Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA (K3)

ANALISA POTENSI BAHAYA LISTRIK

Dosen Pembimbing :
Boy Isma Putra, ST., MM

Disusun oleh :
1. Radiana Atika Sari (181020700140 / 3A2)
2. Rion Prihans Pamungkas (181020700053 / 3A2)
3. Achmad Nuzul Amri (181020700084 / 3A2)
4. Mukhammad Hasan Bisri (181020700130 / 3A2)
5. Tangguh Satriya Permadhi (181020700113 / 3A2)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
TEKNIK INDUSTRI
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Keselamatan dan kesehatan kerja dewasa ini merupakan istilah yang sangat populer.
Bahkan dalam dunia industri istilah tersebut lebih dikenal dengan singkatan K3 yang artinya
keselamatan, dan kesehatan kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja sebagai suatu program
didasari pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya dan
risiko terjadinya penyakit dan kecelakaan, maupun kerugian lainnya yang mungkin terjadi. Jadi
dapat dikatakan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu pendekatan ilmiah dan
praktis dalam mengatasi potensi bahaya dan risiko kesehatan dan keselamatan yang mungkin
terjadi.(Rianto, 2010). Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar
bagikelangsungan suatu usaha. Kerugian yang diderita tidak hanya kerugian materi yang cukup
besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya.
Kehilangan sumber daya manusia adalah kerugian yang sangat besar karena manusia adalah
satu-satunya sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apapun.
Secara keilmuan K3, didefinisikan sebagai ilmu dan penerapan teknologi tentang
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Dari aspek hukum K3 merupajkan
kumpulan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perlindungan kesehatan dan
keselamatan kerja. Melalui peraturan yang jelas dan sanksi yang tegas, perlindungan K3 dapat
ditegakkan, untuk itu diperlukan peraturabn perundang-undangan yang mengatur tentang K3.
Bahkan di tingkat internasionalpun telah disepakati adanya konvensi-konvensi yang mengatur
tentang K3 secara universal sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
baik yang dikeluarkan oleh organisasi dunia seperti ILO, WHO, maupun tingkat regional.
Ditinjau dari aspek ekonomis, dengan menerapkan K3, maka tingkat kecelakaan akan
menurun, sehingga kompensasi terhadap kecelakaan juga menurun, dan biaya tenaga kerja
dapat berkurang. Sejalan dengan itu, K3 yang efektif dapat meningkatkan produktivitas kerja
sehingga dapat meningkatkan hasil produksi. Hal ini pada gilirannya kemudian dapat
mendorong semua tempat kerja/industri maupun tempat-tempat umum merasaan perlunya
memiliki budaya K3 untuk diterapkan di setiap tempat dan waktu, sehingga K3 menjadi salah
satu budaya industrial
Dengan melaksanakan K3 akan terwujud perlindungan terhadap tenaga kerja dari risiko
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi pada waktu melakukan pekerjaan
ditempat kerja. Dengan dilaksanakannya perlindungan K3 diharapkan akan tercipta tempat
kerja yang aman, nyaman, sehat, dan tenaga kerja yang produktif, sehingga akan meningkatkan
produktivitas kerja dan produktivitas perusahaan. Dengan demikian K3 sangat besar perannya
dalam upaya meningkatkan produktivitas perusahaan, terutama dapat mencegah korban
manusia. Dengan demikian untuk mewujudkan K3 perlu dilaksanakan dengan perencanaan dan
pertimbangan yang tepat, dan salah satu kunci keberhasilannya terletak pada peran serta
pekerja sendiri baik sebagai subyek maupun sebagai obyek perlindungan dimaksud dengan
memperhatikan banyaknya risiko yang diperoleh.
BAB II
PEMBAHASAN

A. IDENTIFIKASI BAHAYA LISTRIK SECARA UMUM DAN


PENGENDALIAN

BAHAYA LISTRIK

 Grounding yang tidak benar


Grounding pada prinsipnya mengalirkan arus sisa dari kebocoran tegangan atau arus listrik ke
bumi. Grounding mengurangi risiko tersetrum atau tersengat listrik.
 Bagian listrik yang terbuka
Hal ini merupakan bahaya listrik yang paling sering ditemui, dimana kondisi kabel terbuka
sehingga sangat berpotensi menyebabkan seseorang kesetrum (tersengat listrik).
 Kabel yang tidak memadai
Menggunakan kabel dengan ukuran yang tidak sesuai untuk arus dapat menyebabkan panas
berlebih pada kabel dan kebakaran terjadi.
 Sirkuit (terminal) kelebihan beban
Stop kontak yang dipasangi banyak terminal listrik dengan daya berlebih dapat menyebabkan
kebakaran.
 Kondisi basah
Kondisi basah merupakan kondisi yang sangat buruk jika terdapat aliran listrik di sekitarnya.
Terlebih lagi jika kondisi kabel terbuka. Air merupakan konduktor sehingga dapat
menghantarkan arus listrik.
 Peralatan yang rusak
Peralatan yang rusak dapat berbahaya karena bisa saja ada bagian kabel yang terbuka atau
bagian-bagian tertentu yang dapat menghantarkan listrik saat kita menggunakannya.
 Saluran listrik tegangan tinggi
Saluran listrik tegangan tinggi sangat berbahaya bagi pekerja. Terlebih lagi jika kita bekerja
pada area saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET). Karena bisa jadi ada radiasi
gelombang elektromagnetik yang terpancar dari aliran listrik pada konduktor dan menara
SUTET.
PENGENDALIAN

 Eliminasi
 Hilangkan semua kondisi tidak aman agar tidak memperbesar potensi bahaya dan
kemungkinan kejadian. Misalnya eliminasi kondisi basah dari sumber bahaya.
 Jangan bebani stop kontak dengan memasang banyak terminal.
 Substitusi
 Pada peralatan-peralatan listrik yang rusak harap segera di ganti atau diperbaiki jika
hanya anda memenuhi syarat untuk melakukannya;
 Ganti kabel-kabel yang tidak sesuai dengan ukuran (standar) yang telah ditentukan.
 Tidak menutup bagian kabel terbuka dengan selotip.
 Pengendalian Teknik
 Mendesain ulang proses untuk menempatkan penghalang antara orang dan sumber
bahaya.
 Membuat machinery guarding
 Pengendalian Administratif
 Memberikan pelatihan atau informasi untuk mengurangi potensi bahaya/ efek kesehatan
yang dapat merugikan manusia.
 Izin untuk prosedur kerja dan LOTO
 Tanda keselamatan harus dipasang untuk memperingatkan pekerja non-listrik terdekat
tentang bahaya yang ada di daerah tersebut.
 Pelaksanaan inspeksi secara rutin
 Matikan semua sumber listrik sebelum mengganti isolator kabel yang rusak
 Alat Pelindung Diri
Gunakan hanya ketika
 Pengendalian teknik tidak layak atau tidak sepenuhnya menghilangkan bahaya.
 Selama situasi darurat.
B. IDENTIFIKASI BAHAYA LISTRIK DI PT. MEGA ANDALAN
KALASAN DAN PENGENDALIAN

TEMUAN POSITIF DAN NEGATIF


Bagian Temuan Positif Temuan Negatif
Genset  Ruangan genset relatif  Tidak ada ahli k3 listrik
jauh dari lokasi kerja  Tidak ada grounding
 Terdapat APD ear muff  Bahan bakar disimpan
 Ada tanda peringatan diruang genset
tegangan tinggi  Tidak ada informasi
 Terdapat lapisan peredam pengujian berkala
 Lokasi APAR tersembuyi

Instalasi Listrik  Ada tanda bahaya pada  Tidak ada gambar


panel instalasi listrik di
 Kualitas panel relatif perusahaan
bagus  Jaringan kabel masih ada
 Kualitas kabel relatif yang tidak memakai
bagus tracking cable
 Ada teknisi listrik  Sambungan kabel listrik
kurang bagus
 Stop kontak berantakan
 Panel tidak tertutup
 Tidak ada gruned pada
stop kontak
 Teknisi listrik belum
berlisensi
Penyalur Petir  Terdapat penyalur petir  Cakupan area penyalur
yang yang ditempatkan petir terbatas ± 50m
dilokasi pabrik  Tidak ada informasi
 Penyalur petir tahanan tanah
dikebumikan (grounding) (grounding) penyalur
petir
 Tidak ada penyalur petir
pada tiap bangunan
POTENSI BAHAYA DAN PENGENDALIAN
Bagian Potensi Bahaya Pengendalian Resiko Rekomendasi
Yang Ada Pengendalian Resiko
Genset  Pengaliran  Penggunaan APD ear  Mengangkat ahli k3
listrik langsung muff listrik
 Pengaliran  APAR  Membuat gambar
listrik tidak  Peredam suara instalasi listrik
langsung  APAR ditempatkan
 Kebakaran diposisi yang
 Bising mudah dijangkau
 Bahan Bakar
disimpan diruangan
yang berbeda, guna
menghindari
kebakaran
Instalasi Listrik  Terjadi  Pendistribusian beban  Harus adanya ahli
hubungan yang sudah diatur k3 listrik
singkat  Peringatan tanda  Harus adanya
 Tidak dapar bertegangan tinggi perawatan instalasi
dideteksi jika  Sudah mengguanakan listrik
ada kebel yang isolator kabel  Membuat gambar
rusak  Terdapat jalur instalasi listrik
 Terjadi evakuasi  Mengankat teknisi
pelelehan pada listrik yang
isolasi kabel berlisensi
listrik
 Kesetrum
 Terjadi
kepanikan

Penyalur Petir  Petir  Sudah terdapat  Penambahan


menyambar instalasi penyalur instalasi penyalur
atap pabrik petir petir
(kebakaran,
korban jiwa,
dan korban aset)
 Kerusakan alat
elektronik
GAMBAR
Genset Instalasi Listrik Penyalur Petir

Halaman Kantor

Ruang Genset

Ruang Produksi dan


Genset
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Dengan melaksanakan K3 akan terwujud perlindungan terhadap tenaga kerja dari risiko
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi pada waktu melakukan pekerjaan
di tempat kerja. Dengan dilaksanakannya K3, diharapkan akan tercipta tempat kerja yang
aman, nyaman, sehat dan tenaga kerja yang produktif, sehingga akan meningkatkan
produktivitas kerja dan produktivitas perusahaan. K3 sangat besar perannya dalam upaya
meningkatkan produktivitas perusahaan, terutama dapat mencega korban manusia.
Dengan demikian untuk mewujudkan K3 perlu dilaksanakan dengan perencanaan dan
pertimbangan yang tepat, dan salah satu kunci keberhasilannya terletak pada peran serta
pekerja sendiri baik sebagai subyek maupun sebagai obyek perlindungan dimaksud dengan
memperhatikan banyaknya risiko yang diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA

https://hsepedia.com/2018/10/30/bahaya-listrik-2/

https://www.academia.edu/35866670/K3_INSTALASI_LISTRIK_PENANGGULANGAN_
KEBAKARAN_DAN_KONSTRUKSI_BANGUNAN

Anda mungkin juga menyukai