Anda di halaman 1dari 7

MODUL VI

TOLERANSI DAN SUAIAN

6.1 TOLERANSI UKURAN / DIMENSI


Proses duplikasi produk dengan sempurna tidak akan tercapai, melainkan hanya
mungkin dihasilkan produk yang berbeda-beda karakteristiknya. Perbedaan kecil bisa
sangat berarti dan sebaliknya perbedaan besar belum tentu menandakan bahwa proses
produksi yang bersangkutan tidak berguna. Hal ini menuntut kesadaran perancang produk
untuk memperhitungkan aspek toleransi pada waktu menetapkan spesifikasi produk.
Memberikan toleransi berarti menentukan batas-batas maksimum dan minimum
dimana penyimpangan karakteristik produk (yang disebabkan oleh ketidaksempurnaan
proses produksi) diizinkan. Toleransi ukuran adalah perbedaan ukuran antara kedua nilai
batas dimana ukuran atau jarak permukaan/batas geometri komponen harus terletak. Cara
penulisan toleransi ukuran/dimensi dapat dilihat pada Gambar 6.1.
32.15 ±0.1
31.82 30
A C

+0.1
-0.2 45 g7
32. D
B

0
-0.02
32

+0.02
-0.06
32

Gambar 6.1 Cara Penulisan Toleransi Ukuran/Dimensi


Sumber: (G. Takeshi Sato – N. Sugiarto Hartanto)

Penjelasan gambar:
A. Cara penulisan dengan menyatakan batas ukuran maksimum dan batas ukuran
minimum. Ukuran maksimum dituliskan di atas ukuran minimum. Merupakan
cara lama yang dipakai di Amerika dan Inggris (dengan satuan inch). Cara
penulisan yang demikian ini meskipun memudahkan penyetelan mesin perkakas
yang mempunyai alat kontrol terhadap dimensi produk, tetapi tidak praktis

VI-1
Toleransi dan Suaian VI-2

dipandang dari segi perancangan yaitu dalam hal perhitungan toleransi dan
penulisannya pada gambar teknik.
B. Cara penulisan dengan menuliskan ukuran dasar beserta nilai-nilai penyimpangan.
Penyimpangan atas dituliskan di sebelah atas penyimpangan bawah, dengan
jumlah angka desimal yang sama (kecuali untuk penyimpangan nol). Cara
penulisan ini lebih baik daripada cara A karena memudahkan baik bagi perancang
untuk menghitung dan menuliskan toleransi maupun bagi pembuat dalam
usahanya untuk mencapai dimensi produk yang diinginkan.
C. Hampir sama dengan cara B apabila toleransi terletak simetris terhadap ukuran
dasar (nilai penyimpangan atas dan nilai penyimpangan bawah sama besarnya).
Nilai penyimpangan hanya dituliskan sekali saja dengan didahului tanda ±.
D. Penulisan ukuran (ukuran nominal) menjadi ukuran dasar, sedangkan penulisan
toleransi ukuran / dimensi dinyatakan dengan kode/simbol menurut sistem ISO.

6.1.1 Toleransi Umum


Penjelasan toleransi umum dapat dilihat pada poin-poin dibawah ini:
1. Penunjukan ukuran dalam gambar pemesinan, pada prinsipnya selalu ditentukan
toleransinya.
2. Pada suatu gambar bagian yang tidak memerlukan suaian dan toleransi khusus,
toleransi dituliskan pada catatan umum dengan menentukan harga yang diizinkan
untuk semua penyimpangan-penyimpangan dari setiap ukuran yang ada.
3. Penulisan toleransi pada catatan umum mewakili beberapa toleransi dari setiap
ukuran pada gambar yang bersangkutan.
4. Toleransi umum disesuaikan menurut tabel.
5. Untuk penyimpangan-penyimpangan yang diluar dari toleransi umum,
dicantumkan langsung pada gambar (dibelakang ukuran nominalnya).

6.1.2 Toleransi Standar


Penjelasan tentang toleransi standar dapat dilihat pada poin dibawah ini:
1. Bagian-bagian / benda kerja yang telah selesai dibuat, harus dapat dirakit menjadi
suatu susunan benda jadi yang lengkap.
2. Benda kerja hasil produksi harus dapat dipasang dengan bebas satu dengan yang
lain.

PRAKTIKUM GAMBAR TEKNIK PERIODE X


Toleransi dan Suaian VI-3

3. Pemasangan bagian-bagian yang bersesuaian mempunyai batas-batas ketentuan


ukuran yang berpasangan.
4. Batas ketentuan ukuran: standar lokal suatu pabrik, standar nasional, standar
internasional.
Ketentuan:
a. Batasan umum untuk menentukan toleransi pada prinsipnya hanya golongan
lubang atau golongan poros.
b. Golongan lubang: Misalnya diameter lubang, lebar alur, alur untuk pasak,
lebar slot dan sejenisnya.
c. Golongan poros: Pasak, besi strip, poros, batang silinder dan sejenisnya.
d. Temperatur standar untuk alat-alat ukur agar diperoleh ukuran yang tepat
dibatasi dengan suhu 20°C.

6.2 SUAIAN
Apabila dua buah komponen akan dirakit maka hubungan yang terjadi
ditimbulkan karena adanya perbedaan ukuran bagi pasangan elemen geometrik sebelum
disatukan, disebut dengan suaian (fit). Terdapat tiga jenis suaian Gambar 6.2 yaitu:
1. Suaian Longgar (Clearance Fit)
Suaian yang selalu akan menghasilkan kelonggaran (clearance). “Daerah
toleransi lubang selalu terletak diatas daerah toleransi poros”.
2. Suaian Paksa (Interference Fit)
Suaian yang selalu akan menghasilkan kerapatan (interference). “Daerah
toleransi lubang selalu terletak dibawah daerah toleransi poros”.
3. Suaian Pas (Transition Fit)
Suaian yang dapat menghasilkan kelonggaran ataupun kerapatan. “Daerah
toleransi lubang dan daerah toleransi poros saling berpotongan (sebagian saling
menutupi)”.

PRAKTIKUM GAMBAR TEKNIK PERIODE X


Toleransi dan Suaian VI-4

Gambar 6.2 Jenis-Jenis Suaian


Sumber: (G. Takeshi Sato – N. Sugiarto Hartanto)

6.2.1 Simbol ISO untuk Toleransi, Penyimpangan dan Suaian


Dalam menentukan toleransi ukuran untuk suatu ukuran dasar, ada dua hal yang
harus ditetapkan yaitu:
1. Posisi daerah toleransi terhadap garis nol ditetapkan sebagai suatu fungsi ukuran
dasar (berubah mengikuti perubahan ukuran dasar). Penyimpangan ini dinyatakan
dengan simbol satu huruf (untuk beberapa hal bisa dipakai dua huruf). Huruf
kapital (besar) digunakan untuk menyatakan penyimpangan bagi lubang
sedangkan huruf biasa (kecil) diberlakukan untuk poros.
2. Toleransi, nilainya/besarnya ditetapkan sebagai suatu fungsi ukuran dasar.
Simbol yang dipakai untuk menyatakan besarnya toleransi adalah suatu angka.
Penulisan suatu suaian dilakukan dengan menyatakan ukuran dasarnya (ukuran
dasar poros harus sama dengan ukuran lubang) yang kemudian diikuti dengan
penulisan simbol toleransi bagi masing-masing komponen yang bersangkutan. Simbol
untuk lubang dituliskan terlebih dahulu. Posisi daerah toleransi dapat dilihat pada Gambar
6.3.

PRAKTIKUM GAMBAR TEKNIK PERIODE X


Toleransi dan Suaian VI-5

Gambar 6.3 Posisi Daerah Toleransi


Sumber: (G. Takeshi Sato – N. Sugiarto Hartanto)

6.3 TOLERANSI BENTUK DAN POSISI


Suatu bentuk atau posisi yang dibuat dengan suatu proses produksi tidak mungkin
mencapai sempurna seperti halnya pada ukuran / dimensi, bentuk dan posisi. Oleh karena
itu, haruslah diperbolehkan terdapat penyimpangan dalam batas-batas yang tertentu.
Suatu bentuk dan posisi yang kurang teliti dapat menyebabkan pekerjaan tambahan dalam
perakitan. Kesulitan ini dapat diatasi dengan memberikan suatu toleransi bentuk atau
posisi yang menyatakan sampai batas mana bentuk atau posisi bagi elemen geometrik
boleh menyimpang dari yang direncanakan.
1. Jenis Toleransi Bentuk dan Posisi
Jenis karakteristik geometrik yang dapat dikontrol dengan suatu toleransi serta
simbol yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 6.1.

PRAKTIKUM GAMBAR TEKNIK PERIODE X


Toleransi dan Suaian VI-6

Tabel 6.1 Jenis-Jenis Toleransi Bentuk dan Posisi

Berdasarkan tabel di atas toleransi bentuk dan posisi dapat dikelompokkan


kedalam dua jenis, yaitu:
a. Yang tidak memerlukan elemen dasar atau acuan:
• Kelurusan
• Kerataan
• Kebulatan
• Kesilindrisan
• Kebenaran profil garis dan kebenaran profil bidang
b. Yang memerlukan elemen dasar atau acuan:
• Kesejajaran
• Ketegaklurusan

PRAKTIKUM GAMBAR TEKNIK PERIODE X


Toleransi dan Suaian VI-7

• Kemiringan
• Kebenaran posisi
• Konsentrisitas
• Kesimetrisan dan penyimpangan putar
2. Aturan Penulisan Simbol Toleransi Bentuk dan Posisi
Cara penulisan toleransi bentuk terdapat pada Gambar 6.4.

Gambar 6.4 Kotak Toleransi


Sumber: (G. Takeshi Sato – N. Sugiarto Hartanto)

Penjelasan gambar:
a. Simbol karakter yang akan diberi toleransi.
b. Nilai total toleransi. Apabila daerah toleransi berupa silinder ataupun
lingkaran perlu diberi tanda ø di depan nilai toleransi ini atau dituliskan ø
bola, bila daerah toleransi memang berupa bola.
c. Apabila diperlukan, pada kotak terakhir dituliskan huruf yang menyatakan
elemen dasar dimana nilai toleransi ini mengacu.

PRAKTIKUM GAMBAR TEKNIK PERIODE X

Anda mungkin juga menyukai