Anda di halaman 1dari 14

Karakteristik plastik dari beberapa jenis isolasi yang digunakan pada kabel tegangan

menengah diberikan pada tabel berikut:

Tabel 2.2. karakteristik plastik dari beberapa jenis isolasi yang digunakan pada kabel

tegangan menengah

Kertas

Isolasi Impegras PVC PE EPR XLPE

Pormitivitas relatif 4 8 2,3 3 2,3

faktor rugi-rugi (tg


0,01 0,01 0,001 0,015 0,001
o)

Gradien tegangan
4,5 4,5 4,5
(kV/mm)

Temperatur
65 70 70 40 90
konduktor

Normal 75 130

Behan lebih oc 100 160 150 250 250

Akhir hubung

singkat

Demikian pula jenis-jenis isolasi yang umum dipakai sampai saat ini mempunyai

limit tegangan sebagai berikut:


Tabel 2.3. Limit tegangan jenis-jenis isolasi yang umum diperkecil

Isolasi P.I PVC PE XLPE EPR Silicon


Limit
tegangan 63/750 10 225 225 20 10
(kV)

- Kabel berinti tiga type N2XSEBY dan NA2XSEBY dengan luas penampang antara 35 mm 2

dengan tegangan nominal 12 KV sampai 20 KV

Tipe-Tipe Sambungan Kabel

Kotak sambuangn pada hakekatnya hams memiliki kemampuan paling sedikit sama

dengan kabelnya. Sifat yang disyaratkan dalam kotak sambung kabel tegangan

menengah adalah:
1. Memiliki kemampuan hantar ams dan isolasi minimal sama dengan kabel

2. Tahanan beroperasi pada temperatur maksimum yang diizinkan.

3. Tahan terhadap ams hubung singkat maksimum yang direncanakan.

4. Memiliki kekuatan mekanis, paling rendah sama dengan kabelnya

5. Tidak mengakibatkan kemsakan dalam struktur kabel.

Dalam setiap sambungan kabel apapun tipenya hams terdapat

komponenkomponen yang menggantikan fungsi komponen yang terdapat didalam

kabel. Untuk kabel tegangan menengah ada 4 macam tipe sambungan yang telah

dikembangkan yaitu: 1. Tipe cetak tuang (cast and resin type) 2. Tipe bebat atau pita

(wrapping type, tape type) . 3. Tipe ciut panas (heat shrinkabletype) 4. Tipe pre

moulded slip on.

Kelayakan instalasi listrik memiliki beberapa persyaratan yaitu perancangan,

pemeriksaan, pemasangan dan pengujian, yang akan di jelaskan di bawah ini:

1. Perancangan Instalasi Listrik Rancangan instalasi listrik ialah berkas gambar

rancangan dan uraian teknik, yang digunakan sebagai pedoman untuk

melaksanakan pemasangan suatu instalasi listrik. Rancangan instalasi listrik harus

dibuat dengan jelas, serta mudah dibaca dan dipahami oleh para teknisi listrik.

Untuk itu harus diikuti ketentuan dan standart yang berlaku.Rancangan instalasi

listrik terdiri dari: gambar situasi, gambar instalasi, diagram garis tunggal, gambar

rinci, tabel dan bahan instalasi, uraian teknis dan perkiraan biaya.5 2. Pemasangan

Instalasi Listrik Pemasangan instalasi listrik harus memenuhi ketentuan peraturan,

sehingga instalasi tersebut aman untuk digunakan sesuai dengan maksud dan
tujuan penggunaanya, mudah dioperasikan dan dipelihara.6 Pemasangan instalasi

listrik harus memenuhi syarat yaitu: a. Pemasangan instalasi listrik harus mengacu

dan memenuhi ketentuan PUIL. b. Material dan peralatan instalasi listrik, harus

memenuhi standart yang berlaku SNI, LMK, SPLN, dll. c. Instalasi listrik baru

maupun penambahan dan rehabilitasi, harus dikerjakan oleh instalatir yang

professioanal, yang memiliki teknik tenaga ahli yang bersertifikat keahlian/

kompetensi (ketentuan UU

2. 15/1985, UU 18/1999, Peraturan/ketentuan PLN). Berdasarkan hal tersebut

pemasangan instalasi listrik harus dari tenaga yang ahli dibidang instalasi listrik dan

instansi berwenang. Tenaga ahli/ instalatir di indonesia ini sering disebut Biro

Teknik Listrik (BTL). 3. Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi Listrik Hasil pemeriksaa

dan pengujian instalasi harus dinyatakan secara tertulis oleh pemeriksa dan penguji

yang ditugaskan. Instalasi listrik harus diperiksa dan diuji secara periodik sesuai

ketentuan/standart yang berlaku. Meskipun instalasi listrik dinilai baik oleh instansi

yang berwenang, pelaksanaan instalasi listrik tetap terikat oleh ketentuan tersebut

atas instalasi yang dipasangnya. Dalam keputusan Menteri

No.1109K/30/MEM/2005, menetapkan, memutuskan: Ke-Satu: menetapkan

Komite Nasional Keselamatan untuk Instalasi Listrik (KONSUIL) yang dideklarasikan

pada tanggal 25 Maret 2003 di Jakarta sebagai lembaga pemeriksa instalasi

pemanfaatan tenaga listrik konsumen tegangan rendah. Ke-Dua: KONSUIL bertugas

melaksanakan pemeriksaan dan menerbitkan sertifikat layak operasi instalasi

pemanfaatan tenaga listrik konsumen tegangan rendah. 7 a. Proses Pemeriksaan


Instalasi Listrik sampai Terbitnya SLO/TLO Gambaran alur proses masuknya aliran

listrik ke instalasi rumah sebagai berikut: Pertama, setelah calon/pelanggan

membayar biaya penyambungan, PLN segera memasang KWh meter dengan MCB

posisi “off” disegel dengan stiker warna merah yang bertuliskan “menyambung

listrik ke KWh meter PLN harus sudah ada SLO sertifikat Laik Operasi” apabila tidak

ada SLO berarti melanggar.

Pemeriksaan Koneksi Pentanahan Body Trafo

Memeriksa kondisi pada tahanan isolasi belitan antar belitan dan belitan ke

tanah dan

juga tahanan tanahnya, jika ada yang kendor maka dikencangkan kembali dan

jika terjadi

perubahan nilai tahanan pentahanan maka dikembalikan ke nilai yang

sebelumnya.

5) Pemeriksaan Visual Mp (Neutral) Trafo

Pemeriksaan visual koneksi mp (neutral) trafo ini dilakukan untuk mengecek

apakah

sistem pentanahan (grounding) masih layak dan baik dipakai atau tidak untuk

mengatasi arus lebih ataupun gangguan lainnya.

35 0.524 0.668 0.395 190 174 5.01 1.03 50 0.387 0.494 0.379 226 205 7.15 1.03 70

0.268 0.342 0.357 280 250 10.01 1.03 95 0.193 0.247 0.341 338 298 13.59 1.37 120
0.153 0.196 0.328 387 338 17.16 1.37 150 0.124 0.159 0.318 437 378 21.45 1.37 185

0.0991 0.128 0.308 497 426 26.46 1.37 240 0.0754 0.098 0.296 580 488 34.32 1.37

300 0.0601 0.079 0.287 655 545 42.90 1.37

https://gatrik.esdm.go.id/assets/uploads/download_index/files/d0913-01.skp-

dis-perencanaan-revisi-_b_.pdf

https://adoc.pub/-89-s-mata-uji-iaik-operasi-saluran-udara-tegangan-

menengah-.html

https://gatrik.esdm.go.id/assets/uploads/download_index/files/c0cdc-buku-puil-

keselamatan-dan-pemasangan-instalasi-listrik-voltase-rendah.pdf

Pemilihan Luas Penampang Penghantar Pemilihan luas penampang penghantar harus

mempertimbangkan hal-hal berikut ini: 1. Kemampuan Hantar Arus (KHA) Menurut

PUIL 2000 pasal 5.5.3.1 bahwa “penghantar sirkit akhir yang menyuplai motor tunggal

tidak boleh mempunyai KHA kurang dari 125% arus pengenal beban penuh.” - Untuk

Arus Searah : In = P/V (A) - Untuk Arus Bolak-balik Satu Fasa: In = P/(V.Cos φ) (A) -

Untuk Arus Bolak-balik tiga Fasa: In = P/( .V.Cos φ) (A) KHA = 125% X In Dimana: I =

Arus Nominal Beban Penuh (A) P = Daya Aktif (W)tember 13, 200 V = Tegangan (V)

Cos φ = Faktor Daya 2. Drop Voltage Drop voltage atau disebut dengan susut

tegangan merupakan perbedaan antara tegangan sumber dengan tegangan di beban,


karena tegangan di beban tidak sama dengan tegangan sumber yaitu tegangan di

beban lebih kecil dari tegangan sumber, dapat disebabkan oleh faktor arus dan

impedansi saluran. 3. Sifat Lingkungan Sifat lingkungan merupakan kondisi dimana

penghantar itu dipasang. Faktor-faktor berikut harus diperhatikan: - Penghantar

dapat dipasang atau ditanam dalam tanah dengan memperhatikan kondisi tanah yang

basah, kering atau lembab. Ini akan berhubungan dengan pertimbangan bahan isolasi

penghantar yang digunakan. - Suhu lingkungan seperti suhu kamar dan suhu tinggi,

penghantar yang digunakan akan berbeda. - Kekuatan mekanis, misalnya:

pemasangan penghantar di jalan raya berbeda dengan di dalam ruangan atau tempat

tinggal. Penghantar yang terkena beban 11 mekanis, harus dipasang di dalam pipa

baja atau pipa beton sebagai pelindungnya. 4. Kemungkinan Lainnya Kemungkinan

lainnnya merupakan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa yang akan

datang. Seperti penambahan beban yang akan mengacu pada kenaikan arus beban

sehingga perhitungan KHA penghantar untuk memilih luas penampang penghantar

akan berbeda. Drop tegangan maksimum yang diizinkan adalah dua persen untuk

penerangan dan lima persen untuk instalasi daya.

Beban puncak = daya listrik (VA) x faktor daya = S x Cos θ


No Mata Uji Hasil

1 Pemeriksaan Dokumen

a Spesifikasi Teknik peralatan utama (PHB Sesuai

TM,Kabel TM, Transformator, Kabel

TR, PHB TR)

b Hasil Uji Pabrik Peralatan Utama (Trafo Ada

dan PHB TM) atau Sertifikat Produk

2 Pemeriksaan Kesesuaian Desain

a Konstruksi Baik

b Sistem Pembumian Ada dan Baik

c Pengaman elektrik Baik

d Pengaman Mekanik Baik


e Jarak Bebas (Clearence Districe) Baik

f Gambar diagram elektrikal satu garis Baik

(single line diagram)

g Tata letak peralatan utama Baik

3 Pemeriksaan Visual

a Fisik dan papan nama Baik

b Pemasangan peralatan utama dan Baik

perlengkapannya

c Perlengkapan K2 Baik

d Pembumian peralatan Ada dan Baik

e Kunci gardu Baik

4 Evaluasi hasil uji komisioning

a Pengukuran tahanan isolasi Baik

b Pengukuran tahanan pembumian Baik

c Pengujian fungsi peralatan proteksi dan Baik

kontrol

5 Pengujian sistem

a Pemberian tegangan selama 1- 24 Jam Ya

b Pengukuran beban Ya

c Pemeriksaan Fungsi PHB TM Baik

1. Pengujian fungsi catu Baik


2. Silih kunci (Interlock) Baik

3. Proteksi dan kontrol Baik

4. Pengujian urutan fasa Sesuai

d Pemeriksaan fungsi PHB TR

1. Proteksi dan kontrol Baik

2. Pengujian urutan fasa Sesuai

e Pengukuran tahanan pembumian Baik

A.
Tabel Pemeriksaan Visual Kabel dari PLN ke Incoming
Data Hasil
Kabel Baik/Tidak Cacat
Terminator Baik
Jumper Baik

B.
Tabel Pemeriksaan Visual Circuit Breaker Incoming
Data Hasil
Name Plate Ada
Pemasangan Baik
Tube Baik
Terminasi Baik
Tabel Pemeriksaan Visual Circuit Breaker Out Going
Data Hasil
Name Plate Ada
Pemasangan Baik
Casing dan Modul Baik
Pembumian Casing Baik
Bushing Baik
Terminasi Baik

C. Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi SKTM 20 KV Dari Kubikel Outgoing

Tabel Pemeriksaan Visual Kabel dari PLN ke Incoming


No Data Hasil
1 Kabel Baik/Tidak Cacat
2 Terminator Baik
3 Jumper Baik

D. Pemeriksaan dan Pengujian Transformator I, II dan III.

No Parameter Nilai

1 Name Plate Lengkap

2 Tangki Utama Tidak Cacat

3 Bushing Tidak Cacat

4 Pentanahan Netral Ada

5 Polaritas / Penandaan Urutan Phasa Sesuai

6 Sistem Pendingin Baik

7 Pembumian Tangki Utama Ada / Terhubung

8 Kekencangan Baut / Mur Baik

9 Indikasi Operasi Sadapan Sesuai

10 Seal / Packing Isolator Baik/ Tidak Bocor


11 Expand - Keran Baik/ Tidak Bocor

E. Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi TR (Dari Transformator I ke LVMDP I,

Transformator II LVMDP II, Transformator III LVMDP III )

No Data Hasil
1 Kabel Baik/Tidak Cacat
2 Terminator Baik
3 Jumper Baik

F. Pemeriksaan Fungsi

Proteki dan Kontrol Baik dan Berfungi

Pengujian Urutan Fasa

a. Fasa R Sesuai

b. Fasa S Sesuai

c. Fasa T Sesuai

Penampang Penghantar

Penampang penghantar instalasi listrik dinyatakan layak jika, 1). Tercantum

dengan jelas nama pembuat dan atau merek dagang; 2). Tercantum dengan jelas

daya tegangan, dan/arus arus pengenal; 3). Tercantum dengan jelas data teknis

lain seperti disyaratkan SNI. Setiap penghantar yang dipasang dalam instalasi

listrik harus terdapat tanda pengenal kabel sehingga memudahkan dalam


pemasangan penghantar, penggunaan kawat penghantar minimal 1,5 mm2.

Pada tabel 3.16-2 dalam PUIL 2000 disebutkan bahwa jenis pengawatan

instalasi magun (terpasang tetap) luas minimum penghantar fase adalah 1,5

mm2[5].

https://123dok.com/article/jarak-rambat-jarak-bebas-dan-jarak-pada-

insulasi.q20xr1ez

https://kabel.co.id/wp-content/uploads/2017/09/N2XSEBY.pdf

http://ppiln.or.id/?show=page&act=view&id=7

file:///C:/Users/Arul/Downloads/407469823-Dokumen-ME-UPLOAD-pdf.pdf

https://www.slideshare.net/lombkTBK/gardu-induk-46921885

https://www.slideshare.net/lombkTBK/gardu-induk-46921885

https://www.academia.edu/34666602/DOKUMEN_TEKNIS

http://eprints.itn.ac.id/6971/1/0212078%20%282006%29.pdf

http://eprints.ums.ac.id/92874/1/FILE%20FINAL%20NASKAH

%20PUBLIKASI%20DEVI%20ARUM%20L%20%28Revisi%29.pdf

file:///C:/Users/Arul/Downloads/1237-2448-1-SM.pdf

http://m.id.aheptech.com/info/what-is-the-clearance-and-creepage-distance-

39291258.html

http://eprints.itn.ac.id/6971/1/0212078%20%282006%29.pdf
https://static1.squarespace.com/static/555edf7ae4b003d47ad3cd32/t/

5565eee3e4b0594cb0ba05a6/1432743651672/Supreme+N2XSEBY.pdf

https://www.academia.edu/34674135/Pln_buku

http://eprints.ums.ac.id/44011/1/Naskah%20Publikasi%20Dwi%20Harianto.pdf

https://ivanemmoy.wordpress.com/2020/02/25/sistem-distribusi-pln-sekunder-

industri-tm-20-kv-to-220-380-v/

Anda mungkin juga menyukai