Anda di halaman 1dari 32

85

BAB VII
TOLERANSI

Tujuan Pembelajaran
 Menjelaskan pentingnya toleransi
 Membedakan toleransi umum, toleransi khusus dan toleransi bentuk.
 Menjelaskan toleransi suaian.

Kreterian Penilaian
1. Menjelaskan istilah-istilah dalam toleransi.
2. Menjelaskan pengertian tingkat toleransi.
3. Menjelaskan pengertian daerah toleransi.
4. Menjelaskan pengertian suaian.
5. Menjelaskan macam-macam suaian.
6. Menjelaskan penggunaan toleransi geometris.
7. Membaca tabel suaian.
8. Membuat gambar kerja lengkap dengan suaiannya.
9. Membaca gambar kerja yang lengkap.

Gambar Teknik
ansar.doc
86

BAB VII
TOLERANSI

7.1. Pengertian toleransi


Karena benda kerja tidak dapat dibuat dengan ukuran jadi yang tepat
seperti diinginkan, maksudnya agar dapat dirakit dengan benda kerja yang
lain, maka setiap ukuran benda kerja memiliki toleransi : batas-batas ukuran
yang masih diijinkan agar pekerjaan perakitan masih dapat berjalan.
7.2. Notasi dan definisi

Gambar 7.1. Notasi dan definisi

a. Ukuran nominal (nominal size) / N:


Ukuran yang diinginkan/yang tertulis pada gambar tanpa memperhatikan
toleransi.
b. Ukuran aktual (actual zize) / I :
Ukuran yang diperoleh dari hasil pengukuran. Ukuran aktual yang
dimaksudkan di sini tentu saja ukuran yang masih diijinkan.
c. Penyimpangan
 Penyimpangan atas / U
Selisih antara ukuran nominal dan ukuran aktual terbesar yang
diijinkan.

Gambar Teknik
ansar.doc
87

 Penyimpangan bawah / L :
Selisih antara ukuran nominal dan ukuran aktual terkecil yang
diijinkan.
d. Toleransi (Tolerance) atau IT :
Harga absolut dari selisih penyimpangan atas dan penyimpangan
bawah.
e. Garis dasar/garis nol (reference) :
Garis yang dipakai sebagai dasar dimulainya penyimpangan. Garis
dasar/garis nol ini indentik dengan garis ukuran nominal.
f. Kelonggaran (Clearance) / E :
Selisih antara ukuran lubang dan ukuran poros pasangan suaiannya
(ukuran lubang lebih besar dari pada ukuran poros).
g. Kesesakan (interference) / F :
Selisih antara ukuran lubang dan ukuran poros pasangan suaiannya
(ukuran lubang lebih kecil dari pada ukuran poros).

Gambar 7.2. Kelonggaran dan kesesakan

h. Suaian (Fit):
Hubungan yang dihasilkan oleh pasangan poros dan lubang.
Jenis suaian :
 Suaian longgar (clearance fit) : Suaian yang memiliki kelonggara.
 Suaian transisi (transition fit) : Suaian yang dapat memiliki
kelonggaran kecil maupun kesesakan kecil.
 Suaian sesak (press fit) : Suaian yang memliki kesesakan.

Gambar Teknik
ansar.doc
88

Gambar 7.3. Suaian

7.3. Tingkat toleransi (kualitas toleransi)


Besarnya toleransi ditentukan oleh :
 Kehalusan suaian
 Cara pengerjaan
 Tujuan penggunaan (suaian yang diinginkan).

Oleh sebab itu toleransi harus berbeda-beda (karena alasan ekonomis)


Besaran 1 samapi dengan 500 mm dibagi menjadi 13 daerah ukuran
nominal. Sedangkan toleransi dibagi menjadi 18 tingkat toleransi ( IT 01 ; IT
0 ; IT 1 ; IT2 ; ….. ; IT 16) atau toleranasi dasar atau kualitas ( 01 ; 0 ; 1 ; 2 ;
………. ; 16)
IT 01 : tingkat toleransi terhalus
IT 16 : tingkat tolreansi terkasar
Pemakaian tingkat toleransi :
 IT 01 sampai IT 4 : alat-alat ukur, gauge, peralatan presisi tinggi.
 IT 5 sampai IT 11 : mesin perkakas
 IT 12 samapi IT 16 : hasil pengerjaan rol dan pres

Gambar Teknik
ansar.doc
89

Tabel 1. tabel toleransi dasar (bidang toleransi) IT

Hubungan antara toleransi dengan ongkos pengerjaan


Semakin kecil (sempit) penyimpangan ukuran yang diijinkan dari suatu
benda kerja, akan semakin sulit pengerjaan benda tersebut, dan akibat
selanjutnya, ongkos pengerjan akan semakin mahal.
Karena itu dalam memilih toleransi dasar atau daerah penyimpangan harus
diambil seluas mungkin tapi tidak boleh mengabaikan persyaratan
konstruksinya. Dengan kata lain toleransi diambil sebesar mungkin, sehalus
mungkin.

Gambar Teknik
ansar.doc
90

Mengingat ongkos pembuatan berhubungan erat dengan tingkat toleransi,


maka hal-hal dibawah ini perlu dipertimbangkan :
a. Dalam daerah toleransi yang sama, ongkos pembuatan lubang jauh
lebih mahal jika dibandingkan dengan pembuatan poros.
b. Pada pembuatan poros, ongkos produksi akan naik dengan cepat
pada toleransi < 25 .
c. Sedang pada pembuatan lubang, ongkosnya sudah terasa naik
dengan cepat pada toleransi < 50 .
Dalam grafik ini akan jelas kelihatan bagaimana hubungan antara ongkos
produksi dengan toleransi,

Gambar 7.4. Grafik hubungan toleransi dan ongkos pengerjaan .

Contoh pemakaian diagram diambil > 50 mm – 80 mm.


Ditinjau dari segi ekonomik (ongkos pengerjaan) poros dibuat dengan
dengan kualitas IT 7. sedangkan lubangnya dibuat kualitas IT 8 atau lebih
besar.

Gambar Teknik
ansar.doc
91

Tingkat toleransi IT 5 IT 6 IT 7 IT 8 IT 9 IT 10 IT 11
Penyimpangan ( 13 19 30 40 74 120 190
m)

Lubang
Poros

Agar ongkos pembuatan poros dan lubang (dalam satu suaian) kira-kira
sama, maka orang memilih kuatlitas lubang “selalu lebih besar” dari pada
porosnya
Misal Ǿ 40 F8 /h7
Seandainya terpaksa dipilih kualitas 6 atau 5 untuk poros dan kualitas 7 atau
6 untuk lubang, maka orang harus maklum kalau ongkos pembuatannya
mahal karena itulah kosekuensinya.

7.4. Tempat kedudukan toleransi ISO


Setelah besarnya toleransi (harga absolut dari selisih penyimpangan
atas dan penyimpangan bawah) ditentukan, maka tempat kedudukan
toleransi terhadap garis dasar/garis nol harus juga ditentukan. Maksudnya
agar ukuran terbesar dan ukuran terkecil yang diijinkan dari suatu benda
kerja diartikan secara pasti.
Tempat kedudukan untuk toleransi ISO ini dinyatakan dengan huruf yaitu :
Huruf besar untuk ukuran dalam/lubang
Huruf kecil untuk ukuran luar/poros
Adapun huruf-huruf yang dipakai adalah sebagai berikut :
 Untuk lubang : A B C D E F G H J K M N P R S T U X Y Z ZA ZB ZC.
 Untuk poros : a b c d e f g h j k m n p r s t u v x y z za zb zc
Setiap huruf menunjukkan kedudukan tertentu dari toleransi terhadap garis
nol. Huruf A (a) dan Z (z) menyatakan bahwa toleransi (bidang toleransi)
mempunyai jarak yang terbesar dari garis nol.

Gambar Teknik
ansar.doc
92

Untuk lubang : Bidang toleransi A : di atas garis nol


Bidang toleransi Z : di bawah garis nol
Bidang toleransi H : sisi bawah dari bidang pada hgaris nol.
Untuk poros : Bidang toleransi a : di bawah garis nol
Bidang toleransi z : di atas garis nol
Bidang toleransi h : sisi atas dari bidang pada garis nol.

Tempat kedudukan toleransi ISO

Lubang Poros

Gambar 7.5. Tempat kedudukan toleransi

Di belakang huruf yang menyatakan tempat kedudukan bidang


toleransi terhadap garis nol masih dituliskan sebuah bilangan yang
menyatakan lebarnya bidang toleransi tersebut identik dengan kualitas.
Contoh :
Ǿ 40 H7

Ukuran diameter nominal Kualitas 7 atau IT 7

Kedudukan
Daerah toleransi lubang :
Sisi bawah dari bidang toleransi terletak pada garis nol

+ 0,025

Ǿ 40 H7 artinga Ǿ 40 0

Gambar Teknik
ansar.doc
93

Contoh tempat kedudukan bidang toleransi ISO terhadap garis nol


1. Ukuran lubang dengan diemater nominal > 30 …….50 mm

Gambar 7.6. Tempat kedudukan lubang

2. Ukuran poros dengan diameter nominal > 30 ……… 50 mm

Gambar 7.7. Tempat kedudukan poros.

7.5. Suaian
7.5.1. Sistem Suaian
Yang dimaksud sistem suaian adalah deret dari pasangan toleransi
ISO untuk lubang dan poros yang disusun secara sistematik. Untuk
penyusunan ini diperlukan suatu basil (dasar). Dengan basis itulah disusun
dua macam sistem suaian :
a. Sistem basis lubang
b. Sistem basis poros.
a. Sistem basis lubang :
Pada sistem ini deret pasangan suaian disusun dengan basis toleransi “H”
artinya :
 Lubang memiliki toleransi “H”
 Poros dapat memiliki toleransi “a” s/d “zc”

Gambar Teknik
ansar.doc
94

Ukuran terkecil yang diijinkan dari lubang dipakai sebagai ukuran


nominal/garis nol.

Gambar 7.8. Sistem basis

b. Sistem basis poros :


Pada sistem ini deret pasangan suaian disusun denga basis toleransi “h”
artinya :
 Poros memiliki daerah toleransi “h”
 Lubang dapat memiliki toleransi “A” s/d “ZC”
Ukuran terbesar yang diijinkan dari poros dipakai sebagai ukuran
nominal/garis nol.
Tabel 2. suaian

Sistem basis lubang Karakter suaian Sistem basis poros


Lubang Poros Lubang Poros
a b c cd d Sauaian longgar A B C CD D E
e ef f fg f h EF F FG F H
H js j k m n Suaian transisi JS J K M N h
P r s y uv Suaian sesak P R S Y UV
x y z za zb X Y Z ZA ZB
zc ZC

Pemilihan kualitas untuk melengkapi tabel diatas maka diuraikan pada baian
berikut.

Gambar Teknik
ansar.doc
95

7.5.2. Pemilihan kualitas (menurut VSM)


Untuk menghindari jumlsh pilihsn kuslitas pasangan tolrensi suaian
yang terlalu besar dan tidak ada manfaatnya, maka dibuat sebuah tabel
kualitas. Adapun bidang yang berada di dalam bingkai lebih diutamakan
pemakaiannya.

POROS

g5 h5 js5 k5 m5 n5 p5 r5 s5 t5
f6 g6 h6 js6 k6 m6 n6 p6 r6 s6 t6
e7 f7 h7 js7 k7 m7 n7 p7 r7 s7 t7 u7
d8 e8 f8 h8
d9 e9 h9
a11 b11 c11 h11

LUBANG

G6 H6 JS6 K6 M N6 P6 R6 S6 T6
6

F7 G7 H7 JS7 K7 M N7 P7 R7 S7 T7 U7
7

E8 F8 H8 JS8 K8 M N8 P8 R8
8

D9 E9 F9 H9

D10 E10 F10 H10

A11 B11 C11 D11 H11

Gambar Teknik
ansar.doc
96

Tabel 3 Penggunaan suaian

Suaian H8 H7 Keterangan Contoh penggunaan


Poros
d9 Longgar besar Bantalan luncur untuk selisih
temperatur yang besar. Bantalan
e8 Longgar masih tuas
longgar terasa
h9 Dapat digeser Kopling geser, Ring jarak
dengan ringan
f7 Longgar sekali Poros engkol, Torak, Katup
g8 Longgar tidak Bantalan luncur pada mesin
terasa perkakas
h7 h6 Jika dilumasi masih Roda gigi ganti
dapat digeser Pinol pada kepala lepas
(tailstock)
js6 Dengan tangan Bantalan gelinding, Pasak posisi
disertai tekanan
kecil masih dapat
digeser
k6 Dengan hammer Handwheel, Kopling, Puli sabuk,
Transisi tangan disertai Bantalan gelinding.
sedikit tekanan
bagian suaian
dipasang
n6 Dengan hammer Pemindah momen puntir dengan
tangan bagian pengaman
suaian dipasang
p6 Bagian suaian Pemindah momen puntir ringan
Sesak dipasang dengan tanpa pengaman
r6 pengepresan atau
pemanasan atau
s6
pendinginan

Gambar Teknik
ansar.doc
97

Suaian h9 h6 Keterangan Contoh penggunaan


Lubang
H11 Longgar terbesar Lubang baut
D10 Longgar sangat Bantalan luncur untuk mesin
besar pertanian
E9 Longgar besar Selinder untuk torak
Longgar
F8 Longgar terasa Bantalan luncur (bush)
G7 Longgar tidak Pandu (guide) presisi
terasa
H9 Masih dapat Pasak (pada roda)
digeser dengan
H7 tangan Kopling geser

JS9 Masih dapat Pasak pada roda


digeser dengan
JS7 tangan disertai Bagian-bagian yang sering
sedikit tekanan. dipasang dan dilepas : hand
wheel, roda gigi ganti, puli
sabuk.
K7 Suaian dipasang Handwheel, kopling, puli sabuk
dengan hammer
tangan disertai
Transisi sedikit tekanan
N7 Suaian dipasang Pasak silindrik
dengan hammer
tangan
P9 Suaian dipasang Pasak (pada poros)
dengan pres
tangan
Sesak P7 Suaian dipasang Pemindah momen puntir ringan
dengan tanpa pengaman.
pengepresan atau
pemanasan atau
pendinginan

Gambar Teknik
ansar.doc
98

Tabel 5. Penyimpangan dari suaian yang diutamakan


Tabel 5a. Penyimpangan ukuran lubang

Tabel 5b. Penyimpangan ukuran poros

Gambar Teknik
ansar.doc
99

Contoh bidang toleransi ISO untuk suaian


Ukuran nominal < 18 ……….. 30 mm
1. Sistem basis lubang

2. Sistem basis poros.

Gambar Teknik
ansar.doc
100

Tabel 6a. Nilai penyimpangan lubang untuk tujuan umum

Gambar Teknik
ansar.doc
101

Tabel 6b. Nilai penyimpangan lubang untuk tujuan umum

Gambar Teknik
ansar.doc
102

Tabel 7a. Nilai penyimpangan poros untuk tujuan umum

Gambar Teknik
ansar.doc
103

Tabel 7b. Nilai penyimpangan poros untuk tujuan umum

Gambar Teknik
ansar.doc
104

7.6. Toleransi Umum


Pada prinsipnya setiap ukuran yang terdapat pada gambar kerja
(gambar bengkel) harus selalu disertai dengan toleransi atau penyimpangan.
Ukuran-ukuran yang tidak mempunyai karakter “suaian yang istimewa” serta
tuntutan ketelitian yang tinggi dijelaskan dengan “toleransi umum” yang
pada gambar kerja ditulis pada sudut kiri atas atau pada sudut kanan bawah
pada kepala gambar.
Dengan adanya toleransi umum ini maka pekerjaan menggambar dapat
diringankan. Demikian juga pekerjaan pekerjaan konstruksi, pengerjaan serta
kontrol dapat dipermudah karena hanya ada satu bilangan toleransi.

Tabel 8. Toleransi umum untuk ukuran panjang


Ukuran nominal
Tingkat
ketelitian 0,5 ..3 >3 …6 >6 …30 >30 .60 >60..125 >125 ..100 >1000..2000
0
Penyimpangan
Halus ± 0,05 ± 0,05 ± 0,1 ± 0,15 ± 0,2 ± 0,3 ± 0,5

Menengah ± 0,1 ± 0,1 ± 0,2 ± 0,3 ± 0,5 ± 0,8 ± 1,2

Kasar ± 0,15 ± 0,2 ± 0,5 ± 0,8 ± 1,2 ±2 ±3


Semua ukuran dalam : mm

Tabel 9. Toleransi umum untuk radius


Ukuran nominal
Tingkat
ketelitian >0,5 ….3 >3 …6 >6…30 >30 …120 >120 …
315
Penyimapangan
Halus
± 0,2 ± 0,5 ±1 ±2 ±4
Menengah
Kasar ± 0,2 ±1 ±2 ±4 ±8
Semua ukuran dalam : mm

Gambar Teknik
ansar.doc
105

Tabel 10. toleransi umum untuk ukuran sudut

Ukuran Ukuran nominal (mm)


nomi-nal
panjang kaki < 10 > 10 ….50 > 10 ….50 > 120 …400
sudut yang Penyimpangan *)
pendek
Satuan Derajad Derajad Derajad Derajad
Tingkat menit menit menit menit
kehalusan
Halus
± 1o ± 1,8 ± 30’ ± 0,9 ± 20’ ± 0,6 ± 10’ ± 0,3
Menengah
Kasar ±1o30’ ± 2,6 ± 50’ ± 1,45 ± 25’ ± 0,7 ± 12’ ± 0,45

*) keterangan tentang satuan ukuran penyimpangan


Ukuran penyimpangan sudut dapat dipilih dalam satuan
a. Derajad menit
b. mm / 100 mm
1 mm / 100 mm = 0,573o = 34,38oi = 1 sentirad
0,1 mm / 100 mm = 1 milirad
1 rad = 57,3o

7.7. Toleransi Bentuk dan Toleransi Posisi

7.7.1. Umum
Toleransi bentuk dan toleransi posisi dapat diberikan sebagai
pelengkap toleransi ukuran agar benda kerja memiliki baik fungsi maupun
kemampuan tukar (interchange ability).
7.7.1.1. Toleransi bentuk
Toleransi ini membatasi penyimpangan dari masing-masing bagian
(yang diberi toleransi) terhadap bentuk geometik ideal (yang
dikehendaki).
7.7.1.2. Toleransi Posisi
Toleransi ini membatasi penyimpangan poisis dari bagian satu atau
lebih terhadap satu bagian lain atau lebih yang dipilih sebagai basis.
Agar toleransi posisi hanya mempunyai satu pengertian sesuai
dengan maksud yang akan dicapai, maka basis harus jelas (elemen
basis diberi tanda berupa huruf besar).

Gambar Teknik
ansar.doc
106

Gambar 7.9. Simbol toleransi geometrik

7.7.2. Cara penulisan dan penggambaran


Tanda untuk toleransi bentuk maupun posisi digambar dan ditulis di dalam
bingkai empat persegi panjang yang dibagi menjadi dua atau tiga. Bingkai
tersebut diisi secara berurutan dari kiri ke kanan seperti pada gambar 7.10.
 Simbol toleransi : sesuai kebutuhan
 Harga toleransi : jika bagian yang diberi toleransi berbentuk bulat atau
silindrik, maka tanda Ǿ harus diikut sertakan harga toleransi.
 Untuk harga toleransi posisi : satu hurf besar atau lebih dipakai
sebagai penunjuk basis.

Gambar 7.10. Cara penulisan danpenggambaran

Bingkai toleransi bentuk/posisi dihubungkan dengan bagian yang


dikehendaki lewat sebuah garis dengan mata panah sebagai berikut :

Gambar Teknik
ansar.doc
107

a. Jika toleransi dimaksudkan untuk


keseluruhan sebuah bidang atau
garis, maka mata panah
digambar tegak lurus pada garis
bentuk (kontur) dari bagian
benda yang dikehendaki atau
pada perpanjangannya (gambar
samping). Mata panah tidak
boleh digambar pada
perpanjangan garis ukuran.

b. Jika toleransi dimaksudkan untuk


sebuah garis sumbu benda
silindrik/konus atau sebuah garis
sumbu/bidang simetrik yang
dipakai sebagai dasar suatu
ukuran, maka mata panah
digambar pada perpanjangan
garis ukuran yang bersangkutan
(lihat gambar disamping)
c. Jika toleransi dimaksudkan untuk
bagian-bagian dengan satu garis
sumbu sekutu, maka mata panah
digambar tegak lurus pada garis
sumbu sekutu yang
bersangkutan. (lihat gambar
disamping)

Gambar Teknik
ansar.doc
108

7.7.3. Memilih elemen basis dan cara penunjukannya


Elemen yang dipilih sebagai basis sedapat mungkin juga merupakan
basis fungsi dari benda kerja yang bersangkutan. Jumlah elemen basis
dibatasi, paling banyak dua buah.
Penunjukkan elemen basis dilakukan dengan pertolongan sebuah garis
berakhir dengan sebuah bidang segitiga hitam yang sisi dasarnya terletak
sebagai berikut :
a. Jika bidang atau garis yang
diberi toleransi juga dipakai
sebagai elemen basis, maka sisi
dasar segitiga terletak pada garis
kontur atau perpanjangannya,
tetapi tidak boleh pada
perpanjangan garis ukuran. (lihat
gambar disamping)

b. Jika garis sumbu atau bidang


sumbu dari elemen yang diberi
ukuran dipakai sebagai elemen
basis, maka sisi dasar segitiga
terletak pada perpanjangan garis
ukuran. (lihat gambar disamping)

c. Jika elemen basis dipakai /


berlaku untuk bagian-bagian
dengan satu garis/bidang sumbu
sekutu, maka sisi dasar segitiga
terletak pada garis/sumbu sekutu
yang bersangkutan (lihat gambar
disamping)

Gambar Teknik
ansar.doc
109

Penggunaan sumbu sebagai elemen basis merupakan tuntutan fungsi, dan


bukan merupakan petunjuk pengukuran.
Catatan :
Untuk menghindarkan tertukarnya
penunjukan bidang atau garis
sebagai basis dengan
penunjukkan garis / bidang
sebagai basis, maka gasis ukuran
harus diletakkan paling tidak
berjarak 4 mm disamping segitiga
penunjuk basis (lihat gambar
disamping)

Jika kekurangan tempat untuk


menggambar dua mata panah
untuk garis ukuran, maka cukup
digambar satu mata panah saja.
Sedangkan mata panah yang lain
diganti dengan segitiga penunjuk
basis. (lihat gambar disamping)
Jika penulisan toleransi terlalu
sukar untuk dihubungkan dengan
elemen basis, maka dapat dipakai
sebuah huruf besar dengan
bingkai yang dihubungkan dengan
elemen basis. Sedangkan bingkai
toleransi harus juga memuat huruf
besar untuk elemen basis
bersangkutan (lihat gambar
disamping)

Gambar Teknik
ansar.doc
110

Jika dua elemen tergantung satu


dengan lainnya dan tidak ada
alasan memakai salah satu dari
elemen tersebut sebagai basis,
maka bingkai toleransi dipasang
seperti gambar disamping.

7.7.4. Daerah berlakunya toleransi


Toleransi berlaku untuk seluruh elemen, apabila tidak diberikan tanda-
tanda pembatas khusus.
Jika toleransi hanya berlaku untuk
panjang tertentu, maka panjang
tersebut ditulis dibelakang harga
toleransi yang bersangkutan sebagai
pemisah garis miring. (lihat gambar)

Jika satu elemen harus diberi dua


jenis toleransi, maka kedua bingkai
toleransi tersebut digambar satu
diatas yang lain.

7.7.5. Ukuran yang tidak diberi toleransi


Ukuran yang sudah diterangkan dengan “toleransi umum” maupun dengan
toleransi setempat ataupun toleransi bentuk, karena toleransi umum atau toleransi
setempat tersebut sudah menyatakan bentuk ideal yang dikehendaki. Toleransi umum
tidak berlaku pada ukuran basis (ukuran yang diberi bingkai).

Gambar Teknik
ansar.doc
111

Gambar 7.10. Toleransi umum Gambar 7.11. Toleransi setempat

Contoh-contoh pemakaian

Gambar Teknik
ansar.doc
112

Gambar Teknik
ansar.doc
113

Gambar Teknik
ansar.doc
114

Contoh-contoh pemakaian pada gambar

Gambar Teknik
ansar.doc
115

LATIHAN XVI
Gambarkan kembali sebuah “SENGKANG PENGIKAT” dibawah ini dengan
tiga pandangan utama Sistem Proyeksi Kw I (Sistem Eropa) lengkapi dengan
ukuran, potongan dan toleransi yang diperlukan.

Gambar Teknik
ansar.doc
116

LATIHAN XVII
Gambarkan kembali sebuah “RUMAH PENGATUR” dibawah ini dengan tiga
pandangan utama Sistem Proyeksi Kw I (Sistem Eropa) lengkapi dengan
ukuran, potongan dan toleransi yang diperlukan.

Gambar Teknik
ansar.doc

Anda mungkin juga menyukai