Anda di halaman 1dari 45

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan
kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan modul praktikum proses produksi ini. Modul ini
bertujuan agar mahasiswa dapat mengenal dan memahami dasar dasar peralatan produksi serta
memperlancar mahasiswa dalam melaksanakan praktikum dikemudian hari.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1.
2.
3.

Bapak Dr. Susilo A.W selaku Kepala Laboratorium Proses Produksi


Bapak Arnes selaku Laboran Laboratorium Proses Produksi
Teman teman asisten dan co-asisten Laboratorium Proses Produksi

Penulis menyadari bahwa modul ini tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan.Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.Akhirnya penulis
berharap semoga modul ini bermanfaat, khususnya bagi perkembangan Laboratorium Proses
Produksi dan bagi kemajuan Teknik Mesin UNDIP kita yang tercinta ini.

Semarang, Maret 2015

Penulis

PENGERTIAN

Laboratorium Proses Produksi

Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu
benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi
kebutuhan.Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan
produksi jasa.Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan
bentuknya
dinamakan
produksi
barang.Produksi
bertujuan
untuk
memenuhi
kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran.Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia
barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi.
Proses produksi adalah proses proses yang dilalui sebuah produk hingga mempunyai
fungsi atau nilai jual.
Proses proses tersebut antara lain merancang produk, gambar teknik, estimasi biaya,
faktor nilai jual, sampai perealisasian produk. Dalam arti khusus di sini kita sebagai mahasiswa
teknik mesin fokus kepada bidang mekanika, machining dan welding.

KERJA BANGKU DAN ALAT UKUR

DASAR TEORI KERJA BANGKU


1

Laboratorium Proses Produksi

Kerja bangku adalah proses pembuatan benda kerja yang dilaksanakan dengan cara
manual. Berdasarkan proses pembuatan benda kerjanya dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:
1. Proses pembuatan dengan menguranngi volume benda kerja. Pada proses ini untuk
mendapatkan suatu geometri yang diinginkan dilakukan penyayatan, sehingga volume
benda kerja berkurang. Contohnya:
a. Pemotongan menggunakan gergaji tangan
b. Penyayatan menggunakan kikir
c. Penyayatan menggunakan pahat tangan
d. Penyayatan menggunakan mata gurdi
e. Penyayatan menggunakan tap dan snei
f. Penyayatan menggunakan skrap tangan
2. Proses pembuatan tanpa mengurangi volume benda kerja .
Pada proses ini untuk mendapatakan suatu geometri yang diinginkan dilakukan tanpa
penyayatan, sehingga volume benda kerja tidak berkurang. Pembentukan tersebut
dilakukan tanpa penyayatan, dengan cara :
a. Dibengkokkan atau bending
b. Di stempel atau stamping
c. Penandaan dengan penggores atau penitik
ALAT-ALAT KERJA BANGKU
1. Bangku kerja
Bangku kerja lazimnya dibuat dari kayu dengan kontruksi yang kuat dan kaku agar tidak
mudah goyang saat digunakan.Di lab. Proses produksi kita bangku kerja dibuat dengan
besi sehingga lebih kokoh. Diatas ini dipasang ragum/cekam.
2. Ragum
Ragum dipasang dengan kuat pada bangku kerja, berfungsi untuk memegang atau
mencekam benda kerja yang akandikerjakan. Berdasarkan gerakan rahangnya dapat
dilakukan pengelompokkan menjadi dua yaitu :
a. Ragum tidak sejajar (ragum tangan)
Ragum ini cocok untuk mencekam benda kerja yang akan dilakukan dengan
pekerjaan berat, missal membengkokkan atau meluruskan besi.
b. Ragum sejajar
Ragum ini cocok untuk mencekam benda kerja hasil dari proses permesinan dimana
bidang atau permukaan kontak dengan rahang ragum sudah sejajar.

Laboratorium Proses Produksi

3. Kikir
Kikir adalah perkakas tangan yang dibuat dari baja karbon tinggi, mempunyai alur-alur
pahatan yang sejajar di permukaannya . Kikir dapat dibedakan menjadi beberapa bagian
yaitu menurut:
a. Bentuk guratannya
1. Kikir guratan tunggal, mempunyai satu arah guratan
2. Kikir guratan ganda, mempunyai dua arah guratan yang saling berpotongan
3. Kikir parut, mempunyai guratan seperti parut
b. Bentuk bendanya
1. Kikir kasar tirus dan kikir kasar rata
Untuk pengerjaan alur sempit
2. Kikir pipih
Untuk pengerjaan alur sempit
3. Kikir pilar
4. Kikir bujur sangkar
Untuk pengerjaan sudut-sudut dalam dan alur-alur yang tidak dapat dikerjakan
dengan kikir rata.
5. Kikir bulat dan setengah bulat
Untuk pengikiran permukaan lengkung
6. Kikir segitiga
Untuk mengukur permukaan yang bersudut 60 - 90
7. Kikir gergaji
Untuk menajamkan bilah gergaji

Laboratorium Proses Produksi

4. Gergaji tangan
Alat ini digunakan sebagai alat untuk memotong (mengurangi) ukuran dari benda kerja.
Bahan yang digunakan pada bilah gergaji adalah baja potong cepat (HSS) atau low
tungsten .Sebelum melakukan pemotongan, langkah awal adalah membuat alur atau pola
terlebih dahulu.

5. Martil atau palu


Adalah alat pemukul yang terbuat dari baja dengan kedua ujung yang dikeraskan (harden)
fungsinya untuk memukul suatu benda kerja. Martil dibagi menjadi :
a. Bulat
b. Melintang

6. Penggores (scribber)
Dibuat dari baja perkakas (tool steel). Penggores adalah suatu alat untuk membantu
membuat pola berupa goresan pada benda kerja. Semisal kita menggunakan spidol untuk
membuat pola, maka pola akan hilang. Maka digunakan penggores.
7. Penitik
Dibuat dari baja perkakas (tool steel). Penitik adalah suatu alat untuk membantu
membuat titik pada benda kerja. Berfungsi untuk membantu proses pengedrillan pada
saat mata bor menyentuh benda kerja.
PENITIK

PENGGOR
ES
4

Laboratorium Proses Produksi

8. Hand Tap
Alat ini digunakan untuk membuat ulir dalam .Tap yang baik terbuat dari HSS. Tap dari
baja dan dari karbon digunakan untuk mengerjakan logam-logam yang tidak keras
misalnya tembaga, kuningan dan perunggu. Agar pahat tap tidak cepat aus maka
digunakan pelumas berupa oli pada saat pemakanan benda kerja.

9. Snei
Adalah alat pembuat ulir (ulir luar) pada batang yang bulat. Snei yang baik terbuat dari
HSS. Sama seperti tap digunakan pelumas berupa oli agar gigi-gigi pemotongnya tidak
aus.

Laboratorium Proses Produksi

10. Alat penekuk (Bending Machine)


Adalah alat yang digunakan untuk menekukkan benda kerja seperti plat besi, galvanis,
dll. Ketebalan bendakerja maksimal yang dapat dilakukan adalah 5mm.

11. Guillotine
Fungsinya untuk memotong plat.Alat ini digunakan untuk memotong secara memanjang,
dan juga mempunyai kriteria ketebalan benda kerja.

DASAR TEORI ALAT UKUR


Keterampilan seseorang dalam melakukan pengukuran serata kemampuan untuk
menganalisa hasil pengukuran sangat bergantung pada pengetahuan mengenai alat ukur dan cara
penggunaannya. Dari segi pemakaiannya alat ukur dikelompokkan sebaagai berikut :

Laboratorium Proses Produksi

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Alat ukur langsung


Alat ukur tidak langsung
Alat ukur sudut
Alat ukur kedataran, kelurusan dan kerataan
Metrologi ulir
Metrologi roda gigi
Alat ukur kebulatan
Alat ukur kekasaran permukaan

ALAT ALAT UKUR


1. Steel ruler
Merupakan alat ukur yang terbuat dari baja tahan karat dimana permukaan dan
bagian sisinya rata serta atasnya terdapat guratan guratan ukuran. Panjang skala
ukurannya adalah 100mm 1000mm dengan ketelitian 0.5mm 1mm.

2. Vernier caliper
Alat ini mempunyai dua buah skala yaitu skala utama (tetap) dan skala nonius
(gerak). Skala utama menggunakan satuan mm, sedangkan skala nonius dibagi dalam 50
bagian yang sama panjang. Ini berarti jarak dari tiap skala adalah 49/50 = 0.98 atau 0.02
kurang tiap divisi. Ketelitian alat ini 0.05 mm (tergantung spesifikasi). Fungsi vernier
caliper :
a. Mengukur diameter luar
b. Mengukur diameter dalam
c. Mengukur kedalaman

Laboratorium Proses Produksi

3. Vernier height gauge


Alat ini mempunyai bantalan yang berat, keras dan permukaan yang rata.Alat ini
mempunyai sebuah rahang yang dapat bergerak naik turun dan dapat melakukan
pengukuran sampai 1000 mm.
Fungsi vernier height gauge antara lain :
a. Mengukur panjang dan lebar besi bantalan
b. Menggores permukaan besi bantalan sesuai koordinat
c. Mengukur ketebalan besi bantalan
Cara pembacaan nilai dari vernier gauge adalah dengan menaruh benda kerja
yang akan digores. Terlebih dahulu yang dilakukan adalah menyetel vernier slidenya
sesuai yang kita inginkan lalu diukurkan ke benda kerja dan mengunci slidernya.
Kemudian baca skalanya.

4. Vernier depth gauge


Alat ini digunakan untuk mengukur kedalaman benda kerja.Pembacaan alat ini
adalah harga yang tertera pada penggaris di bawah base.Alat ini bekerja pada jangkauan

Laboratorium Proses Produksi

jarak 150 mm 600 mm. skalanya mirip dengan steel ruler, sedangkan skala verier
berbentuk penyangga. Funsi dari vernier height gauge adalah:
a. Mengukur kedalaman lubang yang telah di tap
b. Mengukur kedalamn yang telah di drill
5. Vernier Bevel Protactor
Alat ini digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap pengukuran yang
sifatnya angular. Bagian bagian dari alat ini antara lain :
a. Skala vernier, skala gerak untuk menunjukkan nilai
b. Dial protactor, sebagai penunjuk kemiringan
c. Clam nut, sebagai pengencang posisi agar tidak bergerak atau goyah
d. Sliding blade, sebagai indikator kemiringan benda kerja
Alat ini sangat praktis bila digunakan untuk :
a. Mengukur atau memeriksa suatu sudut
b. Menarik garis atau beberapa garis
c. Memeriksa rata tidaknya permukaan benda kerja

6. Dial indikator
Alat yang ssangat teliti untuk mengukur atau memeriksa permukaan suatu benda.
Apakah permukaan tersebut datar, lurus atau tirus.
Bagian dari alat ini antara lain :
a. Dial indikator
b. Batang pemegang
c. Tiang
d. Blok atas
e. Penjepit
f. Baut penjepit
Fungsi dari alat ini adalah :
a. Memeriksa kerataaan pada plat galvanis
b. Memeriksa kerataan pada besi penyangga
c. Mengukur atau memeriksa putaran benda kerja (balance / unbalance) jika
menggunakan mesin bubut yang jawsnya tidak mencekam bersamaan.

Laboratorium Proses Produksi

7. Combination square set


Alat ini digunakan untuk mengetahui besarnya sudut kemiringan suatu benda.
Bagian dari alat ini antara lain :
a. Steel ruler, sebagai pengukur jarak
b. Center head, untuk menentukan pusat
c. Spirit level, sebagai pengukur sudut kemiringan atas
d. Protactor head, sebagai pengukur sudut kemiringan atas
Fungsi daripada alat ini antara lain:
a. Mengukur sudut pada plat
b. Mengukur siku dan besi bantalan
c. Mengukur panajang besi batalan yang di snei

8. Spring instrument
Alat ini digunakan untuk mengukur diameter luar dari benda, diameter dalam dan
berfungsi untuk mengukur benda kerja yang berukuran sama dalam jumlah banyak.

10

Laboratorium Proses Produksi

Alat ini dibagi menjadi :


a. Outside caliper, untuk mengukur diameter luar dari benda silinder
b. Inside caliper, untuk mengukur dalam benda kerja
9. Spring divider
Fungsinya untuk mengukur benda kerja dalam jumlah banyak dengan ukuran
yang sama. Alat ini mempunyai cara kerja yang mudah, karena pengukuran dilakukan
dengan cara terus menerus dengan ukuran yang sama. Alat ini juga dapat digunakan
untuk membuat lingkaran pada benda kerja.

10. Mikrometer caliper


Alat ini memiliki ketelitian sampai 0.01 mm. Jenis dari mikrometer antara lain :
a. Outside micrometer
b. Inside micrometer
c. Depth micrometer

11. Screw pitch gauge


Alat ini berfungsi untuk mengukur jarak antara ulir serta kedalaman ulir.Cara
kerja alat ini dengan memasukkan bagian yang bergigi pada ulir yang sesuai dan cocok
setelah itu baca skalanya.

11

Laboratorium Proses Produksi

12. Precision square


Alat ini berfungsi untuk menentukan kesikuan dari suatu benda.

13. Surface plate


Alat ini merupakan benda dengan permukaan yang sangat datar .

14. Measuring tape

12

Laboratorium Proses Produksi

Alat ini berfungsi untuk mengukur panjang benda yang tidak dapat diukur dengan
steel ruler.

15. Steel protactor


Alat ini merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur sudut pada suatu
benda kerja.

KERJA FRAIS
DASAR TEORI KERJA FRAIS

13

Laboratorium Proses Produksi

Mesin frais merupakan mesin yang mampu mengerjakan berbagai fungsi, baik benda
kerja yang bergelombang maupun benda kerja yang datar.Mesin frais juga digunakan untuk
pekerjaan yang membutuhkan ketelitian yang tinggi.
Fungsi dari alat ini antara lain :
a. Membuat bentuk datar
b. Menipiskan benda kerja
c. Membuat roda gigi
d. Membuat beberapa profil benda kerja
Jenis jenis mesin frais antara lain :
1. Mesin frais spindle
a. Mesin frais vertikal
Disebut mesin frais vertikal karena kedudukan spindle potongnya vertikal.
Mesin frais ini berguna untuk perataan permukaan benda kerja

b. Mesin frais horizontal


Disebut mesin frais horizontal karena posisi spindel pemotongannya horizontal.
Mesin ini memudahkan proses pengefraisan bertingkat. Berguna untuk memotong
benda kerja, membuat roda gigi.

c. Mesin frais universal


Disebut mesin frais universal karena posisi spindelnya dapat diubah menjadi
vertikal maupun horizontal.

14

Laboratorium Proses Produksi

2. Mesin frais produksi


Mesin frais produksi adalah mesin frais yang banyak digunakan dalam proses
permesinan yang akan menghasilkan benda yang sama dalam jumlah yang banyak.
Pengelompokan mesin frais berdasarkan landasan tetap :
a. Mesin frais simpleks, kepala spindel tunggal
b. Mesin frais dupleks, kepala spindel ganda
c. Mesin frais tripleks, kepala spindel triple
Di dunia industry sekarang mesin frais produksi rata rata dengan system CNC
Bagian bagian mesin frais antara lain :
a. Kepala mesin
Pada bagian ini spindel mesin frais berada dan pada poros ini pahat frais dipasang
menggunakan alat pencekam pahaat yang sesuai jenisnya.
b. Badan mesin
Badan mesin berfungsi untuk menopang kepala mesin dan di dalam badan
mesin.Sebagian mekanisme dan transmisi yang menjadi penggerak mesin frais ada di
sini.
c. Meja mesin
Bagian ini berfungsi untuk meletakkan benda kerja yang akan dikerjakan. Pada
meja mesin ini terdapat ragum yang berfungsi untuk mencekam benda kerja.
PERALATAN KERJA FRAIS
1. Pahat frais
Berupa besi atau baja yang jenis materialnya lebih kuat daripada benda kerja.
Pengelompokkan pahat frais menurut bahannya antar lain :
a. Pahat frais baja karbon tinggi

15

Laboratorium Proses Produksi

Adalah pahat yang khusus dirancang untuk pengefraisan benda kerja yang
mempunyai kekerasanmaterial tinggi.
b. Pahat frais HSS
Pahat ini khusus pengerjaan dengan kemampuan makan yang cepat
c. Pahat frais paduan cor bukan besi
d. Pahat karbida
2. Arbor
Merupakan tempat untuk memasang atau memegang pahat frais.Bentuknya bulat
panjang, bagian ujung yang bentuk tirus dan ujung lainnya berulir.
3. Kepala pembagi
Alat ini berfungsi untuk membuat roda gigi, segi banyak beraturan dan alur alur
poros dalam sekali pemakanan.
Macam macam kepala pembagi :
a. Kepala pembagi langsung
b. Kepala pembagi sederhana
c. Kepala pembagi sudut
d. Kepala pembagi diferensial
4. Rotary table
Untuk mesin frais vertikal digunakan mesin putar sebagai kepala
pembaginya.Dalam alat ini dibuat alur untuk menambatkan benda kerja atau perkakas
lainnya dengan bantuan baut penjepit.
5. Ragum
Alat ini digunakan untuk menjepit benda kerja, karena ukuran dan bentuk benda
kerja berbeda beda maka di sediakan juga bermacam macam ragum. Adapun
macam macam ragum yaitu :
a. Ragum datar, digunakan untuk pekerjaan ringan
b. Ragum pelat, digunakan untuk pekerjaan berat
c. Ragum busur
d. Ragum universal

Macam macam gerakan pada frais :


1. Gerakan utama
Sisi potong dari pisau frais disebut melingkar sambil memotong, pahat
berputar pada sumbunya, gerakan berputarnya pahat disebut gerak utama.
2. Gerak pengikatan
Agar sisi potong pahat masuk kedalam benda kerja maka benda kerja
diumpamakan melawan pahat
3. Gerak pemakanan

16

Laboratorium Proses Produksi

Benda yang bergerak menuju pahat sepanjang bidang yang akan difrais.
Gerakan pemakanan berupa Gerakan lurus melingkar (translasi).
4. Gerakan pemakanan berlawanan arah (up milling)
Gerakan benda kerja berlawanan arah dengan gerakan pahat.Pada gerakan
ini daya potong kecil diawal dan semakin besar di akhir pemotongan.Gerakan
ini disebut dengan up milling atau konvensional milling.Ketebalan geram
maksimum pada pengefraisan terjadi pada akhir langkah potong.Kontak
antara cutter dan benda kerja tidak dipengaruhi oleh permukaan benda
kerja.Keuntungannya tiap gigi mengalami pemotongan logam dengan rapi
bersih dan tidak harus menembus kerak permukaan yang mungkin
ada.Kerugiannya kerja gesek yang besar menyebabkan gigi aus dan tumpul.
5. Gerakan pemakanan searah (down milling)
Gerakan benda kerja searah dengan pemotongan cutter. Dengan cara ini
gaya potong besar di awal pemotongan dan putaran pisau cenderung menarik
benda kerja, cara ini banyak dihindari karena kemungkinan dapat terjadi :
a. Pisau cepat aus dan tumpul
b. Daya mesin besar
c. Hasil pemotongan kurang baik
Gerakan pemakanan ini disebut juga down milling, atau climb milling, dimana
ketebalan geram maksimum terjadi di awal pemotongan. Keuntungaannya
serpihan yang lepas lebih besar dan kecenderungan bergetar
berkurang.Kelemahannya pahat cenderung menarik benda kerja.Proses ini
cocok untuk digunakan untuk pemotongan benda kerja yang relatif tipis.

a.

b.
c.

d.

e.

Macam macam pahat pada frais mesin antara lain :


Pahat frais muka (frais cutter)
Pahat ini memotong dengan gigi gigi yang terbentuk pada ujung muka
tetapibeberapa diantaranya dibuat dengan gigi disekililingnya.
Shell end mills
Pahat ini adalah benar benar pahat frais dengan gigi pada sekelilingnya.
End mills
Didesain untuk penyayatan dengan tungkai yang bermacam macam, gigi samping
dibentuk serupa spiral untuk penyayatan dengan arah putaran kekiri dan kekanan. End
mill juga dibuat dengan tangkai yang parallel untuk di pegang pada akar dan tangkai
yang parallel untuk di pegang pada akar dan tangkai yang diulir untuk dipegang pada
cakar spiral.
Slot drill (bor alur)
Dapat melakukan benda kerja secara luas dan kemudian benda kerja dapat digerakkan
melalui bor yang sedang berputar yang akan menghasilkan alur yang cukup teliti yang
lebarnya sesuai dengan diameter bor tersebut.
Wood ruff slot cutter (pahat frais alur dovetail)
17

Laboratorium Proses Produksi

Pahat ini digunakan untuk membuat luncuran luncuran mesin dan diikat dengan 45,
60, 90.
f. Pahat frais sudut
Digunakan untuk pengefraisan permukaan permukaan yang bersudut kecil dan alur
alur tanpa memiringkan benda kerja.

PARAMETER PERMESINAN
1. Kecepatan potong
Yaitu jarak yang ditempuh oleh satu gigi pahat dalam satuan meter per menit.
v=

.d.n
1000

Dimana : v = kecepatan potong


d = diameter
n = kecepatan spindel (rpm)
2. Kecepatan pemakanan
Yaitu kecepatan ujung pahat dalam pemakanan terhadap benda kerja.
Vf =f . n

Dimana : Vf = kecepatan pemakanan


f = gerakan pemakanan (mm/putaran)

3. Waktu pemakanan
Yaitu waktu diperlukan untuk proses pemakanan terhadap benda kerja.
tc=
Vf
Dimana : tc = waktu pemakanan (menit)
Lt = panjang total lintasan pahat (mm)
4. Metal removal rate (RMM)
z=

Vf . a . w
1000

18

Laboratorium Proses Produksi

Dimana : Vf = table feed


z = Number of teeth

KERJA BUBUT
DASAR TEORI KERJA BUBUT
Ada beberapa jenis permesinan dalam pengerjaan logam.Salah satu diantaranya adalah
pengerjaan bubut, benda kerja yang dipergunakan berbentuk silinder dan hasil kerja akhir
berbentuk silinder juga. Mesin bubut adalah suatu mesin yang membentuk benda kerja dengan
cara menyayat, dimana gerak utamanya adalah gerak rotasi benda kerja dan gerak pemakanannya
adalah gerak translasi pahat ke kiri dan kekeanan searah dengan sumbu mesin bubut sebagai
gerak bantu. Pergerakan pahat kekiri dan kekanan merupakan fungsi utama mesin bubut untuk
pengerjaan silindris.Pahat juga bisa bergerak untuk facing (menghasilkan permukaan rata pada
sisi datar dari silinder).Prinsip kerja mesin ini adalah benda kerja dicekam oleh rahang yang
berputar, lalu pahat bergerak memakan benda kerja.
Adapun fungsi mesin bubut adalah sebagai berikut :
a. Membuat benda kerja berbentuk silindris
b. Untuk membubut panjang
c. Untuk membubut melintang
d. Untuk membubut tirus

19

Laboratorium Proses Produksi

e.
f.
g.
h.
i.
j.

Untuk membuat alur


Untuk pembubutan bola
Untuk pembuatan lubang (pengedrillan)
Untuk menghaluskan permukaan benda kerja
Untuk menggurdi
Untuk membuat chamfer

Klasifikasi mesin bubut berdasarkan kegunaannya :


a. Mesin bubut umum (general purpose machine)
Merupakan mesin bubut yang digunakan untuk mengerjakan pembubutan yang
sifatnya umum. Keunggulan membubut ini mampu membuat berbagai bentuk benda kerja
tanpa bantuan mesin mesin yang lain. Mesin bubut ini berkemampuan untuk pengerjaan
yang komplek.Tetapi mesin bubut ini pengoperasiannya sangat rumit dan tidak efisien
dalam jumlah sangat besar.
b. Mesin bubut khusus (special purpose machine)
Mesin ini banyak digunakan dalam industri industri yang mengkhususkan dalam
jumlah besar. Jenis ini antara lain, automatic lathe, automatic screw machine, multiple
tool machine.

Macam pekerjaan membubut dapat diklasifikasikan sebagai berikut.


1. Membubut longitudinal (turning)
Pembubutan turning adalah pembubutan utuk pengurangan diameter benda, gerakan
pahat sejajar dengan poros benda kerjaarah memanjang atau vertical.

2. Membubut Facing
Pembubutan facing adalah pembubutan untuk pengurangan panjang benda, gerakan pahat
yang dilakukan adalah sejajar benda kerja arah melintang.

20

Laboratorium Proses Produksi

3. Membubut Dalam
Untuk memperbesar lubang dapat dilakukan dengan menggunakan pahat dalam.

4. Mengkartel
Adalah membuat gerigi-gerigi pada benda kerja dengan kartel, supaya benda kerja tidak
licin saat dipegang. Kartel bekerja dengan menekan benda kerja, bukan menyayat seperti
pahat bubut.

5. Membuat Alur
Adalah untuk pembuatan celah pada benda atau membentuk profil profil lurus, dalam
membuat alur dipergunakan pahat bubut alur.

21

Laboratorium Proses Produksi

6. Membuat Ulir
Untuk membuat ulir sekrup denga menggunakan mesin bubut digunakan pahat khusus,
dengan bentuk seperti pahat ulir segitiga, segiempat, trapesium, bulat, dan jenis khusus
lain.

7. Proses Pengedrilan
Adalah proses pembuatan lubang pada benda, dilakukan dengan menggunakan senter
drill yang dipasang pada drill chuk pada tail stock mesin bubut.

8. Proses Pengeboran
Adalah proses pembesaran lubang dimana lubang tersebut hasil dari pengedrilan,
prosesnya sama seperti proses pengedrilan tapi untuk pengeboran dapat menggunakan
dill berbagai ukuran atau bias juga menggunakan pahat bubut dalam.

22

Laboratorium Proses Produksi

9. Membuat Chamfer Atau Tirus


Pembubutan tirus dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu :
a. Dengan menggeser posisi kepala lepas ke arah melintang.
b. Dengan menggeser sekian derajat eretan atas (penjepit atas).
c. Dengan memasang perkakas pembentuk.

10. Membuat Filet


Membuat filet atau sering juga disebut radius, proses ini juga dapat dikerjakan pada
mesin bubut dengan menggunakan pahat alur. Pengerjaannya dengan pergerakan tangan
secara manual.
Jenis jenis mesin bubut antara lain :
1. Mesin bubut horizontal
Mesin bubut ini adalah mesin standar dari berbagai jenis mesin bubut yang ada.
Mesin ini dapat digunakan untuk membuat silindri, mengebor dan lain lain.
2. Mesin bubut center
Mesin bubut ini pada head stocknya tidak memiliki pencekam, tetapi digantikan
oleh center kepala tetap. Jadi kedua sisinya, baik tail stock dan head stocknya menjepit
benda kerja dengan menggunakan center.

23

Laboratorium Proses Produksi

3. Mesin bubut heavy duty


Mesin bubut ini digunakan untuk mengerjakan benda kerja yang meiliki diameter
penampang yang besar.
4. Mesin bubut turret horizontal otomatis
Mesin bubut ini sudah menggunakan beberapa kendali otomatis, sehingga tidak
perlu pengendali menual seperti mesin bubut yang standar.
5. Mesin bubut turret vertikal
Pada mesin ini benda kerja diletakkan secara vertikal.Pergerakan pahatnya juga
kearah vertikal.
Bagian bagian utama dari mesin bubut :
1. Bed
Adalah kerangka utama dari mesin bubut untuk landasan kepala lepas (tail stock)
dan eretan (carriage).Bed ada yang berbentuk V, datar, atau rata.
2. Kepala tetap (head stock)
Berfungsi untuk memegang benda kerja. Didalam head stock terdapat spindel
untuk memutar benda kerja (serta transmisi)
3. Kepala lepas (tail stock)
Bagian ini berfungsi untuk memegang pahat drill atau ujung dari benda kerja.
4. Eretan (carriage)
Bagian ini berfungsi untuk memegang atau mengendalikan arah gerak
pemakanan. Bagian bagian eretan antara lain:
a. Sadel
Terletak pada alas mesin dan dapat digeser sepanjang rel alias mesin.
b. Appron box
Terletak pada sadel dan terdapat gear, clutch serta lever.Fungsinya untuk
menjalankan eretan secara manual atau otomatis.
c. Cross slide
Terpasang pada sadel dan bergerak melintang.
d. Tool post
Berfungsi untuk memegang alat potong atau pahat.
e. Compound raise
Terletak diatas cross slide dan ditumpu pada kepala sudut.

PERALATAN KERJA BUBUT


1. Pahat bubut
Pahat bubut adalah perlengkapan mesin bubut yang berfungsi sebagai pemotong benda
kerja.
Macam macam pahat bubut :
a. Pahat potong
b. Pahat alur
24

Laboratorium Proses Produksi

c. Pahat serong
d. Pahat serong 45
e. Pahat pisau kanan
f. Pahat lurus bulat
g. Pahat rata muka
h. Pahat rata bulat
i. Pahat ulir luar
2. Kartel
Berguna untuk membuat alur alur kecil pada benda kerja supaya tidak licin jika
dipegang dengan tangan.

3. Chuck (Pencekam)
Berfungsi untuk memegang benda kerja yang akan dibubut.
Macam macam chuck antara lain :
a. Three jaws chuck
Yaitu chuck yang memilik tiga rahang pencekam.

b. Four jaws chuck


Yaitu chuck yang memiliki empat rahang pencekam.

25

Laboratorium Proses Produksi

4. Center
Berfungsi untuk memegang ujung ujung dari benda kerja yang akan dibubut khususnya
untuk benda kerja yang panjang agar tidak berosilasi.
Macam macam center antara lain :
a. Dead center

b. Live center

26

Laboratorium Proses Produksi

5. Lathe dock
Alat ini dipasang bersama sama plat pembawa untuk membawa serta benda kerja supaya
ikut berputar seirama sumbu mesin.

6. Penyangga
Alat ini digunakan dalam pengerjaan batang bulat yang panjang untuk menjaga supaya
benda kerja tidak melengkung kebawah. Macam macam penyangga antara lain :
a. Following rest
Alat penyangga ini ikut bergerak searah dengan arah gerakan eretan.

b. Steady rest
Alat ini tetap dan tidak bergerak mengikuti eretan.

7. Bromus

27

Laboratorium Proses Produksi

Berfungsi untuk mendinginkan benda kerja dan pahat pada saat proses bubut berlangsung
dan membersihkan geram yang menempel pada benda kerja.
8. Drill chuck
Drill chuck berfungsi untuk mencekam mata gurdi pada saat pembuatan lubang dengan
menggunakan mesin bubut.
9. Collet
Berbentuk tabung berkepala tirus.Ujung collet diberi sobekan memanjang agar ujung
tersebut dapat mencekam benda kerja.
10. Plat pembawa
Pada proses pembubutan benda kerja yang ditempatkan di antara dua center, benda kerja
diputar atau dibawa oleh plat pembawa dengan perantara kait pembawa (lathe dock)
PARAMETER PERMESINAN
1. Kecepatan potong
Yaitu jarak yang ditempuh oleh salah satu gigi pahat dalam satuan meter per menit
v=

.d.n
1000
Dimana : V = kecepatan potong
d = diameter pahat
n = kecepatan spindle (rpm)
2. kecepatan pemakanan
Yaitu kecepatan ujung pahat dalam pemakanan terhadap benda kerja.

Vf =f . n

Dimana : Vf = Kecepatan pemakanan


f = Gerakan pemakanan (mm/putaran)
3. Waktu pemakanan
Yaitu waktu yang diperlukan untuk proses pemakanan terhadap benda kerja.

tc=
Vf
Dimana : tc = waktu pemakanan (menit)
Lt = Panjang total lintasan pahat (mm)
4. Metal Removal Rate (MRR)

dimana :

Z = laju penghasilan geram (MRR)

28

Laboratorium Proses Produksi

LAS

DASAR TEORI
Definisi las adalah suatu proses penyambungan plat atau logam menjadi satu akibat panas
dengan atau tanpa tekanan. Yaitu dengan cara logam yang akan disambung dipanaskan terlebih
dahulu hinga meleleh, kemudian baru disambung dengan bantuan perekat ( filler ). Selain itu las
juga bisa didefinisikan sebagai ikatan metalurgi yang timbul akibat adanya gaya tarik antara
atom.
Bedasarkan pelaksanaannya las dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Pengelasan cair
Dimana logam induk dan bahan tambahan dipanaskan hingga mencair, kemudian
membiarkan keduanya membeku sehingga membentuk sambungan.
2. Pengelasan tekan
yaitu dimana kedua logam yang disambung, dipanaskan hingga meleleh, lalu keduanya
ditekan hingga menyambung Adapun pengelasan tekan itu sendiri dibagi menjadi :
a. Pengelasan tempa
Merupakan proses pengelasan yang diawali dengan proses pemanasan pada logm
yang diteruskan dengan penempaan (tekan) sehingga terjadi penyambungan

29

Laboratorium Proses Produksi

logam. Jenis logam yang cocok pada proses ini adalah baja karbon rendah dan
besi, karena memiliki daerah suhu pengelasan yang besar.
b. Pengelasan tahanan
Proses ini meliputi :
1. Las proyeksi
Merupakan

proses

pengelasan

yang

hasil

pengelasannya

sangat

dipengaruhi oleh distribusi arus dan tekanan yang tepat. Prosesnya yaitu
pelat yang akan disambung dijepit dengan elektroda dari paduan tembaga,
kemudian dialiri arus yang besar.
2. Las titik
prosesnya hampir sama dengan las proyeksi, yaitu pelat yang akan
disambung dijepit dahulu dengan elektroda dari paduan tembaga,
kemudian dialiri arus listrik yang besar, dan waktunya dapat diatur sesuai
dengan ketebalan pelat yang akan dilas.
3. Las Kampuh
Merupakan proses pengelasan yang menghasilkan sambungan las yang
kontinyu pada dua lembr logam yang tertumpuh. Ada tiga jenis las
kampuh, yaitu las kampuh sudut, las kampuh tumpang sederhana dan las
kampuh penyelesaian.
3. Pematrian
adalah seperti pengelasan cair, akan tetapi bedanya adalah penggunaan bahan
tambahan/ filler yang mempunyai titik leleh dibawah titik leleh logam induk.
Pengelasan fusion dapat dibedakan menjadi :
c. Pengelasan Laser
Merupakan pengelasan yang lambat dan hanya diterapkan pada las yang kecil,
khususnya dalam industri elektronika.
d. Pengelasan Listrik berkas elektron

30

Laboratorium Proses Produksi

Pengelasan jenis ini digunakan untuk pengelasan pada logam biasa, logam tahan
api, logam yang mudah teroksidasi dan beberapa jenis paduan super yang tak
mungkin dilas.
e. Pengelasan thermit
Merupakan satu-satunya pengelasan yang menggunakan reaksi kimia eksotermis
sebagai sumber panas. Thermit merupakan campuran serbuk Al dan Oksida besi
dengan perbandingan 1 : 3
Las cair dan pematrian termasuk kedalam las fusion.Salah satu las fusion adalah las
termik.Pada las termik ini, panas yang dihasilkan berasal dari reaksi eksotermis. Las termik
adalah satu-satunya las yang menggunakan reaksi kimia sebagai berikut :
8 Al + 3 Fe3O4

9Fe + 4 AL2O3

Pada reaksi ini besi yang dihasilkan mencapai suhu /temperatur 2500 0 C, hingga ujung
benda kerja yang dituangi besi itu akan meleleh dan membentuk sambungan. Pada las tekan,
benda kerja dipanaskan hingga meleleh/ membara.Kemudian ditempa hingga membentuk
sambungan.Hal ini sering dilakukan oleh pandai besi. Sedangkan pada praktikum kami
menggunakan las gas ( oksiasitelin ) dan las busur listrik. Sedangkan pada pengelasan tangkai
kayuh, kami menggunakan las busur listrik dalam praktikum pembuatan alat pemarut kelapa.

LAS LITRIK
Pada pengelasan dengan las listrik, panas yang dihasikan berasal dari busur listrik yang
timbul dari menempelnya benda kerja dengan elektroda.Elekttroda pengisian dipanaskan
mencapai titik cair dan diendapkan pada sambungan, hingga terbentuk sambungan las.Panas
yang dihasilkan oleh busur listrik mencapai 55000C.
Pada saat pengelasan menggunakan las listrik, dilepaskan energi dalam jumlah yang sangat
besar dalam bentuk panas dan cahaya ultraviolet. Agar mata kita terlindungi dari sinar ultra
violet ini, kita harus menggunakan kacamata pelindung yang mampu, menangkal cahaya tersebut
demi keselamatan kerja.

31

Laboratorium Proses Produksi

Las listrik dapat digolongkan menjadi :


a.Las listrik dengan elektroda logam, misalnya :
Las listrik submerged
Las listrik dengan elektroda berselaput
Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas) atau MIG
b.

Las listrik dengan elektroda karbon, misalnya :


Las listrik derngan elektroda karbon tunggal
Las listrik dengan elektroda karbon ganda.

Penjelasan :
Las listrik dengan elektroda berselaput.
Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda dan bahan dasar(plat) akan mencairkan
ujung elektroda dan sebagian dasar selaput elektroda yang turut terbakar akan mencair
dan menghasilkan gas yang melindungi ujung elektroda kawat las, dan daerah las
disekitar busur listrik terhadap daerah udara luar.
Las listrik TIG
Pada las TIG ini menggunakan elektroda wolfram.Busur yang terjadi antara elektroda
dan bahan dasar merupakan sumber panas bentuk pengelasan.Untuk melindungi hasil
pengelasan digunakan gas pelindung, seperti argon, helium atau campuran gas tersebut.

32

Laboratorium Proses Produksi

Las Listrik MIG


Menggunakan elektroda gulungan kawat yang berbentuk rol yang gerakannya diatur
oleh sepasang roda gigi yang digerakan oleh motor listrik.

Las listrik Submerged


Busur elektroda (listrik) diantara ujung elektroda dan bahan dasar berada didalam
timbunan fluksi serbuk yang digunakan sebagai pelindung dari pengaruh luar (udara
bebas) sehingga tidak terjadi sinar las keluar seperti pada las listrik lainnya.Las ini
umumnya otomatis atau semi otomatis.
Las busur litrik mempunyai 2 jenis yaitu :
1.

Las listrik AC ( menggunakan arus searah sebagai sumber listrik )

2.

Las listrik DC ( menggunakan arus listrik bolak-balik sebagai sumber listrik )

Berikut adalah macam-macam peralatan dalam las listrik :


1. Pembangkit arus listrik
Sebagi alat yang memasok atau yang mengatur arus yang bekerja.

33

Laboratorium Proses Produksi

2. Holder / Pemegang elektroda


Berfungsi untuk pemegang elektroda pada saat proses pengelasan.

3. Klem masa
Dipasang pada meja kerja las pada saat proses pengelasan.

4. Meja kerja las


Digunakan untuk menaruh benda kerja pada saat proses pengelasan.

34

Laboratorium Proses Produksi

5. Elektroda
Sebagai perekat atau bahan tambah pada proses pengelasan yang dipasang atau dijepit pada
holder / pemegang elektroda.

6. Tang penjepit.
Berfungsi untuk menjepit atau memegang benda kerja yang telah dilas, karena panas maka
tidak dimungkinkan untuk dipegang dengan tangan terbuka.

7. Palu las
Untuk membersihkan kotoran atau kerak pada hasil las-lasan pada sambungan.

35

Laboratorium Proses Produksi

8. Sikat baja
Untuk membersihkan benda kerja dari kotoran (kerak) pada hasil las-lasan

9. Sarung Tangan
Untuk melindungi kita dari panas yang dihasilkan dari pengelasan dan percikan api pada
waktu pengelasan

10. Untuk melindungi mata kita dari cahaya las yang sangat menyilaukan mata.

36

Laboratorium Proses Produksi

11. Kipas Blower


Berfungsi sebagai penyedot asap pada saat proses pengelasan agar asap dari pengelasan
tidak terhirup ke kita.

12. Baju kerja


Dipakai pada saat proses pengelasan agar terlindungi dari percikan api las.

37

Laboratorium Proses Produksi

Beberapa bentuk dan teknik dalam pengelasannya :


a.Posisi bawah tangan
Benda kerja terletak diatas bidang datar dan possisinya dibawah tangan dengan arah
tangan dari kiri ke arah kanan.
b.Posisi mendatar
Benda tegak berdiri dan arah pengelasan berjalan mendatar dari kiri ke arah kanan sejajar
dengan bahu pengelas.
c Posisi tegak
Posisi benda kerja tegak dan arah pengelasan berjalan bisa naik dan bisa juga turun.
d.Posisi atas kepala
Pengelasan dari bawah dan benda kerja berada diatas operator.
Beberapa bentuk pengelasan/ gerakan elektroda :
- Melingkar
- Zig-zag
- Trapesium
Cacat Las
Dalam setiap proses pengelasan sering kali terjadi cacat pada benda kerja. Macammacam cacat yang timbul pada proses pengelasan yaitu :

38

Laboratorium Proses Produksi

1. Terak yang tertimbun


Cacat seperti ini dicegah dengan cara :
- Tiap-tiap lapisan harus benar-benar dibersihkan
- Ayunan elektroda jangan lebar
- Kecepatan pengelasan harus kontinyu
2. Porositas (gelembung gas)
Cacat ini dapat dicegah dengan cara :
- Elektroda gas harus dikeringkan
- Gunakan panjang busur yang tepat dan tetap
- Kurangi kecepatan pengelasan
- Gunakan tipe elektroda yang lain
3. Undercut
Dapat dicegah dengan :
- Mengurangi kuat arus pengelasan
- Posisi elektroda arah longitudinal dan transversal harus tepat
- Ayunan elektroda jangan terlalu cepat
- Usahakan benda kerja agak dingin pada tiap lapisan
4. Hot Cracking
Yaitu retakan yang biasanya timbul pada saat cairan las mulai membeku karena luas
penampang yang terlalu kecil dibandingkan dengan besar benda kerja yang akan
dilas, sehingga terjadi pendinginan. Cara mengatasi dengan menggunakan elektroda
las low hidrogen yang mempunyai sifat tegang yang relatif tinggi.
5. Cold Cracking
Cara mengatasinya dengan menggunakan elektroda las low hidrogen, disamping
pemanasan awal yang akan banyak membantu.

6. Underbread Cracking
Terjadi karena adanya hidrogen atau pun karena kuatnya konstruksi penguat
sampingan. Dapat ditanggulangi dengan menggunakan elektroda las low hidrogen
atau pemanasan awal benda kerja sampai suhu 120 C.
7. Lack of Fussion
Adalah cacat yang antara bahan dasar dengan logam las tidak terjadi ditanggulangi
dengan menambah kuat arus, ayunan las dapat ditambah.
8. Lack of Penetratic
Cara penanggulangannya yaitu dengan memilih dan mengganti elektroda dengan
diameter yang cocok serta menambah kuat arus pengelasan.

39

Laboratorium Proses Produksi

9. Wearnig foult
Adalah timbunan las yang berlebihan diatasi dengan menjaga kontinuitas kecepatan
pengelasan.
10. Qeld Spotter
Adalah percikan las yang terlalu banyak.

PROSES KERJA LAS GAS

a.
1.)

Langkah Lersiapan
Mengecek kelengkapan dan kondisi peralatan, baik peralatan utama
maupun peralatan keamanan. Bila perlu dibersihkan dari debu dan kerak.

Peralatan Utama :

Tabung oksigen

Tabung bahan bakar

Regulator

Mixer

Selang las

Bangku kerja

Meja kerja

Korek api

Tang

Peralatan Keamanan :

Sarung tangan

Google

Sepatu

Tabung pemadam

2.)

Saat peralatan telah siap semua letakkan tabung bahan bakar agak jauh
dari tempat kita mengelas, kemudian buka kran tabung oksigen sampai terbuka penuh.

3.)

Periksa tekanan kerja gas


oksigen pada regulator tekanan kerja. Atur tekanan
kerja gas oksigen dengan memutar kran regulator
pengatur tekanan kerja, pengaturan ini dilakukan
dengan memutar keran pada mixer sampai gas oksigen
keluar. Tekanan kerja gas oksigen antara 40 psi - 60
psi, biasanya digunakan nilai tengah 50 psi.

40

Laboratorium Proses Produksi

4.)

Membuka kran gas bahan


bakar

5.)
6.)
7.)
b.

Mempersiapkan benda kerja dan filler


Memakai peralatan keselamatan seperti google dan sarung tangan
Cek apakah kondisi slang aman ataukah terlipat atau tertekan.
Langkah Penyalaan Las Gas

1.)
2.)

Letakkan benda kerja diatas meja kerja.


Kita posisikan diri dengan duduk pada bangku kerja menghadap meja
kerja.

3.)
4.)

Arahkan ujung mixer ke bawah.


Buka sedikit kran gas bahan bakar

5.)

Nyalakan korek api dan bakar ujung nosel hingga gas terbakar

41

Laboratorium Proses Produksi

6.)

Buka sedikit demi sedikit kran gas oksigen hingga nyala api menjadi
bagus

7.)

Atur komposisi nyala api sesuai yang dikehendaki


Nyala api karburasi

Nyala api normal

Nyala api oksidasi

8.)

Proses pengelasan siap dilakukan

42

Laboratorium Proses Produksi

c.

Proses Pengelasan

1.)

Atur posisi duduk kita, kedua kaki rapat dan melindungi kemaluan
kita.

2.)

Posisikan sudut api untuk pengelasan adalah 60o terhadap garis


horisontal, dan untuk filler adalah 30o terhadap garis horisontal, pegang filler dengan tangan
kiri seperti pada gambar.

60o

30o

3.)

Dekatkan ujung nosel ke benda kerja dengan ketinggian sekitar 5 mm


dari benda kerja hingga benda kerja meleleh dan membentuk lelehan kawah.
4.)
Dekatkan filler hingga ikut memanas dan mencair bersama benda
kerja.
5.)
Lakukan proses pengelasan untuk berbagai macam keperluan.
d.
1.)

Proses Mematikan
Ketika kita telah selesai melakukan proses pengelasan maka jauhkan
ujung nosel dari benda kerja
2.)
Tutup kran gas oksigen perlahan-lahan namun jangan sampai tertutup
a
penuh.

43

Laboratorium Proses Produksi

3.)

Setelah api menyala kuning tutup perlahan kran gas bahan bakar
namun jangan sampai tertutup penuh

4.)

Tutup kran gas oksigen hingga tertutup penuh

5.)

Tutup kran gas bahan bakar hingga tertutup penuh.

6.)

Tiup api kecil yang masih menyala di ujung nosel.

7.)

Biarkan benda kerja dan ujung nosel hingga dingin

8.)

Setelah dingin tutup kembali kran gas bahan bakar dan kran gas
oksigen

9.)
10.)

Gulung kembali selang


Bersihkan sisa-sisa pengelasan

44

Anda mungkin juga menyukai