Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIK

LAS GAS

BURJU MANULLANG

NO BP. 1811041010
D.IV MANUFAKTUR
TEKNIK MESIN
DOSEN PEMBIMBING :JUNAIDI, ST.MP

POLITEKNIK NEGERI PADANG


THN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunianya, sehinnga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat pada
waktunya. Laporan ini merupakan hasil praktik kerja bengkel dari proses pengaplikasian ilmu
teori kedalam ilmu praktik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen yang telah memberikan pengetahuan
tentang praktik kerja bengkel ini , sehingga penulis dapat menyelesaikan praktik dan laporan
ini dengan baik.Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua dan teman-
teman yang selalu memberikan motivasi dan kerja sama yang baik.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam menulis laporan ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan. Oleh karna itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran
yang sifat membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang .

Demikianlah laporan ini penulis buat, mudah-mudahan bermanfaat dalam kegitan


pembelajaran .

Padang , Juli 2018

(Fadillah Hanum)
DAFTAR ISI

HALAMAN AWAL
KATA PENGANTAR1
DAFTAR ISI 2
BAB 1 PENDAHULUAN 3
I.1 Latar Belakang 3
I.2 Tujuan 3

BAB II LANDASAN TEORI 4

BAB III PROSES PENGERJAAN 9


III.1 Alat dan Bahan 9
III.2 Langkah Kerja11
III 3 LangkahKerja per Job11

BAB IV KESELAMTAN KERJA 13


IV.1 Keselamatan Pekerja13
IV.2 Keselamatan Benda dan Peralatan13
IV.3 Keselamatan Lingkungan13

BAB V PENUTUP 14
V.1 Kesimpulan14
V.2 Saran14
LAMPIRAN GAMBAR-GAMBAR ALAT 15
DAFTAR PUSTAKA 18

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pekerjaan membentuk plat tipis adalah cara yang sering dilakukan tanpa menggunakan
mesin. Laporan ini berisi tentang alat – alat yang dipakai dalam membentuk dan melipat
plat tipis, serta bahan yang dibutuhkan. Kegiatan belajar yang harus dilakukan adalah
menjelaskan fungsi alat yang dipakai, macam bentuk alat dan langkah kerja serta
keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan untuk membentuk dan melipat plat
tipis. Dengan menguasai laporan pekerjaan plat ini, diharapkan peserta diklat mamapu
memahami cara kerja yang meliputi pembentukan dan pelipatan plat tipis secara benar.

I.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktek kerja plat ini adalah sebagai berikut:
a. Menjadikanmahasiswamampumelaksanakansuatupekerjaanyang
berhubungandenganmenyambunglogamlembaransesuaidenganbentuk yang
diinginkan
b. Menciptakanmahasiswa yang terampildanberkompetendibidangnya.
c. Menambahskillparamahasiswauntukmengembangkankeahlianmasingmasingsesuaike
mampuan yang telahada.
d. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang penyambungan plat.

e. Membentuk mahasiswa yang berskill tinggi dan berkualitas.

BAB II
LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI

II.1 Las gas

Las Gas/Karbit adalah proses penyambungan logam dengan logam (pengelasan) yang

menggunakan gas asetilen (C2H2) sebagai bahan bakar, prosesnya adalah membakar bahan

bakar yang telah dibakar gas dengan oksigen (O2) sehingga menimbulkan nyala api dengan

suhu sekitar 3.500 °C yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi. Sebagai bahan
bakar dapat digunakan gas-gas asetilen, propana atau hidrogen. Ketiga bahan bakar ini yang

paling banyak digunakan adalah gas asetilen, sehingga las gas pada umumnya diartikan

sebagai las oksi-asetelin. Karena tidak menggunakan tenaga listrik, las oksi-asetelin banyak

dipakai di lapangan walaupun pemakaiannya tidak sebanyak las busur elektrode terbungkus.

Gas Asetilen diproduksi melalui reaksi antara Kalsium Karbit (CaC2) dengan air (H20).

CaC2 + 2H2O → Ca(OH)2 + C2H2

Memproduksi gas Asetilen untuk keperluan pribadi dengan mencampurkan Kalsium Karbit

dengan air tidak disarankan. Gas Asetilen dapat bocor dari tabung produksi dan menyebabkan

ledakan jika tersulut api. Cara yang lebih disarankan adalah membeli gas Asetilen dalam

tabung logam.

Las Oxy-Acetylene (las asetilin) adalah proses pengelasan secara manual,dimana permukaan

yang akan disambung mengalami pemanasan sampai mencairoleh nyala (flame) gas asetilin

(yaitu pembakaran C2H2 dengan O2), dengan atau tanpa logam pengisi, dimana proses

penyambungan tanpa penekanan.Disamping untuk keperluan pengelasan (penyambungan) las

gas dapat jugad ipergunakan sebagai : preheating, brazing, cutting dan hard facing.

Penggunaan untuk produksi (production welding), pekerjaan lapangan (field work), dan

reparasi (repair & maintenance).

II. 2 Bahan Bakar Gas

a. Asetilin ( C2H2 )

Asetilena (Nama sistematis: etuna) adalah suatu hidrokarbon yang tergolong kepada alkuna,

dengan rumus C2H2. Asetilena merupakan alkuna yang paling sederhana, karena hanya

terdiri dari dua atom karbon dan dua atom hidrogen. Pada asetilena, kedua karbon terikat
melalui ikatan rangkap tiga, dan masing-masing atom karbon memiliki hibridisasi orbital sp

untuk ikatan sigma. Hal ini menyebabkan keempat atom pada asetilena terletak pada satu

garis lurus, dengan sudut C-C-H sebesar 180°.

b. Propan

Propana adalah senyawa alkana tiga karbon (C3H8) yang berwujud gas dalam keadaan

normal, tapi dapat dikompresi menjadi cairan yang mudah dipindahkan dalam kontainer yang

tidak mahal. Senyawa ini diturunkan dari produk petroleum lain pada pemrosesan minyak

bumi atau gas alam. Propana umumnya digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin,

barbeque (pemanggang), dan di rumah-rumah.

II. 3 Peralatan Las Oksi - Asetilin

a. Silinder atau Tabung Gas

Tabung gas berfungsi untuk menampung gas atau gas cair dalam kondisi bertekanan.

Umumnya tabung gas dibuat dari Baja, tetapi sekarang ini sudah banyak tabung-tabung gas

yang terbuat dari paduan Alumunium. Ukuran tabung ini dibuat berbeda karena disesuaikan

dengan kapasitas daya tampung gas dan juga jenis gas yang ditampung. Untuk membedakan

tabung gas apakah didalamnya berisi gas Oksigen atau Asetilen dapat dilihat dari tinggi

tabung Oksigen yaitu 1,4 m dan tabung Asetiline 1 m serta terdapat kode warna yang ada

pada tabung itu.

b. Katup Tabung
Katup tabung berfungsi pengatur keluarnya gas dari dalam tabung maka digunakan katup.

Katup ini ditempatkan tepat dibagian atas dari tabung. Pada tabung gas Oksigen, katup

biasanya dibuat dari material Kuningan, sedangkan untuk tabung gas Asetilen, katup ini

terbuat dari material Baja.

c. Regulator

Regulator ini juga berfungsi untuk mempertahankan besarnya tekanan kerja selama proses

pengelasan atau pemotongan. Bahkan jika tekanan dalam tabung menurun, tekanan kerja

harus dipertahankan tetap oleh regulator. Pada regulator terdapat bagian-bagian seperti

saluran masuk, katup pengaturan tekan kerja, katup pengaman, alat pengukuran tekanan

tabung, alat pengukuran tekanan kerja dan katup pengatur keluar gas menuju selang.

d. Selang Karet Gas Oksi-Asetilin

Selang Karet Gas Oksi-Asetilin Berfungsi untuk mengalirkan gas yang keluar dari tabung

menuju brander pembakaran. Untuk memenuhi persyaratan keamanan, selang harus mampu

menahan tekan kerja dan tidak mudah bocor. Dalam pemakaiannya, selang dibedakan

berdasarkan jenis gas yang dialirkan. Untuk memudahkan bagimana membedakan selang

Oksigen dan selang Asetilen mak cukup memperhatikan kode warna pada selang.

e. Brander atau Torch ( Pembakar )

Gas yang dialirkan melalui selang selanjutnya diteruskan oleh Brander atau Torch, tercampur

didalamnya dan akhirnya pada ujuang nosel terbentuk nyala api.

Brander atau Toch memiliki dua fungsi yaitu :


•Sebagai pencampur gas oksigen dan gas asetilin.

•Sebagai pembentuk nyala api diujung nosel.

f. Pematik atau Korek Api Las

Alat yang berfungsi untuk menyalakan api pada ujung pembakaran waktu memulai mengelas.

g. Kaca Mata Las

Kaca mata las berfungsi :

a. Melindungi mata terhadap radiasi sinar ultraviolet dan inframerah,

b. Melindungi mata terhadap sinar yang tajam dan menyilaukan, agar dapat melihat benda

kerja dengan baik,

c. Melindungi mata terhadap bahaya percikan bunga api.

II. 4 Proses Pengelasan Oksi - Asetilin

a. Menentukan Tekanan Gas

Pengaturan tekanan yang disetel, tekanan gas yang dianjurkan :

- Oksigen bertekanan 2,5 bar (kg/cm2), untuk semua pipa pembakaran

- Asetilin bertekanan 0,5 bar (kg/cm2), disesuaikan dengan besar kecilnya pipa

pembakaran. Awas! Untuk asetilin tekanan maksimum 1,5 bar (kg/cm2).

b. Menyalakan Api Las Gas

1. Pilih pipa pembakaran yang sesuai dengan proses pengelasan,


2. Pasang pipa pembakarnya harus erat, Jangan bocor !,

3. Arahkan pipa pembakaran ke tempat yang aman,

4. Buka kran asetilin kira – kira seperempat putaran secukupnya,

5. Nyalakan dengan api pada mulut pembakaran,

6. Buka kran oksigen kira – kira setengah putaran secukupnya,

7. Atur komposisi dan volume api las yang dikehendaki,

8. Api las siap digunakan.

c. Mengatur dan Menentukan Nyala Api Las Gas

Pada nyala api las gas oksi-asetilin bisa diperoleh 3 jenis, yaitu :

1.Nyala Api Netral

Nyala Api Netral merupakan hasil pembakaran gas Oksigen dan Asetilin dengan

perbandingan komposisi -+ 1:1

Nyala Api Netral dipakai untuk :

- Pengelasan biasa

2.Nyala Api Karburasi

Nyala Api Karburasi merupakan Nyala api dimana perbandingan gas asetilin lebih banyak

dari gas oksigen.

Nyala Api Karburasi dipakai untuk :


- Memanaskan,

- Solder Lunak,

- Pengelasan logam monel.

3.Nyala Api Oksidasi

Nyala Api Oksidasi merupakan Nyala api dimana perbandingan gas oksigen lebih banyak

dari gas asetilin.

Nyala Api Oksidasi dipakai untuk :

- Pengelasan kuningan dan perunggu.

Gambar Nyala Api Netral dan suhu yang dicapai pada ujung pembakar.

d. Teknik Pengelasan

Macam – macam posisi pengelasan adalah sebagai berikut :

1. Posisi pengelasan di bawah tangan

Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan di bawah tangan dan

benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung pembakar(brander) terletak diantara 45°

dan kawat las dimiringkan dengan sudut antara 30° - 40° dengan benda kerja. Kedudukan

ujung pembakar ke sudut sambungan dengan jarak 2 – 3 mm agar terjadi panas maksimal

pada sambungan. Pada sambungan sudut luar, nyala diarahkan ke tengah sambungan dan

gerakannya adalah lurus.


2. Posisi pengelasan mendatar ( horizontal )

Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan dengan arah

mendatar sehingga cairan las cenderung mengalir ke bawah, untuk itu ayunan brander

sebaiknya sekecil mungkin. Kedudukan brander terhadap benda kerja menyudut 70° dan

miring kira-kira 10° di bawah garis mendatar, sedangkan kawat pengisi dimiringkan pada

sudut 10° di atas garis mendatar.

3. Posisi pengelasan tegak ( vertical )

Pada pengelasan dengan posisi tegak, arah pengelasan berlangsung ke atas atauke bawah.

Kawat pengisi ditempatkan antara nyala api dan tempat sambunganyang bersudut 45°-60°

dan sudut brander sebesar 80°.

4. Posisi pengelasan di atas kepala ( Overhead )

Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan posisilainnya

dimana benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan dilakukan daribawahnya. Pada

pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan 10° dari garisvertikal sedangkan kawat

pengisi berada di belakangnya bersudut 45°-60°.

5. Pengelasan arah ke kiri ( maju )

Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke kiri dengan

membentuk sudut 60° dan kawat las 30° terhadap benda kerja sedangkan sudut melintangnya

tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini banyak digunakan karena cara pengelasannya

mudah dan tidak membutuhkan posisi yang sulit saat mengelas.

6. Pengelasan arah ke kanan ( mundur )


Cara pengelasan ini adalah arahnya kebalikan daripada arah pengelasan ke kiri. Pengelasan

dengan cara ini diperlukan untuk pengelasan baja yang tebalnya 4,5mm ke atas.

e. Macam – macam Sambungan

Ada beberapa sambungan benda kerja pada las gas, yaitu :

1. Sambungan Tumpul

Adalah penyambungan dua buah logam atau lebih sejajar pada kedua benda kerja dalam

posisi horizontal pada bidang datar.

2. Sambungan Tumpang

Adalah penyambungan dua buah logam atau lebih dalam posisi horizontal pada keadaan

tumpang tindih antara kedua benda kerja.

3. Sambungan T

Adalah penyambungan dua buah logam atau lebih secara horizontal dan vertikal sehingga

membentuk huruf T.

4. Sambungan Sudut Luar

Adalah penyambungan dua buah logam atau lebih dengan membentuk sudut dimana

sambungan terjadi di luar sudut tersebut.

f. Memadamkan Api Las Gas

Cara untuk memadamkan Api Las Gas adalah :

1. Tutup kran Asetilin, aliran gas asetilin terputus, maka api las padam,
2. Tutup kran Oksigen, aliran gas oksigen terputus,

3. Penutupan kran jangan dipaksakan.

g. Penutupan Kerja Las Gas

Beberapa cara menutup Kerja Las Gas antara lain :

1. Padamkan api las,

2. Tutup kran-kran tabung gas,

3. Buanglah sisa-sisa gas melalui pipa pembakar,

4. Sekrup pengukuran dan pengatur tekanan gas dikendorkan,

5. Letakkan atau gantung pipa pembakar pada tempat yang aman,

6. Gulung selang saluran gasnya.

(Smith, 1992)

II. 5 Keuntungan Las Gas Oksi-Asetilin

Terdapat beberapa keuntungan Las Gas Oksi-Asetilin antara lain :

1. Peralatan relatif murah dan memerlukan pemeliharaan minimal/sedikit,

2. Cara penggunaannya sangat mudah, tidak memerlukan teknik-teknik

pengelasanyang tinggi sehingga mudah untuk dipelajari,


3. Mudah dibawa dan dapat digunakan di lapangan maupun di pabrik atau

dibengkel-bengkel karena peralatannya kecil dan sederhana,

4. Dengan teknik pengelasan yang tepat hampir semua jenis logam dapatdilas danalat ini

dapat digunakan untuk pemotongan maupun penyambungan

BAB III
PROSES PENGERJAAN
III.1 Alat dan Bahan

Alat yang diperlukan dalam pekerjaan plat khususnya untuk pembentukan dan
pelipatan plat, adalah sebagai berikut :

1. Mistar Baja

Digunakan untuk mengukur kasar, karena memiliki ketelitian 0,5 mm. Mistar
baja mempunyai satuan panjang metris (cm) dan inchi (“). Digunakan untuk
menarik garis –garis lurus.

2. Siku - Siku

Digunakan untuk menarik garis –garis sejajar serta menyiku terhadap sisi – sisi
pinggir, juga digunakan untuk memeriksa kerataan pinggir suatu benda kerja. Siku
- siku memiliki sudut 90

Macam – macam siku – siku antara lain :

a. Siku – sikubalok
b. Siku – sikuKipas
c. Siku – sikuPapak
d. Siku – sikuLapang
e. Siku – sikuKombinasi
3. Penggores

Digunakan sebagai pengganti pensil untuk menggambar plat, penggores


dengan sudut antara 15 - 30.

4. Penitik

Digunakan untuk membuat titik pusat lengkung atau titik garis.

5. Jangka

Digunakan untuk membuat lingkaran, memebuat garis sejajar dengan bidang


sisi yang lain, dan mencari titik tengah pada benda bundar.

Macam – macam jangka :

a. Jangka Kaki
b. JangkaTusuk
c. JangkaBengkok
d. JangkaGaris
e. JangkaTongkat

6. Gunting

Digunakan untuk memotong plat

Macam – macam gunting :

a. Dilihatdaribentukbibir :
- guntingbibirlurus

- gunting lengkung

- gunting universal

- gunting paruh burung

- gunting dirgantara.
b. Dilihatdarikekuatan :
 guntingtuas
 guntinggiletin

Macam gunting giletin yaitu tenaga manusia dan tenaga motor

7. Mallet (Palu Lunak)

Pembentukan benda kerja dapat dilakukan baik dengan tangan maupun


dengan mesin. Bila dilakukan dengan tangan, kita dapat menggunakan palu
lunak, kitapun dapat dapat menggunakan palu yang sejenis, akan tetapi
mengingat benda kerja yang kita pergunakan adalah BJLS, maka agar lapisan
tidak terkelupas atau cacat maka dipergunakan palu mallet. Mallet dapat terbuat
dari plastic, kayu, kayu, karet, tembaga, atau imah hitam.

8. Palu Konde

Digunakan untuk memukul penitik yang dilandaskan ke benda yang


akan dib or atau untuk memberi posisi pengeboran.

9. Landasan

Digunakan untuk landasan pada waktu meratakan benda kerja, melipat


benda kerja, atau melukis benda kerja dsb.

Macam – macam landasan :

 LandasMuka Rata
 LandasTirus
 LandasPinggiranLurus
 Landas Bola
 LandasPinggirLengkung
 LandasPipa
 LandasSetengah Bola
 LandasAlur
10. Ragum

Ragum adalah alat untuk menjepit benda kerja yang akan dikikir,
dipahat, ditab, dll.

11. Plat Landasan

Plat Landasan digunakan untuk melapisi benda kerja sewaktu dijepit di


ragum, supaya benda kerja tidak cacat terkena tekanan mulut ragum.

12. Mesin Lipat

Digunakan untuk melipat suatu plat agar lebih rapi dan juga untuk
menguatkan badan pada pekerjaan penguatan alur

III.2 Langkahkerja:
1.Memasang peralatan las
a. Silinderzatasamdanasetilenterikatpadadindingatauditempatkanpadakeretadorongdit
empatkan ditempat yang aman
b. Sebelum regulator dipasangkatupsilinderdibukasebentar,
dantutupkembalidenganmaksuduntukmembersihkandebuataukotorandariulir
c. Masing-masingkatupdipasangpadasilinderdankencangkandenganmenggunakankunci
pas, kemudianbautpengaturtekananpada regulator dikendorkan
d. Slang dihubungkanpadapipa/
lubangpengeluaranregulator,dankencangkanikatannyadengankunci pas, selang gas
bagiandalamdibersihkandengancaramenghembuskan gas sesaat
e. Pemasangantiap-tiapujungselanglaspadapembakarharusdenganpasangannya,
kemudiankencangkanikatannya
f. Setelahselesaiterpasang, untukmencegahkebocoran
-kebocoransetiapsambunganharusdiperiksa

2. Mengatur tekanan kerja


Katup pembakar zat asam dibuka dan baut pengatur katup regulator diputar sampai
didapat tekanan yang dikehendaki ,begitu juga untuk gas asetilen caranya sama
3. Menyalakan api las
a. katup pembakar oksigen dibuka sedikit
b. katup pembakar asetilen dibuka sedikit lebih besar dari oksigen
c. gas dinyalakan dengan korek api las
d.tekanan asetilen jika perlu diperiksa dan di stelkembali
4. Menyetel nyala api las
a. nyala api netral
katup pembakar asetilen dibuka lebar-lebar dan katup oksigen dibuka sedikit
asetilen dikurangi sampai kerucut kedua gas hilang.
b. nyala api asetilen lebih (karburasi)
mulailah dengan nyala api netral dan asetilen ditambah sampai perbandingan antara
kerucut dalam dengan nyala asetilen menjadi sesuai
c.Nyala terlalu banyak oksigen
mulailah dengan nyala netral dan oksigen ditambah sampai kerucut dalam menjadi
pendek menurut yang dikehendaki
5. mematikannyalaapilas
Jikaberhentibekerjahanyasebentar, yang di tutuphanyakatuppembakar
III.3 LANGKAH KERJA PER JOB
1. Plat Datar
Buatgarislurussebanyakempatbuahpada plat datartersebut, kemudian
hidupkanapilas,danaturapinyasesuaikebutuhan,
Pasangkacamatakemudianmulailahmelakukanlasmengikutialurgarislurustersebutdenganmet
odesetengahlingkaran.
Setelahselesaimatikanapilas.

2. Dua Plat yang disambungkan dengan


bahan tambah

Hidupkan api las, atur apinya sesuai kebutuhan. Dekatkan 2 plat tadi, kunci dulu ujung-
ujungnya dan tengahnya juga. Jarak antara bahan kerja dengan lasnya adalah 70°. Setelah
itu baru kita gunakan bahan tambahnya. Dalam memakai bahan tambah, jangan ujung
bahan tambahnya yang dileburkan, tetapi diantara ujung bahan tambah dengan bahan kerja
kita. Setelah selesai, matikan api lasnya.

3. Plat bentuk huruf V dengan bahan tambah diluarnya

Hidupkan api las, atur apinya sesuai dengan


kebutuhan. Letakkan dua plat di atas alat untuk
membuat bentuk siku-siku, atau juga bisa kita
pegang dengan menggunakan tang. Kunci
dulu ujung- ujungnya dan bagian tengahnya.
Kemudian kita leburkan bahan tambahnya.
Jaraknya juga 70°. Setelah selesai, matikan api
lasnya.

4. Plat bentuk siku-siku dengan bahan tambah di dalamnya


Hidupkan api las, atur apinya sesuai kebutuhan. Letakkan dua plat di atas alat untuk membuat
bentuk siku-siku, atau juga bisa kita pegang dengan menggunakan tang. Kunci dulu ujung-ujungnya
dan bagian tengahnya. Kemudian kita leburkan bahan tambahnya di bagian dalam. Jarak lasnya
dengan bahan kerja 70°. Setelah selesai, matikan api lasnya.

5. Plat bentuk T

Hidupkan api las, atur apinya


sesuai kebutuhan. Letakkan
platnya di atas plat yang lain, di
tengah-tengah plat tersebut.
Pertama kita kerjakan dengan
bahan tambah, leburkan bahan
tambahnya. Disebelahnya
tanpa bahan tambah. Jarak las dengan bahan kerja adalah 70°. Setelah selesai matiakan api lasnya.
BAB IV
KESELAMATAN KERJA
IV.1 Keselamatan Pekerja
Adapun keselamatan pekerja yang harus diperhatikan dalam praktek kerja bengkel
ini adalah sbagai berikut:

- Gunakanlah alat pelindung diri yaitu baju praktek dan sepatu safety.
- Bekerjalah sesuai prosedur kerja yang telah ditentukan.
- Bekerja dengan hati-hati dan bertanggung jawab.
- Gunakan semua peralatan dan bahan sesuai fungsi dan digunakan dengan baik.

IV.2 Keselamatan Peralatan dan Bahan

- Gunakan peralatan dan bahan sesuai prosedur kerja.


- Jangan meletakkan bahan dan peralatan disembarang tempat.
- Bahan harus dijaga dengan baik.
- Periksa keadaan mesin dan peralatan lainnya sebelum digunakan.

IV.3 Keselamatan Lingkungan

- Hidupkan fan pada ruangan las,agar asap las dapat dihembuskan keluar.
- Hindarkan mesin dari lantai yang licin dan basah.
- Matikan mesin setelah digunakan.
- Jangan lupamembuang sampah pada tempatnya.

BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktek kerja bengkel ini adalah:
a. Prosespengelasanadalahsuatu poses penyambungansuatubesidenganbesi yang lain
atausuatubahandenganbahan yang lain
b. Prosespengelasanpadaumumnyadibagimenjaditigayaitu horizontal
(mendatar),vertical (tegak) dan over (diataskepala)
c. Untukmendapatkanhasil yang
maksimumdibutuhkanketerampilandankedisiplinandalammelakukansebuahpekerjaa
n.

V.2 Saran
Adapun saran pada praktek las gas/asetilen ini adalah sebagai berikut:
a. Pekerjaanlasharuskitalakukandenganbertahap agar mendapatkanhasil yang
maksimal.
b. Gunakanlah selaluperalatan yang layakpakai.
c. Selaluperhatikankeselamatankerja yang palinngutama.
d. Dengarkanlah selaluinstruksidariinstrukturpelaksana.
e. Mulailah dan akhiri pekerjaan dengan doa.

LAMPIRAN GAMBAR-GAMBAR ALAT-ALAT DAN BAHAN KERJA


Tabung oxygen Tabungasetilen
Regulator oxygen Regulator asetilen

Kunci pembuka Kacamata

Sarung tangan Apron kulit


Sikat

Kunci-kunci

Korek api Pipakaret


Moncong las

DAFTAR PUSTAKA

http://coreei7.blogspot.com/2012/04/las

http://www.anakunhas.com/2011/06/las-karbit-asetilin.html-asetilin.html

http://rahmadbayutkr.blogspot.com/2013/05/las-gas-asetilen.html

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Las_karbit

http://hendrisetiawan95.blogspot.com/2015/06/las-gas-las-asetilin.html

Anda mungkin juga menyukai