Anda di halaman 1dari 9

TUGAS I

METROLOGI INDUSTRI & KONTROL KUALITAS


TOLERANSI DAN SUAIAN

Nama : Muhammad Shodiq Ihsan


NIM : 21050117140024

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
A. TOLERANSI

Toleransi adalah suatu ukuran yang diperbolehkan atau diizinkan. Oleh karena itu, benda yang
dibuat dengan memakai toleransi masih dapat di pasang atau disusun. Bagian-bagian atau
peralatan dari suatu mesin yang dibuat oleh operator atau pekerjaan dalam suatu perusahaan,
dikerjakan dengan ukuran-ukuran yang bertoleransi. Kadang-kadang seorang pekerja hanya
mengerjakan bagian lainnya. Tetapi antara satu bagian dengan bagian yang lain dikerjakan itu harus
bisa dipasang dengan mudah. Oleh karena itu, harus ada standar ketepatan ukuran yang harus
dipatuhi dan dipakai sebagai pedoman dalam mengerjakan sesuatu benda agar bagian-bagian
mesin itu dapat dipasang, bahkan ditukar dengan bagian lain yang sejenis. ISO merupakan suatu
badan internasional yang menentukan masalah standardisasi yang telah mengembangkan dan
menentukan suatu standar toleransi yang diikuti oleh negara-negara industri. Toleransi terdiri dari
dua yaitu:

1. Toleransi Linier

Toleransi linier adalah ukuran dasar yang ditentukan tiap-tiap batas ukuran yang ditentukan oleh
penyimpangan. Oleh karena itu, ketidak telitian pada proses pembuatan yang tidak dapat dihindari,
suatu alat tidak dapat dibuat setepat ukuran yang diminta. Agar supaya persyaratan dapat
dipenuhi, ukuran yang sebenarnya yang diukur pada benda kerja boleh terletak pada dua batas
yang diizinkan. Definisi istilah mengenai toleransi dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini.

Keterangan:

a) Ukuran nominal yaitu ukuran benda yang dibulatkan sampai dengan ukuran mm dan
merupakan ukuran patokan yang dijadikan batas-batas ukuran yang diizinkan.
b) Ukuran minimum yaitu ukuranterkecil yang diizinkan baik untuk poros maupun untuk
lubang.
c) Ukuran maximum yaitu ukuran terbesar yang dizinkan baik untuk poros maupun untuk
lubang.
d) Penyimpangan membesar yaitu perbedaan ukuran antara ukuran nominal dan ukuran
maximumnya yang diizinkan.
e) Penyimpangan mengecil yaitu perbedaan ukuran antara ukuran nominal dan ukuran
minimum yang diizinkannya.
f) Toleransi umum yaitu untuk gambar-gambar dengan ukuran tanpa persyaratan ketelitian
khusus, atau ukuran tanpa keterangan dan kita dapat memberikan catatan secara umum,
nilai penyimpangan yang diizinkannya disebut toleransi umum.

Toleransi memiliki standar yaitu:

a) Standar Toleransi Internasional IT


Toleransi, yaitu perbedaaan penyimpangan atas dan bawah, harus dipilih secara seksama,
agar sesuai dengan perrsyaratan fungsionalnya. Kemudian macam-macam nilai numeric
dari toleransinya untuk tiap pemakaian dapat dipilih oleh siperencana. Untuk menghindari
keraguan dan untuk keseragaman nilai toleransi standar telah ditentukan oleh ISO/R286
(ISO system of Limits and Fits-Sistim ISO untuk Limit dan Suaian). Toleransi standar ini
disebut “Toleransi Internasional”atau “IT”. Dianjurkan bagi perencanaan untuk memakai
nilai IT untuk toleransi yang diinginkan.

b) Tingkat diameter nominal


Untuk mudahnya, rumus yang diberikan untuk menghitung toleransi standard dan
penyimpangan pokok disesuaikan dengan tingkat diameter. Hasilnya telah dihitung atas
dasar harga rata-rata geometrik D dari diameter-diameter ekstrim tiap tingkat, dan dapat
dipakai untuk semua diameter dalam tingkatan tersebut. Untuk seluruh tingkat sampai
dengan 3 mm, diameter rata-rata diambil sebagai rata-rata geometric dari 1 dan 3 mm.
Dalam keadaan normal dipakai tingkat utama, tetapi jika dipandang perlu tingkat antara
dapat dipakai.

c) Kualitas toleransi
Dalam sistim standar limit dan suaian, sekelompok toleransi yang dianggap mempunyai
ketelitian yang setaraf untuk semua ukuran dasar disebut kualitas toleransi. telah
ditentukan 18 kualitas toleransi, yang disebut toleransi standar yaitu: IT 01, IT 0, IT sampai
dengan IT 16. Standar toleransi dapat dilihat pada table 1 berikut.

Tabel 1. Nilai toleransi standar untuk kualitas 5s/d 16.

IT 5 IT 6 IT 7 IT 8 IT 9 IT 10 IT 11 IT 12 IT 13 IT 14 IT 15 IT 16

Nilai 7i 10 i 16 25 i 40 i 64 i 100 i 160 i 250 i 400 i 640 i 1000i

Tabel 2. Nilai toleransi standar untuk kualitas 0,1, 0 dan 1.

IT 01 IT 0 IT 1

Nilai dalam micron 16 25 i 40 i

Untuk D dalam mm

Tingkat toleransi IT 5 s/d IT 16, nilai toleransinya ditentuan oleh satuan toleransi I, sebagai
berikut: i= 0,45 + 0,001 D dalam satuan mikron, dan D harga rata-rata geometrik dari kelompok
ukuran nominal, dalam mm.
d) Simbol Toleransi
Toleransi terdiri dari toleransi untuk lubang dan toleransi untuk poros. Untuk membedakan
kedua macam toleransi tersebut diberi simbol masing-masing dengan huruf besar untuk
lubang dan huruf kecil untuk poros.

Contoh:

1. Ø40H7, artinya suatu lubang (H-nya huruf besar) dengan daerah toleransi H dan
kualitasnya 7
2. Ø40h7, artinya suatu poros (h-nya huruf kecil) dengan daerah toleransi h dan
kualitasnya 7.

e) Menghitung Ukuran Maximum, Minimum Dan Toleransi


Ukuran maximum sama dengan ukuran nominal ditambah dengan penyimpangan atas
(baik untuk poros maupun lubang). Ukuran minimum sama dengan ukuran nominal
ditambah dengan penyimpangan bawah (baik untuk poros maupun lubang).

Contoh:

Ø 40 H9 =

Ukuran maximum = 40 + 0,062 = 40,062 mm

Ukuran minimum = 40 + 0 = 40 mm

Toleransinya adalah = = 0,062 mm

2. Toleransi geometrik

Toleransi geometrik mencakup toleransi bentuk, toleransi posisi, tempat dan penyimpangan putar.
Toleransi bentuk membatasi penyimpangan dari sebuah elemen (titik, garis, sumbu, permukaan
atau bidang meridian) dari bentuk geometric ideal. Posisi dan temapat penyimpangan putar
membatasi penyimpangan posisi atau tempat bersama dari dua atau lebih elemen.

Gambar 2. Toleransi geometri


B. SUAIAN

Suaian adalah kondisi pasangan antara 2 komponen karena adanya perbedaan ukuran (toleransi).
Dengan adanya toleransi akan terjadi perbedaan-perbedaan ukuran dari bagian yang selesai
dikerjakan dan akan dipasang. Tetapi perbedaan-perbedaan ini masing-masing bisa dipasang
dengan bagian yang menjadi pasangannya.

1. Jenis-Jenis Suaian
Suaian yang terjadi ada beberapa macam, tergantung daerah tolerasnsi dari poros,
maupun lubang yang dipakai sebagai basis pemberian toleransi. Jenis-jenis suaian sebagai
berikut.
a. Suaian longgar (Clearance fits), yaitu bila bagian yang berpasangan pada waktu
dipasang mempunyai kelonggaran yang pasti.
b. Suaian transisi (Transition fits) akan terjadi dua kemungkinan, yaitu bisa terjadi
kesesakan kecil maupun kelonggaran kecil.
c. Suaian sesak (Interfereance fits) pada pemasangan ini selalu dalam keadaan sesak.

2. Cara Menentukan Besarnya Toleransi

Ada dua cara dalam menentukan besarnya toleransi yang dikehendaki, yaitu dengan sistem
basis lubang dan sistem basis poros. Kedua cara ini bisa dipakai dalam menentukan
toleransi ukuran. Pada sistem basis lubang, semua lubang diseragamkan pembuatannya
dengan toleransi H sebagai dasar, sedangkan ukuran poros berubah-ubah menurut macam
suaian. Pada sistem basis poros, ukuran poros sebagai dasar dengan tolernasi “h” dan
ukuran lubang berubah-ubah.

a. Sistem Basis Lubang

Suaian dengan sistem basis lubang banyak dipakai. Suaian yang dikehendaki dapat dibuat
dengan jalan mengubah-ubah ukuran poros, dalam hal ini ukuran batas terkecil lubang
tetap sama dengan ukuran nominal. Dalam basis lubang akan didapatkan keadaan suaian
sebagai berikut.

 Suaian longgar: dengan pasangan daerah toleransi untuk lubang adalah H dan
dareah toleransi poros dari a sampai h.
 Suaian transisi: dengan pasangan dareah toleransi lubang H dan daerah-daerah
toleransi poros dari j sampai n.
 Suaian sesak: dengan pasangan daerah toleransi lubang H dan daerah toleransi
poros dari p sampai z.

Sistem basis lubang biasanya dipaka dalam pembuatan bagian-bagian dari suatu mesin
perkakas, motor, kereta api, dan pesawat terbang.

b. Sistem Basis Poros

Dalam suaian dengan basis poros maka poros selalu dinyatakan dengan “h”. Ukuran batas
terbesar dari poros selalu sama dengan ukuran nominal. Pemilihan suaian yang
dikehendaki dapat dilakukan dengan mengubah ukuran lubang. Sistem basis poros kurang
disukai orang karena mengubah ukuran lubang lebih sulit daripada mengubah ukuran
poros. Dalam sistem basis poros juga akan didapatkan keadaan suaian yang sama dengan
suaian dalan sistem basis lubang dengan demikian dikenal juga:

 Suaian longgar: dengan pasangan daerah toleransi h dan daerah tolernasi lubang A
sampai H.
 Suaian transisi: dengan pasangan daerah toleransi h untuk poros dan daerah toleransi
lubang J sampI H.
 Suaian sesak: dengan pasangan daerah toleransi h untuk poros dan daerah untuk
lubang P sampai Z.

Sistem basis poros banyak digunakan dalam pembuatan bagian alat-alat pemindah, motor-
motor listrik, dan pesawat angkat.

3. Menentukan Suaian Dan Toleransi

Dalam menentikan toleransi tetap harus berpegang pada prinsip efisiensi produksi. Jadi,
toleransi tidak terlalu mahal, artinya teliti. Karena pekerjaanyang teliti memerlukan
kecermatan dan ketelitian pada waktu mengerjakan sehingga waktu yang dibutuhkan lebih
lama dan menyebabka biaya produksi mahal. Dalam menentukan toleransi akan lebih baik
sebesar mungkin atau menurut kebutuhan, tetapi sudah memenuhi syarat teknis minimal.
Kadang-kadang penentuan toleransi juga dipengaruhi oleh cara pengerjaan. Pengerjaan
poros lebih mudah daripada pengerjaan lubang sehingga toleransi poros bisa dibuat lebih
halus daripada lubang. Pemilihan toleransi untuk lubang dan poros yang banyak dan biasa
digunakan adalah dengan sistem basis lubang, yaitu sebagai berikut.

Untuk lubang menggunakan H7, H8, H9, H11

Untuk poros menggunakan c11, d10, e9, f7, g6, k6, p6, dan s6.

Keadaan suaian yang akan terjadi dikelompokkan sebagai berikut.

 Suaian longgar: yang termasuk suaian longgar adalah pasangan H11-c11; H9-d10; H9-
e9; H7-g6; H7-h6.
 Suaian transisi: yang termasuk suaian transisi adalah H7-k6; H7-n6.
 Suaian sesak: yang termasuk suaian sesak adalah pasangan dari H7-p6; H7-s6.

Pemilihan toleransi untuk lubang dan poros yang menggunakan sistem basis poros sebagai
berikut.

Untuk poros: h6; h7; h9; dan h11.

Untuk lubang: C11; D10; E9; F8; G7; H7; K7; N7; P7; dan S7.

Keadaan suaian yang akan terjasi dikelompokkan sebagai berikut.

 Suaian longgar; yang termasuk suaian longgar adalah pasangan h11-C11; h9-D10; h9-
E9; h7-F8; h6-G7; dan h6-H7.
 Suaian transisi; yang termasuk suaian transisi adalah pasangan dari h6-k7 dan h6-N7.
 Suaian sesak; yang termasuk suaian sesak adalah pasangan dari h6-P7; dan h6-S7.

4. Tingkatan Suaian
Dalam penggunaannya, suaian-suaian longgar, transisi, maupun sesak masih harus dibagi
dalam tingkatan-tingkatan yang lebih terperinci. Dengan demikian dapat ditentukan jenis
suaian yang tepat untuk suatu komponen menurut penggunaan dari komponen yang akan
dibuat. Tingkatan suaian dari masing-masing keadaan suaian untuk basis lubang sebagai
berikut.

1. Suaian Longgar
 Suaian sangat luas
Suaian yang sangat longgar merupakan hasil pasangan dari H11-c11; H9-d10; dan
H9-e9. Tingkatan suaian ini digunakan untuk bagian-bagian yang mudah berputar,
mudah dipasang dan dibongkar tanpa paksa, misalnya dipakai pada poros roda gigi,
poros hubungan, dan bantalan dengan kelonggaran yang pasti.

 Suaian luas
Suaian yang agak longgar merupakan hasil gabungan lubang dan poros dari H8-f7
dan H7-g6. Suaian ini biasa dipakai pada peralatan yang berputar terus menerus,
misalnya dipakai pada bantalan yang mempunyai kelonggaran biasa, yaitu
bantalan jurnal.

 Suaian geser
Suaian yang sangat pas, suaian ini hasil gabungan dari lubang dan poros H7-h6.
Meskipun demikian suaian ini masih mempunyai kelonggaran yang sangat kecil.
Suaian ini banyak dipakai pada peralatan yang tidak berputar, misalnya senter
kepala lepas, sarung senter, dan poros spindel.

2. Suaian Transisi

Suaian ini merupakan hasil gabungan antara lubang dan oros yang akan menghasilkan
suatu keadaan kemungkinan longgar dan sesak, hal ini tergantung dari daerah toleransi
yang dipakai. Yang termasuk dalam suaian transisi adalah:

 Suaian puntir
Suaian ini adalah gabungan dari lubang dan poros dari H7-k6. Suaian ini digunakan
apabila pasangannya memerlukan kesesakan dan dengan jalan dipuntir waktu
melepas maupun memasang, misalnya sebuah metal dengan tempat
kedudukannya.

 Suaian paksa
Suaian ini mempunyai kesesakan yang pasti. Suaian ini hasil gabungan dari lubang
dan poros, yaitu dari H7-n6. Pada suaian ini akan terjadi kesesakan permukaan
yang dipasang agak panjang. Contoh pemakaiannya pada plat pembawa dalam
mesin bubut, dan kopling.

3. Suaian Sesak
 Suaian kempa ringan
Suaian ini hasil gabungan dari lubang dan poros, yaitu H7-p6. Pasangan dalam
suaian ini harus ditekan atau dipukul dengan menggunakan palu plastik atau palu
kulit. Penggunaan suaian ini misalnya pada bus-bus bantalan dan pelak roda gigi.
 Suaian kempa berat
Suaian ini gabungan dari lubang dan poros H7-p6. Pemasangan suaian ini harus
ditekan dengan gaya yang agak berat dan suatu ketika harus menggunakan mesin
penekan. Suaian ini digunakan pada kopling atau pada gelang tekan.

5. Menentukan Harga Toleransi

Cara yang banyak dipakai dalam menentukan harga toleransi adalah dengan memakai sistem
basis lubang dan tingkatan-tingkatan suaian. Dalam menentukan toleransi secara luas, industri
komponen-komponen mesin dibagi dalam dua kategori yaitu:

 Kategori lubang atau golongan lubang


Golongan lubang adalah suatu golongan atau komponen yang dalam pemasangan dan
penggabungannya harus dimasuki oleh komponen lain sebagai pasangannya. Dalam hal
ini termasuk dudukan-dudukan dari pasak poros, bantalan-bantalan, lubang poros roda
gigi, dan lubang poros hubungan.
 Kategori poros atau golongan poros
Golongan poros adalah suatu komponen yang dalam pemasangan dan
penggabungannya harus dimasukkan kedalam komponen lain sebagai pasangannya.
Dalam hal ini termasuk dalam golongan poros yaitu poros-poros, pasak-pasak, baut-
baut, sekrup-sekrup, senter, ring torak, dan pena torak.

C. SUAIAN RODA KERETA

Perangkat roda kereta api adalah satu kesatuan roda yang dipasang pada gandar dengan mesin
tekan hidrolik dengan suaian paksa kemudian dilengkapi dengan roller bearing. Proses pemasangan
gandar pada roda yaitu kondisi lubang poros roda dibuat berdiameter lebih kecil dari pada diameter
gandar sehingga setelah dimasukan gandar secara paksa, maka gandar akan terkunci di lubang
poros roda dengan kuat.

Jenis jenis roda berdasarkan cara pembuatannya adalah

1. Baja cor / baja tuang (casting steal)


2. Baja tempa roll (forging)

Komposisi baja pada roda dibuat lebih lunak dari pada baja rel karena pada saat peristiwa gesekan
antara roda dengan rel (friction) akan menyebabkan permukaan terkikis dan aus, sehingga
sedemikian rupa di rancang pengikisan tersebut dibebankan pada roda, hal ini dilakukan karena
penggantian roda lebih mudah dilakukan daripada penggantian rel dan tentunya biaya penggantian
roda yang telah aus lebih murah dari pada penggantian satu batang rel.

Berdasarkan konsturksinya

1. Roda dengan bandase (wheel tyre)


2. Roda pejal (solid wheel)

konstruksi permukaan roda yang bersentuhan langsung dengan rel tidaklah datar melainkan
bagian dalamnya memiliki diameter lebih besar daripada bagian luarnya (flend), hal ini dilakukan
agar posisi roda dapat mengunci kedudukannya pada rel sehingga roda tidak tergelincir saat
digunakan, dengan ketentuan maksimum aus pada flend (e) adalah 8 mm. dengan sudut
kemiringan (ɤ) permukaan roda adalah 1.44 derajat, jika ditarik garis lurus horizontal akan
membentuk sudut Sin 1,44 = 0.025 = 1:40.

Dimensi roda secara umum

1. Lebar permukaan roda Lokomotif (b)= 140 mm


2. Lebar permukaan roda kereta/gerbong (b)= 130 mm

Diameter roda (ɸ) secara umum

1. Lok CC 202 D1 = 1016 mm


2. Lok CC 201 D2 = 914 mm
3. KRL / KRD D3 = 860 mm
4. Gerbong terbuka babaranjang D4 = 850 mm
5. Kereta / gerbong umum D5 = 774 mm
6. Gerbong datar D6 = 700 mm

Diameter dimaksud adalah diukur berdasarkan diameter pada permukaan titik kontak roda dengan
rel. Panjang gandar diukur dari antara roda kanan dan kiri bagian dalam sepanjang 1000 +/- 1 mm.
Jarak antara titik kontak roda kanan dengan roda kirinya adalah 1120 mm. Jarak antar titik kontak
dan panjang gandar tersebut diukur berdasarkan penggunaan lebar jalan rel yang digunakan di
Indonesia yaitu 1067 mm.

Anda mungkin juga menyukai