Anda di halaman 1dari 145

Metrologi Industri dan

Penjaminan Mutu

Dosen :
Dr. Hendri Yanda, MSc

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Andalas
Peraturan kuliah:

 UTS 40%
 UAS 40 %
 Praktikum + PR +Kehadiran 20%
 Kehadiran minimal 75% dari tatap muka total
(termasuk kehadiran UTS & UAS).
Peraturan kuliah:
 Tidak ada pengulangan ujian (UTS & UAS) bila
mahasiswa pada jadwal yang ditentukan berhalangan
hadir.
 Dispensasi hanya diberikan bila mahasiswa ybs
dinyatakan sakit dan ini harus dibuktikan dengan surat
keterangan sakit dari dokter dan diberikan sebelum
ujian berlangsung.
 Diluar dari kondisi tersebut, seperti mahasiswa sedang
KP, magang, ikut lomba, dll, maka dispensasi tidak
diberikan.
Silabus Metrologi Industri

 Aspek Geometri – Kualitas (Mutu)


 Jenis dan cara pengukuran
 Konstruksi alat ukur
 Sifat-sifat umum alat ukur
 Penyimpangan proses pengukuran
 Alat ukur linier langsung
 Alat ukur linier tak langsung
 Alat ukur sudut
 Pengukuran kedataran dan kelurusan
 Pengukuran kebulatan
 Pengukuran kekasaran permukaan
REFERENSI
1. Taufiq Rochim, ”Spesifikasi Geometris, Metrologi Industri & Kontrol Kualitas”,
Lab. Metrologi Industri Jurusan Mesin FTI-ITB, Bandung, 1995.
2. S. A. J. Parsons, ”Metrology and Gauging” , fifth edition, Mac. Donald & Evans
LTD, London, 1997.
3. K. W. B. Sharp, ”Practical Engineering Metrology”, Pitman Paperbacks, London,
1995.
4. F. T. Farago, ”Handbook of Dimensional Measurement”, Industrial Press inc.,
New York, 1986
5. J. W. Greve, F. W. Wilson, ”Handbook of Industrial Metrology”, Society of
Manufacturing Engineering, Prentice-Hall Inc. New Jersey, 1976.
6. R. K. Jain, ”Engineering Metrology”, Khana Publisher, New Delhi, 1993
7. Mitutoyo, ”Precision Measuring Instrument”, Katalog No. E50, Mitutoyo Mfg. Co.
LTD, Tokyo.
Defenisi
Metrologi Industri adalah suatu cabang ilmu terapan yang
berhubungan dengan pengukuran geometrik yang meliputi
ukuran/dimensi, bentuk dan kekasaran permukaan dari suatu
produk.

Catatan:
Beberapa jenis pengukuran (yang dipelajari di Teknik Mesin):
1.Mekanik seperti: pengukuran/pengujian tegangan tarik, kekerasan, beban
impak, sifat fatique, keausan
2.Fisik seperti: pengukuran massa jenis, konduktivitas, kekentalan, berat,
volume, tekanan
3.Geometrik spt: pengukuran dimensi, bentuk, kekasaran permukaan
Defenisi
Metrologi Industri adalah suatu cabang ilmu terapan yang
berhubungan dengan pengukuran geometrik yang meliputi
ukuran/dimensi, bentuk dan kekasaran permukaan dari suatu
produk.

Catatan:
Beberapa jenis pengukuran (yang dipelajari di Teknik Mesin):
1.Mekanik seperti: pengukuran/pengujian tegangan tarik, kekerasan, beban
impak, sifat fatique, keausan
2.Fisik seperti: pengukuran massa jenis, konduktivitas, kekentalan, berat,
volume, tekanan
3.Geometrik spt: pengukuran dimensi, bentuk, kekasaran permukaan
ASPEK DARI GEOMETRIK

1. UKURAN/DIMENSI
2. BENTUK
 Kebulatan  Keselindrisan
 Kesejajaran  Posisi
 Ketegaklurusan  Kesamaansumbu
 Kelurusan  Sudut/kemiringan
 Kedataran  Run-out
.
3. KEKASARAN
PERMUKAAN
Simbol Gambar Teknik untuk Beberapa Aspek
Geometrik

Flatness= kedataran, straightness= kelurusan,


roundness= kebulatan, circularity= keselindrikan,
perpendicularity= ketegaklurusan, parallelism =
kesejajaran, position = posisi, concentricity= kesamaan
sumbu, runout = kesalahan putar
ASPEK DARI GEOMETRIK

B
Perhatikan gambar disamping.
0,02 A Toleransi ketegaklurusan dari
50h6
sumbu vertikal terhadap
bidang A sebesar 0,02 mm
perlu diukur. Demikian juga
dimensi / diameter poros 50
A mm dengan toleransi poros h6
6,3 perlu juga dicek. Serta
kesesuaian kekasaran
400
permukaan sebesar 6,3 m
perlu juga diukur, serta banyak
aspek geometrik lainnya.
Semua pengukuran tersebut
250 dipelajari pada kuliah Metrologi
Industri yang merupakan ilmu
pengukuran geometrik dari
benda.
ASPEK DARI GEOMETRIK
400

Bagaimana mengukur
C 0,02 C -D produk dengan simbol
geometrik seperti gambar
6,3

250 teknik disamping?

125 A
Mana simbol pengerjaan
B

75
dengan kekasaran
permukaan?
50H8
A Mana Simbol toleransi
6,3
ukuran?
Mana simbol toleransi
posisi?

150
0,02 A -B
ASPEK GEOMETRIK DALAM CONTOH KASUS

Perhatikan gambar
disamping. Banyak aspek
geometrik yang harus
diukur untuk melihat
kesesuaiannya dengan
spesifikasi geometriknya.
Aspek bentuk meliputi
pengukuran kesejajaran,
ketegaklurusan, run-out,
posisi,dan kedatataran.
Aspek dimensi
merupakan pengukuran
langsung ukuran yang
memiliki harga toleransi
(batas ukuran min. dan
Gambar Teknik: produk impor (Jepang) max.) .

Coba perhatikan lagi arti dari beberapa toleransi bentuk pada gambar di atas.
SPESIFIKASI GEOMETRIK DALAM CONTOH KASUS

Nama : Poros Idler Roller


Pemberi Order : PT. Semen Padang
Material : S45C

Tunjukan mana ukuran yang memiliki toleransi dan sebutkan alasannya


mengapa diperlukan toleransi sedangkan ukuran lain tidak perlu toleransi?
Kualitas/Mutu

Kualitas/Mutu adalah kesesuaian dengan


spesifikasi yang diminta.

 Spesifikasi yang dimaksud di atas adalah spesifikasi


geometrik dari produk

 Spesifikasi geometrik dari produk berhubungan dengan


ukuran/ dimensi, bentuk dan kekasaran permukaan (seperti
dijelaskan sebelumnya).
Apakah produk ini sudah berkualitas?

Jawab: Belum Tentu, karena kualitas/mutu (yang berkaitan dengan geometrik)


harus diukur dulu untuk mengecek kesesuaianya dengan spesifikasi yang
diminta pada gambar teknik. Bila sudah sesuai maka produk dapat dikatakan
berkualitas.
KUALITAS

KUALITAS KEJUJURAN/
KEPATUHAN
Kualitas yang diberikan pada gambar teknik oleh
seorang perancang harus dipatuhi, kalau tidak
maka produk nantinya tidak bisa berfungsi sesuai
yang diharapkan.
KUALITAS

KUALITAS BIAYA

Perlu biaya tambahan untuk mengontrol kualitas


dan untuk menjamin bahwa produk bermutu.
KUALITAS

KUALITAS HARUS DIUKUR

Untuk memastikan produk berkualitas atau tidak


maka ia harus diukur dan disesuaikan dengan
spesifikasi yang ada.
Kualitas Geometrik

Dirancang Diukur untuk


Terbaca pada
pada proses melihat
Gambar Teknik
pembuatan kebenarannya

Pengukuran geometrik
= metrologi industri
ASPEK GEOMETRIK KHUSUS
 ULIR
Roda gigi
 RODA GIGI
 PROFIL ulir
Jenis dan Cara Pengukuran
 Linear
 Sudut atau kemiringan
 Kedataran
 Profil
 Ulir
 Rodagigi
 Penyetelan posisi
 Kekasaran permukaan
Pengukuran linear

 Yang paling banyak terpakai


 Pengukuran linear dapat melakukan
pengukuran dimensi dan toleransinya dan
pengukuran kesalahan bentuk
 Berbagai macam alat ukur
JENIS ALAT UKUR:

 Alat ukur langsung :skala ukur terkalibarasi, hasil dpt dibaca


langsung
 Alat ukur pembanding: skala ukur terkalibrasi, pembaca
selesih suatu dimensi terhadapt ukuran standar
 Alat ukur standar: menunjukkan ukuran tertentu &
digunakan untuk mengkalibrasi alat ukur lain
 Alat ukur batas (kaliber): menunjukkan dimensi berada di
dalam atau diluar toleransi. Kaliber selalu digunakan apabila
komponen diproduksi massa.
 Alat ukur bantu: alat yang membantu proses pengukuran
CARA-CARA PENGUKURAN

a. Pengukuran Langsung
Dgn alat ukur yang hasilnya dapat terbaca langsung
b. Pengukuran Tidak Langsung
Pengukuran dengan alat-alat ukur dari jenis pembanding, alat ukur
standar dan alat ukur pembantu
c. Pengukuran dengan Kaliber Batas
Tidak menentukan dimensi dengan pasti hanya, hanya untuk
mengetahui ukuran dalam batas toleransi atau tidak
d. Perbandingan dengan Bentuk Standar
Bentuk suatu produk dibandingkan dengan suatu standar pada
layar alat ukur proyeksi ketepatan bentuk
PENGUKURAN LANGSUNG

Dengan alat ukur yang


hasilnya dapat terbaca
langsung

Contoh :
Pengukuran dengan
Mikrometer, jangka sorong
atau mistar ukur.
Pengukuran Tidak Langsung

Height master

Penjelasan
gambar pada
kuliah
Pengukuran dengan Kaliber Batas

Tidak menentukan
dimensi dengan pasti
hanya, hanya untuk
mengetahui ukuran
dalam batas toleransi
atau tidak.

Penjelasan
gambar pada
kuliah
Perbandingan dengan Bentuk Standar

Bentuk suatu produk


dibandingkan dengan
suatu standar pada layar
alat ukur proyeksi
ketepatan bentuk.
KONSTRUKSI UMUM ALAT UKUR
Tiga komponen utama konstruksi alat ukur:
1. SENSOR
2. PENGUBAH
3. PENUNJUK/PENCATAT
SENSOR ALAT UKUR

Sensor adalah peraba alat ukur. Yang menghubungkan


alat ukur dan benda ukur.

Contoh:
 Ujung kontak mikrometer
 jarum pada alat ukur kekasaran permukaan
 lensa pada alat ukur optis
 poros & lubang kecil pada alat ukur pneumatis
PENGUBAH ALAT UKUR

Sinyal dari sensor diubah/diolah sebelum diteruskan


pada bagian lain alat ukur.

Beberapa prinsip kerja pengubah:


 mekanis/kinematis
 optis
 elektris
 pnuematis
 gabungan dari hal-hal di atas
PENGUBAH ALAT UKUR

Tujuan pengubah:

Memperbesar perbedaan yang kecil dari


geometri obyek ukur
Mengubah dari suatu sinyal menjadi bentuk
yang diingini. Mis: sinyal perpindahan (l) 
sinyal elektrik
Pengubah Mekanis

Contoh:

Sistem roda gigi dan


batang bergigi dari jam
ukur (dial indikator)
Pengubah mekanis
Roda gigi kecil 2

Roda gigi besar

Roda gigi kecil 1 batang bergigi

Faktor pembesarannya dial indikator ini tergantung kepada susunan


dan ukuran diameter roda gigi. Keterangan lebih lanjut diterangkan
langsung pada kuliah
Pengubah Mekanis-Optis
Faktor pembesaran
diterangkan
langsung pada
kuliah.

Penjelasan
gambar pada
kuliah
Pengubah elektris

Pengubah elektris melibatkan perubahan besaran arus atau


tegangan listrik.

Contoh pengubah elektris adalah pengubah dengan:

 Prinsip kapasitif (dua pelat didekatkan dengan jarak l)


 Prinsip induktif (transformator): adanya arus imbas dari
kumparan primer ke kumparan sekunder
Pengubah kapasitif

Rang.
L Penguat
(Amplifier)

Vo = K 1. L
 K1= penguat (amplifier)
 Adanya perubahan L pada pelat dielektrik di atas (akibat dari
perubahan jarak yang diukur) mengakibatkan perubahan
tegangan listrik  Vo dan  Vo dikuatkan dengan rangkaian
penguat
Vo = K1 L
Prinsip induktif (transformator)

Contoh LVDT (Linier Variable Differential Transformer


Prinsip LVDT
 Prinsip kerja transformator: timbulnya tegangan imbas pada
kumparan sekunder akibat tegangan listrik pada kumparan
primer.
 Tegangan imbas pada kedua kumparan sama bila kedudukan
inti (core) tepat ditengah. Bila core bergeser (adanya
perubahan jarak) maka salah satu tegangan imbas pada
kumparan sekunder menurun sedangkan pada sekunder yang
lain naik sebanding dengan perubahan jarak core.
V1 = V mula + C/2 V mula. l
V2 = V mula - C/2 V mula. l
Bila kedua kumparan dihubungkan secara seri maka
Vo = V1-V2= C .Vmula. l : dari persamaan ini tampak bahwa perubahan jarak
yang dirasakan sensor (l) sebanding dengan tegangan yang keluar pada
kumparan sekunder (Vo)
Pengubah Optis-Elektris

 Sistem pita Moire dengan susunan photosel


 Prinsip photosel: bila intensitas cahaya yang diterima
photosel berubah maka arus listrik pada
rangkaiannya juga berubah.
 Alat ukur didisain agar perubahan jarak akan
mengakibatkan perubahan intensitas cahaya yang
diterima photosel karena prinsip pita moire
 Prinsip pita moire terjadi karena dua pelat dari garis-
garis tipis sejajar didekatkan dan salah satunya
dimiringkan. Hal ini mengakibatkan pita gelap dan
pita terang yang berbeda tergantung pergerakan
salah satu pelatnya.
Pita-pita Moire dengan susunan
photosel

Prinsip Optis – Elektris ini nantinya berbasis teknologi digital (pita gelap
terang dapat menghasilkan sinyal digital (1 dan 0)), sehingga konsep ini
banyak dipakai pada alat ukur terkini.
Pengubah Pneumatis
 Prinsip kerja adalah bahwa kondisi aliran udara akan berubah
bila ada perubahan celah antara permukaan benda ukur
dengan permukaan sensor alat ukur . Perubahan kondisi
aliran udara diketahui dengan cara mengukur:
• Perubahan tekanan
• Perubahan kecepatan aliran
Pengubah Pneumatis
Penjelasan
gambar pada
kuliah

Perubahan celah yang dirasakan sensor (untuk mengukur diameter


benda ukur) sebanding dengan perubahan kecepatan aliran udara.
Posisi pengapung dengan penunjuk berskala menyatakan besar celah
antara benda ukur & sensor.
Contoh Pengubah Pneumatis
Pengubah optis
Prinsip dari proyektor
alat ukur yang dipakai untuk
mengukur kesalahan profil
suatu produk.

Kecermatan tinggi (0,001 mm)


PENUNJUK/PENCATAT

Kategori penunjuk/pencatat:

Penunjuk berskala
Penunjuk digital (angka)
Pencatat (membuat grafik pada kertas
berskala)
Skala Nonius (skala tambahan)

Fungsi: menaikkan kecermatan pembacaan yang


ada pada skala utama

Kecermatan: skala terkecil yang mampu terbaca


pada alat ukur
Prinsip skala nonius satu dimensi

A
u u u k=u–n

mis: u = 1.0 mm (jarak skala utama)


O n n n n = 0.9 mm (jarak skala nonius)
k = 0.1 mm (kecermatan)
A
Garis nol nonius tergeser sejauh k
dari garis A; garis pertama
O nonius segaris dengan garis skala
utama
A
Garis nol nonius tergeser sejauh
2k dari garis A; garis kedua
O nonius segaris dengan garis skala
utama
Skala Nonius

Kecermatan Besar u Skala nonius


pada skala
utama Besar n pada Jumlah Panjang
skala nonius bagian keseluruhan

1/10 1 mm 0,9 mm 10 9 mm
(0,10 mm)
1/20 1 mm 0,95 mm 20 19 mm
(0,05 mm)
1/50 1 mm 0,98 mm 50 49 mm
(0,02 mm) 0,98 mm 25 24,5 mm
Skala nonius satu dimensi pada jangka
sorong

Skala nonius 50 skala


untuk 1 mm skala
utama, sehingga
kecermatan 1/50 =
0,02 mm.

Terlihat juga skala


nonius memiliki 50
skala berimpit dengan
49 skala utama. Jarak
skala nonius adalah
0,98 mm.
Kecermatan (resolution):
Skala terkecil yang dapat dibaca

Contoh:
Mistar ukur  1 mm
Jangka sorong  0,05 mm; 0,1 mm dan 0.02 mm
0,02 mm  skala nonius : 50 skala
1 mm/ 50 skala = 0,02 mm/skala
Mikrometer  0,01 mm
 Kapan memakai mikrometer atau jangka sorong?
 Tergantung kepada kecermatannya
 30, 47 mm  mikrometer
 30,4  jangka sorong
 30  mistar
Skala Mikrometer

1. Skala tetap (pembacaan kasar)


2. Skala putar (pembacaan halus)

Untuk satu putaran selinder putar


(pembagian skala putar 50 skala)
akan menggeser sejauh setengah
bagian skala utama (0,5 mm)

Kecermatan= 0,5 mm/ 50 = 0,01


mm
Mikrometer

Untuk satu putaran


selinder putar
(pembagian skala putar
50 skala) akan
menggeser sejauh
setengah bagian skala
utama (0,5 mm)

Kecermatan= 0,5 mm/


50 = 0,01 mm
Pembacaan skala mikrometer

Kecermatan = 0.01 mm
Penunjuk/Pencatat

LED (Light Emitting Diode)

Penunjuk digital elektronis


Alat pencatat dengan prinsip
galvanometer
Apabila ada arus listrik (berasal dari
pengubah elektrik) yang melalui
kumparan maka posisi kumparan
akan terputar s/d kedudukan tertentu
tergantung kepada besarnya arus (i).

Ingat prinsip Lorenz.

Besar arus i setara dengan besaran


yang diukur

arus

Medan magnet

Gaya shg kumparan terputar


galvanometer
Sifat-sifat Umum Alat ukur
• Rantai kalibrasi/mampu usut (traceability)
• Kepekaan (sensivity)
• Histerisis
• Kepasifan (passivity)
• Pergeseran (shifting)
• Kestabilan nol (zero stability)
• Pengambangan (floating)
Rantai Kalibrasi/ mampu usut

Kalibrasi/peneraan: mencocokan harga-harga yang tercantum pada


skala alat ukur dengan harga-harga standar.

Suatu alat ukur harus terjamin rantai kalibrasinya artinya harus mampu
diusut (traceability) tingkatan kalibrasinya.

Tingkatan kalibrasi:
1.Alat ukur kerja (mis: mikrometer) dengan alat ukur standar kerja (mis:
Blok ukur kualitas 3)
2. Alat ukur standar kerja dengan alat ukur standar
3.Alat ukur standar dengan alat ukur standar nasional
4.Alat ukur standar nasional dengan standar meter (internasional)
Standar meter (internasional)
Sebelum tahun 1960:
Jarak antara 2 garisan batang
platinum-irridium yang disimpan
di Sevres, Perancis

Sesudah tahun 1960:


1.650.763,73 kali panjang
gelombang spektrum cahaya
oranye-merah atom krypton-86
dalam sebuah ruang vakum.

Alasan: - kecepatan cahaya di ruang vakum sama dimana saja (definisi lebih
universal)
- standar lama bisa jaga hilang/ musnah pada suatu waktu
Kepekaan (Sensivity)

Kemampuan alat ukur untuk merasakan sesuatu perbedaan yang relatif


kecil dari harga yang diukur (lihat gambar: alat ukur A lebih peka dari alat
ukur B). Kepekaan alat ukur sangat tergantung kepada mekanisme
pengubahnya.
Histerisis

Histerisis adalah penyimpangan yang timbul sewaktu dilakukan pengukuran


secara kontinyu dari dua arah yang berlawanan. Dari gambar terlihat pengukuran
naik dengan dial indikator tidak menghasilkan harga yang sama dengan
pengukuran turun. Ada histerisis sebesar 
Floating, Zero stability

Floating:

Jarum penunjuk selalu berubah-ubah posisi atau skala digital


menunjukkan angka yang berubah-ubah. Hal ini disebabkan oleh
kepekaan (sensivitas) alat ukur yang terlalu besar.

Kestabilan nol (zero stability):

Apabila jarum penunjuk pada alat ukur tidak kembali keposisi semula
(posisi nol). Penyebabnya masalah mekanik seperti keausan alat
Passivity, Shifting

Kepasifan atau kelambatan reaksi:


Suatu perbedaan yang kecil dari harga yang diukur (dirasakan sensor) tidak
menimbulkan suatu perubahan apapun pada jarum penunjuk. Hal ini
disebabkan oleh pengaruh kelembaman, mis: pegas alat ukur tidak elastis
sempurna

Pergeseran (shifting):
Terjadi perubahan harga yang ditunjukkan pada skala sedangkan
sesungguhnya sensor tidak mensyaratkan suatu perubahan. Sering terjadi
pada alat ukur pengubah elektris, karena komponen elektronik sudah tua.
Ketelitian (Accuracy)

Kesesuaian antara hasil pengukuran dengan harga


sebenarnya (dimensi obyek ukur)
Accuracy : Correctness (exactness) to the actual value.

Ketepatan (Precision)
Kemampuan dari proses pengukuran untuk menunjukkan hasil
yang sama dari pengukuran yang dilakukan berulang-ulang.

Precision : Reproducibility / consistency of measurements


Accuracy vs. Precision
• Accuracy : Correctness (exactness) to the actual value.

• Precision : Reproducibility / consistency of


measurements

Precise Accurate Accurate and Precise

In a dart game
one needs to utilize
both of these
in-order to win
Ketelitian (Accuracy)
Salah satu alat
ukur panjang
disamping ini tidak
teliti (akurat)
karena salah satu
darinya tidak
sesuai dengan
ukuran (harga)
yang sebenarnya
(dalam hal ini 10
meter), walaupun
keduanya memiliki
kecermatan yang
sama.
Penyimpangan dalam proses
pengukuran
Sumber-sumber yang membuat pengukur menjadi tidak teliti
(accurate) atau tidak tepat (precise) adalah:
1. alat ukur
2. benda ukur
3. posisi pengukuran
4. lingkungan
5. pengukur
Penyimpangan dari alat ukur

Hal ini diakibatkan oleh karena alat ukur yang belum dikalibarasi

Kalibrasi (tera) adalah kegiatan membandingkan (mencocokan) besaran yang


terbaca pada hasil ukur dengan besaran standarnya

Penyimpangan dari benda ukur


Hal ini diakibatkan oleh defleksi pada benda ukur akibat :
- pengaruh defleksi akibat berat sendiri
- pengaruh tekanan kontak karena benda ukur lunak
- pengaruh tekanan kontak pada benda ukur yang berselinder tipis

Oleh sebab itu pada mikrometer selalu ada pembatas momen putar
agar menjaga tekanan pengukuran sekecil mungkin dan konstan.
Peyimpangan posisi pengukuran


Biasanya garis pengukuran harus sejajar dengan
garis dimensi. Kalau garis pengukuran membuat
sudut dengan garis dimensi (akibat posisi pengukuran
d M yang salah) maka akan menimbilakan kesalahan kosinus
(cosine error) seperti pada gambar.
L
L = M cos  - d cos 
Peyimpangan akibat lingkungan

Yang perlu diperhatikan adalah pengaruh temperatur pada proses


pengukuran, dimana benda padat terutama logam berubah dimensinya
apabila temperatur berubah ( ingat !! L = Lo  T  sifat pemuaian logam).
Supaya hasil pengukuran sama maka secara internasional sudah disetujui
temperatur standar untuk pengukuran geometris adalah 20oC.

Contoh: poros baja yang baru dibubut dengan diameter nominal 100 mm
dapat mempunyai temperatur 400c, andai kata pengukuran dilakukan pada
temperatur ini maka poros tersebut lebih besar 0,023 mm dibandingkan
temperatur standar. Perbedaan ini sama dengan nilai toleransi IT7.
Peyimpangan dari si pengukur

Dua orang yang melakukan pengukuran dengan alat ukur dan obyek ukur
yang sama berkemungkinan menghasilkan pengukuran yang berbeda. Hal ini
dapat diakibatkan oleh: pengalaman praktek mengukur, cara melakukan
pengukuran yang salah akibat tidak mengetahui dasar-dasar pengukuran
yang benar.
ALAT UKUR LINIER
LANGSUNG
Mistar Ukur

Untuk tingkat kepresesisian yang Mengukur dengan mistar ukur yang


tidak terlalu baik (0,5 s/d 1 mm), dimulai dari garis skala 1cm, karena
mistar ukur dapat dipakai langsung. alasan keausan mistar (skala 0)
Pengukuran dimulai dari skala
0 mm.
MISTAR UKUR
• alat ukur linier yang paling
sederhana sederhana dan
banyak dikenal
• pelat dari baja
• Kapasitas ukur (range) : 150
mm, 300 mm
• Kecermatan pembacaan ½
mm dan 1 mm
Mistar Ukur & Caliper

Setting ukuran caliper dengan


memakai mistar ukur (mistar ukur
dapat digantikan dengan alat ukur
yang lebih presisi) Mengecek dimensi dengan caliper
Jangka sorong (Vernier Calipper)

1. Rahang ukur pengukuran luar 6. Skala nonius mm


2. Rahang ukur pengukuran dalam 7. Skala nonius inci
3. Lidah pengukur kedalaman 8. Kunci peluncur (untuk memblok
(depth) gerakan peluncur sehingga
4. Skala utama mm mempermudah pembacaan
5. Skala utama inci hasil)
Animasi pengukuran dengan jangka
sorong

Berapa kecermataan alat ukur di atas?


Berapa kapasitas ukur (range) alat ukur di atas?
Jangka sorong

Hitunglah
kecermataan
jangka sorong
ini?
Jangka sorong jam (Dial Jangka sorong
Calipper) pembacaan digital

 Dilengkapi dengan jam ukur


(pengganti dari skala nonius)
 Kecermatan 0.01 mm Skala nonius diganti dengan
 1 putaran jarum penunjuk (100 sensor posisi (sensor yang
bagian skala) = pergeseran sensor dapat merasakan perubahan
(rahang ukur gerak) sejauh 100 x 0.01
mm atau 1 mm. jarak) dengan pengubah
elektronik dan dengan
penunjuk digital.
Height Gauge (Jangka Sorong ketinggian)
Fungsi :
Mengukur ketinggian
Membuat garis gores
Alat ukur pembanding

Bagaimana cara kerjanya sebagai alat ukur


pembanding?
Jangka Sorong Tak Jangka Sorong
Sebidang Kedalaman

Fungsi :
Mengukur jarak
antara 2 permukaan
yang bertingkat.
Jangka Sorong Jarak Senter

Mengukur :
 Jarak antara senter
lubang.
 Jarak dari senter ke
tepi.

Bagaimana membaca
gambar ini?
Test: pembacaan skala jangka sorong
a. 48,42 mm
b. 48,44 mm
c. 47,70 mm
d. 4,84 mm

a. 31,56 mm
b. 35,54 mm
d. 34,56 mm
d. 4,84 mm
Beberapa jenis Mikrometer
• Mikrometer Luar (Outside Micrometer)
Mengukur ukuran luar dengan kapasitas ukur hingga 25 mm. Untuk
mengukur dimensi lebih besar dari 25 mm maka dipakai yang memakai
kapasitas ukur 25 s/d 50 mm, dan begitu seterusnya.

• Mikrometer dalam (inside micrometer)


Mengukur diameter dalam. Kapasitas ukur dapat diubah dengan
mengganti batang ukur. Kedua ujung dari mikrometer berfungsi sebagai
sensor.

• Mikrometer kedalaman (depth micrometer)


mengukur kedalaman suatu lubang atau permukaan bertingkat.
Mikrometer

Mikrometer luar

Mikrometer dalam

Mikrometer kedalaman
MIKROMETER
 mempunyai kecermatan yang
lebih baik daripada jangka
sorong
 Umumnya kecermatan
mikrometer adalah 0,01 mm.
 Untuk hal-hal khusus,
mikrometer dapat dibuat
dengan kecermatan 0,005 mm;
0,002 mm hingga 0,001 mm
 Komponen utama dalam
Kapasitas ukur mikrometer adalah ulir
25 mm utamanya yang sangat teliti.
Untuk jatak satu kisar (pitch)
bergeser 0,5 mm
MIKROMETER LUAR
(OUTSIDE MICROMETER)
Cara mempergunakan mikrometer
Ada 50 skala
nonius

1 putaran
= 0,5 mm

Maka : 0,5/50 =
0,01 mm
(kecermatan)

Kapasitas ukur s/d


25 mm
Membaca skala
self test
Mikrometer kedalaman
(depth micrometer)

mengukur kedalaman suatu lubang atau


permukaan bertingkat.
Mikrometer dalam (Inside micrometer)
Mikrometer dalam (inside micrometer)
Mengukur diameter dalam. Kapasitas ukur dapat diubah dengan mengganti
batang ukur. Kedua ujung dari mikrometer berfungsi sebagai sensor.
Telescopic Gauge Mikrometer & Caliper
pengunci

handel

Mengeset Caliper pada lubang

Pluger Pengukuran dengan mikrometer

1. Merupakan alat ukur tidak langsung


untuk lubang atau slot
2. Digunakan bersama-sama dengan
mikrometer atau jangka sorong
Pengukuran diameter dalam secara
elektronik

Electronic gage untuk pengukuran diameter dalam. Muka ukur


merupakan baja karbida yang tahan aus . Display LED menunjukkan
pembacaan 29.158 mm. Source: Courtesy of TESA SA.
Pembacaan skala Mikrometer

Pertama kali cek


pembacaan nol

The zero reading is


-0.02 mm
Pembacaan skala Mikrometer

Berapakah harga yang terukur pada skala mikrometer tsb?


4,06 +0,02 = 4,08 mm 4,99 +0,02 = 5,01 mm
Mikrometer Indikator
Sensor (landasan tetap Kunci Silinder putar
yang dapat bergerak) (tanpa gigi gelincir)

45

5 0 5
10 10

Indikator
Tombol penekan

Pembatas toleransi
Jam ukur bergerak sesuai yang dirasakan sensor

Gabungan antara mikrometer dan jam ukur. Landasan tetap dapat bergerak
sesuai dengan daerah ukur dari jam ukur (sekitar +/- 0,02 mm) dengan
kecermatan hingga 0,001 mm (sangat tinggi). Mikrometer ini dapat berfungsi
sebagai mikrometer luar dan juga dapat dipakai sebagai kaliber (perubahan
skala pada indikator jam ukur dapat berfungsi sebagai kaliber yang mengecek
apakah suatu ukuran berada dalam batas toleransi).
Mikrometer Batas

Berfungsi seperti kaliber batas untuk pengukuran produk dalam jumlah


banyak. Ukuran GO berarti obyek ukur harus lewat dan ukuran NOT GO
berarti obyek ukur harus tidak lewat. Biasanya untuk mengukur suatu
ukuran dengan nilai toleransi. Ukuran GO = toleransi bawah, ukuran NOT
GO = toleransi atas.
ALAT UKUR LINEAR TAK LANGSUNG

 digunakan untuk meningkatkan ketelitian


hasil pengukuran
 Alat ukur linear ini dipakai karena alat
ukur linier langsung tidak dapat
digunakan yang disebabkan kondisi objek
ukur.
Alat Ukur Linier Tak Langsung
Pada alat ukur linier langsung, didapatkan ukuran secara
langsung seperti yang terbaca pada skala. Sedangkan alat ukur
linier tidak langsung, tidak dipakai untuk mendapatkan suatu
ukuran tertentu, akan tetapi dapat berfungsi sebagai:
Alat ukur standar : dimana ukuran yang dimiliki sebagai acuan
ketelitian alat ukur lain
 Alat ukur pembanding: tidak dapat mendapatkan langsung
ukuran tetapi pembacaan ukuran dari selesih suatu dimensi
terhadap ukuran standar
Alat Ukur Linier Tak Langsung
Alat Ukur Standar :
 Blok ukur (Gauge Block)
 Batang ukur (length bar)
 Kaliber induk tinggi (heigth master)

Alat ukur pembanding :


 Jam ukur (dial indicator)
 Jam ukur tes/pupitas ( dial test indicator)
 Pembanding ( comparator)
Blok Ukur (Gauge Block)
 Nama lain : gauge block, end gauge, slip gauge, atau
Johannsen gauge
 Sebagai alat ukur standar untuk proses kalibrasi suatu alat
ukur
 Muka ukurnya sangat halus dan rata sehingga dapat disusun
sehingga bersatu dengan kuat
 Memiliki bermacam-macam ukuran menurut standar metrik.
Jumlah ukurannya bisa 27, 33, 50, 87, 105, dan 112
 Sebagai alat ukur standar juga dapat dipakai dalam
pengukuran tidak langsung dengan cara membandingkan

Blok Ukur (Gauge Block)
 Untuk mendapat ukuran tertentu maka
beberapa blok ukur dapat disusun sebagai
suatu ukuran baru dan standar (digunakan
untuk proses kalibrasi)
 dibuat dari baja karbon tinggi, baja paduan
atau karbida logam yang setelah mengalami
proses laku panas (heat treatment)
 Kestabilan dimensi yang baik
 Tahan korosi, tahan aus
Blok Ukur (Gauge Block)

Gambar satu set Blok Ukur (Gauge Block)

Blok ukur sebagai alat ukur standar sering dipakai untuk mengkalibrasi
mikrometer atau jangka sorong pada bengkel produksi.
Blok Ukur
Blok ukur biasanya dipakai secara kombinasi sehingga dalam satu set
tersedia berbagai macam ukuran. Jumlah blok ukura dalam satu set
menurut standar metrik adalah 27, 33, 50, 87, 105, dan 112.

Jarak ukur kenaikan Jumlah blok


1,001 -1,009 0,001 9
1,010 -1,490 0,010 49
0,50 – 24,50 0,50 49
25 – 100 25 4
1,0005 - 1
--------------------------------------------------------
1 set blok ukur jumlah : 112 buah

Kualitas Blok ukur dibuah dengan kualitas tertentu yaitu:


Kelas 01 (paling tinggi/standar nasional), Kelas 0, Kelas 1, kelas 2, dan
kelas 3 (paling rendah/ pada bagian produksi)
Pemakaian blok ukur
 Muka ukur adalah bagian penting. Jangan sering
disentuh atau kena keringat (mengandung asam)
 Membersihkan blok ukur dengan wash bensin.
Setelah dipakai dibersihkan kembali dengan wash
bensin dan diberi vaseline (agar tidak langsung
kontak dengan udara terbuka)
 Blok ukur yang tipis jangan disatukan dengan blok
ukur tipis lainnya karena bisa terdeformasi
 Blok ukur yang terlalu lama dipengang bisa memuai
dan menyebabkan penyimpangan pada suatu
pengukuran
 Pengukuran yang standar dengan blok ukur adalah
Temperatur 20oC dan kelembaban udara 50-60%
Pemilihan Susunan Blok Ukur
 Ukuran standar yang ingin diperoleh: 58,975 mm
 Mulai dari angka desimal paling belakang (0,005),
maka blok ukur yang diambil 1,005 mm
 Sisa ukuran 57,970 mm. Lihat dua desimal terakhir
(0,97), ambil blok ukur 1,47 mm (karena blok ukur
1,97 mm tidak ada)
 Sisa ukuran 56,5 mm. Ambil blok ukur 6,5 mm dan 50
mm
 Susunan blok ukur 1,005; 1,47; 6,5; 50 mm

 (Tugas di kelas) Cobalah cari susunan blok ukur yang


lain. ???
BATANG UKUR (Length Bar)
Ukuran blok ukur
terpanjang 100 mm.
Untuk mendapat ukuran
blok ukur yang lebih
panjang lagi maka dipakai
batang ukur. Batang ukur
berpenampang melingkar
dengan diameter 22 mm.

Gambar Batang Ukur (Length Bar)


Height Master (Kaliber Induk Tinggi)

Prinsip kerja: Merupakan alat ukur standar


yang digunakan dalam
Gabungan Skala pengukuran tidak langsung
putar pengatur dengan cara membandingkan
ketinggian dengan sehingga memberi kecermatan
kecermatan tinggi yang tinggi.

+
Alat ukur standar ini dibuat
untuk mempercepat dan
mempermudah pengukuran,
Susunan blok ukur karena menyusun blok ukur
dengan ukuran yang memakan waktu yang relatif
sama (10 atau 20 lama.
mm)
Pengukuran tak langsung dengan
Height master
Ukuran standar diambil dari height master.
Ukuran yang terbaca adalah selisih dengan
ukuran standar yang terbaca pada pupitas

Height Master Pupitas (dial test indicator)


JAM UKUR (DIAL INDIKATOR)
Kecermatan pembacaan
skala adalah 0,01; 0,005 atau
0,002 mm dengan kapasitas
ukur yang berbeda, misalnya
20, 10, 5, 2 dan 1 mm.

Untuk kapasitas ukur yang


besar dilengkapi dengan jam
kecil
Dial indikator
Merupakan alat ukur
pembanding yang
banyak digunakan di
industri pemesinan.
Prinsip kerja secara
mekanis dimana gerak
linier dari sensor
diubah menjadi gerak
putaran.
Dial Indicator
 Dapat dipakai untuk memeriksa
kebulatan (benda ukur diletakan
pada Blok V
 Dapat dipakai untuk mengukur
toleransi kesalahan putar (run-
out)
 Dapat dipakai juga untuk
mengetahui kelurusan suatu garis
 Dapat dipakai untuk mengetahui
kesejajaran dua bidang.

Penjelasan ilustrasi gambar pada


kuliah
Pupitas (Dial Test Indicator)

 Jam ukur dengan kapasitas ukur yang lebih kecil (0,8 atau 0,2 mm),
karena gerakan sensor tidak garis lurus tetap merupakan busur.
 Sensor dapat diatur sehingga dapat membuat sudut atau sejajar
dengan sumbu dari badan pupitas.
 posisi sensor harus kurang lebih sejajar dengan permukaan benda
uku
Dial indikator dengan magnetic
stand dalam suatu proses
pengukuran. Magnetic Stand
memakai prinsip magnetik untuk
menempel pada suatu
permukaan datar.
Dial indikator dengan
magnetic stand dalam
suatu proses
pengukuran.
Dial indikator dipakai sebagai
alat ukur untuk melihat besar
toleransi putar (run-out)
putaran suatu poros selindrik
yang dicekam pada spindel
mesin bubut. Dial indikator
dipegang oleh magnetik
stand yang ditempelkan
pada headstock mesin.
Kaliber batas (Limit Gauges)
Pada pembuatan produk secara massal tidak
mungkin dilakukan pengukuran satu persatu
dari suatu ukuran. Yang perlu diketahui/
diperiksa apakah obyek ukur tidak melebihi
batas maksimum atau kurang dari batas
minimum (konsep toleransi geometrik). Untuk
itu dibuat suatu alat ukur yang disebut kaliber
batas (limit gauge)
Kaliber Batas
Ingat !!!
ukuran 50H7 (untuk lubang)
H  penyimpangan terhadap
garis dasar
7 besar toleransi
Apa bedanya dengan ukuran
Kaliber poros untuk memeriksa lubang 50G7 dan 50H6?
50G7 dan 50G8?

Ingat!!!!
ukuran 50h7 (untuk poros)
h  penyimpangan terhadap
ukuran dasar
7  besar toleransi
Apa bedanya dengan 50g7
dan 50h6 ? Kaliber lubang (ring) untuk memeriksa poros
Toleransi Pembuatan Kaliber Batas
Batas ukuran maks Arah keausan
10% NOT GO

10% GO

Kelonggaran
10% GO
keausan
Arah keausan Kaliber
Poros 10% NOT GO
Batas ukuran min
pemeriksa Kaliber ring/celah
lubang pemeriksa poros

Toleransi pembuatan 10% dari toleransi obyek ukur


Kelonggran keausan sekitar 20% dari toleransi pembuatan
Kaliber Poros (Plug Gauge) pemeriksa lubang

Kaliber poros dipakai untuk memeriksa diameter lubang yang sudah


tahu batas maksimum & minimumnya
mis : ukuran 50H7 
batas minimum 50,000 mm dan batas maksimum 50,018 mm
Kaliber poros GO dibuat sama dengan diameter lubang minimum (selalu
akan masuk), sedangkan kaliber NOT GO dibuat sama dengan diameter
lubang maksimum (selalu tidak akan masuk).
Berapakah dimensi pembuatan kaliber GO dan NOT GO pada kaliber 18
Kaliber Poros (Plug Gauge)

Untuk memeriksa lubang


Kaliber celah (Snap Gauge)

Kaliber pemeriksa poros


Kaliber celah yang dapat disetel

Muka ukur dapat diatur


posisinya dengan bantuan
blok ukur
kaliber celah dengan prinsip kerja
elektronik
kaliber celah dengan Dial Indikator
Gauging travel 0.5 mm

The Bowers SNAPMATIC +


Dial Indicator snap gauge has
been designed specifically for
quick, reliable and accurate
measurement of external
cylindrical diameters
Kaliber Ring

Kaliber pemeriksa poros


Kaliber poros konus (Taper Plug Gauge)

Kemiringan bidang konus diperiksa


dengan cara mengoleskan dua garis
tipis dari cat minyak biru sepanjang
pemukaan kaliber, kemudian kaliber
dimasukkan kelunag konus yang
diperiksa dan diputar-putra. Lubang
yang bagus mengakibatkan cat
minyak biru merata

Ketelitian diameter konus (ukuran


maks dan minimum) dilihat dengan
melihat garis GO dan NOT GO apakah
ia berada di depan, pas atau di
belakang garis GO atau NOT GO
tersebut
ALAT UKUR SUDUT
Selain pengukuran linier, pengukuran sudut merupakan hal yang
penting untuk menjamin sifat mampu tukar atau fungsional
komponen.

Definisi:
1o sudut dari 1/360 bagian lingkaran sempurna
1’ (satu menit): satu derajat dibagi dengan 60 bagian
1’’ (satu detik): satu menit dibagi dengan 60 bagian
Jenis alat ukur sudut
 Alat ukur sudut langsung
 Busur baja
 Busur bilah
 Profil proyektor
 Clinometer
 Alat ukur sudut tak langsung
 Blok sudut (untuk kecermatan yang tinggi)
 Batang sinus
 Angle dekkor
Busur Baja (Steel Engineer Protractor)

 Alat ukur langsung hingga kecermatan 1 derajat


 Dipakai hanya untuk perkiraan harga sudut secara kasar
 Diperlukan bantuan penyiku bila mengukur sudut yang kecil dan
terpancung (gambar kanan)
Busur Bilah
 Piringan dasar
 Pelat dasar
 Piringan indeks tempat skala
nonius sehingga kecermatan
hingga 2 menit
 Bilah utama
Pemakaian busur bilah nonius
Posisi bilah utama dengan pelat dasar tegak
lurus (900)

 Diputar kebalikan jarum jam


 Digunakan skala nonius kanan
 Sudut terbaca dari bilah utama ke pelat
dasar searah jarum jam

 Diputar searah jarum jam


 Digunakan skala nonius kiri
 Sudut terbaca dari bilah utama ke pelat
dasar searah jarum jam
Clinometer

Prinsip kerja : gabungan pendatar (spirit level) dengan skala sudut busur bilah

Setelah clinometer diletakan di atas permukaan benda ukur, maka skala


piringan diputar sampai posisi tabung dengan gelembung kurang lebih datar.
Kemudian dilakukan pemutar halus samapai gelembung tepat ditengah,
kemudian pembacaan sudut lewat okuler (kecermatan 1’)
Blok Sudut (Angle Gauge)

Bila dalam pengukuran linier dikenal Blok Ukur, maka dalam


pengukuran sudut dikenal dengan blok sudut.

Satu set blok sudut terdiri dari 13 buah dengan sudut-sudut sbb:

Dari ketiga belas sudut ini dapat dibuat hampir semua sudut yang diingini.
(ngak percaya !!!!!??)
Susunan Blok Sudut

270+ 70+ 20 = 370 270 - 90+ 30 = 210

Bila 13 blok ukur tersebut disusun berurutan naik maka diperoleh sudut 810 40’ 59’’.
Sudut yang lebih besar dari itu dicapai memalui blok segi empat (square block)
Bagaimana susunan blok sudut untuk
570 34’ 9’’

9’’ = +3’’ + 6 ‘’
34’ = + 1’ - 3’ + 9’ + 27’
570 = +10 – 30 -90 +270 +410
Pemakaian Blok Sudut

Pemeriksaan kesejajaran antara permukaan benda ukur dengan muka ukur


dari blok sudut dengan dengan pisau lurus (straight edge).

Blok persegi (square block) dan dengan bantuan blok ukur untuk
pemeriksaan sudut yang besar
Batang Sinus (Sine Bar)

Batang baja dengan dua


buah rol pada kedua
ujung sisi bawah.
Kerataan batang baja
tersebut memiliki
toleransi yang sangat
sempit, begitupun
kesejajaean kedua rol
tersebut
Batang Sinus
cara pengukuran tak langsung dengan
batang sinus
 Perkirakan harga sudut  dengan busur bilah mis = 200 25’
 Mencari tinggi h (susunan blok ukur). h = l sin  l = 100 mm
maka h = 100 sin 200 25’ = 34, 884 mm
 Disiapkan blok ukur dengan ukuran:
25 - 6 – 1,40 - 1,48 – 1,004 mm

 Bila untuk jarak 50 mm pada permukaan benda ukur menunjukkan


selisih ketinggian 0,012 mm (dibaca pada dial indikator) maka tinggi h
harus dikoreksi
y = d l/l’ = 0,012 x 100/50 = 0,024 mm
maka h baru = 34,884 + 0,024 = 34, 908 mm
 Jika setelah dikoreksi maka permukaan sejajar maka
sin  = 34,908/100 = 0,34908
 Maka sudut  = 200 25’ 51’’ (sangat teliti)
Cara menentukan sudut dengan batang sinus
Angle Dekkor
 Prinsip kerja optis
 Angle dekkor merupakan alat
ukur pembanding, dengan
demikian pengukuran
dilakukan dengan
membandingkan dengan blok
sudut
 Prinsip kerja: Adanya berkas
cahaya sejajar yang menuju
permukaan ukur dan cahaya
tersebut dipantulkan kembali
dan terlihat pada skala pantul.
Skala pantul dan skala tetap
dipakai untuk pembacaan
pengukuran
 Kap. Sampai 60 menit dengan
kecwermatan ½ menit

Anda mungkin juga menyukai