DEFLEKSI
Disusun oleh:
Akhmad Firdaus (01/MS 3A)
Cahya Ramdhan Kusuma (02/MS 3A)
Chandra Wahyu Setiawan (03/MS 3A)
Andryana Dwiandara Wibowo (01/MS 3B)
Arvian Aditya Prasetyo (02/MS 3B)
PROGRAM STUDI
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Pelaksana Praktikum :
Waktu Pelaksanaan :
Dengan ini telah melakukan praktikum dan pengamatan pada setiap percobaan
sesuai dengan prosedur mata kuliah Praktikum Fenomena Bahan 2 dan dinyatakan telah
memenuhi syarat.
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat melaksanakan dan menyelesaikan praktikum dengan
baik.
1. Bapak Drs. Poedji Haryanto, S. ST., M. T. selaku dosen pembimbing mata kuliah
Praktikum Fenomena Bahan 2.
2. Orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan dukungan secara moral
maupun materil dalam penyelesaian laporan ini.
3. Teman-teman kelas MS 3A dan MS 3B yang telah memberikan dukungan dan
semangat tiada hentinya.
4. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam
penyusunan laporan praktikum ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam laporan
ini, baik dari segi penyusunan, tata bahasa, maupun data-data yang dilaporkan. Oleh karena
itu, penulis memohon saran dan kritik yang membangun guna melengkapi dan
menyempurnakan Laporan Praktikum ini.
Atas semua perhatian dari segala pihak yang telah membantu penulis dalam
menyusun Laporan Praktikum ini, penulis ucapkan terima kasih.
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 6 PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami dan melakukan praktikum defleksi dengan
prosedur dengan benar
2. Mahasiswa dapat mengamati dan menganalisa pengujian defleksi pada benda
uji
3. Mahasiswa dapat membandingkan hasil pengujian deflesi pada benda uji
penampang persegi dengan beda uji penampang lingkaran
1.3 Manfaat
Setelah mempelajari teori dasar tentang las gesek ini, mahasiswa mampu :
1. Dapat mengetahui dan memahami defleksi benda uji
2. Dapat menilai mutu benda uji berdasarkan hasil defleksinya
BAB 2
DASAR TEORI
A. Pengertian Defleksi
Defleksi adalah perubahan bentuk pada balok dalam arah vertical dan
horisontal akibat adanya pembebanan yang diberikan pada balok atau batang.
Sumbu sebuah batang akan terdeteksi dari kedudukannya semula bila benda
dibawah pengaruh gaya terpakai. Dengan kata lain suatu batang akan mengalami
pembebanan transversal baik itu beban terpusat maupun terbagi merata akan
mengalami defleksi (Aidil Akbar,2018)
Deformasi adalah transformasi sebuah benda dari kondisi semula ke
kondisi terkini. Makna dari "kondisi" dapat diartikan sebagai serangkaian posisi
dari semua partikel yang ada di dalam benda tersebut ( Truesdell,2004). Deformasi
pada balok secara sangat mudah dapat dijelaskan berdasarkan defleksi balok dari
posisinya sebelum mengalami pembebanan. Defleksi diukur dari permukaan netral
awal ke posisi netral setelah terjadi deformasi. Konfigurasi yang diasumsikan
dengan deformasi permukaan netral dikenal sebagai kurva elastis dari balok.
2. Rol
Rol merupakan tumpuan yang hanya dapat menerima gaya reaksi vertical
(Binsar Hariandja,1996). Alat ini mampu melawan gaya-gaya dalam suatu garis
aksi yang spesifik. Penghubung yang terlihat pada gambar dibawah ini
dapat melawan gaya hanya dalam arah AB rol. Pada gambar dibawah hanya
dapat melawan beban vertical. Sedang rol-rol hanya dapat melawan suatu tegak
lurus pada bidang cp.
3. Jepit
Jepit merupakan tumpuan yang dapat menerima gaya reaksi vertical, gaya
reaksi horizontal dan momen akibat jepitan dua penampang. Tumpuan jepit ini
mampu melawan gaya dalam setiap arah dan juga mampu melawan suatu
kopel atau momen. Secara fisik, tumpuan ini diperoleh dengan membangun
sebuah balok ke dalam suatu dinding batu bata. Mengecornya ke dalam beton
atau mengelas ke dalam bangunan utama. Suatu komponen gaya dan sebuah
momen.
3. Batang Overhang
Bila balok dibangun melewati tumpuan sederhana.
4. Batang Menerus
Bila tumpuan – tumpuan terdapat pada balok continue secara fisik.
2. Poros Transmisi
Pada poros transmisi roda gigi yang saling bersinggungan untuk
mentransmisikan gaya torsi memberikan beban pada batang poros secara
radial. Ini yang menyebabkan terjadinya defleksi pada batang poros transmisi.
Defleksi yang terjadi pada poros membuat sumbu poros tidak lurus.
Ketidaklurusan sumbu poros akan menimbulkan efek getaran pada
pentransmisian gaya torsi antara roda gigi. Selain itu, benda dinamis yang
berputar pada sumbunya.
3. Rangka (Chasis) Kendaraan
Kendaraan-kendaraan pengangkut yang berdaya muatan besar, memiliki
kemungkinan terjadi defleksi atau lendutan batang-batang penyusun
konstruksinya.
I. Modulus Elastisitas
Modulus elastitas merupakan perbandingan unsur tegangan normal dan
regangan normal. Adapun persamaan dinyatakan sebagai berikut :
Momen Gaya (t) adalah gaya kali jarak/lengan. Arah gaya dan arah jarak harus
tegak lurus.
K. Metode – Metode Perhitungan Lendutan
Momen Gaya (t) adalah gaya kali jarak/lengan. Arah gaya dan arah jarak
harus tegak lurus :
1. Metode integrasi ganda (”doubel integrations”).
2. Metode luas bidang momen (”Momen Area Method”).
3. Metode energy.
4. Metode superposisi.
Metode integrasi ganda sangat cocok dipergunakan untuk mengetahui
defleksi sepanjang bentang sekaligus. Sedangkan metode luas bidang momen
sangat cocok dipergunakan untuk mengetahui lendutan dalam satu tempat saja.
Asumsi yang dipergunakan untuk menyelesaiakan persoalan tersebut adalah
hanyalah defleksi yang diakibatkan oleh gaya-gaya yang bekerja tegak lurus
terhadap sumbu balok, defleksi yang terjadi relative kecil dibandingkan dengan
panjang baloknya, dan irisan yang berbentuk bidang datar akan tetap berupa
bidang datar walaupun berdeformasi.
Suatu struktur sedehana yang mengalami lentur dapat digambarkan
sebagaimana gambar 2.19, dimana y adalah defleksi pada jarak x, dengan x adalah
jarak lendutan yang ditinjau, dx adalah jarak mn, dθ sudut mon, dan r adalah jari-
jari lengkung.
BAB 3
METODOLOGI
2. Dial indikator
3. Beban 500gr,100gr,5000gr
4. Penggait
6. Penggores
b. Bahan
1. Besi beton penampang persegi (6mmx6mm)
DATA PRAKTIKUM
1 Kg 1,77 mm b = 6 mm = 0,006 m
3 Kg 5,28 mm h = 6 mm = 0,006 m
L = 82,5 Cm = 0,825 m
5 Kg 7,06 mm
Bahan Defleksi
`
1 Kg 3,64 mm
4.2 Benda Uji Penampang Lingkaran
1,5 Kg 7,19 mm
d = 5,5 MM = 0,0055 M
2 Kg 8,76 mm
L = 88 Cm = 0,88 m
𝐹 . 𝐿3 Keterangan :
𝑦=
48 . 𝐸 . 𝐼𝑥 Y = defleksi (m)
Beban 3 Kg
3 . 9,81 . 𝑁 . (0,825)3 . 𝑚3
𝐸=
1
48 . 0,00528 . 𝑚 . 12 . (0,006)4 . 𝑚4
𝑁
𝐸 = 6,03 . 1011 2 = 603 𝐺𝑃𝑎
𝑚
Beban 5 Kg
5 . 9,81 . 𝑁 . (0,825)3 . 𝑚3
𝐸=
1
48 . 0,00706 . 𝑚 . 12 . (0,006)4 . 𝑚4
𝑁
𝐸 = 7,52 . 1011 2 = 752 𝐺𝑃𝑎
𝑚
Jadi, modulus elastisitas rata – rata benda uji penampang persegi adalah
65167 GPa atau 651 , 67 .109 N/m2 atau 6,5167 . 1011 N/m2
𝐹 . 𝐿3
𝑦=
48 . 𝐸 . 𝐼𝑥
𝐹 . 𝐿3 Keterangan :
𝐸=
48 . 𝑦 . 𝐼𝑥
Y = defleksi (m)
Beban 1 Kg
1 . 9,81 . 𝑁 . (0,88)3 . 𝑚3
𝐸=
3,14
48 . 0,00364 . 𝑚 . 64 . (0,0055)4 . 𝑚4
𝑁
𝐸 = 8,52 . 1011 2 = 852 𝐺𝑃𝑎
𝑚
Beban 1,5 Kg
1,5 . 9,81 . 𝑁 . (0,88)3 . 𝑚3
𝐸=
3,14
48 . 0,00719. 𝑚 . 64 . (0,0055)4 . 𝑚4
𝑁
𝐸 = 6,47 . 1011 2 = 647 𝐺𝑃𝑎
𝑚
Beban 2 Kg
2 . 9,81 . 𝑁 . (0,88)3 . 𝑚3
𝐸=
3,14
48 . 0,00876. 𝑚 . 64 . (0,0055)4 . 𝑚4
𝑁
𝐸 = 7,08 . 1011 2 = 708 𝐺𝑃𝑎
𝑚
Jadi, modulus elastisitas rata – rata benda uji penampang lingkaran adalah
735 , 67 GPa atau 735 , 67 .109 N/m2 atau 7,3567 . 1011 N/m2
BAB 5
Modulus Elastisitas
Benda Uji Penampang Persegi
800 752
Modulus Elastisitas (GPa)
700
600 603
600
500
400
300
200
100
0
Beban 1 Kg Beban 3 Kg Beban 5 Kg
Pada diagram di atas terlihat bahwa modulus elastisitas terkecil dihasilkan oleh beban
1 Kg sedangkan modulus elastisitas terbesar dihasilkan oleh beban 5 Kg. Hal tersebut
berarti hasil pengujian relevan dengan dasar teori, bahwasanya semakin besar beban yang
diberikan maka akan semakin besar pula modulus elastisitasnya. Dan sebaliknya, semakin
kecil beban yang diberikan maka akan semakin kecil pula modulus elastisitas yang
dihasilkan.
5.2 Benda Uji Penampang Lingkaran
Pengujian defleksi yang telah dilakukan menghasilkan data bahwa pada benda uji
penampang persegi dengan panjang 88 cm apabila diberi beban dibagian tengah dengan
berat beban 1 Kg, 1,5 Kg, dan 2 Kg, masing masing menghasilkan nilai modulus elastisitas
sebesar 852 GPa, 647 GPa, dan 708 Gpa.
Pada dasar teori telah dijelaskan bahwa besar-kecilnya gaya yang diberikan pada batang
berbanding lurus dengan besarnya defleksi yang terjadi. Dengan kata lain semakin besar
beban yang dialami batang maka defleksi yang terjadi pun semakin besar.
Modulus Elastisitas
Benda Uji Penampang Lingkaran
852
Modulus Elastisitas (Gpa)
900
800 708
700 647
600
500
400
300
200
100
0
Beban 1 Kg Beban 1,5 Kg Beban 2 Kg
Pada diagram di atas terlihat bahwa modulus elastisitas terkecil dihasilkan oleh beban
1,5 Kg sedangkan modulus elastisitas terbesar dihasilkan oleh beban 1 Kg. Hal tersebut
berarti hasil pengujian tidak relevan dengan dasar teori, bahwasanya semakin besar beban
yang diberikan maka akan semakin besar pula modulus elastisitasnya. Dan sebaliknya,
semakin kecil beban yang diberikan maka akan semakin kecil pula modulus elastisitas
yang dihasilkan.
Pada kenyataannya hasil pengujian didapatkan bahwa pada beban 1 Kg modulus
elastisitasnya tinggi daripada dengan beban 1,5 Kg. Ketidakcocokan hasil pengujian ini
desebabkan oleh bebarapa faktor dimana salah satunya adalah kesalahan dalam
pembacaan.
5.3 Perbandingan Rata – Rata Modulus Elastisitas
Dari ketiga pengujian pada benda uji penampang persegi dan lingkaran lalu di rata –
rata untuk menghasilkan modulus elastisitas rata – rata nya. Hasilnya dapat kuta lihat pada
diagram di bawah ini.
760
735,67
740
Modulus Elastisitas (GPa)
720
700
680
660 651,67
640
620
600
Penampang Persegi Penampang Lingkaran
Pada dasar teori telah dijelaskan bahwa semakin kaku suatu batang maka lendutan
batang yang akan terjadi pada batang akan semakin kecil. Ini artinya semakin kaku
batang maka modulus elastisitasnya akan semakin kecil.
Pada pengujian, modulus elastisitas benda uji penampang lingkaran lebih kecil
daripada modulud elastisitas benda uji penampang persegi. Hal ini disebabkan oleh
karena benda uji penampang persegi lebih kaku daripada benda uji penampang
lingkaran. Hal ini relevan dengan dasar teori yang telah dijelaskan pada bab 2.
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil data, analisis dan pembahasan di atas dapat disimpulkan
bahwa :
1. Semakin kaku suatu batang maka lendutan batang yang akan terjadi pada batang
akan semakin kecil.
2. Besar - kecilnya gaya yang diberikan pada batang berbanding lurus dengan
besarnya defleksi yang terjadi.
3. Benda uji penampang persegi mempunya rata – rata modulus elastisitas yang lebih
besar daripada benda uji penampang lingkaran.
6.2 Saran
1. Ukur benda uji dengan alat ukur yang lebih presisi sehingga dihasilkan data yang
lebih valid.
2. Perhatiakan dengan seksama hasil jarum yang ditunjukkan pada dial indicator.
3. Akan lebih baik apabila terdapat jobsheet yang dapat mendukung praktikum yang
dilakukan sehingga dapat meminimalisit terjadinya kesalan.
DAFTAR PUSTAKA
Team Asisten LKM.2004. Panduan Pratikum Fenomena dasar Mesin Bid. Konstruksi
Mesin Dan Perancangan.Jurusan Teknik Mesin FT- Universitas Riau : Pekanbaru.
London.
Truesdell, C. and Noll, W., (2004), The non-linear field theories of mechanics: Third edition,
Springer