Anda di halaman 1dari 14

4

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Karaketeristik Geometrik


Karakteristik geometrik ada kaitannya dengan karakteristik fungsional
suatu mesin. Oleh sebab itu suatu mesin atau benda kerja dirancang untuk suatu
karakteristik fungsional tertentu. Untuk memiliki karakteristik fungsional tersebut,
maka suatu mesin atau benda kerja tersebut terlebih dahulu harus memiliki
geometrik tertentu atau juga disebut karakteristik geometrik. Dalam hal adalah
mandrel. Mandrel atau poros bantu merupakan peralatan bantu mesin bubut yang
dapat digunakan untuk memegang benda kerja yang memiliki lubang di bagian
tengahnya. Keuntungan pemakaian mandrel untuk memegang benda kerja pada
waktu membubut adalah benda kerja dapat dikerjakan tanpa banyak pengaturan
atau penyetelan, dalam hal ini benda kerja tidak perlu dibolak-balik
penjepitannya. Selain itu, seluruh diameter luar benda kerja yang dipegang dengan
mandrel dapat disayat dari ujung ke ujung serta benda kerja dipegang secara
konsentris [1].
Mandrel dikatakan memiliki karakteristik geometrik yang baik apabila
mandrel tersebut memiliki sifat geometrik sesuai dengan standar, Untuk
mengetahui karakteristik geometrik mandrel ini, maka harus dilakukan suatu
proses pengujian geometrik. Ketika dalam hasil proses uji validasi geometrik
tersebut tidak sempurna, maka dibutuhkan suatu toleransi yang spesifik sesuai
karakteristiknya. Pemberian toleransi, mengandung arti akan memberikan batas-
batas maksimun dan minimum dimana penyimpangan karakteristik geometrik
mandrel harus berada.

2.2 Toleransi dan Suaian

2.2.1 Toleransi
Toleransi adalah penyimpangan ukuran dari batas minimum dan
maksimum yang diperbolehkan atau diizinkan [3]. Besarnya toleransi merupakan
selisih dari penyimpangan maksimum dan ukuran minimum. Antara satu bagian
dengan bagian lain dari bagian yang dikerjakan itu harus bisa dipasang dengan

Universitas Trisakti
Revitalisasi geometrik mandrel sesuai standar ISO 230-1:1996(E)
Yudo Cakra Pangestu, 2018
5

mudah. Oleh karena itu, harus ada standar ketepatan ukuran yang harus dipatuhi
dan dipakai sebagai pedoman dalam mengerjakan sesuatu benda agar bagian-
bagian mesin itu dapat dipasang, bahkan ditukar dengan bagian lain yang sejenis.
Sebagai contoh prinsip dasar toleransi dapat ditunjukan dalam ukuran toleransi
poros dan lubang seperti yang ditunjukan pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Batasan Ukuran Toleransi Lubang dan Poros [1]

Suatu toleransi dapat ditunjukkan dengan batas penyimpangan atas dan


batas penyimpangan bawah suatu ukuran terhadap ukuran dasarnya seperi yang
diperlihatkan oleh Gambar 2.2 di bawah ini.

Gambar 2.2 Posisi Daerah Toleransi Ukuran Dasar Poros dan Lubang [1]

Universitas Trisakti
Revitalisasi geometrik mandrel sesuai standar ISO 230-1:1996(E)
Yudo Cakra Pangestu, 2018
6

Keterangan:
1. Huruf a sampai h (A sampai H) menunjukan minimum material condition.
Artinya adalah apabila dibandingkan dengan komponen yang persis pada
ukuran dasar (penyimpangannya nol), komponen-komponen dengan symbol
ini mempunyai luas penampang yang selalu berselisih negative.

2. Huruf Js menunjukan toleransi yang pada prinsipnya adalah simetrik terhadap


garis nol. Oleh karena itu, tidak mempunyai penyimpangan absolute
minimum.

3. Huruf k sampai z (K sampai Z) menunjukan kondisi material maksimum


(largest shaft smallest hole) merupakan kondisi kebalikan dari kondisi
pertama dimana dari huruf k sampai z penyimpangan minimum absolutnya
makin membesar.

Dalam menentukan besarnya toleransi yang dikehendaki, dapat


menerapkan sistem basis lubang dan sistem basis poros. Kedua cara ini dapat
digunakan untuk menentukan toleransi dalam sebuah ukuran. Untuk sistem basis
lubang, semua lubang diseragamkan pembuatannya dengan toleransi H sebegai
dasar. Sedangkan ukuran poros berubah-ubah menurut macam-macam suaian.
Pada sistem basis poros, ukuran poros sebagai dasar dengan toleransi h dan
ukuran lubang berubah-ubah.

A. Sistem Basis Lubang


Sistem basis lubang ini merupakan sistem yang paling banyak dipakai
pada umumnya. Ukuran suaian yang dikehendaki dapat dibuat dengan
mengubah-ubah ukuran porosnya. Dalam sistem basis lubang ini akan
didapatkan keadaan suaian-suaian sebagai berikut:
1. Suaian Longgar.
Suaian longgar ini menggunakan pasangan daerah toleransi untuk lubang
adalah H dan daerah toleransi poros dari a sampai h.
2. Suaian Transisi
Suaian transisi ini menggunakan pasangan daerah toleransi untuk lubang
adalah H dan daerah-daerah toleransi untuk poros adalah dari j sampai n.

Universitas Trisakti
Revitalisasi geometrik mandrel sesuai standar ISO 230-1:1996(E)
Yudo Cakra Pangestu, 2018
7

3. Suaian Sesak.
Suaian sesak ini menggunakan pasangan daerah toleransi untuk lubang
adalah H dan daerah-daerah toleransi poros dari p sampai z.

B. Sistem Basis Poros


Untuk suaian basis poros, maka nilai poros dinyatakan dengan h. Pemilihan
suaian yang dikehendaki dapat dilakukan dengan mengubah ukuran lubang.
Dalam sistem basis poros ini akan didapatkan keadaan suaian-suaian sebagai
berikut:
1. Suaian Longgar.
Suaian longgar merupakan pasangan daerah poros dengan toleransi h dan
daerah toleransi lubang antara A sampai H.
2. Suaian Transisi.
Suaian transisi merupakan pasangan daerah poros dengan toleransi h dan
daerah toleransi lubang antara J sampai H.
3. Suaian Sesak.
Suaian sesak merupakan pasangan daerah poros dengan toleransi h dan
daerah toleransi lubang antara P sampai Z.

2.2.2 Suaian
Suaian adalah perbedaan yang didapat dari dua buah benda yang
dikerjakan dan akan dipasangkan. Apabila bagian benda tersebut dipasangkan dan
atau digabungkan maka akan terjadi suatu keadaan tertentu yang merupakan hasil
dari gabungan atau pasangan tersebut. Terdapat tiga jenis suaian, yaitu:
1. Suaian Longgar (clearance fit).
Suaian longgar menghasilkan kelonggaran atau celah bebas dengan daerah
toleransi lubang berada di atas daerah toleransi poros.
2. Suaian Paksa (interfence fit).
Suaian paksa menghasilkan kesesakan atau daerah toleransi lubang berada di
bawah daerah toleransi poros.
3. Suaian Pas (transition fit).
Suaian pas menghasilkan kelonggaran atau kerapatan karena daerah
toleransi lubang dan darah toleransi poros saling menutupi.

Universitas Trisakti
Revitalisasi geometrik mandrel sesuai standar ISO 230-1:1996(E)
Yudo Cakra Pangestu, 2018
8

2.3 Toleransi Geometrik

Toleransi geometrik didefinisikan sebagai simbol bahasa internasional


yang ditempatkan pada gambar teknis untuk menjelaskan secara jelas geometri
bagian yang diijinkan [3]. Dengan kata lain, tujuan toleransi geometrik adalah
untuk mempermudah penyampaian informasi dalam penggunaan standar.
Toleransi geometrik mencangkup toleransi bentuk, toleransi orientasi, toleransi
lokasi dan toleransi putar. Suatu benda kerja yang harus diselesaikan dengan hasil
yang baik, maka dalam gambar kerjanya harus diberikan suatu informasi yang
baik dan jelas pula. Toleransi geometrik mempunya peranan supaya bentuk dan
hasil dari benda kerja itu tidak akan mempunyai penyimpangan-penyimpangan
yang terlalu besar yang berakibat benda kerja tersebut tidak dapat dipakai.
lambang dan sifat toleransi geometrik dapat di lihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Lambang dan Sifat Toleransi [3]

Sifat yang diberi


Elemen dan toleransi Lambang
toleransi

Kelurusan

Kedataran
Elemen tunggal
Kebulatan

Toleransi bentuk Kesilindrisan

Profil garis
Elemen tunggal atau
yang berhubungan Profil permukaan

Kesejajaran

Ketegak lurusan
Toleransi orientasi
Ketirusan

Elemen-elemen yang Posisi


berhubungan
Toleransi lokasi Kesimetrisan

Putar tunggal

Toleransi putar Putar total

Universitas Trisakti
Revitalisasi geometrik mandrel sesuai standar ISO 230-1:1996(E)
Yudo Cakra Pangestu, 2018
9

Berikut ini adalah beberapa definisi tentang toleransi geometrik


berdasarkan ISO 1101 [11].
A. Kelurusan (Straightness)
Kelurusan merupakan garis lurus yang berada pada suatu bidang yang
lurus sepanjang bidang permukaannya
B. Kebulatan (Roundness)
Kebulatan di identifikasikan sebagai kurva yang tertutup dan membentuk
profil bulat. Kurva bulat tersebut harus terletak di dalam suatu daerah
toleransi yang berupa dua buah kurva bulat sepermukaan dengan sumbu
yang sama dengan kurva objek, berjarak sesuai dengn nilai toleransi yang
di ijinkan.
C. Kerataan (Flatness)
Kerataan ini berlaku untuk bentuk tiga dimensi dimana kondisi semua
elemen garis permukaan berada pada satu bidang.
D. Kesilindrisan (Cylindricity)
Kesilindrisan ini berlaku untuk benda tiga dimensi, dimana daerah
toleransinya adalah jarak antara dua silinder acuan dengan sumbu yang
sama.
E. Kesejajaran (Parallelism)
Kesejajaran adalah kondisi suatu bidang permukaannya berjarak sama
sepanjang garis permukaannya dengan permukaan yang lain [4].
F. Ketegaklurusan (Perpendicularity)
Ketegaklurusan adalah kondisi dimana suatu permukaan yang berpotongan
dengan permukaan lain, sehingga membentuk sudut 900 [4].

2.4 Standar ISO 230-1:1996

ISO 230-1: 1996 merupakan standar yang digunakan untuk mengukur


geometrik mandrel [6]. Mandrel atau poros bantu merupakan peralatan bantu
pemesinan yang dapat digunakan untuk memegang benda kerja yang memiliki
lubang di bagian tengahnya. Benda kerja dapat dikerjakan tanpa banyak
pengaturan atau penyetelan, dalam hal ini benda kerja tidak perlu dibolak-balik
penjepitannya. ISO 230-1:1996 berkaitan dengan pengujian ketelitian geometrik

Universitas Trisakti
Revitalisasi geometrik mandrel sesuai standar ISO 230-1:1996(E)
Yudo Cakra Pangestu, 2018
10

terutama yang digunakan pada penelitian ini adalah pengujian geometrik mandrel
diantara dua senter. Berikut tabel 2.2 toleransi simpang putar mandrel menurut
ISO 230-1:1996:

Tabel 2.2 Toleransi Simpang Putar Mandrel ISO 230-1:1996 [6]

Panjang Pengukuran (mm) 110 185 235 335 535

Simpang Putar (µm) 2 2 3 3 3

2.5 Kebulatan, Kesilindrisan, Kelurusan dan Simpang Putar


Toleransi geometrik yang digunakan dalam validasi ketelitian geometrik
Mandrel ini adalah toleransi kebulatan, toleransi kesilindrisan, toleransi kelurusan.
dan simpang putar.

2.5.1 Kebulatan
Kebulatan (roundness) adalah kondisi pada suatu permukaan dengan
penampang berbentuk lingkaran (silinder, konis dan bola), dimana semua titik-
titik dari permukaan yang dipotong oleh bidang apapun tegak lurus terhadap
sumbu (silinder dan konis) atau yang melalui pusat (bola) mempunyai jarak yang
sama dari titik pusat. Toleransi kebulatan menunjukkan daerah toleransi yang
dibatasi oleh dua lingkaran konsentris, dimana setiap elemen dari lingkaran harus
berada pada bagian tersebut [8].

Kebulatan dan diameter adalah merupakan 2 karakter geometris yang


berbeda, meskipun demikian mereka saling berkaitan [8]. Ketidakbulatan akan
mempengaruhi hasil pengukuran diameter, sebaliknya pengukuran diameter tidak
selalu akan menunjukkan ketidakbulatan. Sebagai contoh, penampang poros
dengan 2 tonjolan beraturan (elips) akan dapat diketahui ketidak bulatannya bila
diukur dengan dua sensor dengan posisi bertolak belakang (180°), misalnya
dengan mikrometer. Akan tetapi mikrometer tidak akan mampu menunjukkan
ketidak bulatan bila digunakan untuk mengukur penampang poros dengan jumlah
tonjolan beraturan yang ganjil (3,5,7 dan sebagainya) [1]. Pengukuran kebulatan
dari poros tersebut adalah dengan cara meletakkan pada blok-v dan kemudian
memutarnya dengan menempelkan dial indicator atau juga dengan menggunakan

Universitas Trisakti
Revitalisasi geometrik mandrel sesuai standar ISO 230-1:1996(E)
Yudo Cakra Pangestu, 2018
11

sensor jam ukur diatasnya adalah merupakan cara klasik untuk mengetahui
kebulatan. Bila penampang poros berbentuk elips maka dial indicator tidak dapat
menunjukkan penyimpangam yang berarti. Hal ini menunjukkan bahwa sewaktu
benda ukur diputar diatas blok-v terjadi perpindahan pusat benda ukur, sehingga
jarak perpindahan sensor jam ukur akan dipengaruhinya.

Gambar 2.3 Metode Pengukuran Kebulatan Dengan Blok-V 60o [1]

Berdasarkan putarannya, maka alat ukur kebulatan (roundess tester) dapat


diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

1. Jenis dengan sensor putar.


a. Spindel (poros utama) yang berputar hanya menerima beban yang ringan
dan tetap (tekanan pengukuran dan berat sensor ringan). Dengan demikian
ketelitian yang tinggi bisa dicapai dengan membuat konstruksi yang ringan
[1].
b. Meja untuk meletakkan benda ukur tidak mempengaruhi sistem
pengukuran. Benda ukur yang besar dan panjang tidak merupakan
persoalan [1].

2. Jenis dengan meja putar.

a. Karena sensor tidak berputar, maka berbagai pengukuran yang berkaitan


dengan kebulatan dapat dilaksanakan, misalnya konsentrisitas, kesamaan

Universitas Trisakti
Revitalisasi geometrik mandrel sesuai standar ISO 230-1:1996(E)
Yudo Cakra Pangestu, 2018
12

sumbu, kesejajaran, kesilindrisan, kelurusan, dan ketegaklurusan [1].

b. Berat benda ukur terbatas, karena keterbatasan kemampuan spindel untuk


menahan beban, demi menjamin ketelitian [1].

Gambar 2.4 Dua Jenis Alat Ukur Kebulatan [1]

Ada empat cara perhitungan penyimpangan terhadap kebulatan lingkaran


referensi yaitu :
a. Lingkaran luar minimum (Minimum Circumscribed Circle).
Lingkaran terkecil yang mungkin dibuat diluar profil kebulatan
tanpa memotongnya. Ketidak bulatan sama dengan jarak radial dari
lingkaran tersebut kelekukan yang paling dalam [1].
b. Lingkaran dalam maksimum (Maximum Inscribed Circle).
Lingkaran terbesar yang mungkin dibuat didalam profil kebulatan
tanpa memotongnya. Ketidak bulatan sama dengan jarak radial dari
lingkaran tersebut ke tonjolan yang paling tinggi [1].
c. Lingkaran daerah minimum (Minimum Zone Circle).
Dua buah lingkaran konsentris yang melingkupi profil kebulatan
sedemikian rupa sehingga jarak radial antara kedua lingkaran tersebut
adalah yang terkecil. Titik tengah dari lingkaran daerah minimum
disebut MZC (Minimum Zone Centre). Ketidak bulatan merupakan selisih
dari jari – jari kedua lingkaran tersebut dan dinamakan MRZ (Minimum
Radial Zone) [1].

Universitas Trisakti
Revitalisasi geometrik mandrel sesuai standar ISO 230-1:1996(E)
Yudo Cakra Pangestu, 2018
13

d. Lingkaran kuadrat terkecil (Least squares Circle).

Merupakan lingkaran yang ditentukan berdasarkan profil kebulatan


sedemikian rupa sehingga jumlah kuadrat jarak dari sejunlah titik dengan
interval sudut yang sama pada profil kebulatan kelingkaran referensi adalah
yang paling kecil. Titik tengah lingkaran kuadrat terkecil dinamakan LSC
(Least Squares Centre). Jarak radial harga mutlak rata-rata antara profil
kebulatan dengan lingkaran kuadrat terkecil disebut MLA (Mean Line
Average) [1].

Gambar 2.5 Empat Jenis Lingkaran Referensi Untuk Menentukan Parameter


Kebulatan [1]

2.5.2 Kesilindrisan
Kesilindrisan adalah keseragaman jarak antara titik pusat dengan titik terluar
(jari – jari) yang berlaku secara simultan keseluruh permukaan atau sepanjang
panjang benda. Pengukuran kesilindrisan merupakan pengukuran yang ditujukan
untuk memeriksa kesilindrisan suatu benda. Alat ukur yang digunakan sama
dengan pengukuran kebulatan. Jika pegukuran kebulatan hanya dilakukan pada
satu titik, maka pengukuran kesilindrisan dilakukan pada beberapa titik sepanjang
panjang benda. Gambar 2.6 menunjukan gambar pengukuran kesilindrisan:

Universitas Trisakti
Revitalisasi geometrik mandrel sesuai standar ISO 230-1:1996(E)
Yudo Cakra Pangestu, 2018
14

Gambar 2.6 Pengukuran kesilindrisan

2.5.3 Kelurusan
Kelurusan adalah Kondisi dimana garis permukaan suatu bidang lurus
sepanjang bidang permukaannya [3]. Panjang bidang permukaan ini
didefinisikan sebagai jarak tegak lurus dari titik pengukuran pada satu ujung
blok ke permukaan atau meja rata (surface table) [4].

Pemeriksaan kelurusan dengan dial indicator tidak saja bisa dilakukan


terhadap benda berbentuk balok, tetapi juga bisa digunakan untuk memeriksa
kelurusan poros. Gambar 2.7 menunjukkan salah satu contoh pemeriksaan
kelurusan poros.

Gambar 2.7 Pengukuran Kelurusan poros [1]

2.5.4 Simpang Putar


Simpang putar adalah penyimpangan suatu benda yang berputar terhadap
sumbu putarnya. Simpang putar juga bisa didefinisikan sebagai ketidakakuratan
benda yang berputar pada sistem mekanika dan tidak berputar terhadap sumbu
putarnya. Artinya selain sumbu putar utama, juga terdapat sumbu putar kedua.
Sebagai contoh ketika membuat lubang menggunakan mesin drilling, simpang
putar pada pahat terhdap spindle akan menghasilkan lubang yang lebih besar
daripada lubang yang diinginkan (lubang nominal). Pada kasus bantalan, simpang

Universitas Trisakti
Revitalisasi geometrik mandrel sesuai standar ISO 230-1:1996(E)
Yudo Cakra Pangestu, 2018
15

putar akan menyebabkan getaran pada mesin dan menambah pembebanan pada
bearing yang dapat menyebabkan bearing cepat rusak.
Simpang putar bersifat dinamis dan tidak boleh diabaikan. Sebuah
komponen berputar, pada mesin bubut misalnya, jika chuck tidak mencekam
komponen pada centernya, maka ketika berputar, komponen tersebut akan
membentuk axis kedua yang menyebabkan unbalance pada putarannya.
Pengertian simpang putar lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Ilustrasi Simpang Putar

2.6 Ketidakpastian Pengukuran (Uncertainty Measurement)


Ketidakpastian adalah parameter yang berhubungan dengan hasil
pengujian yang mencerminkan ketersebaran nilai-nilainya. Setiap pengujian yang
dilakukan di laboratorium menghasilkan kesalahan (error) yang oleh karenanya
maka estimasi ketidakpastian hasil pengujian sebaiknya disajikan bersama dengan
hasil pengujian, karena sebuah hasil pengujian menjadi tidak bermakna apabila
tidak disertai dengan pernyataan ketidakpastiannya [7].
Cara estimasi ketidakpastian hasil pengujian ini mengacu kepada prinsip-
prinsip yang terdapat dalam ISO Guide to the Expression of Uncertainty in
Measurement (ISO GUM). ISO GUM merekomendasikan komponen-komponen
ketidakpastian secara individual dapat diestimasikan dengan baik dengan evaluasi
Tipe A dan evaluasi Tipe B.

1. Evaluasi Tipe A
Evaluasi Tipe A mencakup penggunaan metoda statistik dan berlaku hanya
untuk serangkaian observasi, misalnya pengujian berulang-ulang dari suatu
contoh yang sama. Jadi ketidakpastian tipe A adalah sesuatu yang dapat dievaluasi
hanya jika pengukuran dilakukan lebih dari satu kali. Berdasarkan nilai-nilai data

Universitas Trisakti
Revitalisasi geometrik mandrel sesuai standar ISO 230-1:1996(E)
Yudo Cakra Pangestu, 2018
16

pengukuran ketidakpastian baku, X1,X2,X3,….,Xn, selanjutnya adalah melakukan


perhitungan :

a. Harga rata-rata ( X )

(2.1)

menunjukan nilai rata-rata dalam satuan mm, X adalah nilai atau


data yang diperoleh dalam satuan mm, n adalah banyaknya pengukuran
yang dilakukan.
b. Variance (S2)

(2.2)

Nilai varian diperoleh dari pembagian hasil penjumlahan kuadrat


dengan banyaknya pengukuran data (n).
c. Standar Deviasi

(2.3)

Berdasarkan ketiga besaran tersebut, maka nilai ketidakpastian tipe


A (UA) adalah deviasi standar dari nilai rata-rata. Dan dapat di hitung
dengan rumus:

(2.4)

2. Evaluasi Tipe B
Ketidakpastian tipe B adalah ketidakpastian yang diperoleh berdasarkan
pengetahuan atau informasi. Langkah-langkah untuk melakukan perhitungan
ketidakpastian tipe ini adalah sebagai berikut:
a. Sertifikat Kalibrasi

(2.5)

Universitas Trisakti
Revitalisasi geometrik mandrel sesuai standar ISO 230-1:1996(E)
Yudo Cakra Pangestu, 2018
17

EAMK 1 adalah ketidakpastian referensi yang besarnya diketahui, k


adalah faktor cakupan yang ditentukan berdasarkan distribusi. Berdasarkan
ISO GUM, tingkat kepercayaan yang telah ditetapkan untuk distribusi
normal adalah 95% dengan nilai faktor cakupan k = 2.
b. Resolusi Alat Ukur
Resolusi diperoleh dari informasi yang dapat dilihat dari skala
penunjuk alat ukur yang dikalibrasi.

(2.6)
EADK 1 adalah resolusi alat yang dikalibrasi, 3 adalah ditribusi
kebolehjadian berdasar ISO GUM.

3. Ketidakpastian Tipe C
Selanjutnya dari semua sumber ketidakpastian tersebut diatas harus
dikombinasikan / digabungkan untuk memberikan gambaran menyeluruh
ketidakpstian dari hasil kalibrasi tersebut.

(2.7)

Ketidakpastian Tipe C ini adalah gabungan dari hasil perhitungan UA dari


setiap sampel dengan UB1 dan UB2.

Universitas Trisakti
Revitalisasi geometrik mandrel sesuai standar ISO 230-1:1996(E)
Yudo Cakra Pangestu, 2018

Anda mungkin juga menyukai