Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan
kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan modul praktikum proses produksi ini. Modul ini
bertujuan agar mahasiswa dapat mengenal dan memahami dasar dasar peralatan produksi serta
memperlancar mahasiswa dalam melaksanakan praktikum dikemudian hari.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1.
2.
3.
Penulis menyadari bahwa modul ini tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan.Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.Akhirnya penulis
berharap semoga modul ini bermanfaat, khususnya bagi perkembangan Laboratorium Proses
Produksi dan bagi kemajuan Teknik Mesin UNDIP kita yang tercinta ini.
Penulis
PENGERTIAN
Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu
benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi
kebutuhan.Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan
produksi jasa.Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan
bentuknya
dinamakan
produksi
barang.Produksi
bertujuan
untuk
memenuhi
kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran.Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia
barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi.
Proses produksi adalah proses proses yang dilalui sebuah produk hingga mempunyai
fungsi atau nilai jual.
Proses proses tersebut antara lain merancang produk, gambar teknik, estimasi biaya,
faktor nilai jual, sampai perealisasian produk. Dalam arti khusus di sini kita sebagai mahasiswa
teknik mesin fokus kepada bidang mekanika, machining dan welding.
Kerja bangku adalah proses pembuatan benda kerja yang dilaksanakan dengan cara
manual. Berdasarkan proses pembuatan benda kerjanya dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:
1. Proses pembuatan dengan menguranngi volume benda kerja. Pada proses ini untuk
mendapatkan suatu geometri yang diinginkan dilakukan penyayatan, sehingga volume
benda kerja berkurang. Contohnya:
a. Pemotongan menggunakan gergaji tangan
b. Penyayatan menggunakan kikir
c. Penyayatan menggunakan pahat tangan
d. Penyayatan menggunakan mata gurdi
e. Penyayatan menggunakan tap dan snei
f. Penyayatan menggunakan skrap tangan
2. Proses pembuatan tanpa mengurangi volume benda kerja .
Pada proses ini untuk mendapatakan suatu geometri yang diinginkan dilakukan tanpa
penyayatan, sehingga volume benda kerja tidak berkurang. Pembentukan tersebut
dilakukan tanpa penyayatan, dengan cara :
a. Dibengkokkan atau bending
b. Di stempel atau stamping
c. Penandaan dengan penggores atau penitik
ALAT-ALAT KERJA BANGKU
1. Bangku kerja
Bangku kerja lazimnya dibuat dari kayu dengan kontruksi yang kuat dan kaku agar tidak
mudah goyang saat digunakan.Di lab. Proses produksi kita bangku kerja dibuat dengan
besi sehingga lebih kokoh. Diatas ini dipasang ragum/cekam.
2. Ragum
Ragum dipasang dengan kuat pada bangku kerja, berfungsi untuk memegang atau
mencekam benda kerja yang akandikerjakan. Berdasarkan gerakan rahangnya dapat
dilakukan pengelompokkan menjadi dua yaitu :
a. Ragum tidak sejajar (ragum tangan)
Ragum ini cocok untuk mencekam benda kerja yang akan dilakukan dengan
pekerjaan berat, missal membengkokkan atau meluruskan besi.
b. Ragum sejajar
Ragum ini cocok untuk mencekam benda kerja hasil dari proses permesinan dimana
bidang atau permukaan kontak dengan rahang ragum sudah sejajar.
3. Kikir
Kikir adalah perkakas tangan yang dibuat dari baja karbon tinggi, mempunyai alur-alur
pahatan yang sejajar di permukaannya . Kikir dapat dibedakan menjadi beberapa bagian
yaitu menurut:
a. Bentuk guratannya
1. Kikir guratan tunggal, mempunyai satu arah guratan
2. Kikir guratan ganda, mempunyai dua arah guratan yang saling berpotongan
3. Kikir parut, mempunyai guratan seperti parut
b. Bentuk bendanya
1. Kikir kasar tirus dan kikir kasar rata
Untuk pengerjaan alur sempit
2. Kikir pipih
Untuk pengerjaan alur sempit
3. Kikir pilar
4. Kikir bujur sangkar
Untuk pengerjaan sudut-sudut dalam dan alur-alur yang tidak dapat dikerjakan
dengan kikir rata.
5. Kikir bulat dan setengah bulat
Untuk pengikiran permukaan lengkung
6. Kikir segitiga
Untuk mengukur permukaan yang bersudut 60 - 90
7. Kikir gergaji
Untuk menajamkan bilah gergaji
4. Gergaji tangan
Alat ini digunakan sebagai alat untuk memotong (mengurangi) ukuran dari benda kerja.
Bahan yang digunakan pada bilah gergaji adalah baja potong cepat (HSS) atau low
tungsten .Sebelum melakukan pemotongan, langkah awal adalah membuat alur atau pola
terlebih dahulu.
6. Penggores (scribber)
Dibuat dari baja perkakas (tool steel). Penggores adalah suatu alat untuk membantu
membuat pola berupa goresan pada benda kerja. Semisal kita menggunakan spidol untuk
membuat pola, maka pola akan hilang. Maka digunakan penggores.
7. Penitik
Dibuat dari baja perkakas (tool steel). Penitik adalah suatu alat untuk membantu
membuat titik pada benda kerja. Berfungsi untuk membantu proses pengedrillan pada
saat mata bor menyentuh benda kerja.
PENITIK
PENGGOR
ES
4
8. Hand Tap
Alat ini digunakan untuk membuat ulir dalam .Tap yang baik terbuat dari HSS. Tap dari
baja dan dari karbon digunakan untuk mengerjakan logam-logam yang tidak keras
misalnya tembaga, kuningan dan perunggu. Agar pahat tap tidak cepat aus maka
digunakan pelumas berupa oli pada saat pemakanan benda kerja.
9. Snei
Adalah alat pembuat ulir (ulir luar) pada batang yang bulat. Snei yang baik terbuat dari
HSS. Sama seperti tap digunakan pelumas berupa oli agar gigi-gigi pemotongnya tidak
aus.
11. Guillotine
Fungsinya untuk memotong plat.Alat ini digunakan untuk memotong secara memanjang,
dan juga mempunyai kriteria ketebalan benda kerja.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
2. Vernier caliper
Alat ini mempunyai dua buah skala yaitu skala utama (tetap) dan skala nonius
(gerak). Skala utama menggunakan satuan mm, sedangkan skala nonius dibagi dalam 50
bagian yang sama panjang. Ini berarti jarak dari tiap skala adalah 49/50 = 0.98 atau 0.02
kurang tiap divisi. Ketelitian alat ini 0.05 mm (tergantung spesifikasi). Fungsi vernier
caliper :
a. Mengukur diameter luar
b. Mengukur diameter dalam
c. Mengukur kedalaman
jarak 150 mm 600 mm. skalanya mirip dengan steel ruler, sedangkan skala verier
berbentuk penyangga. Funsi dari vernier height gauge adalah:
a. Mengukur kedalaman lubang yang telah di tap
b. Mengukur kedalamn yang telah di drill
5. Vernier Bevel Protactor
Alat ini digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap pengukuran yang
sifatnya angular. Bagian bagian dari alat ini antara lain :
a. Skala vernier, skala gerak untuk menunjukkan nilai
b. Dial protactor, sebagai penunjuk kemiringan
c. Clam nut, sebagai pengencang posisi agar tidak bergerak atau goyah
d. Sliding blade, sebagai indikator kemiringan benda kerja
Alat ini sangat praktis bila digunakan untuk :
a. Mengukur atau memeriksa suatu sudut
b. Menarik garis atau beberapa garis
c. Memeriksa rata tidaknya permukaan benda kerja
6. Dial indikator
Alat yang ssangat teliti untuk mengukur atau memeriksa permukaan suatu benda.
Apakah permukaan tersebut datar, lurus atau tirus.
Bagian dari alat ini antara lain :
a. Dial indikator
b. Batang pemegang
c. Tiang
d. Blok atas
e. Penjepit
f. Baut penjepit
Fungsi dari alat ini adalah :
a. Memeriksa kerataaan pada plat galvanis
b. Memeriksa kerataan pada besi penyangga
c. Mengukur atau memeriksa putaran benda kerja (balance / unbalance) jika
menggunakan mesin bubut yang jawsnya tidak mencekam bersamaan.
8. Spring instrument
Alat ini digunakan untuk mengukur diameter luar dari benda, diameter dalam dan
berfungsi untuk mengukur benda kerja yang berukuran sama dalam jumlah banyak.
10
11
12
Alat ini berfungsi untuk mengukur panjang benda yang tidak dapat diukur dengan
steel ruler.
KERJA FRAIS
DASAR TEORI KERJA FRAIS
13
Mesin frais merupakan mesin yang mampu mengerjakan berbagai fungsi, baik benda
kerja yang bergelombang maupun benda kerja yang datar.Mesin frais juga digunakan untuk
pekerjaan yang membutuhkan ketelitian yang tinggi.
Fungsi dari alat ini antara lain :
a. Membuat bentuk datar
b. Menipiskan benda kerja
c. Membuat roda gigi
d. Membuat beberapa profil benda kerja
Jenis jenis mesin frais antara lain :
1. Mesin frais spindle
a. Mesin frais vertikal
Disebut mesin frais vertikal karena kedudukan spindle potongnya vertikal.
Mesin frais ini berguna untuk perataan permukaan benda kerja
14
15
Adalah pahat yang khusus dirancang untuk pengefraisan benda kerja yang
mempunyai kekerasanmaterial tinggi.
b. Pahat frais HSS
Pahat ini khusus pengerjaan dengan kemampuan makan yang cepat
c. Pahat frais paduan cor bukan besi
d. Pahat karbida
2. Arbor
Merupakan tempat untuk memasang atau memegang pahat frais.Bentuknya bulat
panjang, bagian ujung yang bentuk tirus dan ujung lainnya berulir.
3. Kepala pembagi
Alat ini berfungsi untuk membuat roda gigi, segi banyak beraturan dan alur alur
poros dalam sekali pemakanan.
Macam macam kepala pembagi :
a. Kepala pembagi langsung
b. Kepala pembagi sederhana
c. Kepala pembagi sudut
d. Kepala pembagi diferensial
4. Rotary table
Untuk mesin frais vertikal digunakan mesin putar sebagai kepala
pembaginya.Dalam alat ini dibuat alur untuk menambatkan benda kerja atau perkakas
lainnya dengan bantuan baut penjepit.
5. Ragum
Alat ini digunakan untuk menjepit benda kerja, karena ukuran dan bentuk benda
kerja berbeda beda maka di sediakan juga bermacam macam ragum. Adapun
macam macam ragum yaitu :
a. Ragum datar, digunakan untuk pekerjaan ringan
b. Ragum pelat, digunakan untuk pekerjaan berat
c. Ragum busur
d. Ragum universal
16
Benda yang bergerak menuju pahat sepanjang bidang yang akan difrais.
Gerakan pemakanan berupa Gerakan lurus melingkar (translasi).
4. Gerakan pemakanan berlawanan arah (up milling)
Gerakan benda kerja berlawanan arah dengan gerakan pahat.Pada gerakan
ini daya potong kecil diawal dan semakin besar di akhir pemotongan.Gerakan
ini disebut dengan up milling atau konvensional milling.Ketebalan geram
maksimum pada pengefraisan terjadi pada akhir langkah potong.Kontak
antara cutter dan benda kerja tidak dipengaruhi oleh permukaan benda
kerja.Keuntungannya tiap gigi mengalami pemotongan logam dengan rapi
bersih dan tidak harus menembus kerak permukaan yang mungkin
ada.Kerugiannya kerja gesek yang besar menyebabkan gigi aus dan tumpul.
5. Gerakan pemakanan searah (down milling)
Gerakan benda kerja searah dengan pemotongan cutter. Dengan cara ini
gaya potong besar di awal pemotongan dan putaran pisau cenderung menarik
benda kerja, cara ini banyak dihindari karena kemungkinan dapat terjadi :
a. Pisau cepat aus dan tumpul
b. Daya mesin besar
c. Hasil pemotongan kurang baik
Gerakan pemakanan ini disebut juga down milling, atau climb milling, dimana
ketebalan geram maksimum terjadi di awal pemotongan. Keuntungaannya
serpihan yang lepas lebih besar dan kecenderungan bergetar
berkurang.Kelemahannya pahat cenderung menarik benda kerja.Proses ini
cocok untuk digunakan untuk pemotongan benda kerja yang relatif tipis.
a.
b.
c.
d.
e.
Pahat ini digunakan untuk membuat luncuran luncuran mesin dan diikat dengan 45,
60, 90.
f. Pahat frais sudut
Digunakan untuk pengefraisan permukaan permukaan yang bersudut kecil dan alur
alur tanpa memiringkan benda kerja.
PARAMETER PERMESINAN
1. Kecepatan potong
Yaitu jarak yang ditempuh oleh satu gigi pahat dalam satuan meter per menit.
v=
.d.n
1000
3. Waktu pemakanan
Yaitu waktu diperlukan untuk proses pemakanan terhadap benda kerja.
tc=
Vf
Dimana : tc = waktu pemakanan (menit)
Lt = panjang total lintasan pahat (mm)
4. Metal removal rate (RMM)
z=
Vf . a . w
1000
18
KERJA BUBUT
DASAR TEORI KERJA BUBUT
Ada beberapa jenis permesinan dalam pengerjaan logam.Salah satu diantaranya adalah
pengerjaan bubut, benda kerja yang dipergunakan berbentuk silinder dan hasil kerja akhir
berbentuk silinder juga. Mesin bubut adalah suatu mesin yang membentuk benda kerja dengan
cara menyayat, dimana gerak utamanya adalah gerak rotasi benda kerja dan gerak pemakanannya
adalah gerak translasi pahat ke kiri dan kekeanan searah dengan sumbu mesin bubut sebagai
gerak bantu. Pergerakan pahat kekiri dan kekanan merupakan fungsi utama mesin bubut untuk
pengerjaan silindris.Pahat juga bisa bergerak untuk facing (menghasilkan permukaan rata pada
sisi datar dari silinder).Prinsip kerja mesin ini adalah benda kerja dicekam oleh rahang yang
berputar, lalu pahat bergerak memakan benda kerja.
Adapun fungsi mesin bubut adalah sebagai berikut :
a. Membuat benda kerja berbentuk silindris
b. Untuk membubut panjang
c. Untuk membubut melintang
d. Untuk membubut tirus
19
e.
f.
g.
h.
i.
j.
2. Membubut Facing
Pembubutan facing adalah pembubutan untuk pengurangan panjang benda, gerakan pahat
yang dilakukan adalah sejajar benda kerja arah melintang.
20
3. Membubut Dalam
Untuk memperbesar lubang dapat dilakukan dengan menggunakan pahat dalam.
4. Mengkartel
Adalah membuat gerigi-gerigi pada benda kerja dengan kartel, supaya benda kerja tidak
licin saat dipegang. Kartel bekerja dengan menekan benda kerja, bukan menyayat seperti
pahat bubut.
5. Membuat Alur
Adalah untuk pembuatan celah pada benda atau membentuk profil profil lurus, dalam
membuat alur dipergunakan pahat bubut alur.
21
6. Membuat Ulir
Untuk membuat ulir sekrup denga menggunakan mesin bubut digunakan pahat khusus,
dengan bentuk seperti pahat ulir segitiga, segiempat, trapesium, bulat, dan jenis khusus
lain.
7. Proses Pengedrilan
Adalah proses pembuatan lubang pada benda, dilakukan dengan menggunakan senter
drill yang dipasang pada drill chuk pada tail stock mesin bubut.
8. Proses Pengeboran
Adalah proses pembesaran lubang dimana lubang tersebut hasil dari pengedrilan,
prosesnya sama seperti proses pengedrilan tapi untuk pengeboran dapat menggunakan
dill berbagai ukuran atau bias juga menggunakan pahat bubut dalam.
22
23
c. Pahat serong
d. Pahat serong 45
e. Pahat pisau kanan
f. Pahat lurus bulat
g. Pahat rata muka
h. Pahat rata bulat
i. Pahat ulir luar
2. Kartel
Berguna untuk membuat alur alur kecil pada benda kerja supaya tidak licin jika
dipegang dengan tangan.
3. Chuck (Pencekam)
Berfungsi untuk memegang benda kerja yang akan dibubut.
Macam macam chuck antara lain :
a. Three jaws chuck
Yaitu chuck yang memilik tiga rahang pencekam.
25
4. Center
Berfungsi untuk memegang ujung ujung dari benda kerja yang akan dibubut khususnya
untuk benda kerja yang panjang agar tidak berosilasi.
Macam macam center antara lain :
a. Dead center
b. Live center
26
5. Lathe dock
Alat ini dipasang bersama sama plat pembawa untuk membawa serta benda kerja supaya
ikut berputar seirama sumbu mesin.
6. Penyangga
Alat ini digunakan dalam pengerjaan batang bulat yang panjang untuk menjaga supaya
benda kerja tidak melengkung kebawah. Macam macam penyangga antara lain :
a. Following rest
Alat penyangga ini ikut bergerak searah dengan arah gerakan eretan.
b. Steady rest
Alat ini tetap dan tidak bergerak mengikuti eretan.
7. Bromus
27
Berfungsi untuk mendinginkan benda kerja dan pahat pada saat proses bubut berlangsung
dan membersihkan geram yang menempel pada benda kerja.
8. Drill chuck
Drill chuck berfungsi untuk mencekam mata gurdi pada saat pembuatan lubang dengan
menggunakan mesin bubut.
9. Collet
Berbentuk tabung berkepala tirus.Ujung collet diberi sobekan memanjang agar ujung
tersebut dapat mencekam benda kerja.
10. Plat pembawa
Pada proses pembubutan benda kerja yang ditempatkan di antara dua center, benda kerja
diputar atau dibawa oleh plat pembawa dengan perantara kait pembawa (lathe dock)
PARAMETER PERMESINAN
1. Kecepatan potong
Yaitu jarak yang ditempuh oleh salah satu gigi pahat dalam satuan meter per menit
v=
.d.n
1000
Dimana : V = kecepatan potong
d = diameter pahat
n = kecepatan spindle (rpm)
2. kecepatan pemakanan
Yaitu kecepatan ujung pahat dalam pemakanan terhadap benda kerja.
Vf =f . n
tc=
Vf
Dimana : tc = waktu pemakanan (menit)
Lt = Panjang total lintasan pahat (mm)
4. Metal Removal Rate (MRR)
dimana :
28
LAS
DASAR TEORI
Definisi las adalah suatu proses penyambungan plat atau logam menjadi satu akibat panas
dengan atau tanpa tekanan. Yaitu dengan cara logam yang akan disambung dipanaskan terlebih
dahulu hinga meleleh, kemudian baru disambung dengan bantuan perekat ( filler ). Selain itu las
juga bisa didefinisikan sebagai ikatan metalurgi yang timbul akibat adanya gaya tarik antara
atom.
Bedasarkan pelaksanaannya las dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Pengelasan cair
Dimana logam induk dan bahan tambahan dipanaskan hingga mencair, kemudian
membiarkan keduanya membeku sehingga membentuk sambungan.
2. Pengelasan tekan
yaitu dimana kedua logam yang disambung, dipanaskan hingga meleleh, lalu keduanya
ditekan hingga menyambung Adapun pengelasan tekan itu sendiri dibagi menjadi :
a. Pengelasan tempa
Merupakan proses pengelasan yang diawali dengan proses pemanasan pada logm
yang diteruskan dengan penempaan (tekan) sehingga terjadi penyambungan
29
logam. Jenis logam yang cocok pada proses ini adalah baja karbon rendah dan
besi, karena memiliki daerah suhu pengelasan yang besar.
b. Pengelasan tahanan
Proses ini meliputi :
1. Las proyeksi
Merupakan
proses
pengelasan
yang
hasil
pengelasannya
sangat
dipengaruhi oleh distribusi arus dan tekanan yang tepat. Prosesnya yaitu
pelat yang akan disambung dijepit dengan elektroda dari paduan tembaga,
kemudian dialiri arus yang besar.
2. Las titik
prosesnya hampir sama dengan las proyeksi, yaitu pelat yang akan
disambung dijepit dahulu dengan elektroda dari paduan tembaga,
kemudian dialiri arus listrik yang besar, dan waktunya dapat diatur sesuai
dengan ketebalan pelat yang akan dilas.
3. Las Kampuh
Merupakan proses pengelasan yang menghasilkan sambungan las yang
kontinyu pada dua lembr logam yang tertumpuh. Ada tiga jenis las
kampuh, yaitu las kampuh sudut, las kampuh tumpang sederhana dan las
kampuh penyelesaian.
3. Pematrian
adalah seperti pengelasan cair, akan tetapi bedanya adalah penggunaan bahan
tambahan/ filler yang mempunyai titik leleh dibawah titik leleh logam induk.
Pengelasan fusion dapat dibedakan menjadi :
c. Pengelasan Laser
Merupakan pengelasan yang lambat dan hanya diterapkan pada las yang kecil,
khususnya dalam industri elektronika.
d. Pengelasan Listrik berkas elektron
30
Pengelasan jenis ini digunakan untuk pengelasan pada logam biasa, logam tahan
api, logam yang mudah teroksidasi dan beberapa jenis paduan super yang tak
mungkin dilas.
e. Pengelasan thermit
Merupakan satu-satunya pengelasan yang menggunakan reaksi kimia eksotermis
sebagai sumber panas. Thermit merupakan campuran serbuk Al dan Oksida besi
dengan perbandingan 1 : 3
Las cair dan pematrian termasuk kedalam las fusion.Salah satu las fusion adalah las
termik.Pada las termik ini, panas yang dihasilkan berasal dari reaksi eksotermis. Las termik
adalah satu-satunya las yang menggunakan reaksi kimia sebagai berikut :
8 Al + 3 Fe3O4
9Fe + 4 AL2O3
Pada reaksi ini besi yang dihasilkan mencapai suhu /temperatur 2500 0 C, hingga ujung
benda kerja yang dituangi besi itu akan meleleh dan membentuk sambungan. Pada las tekan,
benda kerja dipanaskan hingga meleleh/ membara.Kemudian ditempa hingga membentuk
sambungan.Hal ini sering dilakukan oleh pandai besi. Sedangkan pada praktikum kami
menggunakan las gas ( oksiasitelin ) dan las busur listrik. Sedangkan pada pengelasan tangkai
kayuh, kami menggunakan las busur listrik dalam praktikum pembuatan alat pemarut kelapa.
LAS LITRIK
Pada pengelasan dengan las listrik, panas yang dihasikan berasal dari busur listrik yang
timbul dari menempelnya benda kerja dengan elektroda.Elekttroda pengisian dipanaskan
mencapai titik cair dan diendapkan pada sambungan, hingga terbentuk sambungan las.Panas
yang dihasilkan oleh busur listrik mencapai 55000C.
Pada saat pengelasan menggunakan las listrik, dilepaskan energi dalam jumlah yang sangat
besar dalam bentuk panas dan cahaya ultraviolet. Agar mata kita terlindungi dari sinar ultra
violet ini, kita harus menggunakan kacamata pelindung yang mampu, menangkal cahaya tersebut
demi keselamatan kerja.
31
Penjelasan :
Las listrik dengan elektroda berselaput.
Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda dan bahan dasar(plat) akan mencairkan
ujung elektroda dan sebagian dasar selaput elektroda yang turut terbakar akan mencair
dan menghasilkan gas yang melindungi ujung elektroda kawat las, dan daerah las
disekitar busur listrik terhadap daerah udara luar.
Las listrik TIG
Pada las TIG ini menggunakan elektroda wolfram.Busur yang terjadi antara elektroda
dan bahan dasar merupakan sumber panas bentuk pengelasan.Untuk melindungi hasil
pengelasan digunakan gas pelindung, seperti argon, helium atau campuran gas tersebut.
32
2.
33
3. Klem masa
Dipasang pada meja kerja las pada saat proses pengelasan.
34
5. Elektroda
Sebagai perekat atau bahan tambah pada proses pengelasan yang dipasang atau dijepit pada
holder / pemegang elektroda.
6. Tang penjepit.
Berfungsi untuk menjepit atau memegang benda kerja yang telah dilas, karena panas maka
tidak dimungkinkan untuk dipegang dengan tangan terbuka.
7. Palu las
Untuk membersihkan kotoran atau kerak pada hasil las-lasan pada sambungan.
35
8. Sikat baja
Untuk membersihkan benda kerja dari kotoran (kerak) pada hasil las-lasan
9. Sarung Tangan
Untuk melindungi kita dari panas yang dihasilkan dari pengelasan dan percikan api pada
waktu pengelasan
10. Untuk melindungi mata kita dari cahaya las yang sangat menyilaukan mata.
36
37
38
6. Underbread Cracking
Terjadi karena adanya hidrogen atau pun karena kuatnya konstruksi penguat
sampingan. Dapat ditanggulangi dengan menggunakan elektroda las low hidrogen
atau pemanasan awal benda kerja sampai suhu 120 C.
7. Lack of Fussion
Adalah cacat yang antara bahan dasar dengan logam las tidak terjadi ditanggulangi
dengan menambah kuat arus, ayunan las dapat ditambah.
8. Lack of Penetratic
Cara penanggulangannya yaitu dengan memilih dan mengganti elektroda dengan
diameter yang cocok serta menambah kuat arus pengelasan.
39
9. Wearnig foult
Adalah timbunan las yang berlebihan diatasi dengan menjaga kontinuitas kecepatan
pengelasan.
10. Qeld Spotter
Adalah percikan las yang terlalu banyak.
a.
1.)
Langkah Lersiapan
Mengecek kelengkapan dan kondisi peralatan, baik peralatan utama
maupun peralatan keamanan. Bila perlu dibersihkan dari debu dan kerak.
Peralatan Utama :
Tabung oksigen
Regulator
Mixer
Selang las
Bangku kerja
Meja kerja
Korek api
Tang
Peralatan Keamanan :
Sarung tangan
Sepatu
Tabung pemadam
2.)
Saat peralatan telah siap semua letakkan tabung bahan bakar agak jauh
dari tempat kita mengelas, kemudian buka kran tabung oksigen sampai terbuka penuh.
3.)
40
4.)
5.)
6.)
7.)
b.
1.)
2.)
3.)
4.)
5.)
Nyalakan korek api dan bakar ujung nosel hingga gas terbakar
41
6.)
Buka sedikit demi sedikit kran gas oksigen hingga nyala api menjadi
bagus
7.)
8.)
42
c.
Proses Pengelasan
1.)
Atur posisi duduk kita, kedua kaki rapat dan melindungi kemaluan
kita.
2.)
60o
30o
3.)
Proses Mematikan
Ketika kita telah selesai melakukan proses pengelasan maka jauhkan
ujung nosel dari benda kerja
2.)
Tutup kran gas oksigen perlahan-lahan namun jangan sampai tertutup
a
penuh.
43
3.)
Setelah api menyala kuning tutup perlahan kran gas bahan bakar
namun jangan sampai tertutup penuh
4.)
5.)
6.)
7.)
8.)
Setelah dingin tutup kembali kran gas bahan bakar dan kran gas
oksigen
9.)
10.)
44