Anda di halaman 1dari 73

Kementerian Ketenagakerjaan

Republik Indonesia

IINTISARI
K3 LISTRIK

2015
INTISARI K3 LISTRIK
Isinya :

1. K3 LISTRIK

2. CHECK LIST PENCEGAHAN BAHAYA LISTRIK

3. IDENTIIKASI POTENSI BAHAYA LISTRIK

4. RIKSA UJI YANG BERKAITAN LANGSUNG


DENGAN K3 LISTRIK

1.
K3 LISTRIK

1
Bahaya Listrik (Electrical) merupakan salah satu dari banyak
bahaya

Transformator Distribusi
G LV

MV Industri
Pembangkit Transmisi Distribusi Distribusi Pemanfaatan
primer

13,8 kV-24 kV 115 kV-700 kV 70 kV-150 kV 20 kV 380 / 220 V


High Voltage Extra High Voltage Medium Voltage Low Voltage
High Voltage / SUTET

Voltage Levels USA Standard PUIL 2011, page 43 PLN


Extra Low Voltage Safe for human :
(ELV) < 50 Volt (ac)
< 120 Volt (dc)
Low Voltage (LV) 110 Volt , 240 < 1000 Volt (ac) 380 Volt/220 Volt
Volt, 480 Volt < 1500 Volt (dc) SUTR,SKTR
Medium Voltage (MV) 4.16 kV, 13.8 1 kV - 35 kV 6KV,20KV
kV ,34.5 kV SUTM,SKTM
High Voltage (HV) 69 kV, 115 kV > 35 kV 150 KV
,138 kV, 161 kV SUTT, SKTT
,230 kV, 287 KV
Extra High Voltage 345 kV, 500 kV 500 KV
(EHV) 765 kV SUTET
Ultra High Voltage 1100 kV,
(UHV) 1500 kV 4

2
“Listrik sangat bermanfaat, sekaligus
sangat berbahaya.
Oleh karena itu perlu Proteksi”

Proteksi
Proteksi sitem tenaga listrik adalah suatu proses menjadikan
Pembangkitan, Transmisi, Distribusi, dan Pemanfaatan
(konsumsi) enegi listrik seaman mungkin dari efek-efek
kegagalan dan kejadian yang menempatkan sistem tenaga
pada risiko.

Tidak mungkin kita menjadikan sistem tenaga listrik 100%


aman (safe) atau 100% dapat diandalkan (reliable), karena
biayanya akan sangat mahal.

Oleh karena itu perlu penilaian risiko (risk assessment) untuk


menentukan tingkat bahaya yang dapat diterima terhadap
kecelakaan atau biaya akibat kerusakan.
5

Tujuan proteksi dan koordinasi sistem


listrik menurut ANSI/IEEE Std 242
1986/2001
Prinsip Utama :

Tujuan dari proteksi dan koordinasi


sistem listrik adalah :
 Mencegah kecelakaan pada manusia

 Meminimalisasi kerusakan pada peralatan

 Membatasi durasi pemadaman listrik

Note :
ANSI = American National Standards Institute
IEEE = Institute of Electrical and Electronics Engineers

3
Cuplikan dari ANSI/IEEE Std 242 tentang “Tujuan sistem
proteksi dan koordinasi sistem listrik”

Pemutaran Video :

Kecelakaan listrik yang berkaitan


dengan “Tujuan proteksi dan
koordinasi sitem listrik”
sewaktu melaksanakan pekerjaan
“Rack in” Circuit Breaker
(1 menit)

4
Selain “ELCB (GFCI)” dan “Oveload Heater” pada Motor Control,

Alat Proteksi Utama pemutus


Listrik adalah :
1.Circuit Breaker
& (atau)
2.Fuse (Sekering)

1. Circuit Breaker (CB)


a). MCB (Miniatur Circuit Breaker) : bisa trip sendiri

b). MCCB (Molded Case Circuit Breaker) : bisa trip sendiri

c). ACB (Air Circuit Breaker) : ada yang bisa trip sendiri, ada
yang dilengkapi Protective Relays

d). OCB (Oil Circuit Breaker) : dilengkapi Protective Relays

e). VCB (Vacuum Circuit Breaker) : dilengkapi Protective Relays

f). SF6CB (Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker) : dilengkapi


dengan Protective Relays

10

5
a).MCB (Miniatur Circuit Breaker)
MCB berfungsi mengamankan arus hubung singkat (short circuit)
dan pembatas daya (overload) , kerjanya berdasarkan dua
kendali.
Kendali panas terbuat dari elemen dwilogam yang akan bekerja
jika daya beban melebihi batas dan kendali elektromagnetik
untuk arus hubung singkat akan bekerja jika arus yang
mengalir
jauh melampaui arus nominal yang ditentukan; biasanya setelan
pengaman ini 6 s/d 12 kali arus nominal, tergantung dari tipe
MCB tersebut apakah tipe lambat atau cepat.

MCB 1 fasa, 2 fasa, 3 fasa 11

Berdasarkan penggunaan dan daerah kerjanya, MCB dapat


digolongkan menjadi 5 jenis yaitu :

1. Tipe Z (rating dan breaking capacity kecil) :

Digunakan untuk pengaman rangkaian semikonduktor dan


trafo-trafo yang sensitif terhadap tegangan.

2. Tipe K (rating dan breaking capacity kecil) :

Digunakan untuk mengamankan alat-alat rumah tangga.

3. Tipe G (rating besar) untuk pengaman motor.

4. Tipe L (rating besar) untuk pengaman kabel atau jaringan.

5. Tipe H untuk pengaman instalasi penerangan bangunan

12

6
Tunjukkan dan jelaskan
MCB (Miniatur Circuit Breaker)
sebagai penegasan penjelasan

13

IEC Standard dan Standar SNI-MCB

14

7
Teknologi MCB

15

b). MCCB (Molded Case Circuit Breaker)


MCCB merupakan salah satu alat pengaman yang dalam proses
operasinya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan
sebagai alat untuk penghubung.
Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi
sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat dan arus
beban lebih. Pada jenis tertentu pengaman ini, mempunyai
kemampuan pemutusan yang dapat diatur sesuai dengan yang
diinginkan.

Keterangan :
1. Bodi dan tutup
2. Peredam busur api
3. Blok sambungan
4. Penggerak lepas-sambung
5. Kontak bergerak
6. Data kelistrikan dan pabrik pembuat
7. Unit magnetik trip

Gambar MCCB (Moulded Case Circuit Breaker)

16

8
c). ACB (Air Circuit Breaker)
ACB (Air Circuit Breaker) merupakan jenis circuit breaker dengan sarana
pemadam busur api berupa udara. ACB dapat digunakan pada tegangan
rendah dan tegangan menengah. Udara pada tekanan ruang atmosfer
digunakan sebagai peredam busur api yang timbul akibat proses
switching maupun gangguan.
Pengoperasian pada bagian mekanik ACB dapat dilakukan dengan
bantuan solenoid motor ataupun pneumatik.

LV-ACB:
Voltage = 250V dan 660V
Current Rating = 800A-6300A
Interrupting Rating = 45kA-170kA
MV-ACB:
Tegangan = 7,2kV dan 24kV
Current Rating = 800A-7000A
Interrupting rating = 12,5kA-72kA

Gambar ACB (Air Circuit Breaker)

17

d). OCB (Oil Circuit Breaker)


Oil Circuit Breaker adalah jenis CB yang menggunakan minyak sebagai
sarana pemadam busur api yang timbul saat terjadi gangguan.
Bila terjadi busur api dalam minyak, maka minyak yang dekat busur api
akan berubah menjadi uap minyak dan busur api akan dikelilingi oleh
gelembung-gelembung uap minyak dan gas.
Gas yang terbentuk tersebut mempunyai sifat thermal conductivity
yang baik dengan tegangan ionisasi tinggi sehingga baik sekali
digunakan sebagi bahan media pemadam loncatan bunga api.

Gambar OCB (Oil Circuit Breaker) 18

9
e). VCB (Vacuum Circuit Breaker)
Vacuum circuit breaker memiliki ruang hampa udara untuk
memadamkan busur api, pada saat circuit breaker terbuka (open),
sehingga dapat mengisolir hubungan setelah bunga api terjadi, akibat
gangguan atau sengaja dilepas.

tampak dalam

Gambar VCB (Vacum Circuit Breaker)

19

f). SF6 CB
(Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker)
SF6 CB adalah pemutus rangkaian yang menggunakan gas SF6 sebagai
sarana pemadam busur api.
Gas SF6 merupakan gas berat yang mempunyai sifat dielektrik dan sifat
memadamkan busur api yang baik sekali.
Prinsip pemadaman busur apinya adalah Gas SF6 ditiupkan sepanjang
busur api, gas ini akan mengambil panas dari busur api tersebut dan
akhirnya padam.

Rating
tegangan CB
antara 3.6 KV
- 760 KV.

20

10
Circuit Breaker dengan Rele Proteksi

21

22
Source : PLN Corporate University

11
23
Source : PLN Corporate University

24
Source : PLN Corporate University

12
2.Fuse
Patron leburnya akan lebur jika ada arus yang besarnya jauh melampaui
arus nominal pengaman tersebut , sehingga patron lebur/sekring
tersebut putus dan tidak bisa digunakan lagi.

Sekarang banyak digunakan sekring otomatis yang dapat digunakan lagi


jika rangkaian terjadi hubung singkat, karena didalam sekring tersebut
tidak digunakan pengaman lebur tetapi menggunakan elektromagnetik.

Pengaman tersebut akan bekerja jika arus gangguan atau arus hubung
singkat melampaui setelan nominal alat pengaman tersebut dan dapat
disetel lagi jika gangguan sudah teratasi.

Sekering otomatis

25

A fuse may be defined as a device that protects a circuit by fusing


open its current-responsive element when an overcurrent or
short-circuit current passes through it.
[Fuse bisa didefinisikan sebagai alat yang memproteksi circuit
dengan cara membuka elemen respon arusnya, ketika arus lebih
atau arus hubung singkat melewatinya].
Fuse dibuat untuk tegangan rendah maupun tegangan menengah.
Berikut ini adalah klasifikasi Fuse tegangan rendah.

26

13
Tunjukkan dan jelaskan
Fuse sebagai penegasan
penjelasan

27

Alat (Gawai) Proteksi listrik dalam Pemeliharaan listrik:


Contoh-contoh model Fuse

28

14
Alat (Gawai) Proteksi listrik dalam Pemeliharaan listrik:
Aplikasi Circuit Breaker dan Aplikasi Fuse

Circuit Breakers as Fuses as


Protective Device Protective Device
29

Alat (Gawai) Proteksi listrik dalam Pemeliharaan listrik: Aplikasi


Kombinasi Circuit Breaker dan Fuse

Combination Circuit Breakers & Fuses as


Protective Devices
30

15
Bahaya listrik (Electrical Hazard):
1.Shock = tersengat listrik = kesetrum

2.Arc = Percikan api (Arc flash)  Kebakaran (Fire)

3.Blast = Ledakan, kadang-kadang disebut “Arc blast”

4.Bahaya lainnya :
a.Bahaya Induksi Electromagnetic ketika sedang melakukan pekerjaan
pemeliharaan listrik
b.Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan
listrik
c.Bahaya terpeleset ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan
listrik
d.Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan pekerjaan
pemeliharaan listrik
e.Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika sedang
melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik
f.Dan lain-lain

31

Bahaya listrik
adalah
SHOCK, ARC &
BLAST plus
Bahaya lainnya

32

16
Paper of Electrical Hazard : Shock, Arc, Blast

33

Electrical Hazards
Electrical Safety Handbook- PUIL 2011
John Cadick, based on Page 5 : Page 6 - 8
NFPA70E, OSHA, NEC, NESC Pada Instalasi, ada bahaya : Proteksi untuk keselamatan :

Shock
a). Arus kejut listrik 1).Terhadap kejut listrik
(Sentuh Langsung & tak langsung)

b). Suhu berlebihan yang 2).Terhadap Efek termal


mungkin mengakibatkan
kebakaran, luka bakar atau efek

Arc cidera lain

f). Busur api listrik, yang


mungkin menyebabkan efek
menyilaukan, tekanan yang
berlebihan atau gas racun

Blast
c). Penyulutan atmosfer ledak 3). Terhadap Arus lebih
yang potensial 4). Terhadap Arus gangguan

d). Voltase kurang, voltase lebih 5). Terhadap Gangguan voltase


dan pengaruh elektromagnetik dan tindakan terhadap pengaruh
yang mungkin menyebabkan Elektromagnetik
cidera atau kerusakan
e). Pemutusan supla idaya 6). Terhadap Pemutusan Suplai

Other hazards dan/atau pemutusan pelayanan


keselamatan
Daya

g). Gerakan mekanis 7). Perlengkapan dan Instalasi


perlengkapan yang digerakkan listrik
listrik 34

17
Shock (electric)
= Tersengat listrik
= Kesetrum
= Stimulasi fisik atau trauma
yang terjadi sebagai akibat
dari mengalirnya arus listrik
lewat melalui tubuh.
(The physical stimulation or trauma that occurs as a result of
electric current passing through the body.)

35

Dalam PUIL 2011 halaman 6 dibahas


proteksi dari kejut listrik sebagai
berikut :
131.2(2.1.2) Proteksi dari kejut listrik

131.2.1(2.1.2.1) Proteksi dari sentuh langsung


Manusia dan ternak harus dihindarkan/diselamatkan dari
bahaya yang bisa timbul karena sentuhan dengan bagian
aktif instalasi (sentuh langsung).

131.2.2(2.1.2.2) Proteksi dari sentuh tak langsung


Manusia dan ternak harus dihindarkan/diselamatkan dari
bahaya yang bisa timbul karena sentuhan dengan bagian
konduktif terbuka dalam keadaan gangguan (sentuh tak
langsung).

36

18
Proteksi sentuh langsung dan tidak langsung-Lanjutan

(a) Sentuhan Langsung (b) Sentuhan Tak Langsung

37

PUIL 1987, 2000, 2011

Peraturan, Persyaratan, Persyaratan,


SNI SNI, SNI,
BSN BSN
38

19
PERSYARATAN UMUM INSTALASI
LISTRIK (PUIL) 2011
1. Merupakan SNI 0225 : 2011

2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.12 tahun 2015 tanggal 9 April 2015
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik ditempat kerja :
1). Pasal 5 Ayat 3 : Standar bidang kelistrikan sebagaima dimaksud pada
ayat (1) meliputi :
a. Standar Nasional Indonesia
b. Standar Internasional dan/atau
c. Standar Nasioanal negara lain yang ditentukan oleh Pengawas
Ketenagakerjaan Spesialis K3 Listrik.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.12 tahun 2015 tanggal 9 April 2015
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik ditempat kerja :
1). Pasal 15 : Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.KEP. 75/MEN/2002 tentang
pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Nomor SNI 04-0225-2000
mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) ditempat
kerja, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
4. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No.36 tahun
2014 tanggal 24 Desember 2014 tentang Pemberlakuan Standar Nasional
Indonesia 0225:2011 (PUIL 2011) dan Standar Nasional Indonesia
0225:2011/Amd 1: 2013 mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik
(PUIL 2011) Amandemen 1 sebagai Standar Wajib.

39

HATI-HATI MENGUTIP PUIL 2011,


Karena banyak bagian-bagian yang telah dibatalkan (di-amandemen)
PUIL 2011 Asli PUIL 2011 Amandemen
Bagian 4-42: Proteksi untuk Amademen 2, 15 September 2014 :
keselamatan – Proteksi terhadap efek Bagian 4-42: Proteksi untuk
termal keselamatan – Proteksi terhadap efek
termal (Judul sama, isinya berubah)
Bagian 5-52: Pemilihan dan pemasangan Amademen 1, 7 Maret 2013 :
perlengkapan listrik – Sistem Bagian 5-52: Pemilihan dan pemasangan
Perkawatan. perlengkapan listrik – Sistem
Perkawatan (Judul sama, isinya
berubah)
Bagian 5-54: Pemilihan dan pemasangan Amademen 3, 16 April 2014 :
perlengkapan listrik – Susunan Bagian 5-54: Pemilihan dan pemasangan
pembumian, konduktor proteksi dan perlengkapan listrik - Susunan
konduktor ikatan proteksi. pembumian dan konduktor proteksi.
(Judul sama, isinya berubah)

Bagian 5-55: Pemilihan dan pemasangan Amademen 4, 16 Maret 2015 :


perlengkapan listrik – Perlengkapan lain Bagian 5-55: Pemilihan dan pemasangan
perlengkapan listrik – Perlengkapan lain
(Judul sama, isinya berubah)
Bagian 7 : Pemilihan dan pemasangan  Amademen 1, 7 Maret 2013 : :
perlengkapan listrik – Konduktor dan Menjadikan Bagian 7 ini sebagai
pemasangannya. Lampiran K dari Bagian 5-52
Amandemen 1 tersebut (Judul sama,
isinya berubah) 40

20
Kurva IEC 479

41

“Kurva IEC 479” yang diperindah

Daerah Reaksi tubuh

1 Tidak terasa

2 Terasa, tetapi belum


menyebabkan
gangguan kesehatan
3 Kejang otot, dan
gangguan pernafasan
4 Kegagalan detak jantung,
kematian
(Jantung mulai berhenti)

0,01 Amper=10 mA Setara dengan :


Lampu pijar 2,5 Watt, 220 Volt

0,1 Amper=100mA Setara dengan :


Lampu pijar 20 Watt, 220 Volt

 Pada 30 mA : Manusia Tidak bisa melepaskan diri sendiri


(Can not let go)=Mulai lengket  Sensitivitas ELCB dipilih =
30 mA.
 Lihat Kurva : ELCB trip pada 30 mA dalam waktu 20 mS.
42
 ELCB untuk Indoor Low Voltage.

21
Shock karena Perilaku yang tidak aman (Unsafe Act)

43

SLO (Sertifikat Laik Operasi)

44

22
Pemutaran
beberapa Video :

Berita orang kesetrum

45

Cara mencegah bahaya Shock :


1.Jangan membiasakan diri mencoba secara sengaja maupun tidak
sengaja memegang benda-benda logam yang kemungkinan bisa ada
tegangan listriknya.
2.Isolasi bagian-bagian terbuka yang bertegangan.
3.Beri tutup yang aman pada bagian-bagian yang bertegangan

4.Beri pagar pengaman pada bagian-bagian bertegangan yang


kemungkinan bisa tersentuh manusia secara tidak sengaja, pasang
peralatan Interlocking (bila perlu).

5.Pasang Grounding pada Instalasi listrik


6.Pasang Grounding pada bagian-bagian yang kemungkinan bisa
bertegangan (misalnya frame dari motor, dan lain-lain)

7.Pasang ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) dengan sensitivity


maksimum 30 mA. Nama lain dari ELCB adalah GPAS (Gawai Proteksi
Arus Sisa), alias RCCB (Residual Current Circuit Breaker), alias RCD
(Residual Current Detector), alias GFCI (Ground Fault Current
Interrupter).

8.Laksanakan LOTO (Lock Out Tag Out) sewaktu melakukan pekerjaan


listrik.
9.Gunakan PPE yang benar
46

23
 Tahanan pentanahan (Earth Resistance) diukur dengan
menggunakan Alat “Earth Resistance Tester”.

 Besarnya tahanan pentanahan (earth resistance) menurut


NFPA, IEEE, dan PUIL 2000 halaman 81 dari 552, dan maupun
PUIL 2011 Amandemen 3 tahun 2013 halaman 7 dari 29, adalah
maksimum 5 Ohm.

47

Pemutaran Video
Cara menggunakan
“Earth Resistance Tester”
(5 menit)

48

24
Pasang ELCB :

49

ELCB = RCCB = RCD = GFCI = GPAS


1. ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) = RCCB (Residual Current Circuit Breaker) = RCD
(Residual Current Device) = GFCI (Ground Fault Current Interrupter) = GPAS (Gawai
Proteksi Arus Sisa).
2. GPAS disebut di PUIL 2011 (639 halaman) sekurang-kurangnya sebanyak
133 Kali :
1. Halaman 23 = 1 kali, halaman 71 = 1 kali, halaman 113 = 1 kali, Halaman 118 = 1
kali, halaman 120 = 2 kali, halaman 122=10 kali, halaman 123=2 kali, halaman
124=3 kali, halaman 125= 2 kali, halaman 132 = 2 kali, halaman 133=1 kali,
halaman143=7 kali, halaman 144= 3 kali, halaman 145= 13 kali, halaman 163= 1
kali, halaman 326 (RCCB & RCBO)=2 kali, halaman 328=9 kali, halaman 329=6 kali,
halaman 338=6 kali, halaman 340=16 kali, halaman 349=1 kali, halaman 350=2 kali,
halaman 351=2 kali, halaman 364=1 kali, halaman 376=1 kali, halaman 449
(RCD)=1 kali, halaman453= 2 kali, halaman 454= 10 kali, halaman 455=3 kali,
halaman 457=1 kali, halaman 473=1 kali, halaman 478= 2 kali, halaman 554=2 kali,
halaman 596=6 kali  total 124 kali.
2. Amandemen 1 tahun 2013 (154 halaman): tidak ada.
3. Amademen 2 tahun 2014 (14 halaman) : halaman 8=8 kali.
4. Amademen 3 tahjun 2014 (29 halaman): halaman 13=1 kali.
5. Amademen 4 tahun 2015 (28 halaman) : tidak ada.

3. SNI 04-6956.1-2003 tentang RCCB untuk rumah tangga, dan SNI 04-6956.2.1-2005
tentang RCCB yang Berfungsi Tak Tergantung dari Tegangan Saluran
4. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral no.16 tahun 2009 tentang
pemberlakuan SNI mengenai RCCB sebagai standar wajib, dan No. 20 tahun 2012 tentang
wajib menggunakan material instalasi listrik rumah tinggal yang telah memenuhi SNI
(Standard Nasional Indonesia) dan ber-ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) / RCCB
(Residual Current Circuit Breaker).
5. Direktorat Jendral Ketenagalistrikan : Gambar standar instalasi rumah tipe 25, 36, 45

6. NFPA 70E year 2012 : GFCI on Page 17 (20 of 109 pdf file)

7. OSHA 1910 Sub Part S-Electricl 932 pages (846 pages pdf file) , GFCI on Page 847 (761 0f
846 pdf file)
50

25
Standar SNI untuk Pasang ELCB

51

52

26
53

54

27
55

NFPA 70E year 2012 : GFCI on Page 17 :

56

28
OSHA 1910 Sub Part S-Electricl, 932 pages (846
pages pdf file) , GFCI on Page 847 (761 pdf file) :

57

ELCB dengan Sensitivitas 0,03 A (30 mA)

(a) Gambaran fisik RCD 58

29
Tunjukkan dan jelaskan
ELCB sebagai penegasan
penjelasan
(5 menit)

59

Jangan gunakan ELCB dengan Sensitivitas > 30 mA)


untuk maksud proteksi Shock

60

30
Pemutaran Video :
Tutorial pemasangn ELCB
(7 menit)

61

Diagram Skematik ELCB

Diagram skematik RCD 62

31
Instalasi Pemasangan ELCB untuk KWH meter Pasca bayar

63

Instalasi Pemasangan ELCB untuk KWH meter Pra bayar

64

32
 Pekerja listrik tidak
dianjurkan bekerja sendirian,
harus selalu bekerja 2 orang
(Electrician + Helper).

Dengan maksud agar bisa saling


menyelamatkan apabila terjadi
kecelakaan tersengat listrik
(shock).
65

PLN – suatu PLTD di Kalimantan Timur - October 2016 :


“Dilarang SEORANG DIRI masuk / bekerja didalam ruangan
bertegangan”
66

33
 Lepaskan korban dari sengatan listrik menggunakan Isolator

 Lakukan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) listrik

67

Pemutaran Video :
Banana Shock
(1 menit)

68

34
3 kalimat penting yang terkait
dengan bahaya Shock :
1. Orang kesetrum biasanya mati, kalau
tidak mati dia saat itu sedang beruntung.

2. Kalau mendengar ada orang kesetrum


apalagi mati, maka kita langsung
mengatakan “pasti tidak pakai ELCB”,

3. Kalau ada rumah, gedung Low Voltage


Indoor yang tidak pakai ELCB, ....just
waiting for (tinggal tunggu)....

69

Arc (electric)
= Percikan api
 Kebakaran (Fire)
= Terlepasnya energi panas dan cahaya
yang disebabkan oleh kerusakan listrik
dan setelah itu peluahan listrik melalui
insulator listrik, seperti udara.
(The heat and light energy release that is caused by the electrical
breakdown of and subsequent electrical discharge through an
electrical insulator, such as air).

70

35
Jenis-jenis Arc :

 Arc Flash = Arc yang timbul karena


Short Circuit [terhubungnya kawat fasa
AC atau kawat positif + DC dengan
kawat lain atau bagian konduktor lain
sebelum pemakaian (load)].

 Arc yang menyebabkan KEBAKARAN


(Fire)

71

1. Arc Flash = Arc yang timbul karena Short


Circuit [terhubungnya kawat fasa AC atau kawat
positif + DC dengan kawat lain atau bagian
konduktor lain sebelum pemakaian (load)].

72

36
Figure : Thermal burns caused by
high-voltage electric arc.

73

CARA MENCEGAH TERJADINYA Arc Flash [Arc


yang timbul karena Short Circuit [terhubungnya
kawat fasa AC atau kawat positif + DC dengan
kawat lain atau bagian konduktor lain sebelum
pemakaian (load)].

1.Pada saat melakukan pekerjaan Pemeliharaan, harus


selalu listriknya dimatikan dulu (off & LOTO), kecuali
terpaksa.

2.Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit, dan


pastikan harus ada alat proteksi (CB atau Fuse)

3. Hindari Kondisi tidak aman (Unsafe condition) dan


Perilaku yang tidak aman (Unsafe Act)

4. Gunakan Alat Pelaindung Diri (APD) yang baik dan benar

74

37
Penggunaan APD yang benar untuk mencegah efek dari Arc
Flash = Arc yang timbul karena Short Circuit

75

2. Arc yang menyebabkan


KEBAKARAN (Fire)

76

38
Segitiga api (Fire Triangle)

FIRE

77

“HEAT” BISA TIMBUL KARENA:


1. Terjadi short circuit, tetapi alat proteksi tidak mentripkan
cicuit
2. Kualitas kabel (kawat dan isolasi) tidak baik
3. Penggunaan jenis kabel yang salah (misalnya NYM hanya
untuk indoor).
4. Ukuran kawat terlalu kecil
5. Terjadi “loss connection” (dari sambungan kawat, tusuk
kontak yang bertumpuk-tumpuk yang cenderung tidak
rapat, dan lain-lain)

CARA MENCEGAH TERJADINYA ARC yang


menyebabkan Kebakaran:
1. Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit, dan
harus ada alat proteksi (CB atau Fuse)
2. Gunakan kulaitas kabel (kawat dan isolasi) yang baik
3. Gunakan jenis kabel yang benar
4. Gunakan ukuran kawat yang sesuai dengan KHA
(Ampacity)nya.
5. Hindari terjadinya “Loss connection”
78

39
Pemutaran Video :

1. Kebakaran di Gedung
Sekretariat Negara
(2 menit)
2. Kebakaran di daerah
perumahan kumuh
(3 menit)
3. Dan yang lain
79

Hindari terjadinya “Loss Connection”


Jika ada “loss connection” maka tahanan kontaknya
menjadi besar, misalnya sama dengan 20 Ω.

Maka arus yang timbul = 220 V/20 Ω = 11 A.


Panas yang ditimbulkan cukup besar, yaitu sama dengan :
I2R = 112 x 20 = 2420 W

Panas ini bisa menimbulkan kebakaran.

Alat untuk mengetahui loss connection pada sambungan


lempeng rel adalah MicroOhm meter.

80

40
Lebih rinci sebagai berikut :
For example :
#12AWG 7 strand copper wiring used in many homes has a resistance
of 2.05 ohms (Ω)/1000 ft.
If we have an outlet 50 feet from the breaker panel.
R= (2x50 ft) x (2.05 Ω/1000 ft.) = 0.205 Ω

Condition 1 - No loss connection


(zero resistance at the contact) :
When a load is plugged in and a 20 ampere load.
Power dissipated through the wiring P=I2R=202x0.205=82 Watts.

Condition 2 - Loss connection :


Now, if we introduce an HRC (High Resistance Contact) at the outlet of
2 Ω. Circuit resistance R =2 + 0.205 Ω = 2.205 Ω
With a 20A load, P =I2R=202x2.205=882 Watts (roughly the power
used by a small heater or coffeepot).

While we still have 82 watts being dissipated over the length of the
wiring, 800 watts is being dissipated at the point of the HRC.
81

Infrared Thermography (Thermovision Camera ukuran kecil )


sebagai pengukur “Heat”

82

41
Infrared Thermography (Thermovision Camera ukuran besar)
sebagai pengukur “Heat”

83

PemutaranVideo :
Simulasi isolasi
kabel terbakar
(2 menit)

84

42
Blast (electric)
= Ledakan :

Efek ekplosif yang disebabkan


oleh ekspansi cepat dari udara
dan material yang superpanas
secara mendadak dari percikan
api
(The explosive effect caused by the rapid expansion of air and
other vaporized materials that are a superheated by the sudden
presence of an electric arc).

85

Efek “Blast (Electric)”

Molten Metal
35,000 °F

Pressure Waves

Sound Waves

Copper Vapor: Shrapnel


Solid to Vapor
Expands by
67,000 times Hot Air-Rapid Expansion

Intense Light

86

43
Blast (ledakan) :
 Blast yang berasal dari equipment
yang pemeliharaannya kurang baik ,
misalnya :
-Tranformator meledak
-Battery meledak
-Dan lain-lain

 Blast yang terjadi karena Interrupting


Rating (Breaking Capacity) yang tidak
benar pada CB & Fuse
87

1. Blast yang berasal dari


equipment yang pemeliharaannya
kurang baik, misalnya :

Transformator meledak Battery meledak


88

44
Cara mencegah Blast yang berasal
dari equipment yang
pemeliharaannya kurang baik :

1.Laksanakan pekerjaan Pemeliharaan


(PM, PdM, dan CM) sesuai dengan
prosedur-prosedur pemeliharaan
(Maintenance Prosedures).

2. Lakukan JSA (Job Safety Analysis)


untuk setiap pekerjaan Pemeliharaan
(PM, PdM, CM)
89

Basic Principle of Maintenance


“Cleaning & Painting (Bersih & Dicat
yang perlu dicat)”

Tidak Terpelihara
(Tidak Bersih & Tidak Dicat)

Terpelihara (Bersih & Dicat)

90

45
Menurut John Moubray dalam bukunya RCM II, mengatakan

Pemeliharaan : pemastian bahwa aset fisik melanjutkan


memenuhi fungsi yang diinginkannya.

91

Ekpektasi dan Teknik Maintenance


Third Generation :
 Higher Plant Availability
and Reliability
 Greater Safety
Second Generation :  Better product quality
 Higher Plant Availability  No damage to the environment
First Generation :  Longer Equipment Life  Longer equipment life
 Fix it when it broke  Lower Costs  Greater costs effectiveness

1940 1950 1960 1970 1980 1990 2000


GROWING EXPECTATIONS MAINTENANCE

Third Generation :
 Condition Monitoring (PdM)
 Design for Reliability and
Second Generation : Maintainability
 Scheduled Overhaul (PM)  Small, Fast Computer
 System for Planning and  Failure mode and effect analyses
First Generation : Controlling work  Expert System
 Fix it when it broke  Big, Slow Computer  Multiskilling and Teamwork

1940 1950 1960 1970 1980 1990 2000


CHANGING MAINTENANCE TECHNIQUES
92

46
Pemeliharaan Listrik terdiri dari :

1.Preventive Maintenance (PM) = Overhaul


= Service = Shutdown
= Turn Around (TA), dll.
Ciri-cirinya :
- Off line (equipment dalam keadaan dimatikan)
- Terjadwal (Scheduled):
- Berdasarkan kalender : mingguan, bulanan, tahunan,
3 tahunan, 5 tahunan, dlsb.
- Berdasarkan “running hours”: setiap 10.000 jam, dlsb
- Berdasarkan “running distances”: setiap 5.000 km,dll

2.Predictive Maintenance (PdM) = Condition Monitoring


Ciri-cirinya :
- On line (equipment dalam keadaan hidup), atau Off line
- Contoh : Vibration Monitor, Thermography,On line Partial
Discharge,dll

3.Corrective Maintenance (CM)  terencana


≈ Breakdown Maintenance  tidak terencana = Fix it when it broke
= Repair = Perbaikan
-Bisa Off line line, maupun On line.

93

Istilah-istilah yang sering muncul dalam pembahasan


Pemeliharaan :

1. Availabiliy
= Ketersediaan
= Siap pakai = Ready for use

2.Reliability
= Kehandalan = Keandalan
= Tidak sering rusak

3.Maintainability
= Kemampurawatan
= Mudah dipelihara

 Bisa dinyatakan secara Kualitatif seperti diatas.


 Bisa pula dinyatakan secara Kuantitatif dengan
perhitungan menggunakan rumus , hasilnya
dinyatakan dalam %

94

47
JSA (Job Safety Analysis)
Kolom pertama yaitu “Sequence of Basic Jobs Steps” pada
hakekatnya merupakan Standard Procedure termasuk untuk
bidang Pemeliharaan.

95

96

48
2. Blast yang terjadi karena
Interrupting Rating (Breaking
Capacity) yang tidak benar pada
CB & Fuse

Interior after Blast Exterior after Blast


97

MCB 16 A, 10 kA

98

49
MCB 40 A, 10 kA

99

Data “Interrupting Rating (Breaking Capacity)” dari


Gambar satu garis (Single line diagram) (1)

100

50
Data “Interrupting Rating (Breaking Capacity)” dari
Gambar satu garis (Single line diagram) (2)

Contoh :
Interrupting
Rating = 40 KA

101

Dengan menggunakan “Gambar satu garis


(single line diagram)” yang sesungguhnya,
tunjukkan dan jelaskan Interrupting Rating
pada setiap Switchgear

102

51
Data Hubung Singkat sisi sumber PLN 20 KV/400V (1)

103

Contoh Soal :
Suatu bangunan tinggi menggunakan transformator minyak 2500
KVA, 20 KV/400 VOLT dengan impedansi 7%, jika data hubung
singkat sisi sumber PLN 20 KV seperti tabel diatas dan kontribusi
beban motor utilitas bangunan tersebut adalah 50% dari arus
nominal transformator, tentukan rating kapasitas pemutusan kA
dari Circuit Breaker induk pada PUTR (Panel Utama Tegangan
Rendah) agar instalasi listrik bangunan tersebut cukup aman dan
terproteksi?

Jawaban :
Semua angka dilihat dari Tabel diatas :
Dengan impedansi 7% trafo & data arus hubung singkat sumber
primer 20 kA, diperoleh arus hubung singkat sisi 400 V
transformator 49.02 kA.
Kontribusi arus hubung singkat dari motor adalah 4 x 50% arus
nominal trafo = 7.22 kA ( berdasarkan arus starting DOL = 2 ~ 4
kali ). Jadi total kA= 49.02+7.22 = 56.24 kA
Jika kita menginginkan proteksi lebih 120% dan agar umur
Circuit Breaker induk PUTR lebih panjang maka digunakan Circuit
Breaker dengan rating lebih besar dari (120% x 56,24 kA),
diputuskan sebesar 75 kA.
104

52
Pemutaran Video :
Interrupting Rating & Blast

105

BLAST yang terjadi karena Interrupting


Rating yang tidak benar pada CB & Fuse
Bila terjadi short circuit dan alat proteksinya trip tetapi pecah
(break) maka itulah blast (ledakan) yang dimaksud diatas.
Oleh karena itu pada alat proteksi baik Fuse maupun Circuit
Breaker :
- Contact Rating [Amper]: untuk proteksi over current (over load)
, dan Short circuit
- Breaking Capacity (Interrupting Current) [kA] : agar Frame
bertahan tidak pecah jika terjadi short circuit.

CARA MENCEGAH BLAST TERSEBUT :


1. Hindari kemungkinan terjadinya short circuit
2. Pastikan Breaking Capacity dari Fuse dan Circuit Breaker
adalah lebih besar daripada Maximum Short Circuit pada titik
terjadinya short circuit tersebut. Maximum Short Circuit pada
setiap titik Bus dihitung menggunakan software misalnya ETAP
(Electrical Transient Analizer Program), atau dengan
menggunakan Tabel seperti contoh dari PLN.
106

53
Bahaya-bahaya lain
Yang dimaksud bahaya-bahaya lain dari listrik adalah bahaya-
bahaya yang selain Shock, Arc & Blast :

1.Bahaya Induksi Electromagnetic ketika sedang melakukan


pekerjaan pemeliharaan listrik
2.Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan
pemeliharaan listrik
3.Bahaya terpeleset ketika sedang melakukan pekerjaan
pemeliharaan listrik
4.Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan
pekerjaan pemeliharaan listrik
5.Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika sedang
melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik

Cara mencegahnya :
Hati-hati, Hindari Unsafe Condition & Unsafe Acts,
Gunakan APD yang tepat dan baik, Patuhi rambu-rambu
yang dipasang, Patuhi prinsip-prinsip K3 Umum, dan K3
Spesialis.
107

2.
CHECK LIST
PENCEGAHAN
BAHAYA LISTRIK

108

54
CHECK LIST Cara mencegah bahaya SHOCK
Uraian Temuan Rekomendasi
1.Jangan membiasakan diri mencoba secara
sengaja maupun tidak sengaja memegang benda-
benda logam yang kemungkinan bisa ada
tegangan listriknya.

2.Isolasi bagian-bagian terbuka yang


bertegangan.
3.Beri tutup yang aman pada bagian-bagian yang
bertegangan
4.Beri pagar pengaman pada bagian-bagian
bertegangan yang kemungkinan bisa tersentuh
manusia secara tidak sengaja, pasang peralatan
Interlocking (bila perlu).
5.Pasang Grounding pada Instalasi listrik

6.Pasang Grounding pada bagian-bagian yang


kemungkinan bisa bertegangan (misalnya frame
dari motor, dan lain-lain)
7.Pasang ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker)
dengan sensitivity maksimum 30 mA. Nama lain
dari ELCB adalah GPAS (Gawai Proteksi Arus Sisa),
alias RCCB (Residual Current Circuit Breaker),
alias RCD (Residual Current Detector), alias GFCI
(Ground Fault Current Interrupter).

8.Laksanakan LOTO (Lock Out Tag Out) sewaktu


melakukan pekerjaan listrik.
9.Gunakan PPE yang benar 109

CHECK LIST Cara mencegah bahaya ARC FLASH


Uraian Temuan Rekomendasi
1.Pada saat melakukan pekerjaan Pemeliharaan,
harus selalu listriknya dimatikan dulu (off &
LOTO), kecuali terpaksa.
2.Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit,
dan pastikan harus ada alat proteksi (CB atau
Fuse)
3. Hindari Kondisi tidak aman (Unsafe condition)
dan Perilaku yang tidak aman (Unsafe Act)
4. Gunakan Alat Pelaindung Diri (APD) yang baik
dan benar

CHECK LIST Cara mencegah


bahaya ARC yang menyebabkan Kebakaran (FIRE)
Uraian Temuan Rekomendasi
1. Hindarkan kemungkinan terjadinya short
circuit, dan harus ada alat proteksi (CB atau Fuse)
2. Gunakan kulaitas kabel (kawat dan isolasi)
yang baik
3. Gunakan jenis kabel yang benar
4. Gunakan ukuran kawat yang sesuai dengan KHA
(Ampacity)nya.
5. Hindari terjadinya “Loss connection”
110

55
Cara mencegah bahaya BLAST karena
Pemeliharaan yang kurang baik pada Peralatan
Uraian Temuan Rekomendasi
1.Laksanakan pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM,
dan CM) sesuai dengan prosedur-prosedur
pemeliharaan (Maintenance Prosedures).
2.Lakukan JSA (Job Safety Analysis) untuk setiap
pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM, CM)

Cara mencegah BLAST yang terjadi karena


Interrupting Rating yang tidak benar pada CB & Fuse
Uraian Temuan Rekomendasi
1. Hindari kemungkinan terjadinya short circuit

2. Pastikan Breaking Capacity dari Fuse dan Circuit


Breaker adalah lebih besar daripada Maximum
Short Circuit pada titik terjadinya short circuit
tersebut. Maximum Short Circuit pada setiap titik
Bus dihitung menggunakan software misalnya
ETAP (Electrical Transient Analizer Program), atau
dengan menggunakan Tabel seperti contoh dari
PLN.
111

Cara mencegah bahaya listrik lainnya

Uraian Temuan Rekomendasi


a. Bahaya Induksi Electromagnetic ketika sedang
melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik

b. Bahaya radiasi ketika sedang melakukan


pekerjaan pemeliharaan listrik

c. Bahaya terpeleset ketika sedang melakukan


pekerjaan pemeliharaan listrik

d. Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang


melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik

e. Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik


ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan
listrik

f. Dan lain-lain :
...............................................................................
...............................................................................
...............................................................................
...............................................................................

112

56
3.
IDENTIIKASI
POTENSI
BAHAYA LISTRIK

113

Mengidentifikasi potensi bahaya listrik “senada” dengan


Cara mencegah bahaya listrik
Cara mencegah bahaya SHOCK Ada potensi Bahaya SHOCK,
jika :
1.Jangan membiasakan diri mencoba secara sengaja 1. Ada seseorang yang membiasakan diri mencoba secara
maupun tidak sengaja memegang benda-benda logam sengaja maupun tidak sengaja memegang benda-benda
yang kemungkinan bisa ada tegangan listriknya. logam yang kemungkinan bisa ada tegangan listriknya.

2.Isolasi bagian-bagian terbuka yang bertegangan. 2. Ada bagian-bagian terbuka yang bertegangan yang
tidak diisolasi
3.Beri tutup yang aman pada bagian-bagian yang 3. Ada bagian-bagian yang bertegangan, tetapi tidak
bertegangan diberi diberi tutup yang aman
4.Beri pagar pengaman pada bagian-bagian bertegangan 4. Ada bagian-bagian bertegangan yang kemungkinan bisa
yang kemungkinan bisa tersentuh manusia secara tidak tersentuh manusia secara tidak sengaja, tetapi tidak diberi
sengaja, pasang peralatan Interlocking (bila perlu). pagar pengaman.

5.Pasang Grounding pada Instalasi listrik 5. Ada Instalasi listrik yang tidak dipasang Grounding.

6.Pasang Grounding pada bagian-bagian yang 6. Ada bagian-bagian yang kemungkinan bisa bertegangan
kemungkinan bisa bertegangan (misalnya frame dari (misalnya frame dari motor, dan lain-lain) tetapi tidak
motor, dan lain-lain) dipasang Grounding

7.Pasang ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) dengan 7. Ada instalasi listrik tegangan rendah (terutama indoor)
sensitivity maksimum 30 mA. Nama lain dari ELCB adalah yang tidak dipasang ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker)
GPAS (Gawai Proteksi Arus Sisa), alias RCCB (Residual dengan sensitivity maksimum 30 mA. Nama lain dari ELCB
Current Circuit Breaker), alias RCD (Residual Current adalah GPAS (Gawai Proteksi Arus Sisa), alias RCCB
Detector), alias GFCI (Ground Fault Current Interrupter). (Residual Current Circuit Breaker), alias RCD (Residual
Current Detector), alias GFCI (Ground Fault Current
Interrupter).
8.Laksanakan LOTO (Lock Out Tag Out) sewaktu 8. Tidak diLaksanakan LOTO (Lock Out Tag Out) sewaktu
melakukan pekerjaan listrik. melakukan pekerjaan listrik.

9.Gunakan PPE yang tepat, baik, dan benar 9. Tidak diGunakan PPE yang tepat, baik, dan benar

114

57
Mengidentifikasi potensi bahaya listrik “senada” dengan
Cara mencegah bahaya listrik
Cara mencegah bahaya Ada potensi Bahaya
ARC FLASH ARC FLASH , jika :
1.Pada saat melakukan pekerjaan Pemeliharaan, harus 1.Pada saat melakukan pekerjaan Pemeliharaan, listriknya
selalu listriknya dimatikan dulu (off & LOTO), kecuali TIDAK dimatikan dulu (off & LOTO), kecuali terpaksa.
terpaksa.
2.Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit, dan 2. Tidak dilakukan kemungkinan untuk menghindari
pastikan harus ada alat proteksi (CB atau Fuse) terjadinya short circuit, dan tidak ada alat proteksi (CB
atau Fuse)
3. Hindari Kondisi tidak aman (Unsafe condition) dan 3. Tidak ada upaya menghindari Kondisi tidak aman
Perilaku yang tidak aman (Unsafe Act) (Unsafe condition) dan Perilaku yang tidak aman (Unsafe
Act)
4. Gunakan Alat Pelaindung Diri (APD) yang tepat, baik 4. Tidak digunakan Alat Pelaindung Diri (APD) yang baik
dan benar dan benar

Cara mencegah bahaya Ada potensi Bahaya


ARC yang bisa menimbulkan ARC yang bisa menimbulkan
Kebakaran (FIRE) Kebakaran (FIRE), jika :
1. Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit, dan 1. Tidak dilakukan kemungkinan untuk menghindari
harus ada alat proteksi (CB atau Fuse) terjadinya short circuit, dan tidak ada alat proteksi (CB
atau Fuse)
2. Gunakan kulaitas kabel (kawat dan isolasi) yang baik 2. Tidak digunakan kulaitas kabel (kawat dan isolasi) yang
baik
3. Gunakan jenis kabel yang benar 3. Tidak digunakan jenis kabel yang benar
4. Gunakan ukuran kawat yang sesuai dengan KHA 4. Tidak digunakan ukuran kawat yang sesuai dengan KHA
(Ampacity)nya. (Ampacity)nya.
5. Hindari terjadinya “Loss connection” 5. Tidak ada upaya mengHindari terjadinya “Loss
connection” 115

Mengidentifikasi potensi bahaya listrik “senada” dengan


Cara mencegah bahaya listrik

Cara mencegah bahaya Ada potensi Bahaya BLAST


BLAST karena karena Pemeliharaan yang
Pemeliharaan yang kurang baik kurang baik pada Peralatan,
pada Peralatan jika :
1.Laksanakan pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM, dan CM) 1.Tidak dilaksanakan pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM,
sesuai dengan prosedur-prosedur pemeliharaan dan CM) sesuai dengan prosedur-prosedur pemeliharaan
(Maintenance Prosedures). (Maintenance Prosedures).
2.Lakukan JSA (Job Safety Analysis) untuk setiap 2. Tidak di Lakukan JSA (Job Safety Analysis) untuk setiap
pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM, CM) pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM, CM)

Cara mencegah BLAST yang Ada potensi Bahaya BLAST yang


terjadi karena terjadi karena Interrupting
Interrupting Rating yang tidak Rating yang tidak benar pada CB
benar pada CB & Fuse & Fuse, jika :
1. Hindari kemungkinan terjadinya short circuit 1. Tidak ada upaya menghindari kemungkinan terjadinya
short circuit
2. Pastikan Breaking Capacity dari Fuse dan Circuit Breaker 2. Tidak dipastikan Breaking Capacity dari Fuse dan Circuit
adalah lebih besar daripada Maximum Short Circuit pada Breaker adalah lebih besar daripada Maximum Short
titik terjadinya short circuit tersebut. Maximum Short Circuit pada titik terjadinya short circuit tersebut.
Circuit pada setiap titik Bus dihitung menggunakan Maximum Short Circuit pada setiap titik Bus dihitung
software misalnya ETAP (Electrical Transient Analizer menggunakan software misalnya ETAP (Electrical
Program), atau dengan menggunakan Tabel seperti contoh Transient Analizer Program), atau dengan menggunakan
dari PLN. Tabel seperti contoh dari PLN.

116

58
Mengidentifikasi potensi bahaya listrik “senada” dengan
Cara mencegah bahaya listrik

Cara mencegah bahaya listrik Ada potensi Bahaya listrik


lainnya lainnya, jika :
a. Bahaya Induksi Electromagnetic ketika sedang a. Ada Induksi Electromagnetic ketika sedang melakukan
melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik pekerjaan pemeliharaan listrik

b. Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan b. Ada radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan
pemeliharaan listrik pemeliharaan listrik

c. Bahaya terpeleset ketika sedang melakukan pekerjaan c. Ada kemungkinan seseorang bisa terpeleset ketika
pemeliharaan listrik sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik

d. Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan d. Ada kemungkinan seseorang bisa jatuh dari ketinggian
pekerjaan pemeliharaan listrik ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik

e. Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika e. Ada kemungkinan seseorang bisa tersentuh panas pada
sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik peralatan listrik ketika sedang melakukan pekerjaan
pemeliharaan listrik

f. Dan lain-lain : f. Ada bahaya lain-lain :


............................................................................... ...............................................................................
............................................................................... ...............................................................................
............................................................................... ...............................................................................
............................................................................... ...............................................................................

117

4.
RIKSA UJI
YANG BERKAITAN
LANGSUNG DENGAN
K3 LISTRIK

118

59
Pemeriksaan & Pengujian (Riksa Uji) Listrik
No. JENIS FUNGSI RIKSA UJI UNTUK
RIKSA UJI GEN MOT TRF FDR INS BAT
TR
01. Insulation Resistance Offline : Untuk mengetahui tahanan isolasi pada V V V V V
(megger) Test Teganngan rendah sampai dengan Menengah
02. PI (Polarization Index) Offline : Untuk mengetahui kondisi winding : V V V
Test lembab (moist), kotor (dirt), kontaminasi
03. Hi Pot Test Offline : Untuk mengetahui kondisi isolasi baru, V V V V
untuk Tegangan Menengah keatas
04. Tangen Delta Test Offline : Untuk mengetahui kondisi isolasi, V V V V
untuk Tegangan Menengah keatas
05. Partial Discharge Test Offline & Online :Untuk mengetahui kondisi V V V V
isolasi, untuk Tegangan Menengah keatas
06. Earth Resistance Test Offline & Online : Untuk mengetahui tahanan V V V V V
pentanahan maksimum 5 Ohm
07. DC Resistance Test Offline : Untuk mengetahui nilai tahanan V V V
winding, penyimpangan kl. 2%
08. Surge Comparison Test Offline : Untuk mengetahui kondisi turn, coil, V V V
winding, misalnya turn to turn short, dll
09. Ring flux Test (EL CID) Offline : Untuk mengevaluasi kondisi V V
keseluruhan laminasi core iron
10. Short Circuit Field Turn Offline : Untuk mendeteksi short circuit turn, V V
Test kesalahan jumlah turn
11. Voltage Drop Test for Offline : Untuk mendeteksi gangguan pada V V
Rotor DC winding Rotor DC
12. Zero Adjustment (Brush Offline : Untuk mendeteksi Sparking yang V V
Rocker Adjustment) terjadi pada Carbon Brush dan Commutattor
pada mesin DC
13. Grawler Test Offline : Untuk mendeteksi kondisi rotor V V
dengan menginduksikan magnetic ke rotor bar
119

Pemeriksaan & Pengujian (Riksa Uji) Listrik - Lanjutan 1


No. JENIS FUNGSI RIKSA UJI UNTUK
RIKSA UJI GEN MOT TRF FDR INS BAT
TR
14. Infrared Thermography Online : Untuk mengetahui kondisi temperatur V V V V V V
Test (Heat Gun Test) peralatan
15. Vibration Test Online : Untuk mengetahui kondisi vibrasi V V V
peralatan
16. MCA (Motor Circuit Online : Untuk mengetahui kondisi Resistance, V
Analysis) Test Impedance, Inductance, Phase angle, dll
17. EMI (Electro Magnetic Online : Untuk mengetahui kerusakan V V
Interferrence) Test komponen pada Gen & Motor. Merk Doble
18. ESA (Electric or Current Online :Untuk mengetahui current & voltage V V
Signature Analysis) Test signals pada Rotor & Stator core
19. TTR (Transformer Turn Offline :Untuk mengetahui ratio lilitan (turn) V
Ratio) Test dari Transformer
20. DGA (Disolve Gas Offline : Untuk menganalisis gas-gas apa saja V
Analysis) Test yang ada dan yang terlarut dalam oil trafo
21. BDV (Break Down Offline : Untuk mengetahui tegangan tembus V
Voltage) Oil Test dari oil trafo yang bertindak sebagai isolasi
22. Oil Purification Test Offline : Untuk mem purifikasi oil trafo agar V
kembali menjadi baik (murni)
23. SG (Specific Gravity) Onine : Untuk mengetahui SG dari Battery V
Test basah
24. BCT (Battery Charge Offine : Untuk mengetahui kondisi Battery bila V
Test) diberi beban (bisa berapa jam)
25. Micro Ohm Test Offine : Untuk mengetahui kondisi sambungan V V V V V V
kawat listrik (loss connection)

120

60
Pemeriksaan & Pengujian (Riksa Uji) Listrik – Lanjutan 2

No. JENIS FUNGSI RIKSA UJI UNTUK


RIKSA UJI GEN MOT TRF FDR INS BAT
TR
26. Uji Kualitas Online : Untuk mengetahui ada tidaknya V
(karakteristik) Oil kontaminan dan oksidasi dalma Oil
27. Uji FURAN Online: Untuk mengetahui tingkat depolmerisasi V
(penuruna kualitas isolasi kertas).Diperiksa nilai
Furan-nya.
28. Uji Corrosive Sulfur Online: Untuk mengetahui kandungan Sulfur V
yang bisa merusak isolasi kertas
29. Uji SFRA (Sweep Offline: Untuk mengetahui adanya pergerseran V
Frequency Response pada inti dan belitan
Analysis)
30. Uji Tanhan DC Offline: Untuk mengukur nilai Tahanan R dari V
belitan
31. Uji HV Offline: Untuk mengetahui ketahanan isolasi V
trafo sanggup menahan tegangan
32. Uji OLTC Offline: Untuk mengetahui OLTC berfungsi baik V

33. Uji rele Bucholz Offline: Untuk mengetahui rele Bucholz V


berfungsi baik
34. Uji rele Jansen Offline: Untuk mengetaui rela jansen berfungsi V
baik
35. Uji Sudden Pressure Offline: Untuk mengetahui Sudden Pressure V
berfungsi baik

121

Riksa Uji yang berkaitan


langsung dengan K3 Listrik
adalah :

1.Riksa Uji Isolasi :


Insulation Resistance testing (Megger), PI (Polarization
Index), Hi Pot testing , Tangen Delta testing , Partial
Discharge testing

2.Riksa Uji tahanan Pentanahan


(Earth resistance Testing)

122

61
1.
Insulation
Resistance
Testing

123

Insulation (isolasi) sangat berkaitan dengan


terjadinya Shock, dan Short Circuit yang
menyebabkan Arc & Blast.
Teknologi untuk mengetahui kondisi isolasi :
1.Teknologi kesatu (paling awal) adalah dengan menggunakan
Insulation Resistance Tester (Meger) : Untuk Tegangan
Rendah s/d Tegangan Menengah

Sekurang-kurangnya ada 7 Referensi Interpretasi Hasil


Pengujian Tahanan Isolasi.
124

62
3). IR#5 : IEEE Std P43-2000:

125

Connection for Insulation Resistance Test :

126

63
2.
PI
(Polarization Index)
Testing

127

2. Teknologi kedua adalah “Polarization Index (P.I) Test” :

 Khusus untuk equipment yang ada winding-nya, misalnya


Motor, Generator, Transformator, dll.
 Untuk Tegangan Rendah s/d Tegangan Menengah.

128

64
9). Ref.PI#9 : Chuck Yung-EASA

Note : EASA = Electrical Apparatus Service Association


129

Contoh PI test untuk Motor 3 phase disuatu Oil& Gas Plant-October 2016
Menggunakan interpretasi dari EASA,
Auto assessement :Jika PI<2 dinyatakan FAIL

130

65
3.
Hi Pot
Testing

131

3. Teknologi ketiga adalah dengan “Hi Pot Test”.

The DC Hi-Pot withstand test is a


Pass/Fail test that has been applied to
many types of cable and accessories.

The DC Hi-Pot leakage current


technique is a diagnostic test which
involves the measurement of leakage
current when a high potential (above
nominal) is applied to the conductor
while the metallic shield of the cable is
grounded.

The behavioral characteristics of the


leakage current are evaluated to
determine the condition of the cable,
specifically the insulation.

Sekurang-kurangnya ada 5 Referensi Interpretasi Hasil


pengujian Hi Pot
132

66
4). Ref.HP#4 : Untuk Hi Pot Motor, Generator,
Transformer

133

4.
Tangen Delta
Testing

134

67
4. Teknologi keempat adalah “Tangen Delta Test”:

Untuk Tegangan Menengah keatas.


“Tangen Delta Test” = Power Factor Test (American)
= Tan Delta Test (European)
= Loss Angle Test
= Dissipation Factor Test
= Capacitance Measurement
= Tan Delta Measurement
= Dielectric Loss Test

Sekurang-kurangnya ada 6 Interpretasi Hasil Pengujian


Tangen Delta.
135

4). Ref.TD#4 : DOBLE

Tangen Delta tester merk DOBLE (dipakai di LNG Plant-Bontang)


Untuk Feeder :
0 – 0,1 % : Good (Test next year)
0,11 % – 0,30 % : Deteriorated (Satisfactory until next
6 months test)
0,31 – 0,49 % : Investigated
> 0,5 % : Bad (Recondition)

136

68
137

5.
Partial Discharge
Testing

138

69
5. Teknologi kelima (paling modern sampai saat ini) adalah
“Partial Discharge (PD) Test”:
Untuk Tegangan Menengah keatas.

Sekurang-kurangnya ada 6 Referensi Interpretasi Hasil


Pengujian Partial Discharge. 139

140

70
141

142

71

Anda mungkin juga menyukai