PLTA
PLTD
PLTP 20 kV
PLTG BISNIS
PLTU TRAFO GI TRAFO GI
PLTG RUMAH
20/150 kV 150/20 kV
U 220 V
PUBLIK
TRAFO SOSIAL
DISTRIBUSI
3
Keselamatan Kerja Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970
12/16/14 4
Keselamatan Kerja Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970
12/16/14 5
UU K3
UU KETENAGALISTRIKAN (K2)
UNDANG UNDANG
UNDANG UNDANG NO 30 TH 2009
NO 1 TH 1970 KETENAGALISTRIKAN
KESELAMATAN KERJA KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN
JARINGAN TENAGA
LISTRIK
TET
Kebijakan nasional Kebijakan nasional
dalam hal upaya dalam hal penyediaan
menjamin
TT/
tenaga listrik
tempat kerja (pengusahaan)
yang Aman dan TR
yang Andal, Aman dan
lingkungan yang Sehat Akrap lingkungan
TM/
M
Standar/Persyaratan
pemasangan Instalasi
Sertifikat
Usaha penunjang yang (SLO)
terakreditasi dan
tersertifikasi:
-konsultan
-Instalatir
-Inspeksi
1. Konsultansi, 4. Pemeliharaan,
Jenis
Pekerjaan 2. Pembangunan & Pemasangan, 5. Pengoperasian,
3. Pemeriksaan & Pengujian, 6. Pendidikan & Pelatihan.
Bidang
Keterangan:
Sub PLTU/G/GU Kit = Pembangkit
/P/A/MH/D/ TET, TT, GI TM, TR TT, TM, TR Tran = Transmisi
Bidang Dis = Distribusi
N/EBT
Man =
Pemanfaatan
15
Arus / Tegangan listrik
Tidak tampak
DANGER
Tidak berbau
Tidak berbunyi
Dapat dirasakan
Dapat menyebabkan
Kematian
12/16/14 16
Tujuan K3 Listrik
1. Menjamin kehandalan instalasi listrik
sesuai tujuan penggunaannya.
2. Mencegah timbulnya bahaya akibat listrik
bahaya sentuhan langsung
bahaya sentuhan tidak langsung
bahaya kebakaran
12/16/14 17
Bahaya Listrik
Bahaya Lainnya
Bahaya Kejut Listrik
Mengatasi Bahaya Kejut Listrik
Batas Bahaya
Arc Flash
Bahaya Arc Flash
Bahaya Arc Blast (Ledakan)
Mengatasi Arc Blast
Sumber Bahaya Listrik
Bekerja dalam Keadaan Bertegangan
Bekerja dalam Keadaan Bebas Tegangan
Bekerja di dekat Instalasi Bertegangan
Jarak Aman
PENGERTIAN
• Instalasi listrik adalah instalasi
mulai dari pembangkit tenaga
sampai titik penggunaan akhir
• Peralatan listrik adalah setiap
alat pemakai listrik
• Perlengkapan listrik adalah
komponen-komponen yang
diperlukan pada jaringan
instalasi
Sentuhan langsung
adalah bahaya sentuhan pada bagian
konduktif yang secara normal
bertegangan
12/16/14 33
SENTUH TIDAK LANGSUNG
12/16/14 34
12/16/14 35
Bahaya kejut listrik
Metoda :
1. Isolasi bagian aktif
2. Penghalang atau Selungkup
3. Rintangan;
4. Jarak aman atau diluar jangkauan
5. Gawai proteksi arus sisa
6. Isolasi lantai kerja.
Pembebanan lebih
Sambungan tidak sempurna
Perlengkapan tidak standar
Pembatas arus tidak sesuai
Kebocoran isolasi
Listrik statik
Sambaran petir
FENOMENA PENJALURAN
(TRACKING)
Rangka
Klem konduktif
Bahan insulasi
Kabel
Kabel
>1000
Klem Rangka
konduktif
Bahan insulasi
Kabel
Kabel
Bahan insulasi
Kabel
Bahan insulasi
Kabel
Bahan insulasi
Kabel
12/16/14 50
Keselamatan Kerja Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970
12/16/14 51
UU K3
UU KETENAGALISTRIKAN (K2)
UNDANG UNDANG
UNDANG UNDANG NO 30 TH 2009
NO 1 TH 1970 KETENAGALISTRIKAN
KESELAMATAN KERJA KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN
JARINGAN TENAGA
LISTRIK
TET
Kebijakan nasional Kebijakan nasional
dalam hal upaya dalam hal penyediaan
menjamin
TT/
tenaga listrik
tempat kerja (pengusahaan)
yang Aman dan TR
yang Andal, Aman dan
lingkungan yang Sehat Akrap lingkungan
TM/
M
Standar/Persyaratan
pemasangan Instalasi
Sertifikat
Usaha penunjang yang (SLO)
terakreditasi dan
tersertifikasi:
-konsultan
-Instalatir
-Inspeksi
1. Konsultansi, 4. Pemeliharaan,
Jenis
Pekerjaan 2. Pembangunan & Pemasangan, 5. Pengoperasian,
3. Pemeriksaan & Pengujian, 6. Pendidikan & Pelatihan.
Bidang
Keterangan:
Sub PLTU/G/GU Kit = Pembangkit
/P/A/MH/D/ TET, TT, GI TM, TR TT, TM, TR Tran = Transmisi
Bidang Dis = Distribusi
N/EBT
Man =
Pemanfaatan
57
Power Generator
•Tugino, ST MT •58
Power Generator
•Tugino, ST MT •59
•Tugino, ST MT •60
Prinsip kerja Generator
•61
•62
Steam turbin Generator Control
•Tugino, ST MT •63
Synchronous Generator:
Stator
Rotor •64
Jenis dari Generator Sinkron
• Medan tetap (Stationary field)
Kutub pada stator(kumparan medan) dicatu dengan sumber dc untuk
menghasilkan medan magnet stationary.
• Kumparan Armature pada rotor terdiri dari kumparan 3-phase yang
terminal-terminalnya terhubung ke 3 slip-ring pada poros.
• Sikat-sikat (brushes) menghubungkan armatur ke beban external 3-phase.
• Jenis ini dipakai pada mesin daya rendah(<5kVA). Untuk daya yang lebih
tinggi menggunakan tipe medan revolving.
•66
Konstruksi Generator
•Turbin
•Prime mover :
•Turbin Kaplan
•Dikopling dengan
Generator ABB
Konstruksi Generator
Turbin
Prime mover : Turbin Francis
Dikopling dengan generator
ABB
Generator dengan satu pasang kutub
Konstruksi
Konstruksi
• Stator (bagian yang diam), pada stattor terdapat
belitan jangkar 3 fase.
• Rotor (bagian berputar), pada rotor terdapat
belitan medan (Revolving field).
Berdasar bentuk kutub rotor :
– Salient pole : untuk mesin putaran rendah – sedang
– Cylindrical pole : putaran mesin tinggi
• Air gap (Celah Udara)
• Fan diinstal pada ujung poros
Konstruksi
Stator Rotor
Shaft
Bearing
Rotor winding
Stator winding
Connections
Rotor Generator
Detail Rotor
Rotor Generator
Steel ring
Shaft
Wedges
DC current terminals
Tipe Generator
Kutub selatan
Stator
Stator
Iron core
Detail Stator
• Koil ditempatkan Coil
dalam slot Slots
• Ujung belitan
ditekuk sebentuk
armature.
End winding
Generator Kutub Luar
•86
Generator Kutub Luar
•87
Generator Kutub Dalam
•88
Generator Kutub Dalam
•89
Eksitasi Generator
Berdasar sumber arus medan (arus eksitasi),
generator dibedakan :
• Generator Eksitasi terpisah : Eksitasi dari arus DC di
luar generator, dimasukkan ke generator lewat slip
ring.
• Generator Eksitasi sendiri : Eksitasi dari generator
exciter berada di luar generator, tetapi arus medan
dari generator utama
• Generator Eksitasi tanpa sikat (Blushless).
Eksitasi Generator
-
Sumber DC R
dari luar gen
S
+
T
slip
ring
Rotor Stator
+
R
Stator
Rotor
S
-
T
slip
ring
EXCITER
+
R
S Stator
Rotor -
T
slip
ring
EXCITER
R
U
Stator S
Rotor
Rotor
Stator
V
W
T
Medan
LAWAN UTAMA Armature V S
W
T
Rotating
rectifier
AVR
Control unit
•95
Tipe Exciter
Static
•96
Tipe Exciter
Brushless
•97
Tipe Exciter
Brushhless without Pilot Axiter
•98
Tipe Exciter
Brushhless with Pilot Axiter
•99
Pengaruh Beban pada Generator
•100
Beban Beban
Daya aktif Daya Reaktif
Pengaturan Pengaturan
Governor Eksitasi
Generator Generator
•101
Steam turbin Generator Control
•Tugino, ST MT •102
Kesetimbangan beban dan pembangkitan
50
Frekuensi sistem (hertz)
hert
z menunjukkan
keseimbangan sesaat
antara daya nyata (MW)
yang dibangkitkan dengan
MW MW daya nyata (MW) yang
dikonsumsi dibangkitkan dikonsumsi beban.
beban Pada saat daya nyata yang
dibangkitkan = daya nyata
yang dikonsumsi beban,
frekuensi = 50 hertz.
•103
Pengaturan Frekuensi Sistem
50
hert
z
Pada saat daya nyata yang
dibangkitkan > daya nyata
MW
yang dikonsumsi beban,
dikonsumsi frekuensi > 50 hertz.
beban Mengurangi daya (MW)
MW
dibangkitkan
yang dibangkitkan, agar
frekuensi kembali ke 50
hertz.
•104
Pengaturan Frekuensi Sistem
50
hert Pada saat daya nyata
z yang dibangkitkan < daya
nyata yang dikonsumsi
beban, frekuensi < 50
MW hertz.
dibangkitkan Menambah daya (MW)
MW
yang dibangkitkan, agar
dikonsumsi
beban frekuensi kembali ke 50
hertz.
•105
Generator Tanpa Sikat
•106
Generator Tanpa Sikat
•107
Generator Tanpa Sikat
•108
Generator Tanpa Sikat Dengan PMG
•109
Generator Tanpa Sikat
•110
Tegangan Output Generator
•112
Hubung Bintang
•113
Hubung Bintang
•115
Hubung Segitiga
• Hubung segitiga (Delta Connection), artinya ujung coil di
hubungkan dengan pangkal coil yang lain sehingga
membentuk segitiga sama sisi.
• Apabila tiap–tiap koneksi di ukur teganganya, akan
menunjukkan besaran tegangan = 1/Ѵ 3 x 13.800 volts. =
7.970 volts, tegangan inilah yang di sebut tegangan fasa-fasa
atau tegangan line.
• Karena hubung delta, maka tidak ada kawat netral, sehingga
tidak di jumpai tegangan fasa-netral, yang ada, adalah
tegangan fasa-fasa.
• Kemudian masingmasing coil mampu di aliri arus sebesar =
654 Amper, dan Arus line atau arus yang keluar dari
generator = 654 x Ѵ3 = 1132 amper.
•116
Hubung Segitiga
•117
Generator Berbeban
•119
Rangkaian Ekivalen Generator
•120
Paralel Generator
•121
Electrical Control System (ECS)
Busbar
Dalam Sinkronisasi perlu
S1 S2 pemahaman peralatan,
persyaratan dan
pelaksanaan sinkronisasi
serta pengaruhnya
terhadap pembebanan dan
perubahan tegangan pada
G1 G1
waktu kerja paralel.
•122
Tujuan Paralel Generator
• Paralel Generator adalah menghubungkan atau
menggabungkan satu generator terhadap generator
yang lain yang sudah bergabung sebelumnya dengan
sistem.
• Sebagai terminal menampung daya dari beberapa
generator adalah gardu induk, atau Switchgear, yang
nantinya akan menyalurkan daya ke konsumen dengan
harapan pelayanan listrik tidak sering mati, kalau perlu
tidak pernah mati.
•123
Tujuan Paralel Generator
•124
Syarat Paralel Generator
•125
Peralatan Sinkronisasi Generator
•126
Peralatan Sinkronisasi Generator
•127
Lampu Sinkronisasi Ganda
• Lampu sinkronisasi terdiri atas dua buah lampu pijar yang
terhubung serie yang berfungsi untuk memeriksa kesamaan
frekuensi tegangan antar bus-bar dengan generator yang akan
diparalel.
• Kedua lampu pijar ini akan membandingkan kedua frekuensi
tegangan yang juga memeriksa apakah putaran mesin sudah
sesuai atau layak untuk diparalelkan.
• Untuk menghindari keraguan mengenai ketelitian pengamatan,
terutama kemampuan tanggap mata pada perubahan kondisi
terang ke gelap, maka metoda yang lebih meyakinkan adalah
metoda gelap.
• Pada waktu lampu gelap, berarti frekuensi tegangan sesaat
bertemu disuatu titik, dan pada waktu lampu menyala terang,
gelombang tegangan terjadi beda sudut maksimum.
•128
Lampu Sinkronisasi Ganda
•129
Lampu Cahaya Putar
•131
Sinkronoskop Jarum
•135
Frekuensi Meter Ganda
•136
Rele Cek Sinkron (Device 25)
• Sinkron check rele jenis “Dead Bus” artinya : Bila bus-bar dalam
kondisi mati (belum ada tegangan), kemudian suppli dari
generator sudah ada, maka rele ini mengizinkan masuk tanpa
harus ada persyaratan lain.
• Sebagai contoh : Semua Switchgear 13,8 KV mati termasuk
30PS-1 (Bus - 1), kemudian diesel Generator dihidupkan dan
hendak disinkron terhadap Bus -1, maka kontak rele sinkron
check langsung menutup dan mengizinkan circuit Breaker untuk
masuk tanpa ada persyaratan.
• Tetapi apabila Generator 31PG-2 juga ingin diparalel terhadap
Bus-1, maka persyaratan sinkron harus dipenuhi, sebab pada
Bus-1 sudah ada tegangan terlebih dahulu.
• Dengan demikian Generator 31PG-2 harus diparalel terhadap
Generator 31PG-1 lewat bus-bar 30PS -1, sesusi dengan aturan.•138
Saklar Pemilih (Selector Switch)
•139
Generator Berbeban
•141
Rangkaian Ekivalen Generator
•142
Arus Jangkar (Arus Beban Ia)
•143
Tahanan Jangkar (Ra)
•145
Reaktansi Bocor (XL)
•146
Reaktansi Jangkar (Xa)
•147
Reaktansi Sinkron ( Xs )
Reaktansi Sinkron terdiri atas reaktansi bocor (XL) dengan
reaktansi akibat reaksi jangkar (Xa).
•148
Reaktansi Sinkron (Xs)
( V drop = Ia. Xs ).
•149
Tegangan Induksi (Eo)
•150
Tegangan Terminal (V)
•151
Tegangan Terminal (V)
• Tegangan induksi tidak dapat diukur langsung, tetapi dapat
dihitung melalui percobaan-percobaan pembebanan.
• Tegangan terminal merupakan tegangan kerja yang dikenal
selama ini, dan tegangan ini diperoleh dari tegangan induksi
(GGL) setelah melewati beberapa kerugian tegangan pada
tahanan jangkar dan reaktansi jangkar.
• Secara matematis bahwa tegangan induksi (Eo) akan lebih besar
dari pada tegangan terminal (V) sebab, ada kerugian tegangan
jatuh pada impedansi sinkron.
Atau
•152
Tegangan Terminal (V)
•153
BEBAN RESISTIVE
Pada beban resistive murni, arus jangkar ( Ia ) se fasa atau
berimpit terhadap tegangan terminal ( V ) dan mempunyai
faktor daya satu ( Unity Power Factor ).
•154
Beban Resistif
Berdasarkan diagram vektor diatas, dapat dilihat bahwa arus
jangkar ( Ia ) sejajar dengan tegangan terminal (V).
•155
Beban Resistif
Dimana :
•156
BEBAN INDUCTIF
Pada beban inductive, arus jangkar tertinggal terhadap tegangan
terminal (V) sebesar sudut Ø, dan mempunyai faktor daya lagging
( Lagging Power Factor ).
•157
Berdasarkan diagram vektor diatas, dapat dilihat bahwa arus
jangkar tertinggal terhadap tegangan terminal sebesar sudut
Ø.
•159
Gambar : 21. Memperlihatkan
diagram vektor beban kapasitiv
•160
Beban Kapasitif
•162
Beban Kapasitif
• Metode pengaturan tegangan dari ketiga percobaan pembebanan
diatas dapat disimpulkan bahwa besaran tegangan induksi ( ggl ) tidak
sama terhadap setiap pembebanan dengan referensi tegangan terminal
( V ) konstant.
• Atau besaran tegangan terminal (V) akan selalu berubah pada
berbagai pembebanan yang berbeda pada referensi tegangan induksi (
Eo ) konstant.
• Dengan memperhatikan perubahan tegangan induksi ( Eo ) untuk
faktor kerja yang berbeda-beda, karakteristik tegangan terminal ( V )
terhadap arus jangkar ( Ia ) dapat digambarkan sebagai berikut.
• Pengaturan tegangan adalah perubahan tegangan induksi Alternator (
Eo ) antara keadaan beban kosong dengan beban penuh, atau
umumnya disebut Regulasi tegangan ( Zukan DTL. Hal 57 ).
• Regulasi tegangan dinyatakan persentase antara tegangan jatuh pada
impedansi sinkron dibagi dengan terminal.
•163
Beban Kapasitif
Dimana :
Eo : Tegangan induksi
V : Tegangan terminal
•164
Contoh Perhitungan Generator
• Suatu Generator satu fasa 200 KVA, 2000 V, 50 Hz, 750 RPM.
Tahanan jangkar diukur dengan jembatan wheatstone sebesar
0,5 ohm.
• Test hubung singkat dengan arus penguatan 2,5 Amper.
• Menghasilkan arus beban penuh sebesar 100 Amper.
• Test beban kosong dengan arus penguatan yang sama
menghasilkan tegangan ( Vo ) = 500 Volt.
• Tahanan jangkar diukur dengan jembatan weastone sebesar 0,5
ohm, berarti sama dengan 0,5 X 1,6 = 0,8 ohm.
• Impedasi sinkron dapat dicari dari hasil percobaan hubung
singkat dan percobaan beban kosong.
•165
Contoh Kasus Perhitungan
Ditanyakan :
1. Berapa jumlah kutub ?
2. Berapa Impedansi Sinkron ( Zs ) ?
3. Berapa Reaktansi Sinkron ( Xs ) ?
4. Berapa tegangan induksi (Eo) pada faktor daya-1.?,
dan hitung regulasi tegangannya.
5. Berapa tegangan induksi (Eo) pada faktor daya-0,8
lagging ? dan hitung regulasi tegangannya.
6. Berapa tegangan induksi (Eo) pada faktor daya-0,8
leading.? dan hitung regulasi tegangannya.
•166
Jawaban :
•168
Regulasi tegangan untuk faktor daya = 0,8 lagging
•169
Contoh Kasus
• Disini didapat bahwa tegangan terminal (V) lebih besar dari
pada tegangan induksi Eo.
• Atau bila V merupakan tegangan terminal konstan, maka
tegangan induksi lebih kecil dari pada tegangan terminal.
• Mengapa hal ini bisa terjadi ?
• Dalam operasi Generator, hal ini yang umumnya disebut dengan
penguatan kurang atau Under Excitation.
• Timbulnya Under Excitation karena Generator menerima daya
reaktif dari bus-bar, atau tegangan bus-bar lebih besar dari pada
tegangan terminal generator.
• Oleh sebab itu didalam mengoperasikan beberapa unit generator,
power faktor dari masing - masing generator dijaga sedemikian
rupa antara 0,6 - 0,9 laging, supaya tidak terjadi penguatan
kurang atau Under Excitation.
•170
PROTEKSI GENERATOR
•171
Proteksi Generator
•172
Proteksi Generator
• Rele pengaman adalah suatu alat perlengkapan yang di rancang
untuk mengamankan suatu sistim pembangkit tenaga listrik dan
seluruh jaringannya, dari gangguan atau kerusakan yang timbul
akibat dari berbagai gangguan.
• Pada prinsipnya Rele pengaman dipasang untuk mendeteksi
adanya gangguan yang terjadi pada sistim pembangkit listrik,
beserta jaringannya, di mana kerjanya berdasarkan
membandingkan besaran gangguan tersebut dengan suatu
keadaan normal.
• Nilai perbedaan tersebut dikembangkan untuk menggerakan
triping coil pada rele proteksi, kemudian memerintahkan circuit
breaker untuk membuka.
• Jadi rele pengaman diharapkan hanya akan bekerja pasa saat
keadaan tidak normal saja, sedang pada keadaan normal, rele
pengaman seolah-olah hanya berfungsi sebagai penjaga saja. •173
Proteksi Generator
•174
Proteksi Generator
•176
Syarat Peralatan Proteksi Generator
Selektif
• Rele pengaman diharapkan mempunyai selektivitas
yang tinggi. Artinya mempunyai kemampuan memilih
untuk mengisolir daerah gangguan dan mengamankan
sistim yang masih bekerja.
• Selain itu diharapkan dapat membedakan keadaan
gangguan secara teliti, apakah gangguan itu masih
dalam keadaan normal atau sudah melampaui batas
yang telah ditetapkan.
• Secara keseluruhan, rele pengaman diharapkan hanya
mengisolir derah gangguan dan pada saat yang tidak
normal saja. •177
Syarat Peralatan Proteksi Generator
•178
Syarat Peralatan Proteksi Generator
Sensitif ( kepekaan )
• Setiap rele pengaman yang baik diharapkan mempunyai
kepekaan kerja yang tinggi.
•180
Syarat Peralatan Proteksi Generator
Stabil
• Rele pengaman di tuntut mempunyai stabilitas yang
tinggi.
• Rele pengaman di tuntut untuk selalu berada dalam
kondisi yang prima serta keandalan yang maxsimum
walaupun dalam keadaan gangguan yang sekecil
mungkin.
•181
Syarat Peralatan Proteksi Generator
Reliable (Handal)
• Rele pengaman harus selalu berada dalam kondisi yang
dapat di andalkan.
•186
Gangguan Internal
Gangguan Internal adalah gangguan yang terjadi di dalam Genertor
itu sendiri, maupun gangguan yang terjadi pda Turbin, misalnya. :
• Gangguan Hubung singkat pada lilitan stator.
• Gangguan tanah pada lilitan stator
• Kehilangan medan penguat
• Kegalan operational Turbine
•188
Proteksi Generator
• Pada umumnya Rele Proteksi pada Generator di power plant minimal
ada 10 unit yang berfungsi sebagai pengaman utama dan juga sebagai
cadangan (back up).
•189
Rele Daya Balik (Power Reverse)
CT
SISTEM
GEN. PT
32
40
• PENYEBAB:
PRIME-MOVER DARI SALAH SATU GENERATOR RUSAK ,
MENGAKIBATKAN GENERATOR TIDAK BERPUTAR.
• AKIBAT:
ADA PASOKAN LISTRIK DARI GENERATOR LAIN ATAU SISTEM
SEHINGGA GENERATOR MENJADI MOTOR.
• PENGAMAN --→ REVERSE POWER (32)
Syarat Peralatan Proteksi Generator
•192
Rele Loss of Excitation
•193
Rele Loss Of Excitation
BUS GEN.
CT
SISTEM
GEN. PT
32
40
•195
Proteksi Generator
• Pemanasan di rotor sebanding dengan resistans rotor pada dua
kali sistem frekuensi.
•196
Pengaman Temperatur Generator
GEN.
CB
NEG.SEQ
FILTER
OCR
PENYEBAB:
KETIDAK SEIMBANGAN ARUS FASA BEBAN
AKIBAT:
MEMANAS KAN ROTOR GENERATOR BILA BERTAHAN LAMA
•198
Rele Gangguan Tanah (Device 51GN)
•199
Pengaman Stator Ke Tanah
BUS GEN.
TRF CB
Beban
Rn GEN.
CT
OCR 51N
PENYEBAB:
Terjadi kebocoran isolasi di stator, sehingga terjadi gangguan hubung
Singkat fasa ketanah antara stator dan tanah
AKIBAT:
Kerusakan pada belitan stator
14
Rele Differensial Device 87G
• Rele ini berfungsi untuk melindungi Generator dari gangguan
internal.
• Berfungsi untuk mengamankan generator terhadap gangguan
hubung singkat fasa-fasa, dan fasa ke tanah pada winding
generator.
• Rele diferensial merupakan suatu rele yang bekerjanya
berdasarkan perbedaan arus yang mengalir lewat rangkaian
tertutup.
• Prinsip kerjanya cukup hanya membandingkan besaran arus
sekunder pada CT, dari daerah yang di batasi.
• Pada saat normal, arus sekunder sama besar, sehingga rele tidak
bekerja. tetapi pada saat ada gangguan, selain arus nya tidak
sama, arahnya juga berlawanan, sehingga operting coil menerima
arus sebesar penjumlahan dari kedua CT.
•201
Rele Differensial Generator
GEN.
CB
SET
DIFERENSIAL
GENERATOR
PENYEBAB:
GANGGUAN PADA BELITAN GENERATOR
AKIBAT:
KERUSAKAN ISOLASI BELITAN GENERATOR
PENGAMAN: DIFFRENTIAL RELAY (87 G).
Rele Differensial Generator
• Apabila hal ini terjadi, maka rele 87G memerintahkan Lock Out
untuk melepaskan pemutus daya ( circuit breaker ) generator,
menghentikan penggerak mula atau turbin uap, dan melepas
Field Switch Device 41.
•203
Rele Rele Diferensial Tanah Device 87GG
• Rele proteksi ini, untuk melindungi Generator dan Bus bar dari
gangguan internal.
• Berfungsi untuk mengamankan generator dan Bus bar terhadap
gangguan hubung singkat fasa-fasa, dan fasa ke tanah, pada saat
generator belum terhubung dengan system, yaitu saat generator masih
idle.
• Rele diferensial tanah merupakan suatu rele yang bekerjanya mirip
dengan induknya, yaitu rele diferensial. Bekerjanya selain berdasarkan
perbedaan arus yang mengalir lewat rangkaian tertutup, juga arah arus
sebagai referensi.
• Pada saat normal, arus sekunder mengalir pada rele tidak menyebabkan
rele bekerja, tetapi pada saat ada gangguan, arah arusnya berlawanan,
sehingga operting coil menerima arus bangguan, menyebabkan rele
energize.
•204
Rele Tegangan Seimbang (Device 60)
•206
Pengaman Tegangan Lebih (Over Load)
BUS GEN.
CB
Beban
GEN. PT
OVR
PENYEBAB:
Lepas nya beban (Ppemb > P beban)
AKIBAT:
✓ Generator mengalami kapasitif.
✓ AVR generator mengalami kerusakan bila berlanjut, merusak instalasi
alat bantu di generator bisa rusak.
✓ Frekwensi naik > 50 Hz.
13
Pengaman Pengunci (Lock Out Relay) Device 86
•208
Koordinasi Rele Pengaman Generator
•209
•210
Rekomendasi Skema Proteksi
•213
SKEMA PROTEKSI GENERATOR
GENERATOR KECIL (sistem isolated)
Daya: 500 s/d 1000 kVA tegangan 600 volt (maksimum)
•216
Sistem Proteksi untuk Generator Besar
•217
Sistem Proteksi untuk Generator Besar
3 - 51V, backup overcurrent relay,
pengendalian tegangan atau
kontrol tegangan
1 -51G, backup ground time overcurrent
relay
1 - 87, differential relay
1 – 87G, ground differential relay
1 - 32, reserve power relay untuk peng
endalian protection
1 – 40, impedance relay, untuk
pengaman kehilangan medan
1 – 46, Negative phase sequence over
current relay untuk protection
kondisi unbalanced.
1 – 49, temp relay untuk monitor
belitan temp stator
1 – 64F, generator field relay, hanya
untuk mesin yg
mempunyai medan
supply slip rings
1 – 60, voltage balance relay
Daerah Pengaman pada
Sistem Tenaga Listrik
Penempatan peralatan pengaman pada Stator, Rotor
dan Prime Mover
Table Protection of Large Generator Transformer Unit
Protection of Generator Generator-transformer overall differential protection*
Transformer together
Generator protection Generator differential protection*
Stator earth fault protection*
Negative phase sequence protection against-
unbalanced loading***
Inter-turn fault protection
Reverse power protection
Field failure protection**
Rotor earth fault protection
Temperature sensors in slots***
Overcurrent relays in stator and rolar circuits
Lightning arrester for generator overvolatage protection
•225
Pengaman Generator
•226
TERIMA KASIH
227 12/16/14