Anda di halaman 1dari 15

DEFLEKSI PORTAL BEBAN TERBAGI RATA

DENGAN TUMPUAN JEPIT - SENDI


Mika Lora P. Padang1, Musa B.Palungan2, Merliana Pangadongan2
1
Program studi Teknik Mesin Fakultas
Teknik
Universitas Kristen Indonesia Paulus
Makassar.
Email :mikalora2805@gmail.com
2Program studi Teknik Mesin 2Program studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik Fakultas Teknik
Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar.
Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar.
Email : musa ukip@yahoo.com Email :

ABSTRAK

MIKA LORA PALIK PADANG. Defleksi Portal Beban Terbagi Rata dengan Tumpuan
Jepit-Sendi (dibimbing oleh Musa Bondaris Palungan dan Merliana Pangadongan).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh beban terbagi rata
terhadap defleksi dan momen lentur pada portal dengan tumpuan jepit-sendi.
Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Mekanika Terapan Teknik Mesin
Universitas Kristen Indonesia Paulus. Metode yang digunakan adalah metode superposisi
tetapi tidak terlepas dari metode integral dan metode luas diagram momen lentur.
Spesimen yang di analisis yaitu Baja, Besi, dan Aluminium dengan panjang spesimen 800
mm dengan beban yang diberikan mulai dari 75 N/m, 100 N/m, dan 125 N/m dan
spesimennya berbentuk selinder pejal.
Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa beban terbagi rata berpengaruh
terhadap defleksi pada material, semakin besar beban yang diberikan maka semakin besar
defleksi yang terjadi dan yang tertinggi diperoleh pada material aluminium sebesar 18,198
mm. Begitupun terhadap momen lentur pada material. Semakin besar beban yang
diberikan maka semakim besar momen lentur dan terbesar terjadi pada beban 125 N/m
sebesar 8,57 N.m di titik MA.
Kata Kunci : Defleksi Portal, Momen Lentur, Metode Superposisi, dan Beban Terbagi
Rata

1
ABSTRACT

This research was conducted to determine whether there is an effect of evenly


distributed load on the deflection and bending moment of the portals with clamp-joint
supports.
This research was conducted at the Laboratory of Applied Mechanics of
Mechanical Engineering, Paulus Indonesia Christian University. The method used is
the superposition method, but it cannot be separated from the integral method and the
bending moment diagram area method. The specimens analyzed were steel, iron, and
aluminum with a specimen length of 800 mm with loads ranging from 75 N / m, 100 N /
m, and 125 N / m and the specimens were solid cylindrical.
From the results of research conducted that the load evenly distributed affects
the deflection of the material, the greater the load given, the greater the deflection that
occurs and the highest is obtained in aluminum material of 18.192 mm. Likewise with
the bending moment in the material. The greater the load given, the greater the bending
moment and the largest occurs at a load of 125 N / m of 8.57 N.m at point MA.

Keywords: Portal Deflection, Bending Moment, Superposition Method, and Evenly


Divided Load

2
I. PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan Zaman maka struktur modern konstruksi juga

mengalami perkembangan. Sehingga para perancang khususnya pada bidang

konstruksi baja berlomba-lomba dalam memberikan sebuah inovasi dan modifikasi

bentuk asli dari konstruksi baja dengan tujuan agar baja tersebut memiliki kekuatan

yang lebih baik serta ringan dan juga memiliki nilai ekonomis. Dalam hal ini

Perkembangan konstruksi baja tidak lepas dari kemajuan ilmu pengetahuan yang

menghasilkan teori dan metode untuk membangun sebuah inovasi perancangan

konstruksi pada material baja yang merupakan bagian utama pada material

pembangunan. (Ramadhan, 2014)

Dalam pembangunan tersebut konstruksi portal semakin banyak di gunakan di

antaranya adalah struktur rangka bangunan, struktur rangka dari crane ,struktur

pembangunan jembatan, konstruksi mesin perkakas dan engine serta peralatan kerja

lainnya. Dalam pembuatan serta desain suatu konstruksi portal, pemikiran dan

perhatian tidak hanya ditujukan pada kekuatan akibat reaksi yang diberikan. didalam

sebuah perencanaan konstruksi portal persoalan yang perlu diperhatikan adalah

perhitungan defleksi pada elemen-elemen yang mengalami pembebanan, terutama dari

segi kekuatan(Strength), karena elemen-elemen yang mengalami pembebanan harus

pada suatu batas yang diijinkan, jika melewati batas yang diijinkan maka akan terjadi

kerusakan pada elemen-elemen tersebut. (Selleng, 2017).

Contoh kasus pada poros Transmisi, terjadinya defleksi yang cukup besar dapat

mengakibatkan amplitudo yang semakin besar pula, sehingga terjadilah resonansi yang

menimbulkan bunyi serta getaran keras pada suatu sistem transmisi, merusak poros, dan

menimbulkan keausan pada sisi bantalan yang menumpu poros, serta dapat
menyebabkan kerusakan pada gigi dari gear (Naharuddin, 2005)

Maka dari itu saya mengangkat topik sebagai tugas akhir dengan judul “DEFLEKSI

PORTAL BEBAN TERBAGI RATA DENGAN TUMPUAN JEPIT-SENDI”

II. TINJAUAN PUSTAKA

Defleksi

Defleksi adalah suatu gaya yang diberikan pada beban yang dapat menimbulkan

sebuah beban vertikal pada balok atau batang. Sebelum mengalami pembebanan maka

deformasi yang terjadi pada balok dapat diketahui berdasarkan defleksi yang terjadi pada

balok yang sesuai dengan letaknya. Terjadinya defleksi pada balok diukur mulai dari

sumbu netral pada balok awal ke posisi netral setelah terjadinya deformasi pada balok dan

Bentuk perkiraan terhadap deformasi permukaan Netral dikenal sebagai kurva elastis pada

balok. Terjadinya suatu defleksi pada balok ketika balok mengalami beban transversal

seperti beban terpusat dan beban terbagi merata. (Herlambang, 2019)

a b

Gambar 2. 1 (a) Balok sebelum terjadi defleksi, (b) Balok setelah terjadi defleksi (sumber

: http://eprints.itn.ac.id/2282/1/SKRIPSI.pdf )
Faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya defleksi adalah:

a. Kekakuan batang (Elastisitas Penampang)

Terjadinya lendutan pada batang dapat mengakibatkan batang akan semakin

kecil hal ini disebabkan karena terjadinya kekakuan pada batang.

b. Besar kecil gaya yang diberikan

Semakin besar beban yang diberikan pada batang maka akan terjadi defleksi

yang semakin besar begitupun jika semakin kecil beban yang berikan pada batang

maka defleksi yang terjadi semakin kecil.

c. Jenis tumpuan yang diberikan

Terjadinya Jumlah reaksi dan arah pada tiap jenis tumpuan berbeda-beda. Jadi

jika terjadi defleksi yang besar pada penggunaan tumpuan yang berbeda-beda

tidaklah sama. Terjadinya defleksi pada tumpuan rol yang lebih besar dari tumpuan

pin (pasak) dan defleksi yang terjadi pada tumpuan pin lebih besar dari tumpuan

jepit hal ini diakibatkan karena banyaknya reaksi dari tumpuan yang melawan gaya

dari beban.

d. Jenis beban yang terjadi pada batang

Beban terdistribusi merata dengan beban titik, dan Momen lentur atau puntir

ketiganya memiliki kurva defleksi yang berbeda-beda. Pada beban terdistribusi

merata slope yang terjadi pada bagian batang yang paling dekat lebih besar dari

slope titik. Ini karena sepanjang batang mengalami beban sedangkan pada beban

titik hanya terjadi pada beban titik tertentu saja. (Andi Kurniawan dkk, 2016).

Portal

Pengertian Struktur Portal. Struktur portal bangunan dapat memiliki peran yang

sangat penting. Bahwa kita dapat mengetahui fungsi portal sebagai struktur rangka utama
dalam sebuah bangunan. Struktur portal terdiri dari beberapa bagian bangunan berupa

balok dan kolom yang bertemu pada titik simpul. (Tumewu, 2019)

Portal dapat berfungsi sebagai penahan dan penyalur pada beban suatu gedung. Pada

struktur bangunan atas, portal merupakan komponen struktur yang paling penting untuk

diperhatikan, karena apabila mengalami kegagalan maka dapat berakibat keruntuhan

struktur bengunan atas dari gedung secara keseluruhan mengingat fungsi dari suatu

struktur sebagai sarana untuk menyalurkan beban bangunan kedalam tanah.(Tumewu,

2019)

Aplikasi Lendutan Batang

Berikut adalah beberapa aplikasi dari lendutan batang :

a. Jembatan

Dapat kita lihat bahwa aplikasi lendutan batang mempunyai perananan yang

penting. Dimana jembatan yang juga berfungsi sebagai penyebrangan suatu benda

atau kendaraan yang diatasnya akan mengalami beban yang besar dan dinamis yang

bergerak diatasnya jempatan. Dan ini tentunya akan mengakibatkan terjadinya

lendutan batang atau defleksi pada batang konstruksi jembatan tersebut. Defleksi

yang terjadi secara berlebihan takan mengakibatkan perpatahan pada jembatan

tersebut dan akan terjadi hal yang tidak diinginkan dalam pembuatan jembatan.

b. Poros Transmisi

Pada poros transmisi roda gigi yang saling bersinggungan untuk

mentransmisikan gaya torsi yang memberikan beban pada batang poros secara

radial. Hal ini yang akan menyebabkan terjadinya defleksi pada batang poros

transmisi. Defleksi yang terjadi pada poros transmisi membuat sumbu poros tidak
lurus. Ketidak lurusan sumbu poros akan menimbulkan efek getaran pada

pentransmisian gaya torsi antara roda gigi.

c. Rangka (chassis)

Pada kendaraan pengangkut yang berdaya muatan besar, akan memiliki

kemungkinan terjadinya suatu defleksi atau lendutan pada batang-batang penyusun

konstruksi tersebut.

d. Konstruksi Badan Pesawat Terbang

Pada perancangan suatu pesawat akan memiliki material-material

pembangunan pesawat tersebut merupakan material-material ringan dengan tingkat

elastisitas yang tinggi namun memiliki kekuatan yang baik. Oleh karena itu,

diperlukan suatu analisis lendutan. (Isworo, 2019)

Syarat Batas

Untuk meyelesaikan Masalah-masalah perhitungan defleksi batang maka diperlukan

syarat batas batas untuk konstruksi penelitian ini:

a. Pada tumpuan jepit, slop dan defleksi sama dengan nol.

b. Pada tumpuan engsel dan roll, momen dan defleksi sama dengan nol.

Kesetimbangan

Sebuah benda dikatakan dalam keadaan setimbang apa bila jumlah resultan gaya dan

momen yang bekerja pada benda sama dengan nol. Dalam dua dimensi persyaratan diatas

dapat ditulis sebagai berikut :

∑ F x=0

∑ F y=0
…………………………………………………………….(2.1)
∑ M ¿0
∑ F z=0

Persamaan yang ketiga diatas menyatakan jumlah momen terhadap sambungan titik yang

terletak pada benda atau diluar benda adalah nol. Bila salah satu dari ketiga dari

persamaan diatas tidak terpenuhi maka sistem gaya dan momen tidak dapat dikatakan

dalam keadaan setimbang.

Metode Luas Diagram Momen Lentur

Metode luas diagram momen lentur merupakan salah satu metode yang dapat

dipakai untuk menganalisa kemiringan dan lendutan suatu batang akibat adanya gaya yang

bekerja pada batang tersebut. Metode ini mempunyai batasan yang sama dengan metode

integrasi ganda, tetapi penyajiannya lengkap sebagai sebuah metode alternatif yang bebas.

Metode Superposisi

Metode superposisi merupakan metode yang digunakan untuk menganalisa dan

defleksi yang dialami suatu material atau konstruksi yang menerima pembebanan. Metode

ini digunakan apabila beban yang bekerja pada suatu konstruksi lebih dari satu beban

misalnya :

a. Beban (P) dikombinasikan dengan beban (q)

b. Beban (P) kombinasikan dengan kopel momen(M) dan beban (q)

Metode ini tidak terlepas dari metode yang telah diuraikan diatas yaitu metode luas

diagram momen lentur.(Palungan, 2018)

Momen Inersia Penampang (I) dan Modulus Elastisitas (E)

Sifat elastik suatu bahan material ditentukan oleh modulus elastisitas, berikut

adalah nilai modulus elastisitas beberapa material dan Momen Inersia.


No Nama Gambar Momen Inersia

πr ⁴
I=
Batang silinder 4
1
pejal π 4
I= D
D 64

Batang silinder,
1
2 poros melalui I = ml 2
3
ujungnya

1 3
3 Pelat Persigi empat I= bh
12

1
4 Silinder berongga I = m(R21 + R22)
2

6 Silinder berongga I =mR 2

Tabel 2. 1 Momen Inersia Benda (sumber : https://brainly.co.id/tugas/112817


III. METODE PENELITIAN

Waktu Dan Tempat Penelitian

Kegiatan penelitian ini akan di lakukan pada bulan November sampai dengan

desember 2020 yang akan dilakukan pada Lab Teknik Mesin yang bertempat di

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar dengan pengujian Defleksi Portal Beban

Terbagi Rata Dengan Tumpuan Jepit-Sendi.

Bahan dan Alat Penelitian Yang Digunakan

Pengujian Defleksi

1. Bahan yang digunakan adalah batang baja, besi, dan aluminium dengan

panjang L sama dengan tinggi h adalah 800 mm.

2. Diamer 8 mm

3. Alat yang digunakan :

a. Dial gauge dengan skala terkecil 0,01 mm

b. Mistar ingsut

c. Mistar baja

d. Tumpuan yang digunakan adalah jepit-sendi


Diagram Alir Penelitian

Tahapan penelitian yang akan dilakukan mengacu pada bagan alir seperti berikut ini:

Mulai

Kajian Pustaka

Tinjau Beban Q

Perhitungan Defleksi

Perhitungan Momen Lentur

Analisa Data dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1. Diagram alir penelitian


VI. PEMBAHASAN
Analisi Grafik Untuk Defleksi Beban Terbagi Rata

Y (mm) Beban (Q) vs Defleksi Total (Ytot)


20
18
16
14
Baja
12
Besi
10
Aluminium
8
6
4
2
0
75 100 125

Dari grafik di atas untuk material baja, besi, dan aluminium dengan panjang

spesimen dan diameter yang sama. Diperoleh defleksi yang berbanding lurus dengan

beban. Semakin besar beban yang diberikan pada material maka semakin besar defleksi

yang terjadi. Defleksi terbesar di peroleh pada material aluminium sebesar 18,198 mm

untuk beban 125 N/m. Karena elastisitas aluminium lebih kecil dari material baja dan besi.

Analisi Grafik Untuk Momen Beban Terbagi Rata

Momen (N.m) Momen vs Beban (Q)


9
8
7
6 MA
5
MB
4
3
2
1
0 Q (N)
75 100 120

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin besar beban yang diberikan

maka semakin besar momen lentur yang terjadi di titik A ( M A) dan titik B ( M B ) atau

beban yang diberikan berbanding lurus dengan momen lentur yang terjadi.
IV. KESIMPULAN

KESIMPULAN

Dari hasil perhitungan dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Beban terbagi rata berpengaruh terhadap momen lentur. Semakin besar beban

yang diberikan maka semakin besar momen lentur yang terjadi atau

berbanding lurus terhadap beban yang diberikan. Dimana pada pembebanan

125 N/m momen yang dihasilkan sebesar 8,57 N.m.

2. Beban terbagi rata berpengaruh terhadap defleksi material, semakin besar

beban yang diberikan maka semakin besar defleksi yang terjadi dan yang

tertinggi diperoleh pada material aluminium sebesar 18,192 mm. Karena nilai

N N
elastisitas aluminium (70 ¿ lebih rendah dari material baja 200 ¿ dan
mm ² mm ²

N
besi 100 ¿
mm ²

DAFTAR PUSTAKA

Andi Kurniawan 1), Toni Dwi Putra2), A. F. (2016). PENGARUH JUMLAH PLAT BESI

TERHADAP DEFLEKSI PEMBEBANAN PADA PENGUJIAN SUPERPOSISI. 24(2),

1–5.

Basori, Syafrizal, & Suharwanto. (2015). Analisis Defleksi Batang Lenturmenggunakan

Tumpuan Jepit Dan Rolpada Material Aluminium 6063 Profil U Dengan Beban

Terdistribusi. Jurnal Konversi Energi Dan Manufaktur UNJ, April, 50–58.

Herlambang, A. D. (2019). Pengaruh Tebal Silinder Terhadap Lendutan Pada Silinder

Melingkar Bahan Aluminium Yang Ditekan Secara Statik. 1–55.

Isworo, H., Ghofur, A., Cahyono, G. R., & Riadi, J. (2019). Analisis Dissplacement Pada
Chassis Mobil Listrik Wasaka. Elemen : Jurnal Teknik Mesin, 6(2), 94.

https://doi.org/10.34128/je.v6i2.103

Mustafa. (2012). Kaji Numerik dan Eksperimental Lendutan Balok Baja Karbon st 60

dengan Tumpuan Engsel - rol. Jurnal Mekanikal, 3(1), 221–230.

Mustopa, & Naharuddin. (2005). Analisa Teoritis dan Eksperimental Lendutan Batang

Pada Balok Segiempat Dengan Variasi Tumpuan. Majalah Ilmiah Mektek, VII(3),

158–166.

Nefli Yusuf, Hariadi, A. S. A. T. (2020). PERBANDINGAN EKSPERIMEN DEFLEKSI

BATANG KANTILEVER BERPROFIL STRIP TERHADAP PERSAMAAN

TEORITIS UNTUK BAHAN Fe DAN Al. Rang Teknik Journal, 3(1), 89–93.

Palungan, M. B. (2018). mekanika kekuatan material II.

RAMADHAN, H. (2014). Studi Analisis Perbandingan Baja Profil Wf (Wide Flange)

Menggunakan Metode Allowable Stress Design (Asd) Dan Load And Resistance

Factor Design (Lrfd) Dengan Model Struktur Gable Frame Pada Relokasi Pasar

Blimbing Malang. Journal of Chemical Information and Modeling, 1–132.

Salter, P. R., Malik, A. S., King, C. M., & Steel Construction Institute (Great Britain).

(2004). Design of single-span steel portal frames to BS 5950-1:2000. 1–171.

Selleng, K. (2017). Analisis Defleksi pada Material Baja Karbon Rendah dengan

Menggunakan Variasi Posisi Pembebanan. Jurnal Mekanikal, 8(2), 768–776.

Tumewu, D., Saerang, E. J., & Harahap, J. T. (2019). Studi Perbandingan Metode

Perhitungan Struktur Statis Tak Tentu pada Portal Bangunan Gedung. Jurnal Teknik

Sipil Terapan (JTST), 1(2), 1–10.

Anda mungkin juga menyukai