Tanggal Revisi
Tanggal Terima
TETAPAN PEGAS
Disusun Oleh:
Jl. Jenderal Sudirman Km. 03 Cilegon 42435 Telp. (0254) 385502, 376712
Fax. (0254) 395540 Website: http://fisdas.untirta.ac.id Email:
lab.fisikaterapan@untirta.ac.id
ABSTRAK
Kata kunci : Pegas, elastisitas, plastisitas, cara statis, cara dinamis, pertambahan
panjang dan periode
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Halamaan Judul ................................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................1
1.2 Tujuan percobaan....................................................................1
1.3 Batasan Masalah.....................................................................1
iii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan......................................................................16
4.2 Pembahasan............................................................................21
LAMPIRAN
LAMPIRAN A. PERHITUNGAN.......................................................................28
LAMPIRAN B. JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS...........30
LAMPIRAN C. ALAT YANG DIGUNAKAN...................................................35
LAMPIRAN D. BLANKO PERCOBAAN...........................................................37
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Osilasi Beban yang Digantung pada
Pegas…………………………………...................................................................4
Gambar 3.1 Diagram Alir Perobaan Metode Pembebanan ...................................9
Gambar 3.2 Diagram Alir Percobaan Metode Osilasi .........................................10
Gambar 3.3 Diagram Alir Percobaan Metode Pegas Pipih..................................12
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
LAMPIRAN A. PERHITUNGAN.......................................................................28
LAMPIRAN B. JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS...........30
B.1 Jawaban Pertanyaan..........................................................................31
B.2 Tugas Khusus....................................................................................32
LAMPIRAN C. ALAT YANG DIGUNAKAN...................................................35
LAMPIRAN D. BLANKO PERCOBAAN...........................................................37
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada percobaan ini terdapat varibel bebas dan variabel terikat. Variabel
terikat diantaranya: peubahan panjang serta gaya berat ( untuk metode
pembebanan ) dan waktu serta jumlah osilasi ( untuk metode osilasi ). Varibel
bebas antaralain: massa benda ( metode pembebanan ) dan simpangan awal (
metode osilasi ).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pegas atau per adalah benda elastis yang digunakan untuk menyimpan
energi mekanis. Biasanya pegas terbuat dari baja. Pegas juga merupakan
komponen yang digunakan dalam industry seperti otomotif, tranportasi, dan
industri lainnya. Saat ini didunia otomotif penggunaan pegas banyak digunakan.
Berdasarkan Studi Ipsos Busines Consulting yang dirilis tahun 2016 lalu,
menunjukan pasar otomotif nasional masih tergolong aktraktif atau memiliki
banyak peminat ([1] Fakultas Teknik Universitas Tidar, 2018). Masyarkat
Indonesia mempunyai karakteristik menjadikan kendaraan dengan segmen mobil
penumpang dan low cost green car (LCGC) sebagai kendaraan favorit.
kemampuan benda untuk tidak Kembali ke bentuk semula setelah gaya dari luar
yang diberikan kepadanya dihilangkan. Setiap benda memiliki nilai elastisitas dan
plastisitas tetapi nilainya berbeda-beda.
Hukum Hooke berlaku ketika gaya tidak melampaui batas elastisitas. Pada
saat pegas ditarik atau ditekan (pada pegs bekerja gaya F) pegas bertambah
panjang atau mungkin bertambah pendek. Pegas tersebut juga memeberikan gaya
perlawanan terhadap gaya yang bekerja pada pegas yang dinamakan gaya lenting
pulih (Fp).
Asas ini dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan 2.1. Pada persamaan
tersebut, k adalah tetapan pegas yang diselidiki. Grafik antara F dan ∆𝑋 akan
membentuk garis lurus. Dimana F adalah gaya yang diberika pada pegas sehingga
mengalami perubahan panjang sebesar ∆𝑋.
𝐹 = −𝐾 × ∆𝑋………………………………….(2.1)
Dimana tetapan pegas setiap benda berbeda-beda seperti tetapan pegas dari
baja dengan karet tentu berbeda. Jika nilai tetapan pegas dari suatu benda semakin
besar maka keelastisitasan dari benda tersebut semakin kecil. Suhu juga
mempengaruhi nilai tetapan pegas. Apabila suhunya semakin panas maka nilai
tetapan pegas semakin kecil dan benda tersebut semakin elastis.
4
Jika beban ditarik ke bawah oleh gaya tambahan, pegas akan mulur sejauh
x sehingga berada pada titik A. Jika massa M dilepaskan, massa akan berosilasi
harmonik ke atas dan ke bawah di antara dua kedudukan ekstrim A dan -A (titik O
adalah titik kesetimbangan beban M) dengan periode tetap.
Massa tersebut dikatakan melakukan satu osilasi jika beban bergerak dari
titik A kembali ke titik A, dari titik -A kembali ke titik -A, atau dari O kembali ke
titik O setelah melewati titik A dan -A. waktu yang diperlukan untuk melakukan
satu osilasi disebut periode osilasi T. Jika waktu untuk n osilasi adalah t, maka
periodenya adalah t/n.
−𝑘 × ∆𝑥 = 𝑚 × 𝑎…………………………………(2.2)
−𝑘×∆𝑥
𝑎= ………………………………...(2.3)
𝑚
𝑚
𝑇 = 2𝜋√ 𝑘 ………………………………...(2.4)
4𝜋2
𝑇2 = × 𝑚………………………………(2.5)
𝑘
Namun, besar tarikan atau tekanan yang diberikan tidak boleh terlalu besar,
apabila karet tesebut ditarik terlalu jauh, dan dihilangkan gaya pemulihnya maka
karet tersebut akan putus dan bertambah panjangnya. Sifat ini karena karet tersebut
sudah melewat batas maksimalnya.
Sifat elastis tidak hanya dimiliki oleh karet, tetapi juga ada bahan lainnya,
dari kehidupan kita sehari-hari hampir semua bahan memiliki sifat elastis. Ada
bahan yang elastis seperti karet dan ada juga bahan plastis seperti lilin. Berbeda
dengan bahan elastis bahan plastis jika diberikan gaya tidak akan kembali ke bentuk
semula, bisa dikatakan benda plastis sangat jauh berbeda dengan benda elastis.
Benda yang elastis memiliki modulus elastis yang lebih kecil.
Jika benda elastis telah mencapai batas plastis karena tegangan yang
diberikan terlalu besar maka benda elastis tersebut akan hilang sifat elastisnya.
Karena sudah hilang sifat elastisnya benda terebut tidak akan mampu lagi berubah
ke bentuk semula. Benda elastis tersebut akan hancur karena diberikan gaya yang
terlalu besar. Apabila pegas diletakkan secara vertikal lalu diberikan massa seperti
yang akan kita coba dengan menggunakan metode pembebanan maka gaya pegas
harus diimbangi dengan gravitasi, sehingga massa beban tetap dalam keadaan
setimbang karena jika kita meletakkan beban terlalu banyak pada pegas tersebut
dan pegas yang kita pakai tidak kuat menahan bebannya yang terjadi nanti adalah
pegas tersebut akan hancur atau pegas terebut akan mencapai batas elastisitas nya
dan kemungkinan besar tidak bisa kembali kebentuk semula.
Modulus elastis juga tidak jauh pembahasannya dari regangan dan
tenggangan. Dalam elastisitas benda yang diberikan gaya juga mengalami
renggangan dan tegangan. Yang pertama adalah renggangan, renggangan adalah
perbandingan antara pertambahan panjang pegas dalam x meter dengan panjang
awal pegas x meter. Regangan dapat terjadi karena gaya yang diberikan pada benda
tersebut atau gaya yang diberikan dihilangkan sehingga pegas kembali ke bentuk
semula. Berikut adalah rumus dari renggangan:
∆𝑙
𝑒= ……………………………………(2.7)
𝑙0
7
gaya yang bekerja pada benda. ∑F adalah resultan gaya dijumlahkan dari beberapa
gaya yang ada pada benda.
2.7 Tetapan Pegas
Konstanta pegas atau tetapan pegas adalah besarnya gaya yang dibutuhkan
atau yang harus diberikan sehingga terjadi perubahan panjang. Satuan SI untuk
tetapan pegas adalah N/m, keadaan pegas bisa berubah-ubah jika pegas tersebut
mendapat tekanan, dorongan, atau tarikan, ini yang sering kita lihat di kehidupan
sehari-hari.Sebuah gaya pemulih yang ditimbulkan oleh pegas ditentukan oleh
hukum Hooke. Hooke adalah seorang fisikawan dan matematikawan yang berasal
dari Inggris, ilmuwan asal Inggris ini mengemukakan teori dan hukumnya itu
setelah dia mempelajari lebih dalam tentang gaya pegas.
Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam ilmu
fisika yang terjadi karena sifat elastisitas suatu pegas. Hubungan antara gaya (F)
yang meregangkan pegas dan pertambahan panjang pegas (∆x) yang ada dalam
batas kelenturan dapat dilihat di rumus 2.1 Hukum Hooke menyatakan bahwa besar
gaya akan berbanding lurus dengan pertambahan panjang. Semakin besar gaya yang
diberikan pada pegas, semakin besar pertambahan panjagnya, perbandingan besar
gaya terhadap pertambahan panjang pegas bernilai konstan. Hukum Hooke tidak
berlaku ketika gaya melampaui batas elastisitas.
Pada saat pegas ditarik atau ditekan (pada pegas bekerja gaya F) pegas
tersebut bertambah panjang atau mungkin bertambah pendek, pegas tersebut
memberikan gaya perlwanan terhadap gaya yang bekerja. Dengan F: gaya yang
diberikan (N), ∆𝑥: pertambahan panjang (m), dan k: konstanta pegas (N/m) dimana
k konstanta dan merupakan ukuran kekauan suatu pegas tertentu. Pegas itu sendiri
memberi gaya reaksi 𝐹𝑝
Berbicara mengenai gerak harmonik, gerak harmonik adalah gerak
bolak-balik benda melalui titik keseimbangan tertentu dengan banyaknya
getaran benda dalam setiap sekon tertentu. Gerak harmonik dibedakan
menjadi dua yaitu, gerak harmonik sederhana linear dan gerak harmonik
sederhana angular.
9
BAB III
MERODE PERCOBAAN
MULAI
Data Pengamatan
Literatur
Pembahasan
Kesimpulan
SELESAI
MULAI
Data Pengamatan
Literatur
Pembahasan
Kesimpulan
SELESAI
Menyiapkan stopwatch
Data Pengamatan
Literatur
Kesimpulan
Pembahasan
SELESAI
BAB IV
A. Metode Pembebanan
Fo= 0,5 N lo= 0,072 m
Tabel 4.1 Data Percobaan Metode Pembebanan
∆F = (W –F0) l ∆l = (l – l0)
m W ̅∆̅l̅ k
(N) (m) (m)
(kg) (N) (m) (N/m)
1 2 3 1 2 3
0,07 0,7 0,2 0,094 0,094 0,094 0,022 0,022 0,022 0,022 0,084
0,09 0,9 0,4 0,114 0,114 0,114 0,042 0,042 0,042 0,042
0,11 1,1 0,6 0,134 0,134 0,134 0,064 0,064 0,064 0,064
B. Metode Osilasi
Tabel 4.2 Data Percobaan Metode Osilasi
Massa beban, M (kg) 0,07
Jumlah osilasi n selama 30 detik 57 56 57
Periode, T1 (s) 0,53 0,54 0,53
𝐤̅ (N/m) 9,74
𝐤̅ (N/m) 9,59
17
𝐤̅ (N/m) 9.48
1 0,094 0 0
3 0,094 0 0
∑ 0,282 0 0
1 0,114 0 0
3 0,114 0 0
∑ 0,432 0 0
1 0,134 0 0
3 0,134 0 0
∑ 0,402 0 0
1 57 0,4 0,16
3 57 0,4 0,16
1 49 0 0
2 49 49 0 0 0 0 0 49±0
3 49 0 0
∑ 147 0 0
1 44 0,3 0,09
3 44 0,3 0,09
∑ 133 1,3 67
n ln ln |ðl| |ðl|2 Sl SR ln ± Sl
1 28,8 0 0
3 28,8 0 0
∑ 86,4 0 0
K = 4𝜋2.m/T2
K = 4𝜋2.m/t/n
K = 4𝜋2.m.n2.t-2
Sl = √( 37.594 𝑥 0)2
Sl = 0
21
Sl = √( 10811 𝑥 0)2
Sl = 0
Sl = √( 4580 𝑥 0)2
Sl = 0
22
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pembebanan
Pada percobaan pembebanan dengan massa 0.07 dari panjaang awal yaitu
0.072 lalu bertambah panjang sekitar 0.094 dengan tiga kali, hal ini dilakukan dengn
tiga kali pengukuruan dalam berbagai sisi berarti menghasilkan perubahan panjan
dengan nilai 0.022 dan juga dengan tiga kali pengukuran dari bergbagai sisi
menghasilkan nilai yang sama berturut-turut.
Kemudia pada percobaan kedua pembebanan yaitu dengan massa 0.09 dan dari
panjang awal pegas yaitu 0.072 lalu bertambah panjang pegas tersebut sekitar
0.114 dengan tiga kali pengurkuran dari berbagai sisi menghasilkan nilai yang
sama, yang berarti perubahan panjang pegas tersebut senilai 0.042.
Lalu untuk percobaan ketiga pembebanan yaitu dengan massa 0.11 yang dimulai
dengan panjang pegas mula-mula yaitu 0.072 lalu bertambah panjang sekitar 0.134
dengan tiga kali pengukuran sama panjam beruturut-turut dari berbagai sisi. Yang
berbarti menghasilkan perubahan panjang sebesar 0.062
Pengaruh panjang pegas dengan massa beban adalah berbanding lurus, seperti
halnya pada percobaan pertama yaitu pada beban 0.07 menghasilkan perubahan
panjang sebesar 0.022 dan pada percobaan ketiga pada massa 0.11 memghasilkan
perubahan panjang yaitu 0.062. ini adalah bukti dari pernyataaan di atas.
Sedangkan untuk nilai k dari ketiga percobaan motode beban diatas yaitu dengan
menentukan ra-rata perubahan panjang pegas lalu di rata-ratai lagi dan
memnentukan dua kali rata-rata dari nilai f lalu jika sudah mendapatkan hasil dari
kedua bilangan tersebut kita bisa membagi dua kali rata-rata l dibagi dengan dua
kali rata-rata f maka mengahsilakan niali k sebesar 0.084.
4.2.2 Osilasi
Pada kegiatan percobaan osilasi dengan beban 0.07 menghasilkan nilai menjadi 3
bagian pada periode 0.53 menghasilkan 9.85, pada periode 0,54 menghasilkan 9,51
23
dan pada pehitungan terakhir yaitu 0,53 menghasilkan 9,85 sama dengan
perhitungan pertama sedangkan menurut hukum hooke yaitu
berbunyi bahwa besarnya gaya yang bekerja pada benda sebanding dengan
pertambahan panjang bendanya.
Kemudia pada kegiatan percobaan osilasi dengan beban 0,09 jumlah osilasi n
selama 30 detik mendapatkan 3 hasil, yaitu 49, 49 dan 49 kemudian untuk
menghitung periode yatu membagi waktu dengan jumlah osilasi tersebut dan
meghasilkan periode 0.61 tiga kali berturut-turut, lalu untuk k hasil dari ketiga
percobaan tersebut kami mendapatkan nilai sebesar 9,59 tiga kali berturut-turut.
Kemudian pada percobaan osilasi ketiga dengan beban 0.11 dan jumlah osilasi n
yang sama yatu 30 detik menghasilkan nilai 44, 45 dan 44 osilasi, dan untuk
periodenya kita tinggal membagi waktu dengan osilasi tersebut dan mendaapatkan
0.68, 0.67 dan 0.68 kemudian untuk nilai rata- rata k kami mendapatkan nilai 9,48
Lalu untuk faktor-faktor kesalahan dalam metode osilasi yaitu banyaknya campur
tangan dalam percobaan membuat banyak pula kesalahan yang didapat, kemudia
penghitungan waktu dengan stopwatchpun harus teliti dan tepat, karena bisa
merubah. Dan tarikan yang tidak tepat bisa merusak perhitungan yang lain.
Untuk pengaruh massa pada nilai k yaitu berbanding terbalik dengan massa beban,
semakin besar massa beban semakin kecil nilai k yang didapat dan semakin kecil
massa beban semakin besar niali k yan didapat seperti pada percobaan dengan beban
0.07 dan 0.09, nilai massa pertama menghasilkan nilai k sebesar 9.74 dan pada
massa beban 0.09 menghasilkan nilai k sebesar 9.59. ini adalah bukti dari
pernyataan di atas.
Namun untuk pengaruh osilasi terhadap nilai k yaitu terbaik dengan massa beban,
pada perbandingan ini semakin nilai osilasi besar semakin besar pula nilai k yang
didapat. Seperti pada percobaan massa beban 0.07 menghasilkan osilasi 57 dalam
24
30 detik lalu mendapatkan nilai k 9.85 sedangkan pada osilasi 56 dalam 30 detik
menghasilkan nilai k 9.51 ini adalah bukti dari pernyatan di atas.
Pada perbandingan nilai k dari ketiga percobaan osilasi dengan perbedaan beban
menghasilkan nilai k sedikit signifikan, pada percobaan pertama degan
beban 0.07 menghasilakn niali k yaitu 9.74 dan pada percobaan kedua dengan beban
0.09 menghasilkan nilai k yaitu 9.59 kemudian untuk percobaan terakhir dengan
beban 0.11 meghasilkan nilai 9.48 ini membuktikan bahwa massa pada osilasi pegas
berpengaruh terhadap nilai k.
Untuk osilasi pipih dengan seluruh percobaan dengan beban yang sama yaitu
0.1 (kg) dan simpangan pertama yaitu 3 cm menghasilkan tiga kali perhitungan,
pada percobaan pertama menghasilkan nilai periode yaitu 0.94, 0.95 dan 0.96 lalu
rata-rata dari kegita percobaan diatas menghasilkan nilai k yaitu 4.38.
Untuk percobaan kedua dengan besar simpangan yaitu 6 cm dan beban tetap sama
yaitu sebesar 0.1 dengan melakukan tiga kali percobaan pula terdapat periode 0.96
tiga kali berturut-turut. Dan menghasilkan nilai k yang sama pula yaitu
mendapatkan rata-rata nilai k sebesar 4.29.
Lalu untuk fakor-fakor kesalahan pada percobaan osilasi pipih yaitu, menghitung
periode dengan menunggu selama 30 detik, ini membuat perocobaan terlalu lama,
cobalah untuk menghitung osilasi 30 ayunan berapa detik, ini lebih ringan dan
mudah untuk diamati. Lalu untuk melakukan percobaan ini sangat diharuska di atas
meja yang rata dan kokoh, agar tidak terdapa gaya dari luar, seperti meja yang
bergetar bisa membuat perubahan di dalam percobaan ini. Kemudian lalukanlah
percobaan ini di dalam ruangan agar tidak terkena gaya luar beruba angina ataupun
hal-hal yang tidak diinginkan.
25
Untuk pengaruh simpangan terhadap nilai k yaitu berbanding lurus dengan panjang
simpangan. Contoh pada percobaan simpangan 3 cm menghasilkan nilai k yaitu
4.38 dan pada percobaan osilasi pipih dengan simpangan 6 cm menghasilkan nilai
ka yaitu 4. 29 hal ini membuktikan bahwa semakin kecil simpangan semakin kecil
pula nilai k yang didapat begitu pula dengan semakin besar nilai simpangan,
semakin besar pula nilai k yang didapat
Dari ketiga metode tersebut yang paling bagus untuk melakukan percobaan adalah
metode pembebanan, karena di metode pembebanan itu mengukur panjang pegas
spring yang telah diberikan massa lalu dikur menggunakan penggaris dari ketiga
sisi, percobaan itu dilakukan selama beberapa kali sampai tiga kali penambahan
beban. Cara ini lebih efektif untuk mencari konstanta pegasnya karena pegas
langsung diukur dengan penggaris.
Sedangkan jika menggunakan metode osilasi itu hanya diukur getaran
nya saja, itu kurang efektif untuk mencari nilai konstanta pegasnya, cara inin kurang
efektif juga karena metode osilasi patokan waktunya menggunakan stopwatch.
Karena yang memakai stopwacth tersebut adalah manusia pasti ada saja kesalahan
yang terjadi. Oleh karena tiu menurut saya metode yang paling bagus untuk mencari
nilai konstanta pegasnya adalah menggunakan metode pembebanan. Kelebihan
yang lain yang dimiliki metode pembebanan adalah metode pembebanan lebih
mudah dilakukan.
Metode pembebanan ini lebih mudah dilakukan karena barangnya yang
mudah didapat sepert pegas spring, benda sering kita temui di kehidupan sehari hari
sepertri pada kasur. Di metode ini juga jika ingin mengukur panjang pegas kita
hanya memerlukan penggaris untuk mengukur panjang pegas tersebut setelah
diberikan beban dan memakai penggaris ini lebih presisi mengukurnya dari pada
menggunakan stopwatch. Jika kita menggunakan metode osilasi kita harus
membutuhkan stopwatch, kita juga tidak tahu berapa getaran yang terjadi jika kita
tidak mempunyai stopwatch dan juga jika kita tidak menghentika stopwatch secara
tepat hasil percobaan pun tidak akan tepat. Oleh karena itu metode pembebanan
lebih efektif ketimbang metode osilasi.
26
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
[6] Jesi Pebralia. Orientasi Gerak Jatuh Bebas pada Sistem Tiga Partikel. Jurnal
Ilmu Fisika dan Pembelajarannya. 2017; Vol. 1 ; Halaman 1
28
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN
29
Untuk mencari rata-rata, bisa langsung di totalkan, dibagi dengan jumlah nilai.
LAMPIRAN B
Jawab:
• Suspensi kendaraan, setiap kendaraan pasti memakai suspensi, suspensi disini
sudah mutlak dan sudah pasti memiliki gaya pegas, fungsi dari suspensi ini
sendiri adalah untuk meredam getaran yang berlebihan pada kedaraan jika
kendaraan tersebut melewati jalan yang bergelombang dan pemakaian suspensi
ini nyaman unutk kendaraan bermotor
• Dinamometer, ini merupakan alat pengukur gaya dan didalamnya terdapat
pegas, pegas dalam dinamometer tersebut akan merenggang ketika dikenai gaya
dari luar, umunya dinamometer digunakan untuk menentukan tenaga dan torsi
yang diperlukan untuk pengoprasian mesin.
• Neraca pegas, benda ini juga memanfaatkan gaya pegas untuk pengorasiannya,
ini adalah timbangan untuk melakukan pengukuran suatu massa benda. Benda
yang diukur massanya akan digantung pada pengait neraca. Skala yang
ditunjukkan oleh neraca sama dengan nilai massa benda yang terukur
4.Buktikan penurunan rumus periode osilasi dari persamaan hukum Hooke!
Jawab :
: F = -k. Δx
m.a = 4π2 . m/T 2
a = 4π2 .∆𝑥 m/T2
a = 2𝜋√𝑚/𝑘
k = 4π2 .m/T2
Dalam grafik tersebut di titik yang pertama itu adalah batas hukum Hooke, batas
dimana tegangan dan renggangan sebanding dan di titik yang kedua itu adalah batas
elastid suatu benda dimana benda di titik tersebut masih bisa kembai ke bentuk
semulanya. Lalu kita masuk ke titik selanjutnya ke bagian daerah yang plastis di
titik yang ketiga itu adalah titik tekuk titik dimulainya ultimate stress dan di titik
yang terahir itu adalah titik patah, yaitu titik dimana benda tidak lagi menyatu dan
terbelah menjadi dua dan benda akan kehilangan keelastisannya.
2.
34
LAMPIRAN C
LAMPIRAN D
BLANKO PERCOBAAN
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 38
A. METODE PEMBEBANAN
F0 = 0,5N l0 = 0,072 m
Tabel A. Data Percobaan Metode Pembebanan
∆F = (W –F0) l ∆l = (l – l0)
m W ̅∆̅l̅ k
(N) (m) (m)
(kg) (N) (m) (N/m)
1 2 3 1 2 3
0,07 0,7 0,2 0,094 0,094 0,094 0,022 0,022 0,022 0,022 0,084
0,09 0,9 0,4 0,114 0,114 0,114 0,042 0,042 0,042 0,042
0,11 1,1 0,6 0,134 0,134 0,134 0,064 0,064 0,064 0,064
B. METODE PEMBEBANAN
𝐤̅ (N/m) 9,74
Simpangan (cm) 6
Waktu untuk 30 ayunan, t (s) 28,90 28,72 28,84
Periode, T2 (s) 0,96 0,96 0,96
(T2)2 0,92 0,92 0,92
k (N/m) 4,29 4,30 4,27
𝐤̅ (N/m) 4,29
40
̅̅̅)
Grafik Gaya (F) terhadap Pertambahan Panjang (∆𝒍
0.6
0.5
0.4
0.3
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07