Anda di halaman 1dari 8

KONDUKSI RADIAL

Konduksi adalah perpindahan panas dari suatu bagian benda yang lainnya atau dari suatu
benda ke benda yang lainnya yang ada kontak secara fisik tanpa disertai oleh perubahan molekul
pembentuk benda tersebut. Sedangkan konduksi radial merupakan perpindahan panas yang
terjadi pada arah radial atau putaran. Perpindahan panas secara radial ini biasanya terjadi pada
silinder yang memiliki permukaan luar dan permukaan dalam yang diekspos pada fluida yang
memiliki perbedaan temperatur, temperatur tinggi dan rendah. Perbedan temperature inilah yang
menandakan adanya peristiwa perpindahan panas secara konduksi. Kebanyakan masalah dalam
prakteknya adalah perpindahan panas melalui silinder berlubang. Apabila silinder mempunyai
jari - jari dalam (r1) dan jari – jari luar (r2) dimana temperatur permukaan dalam (t1) dan
temperatur permukaan luar (t2) seperti pada gambar berikut.

dr
D

Gambar silinder Gambar bagian silinder

Apabila panas mengalir melalui suatu elemen yang kecil dengan ketebalan (dr) pada
setiap jari – jari dan konduktivitas ketebalan (k). Maka berdasarkan hukum fouruer didapat:
dt
Q=−k A
dx
dt
Q=−k 2 πr
dr
Untuk setiap L = 1
dt
Q=−2 π k r A
dr
dr
Q =−2 π k dt
r
r2 t2
dr
Q ∫ =−2 π k ∫ dt
r
r
1 t 1

r2 t
Q [ ln r ] r =−2 π k ( t )t
1
2

Q ln r 2−r 1 =−2 k (t 2−t 1)


Sehingga
(t 1 −t 2 )
Q=2 π k
r2
ln
r1

Alat dan Bahan


1. Alat uji perpindahan panas konduksi radial
2. Voltmeter (1 buah)
3. Amperemeter (1 buah)
4. Obeng (1 buah)
5. Tang (1 buah)
6. Benda uji (3 buah)
Langkah Percobaan
1. Mengoperasikan alat uji dengan meng-ON-kan MCB.
2. Memasang benda uji dan memastikan semua thermokopel mempunyai nilai yang sama.
3. Mensetting temperatur panas pada temperatur tertentu dengan cara mengatur thermostal.
4. Mencatat parameter yang ada setiap selang waktu 2 menit parameter ini adalah tegangan,
arus, dan distribusi temperatur pada benda uji.
5. Menaikkan temperatur setting heater hingga maximum 200℃ untuk benda uji yang
sama.
6. Mengulangi langkah percobaan 3 dan 4.
7. Mendinginkan heater dan benda uji dengan cara membuka nilon bagian atas.
8. Setelah temperatur heater turun sampai kondisi awal, kemudian mengganti benda uji
dengan benda uji yang lain.
9. Mengulang langkah percobaan 2 sampai 8.
10. Memastikan supplay tegangan ke alat uji dengan cara meng-OFF-kan MCB.
Data Hasil Percobaan
Tabel 1. Data hasil pengujian dengan benda uji aluminium 0,325kg.
Temp. Setting ( Tegangan Arus Distribusi Tenperatur (℃ )
℃¿ (V) (A) T1 T2 T3 T4 T5
100 230 1,1 48 87 28,67 31 28,6
150 230 1,1 59,3 32,3 31 32,67 31
200 230 1,1 73 37,67 34,3 39,3 34,3

Tabel 2. Data hasil pengujian dengan benda uji baja 1,0045 kg.
Temp. Setting ( Tegangan Arus Distribusi Tenperatur (℃ )
℃¿ (V) (A) T1 T2 T3 T4 T5
100 225 1,1 43,67 37,7 33 33 32
150 225 1,1 42 37 34 33 33
200 225 1,15 46,67 41,3 35,3 34 33,67

Tabel 3. Data hasil pengujian dengan benda uji stainless steel 1,050 kg.
Temp. Setting ( Tegangan Arus Distribusi Tenperatur (℃ )
℃¿ (V) (A) T1 T2 T3 T4 T5
100 230 1,2 65,3 43 35,3 35,3 34,67
150 230 1,2 65,67 47 39,3 39,3 33,67
200 230 1,1 74,67 50 38,67 37,67 38,67
Perhitungan
1. Benda uji aluminium 0,325 kg
Temperatur setting: 100℃
t1 = 48℃ V = 230 V
t2 = 28,6℃ I = 1,1 A
D1 = 28,5 mm  r1 = 14,25 mm
D2 = 250 mm  r2 = 125 mm
Q =VI
= (230) (1,1)
= 253 W
(t 1 −t 2 )
Q=2 π k
r2
ln
r1

( 48−28,6 )
253=2 ( 3,14 ) k
125
ln
14,25
19,4
253=2 ( 3,14 ) k
ln 8,77
(253)(2,17)
k=
121,832
k =5,61W /m℃
Temperatur setting: 150℃
t1 = 59,3℃ V = 230 V
t2 = 31℃ I = 1,1 A
D1 = 28,5 mm  r1 = 14,25 mm
D2 = 250 mm  r2 = 125 mm
Q =VI
= (230) (1,1)
= 253 W
(t 1 −t 2 )
Q=2 π k
r2
ln
r1

( 59,3−31 )
253=2 ( 3,14 ) k
125
ln
14,25
28,3
253=2 ( 3,14 ) k
ln 8,77
(253)(2,17)
k=
177,724
k =3,09 W /m℃
Temperatur setting: 200℃
t1 = 73℃ V = 230 V
t2 = 34,3℃ I = 1,1 A
D1 = 28,5 mm  r1 = 14,25 mm
D2 = 250 mm  r2 = 125 mm
Q =VI
= (230) (1,1)
= 253 W
(t 1 −t 2 )
Q=2 π k
r
ln 2
r1

( 73−34,3 )
253=2 ( 3,14 ) k
125
ln
14,25
38,7
253=2 ( 3,14 ) k
ln 8,77
(253)(2,17)
k=
243,036
k =2,26 W /m℃

2. Benda uji baja 1,0045 kg


Temperatur setting: 100℃
t1 = 43,67℃ V = 225 V
t2 = 32℃ I = 1,1 A
D1 = 8 mm  r1 = 4 mm
D2 = 250 mm  r2 = 125 mm
Q =VI
= (225) (1,1)
= 247,5 W
(t 1 −t 2 )
Q=2 π k
r2
ln
r1

( 43,67−32 )
247,5=2 ( 3,14 ) k
125
ln
4
11,67
247,5=2 ( 3,14 ) k
ln 31,25
(247,5)(3,44)
k=
72,2876
k =11,78 W /m℃
Temperatur setting: 150℃
t1 = 42℃ V = 225 V
t2 = 33℃ I = 1,1 A
D1 = 8 mm  r1 = 4 mm
D2 = 250 mm  r2 = 125 mm
Q =VI
= (225) (1,1)
= 247,5 W
(t 1 −t 2 )
Q=2 π k
r2
ln
r1

( 42−33 )
247,5=2 ( 3,14 ) k
125
ln
4
9
247,5=2 ( 3,14 ) k
ln 31,25
(247,5)(3,44)
k=
56,52
k =15,06 W /m℃
Temperatur setting: 200℃
t1 = 46,67℃ V = 225 V
t2 = 33,67℃ I = 1,15 A
D1 = 8 mm  r1 = 4 mm
D2 = 250 mm  r2 = 125 mm
Q =VI
= (225) (1,15)
= 258,75 W
(t 1 −t 2 )
Q=2 π k
r
ln 2
r1

( 46,67−33,67 )
258,75=2 ( 3,14 ) k
125
ln
4
13
258,75=2 ( 3,14 ) k
ln 31,25
(258,75)(3,44)
k=
81,64
k =10,9 W /m℃

3. Benda uji stainless steel 1,050 kg


Temperatur setting: 100℃
t1 = 65,3℃ V = 230 V
t2 = 34,67℃ I = 1,2 A
D1 = 28,5 mm  r1 = 14,25 mm
D2 = 250 mm  r2 = 125 mm
Q =VI
= (230) (1,2)
= 276 W
(t 1 −t 2 )
Q=2 π k
r
ln 2
r1

( 65,3−34,67 )
276=2 (3,14 ) k
125
ln
14,25
30,63
276=2 (3,14 ) k
ln 8,77
(276)(2,17)
k=
192,3564
k =3,11W /m℃
Temperatur setting: 150℃
t1 = 65,67℃ V = 230 V
t2 = 33,67℃ I = 1,2 A
D1 = 28,5 mm  r1 = 14,25 mm
D2 = 250 mm  r2 = 125 mm
Q =VI
= (230) (1,2)
= 276 W
(t 1 −t 2 )
Q=2 π k
r
ln 2
r1

( 65,67−33,67 )
276=2 (3,14 ) k
125
ln
14,25
32
276=2 (3,14 ) k
ln 8,77
(276)(2,17)
k=
200,96
k =2,98 W /m℃
Temperatur setting: 200℃
t1 = 74,67℃ V = 230 V
t2 = 38,67℃ I = 1,1 A
D1 = 28,5 mm  r1 = 14,25 mm
D2 = 250 mm  r2 = 125 mm
Q =VI
= (230) (1,1)
= 253 W
(t 1 −t 2 )
Q=2 π k
r2
ln
r1

( 74,67−38,67 )
253=2 ( 3,14 ) k
125
ln
14,25
36
253=2 ( 3,14 ) k
ln 8,77
(253)(2,17)
k=
226,08
k =2,43 W /m℃
Pembahasan
Kayak pembahasanmu ae jip sek ringkes biasane kan singkat jelas padat wkwk
Kesimpulan
Pada percobaan perpindahan panas konduksi radial ini digunakan untuk menentukan nilai
konduktivitas thermal (k). Nilai konduktivitas thermal (k) berbanding terbalik dengan
temperature dimana semakin tinggi temperatur maka nilai konduktivitasnya semakin rendah.

Anda mungkin juga menyukai