DEFLEKSI BATANG
Nama :
Tegar Nur Faturahman
NIM :
3331180041
KELOMPOK :
J
Asisten :
Khoirul Ikhsan
1
LABORATORIUM
2020
202
FENOMENA DASAR MESIN 2021
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Tegar Nur Faturahman
NPM : 3331180041
KELOMPOK :J
ii
ABSTRAK
Defleksi atau lendutan merupakan perubahan bentuk pada balok dalam arah
y akibat adanya pembebanan vertical yang diberikan pada batang material.
Deformasi pada balok dapat dijelaskan berdsarkan defleksi sesuai dengan bahan
material, dari posisinya sebelum mengalami pembebanan. Defleksi diukur dari
permukaan netral awal ke posisi netral setelah terjadi deformasi. Tujuan dari
praktikum defleksi yaitu, menentuakan besarnya defleksi dari berbagai jenis balok
dengan cara memberikan pembebanan pada titik – titik tertentu, memahami
prinsip defleksi pada batang dengan melakukan pengujian dengan jenis tumpuan
yang berbeda, mengetahui pengaruh tumpuan dan perbedaan jenis material
terhadap defleksi yang dihasilkan, dan membandingkan besarnya defleksi hasil
percobaan dengan hasil perhitungan. Batasan masalah dari praktikum ini adalah
pengujian dilakukan dengan mengguankan 3 benda uji yaitu alumunium, baja, dan
kuningan, pengujian yang dilakuakann menggunakan metode cantilever dengan
jarak 100 mm, 200 mm, 300 mm, pengujian yang dilakukan menggunakan metode
sederhana dengan jarak 125 mm, 250 mm, dan 380 mm, pengujian yang
dilakukan menggunakan tumpuan sebesar 150 gr, 200 gr, dan 250 gr. Kesimpulan
dari praktikum ini adalah defliksi pada batang memiliki prinsip jika defliksi yang
terjadi akan tetap sama jika tumpuaan yang diguanakan tidak diubah, atau jika
tumpuan yang digunakan berbeda, maka defleksi yang terjadi akan berbeda.
Besarnya defleksi yang terjadi pada jarak 100mm dan beban 150gr pada tumpuan
cantilever. Pada batang alumunium, defleksi bebannya 0,00105 dan defleksi
maksimumnya 0,00074, pada batang steel, defleksi bebannya 0,00038 dan
defleksi maksimumnya 0,00027, dan pada batang kuningan, defleksi bebannya
0,00083 dan defleksi maksimumnya 0,00058. Dari hasil perhitungan dan
pengujian, persenate kesalahan adalah alumunium, kemudian defleksi kuningan
lalu defleksi paling kecil adalah baja (steel). Material yang mengalami kesalahan
defleksi paling kecil adalah steel yaitu 0 % dan yang paling besar adalah
alumunium yaitu sebesar 12,3 %.
iii
KATA PENGANTAR
Laporan praktikum ini penulis susun sebagai hasil dari praktikum Fenomena
Dasar Mesin modul defleksi. Melalui laporan ini, penulis sudah memahami
tentang proses defleksi.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan praktikum ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi terciptanya laporan praktikum yang lebih baik. Semoga
laporan praktikum ini dapat membawa manfaat dalam ilmu pengetahuan.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
v
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Tabel Data Praktikum ............................................................... 20
4.2 Jawaban Pertanyaan Tugas Modul ........................................... 22
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................... 56
5.2 Saran ......................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
- Blanko Percobaan
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Defleksi ....................................................................................... 4
Gambar 2.2 Defleksi Aksial ........................................................................... 5
Gambar 2.3 Defleksi Lateral .......................................................................... 5
Gambar 2.4 Deformasi Elastis dan Plastis...................................................... 6
Gambar 2.5 Tumpuan Engsel ......................................................................... 7
Gambar 2.6 Tumpuan Rol .............................................................................. 7
Gambar 2.7 Tumpuan Jepit ............................................................................ 8
Gambar 2.8 Beban Terpusat ........................................................................... 9
Gambar 2.9 Beban Merata .............................................................................. 9
Gambar 2.10 Beban Bervariasi (Uniform) ..................................................... 9
Gambar 2.11 Chasis Kendaraan ..................................................................... 13
Gambar 2.12 Konstruksi Jembatan................................................................. 13
Gambar 2.13 Konstruksi Pesawat ................................................................... 14
Gambar 3.1 Diagram Alir Praktikum ............................................................. 15
Gambar 3.2 Rangka Instalasi .......................................................................... 17
Gambar 3.3 Jangka Sorong............................................................................. 18
Gambar 3.4 Gantungan Beban dan Beban – Beban ....................................... 18
Gambar 3.5 Dial Indicator ............................................................................. 19
Gambar 3.6 Benda Uji .................................................................................... 19
Gambar 4.1 Chasis Kendaraan ....................................................................... 22
Gambar 4.2 Konstruksi Jembatan................................................................... 23
Gambar 4.3 Konstruksi Pesawat ..................................................................... 23
Gambar 4.4 Grafik Defleksi Terhadap Massa ................................................ 24
Gambar 4.5 Grafik 100mm Centilever Defleksi Beban ................................. 42
Gambar 4.6 Grafik 100mm Centilever Defleksi Max .................................... 42
Gambar 4.7 Grafik 200mm Centilever Defleksi Beban ................................. 43
Gambar 4.8 Grafik 200mm Centilever Defleksi Max .................................... 43
Gambar 4.9 Grafik 300mm Centilever Defleksi Beban ................................. 44
Gambar 4.10 Grafik 300mm Centilever Defleksi Max .................................. 44
vii
Gambar 4.11 Grafik 125mm Sederhana Defleksi Beban ............................... 45
Gambar 4.12 Grafik 125mm Sederhana Defleksi Max .................................. 45
Gambar 4.13 Grafik 250mm Sederhana Defleksi Beban ............................... 46
Gambar 4.14 Grafik 250mm Sederhana Defleksi Max .................................. 46
Gambar 4.15 Grafik 300mm Sederhana Defleksi Beban ............................... 47
Gambar 4.16 Grafik 300mm Sederhana Defleksi Max .................................. 47
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Rumus Momen Inersia Berbagai Benda ..................................... 10
Tabel 4.1 Hasil Praktikum Batang Alumunium ......................................... 20
Tabel 4.2 Hasil Praktikum Batang Steel ..................................................... 20
Tabel 4.3 Hasil Praktikum Batang Kuningan ............................................. 21
Tabel 4.4 Dimensi Spesimen Benda Uji..................................................... 21
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Alumunium ................................................... 40
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Steel .............................................................. 41
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Kuningan ...................................................... 41
Tabel 5.1 Hasil Praktikum Batang Alumunium ......................................... 56
Tabel 5.2 Hasil Praktikum Batang Steel ..................................................... 56
Tabel 5.3 Hasil Praktikum Batang Kuningan ............................................. 57
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi saat sekarang ini berkembang sangat pesat. Setiap perusahaan
harus selalu melakukan peningkatan secara bertahap dan berkelanjutan di
setiap departemen agar mampu bersaing dalam era globalisasi. Maka perlunya
peningkatan kualitas SDM saat ini sangat dibutuhkan terutama mahasiswa.
Pada kesempatan kali ini, penulis akan membahas mengenai salah satu modul
dari praktikum fenomena dasar mesin yaitu defleksi.
1
4. Bagaimana cara membandingkan besarnya defleksi hasil percobaan
dengan hasil perhitungan
2
1.5 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan laporan kegiatan hasil praktikum dengan
modul defleksi ini sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan praktikum, dan sistematika penulisan dari hasil proses praktikum
getaran.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang teori dasar yang mencakup , keuntungan dan kerugian
defleksi batang, dan pengaplikasian defleksi batang.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang diagram alir percobaan, prosedur praktikum, dan alat
dan bahan praktikum.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang tabel data praktikum, analisa data, dan jawaban
pertanyaan tugas modul.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpuan dan saran dari praktikum.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
Gambar 2.2 Defleksi Aksial
(Sumber: https://www.etsworlds.id/)
5
2. Deformasi Plastis
Deformasi plastis adalah deformasi yang terjadi akibat
adanya pembebanan yang jika beban tersebut ditiadakan maka
ukuran da bentuk material tidak dapat kembali ke keadaan
semula. (Sumber: modul lab FDM FT.UNTIRTA, 2020)
6
2.1.4 Tumpuan dan Jenis – Jenisnya
Adapun jenis – jenis tumpuan sebagai berikut:
1. Tumpuan Engsel
Tumpuan engsel adalah tumpuan yang dapat menahan gerak
translasi, namun tidak mampu menahan gerak rotasi, atau secara
sederhana pada tumpuan engsel dapat menahan gaya vertikal dan
horisontal tetapi tidak mampu menahan momen pada batang
tersebut. (Sumber: ets worlds, 2019)
2. Tumpuan Rol
Tumpuan roll adalah jenis tumpuan yang mampu menahan gaya
vertikal, namun tidak mampu menahan gaya horizontal. Pada
tumpuan roll, batang atau struktur akan bebas bergerak secara
horizontal.
7
3. Tumpuan Jepit
Tumpuan jepit adalah jenis tumpuan atau koneksi yang paling
kaku diantara jenis tumpuan yang lain. Tumpuan jepit membatasi
dalam semua gerakan translasi dan rotasi (Tidak bisa bergerak atau
berputar ke segala arah). Contoh dari tumpuan jepit yang paling
sering ditemui adalah tiang atau kolom beton pada suatu bangunan.
8
Gambar 2.8 Beban Terpusat
(Sumber: https://www.mekanikateknik.com/)
2. Beban Merata
Beban yang terdistribusi secara merata di sepanjang batang.
9
2.1.6 Momen Inersia
Momen inersia adalah kecenderungan suatu benda untuk
mempertahankan keadaannya baik tetap diam atau tetap bergerak.
Momen inersia ini juga sering disebut sebagai kelembaman suatu
benda. Perlu diketahui bahwa Hukum kelembaman atau hukum inersia
adalah istilah yang sama dengan hukum pertama newton. Hukum ini di
rumuskan oleh issac newton yang pasti sudah sering kita temui saat
SMP. Hukum pertama newton berbunyi bahwa benda yang tidak diberi
gaya eksternal (gaya dari luar) akan cenderung mempertahankan
keadaannya. Sebuah benda mencoba untuk mempertahankan keadaanya
yang sangat bergantung pada momen inrsia. Semakin besar momen
inerssia maka benda akan sulit bergerak. Sebaliknya, momen inerrsia
yang bernilai kecil menyebabkan benda akan mudah bergerak.
(Saintif, 2020)
10
2.1.8 Metode Perhitungan Defleksi
Adapun metode perhitungan yang diguanakan defleksi batang atau
balok sebagai berikut:
1. Tumpuan Cantilever
Pada perhitungan defleksi metode tumpuan cantilever, besar
harga defleksi dari setiap pembebanan diketahui dari persamaan
berikut :
Defleksi Pada Beban
.......................(2.1)
Defleksi Maksimum
.......................(2.2)
= Defleksi (m)
= Beban (N)
= Jarak dari tumpuan ke posisi pembebanan
= Titik defleksi maksimum
= Jarak tumpuan ke ujung batang
= Modulus young untuk batang cantilever
= Kedua momen dari area cantilever
2. Tumpuan Sederhana
Tumpuan sederhana menggunakan 2 tumpuan. Besar harga
defleksi dari setiap pembebanan pada tumpuan ini dapat
diketahui dari persamaan berikut :
Defleksi Pada Beban
..........(2.3)
Defleksi Maksimum
..............(2.4)
= Defleksi (m)
= Beban (N)
11
= Jarak dari tumpuan ke posisi pembebanan
= Jarak dari tumpuan ke tumpuan (m)
= Modulus young untuk material batang cantilever
(N/m2)
= Momen inesia dari tumpuan sederhana (m4)
= Titik defleksi maksimum
(Modul FDM FT.UNTIRTA, 2020)
12
Gambar 2.11 Chasis Kendaraan
(Sumber: https://www.willycar.com/)
2. Konstruksi Jembatan
Sebuah jembatan memiliki fungsi untuk menyeberangkan kendaraan
diatasnya dengan beban yang sangat besar dan dinamis yang bergerak
di jembatan tersebut. Hal ini tentunya dapat mengakibatkan terjadinya
defleksi atau lendutan pada batang – batang konstruksi jembatan
tersebut.
3. Konstruksi Pesawat
Konstruksi pesawat merupakan pengaplikasian dari defleksi atau
lendutan. Perancangan sebuah peasawat mengguanakan material yang
ringan dan memiliki sifat elastisitas yang tinggi. Jadi dalam proses
13
pembuatan konstruksi pesawat diperlukan analisa defleksi atau
lendutan batang, untuk mencegah terjadinya kerusakan atau patahan
pada konstruksi pesawat ketika terbang nanti.
14
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Mulai
Literatur
pengambilan data
Data
Tidak
AnalisaData
Ya
Kesimpulan
Selesai
15
3.2 Prosedur Praktikum
Adapun prosedur praktikum dari modul defleksi pengujian cantilever dan
pengujian sederhana sebagai berikut:
Cantilever Beam
1. Mengukur dimensi tebal dan lebar dari setiap benda uji dengan
menggunakan jangka sorong.
2. Mencatat hasil pengukuran dalam tabel yang disediakan untuk setiap
benda uji pada blangko percobaan.
3. Melepaskan satu penjepit dan semua tumpuan dari rangka instalasi
4. Memasang benda uji dengan menjepitkan salah satu ujungnya pada
penjepit.
5. Mengatur digital dial indicator pada posisi di atas pada benda uji
dengan jarak tertentu kemudiian kunci.
6. Menyeting dial indicator pada posisi nol menggunakan tombol
“origin”.
7. Menggantungkan beban – beban pada benda uji dengan menggunakan
gantungan beban.
8. Mencatat hasil pembacaan dari dial indicator (defleksi) untuk setiap
penambahan beban.
9. Mengulangi percobaan untuk setiap material uji.
Tumpuan Sederhana
1. Mengukur dimensi tebal dan lebar dari setiap benda uji dengan
menggunakan jangka sorong.
2. Mencatat hasil pengukuran dalam tabel yang disediakan untuk setiap
benda uji pada blangko percobaan.
3. Melepaskan semua penjepit dari rangka instalasi kemudian setting
tumpuan dengan jarak tertentu.
4. Meposisikan dial indicator tepat di tengah – tengak kedua tumpuan.
5. Memposisikan sebuah gantungan beban
6. Menyeting nilai digital menjadi nol pada dial indicator dengan
menggunakan tombol “origin”.
16
7. Menggantungkan beban pada gantungan dengan jumlah beban
ditentukan pada tabel percobaan.
8. Mencatat defleksi yang terjadi pada beban per tiap penambahan jumlah
beban ke dalam tabel percobaan.
9. Mengulangi percobaan di atas untuk tiap material benda uji.
Alat ini digunakan untuk pengujian sebagai penjepit benda kerja dan
memberi beban
17
2. Jangka Sorong
Alat ini digunakan untuk mengukur diameter dan panjang benda uji.
Alat ini digunakan untuk memberi beban pada benda kerja, sehingga
terjadi lendutan
18
4. Dial Indicator
5. 3 Benda Uji
Berikut ini merupakan bahan dari benda kerja :
Alumunium
Besi
kuningan
19
BAB IV
PEMBAHASAN
20
Sederhana
Jarak/ 125 250 380
Beban Beban Max Beban Max Beban Max
150 0,00024 0,00042 0,00045 0,00063 0,00026 0,00073
200 0,00034 0,00058 0,00059 0,00084 0,00035 0,00084
250 0,00044 0,00063 0,00077 0,00115 0,00038 0,00092
21
4.2 Jawaban Pertanyaan Tugas Modul
Berikut merupakan jawaban pertanyaan tugas modul defleksi:
1. Jelaskan mengenai hubungan antara sebuah massa dan sebuah defleksi
pada beam?
Hubungan suatu massa dengan sebuag defleksi memiliki
perbandingan yang lurus, di mana semakin besar massa yang diberikan
pada batang atau balok, maka nilai defleksinya semakin besar.
2. Sebutkan dan jelaskan tiga contoh aplikasi dari struktuk cantiveler dan
tumpuan sederhana dan sertakan gambarnya!
Adapun beberapa pengaplikasian defleksi batang sebagai berikut:
1. Chasis Kendaraan
Kendaraan pengangkut manusia atau pengangkut berdaya muatan
besar, memungkinan terjadinya defleksi atau lendutan batang – batang
penyusun konstruksinya.
2. Konstruksi Jembatan
Sebuah jembatan memiliki fungsi untuk menyeberangkan kendaraan
diatasnya dengan beban yang sangat besar dan dinamis yang bergerak
di jembatan tersebut. Hal ini tentunya dapat mengakibatkan terjadinya
defleksi atau lendutan pada batang – batang konstruksi jembatan
tersebut.
22
Gambar 4.2 Konstruksi Jembatan
(Sumber: https://www.daerahkita.com/)
3. Konstruksi Pesawat
Konstruksi pesawat merupakan pengaplikasian dari defleksi atau
lendutan. Perancangan sebuah peasawat mengguanakan material yang
ringan dan memiliki sifat elastisitas yang tinggi. Jadi dalam proses
pembuatan konstruksi pesawat diperlukan analisa defleksi atau
lendutan batang, untuk mencegah terjadinya kerusakan atau patahan
pada konstruksi pesawat ketika terbang nanti.
3. Buatlah sebuah grafik defleksi terhadap massa untuk ketiga benda uji
pada salah satu data dalam akisis yang sama!
23
Perbandingan defleksi tumpuan cantilever beban dari ketiga bahan
yaitu alumuniun, steel, dan kuningan pada 100 mm.
0,00025
0,0002 Alumunim
0,00015 Steel
0,0001 Kuningan
0,00005
0
150 200 250
Batang Alumunium
Tumpuan Cantilever
Jarak 100 mm
Defleksi Beban
24
Defleksi maksimum
Jarak 200 mm
Defleksi Beban
Defleksi maksimum
25
Jarak 300 mm
Defleksi Beban
Defleksi maksimum
26
Batang Alumunium
Tumpuan Sederhana
Jarak 125mm
Defleksi beban
= 0.00792 m
= 0.01056 m
= 0.01320 m
Defleksi maksimum
27
Jarak 250 mm
Defleksi beban
= 0.00646 m
= 0.00861 m
= 0.01077 m
Defleksi maksimum
28
Jarak 380 mm
Defleksi beban
= 0.00690 m
= 0.00920 m
= 0.01150 m
Defleksi maksimum
29
Batang Steel
Tumpuan Cantilever
Jarak 100 mm
Defleksi beban
Defleksi maksimum
30
Jarak 200 mm
Defleksi beban
Defleksi maksimum
Jarak 300 mm
Defleksi beban
31
Defleksi maksimum
Batang Steel
Tumpuan Sederhana
Jarak 125mm
Defleksi beban
= 0.00286 m
= 0.00382 m
= 0.00477 m
32
Defleksi maksimum
Jarak 250 mm
Defleksi beban
= 0.00233 m
= 0.00311 m
= 0.00389 m
Defleksi maksimum
33
Jarak 380 mm
Defleksi beban
= 0.00249 m
= 0.00332 m
= 0.00416 m
Defleksi maksimum
34
Batang Brass
Tumpuan Cantilever
Jarak 100 mm
Defleksi beban
Defleksi maksimum
35
Jarak 200 mm
Defleksi beban
Defleksi maksimum
Jarak 300 mm
Defleksi beban
36
Defleksi maksimum
Batang Brass
Tumpuan Sederhana
Jarak 125mm
Defleksi beban
= 0.00624 m
37
= 0.00833 m
= 0.01041 m
Defleksi maksimum
Jarak 250 mm
Defleksi beban
= 0.00509 m
= 0.00679 m
38
= 0.00849 m
Defleksi maksimum
Jarak 380 mm
Defleksi beban
= 0.00544 m
= 0.00726 m
= 0.00907 m
39
Defleksi maksimum
Berikut ini merupakan tabel data – data hasil perhitungan sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Alumunium
Alumunium
Cantilever
Jarak/ 100 200 300
Beban Beban Max Beban Max Beban Max
150 0,00105 0,00074 0,00398 0,00298 0,00840
200 0,00141 0,00099 0,00531 0,00398
250 0,00176 0,00124 0,00664 0,00498
Sederhana
Jarak/ 125 250 380
Beban Beban Max Beban Max Beban Max
150 0.00792 0.00646 0.00690
200 0.01056 0.00861 0.00920
250 0.01320 0.01077 0.01150
40
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Steel
Steel
Cantilever
Jarak/ 100 200 300
Beban Beban Max Beban Max Beban Max
150
200
250 6
Sederhana
Jarak/ 125 250 380
Beban Beban Max Beban Max Beban Max
150 0.00286 0.00233 0.00249
200 0.00382 0.00311 0.00332
250 0.00477 0.00389 0.00416
41
5. Bandingkan hasil pengujian dengan hasil perhitungan dari setiap
pembebanan dengan jarak yang ditentukan dalam bentuk grafik!
0,0015
0,001
0,0005
0
150 170 190 210 230 250
Massa (gr)
0,001
0,0005
0
150 170 190 210 230 250
Massa (gr)
42
Grafik Defleksi Beban 200mm
Cantilever
0,008
Defleksi (m)
0,006
0,004
0,002
0
150 170 190 210 230 250
Massa (gr)
0,004
0,002
0
150 170 190 210 230 250
Massa (gr)
43
Grafik Defleksi Beban 300mm
Cantilever
0,15
Defleksi (m)
0,1
0,05
0
150 170 190 210 230 250
Massa (gr)
0,1
0,05
0
150 170 190 210 230 250
Massa (gr)
44
Grafik Defleksi Beban 125mm
Sederhana
0,015
Defleksi (m)
0,01
0,005
0
150 170 190 210 230 250
Massa (gr)
0,006
0,004
0,002
0
150 170 190 210 230 250
Massa (gr)
45
Grafik Defleksi Beban 250mm
Sederhana
0,012
0,01
Defleksi (m)
0,008
0,006
0,004
0,002
0
150 170 190 210 230 250
Massa (gr)
0,004
0,002
0
150 170 190 210 230 250
Massa (gr)
46
Grafik Defleksi Beban 380mm
Sederhana
0,015
Defleksi (m)
0,01
0,005
0
150 170 190 210 230 250
Massa (gr)
0,002
0,001
0
150 170 190 210 230 250
Massa (gr)
6. Buatlah persentase kesalahan dari salah satu data pada setiap benda uji
% Kesalahan = x 100%
1. Alumunium (Cantilever)
Jarak 100 mm (beban):
47
% Kesalahan (200 g) = x 100% = 5.40%
48
Alumunium (sederhana)
Jarak 125 mm (beban):
% Kesalahan (150 g) = x 100% = 11%
49
Jarak 380 mm (max):
2. Steel (Cantilever)
Jarak 100 mm (beban):
% Kesalahan (150 g) = x 100% = 5,3%
50
Jarak 300 mm (beban):
Steel (sederhana)
Jarak 125 mm (beban):
% Kesalahan (150 g) = x 100% = 10,9%
51
Jarak 250 mm (max):
3. Kuningan (Cantilever)
Jarak 100 mm (beban):
% Kesalahan (150 g) = x 100% = 4,1%
52
Jarak 200 mm (beban):
% Kesalahan (150 g) = x 100% = 1,9%
Kuningan (sederhana)
Jarak 125 mm (beban):
53
Jarak 125 mm (max):
54
7. Dari hasil – hasil perbandingan data antara pengujian dan perhitungan,
kesimpulan apa yang dapat di ambil?
Dari hasil perhitungan dan pengujian, disimpulkan bahwa material
yang mendapatkan defleksi (lendutan) paling besar atau persentase
kesalahan adalah alumunium, kemudian defleksi kuningan lalu defleksi
paling kecil adalah baja (steel). Material yang mengalami kesalahan
defleksi paling kecil adalah steel yaitu 0 % dan yang paling besar adalah
alumunium yaitu sebesar 12,3 %.
55
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum fenomena dasar mesin modul
hidrostatik sebagai berikut:
1. Hasil praktikum dari praktikum defleksi terdapat pada pada tabel berikut
ini:
Tabel 5.1 Hasil Praktikum Batang Alumunium
Alumunium
Cantilever
Jarak/ 100 200 300
Beban Beban Max Beban Max Beban Max
150 0,00016 0,00086 0,00129 0,00327 0,00425 0,00718
200 0,00022 0,00112 0,00174 0,00424 0,00546 0,00924
250 0,00026 0,00133 0,00195 0,00527 0,00637 0,00148
Sederhana
Jarak/ 125 250 380
Beban Beban Max Beban Max Beban Max
150 0,00066 0,00108 0,00117 0,00174 0,00053 0,00066
200 0,00086 0,00144 0,00155 0,00233 0,00076 0,00084
250 0,00105 0,00187 0,00188 0,00287 0,00086 0,00097
56
Sederhana
Jarak/ 125 250 380
Beban Beban Max Beban Max Beban Max
150 0,00024 0,00042 0,00045 0,00063 0,00026 0,00073
200 0,00034 0,00058 0,00059 0,00084 0,00035 0,00084
250 0,00044 0,00063 0,00077 0,00115 0,00038 0,00092
2. Defliksi pada batang memiliki prinsip, jika deflekksi yang terjadi akan
tetap sama, maka tumpuaan yang diguanakan tidak diubah, atau jika
tumpuan yang digunakan berbeda, maka defleksi yang terjadi akan
berbeda.
3. Praktikan dapat membandingkan hasil perhitungan defleksi hasil
percobaan dengan defleksi yang dihasilkan. Dari hasil perhitungan dan
pengujian, disimpulkan bahwa material yang mendapatkan defleksi
(lendutan) paling besar atau persenate kesalahan adalah alumunium,
kemudian defleksi kuningan lalu defleksi paling kecil adalah baja (steel).
57
Material yang mengalami kesalahan defleksi paling kecil adalah steel yaitu
0 % dan yang paling besar adalah alumunium yaitu sebesar 12,3 %.
5.2 Saran
Asisten sudah menjalankan tugasnya dengan cukup baik, mungkin lebih
diperjelas lagi pada bagian perhitungan.
58
DAFTAR PUSTAKA
59
LAMPIRAN
4
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman Km. 3 Cilegon Banten Telp/fax 0254-397591
Baja
Tumpuan Cantilever Sederhana
Jarak
(mm) /
100 200 300 125 250 380
Beban
(gram)
0.00006 0.00038 0.00053 0.00116 0.00175 0.00247 0.00024 0.00042 0.00045 0.00063 0.00026 0.00073
150
0.00016 0.00044 0.00074 0.00157 0.00224 0.00344 0.00034 0.00058 0.00059 0.00084 0.00035 0.00084
200
0.00019 0.00056 0.00086 0.00194 0.00285 0.00427 0.00044 0.00063 0.00077 0.00115 0.00038 0.00092
250
Brass(kuningan)
Tumpuan Cantilever Sederhana
Jarak
(mm) /
100 200 300 125 250 380
Beban
(gram)
0.00016 0.00064 0.00108 0.00246 0.00334 0.00546 0.00055 0.00074 0.00096 0.00105 0.00055 0.00068
150
0.00021 0.00089 0.00137 0.00324 0.00445 0.00717 0.00078 0.00097 0.00125 0.00136 0.00066 0.00083
200
0.00032 0.00118 0.00167 0.00418 0.00574 0.00889 0.00089 0.00106 0.00149 0.00167 0.00083 0.00097
250
Dengan Keterangan:
Lebar (m) Tebal (m) E L (m) P (mm)