Anda di halaman 1dari 253

Sertifikasi dan

Pembinaan
Calon Ahli K3 Listrik
3-8 Juli 2023

Ir.H.Prabowo Soetadji,S.T.,M.M.,IPU,ASEAN Eng.

1
Sertifikasi dan
Pembinaan
Calon Ahli K3 Listrik
3-8 Juli 2023

Part # 2
Ir.H.Prabowo Soetadji,S.T.,M.M.,IPU,ASEAN Eng.

2
3
4
Materi berikut ini dibuat oleh Direktorat Jendral Pembinaan Pengawasan
Ketenagakerjaan dan K3-Kementerian Ketenagakerjaan Republik
Indonesia, ALPK3 (Asosiasi Lembaga Pelatihan K3), PJK3 (Perusahaan Jasa
K3),dan para Instruktur K3 Listrik pada Temu Teknis tanggal 4-7 Agustus
2015 di Yogyakarta, dan Temu Teknis tanggal 18-21 Agustus 2015 di
Bandung

II. KELOMPOK INTI :


1). Senin 3 Juli 2023 :
Persyaratan K3 Pemasangan di Pembangkit
Persyaratan K3 Pemeliharaan di Pembangkit
2). Selasa 4 Juli 2023 :
Persyaratan K3 Pemeliharaan di Pemanfaatan
3). Rabo 5 Juli 2023 :
Persyaratan K3 Perencanaan di Transmisi
Persyaratan K3 Pemasangan di Transmisi
4). Kamis 6 Juli 2023 :
Persyaratan K3 Instalasi Penyalur Petir
Persyaratan K3 Listrik Ruang Khusus
5). Jum’at 7 Juli 2023 :
Persyaratan K3 Pemeliharaan di Distribusi
Pemeriksaan & Pengujian listrik Pertama dan Perubahan
5). Sabtu 8 Juli 2023 :
Persyaratan K3 Perencanaan di Distribusi
Persyaratan K3 Pemasangan di Distribusi

5
38
3. Persyaratan K3 Generator

6
1.4. Listrik arus searah (DC) dari Generator arus searah (DC)

Generator : Mengubah energi mekanis menjadi energi listrik

7
8
Brushless Exciter Generator
with Permanent Magnet

3000 RPM

8 pasang kutub
=16 kutub 1 pasang kutub=2 kutub 9
1 pasang kutub=2 kutub
Rotor Generator + Exciter + PMG
Bengkel Listrik PT.Hidup Baru-Balikpapan,
August 2017

10
11
12
13
PLTD-PLN, Gunung Malang-Balikpapan
GENERATOR

BRUSH
GEAR

EXCITER

14
Generator Capability Curve :

15
Generator Capability Curve
tersedia di Instruction
Manual Book dari masing-
masing Generator

16
Lagging

Leading

Pada saat generator beroperasi dalam kondisi eksitasi lebih maka arus medan tinggi, sehingga di cincin
penahan (retaining ring) akan mengalami saturasi dan menghasilkan fluks bocor yang kecil. Pada saat
beroperasi dalam kondisi eksitasi lemah maka arus medan kecil, sehingga di cincin penahan tidak mengalami
saturasi dan menghasilkan fluks bocor yang tinggi. Batas pemanasan ujung inti stator (stator end region
heating limit) digambarkan sebagai lingkaran C-D pada gambar 9.
17
==oo00oo==
Analog Cos Phi meter : Lead or Lag

18
19
Gen Set name plate PT.HB- Generator yang mempunyai
Balikpapan, February 2019 Kelas Insulasi H

20
Tambang Nikel – Morowali, Agustus 2022

21
Penjelasan Tentang

Kelas Insulasi

22
23
24
4. Persyaratan K3 Switchgear 39

25
26
Switchgear
Tambang Nikel Morowali,Agustus 2022

27
Switchgear
Tambang Nikel Morowali,Agustus 2022

28
Switchgear
Tambang Nikel Morowali,Agustus 2022

29
MCC
Tambang Nikel Morowali,Agustus 2022

30
*Peralatan Bagian Gardu Induk
Berdasarkan buku PLN tentang “Gardu Induk”,
Peralatan listrik pada Gardu Induk meliputi :
1. Switchyard (Switchgear)
2. Transformator Daya
3. Neutral Grounding Resistor (NGR)
4. Circuit Breaker (CB
5. Disconnecting Switch (DS)
6. Lightning Arrester (LA)
7. Current Transformer (CT)
8. Voltage Transformer (VT)
9. Transformator Pemakaian Sendiri (TPS)
10. Rel (Busbar)
11. Gedung Kendali (Control Building)
12. Panel Kendali (Control Panel)
13. Panel Proteksi (Protection Panel/Relay Panel)
14. Sumber DC Gardu Induk
15. Panel AC/DC
16.Cubicle 20 KV (HV Cell 20 KV)
17. Sistem Proteksi
18. Proteksi Transformator Daya
19. Proteksi Penghantar SUTT/SKTT
20. Proteksi Busbar dan Proteksi Penyulang 20 KV
21. Komponen Listrik Penunjang 31

==oo00oo=
*Komponen apa saja yang dalam
Panel kelistrikan (minimum15) :
Berdasarkan buku “Mengenal Panel Listrik dan Komponen-
komponen didalamnya”, Komponen Panel listrik meliputi :
1. ACB (Air Circuit Breaker)
2. MCCB (Moulded Case Circuit Breaker)
3. MCB (Miniatur Circuit Breaker)
4. Pilot lamp
5. Push Button
6. Ampermeter
7. CT (Current Transformer), VT (Voltage Transformer)
8. Voltmeter
9. Magnetic Contactor
10. KWH meter
11. ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker), RCD (Residual Current
Device), GFCI (Ground Fault Current Interrupter)
12. Selector Switch
13.KW meter, Hour meter, Synchronous meter, HZ meter, Cos
Phi meter, Timer, Busbar.
14. Capacitor Bank
15. TOR (Time Overload Relay), OCR (Over Current Relay),
Reverse Power Relay, EFR (Earth Fault Relay). 32
==oo00oo=
Salah satu SOAL UJIAN AHLI K3 LISTRIK

11. Sebutkan isi komponen panel LVDP / MDP serta fungsinya


(minimal 10)
5. Persyaratan K3 Electric Motor
Contoh :
Motor listrik untuk Cooling Water Pump
4424 HP (3.3 MW), 3 phase, 13.8 KV, 50 Hz, D.O.L

34
35
36
37
38
39
40
41
42
Penjelasan tentang
I Start & t Star

43
44
45
46
PUIL 2000 halaman 42 : IP (International Protection)
IP = In gress Protection = Proteksi masuknya benda-benda

47
PUIL 2000 halaman 43

48
PUIL 2000 halaman 43 :

49
PUIL 2000 halaman 43 & 44 :

50
PUIL 2020 – Bagian 4-41: Proteksi untuk keselamatan –
Proteksi terhadap kejut listrik, halaman 34 dari 36

51
Aplikasi IP biasanya pada name plate motor listrik.

52
Tetapi tidak semua name plate motor listrik
mencantumkan kode IP.

53
Penjelasan tentang
Service Factor

54
SOAL UJIAN AHLI K3 LISTRIK

5. Berikut name plate motor.


Jelaskan maksud :

a. Service Factor : 1,15 dari


name plate

b. Jelaskan maksud Kelas


Isolasi F dari name plate.
59

6. Persyaratan K3 Elektronika Daya


Meliputi Elektronika Daya (Power Electronics), misalnya UPS
(Uninterruptible Power Supply), Rectifier, Inverter, dan lain-lain.

56
57
60
APAR
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) atau Portable Fire
Extinguisher merupakan salah satu peralatan K3 yang harus
ada di Pembangkitan listrik.
Alat pemadam kebakaran antara lain dimaksudkan untuk
berjaga-jaga memadamkan terbakarnya minyak didalam
trafo.

58
40
“Listrik tidak kelihatan, tidak boleh
dipegang, sangat bermanfaat, sekaligus
sangat berbahaya. Oleh karena itu perlu
Proteksi”
7. Persyaratan K3 Proteksi
Proteksi sitem tenaga listrik adalah suatu proses menjadikan
Pembangkitan, Transmisi, Distribusi, dan Pemanfaatan
(konsumsi) enegi listrik seaman mungkin dari efek-efek
kegagalan dan kejadian yang menempatkan sistem tenaga
pada risiko.

Tidak mungkin kita menjadikan sistem tenaga listrik 100%


aman (safe) atau 100% dapat diandalkan (reliable), karena
biayanya akan sangat mahal.

Oleh karena itu perlu penilaian risiko (risk assessment) untuk


menentukan tingkat bahaya yang dapat diterima terhadap
kecelakaan atau biaya akibat kerusakan. 59
41

Tujuan proteksi dan koordinasi sistem listrik


menurut ANSI/IEEE Std 242 1986/2001

Prinsip Utama :

Tujuan dari proteksi dan koordinasi


sistem listrik adalah :
❑ Mencegah kecelakaan pada manusia

❑ Meminimalisasi kerusakan pada peralatan

❑ Membatasi durasi pemadaman listrik


Note :
ANSI = American National Standards Institute
IEEE = Institute of Electrical and Electronics Engineers
60
42

61
ANSI/IEEE Std 242 1986/2001

62
Pemutaran Video :

Kecelakaan listrik yang berkaitan


“Tujuan proteksi dan koordinasi
sitem listrik”
sewaktu melaksanakan pekerjaan
“Rack in” Circuit Breaker
(1 menit)

63
43

Selain “ELCB (GFCI)” dan “Oveload Heater” pada Motor Control,

Alat Proteksi Utama pemutus


Listrik adalah :
1.Circuit Breaker
& (atau)
2.Fuse (Sekering)
64
44

1. Circuit Breaker (CB)


a). MCB (Miniatur Circuit Breaker) : bisa trip sendiri

b). MCCB (Molded Case Circuit Breaker) : bisa trip sendiri

c). ACB (Air Circuit Breaker) : ada yang bisa trip sendiri, ada
yang dilengkapi Protective Relays

d). OCB (Oil Circuit Breaker) : dilengkapi Protective Relays

e). VCB (Vacuum Circuit Breaker) : dilengkapi Protective Relays

f). SF6CB (Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker) : dilengkapi


dengan Protective Relays
65
45

a).MCB (Miniatur Circuit Breaker)


MCB berfungsi mengamankan arus hubung singkat (short circuit)
dan pembatas daya (overload) , kerjanya berdasarkan dua
kendali.
Kendali panas terbuat dari elemen dwilogam yang akan bekerja
jika daya beban melebihi batas dan kendali elektromagnetik
untuk arus hubung singkat akan bekerja jika arus yang
mengalir
jauh melampaui arus nominal yang ditentukan; biasanya setelan
pengaman ini 6 s/d 12 kali arus nominal, tergantung dari tipe
MCB tersebut apakah tipe lambat atau cepat.

66
MCB 1 fasa, 2 fasa, 3 fasa
46

Berdasarkan penggunaan dan daerah kerjanya, MCB dapat


digolongkan menjadi 5 jenis yaitu :

1. Tipe Z (rating dan breaking capacity kecil) :

Digunakan untuk pengaman rangkaian semikonduktor dan


trafo-trafo yang sensitif terhadap tegangan.

2. Tipe K (rating dan breaking capacity kecil) :

Digunakan untuk mengamankan alat-alat rumah tangga.

3. Tipe G (rating besar) untuk pengaman motor.

4. Tipe L (rating besar) untuk pengaman kabel atau jaringan.

5. Tipe H untuk pengaman instalasi penerangan bangunan 67


68
69
70
71
IEC Standard dan Standar SNI-MCB

72
Teknologi MCB

73
Teknologi MCB - Lanjutan

74
75
47

Tunjukkan dan jelaskan


MCB (Miniatur Circuit Breaker)
sebagai penegasan penjelasan
untuk Slide No.15

76
48

b). MCCB (Molded Case Circuit Breaker)


MCCB merupakan salah satu alat pengaman yang dalam proses
operasinya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan
sebagai alat untuk penghubung.
Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi
sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat dan arus
beban lebih. Pada jenis tertentu pengaman ini, mempunyai
kemampuan pemutusan yang dapat diatur sesuai dengan yang
diinginkan.

Keterangan :
1. Bodi dan tutup
2. Peredam busur api
3. Blok sambungan
4. Penggerak lepas-sambung
5. Kontak bergerak
6. Data kelistrikan dan pabrik pembuat
7. Unit magnetik trip

Gambar MCCB (Moulded Case Circuit Breaker)


77
MCCB of GenSet, PT.Hidup Baru-Balikpapan, August 2017

78
49

c). ACB (Air Circuit Breaker)


ACB (Air Circuit Breaker) merupakan jenis circuit breaker dengan sarana
pemadam busur api berupa udara. ACB dapat digunakan pada tegangan
rendah dan tegangan menengah. Udara pada tekanan ruang atmosfer
digunakan sebagai peredam busur api yang timbul akibat proses
switching maupun gangguan.
Pengoperasian pada bagian mekanik ACB dapat dilakukan dengan
bantuan solenoid motor ataupun pneumatik.

􀁸 LV-ACB:
Voltage = 250V dan 660V
Current Rating = 800A-6300A
Interrupting Rating = 45kA-170kA

􀁸 MV-ACB:
Tegangan = 7,2kV dan 24kV
Current Rating = 800A-7000A
Interrupting rating = 12,5kA-72kA

Gambar ACB (Air Circuit Breaker)


79
80
Buku referensi : “Standard Handbook for Electrical Engineers”

81
50

d). OCB (Oil Circuit Breaker)


Oil Circuit Breaker adalah jenis CB yang menggunakan minyak sebagai
sarana pemadam busur api yang timbul saat terjadi gangguan.
Bila terjadi busur api dalam minyak, maka minyak yang dekat busur api
akan berubah menjadi uap minyak dan busur api akan dikelilingi oleh
gelembung-gelembung uap minyak dan gas.
Gas yang terbentuk tersebut mempunyai sifat thermal conductivity
yang baik dengan tegangan ionisasi tinggi sehingga baik sekali
digunakan sebagi bahan media pemadam loncatan bunga api.

Gambar OCB (Oil Circuit Breaker) 82


51

e). VCB (Vacuum Circuit Breaker)


Vacuum circuit breaker memiliki ruang hampa udara untuk
memadamkan busur api, pada saat circuit breaker terbuka (open),
sehingga dapat mengisolir hubungan setelah bunga api terjadi, akibat
gangguan atau sengaja dilepas.

tampak dalam
Gambar VCB (Vacum Circuit Breaker)
83
52

f). SF6 CB
(Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker)
SF6 CB adalah pemutus rangkaian yang menggunakan gas SF6 sebagai
sarana pemadam busur api.
Gas SF6 merupakan gas berat yang mempunyai sifat dielektrik dan sifat
memadamkan busur api yang baik sekali.
Prinsip pemadaman busur apinya adalah Gas SF6 ditiupkan sepanjang
busur api, gas ini akan mengambil panas dari busur api tersebut dan
akhirnya padam.

Rating
tegangan CB
antara 3.6 KV
- 760 KV.
84
53

Circuit Breaker dengan Rele Proteksi

85
86

Source : PLN Corporate University


87

Source : PLN Corporate University


88

Source : PLN Corporate University


89

Source : PLN Corporate University


90

Source : PLN Corporate University


54

2.Fuse
Patron leburnya akan lebur jika ada arus yang besarnya jauh melampaui
arus nominal pengaman tersebut , sehingga patron lebur/sekring
tersebut putus dan tidak bisa digunakan lagi.

Sekarang banyak digunakan sekring otomatis yang dapat digunakan lagi


jika rangkaian terjadi hubung singkat, karena didalam sekring tersebut
tidak digunakan pengaman lebur tetapi menggunakan elektromagnetik.

Pengaman tersebut akan bekerja jika arus gangguan atau arus hubung
singkat melampaui setelan nominal alat pengaman tersebut dan dapat
disetel lagi jika gangguan sudah teratasi.

Sekering otomatis 91
55

A fuse may be defined as a device that protects a circuit by fusing


open its current-responsive element when an overcurrent or
short-circuit current passes through it.
[Fuse bisa didefinisikan sebagai alat yang memproteksi circuit
dengan cara membuka elemen respon arusnya, ketika arus lebih
atau arus hubung singkat melewatinya].
Fuse dibuat untuk tegangan rendah maupun tegangan menengah.
Berikut ini adalah klasifikasi Fuse tegangan rendah.

92
Alat (Gawai) Proteksi listrik dalam Pemeliharaan listrik:
Contoh-contoh model Fuse

93
57

Alat (Gawai) Proteksi listrik dalam Pemeliharaan listrik:


Aplikasi Circuit Breaker dan Aplikasi Fuse

Circuit Breakers as Fuses as


Protective Device Protective Device 94
58

Alat (Gawai) Proteksi listrik dalam Pemeliharaan listrik: Aplikasi


Kombinasi Circuit Breaker dan Fuse

Combination Circuit Breakers & Fuses as


Protective Devices 95
96
97
98
67

4.

Manajemen pemeliharaan
instalasi, perlengkapan dan
peralatan listrik, meliputi :
1. Perencanaan
2. Pengornaisasian
3. Penggerakan
4. Pengendalian
99
68

P.O.A.C
(Planning, Organizing,
Actuating, Controlling)

4.A. Perencanaan
(Planning)
Perencanaan pemeliharaan peralatan tenaga
listrik meliputi koordinasi antara kebutuhan
akan pemeliharaan dan kondisi sistem.

100
69

Dalam hal ini diupayakan agar kedua kebutuhan


itu terpenuhi sebaik mungkin.

Hasil dari perencanaan ini adalah jadwal dan


jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk
setiap peralatan.

Berdasarkan pengalaman lapangan yang cukup


lama didalam memelihara peralatan instalasi
listrik ini, maka bisa dilakukan perubahan
dengan mengurangai siklus pemeliharaan
peralatan.

101
70

4.B. Pengorganisasian
(Organizing)
Rencana pemeliharaan sebagai hasil
perencanaan tersebut merupakan dasar dalam
pengaturan SDM, alat, tugas, tanggung-jawab
dan wewenang untuk melaksanakan pekerjaan
pemeliharaan.
Pengorganisasian ini perlu dalam
mengalokasikan sumber daya yang ada atas
pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan agar
dapat dimanfaatkan seefisien
dan seefektif mungkin. 102
Manajemen = P.O.A.C terhadap 5 M.

P = Planning
5M:
O = Organizing Man
terhadap Money
A = Actuating Machine
Material
C = Controlling Method
* Manajemen Pemeliharaan
= P.O.A.C terhadap 5 M dalam bidang Pemeliharaan
* Manajemen Project
= P.O.A.C terhadap 5 M dalam bidang Project
* Manajemen Keuangan
= P.O.A.C terhadap 5 M dalam bidang Keuangan
* Dan lain-lain 103
71

104
Buku referensi : “Maintenance Manager’s Standard manual”

105
76

4.C. Penggerakan
(Actuating)
Setelah ada rencana kerja, kemudian
pengalokasian sumber daya, tibalah saatnya
pada pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan yang
disebut sebagai penggerakan.

Pada tahap ini sumber daya manusia


merupakan salah satu penentu bagi
keberhasilan pencapaian sasaran sehingga
diperlukan suatu sifat kepemimpinan, motivasi
dan komunikasi yang baik.

106
77

Dalam rangka pelaksanaan pemeliharaan mulai


dari persiapan sampai akhir pekerjaan
diperlukan proses mempengaruhi dan
mengarahkan orang menuju ke pencapaian
tujuan yaitu terlaksananya pekerjaan
pemeliharaan dengan baik.

107
78

4.D. Pengendalian
(Controlling)
Dalam mencapai tujuan sesuai dengan yang
direncanakan, diperlukan pengendalian,
sehingga penyimpangan yang terjadi dapat
dideteksi sedini mungkin dan dapat dilakukan
tindakan koreksi.

Untuk dapat melaksanakan pengendalian


diperlukan sasaran pengendalian, indikator -
indikator dan standar yang jelas.
108
79

5.
Jenis Potensi bahaya listrik
(Shock, Arc,Blast dan bahaya
lainnya) pada Instalasi
Pembangkitan, Perlengkapan
Pembangkitan, Peralatan
Pembangkitan

109
80

Bahaya listrik (Electrical Hazard):


1.Shock = tersengat listrik = kesetrum

2.Arc = Percikan api (Arc flash) → Kebakaran (Fire)

3.Blast = Ledakan, kadang-kadang disebut “Arc blast”

4.Bahaya lainnya :
a.Bahaya Induksi Electromagnetic ketika sedang melakukan pekerjaan
pemeliharaan listrik
b.Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan
listrik
c.Bahaya terpeleset ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan
listrik
d.Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan pekerjaan
pemeliharaan listrik
e.Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika sedang
melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik
f.Dan lain-lain 110
81
Paper of Electrical Hazard : Shock, Arc, Blast

111
Bahaya listrik
adalah
SHOCK, ARC &
BLAST plus
Bahaya lainnya

112
N E C (National Electrical Code) :

Peraturan-peraturan listrik yang berlaku di seluruh negara


Amerika Serikat (USA).

113
Electrical Safety Standards :

114
Electrical Hazards
Electrical Safety Handbook- PUIL 2011
John Cadick, based on Page 5 : Page 6 - 8
NFPA70E, OSHA, NEC, NESC Pada Instalasi, ada bahaya : Proteksi untuk keselamatan :

Shock a). Arus kejut listrik 1).Terhadap kejut listrik


(Sentuh Langsung & tak langsung)
b). Suhu berlebihan yang 2).Terhadap Efek termal
mungkin mengakibatkan
kebakaran, luka bakar atau efek
cidera lain
Arc f). Busur api listrik, yang
mungkin menyebabkan efek
menyilaukan, tekanan yang
berlebihan atau gas racun
c). Penyulutan atmosfer ledak 3). Terhadap Arus lebih
yang potensial 4). Terhadap Arus gangguan
Blast

d). Voltase kurang, voltase lebih 5). Terhadap Gangguan voltase


dan pengaruh elektromagnetik dan tindakan terhadap pengaruh
yang mungkin menyebabkan Elektromagnetik
cidera atau kerusakan
Other hazards e). Pemutusan supla idaya 6). Terhadap Pemutusan Suplai
dan/atau pemutusan pelayanan Daya
keselamatan
g). Gerakan mekanis 7). Perlengkapan dan Instalasi
perlengkapan yang digerakkan listrik 115
listrik
82

Pengendalian Risiko (Controlling Risk) bahaya listrik:

Metoda pemastian risiko dikendalikan secara efektif adalah


dengan menggunakan “hirarki pengendalian” :

1.Eliminasi : Menghilangkan bahaya


2.Substitusi: Mengganti substansi bahaya dengan yang kurang
bahayanya.
3. Isolasi: Menyekat bahaya terhadap manusia terpapar risiko
4.Rekayasa (engineering): Rekayasa ulang agar bahayanya
berkurang.
5.Administratif : Melaksanakan cara kerja aman, SOP, dll.
6.Alat pelindung Diri (APD): Menggunakan APD dengan
baik,tepat dan benar.

116
APD

117
Tahun 2018,Ada tambahan

118
83

Risk Matrix

RISK MATRIX
= Likelyhood (or Probability) x Consequence (or Impact) (or Severity)
119
Referensi : Electrical Safety-ES Global Developments
-P.G. Sreejith, Cholamandalam MS Risk Services Ltd, halaman 25

120
RISK MATRIX
= Likelihood (or Probability) (or Occurrence) (or Frequency) x
Consequence (or Impact) (or Severity)

Formula tersebut diatas berlaku untuk semua istilah RISK , misalnya RISK untuk :
1. General
2. Insurance
3. Engineering / Maintenance
4. RCM (Reliability Cenetred Maintenance)
5. Maintenance Execution& Shutdown
6. Safety / Hazard (ada contoh)
7. Electrical
8. Procurement
9. Supply Chain
10. Financial
11. Project
12. Petroleum Project
13. Climate Change & Environment
14. “Teknologi Informasi / Sistem Informasi”
15. Petroleum Retail
16. Indonesian Tax (Pajak)
17. “Investasi”
18. “PT.Sucofindo Indonesia (SCI)”
19. “Pelayanan Klinik Kesehatan”
20. RISK MITIGATION for Project
21. Risk Mitigation for General 121
Contoh RISK untuk Safety/Hazard:

122
1 2 3 4

2 4

3 12 15
4 12 16 20

15 20 25

123
Contoh Jumlah kategori Risiko pada suatu pelaksanaan
Proyek Konstruksi :

124
125
126
127
128
129
130
Paper of Electrical Hazard : Shock, Arc, Blast

131
Bahaya listrik
adalah
SHOCK, ARC &
BLAST plus
Bahaya lainnya

132
84

Shock (electric)
= Tersengat listrik
= Kesetrum
= Stimulasi fisik atau trauma
yang terjadi sebagai akibat
dari mengalirnya arus listrik
lewat melalui tubuh.
(The physical stimulation or trauma that occurs as a result of
electric current passing through the body.)

133
Dalam PUIL2000 halaman 21 dibahas
proteksi dari kejut listrik sebagai
berikut :

2.1.2 Proteksi dari kejut listrik

2.1.2.1 Proteksi dari sentuh langsung


Manusia dan ternak harus dihindarkan/diselamatkan dari
bahaya yang bisa timbul karena sentuhan dengan bagian
aktif instalasi (sentuh langsung).

2.1.2.2. Proteksi dari sentuh tak langsung


Manusia dan ternak harus dihindarkan/diselamatkan dari
bahaya yang bisa timbul karena sentuhan dengan bagian
konduktif terbuka dalam keadaan gangguan (sentuh tak
langsung).

134
85

Dalam PUIL2011 halaman 6 dibahas


proteksi dari kejut listrik sebagai
berikut :
131.2(2.1.2) Proteksi dari kejut listrik

131.2.1(2.1.2.1) Proteksi dari sentuh langsung


Manusia dan ternak harus dihindarkan/diselamatkan dari
bahaya yang bisa timbul karena sentuhan dengan bagian
aktif instalasi (sentuh langsung).

131.2.2(2.1.2.2) Proteksi dari sentuh tak langsung


Manusia dan ternak harus dihindarkan/diselamatkan dari
bahaya yang bisa timbul karena sentuhan dengan bagian
konduktif terbuka dalam keadaan gangguan (sentuh tak
langsung).
135
PUIL 2020 - Bagian 1: Pendahuluan, prinsip
fundamental dan Definisi, halaman 5 dari 49

136
86

Proteksi sentuh langsung dan tidak langsung-Lanjutan

(a) Sentuhan Langsung (b) Sentuhan Tak Langsung

137
Bahaya listrik
adalah
SHOCK, ARC &
BLAST plus
Bahaya lainnya

138
PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik)
1987 2000 2011 2020

1. PUIL2011 merupakan SNI 0225 : 2011

2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.12 tahun 2015 tanggal 9 April 2015 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik ditempat kerja :
1). Pasal 5 Ayat 3 : Standar bidang kelistrikan sebagaima dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. Standar Nasional Indonesia
b. Standar Internasional dan/atau
c. Standar Nasioanal negara lain yang ditentukan oleh Pengawas Ketenagakerjaan
Spesialis K3 Listrik.

3. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No.36 tahun 2014 tanggal 24
Desember 2014 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia 0225:2011 (PUIL 2011)
dan Standar Nasional Indonesia 0225:2011/Amd 1: 2013 mengenai Persyaratan Umum
Instalasi Listrik (PUIL 2011) Amandemen 1 sebagai Standar Wajib.

4. PUIL 2020
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No.7 tahun 2021
tentang Standardisasi Ketenagalistrikan dan Pembubuhan tanda Standar Nasional
139
Indonesia dan/atau tanda keselamatan → Tidak spesifik menyebut PUIL 2020.
PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik)
2020 (22 Bagian)
1).Bagian 1: Pendahuluan, prinsip 10).Bagian 5-512: Pemilihan dan 16).Bagian 7-713 – Persyaratan
fundamental dan definisi pemasangan peralatan listrik – untuk instalasi atau lokasi khusus –
Perangkat sakelar dan kendali Furnitur
2).Bagian 2: Desain instalasi listrik (PSDK) voltase rendah –
3).Bagian 3: Asesmen karakteristik PSDK yang dimaksudkan untuk 17).Bagian 7-722 – Persyaratan
umum dioperasikan oleh orang awam (DBO) untuk instalasi atau lokasi khusus –
Suplai untuk kendaraan listrik
4).Bagian 4-41: Proteksi untuk 11).Bagian 5-513: Pemilihan dan
keselamatan – Proteksi terhadap pemasangan peralatan listrik – 18).Bagian 7-740: Persyaratan untuk
kejut listrik Perangkat sakelar dan kendali instalasi atau lokasi khusus –
(PSDK) voltase rendah – Instalasi listrik temporer untuk
5).Bagian 4-43: Proteksi untuk Sistem berumbung busbar (SBB)
keselamatan – Proteksi bangunan, gawai dan gerai hiburan
terhadap arus lebih pada pekan raya,taman hiburan dan
12).Bagian 5-514: Pemilihan dan sirkus
6).Bagian 4-44: Proteksi untuk pemasangan peralatan listrik –
keselamatan – Proteksi terhadap Perangkat sakelar dan kendali 19).Persyaratan umum instalasi
gangguan voltase dan gangguan (PSDK) voltase rendah – Stasiun listrik (PUIL) 2020 – Bagian 7-790:
elektromagnetik pengisian kendaraan listrik (SPKL) Persyaratan untuk instalasi atau
7).Bagian 5-51: Pemilihan dan lokasi khusus – Ketentuan untuk
13).Bagian 5-52: Pemilihan dan berbagai ruang dan instalasi khusus
pemasangan peralatan
pemasangan peralatan listrik –
listrik – Aturan bersama
Sistem perkawatan 20).Bagian 8-1: Aspek fungsional –
8).Bagian 5-510: Pemilihan dan Efisiensi Energi
pemasangan 14).Bagian 7-711 – Persyaratan
peralatan listrik – Peralatan listrik untuk instalasi atau lokasi khusus – 21).Bagian 8-2: Instalasi listrik
Pameran, pertunjukan dan stan voltase rendah prosumer
9).Bagian 5-511: Pemilihan dan
pemasangan peralatan listrik – 15).Bagian 7-712: Persyaratan untuk
22).Bagian 9: Pengusahaan instalasi
Perangkat sakelar dan kendali instalasi atau lokasi khusus – Sistem
listrik 140
(PSDK) voltase rendah – PSDK daya suplai daya fotovoltaik surya (PV)
Reference Standards of Electrical Safety

141
OSHA-Subpart S
(Occupational Safety and Health Administration-Subpart S)

142
143
PERSYARATAN UMUM INSTALASI
LISTRIK (PUIL) 2011
1. Merupakan SNI 0225 : 2011

2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.12 tahun 2015 tanggal 9 April 2015
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik ditempat kerja :
1). Pasal 5 Ayat 3 : Standar bidang kelistrikan sebagaima dimaksud pada
ayat (1) meliputi :
a. Standar Nasional Indonesia
b. Standar Internasional dan/atau
c. Standar Nasioanal negara lain yang ditentukan oleh Pengawas
Ketenagakerjaan Spesialis K3 Listrik.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.12 tahun 2015 tanggal 9 April 2015
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik ditempat kerja :
1). Pasal 15 : Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.KEP. 75/MEN/2002 tentang
pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Nomor SNI 04-0225-2000
mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) ditempat
kerja, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
4. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No.36 tahun
2014 tanggal 24 Desember 2014 tentang Pemberlakuan Standar Nasional
Indonesia 0225:2011 (PUIL 2011) dan Standar Nasional Indonesia
0225:2011/Amd 1: 2013 mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik
(PUIL 2011) Amandemen 1 sebagai Standar Wajib.
144
Perbedaan
PUIL 2000 PUIL 2011
Bagian 1. Pendahuluan Bagian 1: Pendahuluan,prinsip fundamental dan
definisi
Bagian 2. Persyaratan dasar Bagian 2: Desain Instalasi Listrik

Bagian 3. Proteksi untuk keselamatan Bagian 3: Asesmen Karakteristik Umum

Bagian 4. Perancangan instalasi listrik Bagian 4-41: Proteksi untuk keselamatan –


Proteksi terhadap kejut listrik
Bagian 4-42: Proteksi untuk keselamatan –
Proteksi terhadap efek termal
→Amademen 2, 15 September 2014 :
Bagian 4-42: Proteksi untuk keselamatan –
Proteksi terhadap efek termal
Bagian 4-43: Proteksi untuk keselamatan –
Proteksi terhadap arus lebih
Bagian 4-44: Proteksi untuk keselamatan –
Proteksi terhadap gangguan voltase dan
gangguan elektromagnetik

Bagian 5. Perlengkapan listrik Bagian 5-51: Pemilihan dan pemasangan


perlengkapan listrik – Persyaratan Umum
Bagian 5-52: Pemilihan dan pemasangan
perlengkapan listrik – Sistem Perkawatan.
→Amademen 1, 7 Maret 2013 :
Bagian 5-52: Pemilihan dan pemasangan
perlengkapan listrik – Sistem Perkawatan.
Bagian 5-53: Pemilihan dan pemasangan 145
perlengkapan listrik – Isolasi, penyakelaran dan
kendali.
Perbedaan
PUIL 2000 PUIL 2011
Bagian 5. Perlengkapan listrik Bagian 5-54: Pemilihan dan pemasangan
perlengkapan listrik – Susunan pembumian,
konduktor proteksi dan konduktor ikatan
proteksi.
→Amademen 3, 16 April 2014 :
Bagian 5-52: Pemilihan dan pemasangan
perlengkapan listrik - Susunan pembumian dan
konduktor proteksi.
Bagian 5-55: Pemilihan dan pemasangan
perlengkapan listrik – Perlengkapan lain
→Amademen 4, 16 Maret 2015 :
Bagian 5-55: Pemilihan dan pemasangan
perlengkapan listrik – Perlengkapan lain
Bagian 5-510: Pemilihan dan pemasangan
perlengkapan listrik – Perlengkapan listrik.
Bagian 5-511: Pemilihan dan pemasangan
perlengkapan listrik – Perlengkapan hubung
bagi dan kendali (PHBK) serta komponennya.
Bagian 6. Perlengkapan Hubung Bagi dan Bagian 6: Verifikasi
Kendali (PHB) serta komponennya Bagian 7 : Pemilihan dan pemasangan
Bagian 7. Penghantar dan pemasangannya perlengkapan listrik – Konduktor dan
pemasangannya.
→ Amademen 1, 7 Maret 2013 : :
Menjadikan Bagian 7 ini sebagai Lampiran K
dari Bagian 5-52 Amandemen 1 tersebut.
Bagian 8. Ketentuan untuk berbagai ruang dan Bagian 8 : Ketentuan untuk berbagai ruang dan
instalasi khusus instalasi khusus 146

Bagian 9. Pengusahaan instalasi listrik Bagian 9 : Pengusahaan instalasi listrik.


HATI-HATI MENGUTIP PUIL 2011,
Karena banyak bagian-bagian yang telah dibatalkan (di-amandemen)
PUIL 2011 Asli PUIL 2011 Amandemen
Bagian 4-42: Proteksi untuk →Amademen 2, 15 September 2014 :
keselamatan – Proteksi terhadap efek Bagian 4-42: (Judul sama, isinya
termal berubah)
Bagian 5-52: Pemilihan dan pemasangan →Amademen 1, 7 Maret 2013 :
perlengkapan listrik – Sistem Bagian 5-52: (Judul sama, isinya
Perkawatan. berubah)
Bagian 5-54: Pemilihan dan pemasangan →Amademen 3, 16 April 2014 :
perlengkapan listrik – Susunan Bagian 5-54: (Judul sama, isinya
pembumian, konduktor proteksi dan berubah)
konduktor ikatan proteksi.
Bagian 5-55: Pemilihan dan pemasangan →Amademen 4, 16 Maret 2015 :
perlengkapan listrik – Perlengkapan lain Bagian 5-55: (Judul sama, isinya
berubah)
Bagian 7 : Pemilihan dan pemasangan → Amademen 1, 7 Maret 2013 : :
perlengkapan listrik – Konduktor dan Menjadikan Bagian 7 ini sebagai
pemasangannya. Lampiran K dari Bagian 5-52
Amandemen 1 tersebut (Judul sama,
isinya berubah)
Bag.5-56 (IEC 60364-5-56:2009, MOD) → Amademen 5, 2016

Bag.4-42 (IEC 60364-4-42:2010 dan → Amademen 6, 2016


Amd 1:2014 MOD) 147
Kurva IEC 60479-1

148
“Kurva IEC 60479-1” yang diperindah 88
Daerah Reaksi tubuh

1 Tidak terasa

2 Terasa, tetapi belum


menyebabkan
gangguan kesehatan
3 Kejang otot, dan
gangguan pernafasan
4 Kegagalan detak jantung,
kematian
(Jantung mulai berhenti)

0,01 Amper=10 mA Setara dengan :


Lampu pijar 2,5 Watt, 220 Volt

0,1 Amper=100mA Setara dengan :


Lampu pijar 20 Watt, 220 Volt

Menurut OSHA 1910.303(g)(2)(i) & OSHA 1910.269 dan NFPA 70 E 130.2(A)(3) :


>50 V AC atau DC → berbahaya.
Jadi Kurva tersebut berlaku untuk AC maupun DC (angkanya tidak berubah).
❑ 30 mA = Breathing Difficult (Sulit bernafas), Fibrillation on children
(Terganggu urat syarafnya pada anak-anak) → Sensitivitas ELCB dipilih = 30 mA.
149
❑ Lihat Kurva : ELCB trip pada 30 mA dalam waktu 20 mS.
❑ ELCB untuk Indoor Low Voltage.
Menururt IEC 60479, table seperti dibawah ini KURANG
TEPAT karena tidak dicantumkan WAKTU (Durasi) nya.
Dari Kurva IEC 60479-1 kita bisa membuat Tabel sendiri
dengan memasukkan Besarnya Arus (mA) dan Waktu (mS)

Waktu (Durasi) nya ?

Ibaratnya seperti
Gempa bumi,
dampaknya
tergantung dari
Magnitude gempa (SR
Skala Richter) dan
Waktu atau Durasinya
(Detik).

150
Dari manual paper suatu merk ELCB :

151
The Association of Electrical and Medical Imaging Equipment
Manufacturers :
10 mA = Let go threshold (Ambang pintu bias melepaskan diri)
30 mA = Breathing Difficult (Sulit bernafas), Fibrillation on children
(Terganggu urat syarafnya pada anak-anak)

152
Cara menyelamatkan orang tersengat listrik (kesetrum) :
1. Sesegera mungkin pisahkan korban dari tegangan listriknya menggunakan Rescue
hook, atau Isolator lain : kayu kering, rotan kering, karet, dll.
2. Jika jantungnya berhenti, segera lakukan P3K- CPR (Cardio Pulmonary Resusistation).
3. Segera bawa ke klinik kesehatan/rumah sakit terdekat.

1kV Rescue hook 60kV Rescue hook


PUIL 2000

P3K-CPR
(Pertolngan Pertama Pada Kecelakaan Listrik-
Cardio Pumonory Resucitation)
E.7. Pernafasan buatan
Penyelamatan pada korban kecelakaan kejut listrik dapat
mengagetkan korban dan menghentikan nafas korban. Berikut
langkah-langkah ditempuh untuk memberikan pernafasan
buatan:

a). menyadarkan kembali korban,

b). segera cari pertolongan,

c). periksa reaksi, goyang dengan pelan dan teriak dengan


keras, bila tidak ada reaksi, maka lakukan hal sebagai berikut:

154
1) Pertama 2) Kedua

- letakkan korban pada - baringkan korban pada


sisinya, punggungnya,
- buka mulutnya dan periksa - angkat kepalanya ke
benda-benda asing, belakang
- bila ada, bebaskan jalan dan angkat dagunya ke depan.
pernafasan dengan jari.

155
3) Ketiga 4) Keempat

- periksa nafas, periksa gerakan Berikan dengan cepat 5 kali tiupan


di dada, dengarkan dan pernafasan, dan diikuti dengan
rasakan adanya nafas, satu pernafasan setiap 5 detik (12
- bila tidak ada nafas, maka kali per menit).
pencet hidung sampat tertutup CATATAN Untuk anak di bawah 2
dengan ibu jari dan telunjuk, tahun letakkan mulut anda pada
- tiup ke dalam mulut korban. hidung dan mulut korban dan
berikan
20 tiupan ringan per menit.

156
5) Kelima

Periksa Bila tidak ada Satu orang operator: Dua oramg


denyut denyut, Berikan 15 kali operator:
carotid. letakkan tangan tekanan pada Berikan 5 kali
anda jantung, diikuti tekanan
di tulang dada dengan 2 kali jantung,
sebelah pernafasan dengan selanjutnya satu
bawah. cepat. Lepaskan pernafasan penuh
tekanan pada jantung tanpa
5 cm sebanyak 80 interupsi pada
tekanan per menit. tekanan
jantung dengan
kecepatan 60
tekanan
per menit.

157
6) Keenam
- Bila denyut korban dan pernafasan
alamiah telah kembali, hentikan
penyadaran kembali, dan letakkan
korban pada posisi recovery atau
posisi koma.
- Perhatikan terus korban, untuk
memastikan dia tidak berhenti
bernafas lagi, sampai perawat ahli
mengambil alih.

d). Periksa denyut setelah 1 menit pertama, selanjutnya setiap 3 menit.


Bila denyut kembali, teruskan pernafasan mulut ke mulut sampai
pernafasan kembali.

CATATAN :
Informasi ini hanya merupakan suatu panduan. Disarankan agar petugas
yang berhubungan dengan pekerjaan pemasangan atau perawatan
instalasi listrik, memperoleh pelatihan resmi mengenai cara-cara terbaru
pertolongan menyadarkan kembali korban.

158
ELCB = RCCB = RCD = GFCI = GPAS
1. ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) = RCCB (Residual Current Circuit Breaker) = RCD
(Residual Current Device) = GFCI (Ground Fault Current Interrupter) = GPAS (Gawai
Proteksi Arus Sisa).
2. GPAS disebut di PUIL 2011 (639 halaman) sekurang-kurangnya sebanyak
133 Kali :
1. Halaman 23 = 1 kali, halaman 71 = 1 kali, halaman 113 = 1 kali, Halaman 118 = 1
kali, halaman 120 = 2 kali, halaman 122=10 kali, halaman 123=2 kali, halaman
124=3 kali, halaman 125= 2 kali, halaman 132 = 2 kali, halaman 133=1 kali,
halaman143=7 kali, halaman 144= 3 kali, halaman 145= 13 kali, halaman 163= 1
kali, halaman 326 (RCCB & RCBO)=2 kali, halaman 328=9 kali, halaman 329=6 kali,
halaman 338=6 kali, halaman 340=16 kali, halaman 349=1 kali, halaman 350=2 kali,
halaman 351=2 kali, halaman 364=1 kali, halaman 376=1 kali, halaman 449
(RCD)=1 kali, halaman453= 2 kali, halaman 454= 10 kali, halaman 455=3 kali,
halaman 457=1 kali, halaman 473=1 kali, halaman 478= 2 kali, halaman 554=2 kali,
halaman 596=6 kali → total 124 kali.
2. Amandemen 1 tahun 2013 (154 halaman): tidak ada.
3. Amademen 2 tahun 2014 (14 halaman) : halaman 8=8 kali.
4. Amademen 3 tahjun 2014 (29 halaman): halaman 13=1 kali.
5. Amademen 4 tahun 2015 (28 halaman) : tidak ada.

3. SNI 04-6956.1-2003 tentang RCCB untuk rumah tangga, dan SNI 04-6956.2.1-2005
tentang RCCB yang Berfungsi Tak Tergantung dari Tegangan Saluran
4. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral no.16 tahun 2009 tentang
pemberlakuan SNI mengenai RCCB sebagai standar wajib, dan No. 20 tahun 2012 tentang
wajib menggunakan material instalasi listrik rumah tinggal yang telah memenuhi SNI
(Standard Nasional Indonesia) dan ber-ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) / RCCB
(Residual Current Circuit Breaker).
5. Direktorat Jendral Ketenagalistrikan : Gambar standar instalasi rumah tipe 25, 36, 45

6. NFPA 70E year 2012 : GFCI on Page 17 (20 of 109 pdf file)

7. OSHA 1910 Sub Part S-Electricl 932 pages (846 pages pdf file) , GFCI on Page 847 (761 0f
846 pdf file) 159
Standar SNI untuk Pasang ELCB

160
161
162
163
164
NFPA 70E year 2012 : GFCI on Page 17 :

165
OSHA 1910 Sub Part S-Electricl, 932 pages (846
pages pdf file) , GFCI on Page 847 (761 pdf file) :

166
Pada 29 Oktober 2012 (hari Listrik Nasional 2012) :
Dewan Pimpinan Pusat AKLI (Asosiasi Kontraktor Listrik
dan Mekanikal Indonesia berkomitmen mentaati Permen
ESDM 20/2012, tentang keharusan memasang ELCB.

167
168
169
170
ELCB dengan Sensitivitas 0,03 A (30 mA)

171
(a) Gambaran fisik RCD
Cara menguji (test) fungsi ELCB dengan 2 cara yaitu
Mnekan tombol TEST yang ada pada ELCB, atau dengan
menggunakan ELCB Tester.

172
173
RCBO (Residual current Circuit Breaker with
Overcurrent protection) = MCB + RCCB

174
RCBO di Tambang Nikel Morowali,Juli 2022

175
Sekarang RCBO bukan hanya merk Schneider saja, tetapi sudah
banyak merk-merk lain, misalnya merk SCHRACH

176
ELCB dengan Sensitivitas 0,03 A (30 mA) – Lanjutan 1

177
ELCB dengan Sensitivitas 0,03 A (30 mA) – Lanjutan 2

178
179
180
Sumatera Utara, Sepetember 2017

ELCB
3 fasa

181
Jangan gunakan ELCB dengan Sensitivitas > 30 mA)
untuk maksud proteksi Shock

182
183
184
ELCB yang terpasang di bengkel listrik
PT.HIDUP BARU Balikpapan

185
89

Shock karena Perilaku yang tidak aman (Unsafe Act)

186
90
SLO (Sertifikat Laik Operasi)

187
SLO (Sertifikat Laik Operasi) – Lanjutan 1

188
189
SLO (Sertifikat Laik Operasi) – Lanjutan 2

190
191
92
Cara mencegah bahaya SHOCK
1.Jangan membiasakan diri mencoba secara sengaja maupun tidak
sengaja memegang benda-benda logam yang kemungkinan bisa ada
tegangan listriknya.

2.Isolasi bagian-bagian terbuka yang bertegangan.


3.Beri tutup yang aman pada bagian-bagian yang bertegangan
4.Beri pagar pengaman pada bagian-bagian bertegangan yang
kemungkinan bisa tersentuh manusia secara tidak sengaja, pasang
peralatan Interlocking (bila perlu).
5.Pasang Grounding pada Instalasi listrik
6.Pasang Grounding pada bagian-bagian yang kemungkinan bisa
bertegangan (misalnya frame dari motor, dan lain-lain)

7.Pasang ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) dengan sensitivity


maksimum 30 mA. Nama lain dari ELCB adalah GPAS (Gawai Proteksi
Arus Sisa), alias RCCB (Residual Current Circuit Breaker), alias RCD
(Residual Current Detector), alias GFCI (Ground Fault Current
Interrupter).

8.Laksanakan LOTO (Lock Out Tag Out) sewaktu melakukan pekerjaan


listrik.
192
9.Gunakan PPE yang benar
1. Jangan membiasakan diri mencoba secara
sengaja maupun tidak sengaja memegang
benda-benda logam yang kemungkinan bisa ada
tegangan listriknya.
A. Jarak aman
a). Ref.PUIL 2011 halaman 136 & 137 :

193
c). Ref.PUIL 2011 halaman 548 :

194
B. Tegangan langkah (Step Voltage)

195
196
C. Jarak dari Kabel jatuh

197
D. Tegangan Sentuh (Touch Voltage)

198
E. Jarak dari Menara
a). Ref.PUIL 1987 halaman 370 :

199
b). Ref.PUIL 1987 halaman 372 :

200
c). Ref.PUIL 1987 halaman 373 :

201
d). Ref.PUIL 1987 halaman 374 :

202
e). Ref.PUIL 1987 halaman 375 :

203
f). Ref.PUIL 1987 halaman 376 :

204
2. Beri Isolasi bagian-bagian terbuka yang
bertegangan.

205
3.Beri tutup yang aman pada bagian-bagian
yang bertegangan

206
93
-Gunakan PPE yang benar

207
95

-Pasang Grounding pada Instalasi listrik

208
5.Pasang Grounding pada Instalasi listrik

Standar warna kabel, menurut PUIL 2011, Am1, 2013.

209
PUIL 2011, Am1, 2013

210
Warna kabel semua hitam, tetapi ujungnya
diberi warna sesuai standard

211
6.Pasang Grounding pada bagian-bagian yang
kemungkinan bisa bertegangan (misalnya
frame dari motor, dan lain-lain)

212
96

Pentanahan titik netral sistem

Pentanahan titik netral dari sistem tenaga merupakan suatu


keharusan pada saat ini, karena sistem sudah demikian besar
dengan jangkauan yang luas dan tegangan yang tinggi.
Pentanahan titik netral ini dilakukan pada alternator
pembangkit listrik dan transformator daya pada gardu-gardu
induk dan gardu-gardu distribusi.
Ada bermacam-macam pentanahan sistem, antara satu dan
lainnya mempunyai kelebihan dan kekurangan masing.
Jenis pentanahan sistem akan menentukan skema proteksinya.
Ada lima macam skema pentanahan netral sistem daya, yaitu:
TN (Terra Neutral) System (yaitu TN-C, TN-C-S, dan TN-S), TT
(Terra Terra), IT (Impedance Terra)

Catatan :
▪ Terra = bahasa Perancis yang berarti bumi atau tanah)

213
97

1. Saluran Tanah dan Netral disatukan (TN-C=Terra Neutral Combined)

Pada sistem ini saluran netral dan saluran pengaman disatukan pada
sistem secara keseluruhan.
Semua bagian sistem mempunyai saluran PEN yang merupakan
kombinasi antara saluran N (Neutral) dan PE (Protective Earth).
Seluruh bagian sistem mempunyai saluran PEN yang sama.

Saluran Tanah dan Netral disatukan (TN-C)


214
PUIL 2020 - Bagian 3: Asesmen karakteristik umum,
halaman 10 dari 23

215
98

2. Saluran Tanah dan Netral disatukan dan dipisah (TN-C-S = Terra


Neutral-Combined-Separated)

Pada sistem ini saluran netral dan saluran pengaman dijadikan menjadi
satu saluran pada sebagian sistem dan terpisah pada sebagian sistem
yang lain.
Di sini terlihat bahwa bagian sistem 1 dan 2 mempunyai satu hantaran
PEN (combined), sedangkan pada bagian sistem 3 menggunakan dua
hantaran, N dan PE secara terpisah (separated).

Saluran Tanah dan Netral disatukan


216
pada sebagian sistem (TN-C-S)
PUIL 2020 - Bagian 3: Asesmen karakteristik umum,
halaman 7 dari 23

217
PUIL 2020 - Bagian 3: Asesmen karakteristik umum,
halaman 8 dari 23

218
PUIL 2020 - Bagian 3: Asesmen karakteristik umum,
halaman 9 dari 23

219
PUIL 2020 - Bagian 3: Asesmen karakteristik umum,
halaman 11 dari 23

220
99

3. Saluran Tanah dan Netral-dipisah (TN-S=Terra Neutral-


Separated):

Pada sistem ini saluran netral dan saluran pengaman terdapat


pada sistem secara keseluruhan.
Jadi semua sistem mempunyai dua saluran N dan PE secara
tersendiri (separated).

Saluran Tanah dan Netral dipisah (TN-S) 221


PUIL 2020 - Bagian 3: Asesmen karakteristik umum,
halaman 4 dari 23

222
PUIL 2020 - Bagian 3: Asesmen karakteristik umum,
halaman 5 dari 23

223
PUIL 2020 - Bagian 3: Asesmen karakteristik umum,
halaman 6 dari 23

224
100

4. Saluran Tanah dan Tanah (TT= Terra Terra)

Sistem yang titik netralnya disambung langsung ke tanah, namun


bagian-bagian instalasi yang konduktif disambungkan ke elektroda
pentanahan yang berbeda (berdiri sendiri).
Dari gambar di bawah ini terlihat bahwa pentanahan peralatan
dilakukan melalui sistem pentanahan yang berbeda dengan pentanahan
titik netral.

Saluran Tanah dan Tanah (TT= Terra Terra) 225


PUIL 2020 - Bagian 3: Asesmen karakteristik umum,
halaman 13 dari 23

226
PUIL 2020 - Bagian 3: Asesmen karakteristik umum,
halaman 13 dari 23

227
101

5. Saluran Tanah melalui Impedansi (IT=Impedance Terra),


atau Sistem Pentanahan Impedansi

Sistem rangkaian tidak mempunyai hubungan langsung ke


tanah namun melalui suatu impedansi, sedangkan bagian
konduktif instalasi dihubung langsung ke elektroda pentanahan
secara terpisah.Ada beberapa jenis sambungan titik netral
secara tidak langsung ini, yaitu melalui Reaktansi, Tahanan, dan
Kumparan Petersen.

228
Saluran Tanah Melalui Impedansi (IT)
PUIL 2020 - Bagian 3: Asesmen karakteristik umum,
halaman 14 dari 23

229
PUIL 2020 - Bagian 3: Asesmen karakteristik umum,
halaman 15 dari 23

230
102

Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan

Pada prinsipnya jenis elektroda dipilih yang mempunyai kontak sangat


baik terhadap tanah.
Elektroda Pentanahan terdiri sari Elektroda Batang, Elektroda Pita, da
Elektroda Plat.

1. Elektroda Batang (Rod)

Elektroda batang ialah elektroda dari pipa atau besi baja profil yang
dipancangkan ke dalam tanah.
Elektroda ini merupakan elektroda yang pertama kali digunakan.

231
105

❑ Tahanan pentanahan (Earth Resistance) diukur dengan


menggunakan Alat “Earth Resistance Tester”.

❑ Besarnya tahanan pentanahan (earth resistance) menurut IEC


dan PUIL 2011 adalah maksimum 5 Ohm.

232
❑ Tahanan pentanahan (Earth Resistance) diukur dengan
menggunakan Alat “Earth Resistance Tester”.

❑ Besarnya tahanan pentanahan (earth resistance) menurut


NFPA, IEEE, dan PUIL 2000 halaman 68 dan 81 dari 552 adalah
maksimum 5 Ohm.
Sedangkan di PUIL 2011 Amandemen 3 tahun 2013 halaman 7
dari 29, tidak dinyatakan secara tegas.

233
PUIL 2000 halaman 68 dari 552

PUIL 2000 halaman 81 dari 552

234
235
103

2. Elektroda Pita

Elektroda pita ialah elektroda yang terbuat dari hantaran


berbentuk pita atau berpenampang bulat atau hantaran pilin
yang pada umumnya ditanam secara dangkal.

236
104

3. Elektroda Plat

Elektroda dari bahan pelat logam (utuh atau berlubang) atau


dari kawat kasa.
Pada umumnya elektroda ini ditanam dalam.
Elektroda ini digunakan bila diinginkan tahanan pentanahan
yang kecil dan sulit diperoleh dengan menggunakan jenis-jenis
elektroda yang lain.

237
238
Skripsi 2016 :
ANALISIS PENTANAHAN KAKI MENARA TRANSMISI 150 KV
REMBANG-BLORA BERTAHANAN TINGGI DAN USAHA
MENURUNKANNYA

Oleh :
NURCAHYO HAJAR SAPUTRO
Teknik Elektro-Universitas Muhammadiyah Surakarta

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki nilai resistensi


sistem pentanahan pada kaki menara jaringan tegangan tinggi
150 KV disepanjang jalur pemasangan tower, diwilayah
gardu induk Rembang-Blora sebanyak 92 tower.

Tahanan kaki yang rendah berguna sebagai jalan pintas untuk


meredam arus sambaran petir, tahanan kaki transmisi
ditetapkan kurang dari 5 ohm.

Tahanan yang melebihi nilai ini tidak terjamin keamanan


proteksi saluran transmisi udara, back flashover sangat
berpeluang terjadi pada keadaan ini. 239
Tahanan kaki menara transmisi 150 KV Rembang-Blora
mengalami perubahan resistensi tanah karena perubahan
parameter tersebut beberapa menara transmisi mempunyai
tahanan kaki menara yang tinggi yang lebih dari 5 ohm.

Usaha yang dilakukan PT. PLN (persero) untuk menurunkan


tahanan adalah melakukan pengawasan dan perawatan rutin
pentanahan.

Pengukuran tower SUTT 150 KV transmisi Gardu induk (GI)


Rembang-Blora dengan menggunakan alat, yaitu Earth Tester.

Untuk memperoleh tahanan kurang 5 ohm peneliti melakukan


perhitungan dan perbaikan, yaitu dengan menambah satu batang
elektroda (arde) berdiameter 3\4 inci.

Hasil pengukuran menunjukan 44 tower memerlukan perbaikan


dan sekarang sudah sesuai dengan standart atau kurang dari 5
ohm.
==oo00oo==

240
241
242
243
Warna kabelnya MERAH semua (bukan Hijau, Kuning, Merah),
maka baca “Instruction Manual Book” nya

244
Pengukuran resistansi elektroda pentanahan
menggunakan Metoda 62% 245
Urutan pelakasanaan Uji tahanan pentanahan untuk Instalasi
penyalur Petir.
1). Siapakan alat ujinya yaitu Ërath Resistance Tester dengan
memeriksa baterai, kabel dan Tuas Besi Penancap dan keadaan
baik dan siap pakai.
Earth Resistance Tester ini dilengkapi dengan 3 kabel dengan
standar warna Hijau, Kuning, dan Merah.
2). Pasang Kabel Hijau, Kuning, dan Merah pada alat uji Earth
Resistance Tester ada yang digital ada yang analog.

246
Alat uji Earth Resistance Tester ada yang digital ada yang analog
Memasang Kabel Hijau, Kuning, dan Merah
pada alat uji Earth Resistance Tester

1). Jepitkan kabel Hijau ke Grounding dari Sistem penyakur Petir

247
2.). Jepitkan kabel Kuning ke Tuas Besi Penancap dari Sistem
penyalur Petir, dan tarik kabel kuning sampai ujung dan
tancapkan Tuas Besi Penancap ke tanah.

3.). Jepitkan kabel Merah ke Tuas Besi Penancap dari Sistem


penyalur Petir, dan tarik kabel merah tersebut Searah dengan
Kabel Kuning sampai ujung dan tancapkan Tuas Besi Penancap ke
tanah. 248
5). Sekarang “On” kan alat uji Earth Resistance Tester, lihat
penunjukan tahanannya, tidak boleh lebih dari 5 Ohm. Jika lebih
dari 5 Ohm maka system pentanahan harus diperbaiki misanya
dengan memperpanjang batang pentanahan dan/atau
memperbesar/memperbesar batang pentanahan, atau
meletakkan Grounding kedalam tanah yang tahanan jensinya
kecil. Besarnya tahanan pentanahan (earth resistance) menurut
NFPA, IEEE, dan PUIL 2000 halaman 81 dari 552 adalah
maksimum 5 Ohm. Sedangkan di PUIL 2011 Amandemen 3 tahun
2013 halaman 7 dari 29, tidak dinyatakan secara tegas.
249
250
106

Beri pagar pengaman pada bagian-bagian bertegangan yang


kemungkinan bisa tersentuh manusia secara tidak sengaja.

251
Beri Pagar pengaman pada bagian-bagian yang
bertegangan-Lanjutan

Gambar : Pengamanan dengan pemagaran


252
107

Pasang peralatan INTERLOCKING (bila perlu)

Peralatan ini biasa di pasang pada pintu-pintu pada Ruangan


yang di dalamnya terdapat peralatan yang berbahaya.

Jika pintu dibuka, semua aliran listrik ke peralatan terputus (door


switch).

253

Anda mungkin juga menyukai