DEFLEKSI
Oleh:
NAMA : Aflah
NIM : 1707122727
Kelompok : C4
Puji Syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmatnya
sehingga laporan akhir praktikum defleksi ini dapat selesai. Didalam pembuatan
laporan akhir ini terdapat banyak hal yang terjadi tapi penulis bersyukur semua itu
dapat selesai dengan baik.
Penulis juga berterima kasih kepada asisten laboratorium yang sudah mau
membimbing Penulis selama praktikum. Penulis juga berterima kasih kepada
Dosen pengampu yang sudah memberi teori mengenai defleksi kepada Penulis.
Tidak lupa juga Penulis berterima kasih kepada teman-teman yang sudah memberi
dukungan sehingga laporan ini dapat selesai dengan baik.
Dalam laporan ini masih banyak hal yang kurang, maka dari itu Penulis
sangat mengharapkan masukan dan saran sehingga laporan ini dapat lebih baik
untuk kedepannya. Atas perhatiannya Penulis ucapkan terimakasih.
penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR NOTASI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Dasar................................................................................................
2.3 Faktor Penentu Defleksi
2.4 Jenis- jenis tumpuan
2.5 Jenis-jenis Pembebanan
2.6 Jenis-jenis Batang
2.7 Fenomena lendutan batang
2.8 Aplikasi Lendutan (Defleksi) Batang
2.9 Metode Perhitungan Defleksi..................................................................12
BAB III METODOLOGI
3.1 Peralatan
3.2 Prosedur Praktikum
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengujian
4.2 Pengolahan Data
4.2.1 Batang 1 Tumpuan Jepit Rol Beban Tengah (tipis)
4.2.2 Batang 2 Tumpuan Jepit Rol Beban Tengah (tebal)
4.2.3 Batang 3 Tumpuan Jepit Rol Beban Tengah (silindris)
4.2.4 Batang 1 Tumpuan Jepit Rol Beban Ujung( tipis)
4.2.5 Batang 2 Tumpuan Jepit Rol Beban Ujung( tebal)
4.2.6 Batang 1 Tumpuan Jepit Rol Beban Ujung( tipis)
4.2.7 Batang 1 Tumpuan Engsel Rol Beban Tengah (tipis)
4.2.8 Batang 1 Tumpuan Engsel Rol Beban Tengah (tebal)
4.2.9 Batang 2 Tumpuan Jepit Rol Beban Tengah (silindris)
4.2 Analsisa Data
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2. 1 Balok
Gambar 2. 2 Defleksi Vertikal
Gambar 2. 3 Defleksi Horizontal
Gambar 2. 4 Tumpuan Engsel
Gambar 2. 5 Tumpuan Rol
Gambar 2. 6 Tumpuan Jepit
Gambar 2. 7 Beban Terpusat
Gambar 2. 8 Beban Terdistribusi
Gambar 2. 9 Beban Bervariasi Uniform
Gambar 2. 10 Batang Tumpuan Sederhana
Gambar 2. 11 Batang Kartilever
Gambar 2. 12 Batang Overhang
Gambar 2. 13 Batang Menerus
Gambar 2. 14 Lendutan Pada Jembatan
Gambar 2. 15 Poros Transisi
Gambar 2. 16 Rangka Mobil
Gambar 2. 17 Rangka Pesawat
Gambar 2.18 Metode Integrasi Ganda...................................................................13
Gambar 2.19 Skesta metode luas moment.............................................................16
Gambar 2.20 Metode super posisi..........................................................................18
Gambar 3. 1 AlatPenguji............................................................................................
Gambar 4. 1 Tumpuan Jepit-Rol dan beban pada bagian tengah batang...............24
Gambar 4. 2 Tumpuan Jepit-Rol dan beban pada bagian ujung batang................24
Gambar 4. 3 Tumpuan Engsel-Rol dan beban pada bagian tengah batang............25
Gambar 4. 4 Pengujian VS Teoritis Jepit-Rol Beban Ujung(B.Tipis)...................25
Gambar 4. 5 Pengujian VS Teoritis Jepit-Rol Beban Ujung(B.Tebal)..................26
Gambar 4. 6 Pengujian VS Teoritis Jepit-Rol Beban Ujung(B.Silindris)..............27
Gambar 4. 7 Pengujian VS Teoritis Jepit-Rol Beban Tengah (B.Tipis)................28
Gambar 4. 8 Pengujian VS Teoritis Jepit-Rol Beban Tengah (B.Tebal)...............29
iv
Gambar 4. 9 Pengujian VS Teoritis Jepit-Rol Beban Tengah (B.Silindris)...........30
Gambar 4. 10 Pengujian VS Teoritis Engsel-Rol Beban Tengah(B.Tipis)............31
Gambar 4. 11 Pengujian VS Teoritis Engsel-Rol Beban Tengah(B.Tebal)...........32
Gambar 4. 12 Pengujian VS Teoritis Engsel-Rol Beban Tengah (B.selindirs).....33
v
DAFTAR TABEL
Halama
vi
DAFTAR NOTASI
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2 Tujuan
Praktikum defleksi ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui fenomena defleksi (lendutan) batang prismatic atau
pemanfaatannya dalam.eksperimen dengan kontruksi sederhana.
2. Membandingkan solusi teoritik dengan hasil eksperimen.
1.3 Manfaat
Manfaat dari pratikum ini yaitu:
1. Praktikan mengetahui fenomena defleksi (lendutan) yang terjadi pada
batang atau balok. Dan mampu membuktikan rumus-rumus defleksi
teoritis dengan hasil percobaan.
2. menambah wawasan penulis terkait dengan objek yang akan diuji.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
tumpuan pin (pasak) dan defleksi yang terjadi pada tumpuan pin lebih
besar dari tumpuan jepit.
4. Jenis beban yang terjadi pada batang
Beban terdistribusi merata dengan beban titik,keduanya memiliki kurva
defleksi yang berbeda-beda. Pada beban terdistribusi merata slope yang
terjadi pada bagian batang yang paling dekat lebih besar dari slope titik.Ini
karena sepanjang batang mengalami beban sedangkan pada beban titik
hanya terjadi pada beban titik tertentu saja (Binsar Hariandja 1996).
beban vertical.Sedang rol-rol hanya dapat melawan suatu tegak lurus pada
bidang cp.
1. Beban terpusat
Titik kerja pada batang dapat dianggap berupa titik karena luas kontaknya
kecil.
8
Batang prismatic adalah sebuah batang lurus yang memiliki penampang yang
sama pada keseluruhan panjangnya.
10
ds d
1 d2y
dx 2 (2.2)
Dimana rumus lentur yang terjadi adalah
1 M
= (2.3)
ρ EI
1
Dengan menyamakan harga dari persamaan diatas, kita peroleh
d2
EI =M (2.4)
d x2
Persamaan diatas dikenal sebagai persamaan differensial kurva elastis
balok. Perkalian EI, disebut kekauan lentur balok, biasanya tetap
sepanjang balok. Apabila persamaan diatas diintegrasi, andaikan EI
diperoleh :
dy
EI = Mdx+C1 (2.5)
dx ∫
Persamaan diatas adalah persamaan kemiringan yang menunjukkan
kemiringanatau harga dy / dx pada setiap titik. Dapat dicatat disini bahwa
M menyatakanpersamaan momen yang dinyatakan dalam terminologi x,
danC1adalah konstantayang dievaluasi dari kondisi pembebanan tertentu.
Sekarang integrasi persamaan diatas untuk memperoleh:
EIy=∫ Mdxdx+C 1 +C2 (2.6)
Persamaan diatas adalah persamaan lendutan kurva elastis yang
dikehendaki gunamenunjukkan harga y untuk setiap harga x; 2 C adalah
konstanta integrasi lainyang harus dievaluasi dari kondisi balok tertentu
dan pembebannya.Apabila kondisi pembebanan dirubah sepanjang balok,
maka persamaanmomen akan berubah pula.Pengevaluasian konstanta
integrasi menjadi sangat rumit. Kesulitan ini dapatdihindari dengan
menuliskan persamaan momen tunggal sedemikan rupa sehinggamenjadi
persamaan kontinu untuk seluruh panjang balok meskipun
pembebanantidak seimbang.
15
Jarak dari B pada kurva elastis (diukur tegak lurus terhadap kedudukan
balok original) yang akan memotong garis singgung yang ditarik kekurva
ini pada setiap titik lain A adalah jumlah pintasandt yang timbul akibat
garis singgung kekurva pada titik yang berdekatan. Setiap pintasan ini
dianggap sebagai busur lingkaran jari-jari x yang dipisahkan olehsudut dq:
dt= xdq
w( x ) w1( x ) w2( x )
Berlaku analog
18
3.1 Peralatan
Peralatan dan bahan yang di gunakan dalam praktikum defleksi yaitu :
1. Alat Penguji
Alat penguji adalah alat yang digunakan untuk menguji defleki pada
benda.
19
20
6. Mistar
Mistar digunakan untuk mengukur panjang batang sekaligus mengatur
letak beban yang diinginkan.
Gambar 3. 6 Mistar
7. Beban
Beban 1,12 kg digunakan untuk memberi gaya luar pada batang.
Gambar 3. 7Beban
8. Benda Uji 1 (Batang Silindris)
24
25
E=200000 N /mm2
1. Mencarinilaiinersiapadasetiapbatang.
π
I batang silindris = × D4
64
π
¿ × 6,5 mm4
64
¿ 87,58 mm4
26
bh3
I batang tipis =
12
48 ×3 mm3
¿
12
¿ 108 mm4
bh3
I batang tebal=
12
49 × 4,5 mm3
¿
12
¿ 372,1 mm4
¿ 1,5 kg × 9,81m/ s2
¿ 14,7 N
p. x
1. δ X 1 tipis= 48. E . I ( 3. l²−4 x ² )
¿ 7,55 mm
p. x
2. δ X 2 tipis= 48. E . I ( 3. l²−4 x ² )
¿ 12,8 mm
27
p.x
3. δ X 3 tipis = ( 3. l ²−4 x ² )
48. E . I
14,7 N ×700 mm❑ 2
¿ 2
(3(970 mm)−4 ( 700 mm ) )
48 ×200000 N /mm ×108 mm
¿ 8,6 mm
4.2.2 Batang 2 Tumpuan Jepit Rol Beban Tengah (tebal)
p. x
1. δ X 1 tebal = 48. E . I ( 3.l ²−4 x ² )
¿ 1,25 mm
p. x
2. δ X 2 tebal = 48. E . I ( 3.l ²−4 x ² )
¿ 1,53 mm
p. x
3.δ X 3 tebal = 48. E . I ( 3.l ²−4 x ² )
p. x
1. δ X 1 silindris = 12. E . I ( 3.l ²−4 x ² )
¿ 2,54 mm
p. x
2. δ X 2 silindris = 12. E . I ( 3.l ²−4 x ² )
28
¿ 2,49 mm
p. x
3. δ X 3 silindris = ( 3.l ²−4 x ² )
12. E . I
14,7 N ×700 mm❑ 2
¿ 2
(3 (1001mm)−4 ( 600 mm ) )
12×200000 N /mm × 87,58 mm
¿ 3,7 mm
14,7 N x 600 mm
¿ +( 6002−485 2)
N
24 x 485 x 200000 ×108 mm4
mm
¿ 4,377 mm
4.2.4 Batang2 Tumpuan Jepit Rol Beban Ujung( tebal)
p.x
1. δ X 1 tebal = ( x ²−a ² )
24. a . E . I
14,7 N x 200mm
¿ 4
(200 2−3982)
24 x 398 x 200000 N /mm ×372,1 mm
¿−0,4897 mm
29
p.x
2. δ X 2 tebal = ( x ²−a ² )
24. a . E . I
14,7 N x 350 mm
¿ 4
(350 2−3982)
24 x 398 x 200000 N /mm ×372,1 mm
¿−1.32mm
p. x
3. δ X 3 tebal = (x 2−a2)
24 a . E . I
14,7 N x 600 mm
¿ +(6002−398 2)
N
24 x 398 x 200000 × 372,1mm 4
mm
¿ 2,501 mm
4.2.4 Batang 1 Tumpuan Jepit Rol Beban Ujung( tipis)
p. x
1. δ X 1 silindris = ( x ²−a ² )
6. a . E . I
14,7 N x 200 mm
¿ 4
(200 2−500,52)
6 x 500,5 x 200000 N /mm ×87,58 mm
¿−0,117 mm
p. x
2. δ X 2 silindris = ( x ²−a ² )
6. a . E . I
14,7 N x 350mm
¿ 4
(4002−500,52 )
6 x 500,5 x 200000 N /mm ×87,58 mm
¿−0,1252 mm
p.x
3. δ X 3 silindris = (x 2−a2 )
24 a . E . I
14,7 N x 600 mm
¿ +(6002−500,5 2)
N
6 x 500,5 x 200000 ×87,58 mm 4
mm
¿ 1,836 mm
p. x
1. δ X 1 tebal = 48. E . I ( 3.l ²−4 x ² )
31
¿ 1.24 mm
p. x
2. δ X 2 tebal = 48. E . I ( 3.l ²−4 x ² )
¿ 1.43 mm
p. x
3.δ X 3 tebal = 48. E . I ( 3.l ²−4 x ² )
Pada pengujian yang telah dilakukan dan hasil teoritik maka didapatkan
grafik perbandingan defleksi pengujian & teoritis tumpuan jepit-rol beban ujung
pada batang tipisbisa kita lihat dari grafik bahwa pada defleksi teoritis grafiknya
hamper membentuk parabola terbuka keatas membuktikan bahwa pembebanan
yang terjadi pada tengah batang membuat defleksi menjadi semakin besar.
Pembebandan ujung ini menyebabkan defleksi keatas atau fenomena lendutan
gelombang bukan lembah .adapun hasil perbandingan antara defleksi dengan
teoritis sangat berbeda disebabkan kurang pahamnya praktikan menggunakan
Dial indicator.
Analisa yang bisa kita dapat pada defleksi pengujian dengan teoritis pada
beban tegah bisa kita lihat bahwa hasil defleksi paling besar yaitu terdapat pada
tengah batang atau lebih dekat dengan pembebanan hasl ini terjadi akibat batang
tidak bisa menahan beban secara terpusat batang akan mengalami lendutan.
Apabila batang menerima beban maskimal kemungkinan bisa terjadi crack atau
patahan pada tumpuan jepit akibat dari reaksi yang di terima.
35
12
10 Defleksi Pengujian
Defleksi Teoritis
8
0
150 200 250 300 350 400 450 500 550
Gambar 4.11 Grafik Defleksi Pengujian VS Teoritis Engsel-Rol Beban
Tengah(B.Tebal)
Adapun hasil yang bisa kita lihat dari grafik perbandingan ini yaitu adanya
perbedaan yang sangat jauh hal ini disebabkan adanya kekurangan pada
pengukuran dan hasil perhitungan.Namun kita bisa melihat tidak terlalu terjadi
pembesaran lendutan pada tengah maupun ujung badang.Hal ini disebabkan
karena struktur material semakin tebal material yang diberikan pelungan
terjadinya defleksi semakin kecil.
Grafik di atas menunjukan defleksi maksimum terjadi pada titik 500
dengan nilai 12,92,nilai defleksi ini tidak begitu jauh perbedaannya dengan batang
tipis ,hal ini bisa saja terjadi karna struktur pada titik 500 mm sangat sering
dilakukan pengujian defleksi.
39
10
8 Defleksi Pengujian
Defleksi Teoritis
6
0
100 200 300 400 500 600 700
Gambar 4.12 Grafik Defleksi Pengujian VS Teoritis Engsel-Rol Beban Tengah
(B.selindirs)
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan dan pengolahan data yang telah dilakukan, penulis dapat
mengambil kesimpulan :
1. Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat diketahui fenomena
lendutan terjadi akibat ada beban yang bekerja pada batang. Perbedaan
besar defleksi juga diakibatkan oleh bentuk,panjang,bahan dari batang
kemudian tumpuan juga mempengaruhi besarnya defleksi misalkan pada
tumpuan sederhana rol-engsel itu defleksi terbesar terjadi pada bagian
yang terdekat pada beban. Lain halnya pada over hang tumpuan diletak
ditengah batang. Jadi defleksi sebelum tumpuan tengah bernilai negative(-)
atau defleksi terjadikeatas dan defleksi terbesar terjadi pada ujung batang.
2. Harga defleksi yang didapat dari hasil percobaan dengan hasil teoritis
berbeda, hal ini dapat dikarenakan peralatan atau benda uji sudah terlalu
banyak terdefleksi sehingga bentuk tidak simetris lagi dan mempengaruhi
data yang didapat.
5.2 Saran
Dari Percobaan praktikum yang telah dilakukan, penulis dapat memberi
saran sebagai berikut :
1. Praktikan diaharapkan untuk lebih hati-hati saat melakukan praktikum agar
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
2. Sebelum memulai praktikum sebaiknya alat-alat yang digunakan untuk
praktikum sudah disiapkan agar tidak terjadi proses pinjam meminjam
pada praktikan lain karen akan mengganggu konsentrasi praktikan lain.
3. Praktikan harus behati-hati saat melakukan praktikum agar tidak ada alat
yang rusak nantinya.
34
DAFTAR PUSTAKA