BAB 3
mudah dipahami karena mempunya bentuk ′ ± ′ yang dapat diinterpretasikan secara langsung, misalnya suatu
dimensi 𝑥 = 90 ± 0.1 𝑚𝑚 mempunyai arti bahwa dimensi tersebut boleh bervariasi selama nilainya
89.99 𝑚𝑚 ≤ 𝑥 ≤ 90.01 𝑚𝑚. Sedangkan, untuk toleransi geometri, dibutuhkan pemahaman mendalam dan
khusus untuk meninterpretasikan arti dari toleransi tersebut. Pembahasan toleransi geometri akan berbasis pada
standar ASME Y14.5 dan ISO 1101 tersebut. Bab ini akan membaha arti, interpretasi dan analsis dari toleransi
geometri. Selain itu, toleransi dimensional akan dibahas juga, terutama lebih ke bagaimana menganalisis suatu
toleransi dimensional.
Toleransi (baik alokasi dan analisis toleransi) sangat penting untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pada
kondisi riil sebelum suatu proses manufaktur diterapkan, seperti:
Apakah komponen-komponen yang didisain akan dapat dirakit bersama menjadi suatu produk?
Apakah komponen-komponen yang mempunyai deviasi dari nominal masih bisa dirakit menjadi sebuah
produk?
Apakah apabila suatu komponen dibuat lebih kecil atau lebih besar dari nilai nominalnya masih bisa dirakit
untuk menjadi suatu produk?
Seberapa besar deviasi suatu fitur dari nilai nominalnya masih diperbolehkan?
Dan lain sebagainya.
Dari sebagian kecil pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka pentingnya toleransi dalam sebuah disain produk dapat
dipahami.
Contoh riil dari toleransi dimensional, geometrik dan tekstur permukaan pada sebuah disain produk diperlihatkan
pada gambar 1. Pada gambar 1, diperlihatkan sebuah komponen berupa balok solid yang diproses dengan slot milling
dan pengeboran. Nilai-nilai dimensi pada gambar 1 diperlihatkan dengan nilai toleransi untuk masing-masing dimensi
tersebut. Untuk menentukan nilai-nilai toleransi tersebut tidaklah mudah, karena untuk menentukan nilai toleransi
tersebut dibutuhkan kombinasi dari pengetahuan yang mendalam mengenai keilmuan teknik dan pengalaman praktis
dalam bidang manufaktur. Kesalahan dalam menentukan nilai toleransi pada sebuah produk akan sangat berakibat
fatal, bukan hanya pada produk tersebut, tetapi juga pada proses manufaktur dari produk tersebut. Hal ini akan
dijelaskan kemudian pada bagian alokasi dan analisis toleransi.
Gambar 1: Contoh dari jenis-jenis toleransi: toleransi dimensi, geometrik (GD&T) dan texture permukaan.
Toleransi dimensional dan geometri 73
Gambar 2: Ilustrasi berbagai sumber variasi: (kiri) variasi dari suatu komponen hasil manufaktur, (tengah) variasi
dari proses perakitan komponen tersebut dan (kanan) variasi dari proses pengukuran komponen tersebut.
𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿
𝐶𝑝 = (1)
6𝜎
dimana 𝑈𝑆𝐿 adalah batas atas tolernasi dan 𝐿𝑆𝐿 adalah batas bawah toleransi. 𝜎 adalah deviasi standard dari
ukuran suatu roduk yang dibuat dengan proses manufaktur tersebut. Gambar 3a memperlihatkan representasi
visual dari 𝐶𝑝 .
Indeks 𝐶𝑝𝑘
𝐶𝑝𝑘 adalah sebuah ukuran pergeseran (shift) dari niai tengah (centre) dari suatu proses manufaktur. 𝐶𝑝𝑘
diformulasikan sebagai:
𝑈𝑆𝐿−𝜇 𝜇−𝐿𝑆𝐿
𝐶𝑝𝑘 = 𝑚𝑖𝑛 [ , ] (2)
3𝜎 3𝜎
dimana 𝜇 adalah nilai rata-rata dari dimensi produk yang dibuat dengan proses manufaktur tersebut. Gambar
3b memperlihatkan representasi visual dari 𝐶𝑝𝑘
.
Toleransi dimensional dan geometri 75
Gambar 3: (a) Representasi visual dari 𝐶𝑝 dan (b) representasi visual dari 𝐶𝑝𝑘 .
Untuk lebih jelasnya, gambar 4 memperlihatkan representasi visual dari berbagai macam nilai 𝐶𝑝 dan 𝐶𝑝𝑘 . Pada
umumnya, semakin besar nilai 𝐶𝑝 dan 𝐶𝑝𝑘 , maka kapabilitas suatu proses semakin tinggi. Pada umumnya
rekomendasi nilai tersebut adalah 𝐶𝑝 ≥ 1.3 dan 𝐶𝑝𝑘 ≥ 1.3.
Fitur dari tekstur permukaan suatu komponen, misalnya: Ra, Ra, Rz, Sa, Sq, dan Sz.
Bab ini hanya membahas mengenai toleransi yang mengontrol variasi dari fitur size dan geometri. Dengan
demikian, bab ini membahas dua metode untuk menentukan suatu toleransi pada komponen atau produk. Dua metode
toleransi tersebut adalah:
1. Toleransi dimensional “plus/minus”.
Toleransi dimensinal adalah metode toleransi yang digunakan untuk mengontrol fitur size dari suatu
komponen atau produk.
2. Toleransi geometri (geometric tolerancing and dimensioning/GD&T).
Toleransi geometri (GD&T) adalah metode toleransi yang digunakan untuk mengontrol baik fitur geometri
individual dan fitur relasi geometri antara komponen-komponen dan antara fitur-fitur perakitan
Pertama-tama, metode toleransi dimensional akan dibahas. Metode toleransi dimensional adalah suatu metode
toleransi yang bersifat konservatif. Toleransi jenis ini mempunyai banyak aspek-aspek inkonsistensi sehingga banyak
menimbulkan ambiguitas pada suatu kondisi riil. Sehingga, metode toleransi dimensional saja tidak cukup untuk dapat
merepresentaiskan control variasi dari suatu produk yang semakin kompleks seperti sekarang ini. Untuk
menyempurnakan metode toleransi dimensioanal, maka metode toleransi geometrik (GD&T) dikembangkan.
Toleransi geometrik dapat merepresentasikan apa yang diinginkan oleh seorang disainer agar produk yang didisainnya
dapat berfungsi seperti yang diinginkan.
Toleransi dimensional sangat mudah dipahami. Namun demikian, toleransi dimensional mempunyai kelemahan
untuk menginterpretasikan maksud dari disainer suatu produk pada gambar teknik, yang kemudian gambar teknik ini
yang merupakan landasan seorang perekayasa manufaktur untuk membuat produk yang telah didesain tersebut.
Kelemahan tersebut adalah adanya ambiguitas pada toleransi dimensional.
Gambar 5 memperlihatkan ambiguitas yang terdapat pada toleransi dimensional. Pada gambar 5, diperlihatkan
sebuah bentuk lingkaran ideal dengan dimensi dan toleransinya: (∅5 ± 0.01) 𝑚𝑚. Kemudian, pada gambar 5 juga,
diperlihatkan dua bentuk lingkaran yang mempunyai hasil pengukuran diameter yang sama, yaitu ∅5.008 𝑚𝑚, tetapi
mempunyai bentuk yang berbeda. Hasil kedua diameter yang terukur tersebut masih dalam batas toleransi, namun
hanya salah satu yang bisa diterima (gambar 5 tengah) dan yang lainnya tidak dapat diterima karena mempunyai
bentuk yang terlalu oval (gambar 5 kanan). Toleransi dimensioanal tidak dapat menangkap dan merepresentasikan
bentuk lingkaran tersebut secara keseluruhan , sehingga ketika lingkaran tersebut diukur dengan suatu alat ukur yang
sama namun dengan orientasi yang berbeda, maka hasil pengukuran yang sama didapatkan, dengan bentuk rill
lingkaran yang berbeda. Hal ini menimbulkan sebuah ambiguitas!.
Straigthness tidak
Flatness tidak
Toleransi
Roundness tidak tidak
1 Bentuk (form) berelasi
Cylindricity tidak (unrelated
tolerance)
Profil garis (profile line) tidak
Profil permukaan (profile
tidak
surface)
Parallelism ya
Perpendicularity ya
Orientasi
2 Angularity ya
(orientation)
Posisi ya Toleransi
dengan
Concentricity (for centre relasi
ya
points) (related
tolerance)
Coaxiality (for axes) ya
3 Lokasi (location)
Symetry ya
Circular run-out ya
4 Run-out
Total run-out ya
Toleransi dimensional dan geometri 79
Simulator datum C
Simulator datum A
Z
A
Y X
B
Simulator datum B
Pada gambar 7 sebelah kiri, diperlihatkan sistem datum yang terdiri dari tiga jenis datum, yaitu datum A, datum
B dan datum C. Sebuah datum bisa berupa permukaan dan axis dari suatu fitur simetri. Datum A merupakan datum
pertama yang menjadi acuan utama sebuah GD&T dan juga menjadi acuan datum-datum lainnya. Datum A pada
umumnya harus diterapkan pada fitur yang paling stabil dianatar fitur-fitur lainnya pada suatu produk, misalnya
sebuha permukaan yang paling besar pada produk tersebut. Pada gamber 7 (kiri), datum A diterapkan pada bagian
80 Metrologi Manufaktur: Pengukuran geometri dan analisis ketidakpastian
belakang balok tersebut karena mempunyai permukaan yang paling luas dan paling stabil. Jenis GD&T yang
diterapkan pada datum A adalah jenis GD&T untuk fitur tidak berelasi, misalnya flatness dan cylindricity, karena
datum A adalah datum pertama dan tidak mengacu pada fitur lainnya melainkan hanya mengacu pada fiturnya sendiri.
Kemudian, permukaan atau fitur lainnya yang digunakan sebagai datum A harus ditempatkan terlebih dahulu pada
permukaan meja pengukuran, karena datum A akan menjadi referensi utama dari datum dan fitur lainnya.
Pada gambar 7 (kanan), datum referensi (datum reference frame) diperlihatkan. Datum referensi adalah titik hasil
dari irisan seluruh datum yang direpresentasikan dengan datum simulator (lihat gambar 7 sebelah kanan). Datum
simulator adalah permukaan yang langsung bertemu dengan suatu datum, sehingga permukaan tersebut seperti
mensimulasi datum yang menempel pada permukaan tersebut. Datum referensi merupakan acuan koordinat untuk
memverifikasi suatu GD&T untuk fitur yang berelasi. Pada kondisi riil, simulator datum pada umumnya berupa: meja
pengukuran untuk datum A dan peralatan fixturing untuk datum lainnya.
Penjelasan lebih jelas mengenai sistem datum diperlihatkan pada gambar 8. Pada gambar 8, datum A adalah
datum utama sehingga toleransi yang diberikan kepadanya adalah toleransi untuk fitur tidak berelasi, dalam hal ini
flatness. Hal penting yang harus diingat adalah karena datum A adalah datum yang paling penting, maka fitur yang
merepresentasikan datum A tersebut haruslah mempunyai akurasi yang paling tinggi diantara fitur-fitur lainnya,
sehingga nilai toleransi geometri untuk datum A haruslah paling kecil dibandingkan dengan nilai toleransi lainnya.
Kemudian untuk datum B dan C, datum-datum tersebut mempunyai toleransi untuk fitur yang berelasi, karena datum
A sudah ada sehingga bisa dijadikan referensi. Datum B adalah datum kedua, sehingga hanya mempunyai refrensi
datum A. Datum C adalah datum ketiga sehingga mempunyai dua referensi, yaitu terhadap datum B dan datum A.
Sedangkan pada fitur silinder kecil (gambar 8), sumbu silinder tersebut mempunyai referensi toleransi pada datum C,
B dan A.
Hal lain yang perlu diketahui adalah urutan referensi datum dan urutan penempatan produknya adalah sebagai
berikut. Untuk referensi datum, referensi dibaca dari kiri-ke-kanan, sehingga untuk penempatan produknya pada meja
pengukuran, dilakukan dari kanan-ke-kiri menurut penulisan datum pada gambar tekniknya. Misalnya: penulisan
Toleransi dimensional dan geometri 81
datum adalah , maka referensi untuk fitur tersebut dibaca terhadap datum C, datum C terhadap
datum B dan datum B terhadap datum A. kemudian, untuk penempatan produk tersebut di meja pengukuran, dilakukan
sebagai berikut: produk tersebut ditempatkan pada meja pengukuran dimulai dengan permukaan datum A, kemudian
permukaan datum B dan terakhir permukaan datum C.
Dari penjelasan-penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa GD&T mempunya arti yang sangat mendalam dibalik
simbol-simbil yang dimilikinya. Hal ini adalah untuk mengakomodasi keinginan seorang disainer produk.
Gambar 9: (a) lingkaran dengan toleransi dimensional dan geometrik roundness dan (b) zona toleransi dan bentuk
aktual lingkaran tersebut.
Gambar 10 memperlihatkan contoh zona toleransi berbentuk silinder untuk toleransi geometri parallelism. Pada
gambar 10, sebuah komponen yang memiliki dua buah lubang dengan diameter 85 mm dan 44 mm. Lubang dengan
diameter 85 mm dipilih sebagai datum A. GD&T yang diberikan adalah lubang yang kecil dengan diameter 44 mm
harus parallel terhadap lubang yang besar dengan diameter 85 mm dengan nilai zona toleransinya berbentu silinder
dengan diameter 0.1 mm. Representasi dari GD&T tersebut diperlihatkan pada gambar 10 (kanan), yaitu selama axis
dari lubang yang kecil tersebut berada dalam sebuah silinder dengan diameter 0.1 mm dan axis dari silinder tersebut