LAS GAS
BURJU MANULLANG
NO BP. 1811041010
D.IV MANUFAKTUR
TEKNIK MESIN
DOSEN PEMBIMBING :JUNAIDI, ST.MP
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunianya, sehinnga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat pada
waktunya. Laporan ini merupakan hasil praktik kerja bengkel dari proses pengaplikasian ilmu
teori kedalam ilmu praktik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen yang telah memberikan pengetahuan
tentang praktik kerja bengkel ini , sehingga penulis dapat menyelesaikan praktik dan laporan
ini dengan baik.Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua dan teman-
teman yang selalu memberikan motivasi dan kerja sama yang baik.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam menulis laporan ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan. Oleh karna itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran
yang sifat membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang .
(Fadillah Hanum)
DAFTAR ISI
HALAMAN AWAL
KATA PENGANTAR1
DAFTAR ISI 2
BAB 1 PENDAHULUAN 3
I.1 Latar Belakang 3
I.2 Tujuan 3
BAB V PENUTUP 14
V.1 Kesimpulan14
V.2 Saran14
LAMPIRAN GAMBAR-GAMBAR ALAT 15
DAFTAR PUSTAKA 18
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pekerjaan membentuk plat tipis adalah cara yang sering dilakukan tanpa menggunakan
mesin. Laporan ini berisi tentang alat – alat yang dipakai dalam membentuk dan melipat
plat tipis, serta bahan yang dibutuhkan. Kegiatan belajar yang harus dilakukan adalah
menjelaskan fungsi alat yang dipakai, macam bentuk alat dan langkah kerja serta
keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan untuk membentuk dan melipat plat
tipis. Dengan menguasai laporan pekerjaan plat ini, diharapkan peserta diklat mamapu
memahami cara kerja yang meliputi pembentukan dan pelipatan plat tipis secara benar.
I.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktek kerja plat ini adalah sebagai berikut:
a. Menjadikanmahasiswamampumelaksanakansuatupekerjaanyang
berhubungandenganmenyambunglogamlembaransesuaidenganbentuk yang
diinginkan
b. Menciptakanmahasiswa yang terampildanberkompetendibidangnya.
c. Menambahskillparamahasiswauntukmengembangkankeahlianmasingmasingsesuaike
mampuan yang telahada.
d. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang penyambungan plat.
BAB II
LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI
Las Gas/Karbit adalah proses penyambungan logam dengan logam (pengelasan) yang
menggunakan gas asetilen (C2H2) sebagai bahan bakar, prosesnya adalah membakar bahan
bakar yang telah dibakar gas dengan oksigen (O2) sehingga menimbulkan nyala api dengan
suhu sekitar 3.500 °C yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi. Sebagai bahan
bakar dapat digunakan gas-gas asetilen, propana atau hidrogen. Ketiga bahan bakar ini yang
paling banyak digunakan adalah gas asetilen, sehingga las gas pada umumnya diartikan
sebagai las oksi-asetelin. Karena tidak menggunakan tenaga listrik, las oksi-asetelin banyak
dipakai di lapangan walaupun pemakaiannya tidak sebanyak las busur elektrode terbungkus.
Gas Asetilen diproduksi melalui reaksi antara Kalsium Karbit (CaC2) dengan air (H20).
Memproduksi gas Asetilen untuk keperluan pribadi dengan mencampurkan Kalsium Karbit
dengan air tidak disarankan. Gas Asetilen dapat bocor dari tabung produksi dan menyebabkan
ledakan jika tersulut api. Cara yang lebih disarankan adalah membeli gas Asetilen dalam
tabung logam.
Las Oxy-Acetylene (las asetilin) adalah proses pengelasan secara manual,dimana permukaan
yang akan disambung mengalami pemanasan sampai mencairoleh nyala (flame) gas asetilin
(yaitu pembakaran C2H2 dengan O2), dengan atau tanpa logam pengisi, dimana proses
gas dapat jugad ipergunakan sebagai : preheating, brazing, cutting dan hard facing.
Penggunaan untuk produksi (production welding), pekerjaan lapangan (field work), dan
a. Asetilin ( C2H2 )
Asetilena (Nama sistematis: etuna) adalah suatu hidrokarbon yang tergolong kepada alkuna,
dengan rumus C2H2. Asetilena merupakan alkuna yang paling sederhana, karena hanya
terdiri dari dua atom karbon dan dua atom hidrogen. Pada asetilena, kedua karbon terikat
melalui ikatan rangkap tiga, dan masing-masing atom karbon memiliki hibridisasi orbital sp
untuk ikatan sigma. Hal ini menyebabkan keempat atom pada asetilena terletak pada satu
b. Propan
Propana adalah senyawa alkana tiga karbon (C3H8) yang berwujud gas dalam keadaan
normal, tapi dapat dikompresi menjadi cairan yang mudah dipindahkan dalam kontainer yang
tidak mahal. Senyawa ini diturunkan dari produk petroleum lain pada pemrosesan minyak
bumi atau gas alam. Propana umumnya digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin,
Tabung gas berfungsi untuk menampung gas atau gas cair dalam kondisi bertekanan.
Umumnya tabung gas dibuat dari Baja, tetapi sekarang ini sudah banyak tabung-tabung gas
yang terbuat dari paduan Alumunium. Ukuran tabung ini dibuat berbeda karena disesuaikan
dengan kapasitas daya tampung gas dan juga jenis gas yang ditampung. Untuk membedakan
tabung gas apakah didalamnya berisi gas Oksigen atau Asetilen dapat dilihat dari tinggi
tabung Oksigen yaitu 1,4 m dan tabung Asetiline 1 m serta terdapat kode warna yang ada
b. Katup Tabung
Katup tabung berfungsi pengatur keluarnya gas dari dalam tabung maka digunakan katup.
Katup ini ditempatkan tepat dibagian atas dari tabung. Pada tabung gas Oksigen, katup
biasanya dibuat dari material Kuningan, sedangkan untuk tabung gas Asetilen, katup ini
c. Regulator
Regulator ini juga berfungsi untuk mempertahankan besarnya tekanan kerja selama proses
pengelasan atau pemotongan. Bahkan jika tekanan dalam tabung menurun, tekanan kerja
harus dipertahankan tetap oleh regulator. Pada regulator terdapat bagian-bagian seperti
saluran masuk, katup pengaturan tekan kerja, katup pengaman, alat pengukuran tekanan
tabung, alat pengukuran tekanan kerja dan katup pengatur keluar gas menuju selang.
Selang Karet Gas Oksi-Asetilin Berfungsi untuk mengalirkan gas yang keluar dari tabung
menuju brander pembakaran. Untuk memenuhi persyaratan keamanan, selang harus mampu
menahan tekan kerja dan tidak mudah bocor. Dalam pemakaiannya, selang dibedakan
berdasarkan jenis gas yang dialirkan. Untuk memudahkan bagimana membedakan selang
Oksigen dan selang Asetilen mak cukup memperhatikan kode warna pada selang.
Gas yang dialirkan melalui selang selanjutnya diteruskan oleh Brander atau Torch, tercampur
Alat yang berfungsi untuk menyalakan api pada ujung pembakaran waktu memulai mengelas.
b. Melindungi mata terhadap sinar yang tajam dan menyilaukan, agar dapat melihat benda
- Asetilin bertekanan 0,5 bar (kg/cm2), disesuaikan dengan besar kecilnya pipa
Pada nyala api las gas oksi-asetilin bisa diperoleh 3 jenis, yaitu :
Nyala Api Netral merupakan hasil pembakaran gas Oksigen dan Asetilin dengan
- Pengelasan biasa
Nyala Api Karburasi merupakan Nyala api dimana perbandingan gas asetilin lebih banyak
- Solder Lunak,
Nyala Api Oksidasi merupakan Nyala api dimana perbandingan gas oksigen lebih banyak
Gambar Nyala Api Netral dan suhu yang dicapai pada ujung pembakar.
d. Teknik Pengelasan
Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan di bawah tangan dan
benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung pembakar(brander) terletak diantara 45°
dan kawat las dimiringkan dengan sudut antara 30° - 40° dengan benda kerja. Kedudukan
ujung pembakar ke sudut sambungan dengan jarak 2 – 3 mm agar terjadi panas maksimal
pada sambungan. Pada sambungan sudut luar, nyala diarahkan ke tengah sambungan dan
Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan dengan arah
mendatar sehingga cairan las cenderung mengalir ke bawah, untuk itu ayunan brander
sebaiknya sekecil mungkin. Kedudukan brander terhadap benda kerja menyudut 70° dan
miring kira-kira 10° di bawah garis mendatar, sedangkan kawat pengisi dimiringkan pada
Pada pengelasan dengan posisi tegak, arah pengelasan berlangsung ke atas atauke bawah.
Kawat pengisi ditempatkan antara nyala api dan tempat sambunganyang bersudut 45°-60°
Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan posisilainnya
dimana benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan dilakukan daribawahnya. Pada
pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan 10° dari garisvertikal sedangkan kawat
Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke kiri dengan
membentuk sudut 60° dan kawat las 30° terhadap benda kerja sedangkan sudut melintangnya
tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini banyak digunakan karena cara pengelasannya
dengan cara ini diperlukan untuk pengelasan baja yang tebalnya 4,5mm ke atas.
1. Sambungan Tumpul
Adalah penyambungan dua buah logam atau lebih sejajar pada kedua benda kerja dalam
2. Sambungan Tumpang
Adalah penyambungan dua buah logam atau lebih dalam posisi horizontal pada keadaan
3. Sambungan T
Adalah penyambungan dua buah logam atau lebih secara horizontal dan vertikal sehingga
membentuk huruf T.
Adalah penyambungan dua buah logam atau lebih dengan membentuk sudut dimana
1. Tutup kran Asetilin, aliran gas asetilin terputus, maka api las padam,
2. Tutup kran Oksigen, aliran gas oksigen terputus,
(Smith, 1992)
4. Dengan teknik pengelasan yang tepat hampir semua jenis logam dapatdilas danalat ini
BAB III
PROSES PENGERJAAN
III.1 Alat dan Bahan
Alat yang diperlukan dalam pekerjaan plat khususnya untuk pembentukan dan
pelipatan plat, adalah sebagai berikut :
1. Mistar Baja
Digunakan untuk mengukur kasar, karena memiliki ketelitian 0,5 mm. Mistar
baja mempunyai satuan panjang metris (cm) dan inchi (“). Digunakan untuk
menarik garis –garis lurus.
2. Siku - Siku
Digunakan untuk menarik garis –garis sejajar serta menyiku terhadap sisi – sisi
pinggir, juga digunakan untuk memeriksa kerataan pinggir suatu benda kerja. Siku
- siku memiliki sudut 90
a. Siku – sikubalok
b. Siku – sikuKipas
c. Siku – sikuPapak
d. Siku – sikuLapang
e. Siku – sikuKombinasi
3. Penggores
4. Penitik
5. Jangka
a. Jangka Kaki
b. JangkaTusuk
c. JangkaBengkok
d. JangkaGaris
e. JangkaTongkat
6. Gunting
a. Dilihatdaribentukbibir :
- guntingbibirlurus
- gunting lengkung
- gunting universal
- gunting dirgantara.
b. Dilihatdarikekuatan :
guntingtuas
guntinggiletin
8. Palu Konde
9. Landasan
LandasMuka Rata
LandasTirus
LandasPinggiranLurus
Landas Bola
LandasPinggirLengkung
LandasPipa
LandasSetengah Bola
LandasAlur
10. Ragum
Ragum adalah alat untuk menjepit benda kerja yang akan dikikir,
dipahat, ditab, dll.
Digunakan untuk melipat suatu plat agar lebih rapi dan juga untuk
menguatkan badan pada pekerjaan penguatan alur
III.2 Langkahkerja:
1.Memasang peralatan las
a. Silinderzatasamdanasetilenterikatpadadindingatauditempatkanpadakeretadorongdit
empatkan ditempat yang aman
b. Sebelum regulator dipasangkatupsilinderdibukasebentar,
dantutupkembalidenganmaksuduntukmembersihkandebuataukotorandariulir
c. Masing-masingkatupdipasangpadasilinderdankencangkandenganmenggunakankunci
pas, kemudianbautpengaturtekananpada regulator dikendorkan
d. Slang dihubungkanpadapipa/
lubangpengeluaranregulator,dankencangkanikatannyadengankunci pas, selang gas
bagiandalamdibersihkandengancaramenghembuskan gas sesaat
e. Pemasangantiap-tiapujungselanglaspadapembakarharusdenganpasangannya,
kemudiankencangkanikatannya
f. Setelahselesaiterpasang, untukmencegahkebocoran
-kebocoransetiapsambunganharusdiperiksa
Hidupkan api las, atur apinya sesuai kebutuhan. Dekatkan 2 plat tadi, kunci dulu ujung-
ujungnya dan tengahnya juga. Jarak antara bahan kerja dengan lasnya adalah 70°. Setelah
itu baru kita gunakan bahan tambahnya. Dalam memakai bahan tambah, jangan ujung
bahan tambahnya yang dileburkan, tetapi diantara ujung bahan tambah dengan bahan kerja
kita. Setelah selesai, matikan api lasnya.
5. Plat bentuk T
- Gunakanlah alat pelindung diri yaitu baju praktek dan sepatu safety.
- Bekerjalah sesuai prosedur kerja yang telah ditentukan.
- Bekerja dengan hati-hati dan bertanggung jawab.
- Gunakan semua peralatan dan bahan sesuai fungsi dan digunakan dengan baik.
- Hidupkan fan pada ruangan las,agar asap las dapat dihembuskan keluar.
- Hindarkan mesin dari lantai yang licin dan basah.
- Matikan mesin setelah digunakan.
- Jangan lupamembuang sampah pada tempatnya.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktek kerja bengkel ini adalah:
a. Prosespengelasanadalahsuatu poses penyambungansuatubesidenganbesi yang lain
atausuatubahandenganbahan yang lain
b. Prosespengelasanpadaumumnyadibagimenjaditigayaitu horizontal
(mendatar),vertical (tegak) dan over (diataskepala)
c. Untukmendapatkanhasil yang
maksimumdibutuhkanketerampilandankedisiplinandalammelakukansebuahpekerjaa
n.
V.2 Saran
Adapun saran pada praktek las gas/asetilen ini adalah sebagai berikut:
a. Pekerjaanlasharuskitalakukandenganbertahap agar mendapatkanhasil yang
maksimal.
b. Gunakanlah selaluperalatan yang layakpakai.
c. Selaluperhatikankeselamatankerja yang palinngutama.
d. Dengarkanlah selaluinstruksidariinstrukturpelaksana.
e. Mulailah dan akhiri pekerjaan dengan doa.
Kunci-kunci
DAFTAR PUSTAKA
http://coreei7.blogspot.com/2012/04/las
http://www.anakunhas.com/2011/06/las-karbit-asetilin.html-asetilin.html
http://rahmadbayutkr.blogspot.com/2013/05/las-gas-asetilen.html
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Las_karbit
http://hendrisetiawan95.blogspot.com/2015/06/las-gas-las-asetilin.html