Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan
hidyah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat pada waktunya dan
dalam keadaan sehat wal afiat. Laporan ini merupakan praktik labor bahan uji lengkung.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan
bimbingan dan pengetahuan tentang praktik dan teori labor bahan ini, sehingga penulis dapat
menyelesaikan praktik dan laporan labor bahan ini dengan baik. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada kedua orang tua dan teman-teman yang selalu mmeberikan motivasi dan dan
kerja sama yang baik.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam menulis laporan ini masih banyak terdapat kesalahan
dan kekurangan, oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya
membangun demi perbaikan di masa mendatang

Demikianlah laporan ini penulis buat, semoga bermanfaat dalam kegiatan pembelajaran.

Padang, 2 April 2021

Revaldy Maiman

NIM. 1911041001
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1
1.2 Tujuan Praktek.......................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................................3
LANDASAN TEORI DASAR........................................................................................................3
2.1 Teori dasar..........................................................................................................................3
BAB III..............................................................................................................................................5
PROSES PERCOBAAN...................................................................................................................5
3.1 Perlengkapan Praktek..............................................................................................................5
3.2 Langkah-langkah Percobaan...................................................................................................5
BAB IV.............................................................................................................................................6
DATA PERCOBAAN.......................................................................................................................6
4.1 Bebannya ditengah-tengah (a = b)..........................................................................................6
4.2 Bebannya tidak ditengah-tengah (a ≠ b).................................................................................8
4.3 Pengolahan Data......................................................................................................................9
BAB V.............................................................................................................................................18
PENUTUP.......................................................................................................................................18
5.1 Kesimpulan............................................................................................................................18
5.2 Saran......................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hal ini sangat diperlukan agar tujuan dari pelaksaan praktek dapat tercapaisesuai dengan
yang diharapkan sesuai dengan tuntutan kurikulum dari pemerintah dantuntutan dari industry
maka setiap mahasiswa diwajibkan mengikuti kegiatan uji cobadi laboratorium pengujuian
bahan. Dengan adanya praktikum ini,maka kemampuanmahasiswa untuk menganalisa setelah
melakukan praktek semakin berkembang. Inimerupakan bekal seorang mahasiswa yang akan
terjun kedunia industri setelah tamatnanti.Apalagi dewasa ini Dunia industri sangat selektif
dalam menerima tenaga kerjayang akan ditempatkan pada perusahaannya. Jadi bukan hal
yang mudah bagi kitauntuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang kita
miliki. Olehkarena itu dengan berbekal ilmu inilah agar mahasiswa dapat bersaing dengan
lulusan perguruan tinggi lainnya.Seiring dengan kemajuan teknologi saat ini, maka
sangatdibutuhkan seseorang yang bisa memperhitungkan kekuatan kontruksi dari
suatuelemen mesin dari suatu bahan yang akan dibuat. Makanya karakteristik dari suatu
bahan harus diketahui baik beban maksimalnya, daerah elastisitas dan plastisnya,momen
inersia dan lainnya agar kontruksi tersebut tidak gagal dan aman.Dari pengujian lengkung
inilah kita dapat mengetahui berapa kekuatan dari suatu bahan, atau aplikasi dari sebuah
material sangat dipengaruhi oleh sifat fisis dan mekanisdarimaterialtersebut. Sifat fisis dan
mekanis dari sebuah material dapat diketahuiapabila sudah dilakukan pengujian. Tujuan dari
dilakukannya suatu pengujian mekanis adalah untuk menentukan respon material dari suatu
konstruksi, komponen atau rakitanfabrikasi pada saat dikenakan beban atau deformasi dari
luar.

Dalam hal ini akan ditentukan seberapa jauh perilaku inheren (sifat yang lebih merupakan
ketergantunganatas fenomena atomik maupun mikroskopis dan bukan dipengaruhi bentuk
atau ukuran benda uji) dari materialterhadap pembebanan tersebut.Bahan mengalami beban
lentur mengukur sifat mekanik tes, sifat mekanik bahan dari metode dasar pengujian. Uji
tekuk terutama digunakan untuk penentuankerapuhan dan bahan plastik rendah (seperti besi
cor, baja karbon tinggi, baja perkakas,dll) dan kekuatan lentur dari indeks plastisitas dapat
mencerminkan defleksi. Ujilengkung dapat digunakan untuk memeriksa kualitas permukaan
material. Uji tekuk pada mesin universal, ada tiga titik lentur dan empat titik lentur modus
macam-bebandua. Spesimen dengan lingkaran dan persegi panjang penampang, rentang tes
biasanya10 kali diameter. Untuk bahan rapuh - Bend tes umumnya hanya sejumlah
kecildeformasi plastis dapat dimusnahkan dan tidak dapat diukur untuk bahan plastic
darikekuatan fraktur lentur, tetapi dapat menguji daktilitas dan kelenturan homogenitas
dankeseragaman. Uji tekuk dari bahan plastik yang disebut uji lengkung dingin. Selama
pengujian, sampel dimuat, membungkuk sampai batas tertentu, permukaan sampeldiamati
untuk retak.Uji lengkung (bending test ) merupakan salah satu bentuk pengujian untuk
menentukanmutu suatu material secara visual. Selain itu uji bending digunakan untuk
mengukurkekuatan material akibat pembebanan dan kekenyalan hasil sambungan las baik di
weldmetal maupun HAZ. Dalam pemberian beban dan penentuan dimensi mandrel ada
beberapa factor yang harus diperhatikan, yaitu :

1. Kekuatan tarik (Tensile Strength)

2. Komposisi kimia dan struktur mikro terutama kandungan Mn dan C.

3. Tegangan luluh (yield )

1.2 Tujuan Praktek


Dimana dalam pelaksanaan praktek ini bertujuan sebagai berikut:
1. Mempelajari defleksi yang terjadi pada batang
2. Mempelajari pengaruh momen inersia.
3. Mempelajari pengaruh pembebanan dan letak tumpuan.
4. Menghitung modulus elastisitas bahan.
5. Membuat diagram pembebanan denga defleksi.
BAB II

LANDASAN TEORI DASAR

2.1 Teori dasar


Apabila suatu benda uji dibengkokkan, maka akan terjadi perubahan bentuk pada bagian
yang dibengkokkan. Bagian luar akan mendapat tarikan sedangkan bagian dalam akan mendapat
tekanan dan bagian tengah netral.
Besarnya defleksi yang terjadi tergantung dari jenis bahan, dimensi bahan dan beban yang
diberikan. Pada pengujian lengkung ini defleksi atau lenturan yang terjadi dapat di ukur dengan
dial indikator, kemudian hasilnya dapat digunakan untuk menghitung modulus elastisitas bahan
uji tersebut.
Menurut ilmu gaya, defleksi atau lenturan dapat dihitung berdasarkan rumus-rumus di bawah ini.
1. Rumus beban dengan jarak tumpuan sama.
a b
F a=b
A C B
F
L RA = R B = 2
Gambar 1. Balok tumpuan berbeban ditengah
3
FxL
E = 48 xΔ yxI
Dimana :
F = beban ( N )
L = jarak antara titik tumpuan (mm )
I = momen inersia ( mm4 )
N
E = modulus elastisitas ( mm2 )
y = defleksi ( mm
2. Rumus beban dengan jarak tumpuan tidak ditengah.
a b
F a ¿ b
A C B
Fxb Fxa
L RA = L , RB = L
Gambar 2. Balok tumpuan berbeban tidak ditengah
2 2
a xb xF
E= 3 xΔ yxLxI
3. Momen inersia dan momen tahanan.
a. Penampang bulat
F
y
Ix = I y = I
π 4
xd
x x I = momen inersia = 64 (mm4)
π 3
xd
y Wx = Wy = momen tahanan = 32 (mm3)
d
Gambar 3. Penampang bulat beban sejajar sumbu y-y/x-x
b. Penampang persegi
1
xbxh 3
F Ix = 12 ( mm4 )
1
xbxh 2
y Wx = 6 ( mm3 )
x x h

y
b
Gambar 4. Penampang persegi beban sejajar sumbu y-y
F

x
1
xhxb 3
b Ix = 12 ( mm4 )
y y
1
xbxh 2
x Wx = 6 ( mm3 )
b
Gambar 5. Penampang persegi beban sejajar sumbu x-x
BAB III

PROSES PERCOBAAN

3.1 Perlengkapan Praktek

Perlengkapan yang digunakan dalam praktek ini adalah :


1. Universal Testing Machine
2. Dynamometer
3. Vernier Caliper
4. Spidol permanen
5. Dial Indikator
6. Bahan uji

3.2 Langkah-langkah Percobaan

Pengoperasian mesin sama dengan pengoperasian pada percobaan Tarik


a. Pengukuran lenturan 4°
1) Pasang roda penumpu dengan posisi a = b = 125 mm
2) Tempatkan batang ujin dengan sumbu x = x mendatar
3) Gerakan mesin hingga benda uji menyentuh penekan, catat kenaikan bebannya
(beban awal 25 kg f)
4) Atur dial indicator pada posisi nol
5) Naikkan beban setiap 25 kg f secara bertahap dan catat defleksinya pada saat itu
6) Pemberian beban tidak boleh lebih dari250 kg f
7) Beban turunkan kembali dan catat defleksinya
8) Gambar diagram dari data diatas
b. Pengukuran lenturan 4b
Langkah-langkahnya sama seperti 4a, tetapi disini batang uji sumbu x = x tegak
c. Pengukuran lenturan 4c
Langkah-langkahnya sama seperti 4a, tetapi posisi a = 150 mm dan b = 100 mm
d. Pengukuran lenturan 4d
Langkah-langkahnya sama seperti 4a, tetapi disini batang uji dengan sumbu x = x
tegak dan posisi a = 150 mm b = 100 m
BAB IV

DATA PERCOBAAN

4.1 Bebannya ditengah-tengah (a = b)

1. Data pengujian lengkung dengan Penampang pejal

a 125 F b 125 Keterangan: L0= 250 mm


125mm125mmx x a = b = 125 mm
250 Ø = 15,7 mm

15,7 mm

Gambar.6. pengujian dengan beban ditengah pada penampang pejal.


Tabel .1.1 Data pengujian lengkung beban tengah pada penampang pejal dengan
bahan st-37
Bahan ST-37
gaya naik gaya turun
25 0,20 250 1,36
50 0,34 225 1,24
75 0,45 200 1,10
100 0,57 175 0,97
125 0,71 150 0,83
150 0,83 125 0,71
175 0,97 100 0,57
200 1,10 75 0,45
225 1,24 50 0,34
250 1,36 25 0,20

2. Data pengujian lengkung dengan Penampang pipa

a 125 F b 125 Keterangan: L0= 250 mm


125mm125mmx x a = b = 125 mm
Øo = 19 mm
ØL Øi = 15 mm
ØD
Gambar.6. pengujian dengan beban ditengah pada penampang pipa
Tabel .1.2 Data pengujian lengkung beban tengah pada penampang pejal dengan
bahan st-37
Bahan st-37
gaya naik gaya Turun
25 0,67 150 1,34
50 0,83 125 1,21
75 0,97 100 1,10
100 1,10 75 0,97
125 1,21 50 0,83
150 1,34 25 0,67

3. Data pengujiaan lengkung dengan penampang persegi


keterangan : L0 = 250 mm
a b a = b = 125 mm
x h s = h = 15 mm
AB
s

Gambar.8. pengujian dengan beban ditengah pada penampangp segi empat.

Tabel .2. Data pengujian lengkung beban tengah pada penampang persegi dengan
bahan st-37
Bahan st-37
gaya naik gaya Turun
25 0,13 250 1,04
50 0,23 225 0,96
75 0,34 200 0,85
100 0,45 175 0,75
125 0,54 150 0,64
150 0,64 125 0,54
175 0,75 100 0,45
200 0,85 75 0,34
225 0,96 50 0,23
250 1,04 25 0,13
4.2 Bebannya tidak ditengah-tengah (a ≠ b)
1. Data pengujian lengkung dengan Penampang pejal
Keterangan: L0= 250 mm , a ≠ b
a b a = 200 mm
b = 50 mm
AB Ø = 15,7 mm

15,7 mm
Gambar.6. pengujian dengan beban tidak ditengah pada penampang pejal.
Tabel .1. Data pengujian lengkung beban tidak tengah pada penampang pejal dengan
bahan st-37

Bahan st-37
gaya naik gaya Turun
25 0,06 250 0,06
50 0,14 225 0,57
75 0,20 200 0,51
100 0,26 175 0,46
125 0,34 150 0,40
150 0,40 125 0,34
175 0,46 100 0,26
200 0,51 75 0,20
225 0,57 50 0,14
250 0,62 25 0,06

2. Data pengujian lengkung dengan Penampang pipa

Keterangan: L0= 250 mm , a ≠ b


a b a = 200 mm
b = 50 mm
AB Øo = 19 mm
19mm Øi = 15 mm
15 mm

Gambar.6. pengujian dengan beban tidak ditengah pada penampang pipa


Tabel .1. Data pengujian lengkung beban tidak ditengah pada penampang pipa dengan
bahan st-37
Bahan ST-37
gaya naik gaya turun
25 0,30 150 0,70
50 0,42 125 0,64
75 0,48 100 0,56
100 0,56 75 0,48
125 0,64 50 0,42
150 0,70 25 0,30

3. Data pengujiaan lengkung dengan penampang balok


a b keterangan : L0 = 250 mm, a ≠ b
x a = 200 mm
AB h b = 50 mm
ns = h = 15 mm
s

Gambar.8. pengujian dengan beban tidak ditengah pada penampangp segi empat.

Tabel .2. Data pengujian lengkung beban tidak ditengah pada penampang persegi
dengan bahan st-37
Bahan st-37
gaya naik gaya turun
25 0,07 250 0,47
50 0,14 225 0,44
75 0,18 200 0,39
100 0,20 175 0,34
125 0,26 150 0,30
150 0,30 125 0,26
175 0,34 100 0,20
200 0,39 75 0,18
225 0,44 50 0,14
250 0,47 25 0,07

4.3 Pengolahan Data


Dari pengujian yang telah dilaksanakan dengan data-data diatas , maka dapatlah diolah degan
perhitungan dibawah ini.
a) Pengolahan bahan st-37 dengan Penampang Balok
Diketauhui : d = 15,7 mm
g = 9.8 m/s2
F = 250 N
1) Bebannya ditengah-tengah
Jarak tumpuan dengan beban a = b = 125 mm
 Menghitung beban yang diterima tumpuan
F 250
Yaitu : RA = RB = ¿ = 125 N
2 2
 Menghitung momen inersia
π π
x d 4=
Yaitu : Ix-x = Iy-y = x 15,74 mm 4= 2.980,906mm4
64 64
 Menghitung momen tahanan
π π
x d 3=
Yaitu : Wx-x = Wy-y = x 15,73 = 379,7333 mm3
32 32
 Menghitung modulus elastisitas
F x L3
Yaitu : E =
48 xΔYxI
Dengan menggunakan rumus diatas maka didapat elastisitas dibawah ini :

F ∆y Elastisitas
25 0,20 13.650,25
50 0,34 16.059,11
75 0,45 18.200,33
100 0,57 19.158,24
125 0,71 19.225,70
150 0,83 19.735,30
175 0,97 19.701,39
200 1,10 19.854,91
225 1,24 19.814,88
250 1,36 20.073,89

 Menghitung elastisitas rata-rata


Dari data tabel diatas, maka dapat dihitung :
ΣE
Erata-rata naik =
n
13.650,25+16.059,11 +18.200,33+19.158,24+19.225,70+19.735,30
19.701,39+19.854,91+19.814,88+20 . 073,89
¿
10
= 18.547,40 N/mm2
 Membuat grafik hubungan gaya dan defleksi (Arah Gaya Naik )

grafik hubungan gaya (F) dan defleksi (∆y )


300

250

200
gaya (F)

150

100

50

0
- 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60
defleksi (∆y )

2) Bebannya tidak ditengah-tengah


Jarak tumpuan dengan beban a ≠ b , a = 200 mm dan b = 50 mm
 Menghitung beban yang diterima tumpuan
Yaitu : RA = 50 N dan RB = 200 N
 Menghitung momen inersia
π π
x d 4=
Yaitu : Ix-x = Iy-y = x 15,74 mm 4= 2.980,906mm4
64 64
 Menghitung momen tahanan
π π
Yaitu : Wx-x = Wy-y =x d 3= x 15,73 = 379,7333 mm3
32 32
 Menghitung modulus elastisitas
F x L3
Yaitu : E =
48 xΔYxI
Dengan menggunakan rumus diatas maka didapat elastisitas dibawah ini :
F ∆y Elastisitas
25 0,06 45.500,82
50 0,14 39.000,71
75 0,20 40.950,74
100 0,26 42.000,76
125 0,34 40.147,79
150 0,40 40.950,74
175 0,46 41.544,23
200 0,51 42.824,31
225 0,57 43.106,04
250 0,62 44.033,06

 Menghitung elastisitas rata-rata


Dari data tabel diatas, maka dapat dihitung :
ΣE
Erata-rata naik=
n
45.500,82+39.000,71+ 40.950,74+ 42.000,76+ 40.147,79+ 40.950,74
+41.544,23+ 42.824,31+ 43.106,04+ 44.033,06
¿
10
= 42.005,92 N/mm2

 Membuat grafik hubungan gaya dan defleksi (Arah Gaya Naik )

grafik hubungan gaya (F) dan defleksi (∆y )


300

250

200
gaya (F)

150

100

50

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
defleksi (∆y )

b) Pengolahan bahan st-37 dengan Penampang pipa


Diketauhui : do = 19 mm
di = 15 mm
g = 9.8 m/s2
1) Bebannya ditengah-tengah
Jarak tumpuan dengan beban a = b = 125 mm
 Menghitung beban yang diterima tumpuan
F 250
Yaitu : RA = RB = ¿ = 125 N
2 2
 Menghitung momen inersia pipa
π π
x (do4 −di4 )=
Yaitu : Ix-x = Iy-y = x (19 4−15 4)= 3.910,085 mm4
64 64
 Menghitung momen tahanan
π do4 −di 4 π 19 4−15 4
Yaitu : Wx-x = Wy-y =
32
x
do
=
32
x( ( 19 )
) = 411,589 mm3
 Menghitung modulus elastisitas
F x L3
Yaitu : E =
48 xΔYxI
Dengan menggunakan rumus diatas maka didapat elastisitas dibawah ini :

F ∆y Elastisitas
25 0,67 3.106,40
50 0,83 5.015,16
75 0,97 6.436,98
100 1,10 7.568,33
125 1,21 8.600,37
150 1,34 9.319,21

 Menghitung elastisitas rata-rata


Dari data tabel diatas, maka dapat dihitung :
ΣE
Erata-rata naik =
n
3.106,40+ 5.015,16+6.436,98+7.568,33+8.600,37+ 9.319,21
=
6
= 6.674,41 N/mm2

 Membuat grafik hubungan gaya dan defleksi

grafik hubungan gaya (F) dan defleksi (∆y )


160

140

120

100
gaya (F)

80

60

40

20

0
0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.3 1.4
defleksi (∆y )
2) Bebannya tidak ditengah-tengah
Jarak tumpuan dengan beban a ≠ b , a = 200 mm dan b = 50 mm
 Menghitung beban yang diterima tumpuan
Yaitu : RA = 50 N dan RB = 200 N
 Menghitung momen inersia pipa
π π
Yaitu : Ix-x = Iy-y = x (do4 −di 4 )= x (19 4−15 4)= 3.910,085 mm4
64 64
 Menghitung momen tahanan
π do4 −di 4 π 19 4−15 4
Yaitu : Wx-x = Wy-y =
32
x (do
=)32
x(
19
) = 411,589 mm3

 Menghitung modulus elastisitas


F x L3
Yaitu : E =
48 xΔYxI
Dengan menggunakan rumus diatas maka didapat elastisitas dibawah ini :
F ∆y Elastisitas
25 0,3 6.937,63
50 0,42 9.910,90
75 0,48 13.008,06
100 0,56 14.866,36
125 0,64 16.260,08
150 0,7 17.839,63

 Menghitung elastisitas rata-rata


 Dari data tabel diatas, maka dapat dihitung :
ΣE
Erata-rata naik =
n
6.937,63+9.910,90+13.008,06+14.866,36+16.260,08+17.839 , 63
=
6
= 13.137,11 N/mm2
 Membuat grafik hubungan gaya dan defleksi
grafik hubungan gaya (F) dan defleksi (∆y )
160

140

120

100
gaya (F)

80

60

40

20

0
0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5 0.55 0.6 0.65 0.7 0.75
defleksi (∆y )

c) Pengolahan bahan ST.37 dengan penampang balok


Diketahui ; h= b = 15 mm
m
g = 10
det 2
1) Bebannya ditengah-tengah
Jarak tumpuan dengan beban a = b = 125 mm
 Menghitung beban yang diterima tumpuan
F 250
Yaitu : RA = RB = = = 125 N
2 2
 Menghitung momen inersia
1 1
Yaitu : Ix = Iy= xbxh3 = x 15 x 153 = 4.218,75 mm4
12 12
 Menghitung momen tahanan
1 2 1 2
Yaitu : Wx = Wy = xbx h = x 15 x 15 = 562,5 mm3
6 6
 Menghitung modulus elastisitas
F x L3
Yaitu : E =
48 xΔYxI
Dengan menggunakan rumus diatas maka didapat elastisitas dibawah ini :
F ∆y Elastisitas
25 0,13 14.838,56
50 0,23 16.774,02
75 0,34 17.020,70
100 0,45 17.146,78
125 0,54 17.861,23
150 0,64 18.084,49
175 0,75 18.004,12
200 0,85 18.155,41
225 0,96 18.084,49
250 1,04 18.548,20

 Menghitung elastisitas rata-rata


Dari data tabel diatas, maka dapat dihitung :
ΣE
Erata-rata naik=
n
14.838,56+ 16.774,02+17.020,70+17.146 , 78+17.861,23+18.084,49
+ 18.004,12+18.155,41+18.084,49+18.548,20
¿
10
= 17.451,80 N/mm

 Membuat grafik hubungan gaya dan defleksi

grafik hubungan gaya (F) dan defleksi (∆y )


300

250

200
gaya (F)

150

100

50

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
defleksi (∆y )

2) Bebannya tidak ditengah-tengah


Jarak tumpuan dengan beban a = b = 125 mm
 Menghitung beban yang diterima tumpuan
F 250
Yaitu : RA = RB = = = 125 N
2 2
 Menghitung momen inersia
1 1
Yaitu : Ix = Iy= xbxh3 = x 15 x 153 = 4.218,75 mm4
12 12
 Menghitung momen tahanan
1 2 1 2
Yaitu : Wx = Wy = xbx h = x 15 x 15 = 562,5 mm3
6 6
 Menghitung modulus elastisitas
F x L3
Yaitu : E =
48 xΔYxI
Dengan menggunakan rumus diatas maka didapat elastisitas dibawah ini
F ∆y Elastisitas
25 0,07 27.557,32
50 0,14 27.557,32
75 0,18 32.150,21
100 0,2 38.580,25
125 0,26 37.096,39
150 0,3 38.580,25
175 0,34 39.714,96
200 0,39 39.569,48
225 0,44 39.457,07
250 0,47 41.042,82

 Menghitung elastisitas rata-rata


Dari data tabel diatas, maka dapat dihitung :
ΣE
Erata-rata naik=
n
27.557,32+27.557,32+32.150,21+38.580,25+37.096,39+38.580,25
+39.714,96+39.569,48+39.457,07+ 41.042,82
¿
10
= 36.130,61 N/mm2

 Membuat grafik hubungan gaya dan defleksi


grafik hubungan gaya (F) dan defleksi (∆y )
300

250

200
gaya (F)

150

100

50

0
0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5
defleksi (∆y )

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah di lakukan pengujian dapat di ambil kesimpulan bahwa :
1.
Elastisitas rata-rata (N/mm2
Jenis pemampang
Beban ditengah Beban tidak ditengah
pejal 18.547,40 42.005,92
Pipa 6.674,41 13.137,11
balok 17.451,80 36.130,61
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa posisi beban mempengaruhi elastisitas
suatu bahan.
2. Spesifikasi umum Mesin uji lengkung membutuhkan ketelitian yang sangat akurat dan
ketelitian yang benar-benar serius.
3. Dari pengamatan waktu pengujian bahwa kecepatan penekanan berpengaruh pada kekuatan
benda uji, semakin tinggi kecepatan penekanan maka semakin kecil daya tahan dari benda
uji dan semakin rendah kecepatan penekananya maka semakin besar daya tahan benda uji
tersebut.
4. Pada saat pengujian dengan metode three point bending ini, baja ST.37 mengalami fasa
elastis dan plastis sebelum mengalami patah atau retak yang menyebabkan naik turunnya
jarum tekanan pada pembacaan manometer. , sedangkan untuk metode four point bending
tidak dilakukan karena manometer yang digunakan tidak mencukupi kapasitasnya

5.2 Saran
1. Untuk meningkatkan kinerja dari alat uji lengkung ini sebaiknya dalam pembuatan
dapenempatan point haruslah lebih presisi lagi.
2. Untuk alat pembacaan data sebaiknya memiliki ketelitian yang lebih rinci dan mudah
dalam pembacaan datanya.
3. Sebaiknya sistem hidrolik yang digunakan dapat diatur laju kecepatan keluaran pistonnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Job sheet Labor Pengujian Bahan dan Metrologi 2 Semester IV, Jurusan Teknik Mesin,
Politeknik Negeri Padang
2. https://www.academia.edu/11992291/Laporan_hasil_uji_lengkung

Anda mungkin juga menyukai