH TIDAK
LANGSUNG
METODA :

5 Proteksi dengan ikatan penyama potensial lokal bebas


BUMI
6 Proteksi dengan separasi listrik.
Memisahkan sirkit perlengkapan dari jaringan
sumber dg menggunakan trafo pemisah atau motor
generator.
7 Mamasang tanda keselamatan

53
Pemutusan Supply otomatis

• Jenis-jenis alat proteksi yang banyak dipakai,


antara lain adalah: Residual Current Device
(RCD), Earth Leakage Circuit Breaker (ELCB)
dan Ground Fault Circuit Interruptor (GFCI).
• Walau-pun berbeda-beda namun secara prinsip
adalah sama. Yakni, alat ini akan bekerja/aktif
bila mendeteksi adanya arus bocor ke tanah.
• Karena kemampuan itulah, arus bocor ini
dianalogikan dengan arus sengatan listrik yang
mengalir pada tubuh manusia.
06/16/2023 created by PNK3 55
06/16/2023 created by PNK3 56
06/16/2023 created by PNK3 57
Pembumian :
Bila terjadi arus bocor atau hubung singkat, arus akan
tersalur ke bumi melalui penghantar pengaman sehingga arus
meningkat dan pengaman akan terputus secara otomatik

Fasa tunggal 3 kawat


Penghantar Aktif
Penghantar Nol/Netral
Hantaran pengaman

06/16/2023 created by PNK3 58


Mamasang Tanda Keselamatan
 Pembebanan lebih
 Sambungan tidak sempurna
 Perlengkapan tidak standar
 Pembatas arus tidak sesuai
 Kebocoran isolasi
 Listrik statik
 Sambaran petir

06/16/2023 created by PNK3 60


KEMAMPUAN

HANTAR ARUS
SYARAT K3
KHA : MIN 1,25 X I
nominal

KHA kabel listrik ditentukan oleh jenis


bahan konduktornya dan ukuran
penampangnya
(Periksa tabel PUIL)

06/16/2023 created by PNK3 61


Resistans TAHANAN ISOLASI

PANEL R-S R-T T-S R-N R-G S-N S-G T-N T-G N-G

P1- P1.1

p1-P1.2

P1-P1.3 1000 Ohm /Volt (diruang normal)


100 Ohm / Volt (diruang lembab)
P1.P1.4

P1.P1.5

P1-P1.6

06/16/2023 created by PNK3 65


Multimeter Megger TangAmpere

created by PNK3 66 06/16/2023


5. SPESIFIKASI KAMERA INFRAMERAH Thermo Tracer TH9100 WV
High Spec, and High Performance IR Thermal
Imager
ALAT PENGUKUR PANAS Visual Camera Built into IR lens
Specifications :
THERMOGRAFH

Measuring range -40 to 2000 oC

Resolution 0.06 oC (at 30 oC 60 Hz) --- range 1

Accuracy ± 2 oC or ± 2% of reading

Detector Uncooled Focal Plane Array (microbolometer)

Spectral range 8 to 14 μm

I.F.O.V. 1.2 mrad


Focusing range 30 cm to infinity

Field of View 21.7 o(H) x 16.4 o(V)

Frame time 60 frames/sec


Display View finder and 3.5 inch LCD monitor

Thermal image pixels 320 (H) x 240 (V) pixels

Measuring functions Run / Freeze

S/N improvement ?2, ?8, ?16 and spatial filter ON/OFF

06/16/2023 createdmeasurement
Interval by PNK3 67interval
Recording on memory card : 2 t 3600 sec
THERMAL VISUAL

KETERANGAN TEMPERATUR ( OC )

1 2 3
OBYEK MCCB AC PHASA-T TERMINAL BAWAH

66.3
LABEL NO. X-1 T SPOT

40
PANEL /
PNL. UTAMA SEL-3 T REF
ALAT

26.3
LOKASI RUANG GENSET ∆T

SKALA C
KEMUNGKINAN PENYEBAB

X Koneksi buruk (kendor / kotor ) KOMENTAR & SARAN


Beban berlebih (overload)
OVERHEATING PADA KABEL MCCB AC PHASA-T TERMINAL BAWAH
PERBAIKI KONEKSI MCCB TSB
Beban tdk seimbang (unballance)
OFF PANEL, LEPAS KONEKSI YANG BERMASALAH, GANTI SKUN KABEL & KABELNYA, BERSIHKAN TERMINAL MCCB, KEMUDIAN KONEK KEMBALI DAN
KENCANGKAN BAUT TERMINASINYA
Komponen dalam PERIKSA ULANG SETELAH DILAKUKAN PERBAIKAN

Induksi elektromagnetis
06/16/2023 created by PNK3 68
Suhu kerja
MENCEGAH TERJADINYA BAHAYA
LISTRIK
Bahaya listrik dicegah sejak dari:

1. Tahap Perencanaan 2. Tahap Pemasangaan


- Mengikuti PUIL - Mengikuti Perencanaan
- Mengikuti Standard - Mengikuti PUIL
- Dihitung dengan benar - Mengikuti Standard
- Direncanakan oleh yang ahli - Menggunakan material yang benar
- Dilengkapi dengan gambar instalasi - Dipasang oleh yang ahli
- System proteksi yang benar - Diperiksa, di test, diukur oleh yang
- Menggunakan material yang standard memenuhi sarat
- Memperhitungkan keadaan sekitarnya - Dipasang arde yang benar
• basah, gas, debu, petir dsb - Dipasang pelindung dengan baik
- Dipasang system proteksi yang
benar
3. Tahap Pengoperasian 4. Tahap Pemeliharaan
- Dioperasikan sesuai dengan - Disusun rencana pemeliharaan
kemampuan instalasi - Dilaksanakan tenaga yang ahli
- Operator harus ahli sesuai dengan - Dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan prosedur
- Memperhatikan tanda dan - Pengukuran tahanan isolasi secara
peringatan berkala
- Menggunakan alat yang sesuai - Pembersihan alat dan sekitarnya
- Menggunakan alat pelinung diri - Laksanakan Preventif maintenance
(bila perlu) - Buatkan history card
- Operator harus dalam keadaan - Gunakan mateial yang benar
sehat - Penggantianpelumas sesuai
- Mendapat izin yang berwenang schedule
- Operasikan dengan prosedur - Ikti gambar yang asli dari perncana
- Perubahan suara, panas, getaran, - Perhatikan peringatan yang ada.
diwaspadai.
+ + + + +PELEPASAN
+ MUATAN LISTRIK
+++++ ++++++
+ + + + +- + DARI AWAN KE AWAN +++++
++++++
-------
-------
-------
-------
------
- DARI AWAN KE BUMI ------

71
AWAN KE AWAN

Arus : 5.000 ~ 200.000 A


o
Panas: 30.000 C

AWAN KE BUMI

KERUSAKAN
• THERMIS,
• ELEKTRIS, Sasaran
• MEKANIS,
OBYEK YANG TERTINGGI

72
Instalasi penyalur
petir yang tidak
memenuhi syarat
dapat mengundang
bahaya

Grounding tidak sempurna

Berbahaya

73
++++++++ - - - - - - - - +++++++
++++++++ - - - - - - - - +++++++++
++++++++ - - - - - - - - +++++++
------------ +++++++ - - - - - - -
------------- +++++++ - - - - - -
------------ +++++ - - - - -
DARI AWAN
KE AWAN DARI AWAN
KE BUMI

MENYAMBAR
JARINGAN LISTRIK

74
BAHAYA SAMBARAN PETIR

• • SAMBARAN
SAMBARANTIDAK
LANGSUNG
LANGSUNG

KERUSAKAN
PADA ALAT ELEKTRONIK

75
KONSEPSI PROTEKSI BAHAYA
SAMBARAN PETIR
 PERLINDUNGAN SAMBARAN LANGSUNG
Dengan memasang instalasi penyalur petir pada
bangunan
Jenis instalasi :
- Sistem Franklin
- Sistem Sangkar Faraday
- Sistem Elektro statik

 PERLINDUNGAN SAMBARAN TIDAK LANGSUNG


Dengan melengkapi peralatan penyama tegangan
pada jaringan instalasi listrik (Arrester)

76
INSTALASI PENYALUR PETIR
PERMENAKER PER-02 MEN/1989
SISTEM FRANKLIN
BAGIAN BAGIAN PENTING

PENERIMA
(AIR TERMINAL)

 HANTARAN PENURUNAN
(DOWN CONDUCTOR)

 HANTARAN PEMBUMIAN
(GROUNDING)

77
Elektrostatis

78
PROTEKSI PETIR SYSTEM INTERNAL
Semua bagian konduktif dibonding
Semua fasa jaringan RSTNG dipasang Arrester
Bila terjadi sambaran petir pada jaringan instalasi
listrik semua kawat RSTN
RSTN tegangannya sama tidak ada beda potensial RSTN

ARRESTER

GROUNDING

80
GAMBAR ARESSTER
Pengawasan K3 Instalasi +++++++
Penyalur Petir +++++++++
+++++++
- - - - - - -
- - - - - -
PERMENAKER
- - - - -
No. PER 02/MEN/1989
Tentang
Instalasi Penyalur Petir

Ruang lingkup :
Sistem eksternal

Jenis :
konvensional

82
PENERIMA (AIR TERMINAL)
1. Dipasang pada tempat yang akan tersambar.
2. Daerah terlindung
3. Tinggi lebih dari 15 cm dari sekitar
4. Jumlah dan jarak harus diatur (daerah perlindungan 112
derajat)

Penerima dapat berupa :


a. Logam bulat panjang yang terbuat dari tembaga
b. hiasan-hiasan pada atap, tiang-tiang, cerobong logam
yang disambung dengan instalasi penyalur petir.
c. Atap–atap dari logam yang disambung secara elektris.

83
84
SYARAT-SYARAT PEMASANGAN
PENGHANTAR PENURUNAN
1. Dipasang sepanjang bubungan ke tanah.
2. Diperhitungkan pemuaian dan penyusutan.
3. Jarak antara alat pemegang penghantar maximal 1,5 meter.
4. Dilarang memasang penghantar penurunan dibawah atap
dalam bangunan.
5. Jika ada, penurunan dipasang pada bagian yang terdekat
pohon, menonjol.
6. Memudahkan pemeriksaan.
7. Jika digunakan pipa logam, pada kedua ujung harus
disambung secara elektris.
8. Dipasang minimal 2 penurunan.
9. Jarak antar kaki penerima dan titik percabangan penghantar
maximal 5 meter.
85
86
BAHAN PENGHANTAR PENURUNAN
a. Kawat tembaga penampang min. 50 mm2 & Tebal minimal 2 mm.
b. Bagian atap, pilar, dinding, tulang baja yang mempunyai massa
logam yang baik.
c. Khusus tulang beton harus memnuhi :
a. Sudah direncanakan untuk itu
b. Ujung-ujung tulang baja mencapai garis permukaan air
dibawah tanah.
d. Kolom beton yang digunakan sebagai penghantar adalah kolom
beton bagian luar.
e. Pipa penyalur air hujan + minimal dua pengantar penurusan
khusus.
f. Jarak antar penghantar
a. Tinggi < 25 m max. 20 m
b. Tinggi 25 – 50 m max (30 – (0,4xtinggi bangunan)
87
c. Tinggi > 50 m max 10 meter.
SYARAT PEMBUMIAN/TAHANAN PEMBUMIAN
a. Dipasang sedemikian sehingga tahanan pembumian
terkecil.
b. Sebagai elektroda bumi dapat digunakan
a. Tulang baja dari lantai kamar, tiang pancang
(direncanakan).
b. Pipa logam yang dipasang dalam bumi secara tegak.
c. Pipa atau penghantar lingkar yang dipasang dalam
bumi secara mendatar.
d. Pelat logam yang ditanam.
e. Bahan yang diperuntukkan dari pabrikan (spesifikasi
sesuai standar)
c. Dipasang sampai mencapai permukaan air dalam bumi.
d. Masing-masing penghantar dari suatu instalasi yang
mempunyai beberapa penghantar harus disambungkan
dengan elektroda kelompok. 88
e. Terdapat sambungan ukur.
f. Jika keadaan alam tidak memungkinkan,
• Masing-masing penghantar penurunan harus disambung
dengan penghantar lingkar yang ditanam dengan
beberapa elektroda tegak atau mendatar sehingga
jumlah tahan pembumian bersama memenuhi syarat.
• Membuat suatu bahan lain (bahan kimia dan
sebagainya) yang ditanam bersama dengan elektroda
sehingga tahan pembumian memenuhi syarat.
g. Elektroda bumi yang digunakan untuk pembumian instalasi
listrik tidak boleh digunakan untuk pembumian instalasi
penyalur petir.

89
PEMBUMIAN
• Elektroda bumi harus dibuat
dan dipasang sedemikian rupa
sehingga tahanan pembumian
sekecil mungkin
• Tahanan pembumian dari
seluruh sistem pembumian
tidak boleh lebih dari 5 ohm

Panjang suatu elektroda bumi yang dipasang tegak dalam bumi tidak
boleh kurang dari 4 meter, kecuali jika sebagian dari elektroda bumi itu
sekurang-kurangnya 2 meter dibawah batas minimum permukaan air
dalam bumi;
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
1. Setiap instalasi penyalur petir harus dipelihara agar selalu
bekerja dengan tepat, aman dan memenuhi syarat.
2. Instalasi penyalur petir petir harus diperiksa dan diuji :
1. Sebelum penyerahan dari instalatir kepada pemakai.
2. Setelah ada perubahan atau perbaikan (bangunan atau
instalasi)
3. Secara berkala setiap dua tahun sekali.
4. Setelah ada kerusakan akibat sambaran petir.
3. Dilakukan oleh pegawai pengawas, Ahli K3 atau PJK3
Inspeksi.
4. Pengurus atau pemilik wajib membantu pelaksanaan
pemeriksaan dan pengujian

91
Dalam pemeriksaan dan pengujian hal yang perlu
diperhatikan :
a. Elektroda bumi, terutama pada jenis tanah yang
dapat menimbulkan karat.
b. Kerusakan-kerusakan dan karat dari penerima,
penghantar
c. Sambungan-sambungan
d. Tahanan pembumian dari masing-masing
elektroda maupun elektorda kelompok.
e. Setiap hasil pemeriksaan dicatat dan diperbaiki.
f. Tahanan pembumian dari seluruh sistem
pembumian tidak boleh lebih dari 5 ohm.
g. Dilakukan pengukuran elektroda pembumian.
92
Pengawasan Norma K3
Elevator dan Eskalator

ika sw, dit.pnk3, kemnaker


LATAR BELAKANG

ika sw, dit.pnk3, kemnaker


Blok M Square

Jumat tanggal 17 Maret


2017 Pesawat elevator No
5 di Blok M Square merosot
dari lantai 7 sampai
menyentuh buffer, korban
31 orang,kondisi korban
mulai dari trauma sampai
Patah Tulang
ika sw, dit.pnk3, kemnaker
Gedung BRI II

20 Januari 2017 pukul 11.55


Elevator merosot di Gedung
BRI II Jl. Jend. Sudirman
Kav. 44-46 Jakarta Pusat.
Elevator di lantai 12 dengan
17 penumpang merosot
sampai menyentuh buffer
sangkar, hal ini
mengakibatkan list kayu
plafon sangkar jatuh
mengenai penumpang lift
ika sw, dit.pnk3, kemnaker
RSU. Fatmawati

Minggu tanggal 19 Juni 2016


pukul 11.00 WIB di Gedung
Teratai Utara RSU. Fatmawati,
Jakarta Selatan, pesawat lift
merosot dari lt. 4 ke lt. 1,
korban 11 orang, Plafond/
dekorasi atap sangkar lift
berjatuhan, dua orang
pengunjung rumah sakit
mengalami cidera patah tulang
ika sw, dit.pnk3, kemnaker

kaki kanan dan memar kepala


Perkantoran Arkadia

Lift privat Nestle yang


melayani lantai 7
hingga 3 di Perkantoran
Hijau Arkadia anjlok
pada Kamis,10
Desember 2015, korban
2 karyawan Nestle
tewas, 1 orang luka

ika sw, dit.pnk3, kemnaker


Simplifikasi Regulasi

1. Bab IV Pasal 76 – 97 Permenaker No. Per 05/


Men/1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut,
mengatur mengenai eskalator
2. Paragraf Kedua Pasal 9 dan 10 Permenaker No.
Per. 09/Men/2010 tentang Operator dan
Petugas Pesawat Angkat dan Angkut
3. Pasal 1 - 17 Permenaker No. Per. 03/Men/1999
tentang Syarat syarat K3 Lift untuk
Pengangkutan Orang dan Barang
ika sw, dit.pnk3, kemnaker
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
Republik Indonesia No. 6 Tahun 2017
tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Elevator dan Eskalator

ika sw, dit.pnk3, kemnaker


K3 ELEVATOR DAN
ESKALATOR
PERYARATAN K3:
PABRIKASI;
LIF PEMASANGAN;
T PEMELIHARAAN
PEMAKAIAN;
PEMERIKSAAN dan
PENGUJIAN;

ika sw, dit.pnk3, kemnaker RISK


CONTROL
Ruang Mesin

Persyaratan teknis Lift


• Mesin
• Ruang /kamar mesin
• Tali baja
• Tromol
• Ruang luncur
Pintu • Rel pemandu
Luar • Lekuk dasar
• Kereta
• Governor
• Pengaman
• Bobot imbang
• Penyangga
• Instalsi listrik

Buffer
06/16/2023 created by PNK3 102
Persyaratan K3 Elevator dan
Eskalator

Ruang lingkup :
1) perencanaan dan pembuatan;
2) pemasangan, perakitan, perawatan, perbaikan
3) Pemakaian
4) Pemeriksaan dan Pengujian
 Harus memenuhi ketentuan peraturan perundang-
undangan dan/atau standar bidang elevator dan
eskalator
 harus dilakukan Teknisi K3 Elevator dan Eskalator.
ika sw, dit.pnk3, kemnaker
Personil K3 Elevator dan Eskalator

a. perusahaan yang memenuhi persyaratan sesuai


dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
b. Teknisi K3
c. Operator K3
d. Ahli K3
e. Teknisi K3, Operator K3 dan Ahli K3 bidang
Elevator dan Eskalator harus memiliki
kompetensi dan kewenangan K3 Elevator dan
Eskalator
Kewajiban Pemilik atau Pengurus dan/atau
Pengusaha atau pengelola gedung

a. memasang tanda pelarangan penggunaan Elevator


atau Eskalator pada saat kondisi darurat
kebakaran pada tempat yang mudah dilihat
dengan tulisan yang mudah dibaca dan dipahami;
b. memastikan pengunaan Elevator atau Eskalator
sesuai dengan peruntukannya; dan
c. mempunyai dan memelihara dokumen terkait
perencanaan, pembuatan, pemasangan, perakitan,
pemakaian, perawatan, pemeliharaan, perbaikan,
pemeriksaan, dan pengujian Elevator atau
Eskalator
PemeRiksaan dan/atau PengUjian

a. Pertama
• perencanaan;
• pembuatan;
• sebelum penyerahan kepada pemilik; atau
• setelah dilakukan perbaikan dengan
penggantian bagian-bagian atau komponen
utama.
b. Berkala
• dilakukan paling sedikit 1 (satu) tahun sekali
c. Khusus
• Dilakukan setelah terjadinya kecelakaan kerja
d. Ulang
• dilakukan apabila hasil pemeriksaan dan/atau
pengujian sebelumnya terdapat keraguan
Harus dilakukan oleh :
• Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis Listrik,
Elevator dan Eskalator; dan/atau
• Ahli K3 bidang Elevator dan Eskalator
Pembukaan Rem Motor Secara Manual

Pintu Car

Door Cam

Roller Pembuka Pintu

Pintu Luar
108 06/16/2023 created by PNK3
ESKALATOR

06/16/2023 created by PNK3 109


06/16/2023 created by PNK3 110
06/16/2023 created by PNK3 111
06/16/2023 created by PNK3 112
Savety Device Escalator

06/16/2023 created by PNK3 113


SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai