Anda di halaman 1dari 5

PERTEMUAN 4

TOLERANSI GEOMETRIS

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan ini
adalah:
1. mampu memahami toleransi geometris dan penerapan dalam gambar
2. Mampu menerapkan pada dunia industry
3. Mahasiswa akan dapat menganalisis revisi gambar kerja teknik mesin
berdasarkan acuan dan standard ISO.

B. URAIAN MATERI
B. Toleransi Geometris (Bentuk dan Posisi)
Selain toleransi linier, kadang-kadang diperlukan untuk
mencantumkan toleransi geometri (bentuk dan posisi), untuk
membuat komponen yang mampu tukar seperti komponen mesin
otomotif, sehingga komponen tersebut dapat dibuat pada tempat yang
berbeda dengan peralatan yang berbeda pula. Toleransi geometri
hanya dicantumkan apabila benar benar diperlukan setelah melalui
pertimbangan yang matang.
 Toleransi bentuk adalah penyimpangan bentuk benda kerja yang
diizinkan apabila dibandingkan dengan bentuk yang dianggap
ideal, diperlihatkan oleh gambar berikut ini.

Gambar 15 : toleransi Bentuk

 Toleransi posisi adalah penyimpangan posisi yang diizinkan


terhadap posisi yang digunakan sebagai patokan (datum feature).

43
Gambar 15.1 : toleransi posisi
Toleransi linier tidak selalu cukup untuk menyediakan kontrol
kualitas yang diperlukan. Sebagai contoh pada :
Gambar 2.15 a poros memiliki ukuran diameter yang sama di semua
posisi tetapi mungkin tidak semua sama di tiap titik lingkar.
Gambar. 2.15 b, komponen memiliki ketebalan yang sama di seluruh
tetapi tidak datar.
Gambar. 2.15 c, komponen berbentuk silidinris di semua penampang
tetapi tidak lurus.
Bentuk komponen ini dapat dikontrol dengan cara toleransi geometrik.
Toleransi geometri mencakup toleransi bentuk, posisi, tempat dan
penyimpangan putar, seperti pada Tabel 2.8.

Gambar 2.15. Bentuk kesalahan geometric

Berikut ini adalah penjelasan mengenai sifat yang diberi toleransi :


a. Toleransi kelurusan adalah untuk menentukan daerah toleransi
yang didalamnya terdapat sumbu. Permukaan atau sumbu
permukaan juga termasuk sebagai acuan kelurusan.
b. Toleransi kerataan adalah untuk menentukan daerah toleransi yang
ditentukan oleh dua bidang sejajar.

44
c. Toleransi kebulatan adalah untuk menentukan daerah toleransi
yang dibatasi oleh dua lingkaran yang konsentris (sepusat)
d. Toleransi kesilindrisan adalah untuk menentukan daerah toleransi
yang dibatasi oleh dua silinder yang konsentris.
e. Toleransi profil adalah untuk menentukan suatu batas daerah
sepanjang profil dan didalamnya harus terdapat permukaan.
f. Toleransi ketirusan adalah untuk menentukan daerah toleransi yang
ditentukan oleh dua bidang sejajar pada sudut dasar.
g. Toleransi kesejajaran adalah untuk menentukan daerah toleransi
yang ditentukan oleh dua bidang sejajar atau garis sejajar terhadap
bidang atau sumbu banding.
h. Toleransi ketegak lurusan merupakan suatu keadaan permukaan,
bidang median atau sumbu pada 90° terhadap bidang atau sumbu
banding.
Tabel 2.8 Lambang untuk sifat yang diberi toleransi

Kemungkinan daerah toleransi adalah berada dalam sebuah bidang


ataupun dua buah bidang, sebagai acuan dapat digunakan 8
(delapan) pilihan daerah toleransi geometrik berikut:
a. Luas dalam lingkaran.
b. Luas antara dua lingkaran sepusat.
c. Luas antara dua garis berjarak sama, atau dua garis lurus sejajar.
d. Ruang dalam bola.
e. Ruang dalam silinder.

45
f. Ruang antara dua silinder bersumbu sama.
g. Ruang antara dua permukaan berjarak sama atau dua bidang
sejajar.
h. Ruang dalam sebuah kubus.

Gambar 2.16. Daerah toleransi geometric berada di luasan dua garis


lingkaran (atau acuan a).

Gambar 2.16 adalah contoh dari aplikasi toleransi geometric dengan


mengacu pada aturan
a, yaitu daerah toleransi dari penampang lintang yang
dipertimbangkan adalah dibatasi oleh dua lingkaran konsentris
dengan perbedaan jari-jari sebesar
t. Pilihan atau aturan lain yang lebih lengkap ada di Tabel 2.9.

46
C. DAFTAR PUSTAKA :

1. B. Sudibyo, Djunarso, Toleransi, Surakarta. ATMI St.


2. Giesecke Mitchell, Spencer Hill, Dygdon, Novak. 2000. Gambar
tehnik.
3. G.Takeshi Sato,N.SugiartoHartono.2005. Menggambar Mesin
Menurut Standar ISO.
4. H.Van Den Berg,H.H.Gijzels,Ing.1969 : Menggambar dan
Membaca Gambar Mesin.
5. Hakim, Adies Rahman, Membaca Gambar Teknik Mesin,
Bandung, Politeknik Manufaktur.
6. Ir.Ohan Juhana,M.Suratman,S.Pd.2000. Menggambar Teknik
Mesin dengan Sandar ISO.
7. Jaenudin, Wahyu M. Sueb, Gambar Fabrikasi Logam, Jakarta
Departemen Pendidikan Nasional.

47

Anda mungkin juga menyukai