Norma K3 Listrik
UU.K3 LISTRIK
TT/
UU.K3 LISTRIK
Kebijakan nasional Kebijakan nasional
Kebijakan nasional
TET
dalam hal upaya dalam hal penyediaan dan
dalam hal upaya
menjamin pemanfaatan tenaga listrik
menjamin
tempat
tempatkerja (pengusahaan)
TM/
kerja
yang Aman dan yang Andal, Aman dan
yang Aman dan
lingkungan yang Sehat Akrap lingkungan
TR
lingkungan yang Sehat
M
Tempat kerja
Pengguna Listrik
5
K3 Listrik
Segala upaya dan aktivitas dalam mencegah
kecelakaan karena listrik, kebakaran karena
listrik, peledakan karena listrik, pencemaran,
penyakit, dll karena listrik di tempat kerja.
Keselamatan Kerja
Dengan peraturan perundangan
ditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja untuk:
q. mencegah terkena aliran listrik
berbahaya
Peraturan
MenteriPeraturan
Ketenagakerjaan
Menteri Ketenagakerjaan
RI
RI
10/30/2023
No. 33 Tahun 2015
created by PNK3 10
No. 33 Tahun 2015
Sejarah Regulasi K3 Listrik
STANDAR PEMBANGKIT TRANSMISI DISTRIBUSI PEMANFAATAN
AVE N2004-1838 V V V V
1. PUIL 1964 V V V V
2. PUIL 1977 V V V V
3. PUIL 1987 V V V V
4. PUIL 2000 X X X V s/d 35 kV
5. PUIL 2011 X X X V s/d 1 kV
6. PUIL 2020 X X X V
T PERENCANAAN DI
A PERENCANAAN PERENCANAAN TRANSMISI PERENCANAAN DI
H DI PEMBANGKIT PEMANFAATAN
PERENCANAAN DI
A DISTRIBUSI
P
P PEMASANGAN DI
E PEMASANGAN, PEMASANGAN TRANSMISI PEMASANGAN DI
DI PEMANFAATAN
K PENGGUNAAN, PEMBANGKIT PEMASANGAN DI
E PERUBAHAN DISTRIBUSI
R
J PEMELIHARAAN DI
A PEMELIHARAAN, PEMELIHARAAN TRANSMISI PEMELIHARAAN DI
A PEMERIKSAAN, DI PEMANFAATAN
PEMBANGKIT PEMELIHARAAN DI
N PENGUJIAN DISTRIBUSI
12
Ketenagalistrikan
Ketenagalistrikan
Pengelompokan pelanggan :
1. Dari segi peruntukan : rumah tangga, Badan Sosial, perhotelan, Industri,
Kantor Pemerintahan, pabrik, kondomonium, apartment dan lain-lain.
2. Dari segi sambungan tegangan : TR, TM dan TT.
3. Dari segi daya listrik : 450 VA, 900 VA, 1300 VA dan seterusnya.
Potensi Bahaya
Listrik
Bahaya listrik (Electrical Hazard):
1.Shock = tersengat listrik = kesetrum
4.Bahaya lainnya :
a. Bahaya Induksi Electromagnetic ketika sedang melakukan pekerjaan
pemeliharaan listrik
b. Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik
c. Bahaya terpeleset ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan
listrik
d. Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan pekerjaan
pemeliharaan listrik
e. Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika sedang
melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik
f. Dan lain-lain
20
Bahaya shock (tersengat listrik) terjadi karena dua hal
mendasar, yaitu :
< 50 ~
50 5
75 1
90 0.5
110 0.2
150 0.1
220 0.05
280 0.03
dede.s 22
PENGARUH ARUS LISTRIK PADA TUBUH MANUSIA
1 Tidak terasa
25
Cara mencegah bahaya Shock :
1.Jangan membiasakan diri mencoba secara sengaja maupun tidak
sengaja memegang benda-benda logam yang kemungkinan bisa ada
tegangan listriknya.
2.Isolasi bagian-bagian terbuka yang bertegangan.
3.Beri tutup yang aman pada bagian-bagian yang bertegangan
4.Beri pagar pengaman pada bagian-bagian bertegangan yang
kemungkinan bisa tersentuh manusia secara tidak sengaja, pasang
peralatan Interlocking (bila perlu).
5. Menempatkan peralatan pada jarak aman atau diluar jangkauan.
6.Pasang Grounding pada Instalasi listrik
7.Pasang Grounding pada bagian-bagian yang kemungkinan bisa
bertegangan (misalnya frame dari motor, dan lain-lain)
31
Melaksanakan LOTO (Lock Out Tag Out) sewaktu melakukan
pekerjaan Pemeliharaan listrik.
32
- Gunakan PPE yang benar
33
CARA MENCEGAH TERJADINYA ARC yang
menyebabkan Kebakaran:
34
Penggunaan APD yang benar untuk mencegah efek dari Arc
Flash = Arc yang timbul karena Short Circuit
35
Segitiga api (Fire Triangle)
36
Gunakan kualitas kabel yang baik
37
Hindari terjadinya “Loss Connection”
Jika ada “loss connection” maka tahanan kontaknya menjadi besar,
misalnya sama dengan 20 Ω.
Maka arus yang timbul = 220 V/20 Ω = 11 A.
Panas yang ditimbulkan cukup besar, yaitu sama dengan :
I2R = 112 x 20 = 2420 W
Panas ini bisa menimbulkan kebakaran.
38
Cara mencegah Blast yang berasal
dari equipment yang
pemeliharaannya kurang baik :
Cara mencegahnya :
Hati-hati, Hindari Unsafe Condition & Unsafe Acts,
Gunakan APD yang tepat dan baik, Patuhi rambu-rambu
yang dipasang, Patuhi prinsip-prinsip K3 Umum, dan K3 40
Spesialis.
Pasal 2
Pengusaha dan / atau Pengurus wajib
melaksanakan K3 Listrik di Tempat Kerja.
Pasal 3
Pelaksanaan K3 listrik sebagaimana
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dimaksud dalam Pasal 2 bertujuan:
Republik Indonesia a. melaksanakan K3 listrik di tempat
kerjamelindungi keselamatan dan
No 12 Tahun 2015 kesehatan tenaga kerja dan orang lain
Tentang yang berada di dalam lingkungan tempat
kerja dari potensi bahaya listrik;
K3 Listrik b. menciptakan instalasi listrik yang aman,
Di Tempat Kerja handal dan memberikan keselamatan
bangunan beserta isinya; dan
c. menciptakan tempat kerja yang selamat
dan sehat untuk mendorong
produktivitas.
Pola Pembinaan dan Pengawasan Norma K3 Listrik
• Perencanaan
• Pemasangan
• Pemeriksaan dan pengujian pertama
• Penggunaan
• Perubahan
• Pemeliharaaan
• Pemeriksaan berkala dan pengujian berkala
1. Perencanaan
– wajib mengacu kepada standar bidang
kelistrikan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan, SNI, SI atau Standar
negara lain;
– dilakukan oleh Ahli K3 bidang Listrik;
– output berupa Gambar dan Dokumen
Rencana; (Gambar Situasi, Gambar
Instalasi, Gambar SLD, Gambar Rinci, Kajian
dan perhitungan teknis, uraian teknis atau
spesifikasi teknis)
2. Pemasangan
– wajib mengacu kepada standar bidang kelistrikan
dan ketentuan peraturan perundang-undangan,
SNI, SI atau Standar negara lain;
– berdasarkan Gambar dan Dokumen Rencana;
– dilakukan oleh Teknisi / Ahli K3 bidang Listrik;
– Dokumen : Hirac, Hazop, JSA, Work Permit, SOP
pemasangan, SOP pengujian, SOP keselamatan,
jadwal penyelesaian pekerjaan, daftar tenaga
teknis pelaksana pekerjaan, struktur organisasi
personel pelaksana pekerjaan, Work Permit dan
dokumen perubahan rancangan teknis dalam hal
terjadi perubahan rancangan).
3. Pemeriksaan dan Pengujian Pertama
– dilaksanakan setelah kegiatan pemasangan selesai dan
belum digunakan;
– mengacu kepada standar bidang kelistrikan dan
peraturan perundang-undangan;
– dilakukan oleh Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis K3
Listrik, dan/atau Ahli K3 bidang Listrik pada
Perusahaan dan/atau Ahli K3 bidang Listrik dari PJK3;
– Tahapan: pemeriksaan dokumen, pemeriksaan
kesesuaian desain, pemeriksaan visual, evaluasi hasil
commissioning test, pengukuran, perhitungan,
pengujian sistem, pemeriksaan dampak lingkungan
dan pemeriksaan pengelolaan sistem proteksi korosif
untuk pembangkit tenaga listrik).
– output Riksa Uji berupa LHPP (Laporan Hasil
Pemeriksaan dan Pengujian);
4. Penggunaan / Pengoperasian
– Berupa prosedur standar pengoperasian/penggunaan,
pola operasi dan struktur organisasi mengacu kepada
standar bidang kelistrikan dan peraturan perundang-
undangan;
– bagi tempat kerja yang mengadakan kegiatan pemasangan
dan/atau pemeliharan instalasi listrik sendiri wajib
mempunyai personel Teknisi / Ahli K3 Listrik dan
Struktur organisasi pengoperasian instalasi tenaga listrik
– bagi tempat kerja yang mempunyai pembangkit dgn
kapasitas diatas 200 KVA wajib mempunyai personel Ahli
K3 Listrik;
– Dokumen : daftar perlengkapan peralatan, gambar
peralatan terpasang(as built drawing), gambar perakitan
(assembly drawing), laporan commissioning test, buku
petunjuk pemeliharaan, buku petunjuk pemeliharaan dan
prosedur standar pengoperasian yang ditetapkan oleh
pemilik instalasi tenaga listrik).
5. Perubahan
– dikatakan perubahan jika terjadi perubahan
kapasitas daya, perluasan instalasi secara
permanen, perubahan standar dan lainnya;
– mengacu kepada standar bidang kelistrikan dan
peraturan perundang-undangan;
– wajib melakukan revisi gambar/dokumen;
– wajib melakukan Riksa Uji Perubahan yang
dilakukan oleh Pengawas Ketenagakerjaan
Spesialis K3 Listrik, Elevator dan Eskalator
dan/atau Ahli K3 bidang Listrik pada Perusahaan
dan/atau Ahli K3 bidang Listrik dari PJK3.
– output Riksa Uji Perubahan berupa LHPP
(Laporan Hasil Pemeriksaan dan Pengujian);
6. Pemeliharaan
– Meliputi kegiatan pemeriksaan,
perawatan, perbaikan, dan uji ulang.
– wajib mengacu kepada standar bidang
kelistrikan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
– dilakukan dengan cara Preventive
Maintenance, Predictive Maintenance
dan Corrective Maintenance;
– dilakukan oleh Teknisi / Ahli K3 bidang
Listrik; Badan Usaha jasa pemliharaan
instalasi tenaga listrik sesuai ketentuan.
7. Pemeriksaan dan Pengujian Berkala
– dilaksanakan secara berkala, antara lain :
1. Pemeriksaan Berkala Instalasi Listrik paling
sedikit 1 (satu) tahun sekali;
2. Pengujian Berkala Instalasi Listrik paling
sedikit 5 (lima) tahun sekali;
– mengacu kepada standar bidang kelistrikan dan
peraturan perundang-undangan;
– Pemeriksaan berkala meliputi kegiatan penilaian
dan pengukuran;
– Pengujian berkala meliputi kegiatan penilaian,
pengukuran, perhitungan dan pengetesan;
– output Riksa Uji berupa LHPP (Laporan Hasil
Pemeriksaan dan Pengujian);
PERALATAN PEMELIHARAAN DAN RIKSA UJI K3 LISTRIK
Multimeter
Clamp Meter
APD Pekerjaan Listrik
Pedoman pembinaan calon Ahli K3 bidang listrik dan teknisi
K3 Listrik
1. Adanya pelaksanaan pemasangan instalasi listrik pada gedung workshop yang dilakukan
oleh PT. ABC, akan tetapi tidak memiliki SKP PJK3 sebagai PJK3 Instalatir serta saat
ditanyakan tidak memiliki tenaga ahli di bidang K3 Listrik
2. PT. XYZ memiliki pembangkit 350 kVA dan penanggung jawabnya adalah seorang Teknisi K3
Listrik yang telah memiliki sertifikat dan lisensi dari Kementerian Ketenagakerjaan RI. Teknisi
K3 Listrik ini diberikan tugas melakukan pemeliharaan, perbaikan serta pemeriksaan
pengujian di PT. XYZ
Ilustrasi Temuan Teknis PT. XYZ
03 04
05
Tugas Kelompok
1. Tentukan ketua kelompok dan sekretaris
2. Buatlah tabel identifikasi temuan dengan rincian sebagai berikut : Temuan, Potensi
Bahaya, Dampak, Peraturan Perundangan dan Rekomendasi Perbaikan
3. Pengisian Buku Akte Pengawasan Ketenagakerjaan
4. Buatlah Nota Pemeriksaan
5. Dikerjakan secara berkelompok selama 60 menit dalam PPT dan dipresentasikan