DEFLEKSI
2.1 Pendahuluan
Teknologi yang semakin maju dan canggih di era ini, khususnya 10 tahun
terakhir ini sangat lah menajubkan. Perkembangan teknologi saat ini merupakan
indikator penting bagi orang-orang yang akan menikmati kemajuan teknologi pada masa
keemasan saat ini. Tetapi mungkin sudah menjadi hal yang tidak asing bagi civitas
akademika, khususnya bagi orang-orang yang mengambil jurusan teknik mesin.
Teknik mesin itu sendiri adalah ilmu teknik yang membahas mengenai aplikasi
dari prinsip fisika untuk analisis, desain, manufaktur dan pemeliharaan sebuah sistem
mekanik. Ilmu ini sangat membutuhkan pengertian mendalam atas konsep utama dari
cabang ilmu mekanika, kinematika, teknik material, thermodinamika dan energi.
Struktur yang terdapat dalam mesin harus lah kuat agar dapat mempertahankan
ketelitian dimensional terhadap pengaruh beban. Oleh karena itu, perlu perhitungan
lendutan untuk memeriksa kemungkinan lendutan yang melebihi batas yang diijinkan
sehingga mencegah terjadinya kegagalan pada struktur. Perhitungan atau pemeriksaan
ini biasa dilakukan pada saat perancangan sebuah struktur, dimana biasanya ada batas
maksimum untuk lendutan, karena lendutan yang besar akan mengakibatkan
penampilan yang jelek dan struktur yang terlalu lemas.
Salah satu persoalan yang sangat penting diperhatikan dalam perencanaanperencanaan tersebut adalah perhitungan defleksi/lendutan pada elemen-elemen ketika
mengalami suatu pembebanan. Hal ini sangat penting terutama dari segi kekuatan
(strength) dan kekakuan (stiffness), dimana pada batang horizontal yang diberi beban
secara lateral akan mengalami defleksi.
(Mustafa, M., 2012)
Pengertian Defleksi
Defleksi adalah perubahan bentuk pada balok dalam arah vertical dan horisontal
akibat adanya pembebanan yang diberikan pada balok atau batang. Sumbu sebuah
batang akan terdeteksi dari kedudukannya semula bila benda dibawah pengaruh gaya
terpakai. Beban yang dimaksud di sini dapat berupa beban dari luar ataupun beban dari
dalam karena pengaruh berat batang sendiri.
(Muhazir, Ahmad., 2014)
Defleksi ada 2 yaitu :
1. Deflkesi Vertikal (w)
Perubahan bentuk suatu batang akibat pembebanan arah vertikal (tarik,tekan)
hingga membentuk sudut defleksi, dan posisi batang vertikal, kemudian kembali ke
posisi semula.
3. Tumpuan Jepit
Tumpuan jepit ialah merupakan tumpuan berupa balok yang terjepit pada tiang
atau kolom. Pada tumpuan ini mampu memberikan reaksi terhadap gaya vertikal,
horizontal bahkan mampu memberikan reaksi terhadap putaran momen.
Jenis-jenis Pembebanan
Defleksi yang terjadi pada elemen karena mengalami pembebanan, tetapi setiap
pembebanan harus berada pada suatu batas yang diizinkan agar dapat dicegah bila
terjadi kerusakan pada elemen elemen tersebut.
Berikut adalah jenis jenis pembebanan antara lain;
1. Beban terpusat
Titik kerja pada batang dapat dianggap berupa titik karena luas kontaknya kecil.
Batang kartilever
Bila salah satu ujung balok dijepit dan yang lain bebas.
Batang Menerus
Bila tumpuan-tumpuan terdapat pada balok continue secara fisik.
Batang Tetap
Batang yang di jepit pada kedua sisinya.
Metode Perhitungan
Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan persoalan
(2)
M =EI
d2 v
=EIv '
d x2
dv
'
=v
dx
= kemiringan kurva
(3)
(4)
(5)
(6)
EI .
(7)
Dimana :
= sudut kemiringan
= momen
EI
= kekakuan lentur
t a/ b
dengan
tangen pada titik a
x
2.2.6
jembatan, perancangan poros kendaraan bermotor, dan juga pada konstruksi sebuah
gedung. Berikut adalah beberapa aplikasi dari defleksi pada batang:
1.
Raechtacker
Reachstacker merupakan salah satu tipe pesawat pengangkat dimaksudkan untuk
keperluan mengangkat dan memindahkan barang dari suatu tempat ketempat yang lain
yang jangkauannya relatif terbatas. Reachstacker merupakan peralatan pemindah bahan
yang paling flexibel yang dioperasikan pada terminal pelabuhan kecil maupun sedang.
Reachstacker dapat mengangkut kontainer dalam jarak dekat dengan relatif cepat dan
juga dapat menyusun kontainer pada berbagai posisi tergantung ruang gerak yang ada.
Metodologi Pengujian
b
f
c
e
h
g. Tumpuan pembebanan/pemberat
b. Dial indikator
h. Beban
c. Tumpuan I
i. Spesimen Uji
d. Tumpuan II
e.
Landasan tumpuan I
f.
Landasan Tumpuan II
Penjelasan alat uji defleksi adalah sebagai berikut :
1. Kerangka
Kerangka adalah alat yang berfungsi sebagai dudukan pengujian agarproses
pengujian lebih mudah dilakukan.
Prosedur Pengujian.
2.4
yaitu mencari defleksi pada dua gaya pembebanan. Langkah ini bertujuan untuk
mencari niali modulus elasitisitas.
P1
C
1/4L
Asumsi
P1=P2
P2
E
M B =0
P2
( L4 )+ P 1( 34L ) A ( L )=0
y
P2 L 3 P1 L
+
=AyL
4
4
P2 L+3 P1 L=4 A y L
P2+ 3 P1 =4 A y
A y=
P2 +3 P1 4 P1
=
=P 1
4
4
Jadi Reaksi
R A =RB =P1
X
P
L
b=
4
P1=P2
Untuk 0 < x < b
EI
d2 y
=M =P1 x
dx 2
EI
dy 1
= P1 x 2+C
dx 2
1
EIy= P1 x 3+C 1 x +C 2
6
EI
dy
=P1 b x +C3
dx
1
2
EIy= P1 x +C 3 x +C 4
2
L dy
1
x = , =0 C 3=
P L
2 dx
2 b
Pers (1)(1)
1
1
2
2
P b + C1=P b PbL
2
2
1
2 1
C1 = P b PbL
2
2
Pers (2)(2)
1
1
2
P b PbL
2
2
1
1
1
P b3 + ( ) = P b2 P b2 L +C 4
6
2
2
L dy dy
x = , = , x=b
2 dx dx
L
x= , y= y
2
1
C 4= P1 b3
6
L
L
x= b=
2
4
Untuk defleksi di C ,
Untuk kurva BD
y=
1 1
Pb x 2 +C 3+C 4
EI 2
P1 1 2 1
1
b x bLx + b 3
EI 2
2
6
Defleksi di C =
y=
P1 1 L L 2 1 L
L 1 L
L
+
EI 2 4 2
2 4
2 6 4
( ( ) ( ) ( ) ( ))
P 1 L 3 L3 L 3
+
EI 32 16 384
11 P L3
384 EI
Beban (Kg)
No.
0,125
0,25
0,38
0,50
0,63
0,38
0,82
1,22
1,59
2,10
0,38
0,79
1,20
1,59
2,00
0,38
0,79
1,18
1,58
2,0
0,40
0,79
1,21
1,60
2,0
0,38
0,81
1,18
1,58
1,98
(mm)
0,38
0,80
1,19
1,58
2,00
Tabel
2.1
Elastisitas
Modulus
Beban
(kg)
P
(N)
L
(mm
)
(mm)
384 I
11 PL^3
0,125
9,81
1,226
400
55,8
0.42
21427,2
863280000
40289
0,25
9,81
2,453
400
55,8
0.89
21427,2
1726560000
80578
0,38
9,81
3,728
400
55,8
1.32
21427,2
2624371200
122478
0,50
9,81
4,905
400
55,8
1.74
21427,2
3453120000
161156
0,63
9,81
6,180
400
55,8
2.20
21427,2
4350931200
203056
121512
Dari tabel 2.2 diperoleh hasil modulus elastisitas sebesar 121512 GPa, maka dapat
dianalisa
bahwa
bertambahnya
nilai
modulus
elastisitas
sebanding
dengan
P
2
F y =0
V=
M =0
M=
EI
EI
P
x
2
d2 v P
= x
2
2
dx
dv P 2
= x +C 1
dx 4
C1 =
P L 2 P L2
=
4 2
16
EI v =
()
P 3
x +C 1 x +C2
12
P 3 P 2
x L x
12
16
Didapatkanlah persamaan :
=
P
(4 x3 L3 x)
48 EI
P (kg)
1
2
3
4
5
0,25
0,38
0,50
0,63
0,75
1
0,50
0,69
0,96
1,20
1,45
2
0,47
0,68
0,97
1,18
1,45
X= 50 mm
3
0,48
0,70
0,98
1,20
1,43
(mm)
4
0,50
0,68
0,96
1,20
1,47
5
0,49
0,72
0,98
1,18
1,46
0,48
0,69
0,97
1,19
1,45
Tabel 2.4. Perhitungan nilai defleksi variasi beban pada (Engsel-Rol) Spesimen
Kuningan (400x24,8x3) mm pada jarak 50 mm (Teoritis)
No
.
Beban
(kg)
P
(N)
L
(mm
)
0,25
9,81
2,453
400
0,38
9,81
3,728
400
0,5
9,81
4,905
400
0,63
9,81
6,180
400
55,
8
55,
8
55,
8
55,
8
12151
2
12151
2
12151
2
12151
2
(mm)
Error
(%)
-57633750
-0,177
2,58%
325457740,8
-87603300
-0,269
2,48%
325457740,8
-115267500
-0,354
2,55%
325457740,8
-145237050
-0,446
2,54%
48EI
P(4x3-3L2x)
325457740,8
0,75
9,81
7,358
400
55,
8
12151
2
325457740,8
-172901250
error=
error=
0,1770,28
100
0,177
-0,531
2,56%
Error = 2,58%
Analisa :
Dari table 2.4 diperoleh nilai defleksi pada jarak 50 mm, defleksi terbesar 0.531
mm dan pada pembebanan 0,75 kg sedangkan defleksi terkecil sebesar 0.177 mm
dengan pembebanan sebesar 0.25 kg. Error terjadi pada pengujian dengan tumpuan
jepit-rol, dengan error terbesar 2,67 % pada pembebanan 0,25 kg.
Tabel 2.5 Percobaan Statis Tertentu (Engsel-Rol) Spesimen Kuningan (400x24,8x3)
mm pada jarak 100 mm (Aktual)
No
P (kg)
1
2
3
4
5
0,25
0,38
0,50
0,63
0,75
1
0,83
1,20
1,52
1,98
2,37
2
0,81
1,18
1,53
1,97
2,35
X= 100mm
3
0,81
1,17
1,54
1,99
2,38
4
0,80
1,21
1,53
1,96
2,37
5
0,79
1,17
1,53
1,97
2,40
(mm)
0,80
1,18
1,53
1,97
2,37
Tabel 2.6 Perhitungan nilai defleksi variasi beban pada (Engsel-Rol) Spesimen
Kuningan (400x24,8x3) mm pada jarak 100 mm (Teoritis)
g
P
(N)
L
(mm
)
0,25
9,81
2,453
400
0,38
9,81
3,728
400
0,5
9,81
4,905
400
0,63
9,81
6,180
400
0,75
9,81
7,358
400
No
.
Beba
n (kg)
55,
8
55,
8
55,
8
55,
8
55,
8
12151
2
12151
2
12151
2
12151
2
12151
2
(mm)
Error
(%)
-107910000
-0,332
2,53%
325457740,8
-164023200
-0,504
1,68%
325457740,8
-215820000
-0,663
2,34%
325457740,8
-271933200
-0,836
2,34%
325457740,8
-323730000
-0,995
2,35%
48EI
P(4x3-3L2x)
325457740,8
error=
error=
0,3320,45
100
0,332
Error = 2,35%
Analisa :
Dari table 2.6 diperoleh nilai defleksi pada jarak 100 mm, defleksi terbesar
0.995 mm dan pada pembebanan 0,75 kg sedangkan defleksi terkecil sebesar 0.332 mm
dengan pembebanan sebesar 0.25 kg. Error terjadi pada pengujian dengan tumpuan
jepit-rol, dengan error terbesar 2,98 % pada pembebanan 0,25 kg.
Tabel 22.7 Percobaan Statis Tertentu (Engsel-Rol) Spesimen Kuningan (400x24,8x3)
mm pada jarak 150 mm (Aktual)
No
P (kg)
1
2
3
4
5
0,25
0,38
0,50
0,63
0,75
1
1,01
1,50
2,00
2,34
3,98
X= 150 mm
2
3
0,59
1,01
1,49
1,49
2,02
2,00
2,50
2,52
3,97
3,96
(mm)
4
1,01
1,50
2,02
2,54
3,99
5
0,97
1,52
2,02
2,51
3,98
0,97
1,49
2,00
2,52
3,96
Tabel 2.8 Perhitungan nilai defleksi variasi beban pada (Engsel-Rol) Spesimen
Kuningan (400x24,8x3) mm pada jarak 150 mm (Teoritis)
No
.
Beba
n (kg)
P
(N)
L
(mm
)
0,25
9,81
2,453
400
0,38
9,81
3,728
400
0,5
9,81
4,905
400
0,63
9,81
6,180
400
0,75
9,81
7,358
400
55,
8
55,
8
55,
8
55,
8
55,
8
12151
2
12151
2
12151
2
12151
2
12151
2
(mm)
Error
(%)
-143471250
-0,441
2,34%
325457740,8
-218076300
-0,670
2,38%
325457740,8
-286942500
-0,882
2,30%
325457740,8
-361547550
-1,111
2,04%
325457740,8
-430413750
-1,322
2,31%
48EI
P(4x3-3L2x)
325457740,8
error=
error=
0,4410,59
100
0,441
Error = 2,34%
Analisa :
Dari table 2.8 diperoleh nilai defleksi pada jarak 150 mm, defleksi terbesar
1.332 mm dan pada pembebanan 0,75 kg sedangkan defleksi terkecil sebesar 0.441 mm
dengan pembebanan sebesar 0.25 kg. Error terjadi pada pengujian dengan tumpuan
jepit-rol, dengan error terbesar 2,32 % pada pembebanan 0,25 kg.
2.4.3 Pengujian Statis Tak Tentu (Jepit-Rol)
Untuk mencari statis tak tentu pada pengujian defleksi, tumpuan yang digunakan
dapat berupa tumpuan jepit dan tumpuan rol
F y =0
R A + R BP=0
M A =0
L
M A P + RB L=0
2
R A =PR B
1
M A=R B L PL
2
EI
d2 v
L
=M =M A + R A xP( x )
2
2
dx
EI
dv
1
L 2
=M A x + R A x 2 P x
+C 1
dx
2
2
1
1
1
L
EI v = M A x 2 + R x 3 P x
+C 1 x +C 2
2
6 A
6
2
[x=0,
dv
=0]
dx
[x=0, v=0]
[x=L , v =0]
C1 = 0
C2 = 0
1
1
1
L 3
M A L2 + R L3 P L
+0+ 0
2
6 A
6
2
( 12 16 ) R L =( 14 16 + 481 ) P L
3
R A =P
M A=
1
5
RB = P
3
48
RB =
5
P
16
5
11
P= P
16
16
5
1
3
PL PL=
PL
16
2
16
( )
3
2 11
3
PL x + P x
32
96
V AB=
Px
(11 x9 L)
96 El
Tabel 2.9 Percobaan Statis Tak Tentu (Jepit-Rol) Spesimen Kuningan (400x24,8x3)
mm pada jarak 50 mm (Aktual)
No
P (kg)
1
2
3
4
5
0,25
0,38
0,50
0,63
0,75
1
0,34
0,57
0,70
0,84
0,95
2
0,36
0,58
0,69
0,84
0,94
X= 50 mm
3
0,35
0,60
0,66
0,83
0,95
(mm)
4
0,38
0,57
0,68
0,84
0,96
5
0,36
0,60
0,72
0,85
0,95
0,35
0,58
0,69
0,84
0,95
Tabel 2.10 Perhitungan nilai defleksi variasi beban pada (Jepit-Rol) Spesimen
Kuningan (400x24,8x3) mm pada jarak 50 mm (Teoritis)
G
P
(N)
L
(mm
)
0,25
9,81
2,453
400
0,38
9,81
3,728
400
0,5
9,81
4,905
400
0,63
9,81
6,180
400
0,75
9,81
7,358
400
No
.
Beba
n (kg)
error=
55,
8
55,
8
55,
8
55,
8
55,
8
12151
2
12151
2
12151
2
12151
2
12151
2
(mm)
-57633750
-0,177
1,45%
325457740,8
-87603300
-0,269
1,38%
325457740,8
-115267500
-0,354
1,42%
325457740,8
-145237050
-0,446
1,42%
325457740,8
-172901250
-0,531
1,43%
P(4x3-3L2x)
325457740,8
error=
Error
(%)
48EI
0,1770,08
100
0,177
Error = 1,45%
Analisa :
Dari table 2.10 diperoleh nilai defleksi pada jarak 50 mm, defleksi terbesar
0.531 mm dan pada pembebanan 0,75 kg sedangkan defleksi terkecil sebesar 0.177 mm
dengan pembebanan sebesar 0.25 kg. Error terjadi pada pengujian dengan tumpuan
jepit-rol, dengan error terbesar 1,49 % pada pembebanan 0,25 kg.
Tabel 2.11 Percobaan Statis Tak Tentu (Jepit-Rol) Spesimen Kuningan (400x24,8x3)
mm pada jarak 100 mm (Aktual)
No
P (kg)
1
2
X= 100 mm
3
0,25
0,67
0,66
0,38
0,82
0,81
(mm)
4
0,65
0,64
0,65
0,65
0,81
0,82
0,82
0,81
3
0,50
1,00
0,99
1,02
1,02
4
0,63
1,20
1,21
1,18
1,22
5
0,75
1,44
1,42
1,40
1,40
Tabel 2.12 Perhitungan nilai defleksi variasi beban pada
1,01
1,00
1,20
1,20
1,39
1,41
(Jepit-Rol) Spesimen
P
(N)
L
(mm
)
0,25
9,81
2,453
400
0,38
9,81
3,728
400
0,5
9,81
4,905
400
0,63
9,81
6,180
400
0,75
9,81
7,358
400
No
.
Beba
n (kg)
55,
8
55,
8
55,
8
55,
8
55,
8
12151
2
12151
2
12151
2
12151
2
12151
2
(mm)
Error
(%)
-107910000
-0,332
1,51%
325457740,8
-164023200
-0,504
1,49%
325457740,8
-215820000
-0,663
1,51%
325457740,8
-271933200
-0,836
1,51%
325457740,8
-323730000
-0,995
1,52%
48EI
P(4x3-3L2x)
325457740,8
error=
error=
0,3320,17
100
0,332
Error = 1,51%
Analisa :
Dari table 2.12 diperoleh nilai defleksi pada jarak 100 mm, defleksi terbesar
0.995 mm dan pada pembebanan 0,75 kg sedangkan defleksi terkecil sebesar 0.332 mm
dengan pembebanan sebesar 0.25 kg. Error terjadi pada pengujian dengan tumpuan
jepit-rol, dengan error terbesar 1,54 % pada pembebanan 0,25 kg.
Tabel 2.13 Percobaan Statis Tak Tentu (Jepit-Rol) Spesimen Kuningan (400x24,8x3)
mm pada jarak 150 mm (Aktual)
No
P (kg)
1
2
3
4
5
0,25
0,38
0,50
0,63
0,75
0,81
1,11
1,34
1,59
1,80
0,81
1,08
1,33
1,60
1,82
X= 150 mm
3
0,80
1,10
1,32
1,59
1,82
(mm)
4
0,79
1,07
1,34
1,60
1,82
0,80
1,09
1,34
1,58
1,83
0,80
1,09
1,33
1,59
1,81
Tabel 2.14. Perhitungan nilai defleksi variasi beban pada (Jepit-Rol) Spesimen
Kuningan (400x24,8x3) mm pada jarak 150 mm (Teoritis)
g
P
(N)
L
(mm
)
0,25
9,81
2,453
400
0,38
9,81
3,728
400
0,5
9,81
4,905
400
0,63
9,81
6,180
400
0,75
9,81
7,358
400
No
.
Beba
n (kg)
55,
8
55,
8
55,
8
55,
8
55,
8
12151
2
12151
2
12151
2
12151
2
12151
2
(mm)
Error
(%)
-143471250
-0,441
1,54%
325457740,8
-218076300
-0,670
1,58%
325457740,8
-286942500
-0,882
1,59%
325457740,8
-361547550
-1,111
1,59%
325457740,8
-430413750
-1,322
1,58%
48EI
P(4x3-3L2x)
325457740,8
error=
error=
0.4410,24
100
0,441
Error = 1,54%
Analisa :
Dari table 2.14 diperoleh nilai defleksi pada jarak 150 mm, defleksi terbesar
1.322 mm dan pada pembebanan 0,75 kg sedangkan defleksi terkecil sebesar 0.441 mm
dengan pembebanan sebesar 0.25 kg. Error terjadi pada pengujian dengan tumpuan
jepit-rol, dengan error terbesar 1,67 % pada pembebanan 0,25 kg.
2.4.4
M A =P 2
V A =V B =
P
2
Fy=0
P 1
P 1
M A = 2 . 2 x 2 . 4 xM '
M=
EI
Px Px
M '
4
8
d 2 v Px Px
= M '
dx
4
8
EI
EI
Batas I
dv 1
1
= Px PxM ' x +C 1
dx 4
8
dv 1
1
= P x 2 P x 2M ' x +C1 ........ (1)
dx 8
16
dv
=0 pada x = 0
dx
C1= 0
Diintegralkan
EI v =
1
1
M' 2
P x3 P x 3
x +C2 ........ (2)
24
48
2
Batas II v = 0 pada x = 0
0 = C2
makaC1 dan C2 = 0
0=
1
1
M L
P L3 P L 3
24
48
2
1
M ' L2
P L3 =
48
2
M '=
EI v =
1
PL
24
1
1
1
P x 3 P Lx 2 PL x2
12
24
48
EI v =
1
3
P x 3 P Lx 2
12
48
V AB=
Px
(4 x3 L)
48 El
Tabel 2.15. Percobaan Statis Tak Tentu (Jepit-Jepit) Spesimen Kuningan (400x24,8x3)
mm pada jarak 50 mm (Aktual)
No
X= 50 mm
P (kg)
1
(mm)
0,25
0,09
0,08
0,07
0,09
0,09
0,08
0,38
0,12
0,10
0,09
0,11
0,10
0,10
0,50
0,12
0,11
0,11
0,10
0,12
0,11
0,63
0,14
0,16
0,17
0,14
0,15
0,15
0,75
0,20
0,18
0,21
0,22
0,19
0,20
Tabel
2.16.
Beba
n (kg)
P
(N)
L
(mm
)
0,25
9,81
2,453
400
0,38
9,81
3,728
400
0,5
9,81
4,905
400
0,63
9,81
6,180
400
0,75
9,81
7,358
400
error=
55,
8
55,
8
55,
8
55,
8
55,
8
12151
2
12151
2
12151
2
12151
2
12151
2
(mm)
Error
(%)
-57633750
-0,177
1,28%
325457740,8
-87603300
-0,269
1,32%
325457740,8
-115267500
-0,354
1,28%
325457740,8
-145237050
-0,446
1,26%
325457740,8
-172901250
-0,531
1,26%
48EI
P(4x3-3L2x)
325457740,8
error=
0,1770,050
100
0,177
Error = 1,28%
Analisa :
Dari table 2.16 diperoleh nilai defleksi pada jarak 50 mm, defleksi terbesar
0.531 mm dan pada pembebanan 0,75 kg sedangkan defleksi terkecil sebesar 0.177 mm
dengan pembebanan sebesar 0.25 kg. Error terjadi pada pengujian dengan tumpuan
jepit-rol, dengan error terbesar 1,28 % pada pembebanan 0,25 kg.
Tabel 2.17. Percobaan Statis Tak Tentu (Jepit-Jepit) Spesimen Kuningan (400x24,8x3)
mm pada jarak 100 mm (Aktual)
No
P (kg)
1
2
3
4
5
0,25
0,38
0,50
0,63
0,75
X= 100 mm
2
3
0,19
0,18
0,25
0,26
0,34
0,34
0,44
0,50
0,55
0,56
1
0,17
0,26
0,35
0,45
0,55
(mm)
4
0,16
0,24
0,35
0,44
0,54
5
0,17
0,25
0,34
0,47
0,57
0,17
0,25
0,34
0,46
0,55
Tabel 2.18. Perhitungan nilai defleksi variasi beban pada (Jepit-Jepit) Spesimen
Kuningan (400x24,8x3) mm pada jarak 100 mm (Teoritis)
g
P
(N)
L
(mm
)
0,25
9,81
2,453
400
0,38
9,81
3,728
400
0,5
9,81
4,905
400
0,63
9,81
6,180
400
0,75
9,81
7,358
400
No
.
Beba
n (kg)
55,
8
55,
8
55,
8
55,
8
55,
8
12151
2
12151
2
12151
2
12151
2
12151
2
error=
(mm)
Error
(%)
-107910000
-0,332
1,24%
325457740,8
-164023200
-0,504
1,23%
325457740,8
-215820000
-0,663
1,24%
325457740,8
-271933200
-0,836
1,24%
325457740,8
-323730000
-0,995
1,24%
48EI
P(4x3-3L2x)
325457740,8
error=
0,3320,080
100
0,332
Error = 1,24%
Analisa :
Dari table 2.18 diperoleh nilai defleksi pada jarak 100 mm, defleksi terbesar
0.995 mm dan pada pembebanan 0,75 kg sedangkan defleksi terkecil sebesar 0.332 mm
dengan pembebanan sebesar 0.25 kg. Error terjadi pada pengujian dengan tumpuan
jepit-rol, dengan error terbesar 1,24 % pada pembebanan 0,25 kg.
Tabel 2.19. Percobaan Statis Tak Tentu (Jepit-Jepit) Spesimen Kuningan (400x24,8x3)
mm pada jarak 150 mm (Aktual)
No
P (kg)
X= 150 mm
(mm)
0,25
0,31
0,29
0,29
0,30
0,32
0,30
0,38
0,43
0,42
0,44
0,45
0,42
0,43
0,50
0,59
0,57
0,60
0,57
0,60
0,58
0,63
0,78
0,79
0,80
0,78
0,79
0,78
0,75
0,90
0,94
0,90
0,92
0,94
0,92
Tabel 2.20. Perhitungan nilai defleksi variasi beban pada (Jepit-Jepit) Spesimen
Kuningan (400x24,8x3) mm pada jarak 150 mm (Teoritis)
No
.
Beba
n (kg)
P
(N)
L
(mm
)
0,25
9,81
2,453
400
0,38
9,81
3,728
400
0,5
9,81
4,905
400
0,63
9,81
6,180
400
0,75
9,81
7,358
400
55,
8
55,
8
55,
8
55,
8
55,
8
12151
2
12151
2
12151
2
12151
2
12151
2
(mm)
Error
(%)
-143471250
-0,441
1,29%
325457740,8
-218076300
-0,670
1,29%
325457740,8
-286942500
-0,882
1,32%
325457740,8
-361547550
-1,111
1,31%
325457740,8
-430413750
-1,322
1,32%
48EI
P(4x3-3L2x)
325457740,8
error=
error=
0,4410,13
100
0,441
Error = 1,29%
Analisa :
Dari table 2.20 diperoleh nilai defleksi pada jarak 150 mm, defleksi terbesar
1.322 mm dan pada pembebanan 0,75 kg sedangkan defleksi terkecil sebesar 0.441 mm
dengan pembebanan sebesar 0.25 kg. Error terjadi pada pengujian dengan tumpuan
jepit-rol, dengan error terbesar 1,31 % pada pembebanan 0,25 kg.
2.6.1
Allah SWT. Karena atas ridha dan karunianya tim penulis dapat menyelesaikan laporan
ini. Dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Berikut kesimpulan dan saran untuk praktikum pengujian defleksi.
3.5.1
Kesimpulan
a. Defleksi terbesar yang terjadi pada tumpuan engsel-rol dengan jarak 150 mm
dengan beban 0,75 kg yakni -1,322 mm, sedangkan defleksi yang paling kecil
terjadi pada tumpuan jepit-jepit dengan jarak 50 mm dengan beban 0,25 kg yakni
-0,177 mm.
b. Dari hasil praktikum kita dapat mengetahui nilai modulus elastisitas sebesar
121512 Gpa untuk spesimen Kuningan (400x24,8x3) mm. Dan dapat mengetahui
bahwa bertambahnya nilai modulus elastisitas sebanding dengan bertambahnya
beban yang diberikan.
c. Perbandingan nilai defleksi pada sampel beban 0,25 kg dan jarak 50 mm untuk
tumpuan engsel-rol yaitu defleksi teori 0,177 mm dan defleksi aktual 0,28 mm.
Untuk tumpuan jepit-rol dengan sampel yang sama, nilai defleksi teori adalah
0,0382 mm dan nilai defleksi aktual adalah 0,08 mm. Sedangkan untuk tumpuan
jepit-jepit dengan sampel yang sama, nilai defleksi teori adalah 0,0251 mm dan
nilai defleksi aktual adalah 0,05 mm.
3.5.2
Saran
a. Karena tingkat ketelitian alat ukur yaitu dial indicator yang kurang baik
mengakibatkan nilai aktual dan nilai teori jauh berbeda oleh sebab itu akan lebih
baik bila dilakukan kalibrasi pada alat tersebut atau diganti dengan dial indicator
digital.
b. Sebaiknya dalam pengujian defleksi ini ditambahkan pengambilan data yang
lainnya seperti momen inersia agar kesalahan dalam perhitungan dapat
diminimalisir.
c. Diharapkan kedepannya dalam pengujian defleksi ini ada penambahan spesimen
yang digunakan, agar praktikan dapat membandingkan data dan perhitungan antar
spesimen.