Anda di halaman 1dari 33

05.

KONSEP TOLERANSI
Muh. Iqbal M. S.T., M.Eng.
Pendahuluan
Pendahuluan
• Pompa sentrifugal
• Mengalirkan air sampai ketinggian tertentu
dengan kapasitas dan kecepatan tertentu
• Dudukan poros direncanakan menggunakan
bantalan luncur
• Komponen mesin memiliki karakteristik geometrik
yang ideal bila:
 Ukuran/dimensinya teliti
 Memiliki bentuk yang sempurna
 Permukaan yang halus
Pendahuluan
• Sumber penyimpangan dimensi
selama proses pemesinan:
– Penyetelan mesin perkakas
– Pengukuran geometri produk
– Gerakan mesin perkakas
– Keausan pahat/perkakas potong
– Perubahan temperatur
– Pengaruh besarnya gaya pemotongan
Sifat-Sifat Permukaan
• Kesesuaian suatu benda kerja terhadap tujuan yang telah ditentukan
bergantung kepada:
– Sifat-sifat internal (internal properties), seperti: sifat material, ketidak-kontinyuan
internal, dan ketidaksempurnaan internal
– Kondisi permukaan (surface condition)

• Kondisi permukaan meliputi sifat-sifat dari batas zona permukaan, yaitu :


sifat kimia, sifat mekanik, dan sifat geometrik
Sifat-Sifat Permukaan
Surface condition

Material properties of boundary layer Geometrical properties

Chemical Physical Size dev.


Chemical Hardness Geometrical dev.
composition Waviness
Residual stress Roughness
Inhomogeneities Crystal structure
Grain
Edge dev.
Surface discontinuities
(cracks, pores, laps, etc)

Material Tests Operational Tests Shape Inspections

Gambar 1. Sifat-sifat permukaan, pengujian, dan inspeksi yang dilakukan


Sifat-Sifat Permukaan
Sifat-Sifat Permukaan
Sifat-Sifat Permukaan
Sifat-Sifat Permukaan
Sifat-Sifat Permukaan

25
Sifat-Sifat Permukaan
Sifat-Sifat Permukaan
• Sifat Geometrik:
didefinisikan sebagai deviasi
terhadap elemen geometrik
ideal (features) dari suatu
benda kerja
• Elemen geometrik ideal
(features) adalah bagian-
bagian dari seluruh
permukaan benda kerja yang
memiliki bentuk geometrik
nominal yang unik
Gambar 2. Contoh-contoh elemen geometrik
Design Feature
Deviasi Geometrik
• deviasi ukuran (size deviations)
• deviasi bentuk (form deviations)
• deviasi orientasi (orientational deviations)
• deviasi lokasi (locational orientations)
• kekasaran (roughness)
• ketidakkontinyuan permukaan (surface discontinuities)
• deviasi sisi (edge deviations)
Deviasi Geometrik: Deviasi ukuran (size deviations)

Deviasi ukuran (size deviations)


• merupakan perbedaan antara ukuran aktual dengan
ukuran nominal
• umumnya disebabkan karena penyesuaian perkakas
mesin (tool) yang tidak presisi dan variasi selama proses
manufaktur (akibat pemakaian tool)
Deviasi Geometrik: Deviasi bentuk (form deviations)
Deviasi bentuk (form deviations)
• merupakan deviasi suatu feature terhadap bentuk
nominal
• disebabkan antara lain oleh: defleksi perkakas
permesinan, error pada benda kerja, defleksi kekerasan
3

4
Deviasi Geometrik: Deviasi orientasi

• Deviasi orientasi (orientational deviations)


• merupakan deviasi suatu feature terhadap bentuk dan orientasi
nominalnya
• orientasi berkaitan terhadap satu atau lebih feature(s)
• umumnya disebabkan karena hal yang sama dengan deviasi
bentuk serta ketidakpresisian fixture setelah pencekaman ulang
(re-chucking)

35
Deviasi Geometrik: Deviasi lokasi
• Deviasi lokasi (locational deviations)
• merupakan deviasi suatu feature (permukaan, garis, atau titik)
terhadap lokasi nominalnya
• deviasi lokasi juga mencakup deviasi bentuk dan deviasi orientasi,
sehingga penyebabnya sama dengan penyebab deviasi ukuran,
bentuk, dan orientasi
Deviasi Geometrik

Gambar 3. Deviasi bentuk, orientasi, dan lokasi


Deviasi Geometrik: Ketidakrataan
Ketidakrataan (waviness)
• meliputi banyak atau sedikit ketidakteraturan
periodik dari permukaan benda kerja dengan
jarak lebih besar dari jarak kekasaran (roughness
spacing)
• secara umum rasio antara jarak dan kedalaman
ketidakrataan adalah 1000:1 dan 100:1
• disebabkan oleh kesalahan fixture selama proses
manufaktur, deviasi bentuk dari alat pemotong,
dan vibrasi dari mesin, perkakas, atau benda kerja
Deviasi Geometrik: Kekasaran
• Kekasaran (roughness)
• meliputi ketidakteraturan periodik dan non- periodik
dari suatu benda kerja dengan jarak (spacing) yang
kecil yang melekat (inherent)
• dengan proses pembentukan
• rasio antara jarak dan kedalaman kekasaran yang umum
digunakan adalah antara 150:1 dan 5:1
• disebabkan oleh pengaruh langsung sisi pemotongan,
deformasi dari blasting, kristalisasi,
• dan efek kimia (seperti korosi)
Deviasi Geometrik

Gambar 4. Asesmen kekasaran dan ketidakrataan


Deviasi Geometrik
Deviasi Geometrik
• Ketidak-kontinyuan permukaan
(surface discontinuity):
merupakan potongan yang terpisah yang terdapat pada
permukaan seperti retakan, lubang/pori

• Deviasi sisi (edge deviations): merupakan deviasi


daerah
pinggir/sisi dari benda kerja dari bentuk geometrik
idealnya, seperti sisi yang bergerigi (tidak tajam)
Deviasi Geometrik
• Alasan pengklasifikasian ketidak-teraturan
permukaan:
• Jenis ketidakteraturan permukaan yang berbeda berasal dari
penyebab yang berbeda pada proses manufaktur
• Jenis ketidakteraturan permukaan yang berbeda seringkali
memiliki dampak yang berbeda terhadap kesesuaian
permukaan terhadap fungsinya
• Tingkat kedalaman dari ketidak-teraturan sangat bervariasi
Deviasi Geometrik
• Deviasi juga diklasifikasikan ke dalam dua tingkatan:
• Deviasi makro: yaitu deviasi yang dapat diakses dengan alat
ukur yang umum untuk mengakses ukuran, bentuk orientasi
dan lokasi
• Deviasi mikro: yaitu deviasi yang dapat diakses
dengan instrumen pengukuran kekasaran dan
ketidakrataan

• Deviasi permukaan dapat merupakan


gabungan (superposisi) dari beberapa jenis
deviasi
Deviasi Geometrik
Prinsip-prinsip Toleransi
• Setiap benda kerja akan memiliki deviasi terhadap
bentuk nominalnya
• Oleh karena itu, setiap sifat (properti) benda kerja seperti: ukuran,
bentuk, orientasi, dan lokasi harus memiliki toleransi tertentu
yang dinyatakan dengan baik pada gambar benda kerja
• Faktor yang menjadi pertimbangan:
• Kepresisian (deviasi yang sekecil mungkin)
• Ekonomis (kesesuaian dengan metode produksi yang tersedia)
• Gambar toleransi benda kerja yang tidak lengkap
akan menyebabkan:
• Pertanyaan bagi production planning engineer
• Pertanyaan bagi manufacturing engineer
• Pertanyaan bagi inspection engineer
• Pengerjaan ulang (reworking)
• Cacat
• Kerusakan
Prinsip-prinsip Toleransi

Konsep toleransi:
• Agar gambar benda kerja mudah dibaca dan dipahami,
dilakukan standarisasi terhadap toleransi-toleransi umum
(general)
• Toleransi umum (general) harus sama atau lebih besar dari akurasi
workshop
• Toleransi umum (general) dinyatakan dalam suatu referensi
terhadap standar dan kelas toleransi yang digunakan (pada
bagian judul gambar)
• Toleransi yang menyatakan ‘harus lebih kecil’ diindikasikan
secara individual
Prinsip-prinsip Toleransi
Jika tidak terdapat standar yang umum, hal yang
harus dilakukan adalah:
• Merujuk kepada standar perusahaan
• Mengindikasikan seluruh toleransi yang
butuhkan untuk mendefinisikan geometri benda
kerja
• Mengindikasikan seluruh toleransi yang dianggap
mungkin untuk dilampaui oleh proses manufaktur
yang telah direncanakan
SEKIAN &
TERIMA
KASIH

Create by:

Muh. Iqbal M., S.T., M.Eng.

iqbal.mukhsen@poliupg.ac.id

+6281 342 553 550 02/18/2023 33

Anda mungkin juga menyukai