Anda di halaman 1dari 11

Kunci Kontak Elektronik Berbasis RFId (Radio Frequency Identification)

untuk Mengurangi Tingkat Pencurian Sepeda Motor

Makalah
untuk memenuhi tugas matakuliah
Bahasa Indonesia Keilmuan
yang dibina oleh Ruli Andayani, S.Pd.

oleh
Yahya Zakaria
NIM 140514604777

UNIVERSITAS NEGERI
MALANG FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK
MESIN
April 2015

0
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Toleransi adalah penyimpangan yang diijinkan. Adanya toleransi pada benda
kerja yang dibuat sehingga memungkinkan suatu produk yang dibuat oleh
orang berbeda atau perusahaan berbeda dapat dipasangkan atau diasembling.
Dengan demikian toleransi ini memungkinkan suatu benda kerja dapat
diproduksi lebih
banyak secara massal yang mempunyai kemampuan tukar untuk banyak
komponen
yang sesuai satu sama lain dengan tepat.
Toleransi adalah suatu alat atau benda kerja sangat sulit dapat dibuat dengan
ukiran yang tepat sesuai permintaan, karena menyangkut ketelitian dalam
proses
pembuatannya. Hal ini menuntut kesadarandari seorang perencanabahwa perlu
diberikan duabatas penyimpangan yang diizinkan pada setiap ukuran elemen.
Toleransi juga memegang peranan yang vital pada proses produksi
dikarenakan
sangat sulitnya membuat suatu alat atau benda sesuai dengan ukuran yang
tepat,
karena menyangkut ketelitian dalam proses pengerjaannya.
Tujuan penting toleransi ini adalah agar benda kerja dapat diproduksi secara
massal pada tempat yang berbeda dan tetap dapat memenuhi fungsinya,
terutama
fungsi mampu tukar, seperti pada suku cadang mesin otomotif yang
diperdagangkan. (TAMBAHIN LATAR BELAKANG SUAIAN)
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini dijabarkan sebagai berikut.
a. Apa yang dimaksud dengan toleransi?
b. Apa yang dimaksud dengan suaian?
c. Bagaimana cara perhitungan toleransi dan suaian?

2
2. Pembahasan
2.1 Toleransi
Toleransi ukuran (dimensional tolerance) adalah perbedaan antara dua
harga batas maksimum dan mininum, dimana ukuran atau jarak permukaan/batas
geometri suatu komponen harus terletak. Kedua harga batas toleransi tersebut
dapat dinyatakan sebagai penyimpangan (deviation) terhadap ukuran dasar yang
sudah didefinisikan terlebih dahulu. Sedapat mungkin ukuran dasar dinyatakan
dalam bilangan bulat. Standar ISO 286- 1:1988 Part 1 Bases of tolerances,
deviations and fits, serta ISO 286-2:1988 Part 2 Tables of standard tolerance
grades and limit adalah merupakan dasar bagi penggunaan toleransi dan suaian
yang diikuti banyak perusahaan dan perancang sampai saat ini. (Jensen dkk, 1985)

Jenis Toleransi ada 3 yaitu : a) Toleransi Umum, b) Toleransi Khusus, dan


c) Toleransi Suaian.
a) Toleransi Umum
Untuk ukuran yang tidak memerlukan ketelitian atau bukan bagian benda
berpasangan (suaian), toleransi yang diberikan dapat berupa toleransi umum yang
tidak dicantumkan menyertai ukuran dasar tetapi dicantumkan ditempat catatan
umum. Nilai toleransi umum selalu mempunyai batas penyimpanan atas dan
penyimpanan bawah yang sama (simetris). Besarnya nilai toleransi umum ini
bergantung pada tingkat kualitas (halus, sedang, atau kasar) dan bergantung pada
ukuran dasar.

b) Toleransi Khusus
Toleransi khusus adalah toleransi yang nilainya diluar toleransi umum dan
toleransi suaian. Nilai toleransinya bias lebih kecil daripada nilai toleransi umum,
tapi biasa lebih besar dari nilai toleransi suaian. Toleransi khusus ini selalu

3
dicantumkan langsung dibelakang ukuran dasar (ukuran nominal).

(TAMBAHIN)

c) Toleransi Suaian

Suaian adalah hubungan antara 2 buah komponen, di mana ketika sebelum


dirakit kedua komponen tersebut mempunyai perbedaan ukuran. Perbedaan
ukuran yang diizinkan untuk dua komponen yang akan disatukan ini disebut
toleransi suaian.

Jenis-jenis suaian Poros dan lubang yang akan disatukan mempunayi


ukuran-ukuran yang berbeda. Perbedaan ukuran antara keduanya dapat bervariasi
bergantung pada kedudukan daerah toleransi lubang terhadap daerah toleransi
polos karena adanya variasi kedudukandaerah toleransi lubang terhadap daerah
toleransi polos ini, maka akan ditemukan 3 jenis suaian, yaitu:

a) suaian longgar (clearance fit) suaian yang selalu menghasilkan


kelonggaran. Daerah toleransi lubang selalu terletak diatas daerah
toleransi polos.

b) suaian sesak, (interference fit) suaian yang selalu menghasilkan


kesesakan. Daerah toleransi lubang selalu terletak dibawah daerah
toleransi polos.

c) suaian pas (transition fit) suaian ini dapat menghasilkan kelonggaran atau
kesesakan. Daerah toleransi lubang dan daerah toleransi polos saling
menutupi.

A) Suaian Basis Poros


Pada sistem ini, daerah poros lah yang biasanya dijadikan sebagai patokan
dasar bahwa penyimpangan atas adalah sama dengan nol dan daerah toleransi
lubang diatur menurut suaian yang direncanakan. Bisa dibilang kalau sistem
suaian ini diameter porosnya sudah fix dan diameter lubang lah yang mengikuti
jenis suaian yang diberikan.
Untuk penulisan toleransi dan suaian, istilah- istilah yang digunakan
adalah sebagai berikut :
a. Ukuran dasar
Ukuran dasar disebut juga ukuran nominal adalah ukuran pokok yang

4
ditulis
sebelum disertai angka-angka batas penyimpangan yang diizinkan.
b Toleransi
Toleransi adalah dua batas penyimpanan ukuran yang diizinkan.
Misalnya,
sebuah elemen diberi ukuran ,maka dapat dijelaskan sebagai
berikut:
- Ø35 adalah ukuran dasar
- adalah nilai toleransi yang diberikan
c. Penyimpanan atas
Penyimpangan atas adalah penyimpangan kearah ukuran maksimum. Pada
contoh di atas angka +0,1 adalah besarnya penyimpangan atas.
Penyimpangan atas dapat bernilai positif atau negative, bergantung pada
pemberian toleransi itu sendiri
d. Penyimpangan bawah
Penyimpangan bawah adalah penyimpangan kearah ukuran minimum.
Pada
contoh di atas angka -0,2 adalah besarnya penyimpanan bawah.
Penyimpangan bawah pun dapat bernilai positif atau negative.
e. Ukuran maksimum
Ukuran maksimum adalah ukuran terbesar yang masih diizinkan. Ukuran
maksimum = ukuran dasar + penyimpangan atas. Jadi, untuk contoh diatas
besarnya ukuran maksimum: 35 + 0,1 = 35,1 mm.
f. Ukuran minimum
Ukuran minimum adalah ukuran terkecil yang masih diperbolehkan.
Besarnya penyimpangan minimum + ukuran dasar + penyimpanan bawah.
Jadi, pada contoh diatas besarnya ukuran minimum 35 + (-0,2) = 34,8 mm.
g. Garis nol
Garis nol adalah garis batas dasar atau garis dengan penyimpangan nol.
h. Ukuran sesungguhnya
Ukuran sesungguhnya adalah ukuran jadi atau ukuran yang didapat setelah
benda selesai dibuat. Ukuran sesungguhnya ini diketauhi dengan
menggunakan alat ukur.apabila ukuran jadi sebuah komponen tidak
melewati batas-batas ukuran yang ditentukan toleransi, maka komponen
5
tersebut dapat diterima(dipakai).
i. Kelonggaran (clearance)
Kelonggaran adalah selisih ukuran antara lubang dengan poros
dimana
ukuran lubang lebih besar daripada ukuran poros.
- Kelonggaran maksimum : adalah selisih ukuran lubang terbesar
dengan
poros terkecil pada suaian longgar.
- Kelonggaran minimum : adalah selisih ukuran lubang terkecildengan
poros terbesar pada suaian longgar.
j. Kesesakan (interference)
Kesesakan adalah selisih ukuran antara lubang dengan poros, di
mana
ukuran poros lebih besar daripada ukuran lubang.
- Kesesakan maksimum adalah selisih ukuran lubang terkecil
dengan
poros terbesarpada suaian sesak.
- Kesesakan minimum adalah selisih ukuran lubang terbesar dengan
poros terkecil pada suaian sesak.

(TAMBAHIN KATA2 NYA KROM)

6
7
8
(TAMBAHIN)
- Contoh Perhitungan Suaian Poros
Untuk menghitung besar suaian poros kita harus melihat tabel 2.xxx diatas.
Tabel tersebut sangat diperlukan untuk menghitung besar suaian. Untuk
perhitungannya adalah sebagai berikut :
 ⌀20C7 (dalam ukuran mm)
- Angka 20 adalah ukuran dasar
- Huruf C adalah posisi toleransi untuk lubang
- Indeks 7 adalah kualitas toleransi
Cara menghitungnya adalah kita mencari EI (Lower deviations) dan ES
(Upper deviations) terlebih dahulu. Posisi toleransi untuk lubang adalah C. EI
bisa kita peroleh dari tabel 2.xxx .. Pada huruf baris C dan kolom over and
upto angka 18 dan 24 terdapat angka +160(dalam mikron) maka EI kita
peroleh = 0,160mm. Sementara ES = EI + Kualitas toleransi. Kualitas
toleransi adalah 7. Kita bisa peroleh pada tabel 2.xxx pada baris 7 dan kolom
over to and inc 18 dan 30 terdapat angka 21(dalam mikron), maka ES = 0,160
+ 0,021 = 0,181 mm.
Jadi ukuran maksimum adalah 50,181 mm dan ukuran minimum adalah
50,160 mm.
(TAMBAHIN SEKALIAN KROM KALAU MAU)
d) Penutup
a. Simpulan
Kasus pencurian sepeda motor yang terus meningkat dari tahun ke tahun
disebabkan oleh beberapa faktor dan seiring dengan perkembangan zaman. Pelaku
pencurian sepeda motor menggunakan cara dan metode yang semakin canggih
untuk melancarkan aksinya. Menyikapi hal tersebut, diperlukan solusi untuk
mengurangi tingkat pencurian sepeda motor yang lebih canggih dan aman. Salah
satu solusi untuk menurunkan tingkat pencurian sepeda motor yaitu dengan
menggunakan sistem keamanan berbasis RFId. RFId bekerja dengan cara
memproses suatu data masukan (input) yang sudah diprogram sebelumnya. Sistem
akan bekerja jika data yang dimasukkan cocok/sesuai dengan data yang telah

9
diprogram sebelumnya. Pemrosesan data dari sistem RFId yang sangat akurat dan
aman membuat orang lain tidak bisa memalsukan dan merusak data untuk
mencuri sepeda motor tersebut, sehingga akan menyulitkan pelaku pencurian
sepeda motor untuk melancarkan aksinya dan dengan hal ini diharapkan tingkat
pencurian sepeda motor di Jakarta dapat menurun.

b. Saran
Penerapan sistem keamanan sepeda motor berbasis RFId bisa dilakukan
sendiri di rumah, akan tetapi jika tidak memiliki ketrampilan kelistrikan sepeda
motor dan tidak memiliki alat yang memadai, sebaiknya proses pemasangan
diserahkan pada ahli sistem elektik sepeda motor di bengkel yang terpercaya.
Kesalahan dalam memasang sistem kelistrikan dapat menyebabkan kerusakan
pada komponen-komponen tertentu hingga mengakibatkan kebakaran yang serius.
Daftar Rujukan
Setiyawan, Iwan. 2014. Jumlah Kendaraan di Indonesia Capai 104.211 Juta Unit,
(Online), (http://m.tribunnews.com/otomotif/2014/04/15/jumlah-
kendaraan-di-indonesia-capai-104211-juta-unit), diakses 1 April 2015.
Rudianto. 2013. Jumlah Pencurian Kendaraan Bermotor di Indonesia, (Online),
(www.bappenas.go.id), diakses 1 April 2015.
Meliala. 2013. Masih Maraknya Curanmor, (Online),
(http://www.polresponorogo.com/2013/09/masih-maraknya-curanmor-
pencurian.html), diakses 1 April 2015.
Magrhobi, Berdy D. 2014. Tinjauan Kriminologis Faktor Penyebab Terjadinya
Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor, (Online),
(http://download.portalgaruda.org/article.php), diakses 2 April 2015.
Sarma, Sanjay E., Weis, Stephen A., Daniel, Engels W. 2013. RFId System and
Security and Privasi Implication, (Online), (http://www2.wiwi.hu-
berlin.de/is/internetoekonomie/downloads/rfid/kernprobleme_Security/
RFID%20Systems%20and%20Security%20and%20Privacy%20Implic
ations.pdf), diakses 2 April 2015.
Priyanto, Hendrik D., Sarwoko, Junartho. 2013. Perancangan dan Implementasi
Sistem Keamanan pada Sepeda Motor Mengunakan Teknologi RFId,
(Online), (http://digilib.tes.telkomuniversity.ac.id), diakses 19
November 2014.

12

Anda mungkin juga menyukai