Anda di halaman 1dari 75

Pengawasan

Norma K3 Listrik

Diklat Pengawas Ketenagakerjaan A. 105 Tahun 2022


oleh
Nashruddin Anwar, ST, MT
NASHRUDDIN ANWAR, ST,
MT

Diklat & Kursus : - Diklat Pengawas Ketenagakerjaan, 2013


- Diklat Pengawas Spesialis K3 Listrik, 2014
Jabatan :- Pengawas Ketenagakerjaan Ahli Muda
Penugasan sebagai Sub Koordinator Seksi K3
Instansi : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa
Tengah
Hp : 0821 3750 2789
Email : nashruddin.anwar@yahoo.co.id
Kecelakaan Kerja di PT. SAMA, 17 Januari 2022
1 ORANG TEWAS
KESETRUM LISTRIK
Pabrik PT. Starindo Jaya Packaging Pati
Sabtu, 12 Feb 2022

Kebakaran disebabkan oleh pecahnya lampu di dalam pabrik yang mengakibatkan


terjadinya korsleting listrik
G

UU.K3 LISTRIK

TT/
UU.K3 LISTRIK
Kebijakan nasional Kebijakan nasional
Kebijakan nasional

TET
dalam hal upaya dalam hal penyediaan dan
dalam hal upaya
menjamin pemanfaatan tenaga listrik
menjamin
tempat
tempatkerja (pengusahaan)

TM/
kerja
yang Aman dan yang Andal, Aman dan
yang Aman dan
lingkungan yang Sehat Akrap lingkungan

TR
lingkungan yang Sehat
M

Tempat kerja
Pengguna Listrik
5
K3 Listrik
Segala upaya dan aktivitas dalam mencegah
kecelakaan karena listrik, kebakaran karena
listrik, peledakan karena listrik, pencemaran,
penyakit, dll karena listrik di tempat kerja.

Keselamatan Ketenagalistrikan adalah segala upaya atau langkah


pemenuhan standardisasi peralatan dan pemanfaat tenaga listrik,
pengamanan instalasi tenaga listrik, dan pengamanan pemanfaat
tenaga listrik untuk mewujudkan kondisi andal dan aman bagi
instalasi, aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk hiduplainnya,
serta ramah lingkungan.
Dasar hukum :

Undang undang No 1 tahun 1970


Keselamatan Kerja
Pasal 2 ayat (2) huruf q
(Ruang lingkup)
Setiap tempat dimana listrik
dibangkitkan, ditransmisikan,
dibagi-bagikan, disalurkan dan
digunakan

10/30/2023 created by PNK3 7


Dasar hukum :

Undang undang No 1 tahun 1970


Pasal 3 ayat (1) huruf q
(Objective)

Keselamatan Kerja
Dengan peraturan perundangan
ditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja untuk:
q. mencegah terkena aliran listrik
berbahaya

10/30/2023 created by PNK3 8


Dasar hukum :

Pasal 4 ayat (1)

Undang undang No 1 tahun 1970


Keselamatan Kerja
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat
keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan,
pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan,
pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan
penyimpanan bahan, barang, produk teknis dan aparat
produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan
Bahaya kecelakaan

10/30/2023 created by PNK3 9


Dasar hukum :

Undang undang No 1 tahun 1970


Keselamatan Kerja
Peraturan
MenteriPeraturan
Ketenagakerjaan
Menteri Ketenagakerjaan
RI
RI
No. 12 Tahun 2015
No. 12 Tahun 2015

Peraturan
MenteriPeraturan
Ketenagakerjaan
Menteri Ketenagakerjaan
RI
RI
10/30/2023
No. 33 Tahun 2015
created by PNK3 10
No. 33 Tahun 2015
Sejarah Regulasi K3 Listrik
STANDAR PEMBANGKIT TRANSMISI DISTRIBUSI PEMANFAATAN
AVE N2004-1838 V V V V
1. PUIL 1964 V V V V
2. PUIL 1977 V V V V
3. PUIL 1987 V V V V
4. PUIL 2000 X X X V s/d 35 kV
5. PUIL 2011 X X X V s/d 1 kV
6. PUIL 2020 X X X V

Standar STANDAR TERBUKA


K3 Listrik IEC; IEEE; NEC; ANSI; NFPA; ATEX; Manual Handbook,
Standart negara lain
Perundangan K3
Listrik Permenaker No. 12/2015 dan Permenaker No.
33/2015
RUANG LINGKUP K3 LISTRIK

KELOMPOK POLA SISTEM TENAGA LISTRIK


PEMBANG TRANSMISI PEMANFAATAN
PERSYARATA KITAN LISTRIK & LISTRIK
N K3 LISTRIK DISTRIBUSI
LISTRIK

T PERENCANAAN DI
A PERENCANAAN PERENCANAAN TRANSMISI PERENCANAAN DI
H DI PEMBANGKIT PEMANFAATAN
PERENCANAAN DI
A DISTRIBUSI
P
P PEMASANGAN DI
E PEMASANGAN, PEMASANGAN TRANSMISI PEMASANGAN DI
DI PEMANFAATAN
K PENGGUNAAN, PEMBANGKIT PEMASANGAN DI
E PERUBAHAN DISTRIBUSI
R
J PEMELIHARAAN DI
A PEMELIHARAAN, PEMELIHARAAN TRANSMISI PEMELIHARAAN DI
A PEMERIKSAAN, DI PEMANFAATAN
PEMBANGKIT PEMELIHARAAN DI
N PENGUJIAN DISTRIBUSI
12
Ketenagalistrikan
Ketenagalistrikan

10/30/2023 created by PNK3 13


previous next
Transformator Distribusi
G L
V
MV Industri
Pembangkit Transmisi Distribusi Distribusi Pemanfaatan
primer

13,8 kV-24 kV 115 kV-700 kV 70 kV-150 kV 20 kV 380 / 220 V


High Voltage Extra High Voltage Medium Voltage Low Voltage
High Voltage / SUTET

Voltage Levels USA Standard PUIL 2011, page 43 PLN


Extra Low Voltage Safe for human :
(ELV) < 50 Volt (ac)
< 120 Volt (dc)
Low Voltage (LV) 110 Volt , 240 < 1000 Volt (ac) 380 Volt/220 Volt
Volt, 480 Volt < 1500 Volt (dc) SUTR,SKTR
Medium Voltage (MV) 4.16 kV, 13.8 1 kV - 35 kV 6KV,20KV
kV ,34.5 kV SUTM,SKTM
High Voltage (HV) 69 kV, 115 > 35 kV 150 KV
kV ,138 kV, SUTT, SKTT
161 kV ,230
Extra High Voltage kV,kV,
345 287 KVkV
500 500 KV
(EHV) 765 kV SUTET
Ultra High Voltage 1100 kV, 14
(UHV) 1500 kV
A. PEMBANGKITAN
Pengertian dan fungsi pembangkit tenaga listrik:
1. Suatu sub sistem dari sistem tenaga listrik yang teridiri dari instalasi elektrikal, mekanikal,
bangunan-bangunan (civil works) bangunan dan fasilitas pelengkap, serta bangunan dan
komponen bantu lainnya.
2. Berfungsi untuk membangkitkan energi listrik, dengan cara mengubah potensi
(energi) mekanik menjadi energi listrik.

Jenis pembangkit tenaga listrik :


1. Thermis : PLTP, PLTD, PLTU, PLTG, PLTGU (CCPP), PLTN dan PLTS.
2. Non Thermis : PLTA dan PLTM
B. TRANSMISI

Pengertian penyaluran enerji listrik :


Proses dan cara menyalurkan enerji listrik dari satu tempat ke tempat
lainnya (dari pembangkit listrik ke gardu induk dan dari satu gardu
induk ke gardu induk lainnya), yang terdiri dari konduktor yang
direntangkan antara tiang-tiang (tower), melalui isolator-isolator,
dengan sistem tegangan tinggi.

Jenis penyaluran dan kualifikasi tegangan :


1. SUTT : 30 KV, 70 KV dan 150 KV.
2. SUTET : 275 KV dan 500 KV.
3. SKTT : 150 KV
4. Sub Marine Cable : 150 KV
C. DISTRIBUSI
Pengertian dan fungsi distribusi tenaga listrik :
1. Pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa
tempat (pelanggan).
2. Merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung
berhubungan dengan pelanggan,karena catu daya pada
pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani langsung melalui jaringan
distribusi.

Jika dilihat dari pengertian tersebut di atas, maka :


1. Jaring distribusi tidak hanya terbatas yang memiliki
tegangan 6 KV atau 20 KV.
2. Jaringan listrik 70 KV atau 150 KV, jika langsung melayani
pelanggan, bisa disebut jaringan distribusi.
D. PEMANFAATAN
Yang dimaksud PEMANFAATAN adalah :
Semua Tempat Kerja yang membeli, berlangganan atau menggunakan energi listrik.

Pengelompokan pelanggan :
1. Dari segi peruntukan : rumah tangga, Badan Sosial, perhotelan, Industri,
Kantor Pemerintahan, pabrik, kondomonium, apartment dan lain-lain.
2. Dari segi sambungan tegangan : TR, TM dan TT.
3. Dari segi daya listrik : 450 VA, 900 VA, 1300 VA dan seterusnya.
Potensi Bahaya
Listrik
Bahaya listrik (Electrical Hazard):
1.Shock = tersengat listrik = kesetrum

2.Arc = Percikan api (Arc flash)  Kebakaran (Fire)

3.Blast = Ledakan, kadang-kadang disebut “Arc blast”

4.Bahaya lainnya :
a. Bahaya Induksi Electromagnetic ketika sedang melakukan pekerjaan
pemeliharaan listrik
b. Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik
c. Bahaya terpeleset ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan
listrik
d. Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan pekerjaan
pemeliharaan listrik
e. Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika sedang
melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik
f. Dan lain-lain

20
Bahaya shock (tersengat listrik) terjadi karena dua hal
mendasar, yaitu :

a. Sentuh langsung terjadi ketika manusia menyentuh


bagian aktif perlengkapan, peralatan dan instalasi
listrik yang bertegangan.
b. Sentuh tidak langsung terjadi ketika manusia
menyentuh Bagian Konduktif Terbuka (BKT) dan
Bagian Konduktif Ekstra (BKE) instalasi yang secara
normal tidak bertegangan namun karena adanya
kegagalan isolasi menjadi bertegangan.
TEGANGAN SENTUH YANG DIIJINKAN (IEC)

Tegangan Sentuh Waktu Maksimum Yang


(Volt) Diijinkan (Detik)

< 50 ~
50 5
75 1
90 0.5
110 0.2
150 0.1
220 0.05
280 0.03
dede.s 22
PENGARUH ARUS LISTRIK PADA TUBUH MANUSIA

BESARNYA ARUS PENGARUH PADA TUBUH MANUSIA


0 ……… 0,9 mA BELUM DIRASAKAN PENGARUHNYA
0,9 ……… 1,2 mA BARU TERASA ADANYA ARUS LISTRIK
MULAI TERASA SEAKAN-AKAN ADA YANG
1,2 ……… 1,6 mA MERAYAP DIDALAM TANGAN

TANGAN SAMPAI KESIKU MERASA KESEMUTAN


1,6 ……… 6,0 mA
TANGAN MULAI KAKU, RASA KESEMUTAN MAKIN
6,0 ……… 8,0 mA BERTAMBAH
RASA SAKIT TIDAKTERTAHANKAN PENGHANTAR
MASIH DAPAT DILEPASKAN DENGAN GAYA YANG
13 ……… 15,0 mA BESAR SEKALI

OTOT TIDAK SANGGUP LAGI MELEPASKAN


15 ……… 20,0 mA PENGHANTAR
DAPAT MENGAKIBATKAN KERUSAKAN PADA
20 ……… 50,0 mA TUBUH MANUSIA
BATAS ARUS YANG DAPAT MENYEBABKAN
50 ……… 100,0 mA KEMATIAN
Daerah Reaksi tubuh

1 Tidak terasa

2 Terasa, tetapi belum


menyebabkan
gangguan kesehatan
3 Kejang otot, dan
gangguan pernafasan
4 Kegagalan detak
jantung, kematian

0,01 Amper=10 mA Setara dengan :


Lampu pijar 2,5 Watt, 220 Volt
0,1 Amper=100mA Setara dengan :
Lampu pijar 20 Watt, 220 Volt
 Pada 30 mA : Manusia Tidak bisa melepaskan diri sendiri
(Can not let go)=Mulai lengket  Sensitivitas ELCB dipilih = 30 mA.
24
 Lihat Kurva : ELCB trip pada 30 mA dalam waktu 20 mS.
“HEAT” BISA TIMBUL KARENA:

1. Terjadi short circuit, tetapi alat proteksi tidak


mentripkan cicuit
2. Kualitas kabel (kawat dan isolasi) tidak baik
3. Penggunaan jenis kabel yang salah (misalnya
NYM hanya untuk indoor).
4. Ukuran kawat terlalu kecil
5. Terjadi “loss connection” (dari sambungan
kawat, tusuk kontak yang bertumpuk-tumpuk
yang cenderung tidak rapat, dan lain-lain)

25
Cara mencegah bahaya Shock :
1.Jangan membiasakan diri mencoba secara sengaja maupun tidak
sengaja memegang benda-benda logam yang kemungkinan bisa ada
tegangan listriknya.
2.Isolasi bagian-bagian terbuka yang bertegangan.
3.Beri tutup yang aman pada bagian-bagian yang bertegangan
4.Beri pagar pengaman pada bagian-bagian bertegangan yang
kemungkinan bisa tersentuh manusia secara tidak sengaja, pasang
peralatan Interlocking (bila perlu).
5. Menempatkan peralatan pada jarak aman atau diluar jangkauan.
6.Pasang Grounding pada Instalasi listrik
7.Pasang Grounding pada bagian-bagian yang kemungkinan bisa
bertegangan (misalnya frame dari motor, dan lain-lain)

8.Pasang ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) dengan sensitivity


maksimum 30 mA. Nama lain dari ELCB adalah GPAS (Gawai Proteksi
Arus Sisa), alias RCCB (Residual Current Circuit Breaker), alias RCD
(Residual Current Detector), alias GFCI (Ground Fault Current
Interrupter).

9.Laksanakan LOTO (Lock Out Tag Out) sewaktu melakukan pekerjaan


listrik.
10.Gunakan APD (PPE) yang benar 26
Kode IP
Penempatan di Luar Jangkauan
Beri pagar pengaman pada bagian-bagian bertegangan yang
kemungkinan bisa tersentuh manusia secara tidak sengaja.

31
Melaksanakan LOTO (Lock Out Tag Out) sewaktu melakukan
pekerjaan Pemeliharaan listrik.

32
- Gunakan PPE yang benar

33
CARA MENCEGAH TERJADINYA ARC yang
menyebabkan Kebakaran:

1. Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit, dan harus ada


alat proteksi (CB atau Fuse)
2. Gunakan kualitas kabel (kawat dan isolasi) yang baik
3. Gunakan jenis kabel yang benar
4. Gunakan ukuran kawat yang sesuai dengan KHA
(Ampacity)nya.
5. Hindari terjadinya “Loss connection”

34
Penggunaan APD yang benar untuk mencegah efek dari Arc
Flash = Arc yang timbul karena Short Circuit

35
Segitiga api (Fire Triangle)

36
Gunakan kualitas kabel yang baik

37
Hindari terjadinya “Loss Connection”
Jika ada “loss connection” maka tahanan kontaknya menjadi besar,
misalnya sama dengan 20 Ω.
Maka arus yang timbul = 220 V/20 Ω = 11 A.
Panas yang ditimbulkan cukup besar, yaitu sama dengan :
I2R = 112 x 20 = 2420 W
Panas ini bisa menimbulkan kebakaran.

Alat untuk mengetahui loss connection pada sambungan lempeng rel


adalah MicroOhm meter.

38
Cara mencegah Blast yang berasal
dari equipment yang
pemeliharaannya kurang baik :

1Laksanakan pekerjaan Pemeliharaan


(PM, PdM, dan CM) sesuai dengan
prosedur-prosedur pemeliharaan
(Maintenance Prosedures).

2. Lakukan JSA (Job Safety Analysis)


untuk setiap pekerjaan Pemeliharaan 39

(PM, PdM, CM)


Bahaya-bahaya lain
Yang dimaksud bahaya-bahaya lain dari listrik adalah bahaya-
bahaya yang selain Shock, Arc & Blast :

1.Bahaya Induksi Electromagnetic ketika sedang melakukan


pekerjaan pemeliharaan listrik
2.Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan
pemeliharaan listrik
3.Bahaya terpeleset ketika sedang melakukan pekerjaan
pemeliharaan listrik
4.Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan
pekerjaan pemeliharaan listrik
5.Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika sedang
melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik
6. Dll ……………………………………

Cara mencegahnya :
Hati-hati, Hindari Unsafe Condition & Unsafe Acts,
Gunakan APD yang tepat dan baik, Patuhi rambu-rambu
yang dipasang, Patuhi prinsip-prinsip K3 Umum, dan K3 40

Spesialis.
Pasal 2
Pengusaha dan / atau Pengurus wajib
melaksanakan K3 Listrik di Tempat Kerja.
Pasal 3
Pelaksanaan K3 listrik sebagaimana
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dimaksud dalam Pasal 2 bertujuan:
Republik Indonesia a. melaksanakan K3 listrik di tempat
kerjamelindungi keselamatan dan
No 12 Tahun 2015 kesehatan tenaga kerja dan orang lain
Tentang yang berada di dalam lingkungan tempat
kerja dari potensi bahaya listrik;
K3 Listrik b. menciptakan instalasi listrik yang aman,
Di Tempat Kerja handal dan memberikan keselamatan
bangunan beserta isinya; dan
c. menciptakan tempat kerja yang selamat
dan sehat untuk mendorong
produktivitas.
Pola Pembinaan dan Pengawasan Norma K3 Listrik

• Perencanaan
• Pemasangan
• Pemeriksaan dan pengujian pertama
• Penggunaan
• Perubahan
• Pemeliharaaan
• Pemeriksaan berkala dan pengujian berkala
1. Perencanaan
– wajib mengacu kepada standar bidang
kelistrikan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan, SNI, SI atau Standar
negara lain;
– dilakukan oleh Ahli K3 bidang Listrik;
– output berupa Gambar dan Dokumen
Rencana; (Gambar Situasi, Gambar
Instalasi, Gambar SLD, Gambar Rinci, Kajian
dan perhitungan teknis, uraian teknis atau
spesifikasi teknis)
2. Pemasangan
– wajib mengacu kepada standar bidang kelistrikan
dan ketentuan peraturan perundang-undangan,
SNI, SI atau Standar negara lain;
– berdasarkan Gambar dan Dokumen Rencana;
– dilakukan oleh Teknisi / Ahli K3 bidang Listrik;
– Dokumen : Hirac, Hazop, JSA, Work Permit, SOP
pemasangan, SOP pengujian, SOP keselamatan,
jadwal penyelesaian pekerjaan, daftar tenaga
teknis pelaksana pekerjaan, struktur organisasi
personel pelaksana pekerjaan, Work Permit dan
dokumen perubahan rancangan teknis dalam hal
terjadi perubahan rancangan).
3. Pemeriksaan dan Pengujian Pertama
– dilaksanakan setelah kegiatan pemasangan selesai dan
belum digunakan;
– mengacu kepada standar bidang kelistrikan dan
peraturan perundang-undangan;
– dilakukan oleh Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis K3
Listrik, dan/atau Ahli K3 bidang Listrik pada
Perusahaan dan/atau Ahli K3 bidang Listrik dari PJK3;
– Tahapan: pemeriksaan dokumen, pemeriksaan
kesesuaian desain, pemeriksaan visual, evaluasi hasil
commissioning test, pengukuran, perhitungan,
pengujian sistem, pemeriksaan dampak lingkungan
dan pemeriksaan pengelolaan sistem proteksi korosif
untuk pembangkit tenaga listrik).
– output Riksa Uji berupa LHPP (Laporan Hasil
Pemeriksaan dan Pengujian);
4. Penggunaan / Pengoperasian
– Berupa prosedur standar pengoperasian/penggunaan,
pola operasi dan struktur organisasi mengacu kepada
standar bidang kelistrikan dan peraturan perundang-
undangan;
– bagi tempat kerja yang mengadakan kegiatan pemasangan
dan/atau pemeliharan instalasi listrik sendiri wajib
mempunyai personel Teknisi / Ahli K3 Listrik dan
Struktur organisasi pengoperasian instalasi tenaga listrik
– bagi tempat kerja yang mempunyai pembangkit dgn
kapasitas diatas 200 KVA wajib mempunyai personel Ahli
K3 Listrik;
– Dokumen : daftar perlengkapan peralatan, gambar
peralatan terpasang(as built drawing), gambar perakitan
(assembly drawing), laporan commissioning test, buku
petunjuk pemeliharaan, buku petunjuk pemeliharaan dan
prosedur standar pengoperasian yang ditetapkan oleh
pemilik instalasi tenaga listrik).
5. Perubahan
– dikatakan perubahan jika terjadi perubahan
kapasitas daya, perluasan instalasi secara
permanen, perubahan standar dan lainnya;
– mengacu kepada standar bidang kelistrikan dan
peraturan perundang-undangan;
– wajib melakukan revisi gambar/dokumen;
– wajib melakukan Riksa Uji Perubahan yang
dilakukan oleh Pengawas Ketenagakerjaan
Spesialis K3 Listrik, Elevator dan Eskalator
dan/atau Ahli K3 bidang Listrik pada Perusahaan
dan/atau Ahli K3 bidang Listrik dari PJK3.
– output Riksa Uji Perubahan berupa LHPP
(Laporan Hasil Pemeriksaan dan Pengujian);
6. Pemeliharaan
– Meliputi kegiatan pemeriksaan,
perawatan, perbaikan, dan uji ulang.
– wajib mengacu kepada standar bidang
kelistrikan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
– dilakukan dengan cara Preventive
Maintenance, Predictive Maintenance
dan Corrective Maintenance;
– dilakukan oleh Teknisi / Ahli K3 bidang
Listrik; Badan Usaha jasa pemliharaan
instalasi tenaga listrik sesuai ketentuan.
7. Pemeriksaan dan Pengujian Berkala
– dilaksanakan secara berkala, antara lain :
1. Pemeriksaan Berkala Instalasi Listrik paling
sedikit 1 (satu) tahun sekali;
2. Pengujian Berkala Instalasi Listrik paling
sedikit 5 (lima) tahun sekali;
– mengacu kepada standar bidang kelistrikan dan
peraturan perundang-undangan;
– Pemeriksaan berkala meliputi kegiatan penilaian
dan pengukuran;
– Pengujian berkala meliputi kegiatan penilaian,
pengukuran, perhitungan dan pengetesan;
– output Riksa Uji berupa LHPP (Laporan Hasil
Pemeriksaan dan Pengujian);
PERALATAN PEMELIHARAAN DAN RIKSA UJI K3 LISTRIK

Multimeter

Insulation Tester IR Thermal Imaging


Camera

Clamp Meter
APD Pekerjaan Listrik
Pedoman pembinaan calon Ahli K3 bidang listrik dan teknisi
K3 Listrik

• Permenaker No. 12 Tahun 2015


• Kepdirjen PPK&K3 No. 47 Tahun 2015,
sertifikasi Ahli K3 Bidang Listrik
• Kepdirjen PPK&K3 No. 48 Tahun 2015,
Sertifikasi Teknisi Listrik
Tugas dan tanggung jawab Ahli K3 listrik
• Tugas :
Melaksanakan persyaratan K3 listrik di tempat kerja pada tahap
perencanaan, pemasangan, perubahan dan pemeliharaan.
• Tanggung Jawab :
Memastikan menjamin perlengkapan, peralatan dan instalasi
listrik pada pembangkitan, transmisi, distribusi, dan
pemanfaatan listrik yang dirancang, dipasang, dirubah dan
dipelihara dalam keadaan aman.
• Kompetensi Khusus (Pasal 6 ayat (2)) :
Memiliki kemampuan melakukan identifikasi, evaluasi,
dan pengendalian masalah-masalah keselamatan dan
kesehatan kerja di tempat kerja sesuai dengan bidang K3
Kewenangan dan Kewajiban Teknisi K3 Listrik

• Kewenangan Teknisi K3 Listrik : Melakukan pemasangan


dan pemeliharaan perlengkapan, peralatan dan instalasi
listrik pada pembangkitan, transmisi, distribusi, dan
pemanfaatan listrik
(Pasal 6 ayat (4)
• Kewajiban Teknisi K3 Listrik : Melakukan pengecekan
dan pengamatan kondisi dan kemampuan operasi
perlengkapan, peralatan dan instalasi listrik pada
pembangkitan, transmisi, distribusi, dan pemanfaatan
listrik sesuai dengan Ketentuan/ Standart yang berlaku.
Kewajiban Administrasi

Sertifikat Lisensi dan SKP PJK3, Tenaga


Ahli PJK3 dan
SKP Personil K3 Kelengkapan Sarana
Listrik Prasarana Riksa Uji

Checklist Laporan Riksa Uji


Pemeliharaan
Contoh Sertifikat Lisensi dan SKP Personil K3 Listrik
Contoh SKP PJK3 Bidang Listrik

Persyaratan Penunjukan Cek Teman K3


Beranda TemanK3
Chekclist Pengawasan dan Pemeriksaan Norma K3 Listrik
Chekclist Pengawasan dan Pemeriksaan Norma K3 Listrik
Identifikasi Generator/Pembangkitan Listrik
Identifikasi sistem Distribusi Listrik
Identifikasi sistem Pemanfaatan Listrik
Surat Keterangan Layak K3
Laporan Hasil Pemeriksaan dan Pengujian K3 Listrik
Laporan Hasil Pemeriksaan dan Pengujian K3 Listrik
Contoh Akta Pengawasan_Norma K3 Listrik
Contoh Nota Pemeriksaan_Norma K3 Listrik
Contoh Nota Pemeriksaan_Norma K3 Listrik
Contoh Laporan Hasil Pemeriksaan_Norma K3 Listrik
Contoh Laporan Hasil Praktek Kompetensi (LHPK)_GLADI PETA
DISKUSI
KELOMPOK
Hasil pemeriksaan Pengawas Ketenagakerjaan pada PT. XYZ mendapatkan temuan
administrative sebagai berikut :

1. Adanya pelaksanaan pemasangan instalasi listrik pada gedung workshop yang dilakukan
oleh PT. ABC, akan tetapi tidak memiliki SKP PJK3 sebagai PJK3 Instalatir serta saat
ditanyakan tidak memiliki tenaga ahli di bidang K3 Listrik

2. PT. XYZ memiliki pembangkit 350 kVA dan penanggung jawabnya adalah seorang Teknisi K3
Listrik yang telah memiliki sertifikat dan lisensi dari Kementerian Ketenagakerjaan RI. Teknisi
K3 Listrik ini diberikan tugas melakukan pemeliharaan, perbaikan serta pemeriksaan
pengujian di PT. XYZ
Ilustrasi Temuan Teknis PT. XYZ

03 04

05
Tugas Kelompok
1. Tentukan ketua kelompok dan sekretaris
2. Buatlah tabel identifikasi temuan dengan rincian sebagai berikut : Temuan, Potensi
Bahaya, Dampak, Peraturan Perundangan dan Rekomendasi Perbaikan
3. Pengisian Buku Akte Pengawasan Ketenagakerjaan
4. Buatlah Nota Pemeriksaan
5. Dikerjakan secara berkelompok selama 60 menit dalam PPT dan dipresentasikan

Anda mungkin juga menyukai