PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Perkembangan dan penerapan ilmu dan teknologi khususnya di dunia industri saat ini mengalami
kemajuan yang semakin pesat. Sejalan dengan hal tersebut, lembaga pendidikan dituntut untuk
menghasilkan tenaga tenaga ahli profesional baik secara teori maupun prakteknya. Tentunya lembaga
pendidikan seperti ini harus memiliki fasilitas praktek yang mendukung tercapainya tujuan tersebut.
Untuk itu, semakin berkembangnya zaman menuju ke arah yang lebih maju, semakin berkembang pula
teknologi yang diciptakan oleh manusia. Peralatan yang diciptakan pun semakin memudahkan segala
pekerjaan manusia. Teknolgi-teknologi besar dan kecil bermunculan di mana mana. Perkembangan
tersebut menyangkut juga di bidang perkitan dengan menggunakan las. Telah banyak diciptakan
peralatan-peralatan industri dan rumah tangga yang cara perakitanya menggunakan las.
Las digunakan sebagai perakitan dan pemotongan logam fero maupun non fero pada suatu industri.
Pada masa sekarang ini tehnik pengelasan selalu digunakan sebagai sarana dalam esembling dan
pemotongan logam fero maupun non fero ,
Untuk menghimbau hal tersebut di butuhkan tenaga tenaga yang terampil dan profesional serta
berdisiplin yang tinggi. Khususnya untuk mahasiswa Akademi ataupun Diploma di bidang mesin yang
sangat diutamakan keterampilan dalam pengelasan.
Keselamatan kerja sangat penting di perhatikan pada saat bekerja. Jika tidak, akan membahayakan kita
sendiri. Segalanya perlu di pertimbangkan, dengan baik.
1.2 Tujuan dan Manfaat
1.2.1 Tujuan
Dalam penyusunan laporan bengkel ini bertujuan agar Mahasiswa:
a. Mengenal dan memahami semua bahan dan peralatan yang digunakan dalam pengelasan.
b. Mengetahui bagaimana langkah langkah perawatan dan perbaikan dari suatu kondisi mesin las .
1.2.2 Manfaat
Adapun manfaat dalam penulisan Laporan dan Praktek yang telah dilaksanakan yaitu agar Mahasiswa:
a. Dapat menjelaskan sebab terjadinya kesalahan atau kerusakan pada suatu mesin las .
b. Mengetahui cara pengelasan dan pemotongan dari semua bahan serta alat yang digunakan dalam
pangelasan .
c. Mengetahui cara perawatan pada peralatan las.
1.3 Permasalahan
Adapun pembatasan masalah dalam laporan ini adalah permasalahan pada :
1. Rancang bentuk pengelasan.
2. Kurangnya pengetahuan dalam hal menguasai materi.
3. Usia peralatan yang sudah tua yang seharusnya tidak bisa dipakai lagi namun karena keterbatasan
dana, hal itupun diabaikan.
4. Peralatan las yang mengalami kerusakan sehingga perlu adanya perawatan dan perbaikan.
1.4 Batasan Masalah
Untuk menghindari terlampau luasnya ruang lingkup dan tercapainya suatu hasil yang jelas dan bersikap
praktis maka penulis membatasi hanya pengataan umum tentang las dan tehnik pengelasa asetilin.
1.5 Metode Penulisan
Dalam penyusunan laporan ini, metode metode yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data
adalah sebagai berikut :
a. Praktek Langsung
Pelaksanaan praktek ini dimulai dari tanggal 8 juni 2011, sesuai jadwal yang telah ditentukan. Praktek
tersebut dibagi menjadi beberapa kelompok yang mempunyai tugasnya masing-masing sesuai job yang
diberikan. Satu job yang telah dipraktekkan akan dilanjutkan pada job selanjutnya, sehingga semua job
yang ditargetkan dapat tercapai. Akhir praktek yang dilakukan sampai dengan tanggal 6 juli 2011.
b. Metode Literatur / Studi Pustaka
Pembahasan masalah praktek pengelsan dan sambungan dan Maintenance Repair Peralatan las diambil
dari berbagai referensi antara lain, dari buku panduan pengelasan pematrian pemotongan dengan
pemanasan, modul teknologi mekanik 2 atau yang berhubungan dengan masalah pengelasan dan
Maintenance Repair Peralatan las, dapat pula dari internet maupun sumber ilmu yang mendukung
pelaksanaan praktek tersebut.
1.6 Sistematika Penulisan
Metode dalam penulisan laporan bengkel listrik semester 4 ini adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Memuat tentang latar belakang dan tujuan dari latihan praktek bengkel mesin semester 2. Dalam bab ini
dibagi menjadi empat bagian yaitu : Latar Belakang, Tujuan dan Manfaat, Permasalahan, Batasan
Masalah, Metode Penuliasan dan Sistematika Penulisan.
Bab 2 landasan teori
Terdiri dari teori dasar mengenai pengalasan, berbagai macam peralatan las beserta penjelasannya dan
lain-lain.
Bab 3 Proses produksi dan Jasa
Berisi tentang faselitas ,bahan ,peralatan yang di perlukan dalam proses pengelasan karbit (asetelin).
Bab 4 Langkah kerja dan gambar kerja
Berisi tantang langkah kerja dan gambar kerja.
Bab 5 Penutup
Berisi tentang kesimpulan dan saran pada praktek bengkel mesin semester 2.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian las
Munrut Duetch Industrie Normen (DIN) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau paduan
logam yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Sedangkan Las Asetilin adalah suatu proses
pengelasan dimana panas untuk pengelasan di dperoleh dari nyala api hasil pambakaran bahan bakar
gas oksigen (O2) dengan gas asetelin.
Dari keterengan di atas mengelas adalah menyatukan dua buah logam atau lebih dengan mengadakan
ikatan metalurgi di bawah pengaruh panas . Untuk mendapatkan ikatan metalurgi ada banyak cara
dilakukan ,yakni :
a) Logam yang disambung dipanas sampai suhu terentu yang terletak dibawah atau di atas titik lebur ,
kemudian logam yang disatukan dengan cara ditakan atau dipukul (las tekan ).
b) Logam yang disambung bersama sama dengan bahan tambah ( apabila di perlukan) dicairkan ( las
busur cair).
c) Bahan tambah di cairkan kemudian diletakan pada logam yang di sambung.
2.2 Keuntungan Penggunaan Las
a) Konstruksi sambungan las mudah dilakukan.
b) Waktu pangerjaan sambungan las relatif lebih cepat .
c) Bahan lebih ringan .
d) Diperoleh bentuk sambungan yang lebih estetis (indah).
2.3 Macam macam las :
a) Las gas.
b) Las resentansi listrik .
c) Las tempa.
d) Las cair .
e) Las tekan.
f) Las cair busur listrik.
g) Las termit .
h) Las terak .
g. Alat pengaman bia terjadi tekanan gas melebihi tekana yang di izinkan.
Macam - macam generator asetelin:
Menurut system pencapuran air dengan gas :
a. System lempar atau system clup karbit dilempar atau di clup.
b. System tetes dimana air menetes di atas karbit .
Munurut tekananya :
a. Generator asetelin tekanan sedang (0,03 - 0,2 ).
b. Generator asetelinn tekanan tinggi ( 0,2 1,1 bar ).
Prisip kerja generator :
Generator system lempar :
a. Karbit dijatuhkan kedalam air , berlangsungah pembuatan asetelin .
b. Gas asetelin yang teradi naik dan berkumpul dalam gas .
c. Dari ruang gas asetein masuk kekunci air siap untuk di pergunakan .
Generato system tetes :
a. Air menetes keats permukaan butir yang ditempatkan pada lanci didalam retor.
b. Gas yang terjadi naik dan masuk keruang gas .
c. Dari ruang gas dengan melalui pembersih masuk ke kunci air .
d) Gas karbit (Acatelin )
Gas karbit banyak digunakan dalam pengelasan busur cair gas daripada bahan dasar lainnya .Hal ini di
karnakan gas karbit memiliki banyak kelebihan diantaranya :
Gas karbit mudah dibuat dan tidak beracun
Mempunyai sifat menyerap asam sehingga dapat mengurangi oksidasi
Gas karbit mempunyai nilai panas yang tinggi ,karna suhu api yang dicapai pada gas
karbit sangat tinggi
Table suhu api las acetelyne
NAMA GAS SUHU API
Oksi gas karbit 3.100 -3.200 oC
Oksi gas propane 2.500 oC
Oksi - gas hydrogen 2.370 oC
Oksi gas coal 2.200 oc
Udara gas karbit 2.450 oc
Udara - gas coal 1.871 oc
Udara gas propane 1.750oc
Kecepatan pembakaran sangat tinggi
Cocok untuk segala teknik pengelasan las gas.
Cara pembuatan gas karbit ada tiga cara yakni : system tetes , system cebur . Dari ketiga system diatas
yang di anggp palig efektif adalah system tetes .Reaksi kimia yang terjadi adalah:
Ca.C2 + 2. H2O Ca (OH) 2 + C2H2 + g
Keterangan:
Ca.C2 : Batu karbit
Ca( OH )2 : Kapur terguyur
C2H2 : Gas karbit
H2O : Air
g : panas
Batu karbit 1 kg dapat menghasilkan gas karbit sekitar 250- 300 kg gas . Pada tabung gas karbit yang
dipasarkan berisi 40 liter dengan tekanan 15 bar . Batu karbit dapat diperoleh dengan cara melebur batu
kapur (Ca ) dan arang ( C )dalam tungku listrik . reaksi kimianya :
CaO Ca C2 + CO2
e) Gas Oksigen
Banyak sedikit gas oksigen berpengaruh pada suhu pembakaran . P emakaian gas oksigen = voleme
tabung penurunan tekanan , sedangkan pemakaian gas karbit = 0,9 pemakaian oksigen .
Tekanan kerja yang dipakai pada gas oksigen antara 3-4 bar dan untuk gas karbit pada pembakaran
sebesar 0,5 0,6 bar, sedangkan pada pembakaran kecil berkisar 0,3 0,4 bar.
f) Katup Pengaman tekanan balik
Utuk menghindari kecelakaan kerja ( kebakaran )maka perlu dipasdang katup tekanan balik . Tekan balik
akan terjadi ketika tekanan udara luar lebuh kecil dari tekan dari dalam tabung ,atau bias terjadi ketika
gas karbid dalam tabung sudah mulai habis.
g) Kacamata las
Kacamata berfungsi untuk melindungi mata dari kilauan busur api yang dihasilkan dari las karbid .
Gambar : Kacamata las
h) Tang penjepit
Tang penjepit berfungsi untuk memegang dan mengambil benda kerja .
Gambar :Tang penjepit
i) Sarung tangan
Dengan memakai sarung tangan kita akan lebih aman dari percikan percikan api dan logam yang
sedang di las.
Gambar : sarung tangan
j) Sumber api
Dalam menyalakan busur api kita memerluka sumber api.
Gambar : Sumber api
k) Palu besi
Dalam menyambung dua buah permukaan plat di perlukan kerataan masing masing plat.
o) Selender gas
Perbedaan silendar zat asam dan selindar asetilin
Bentuk :
Zat asam : Zat asam : tinggi langsing .
Asetilin : pendek gemuk .
Tekanan maksimum :
Zat asam : sampai 150 kg/cm 2.
Asetilin :sampi 15 kg /cm 2.
Katup atau pembuka katup :
Zat asam : roda tangan .
Asetilin : kunci sok .
Baut dan mur pengikat :
Zat asam : ulir kanan .
Asetilin : ulir kiri .
p) selang gas
Untuk mengalirkan gas yang keluar dari tabung menuju torch digunakan selang gas. Untuk memenuhi
persyaratan keamanan, selang harus mampu menahantekan kerja dan tidak mudah bocor.
Dalampemakaiannya, selang dibedakan berdasarkan jenis gasyang dialirkan. Untuk memudahkan
bagimana membedakan selang Oksigen dan selang Asetilen mak cukup memperhatikan kode warna
pada selang. Berikut ini diperlihatkan table yang berisi informasi tentang perbedaan warna untuk
membedakan jenis gas yang mengalir dalam selang.
Gambar : selang las
2.5 Jenis Nyala Api Las Acetelyne
Dalam pengelasan manggunakan las karbid perlu di ketahui juga jenis jenis nyala api . Nyala api pada
las karbid ada tiga macam yaitu :
Nyala api karburasi
Adalah nyala api yang kelebihan gas kerbid . Batas nyala ketiga kerucut yang terjadi tidak jelas .
Penerapannya untuk mengelasan baja dengan karbon (C) tinggi ,tuang kelabu , tuang temper dan untuk
paduan logam paduan ringan .
Gambar : Nyala api karburasi
Nyala api oksidasi
Adalah nyala api yang kalebihan oksigen ( O2) .Pada nyala api oksidasi terlihat dua kerucut Kurucut
bagian dalam berwarna ungu dan biasanya terdengar suara berdesis .Nyala api oksidasi biasanya
menimbulkan terak ,gelembung gas , kecuali pada logam kuningan . Kegunaanya untuk mengelas
kuningann dan memotong logam .
Gambar : Nyala api oksidasi
Nyala api netral
Adalah nyala api yang terbentuk karna campuran gas karbid dan oksigen seimbang .Nyala api netral
terdapat dua kerucut dengan batas yang cukup jelas , kerucut dalam brwarna putih bersinar dan kerucut
luar berwarna biru kuning pada nyala api netra tarjadi reaksi pembakaran dua tingka , yakni :
a. Kerucut dalam : C2H2 + O2 2CO + H2
b. Kerucut luar :2CO + O2 2C2
c. H2 + O2 2H2O
Nyala api netral digunakan untuk mengelas baja , tembaga , zeng , dan nikel. Dalam pengelasan karbid
kita perlu memperhatikan tabel pangunaan nyala api yang sesuai agar menapatkann hasil pengelasann
yang baik .
Gambar : Nyala api netral
Helm Las
Helm Ias maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari sinar las dengan kaca
khusus yang dapat mengurangi sinar ultra violet dan ultra merah tersebut. Sinar Ias yang sangat
terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata langsung sampai jarak 16 meter. Oleh karena (sinar ultra
violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun mata,Helm las ini dilengkapi itu pada saat
mengelas harus mengunakan helm/kedok las yang dapat menahan sinsar las dengan kaca las. Ukuran
kaca Ias yang dipakai tergantung pada pelaksanaan pengelasan. Umumnya penggunaan kaca las adalah
sebagai berikut: No. 6. dipakai untuk Ias titik No. 6 dan 7 untuk pengelasan sampai 30 amper. No. 6 untuk
pengelasan dari 30 sampai 75 amper. No. 10 untuk pengelasan dari 75 sampai 200 amper. No. 12. untuk
pengelasan dari 200 sampai 400 amper. No. 14 untuk pangelasan diatas 400 amper. Untuk melindungi
kacapenyaring ini biasanya pada bagian luar maupun dalam dilapisi dengan kaca putih.
Gambar : hlem las
Sarung Tangan (Welding Gloves)
Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang pemegang elektroda.
Pada waktu mengelas harus selalu dipakai sepasang sarung tangan.
Gambar : sarung tangan
Apron
Apron adalan alat pelindung badan dari percikan bunga api yang dibuat dari kulit atau dari asbes.
Ada beberapa jenis/bagian apron :
Apron lengan
Apron lengkap
Apron dada
Gambar : Apron
Sepatu Las
Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api, Bila tidak ada sepatu las, sepatu
biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai.
Gambar : Sepatu las
Masker Las
Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik, maka gunakanlah masker las, agar
terhindar dari asap dan debu las yang beracun.
Gambar : Masker las
Kamar Las
Kamar las di buat dari bahan tahan api, kamar las penting bagi orang yang ada di sekitarnya tidak
terganggu oleh cahaya las. Untuk mengeluarkan gas, sebaiknya kamar las di lengkapi dengan system
ventilasi: Didalam kamar las di tempatkan meja las. Meja las harus besih dari bahan-bahan yang mudah
terbakar agar terhindar dari kemungkinan terjadinya kebakaran oleh percikan terak las dan bunga api.
Gambar : kamar las
Jaket Las
Jaket pelindung badan + Tangan yang terbuat dari kulit / Asbes.
. Gambar: jaket las
2.11 Nyala balik dan nyala letup
Nyala balik adalah nyala api kembali kedalam pembakaran atau pembakaran gas terjadi didalam
pembakaran .
Sebab - sebab terjadinya nyala balik :
a. Tekanan kerja salah ,tidak sesuai dengan mulut pembakaran yang yang digunakan.
b. Mulut pembakaran ,injoktor atau pencampuran longgar atau lepas sama sekali .
c. Pembakaran las kotor .
d. Selang las terkilir atau terputar ,sehingga aliran las terganggu.
Nyala api letup adalah nyala api yang disebabkan oleh :
a. Tekan kerja asetelin terlalu kecil tidak sesuai dengan mulut pembakaran yang digunakan.
b. Ujung pembakaran terlalu panas karna terlalu panas lama dipakai .
c. Ujung pembakaran terlalu panas karna terlalu dekat pada kawah las .
BAB 3
PROSES PRODUKSI / JASA
3.1 Alat Dan Bahan
Fasilitas dan peralatan yang diperlukan untuk proses pengerjaan kerja las :
No Nama Alat Jumlah Satuan Pemilik
1 Tang Penjepit 1 Buah Polsri
2 Martil 1 Buah Polsri
3 Korek Las 1 Buah Polsri
4 Kaca Mata Las 1 Buah Polsri
5 Sarung Tangan 1 Unit Polsri
6 Apron 1 Unit Polsri
LAS KARBIT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Las Gas yang lebih dikenal dengan istilah las karbit,sebenarnya adalah pengelasan yang
dilaksanakan dengan pencampuran 2 jenis gas sebagai pembentuk nyala api dan sebagai sumber
panas. Dalam proses las gas ini gas yang digunakan adalah campuran dari oksigen dan gas lain
sebagai bahan bakar. Gas bahan bakar yang paling populer dan paling banyak digunakan di
bengkel-bengkel adalah gas asitelin. gas ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan gas
bahan bakar lain.
Kelebihan yang dimiliki gas asitelin adalah menghasilkan temperatur nyala api lebih tinggi
dari gas bahan bakar lainnya,baik bila dicampur dengan udara ataupun oksigen. Seperti
disebutkan,gas asitelin merupakan jenis gas yang paling banyak digunakan sebagai bahan
pencampuran dengan gas oksigen. Jika gas asitelin digunakan sebagai gas pencampur maka
seringkali proses pengelsan disebut dengan las karbit. Gas asitelin ini sebenarnya dihasilkan dari
reaksi batu kalsium karbida dengan air. Selain dikenal dengan nama las karbit,kadang-kadang
masyarakat umum menyebutkan juga dengan nama lain yaitu las MDQ. Proses las gas umumnya
dipakai secara manual yaitu dikerjakan oleh tangan juru las atau welder. Oleh karena itu,kualitas
sambungan nantinya akan dipengaruhi oleh keterampilan dan keahlian si juru las. Sebenarnya
sudah ada pengembangan dari proses las gas ini menjadi semi otomatis. Tentu saja hal itu dilatar
belakangi oleh keinginan untuk mendapatkan kualitas sambungan yang lebih baik. Dengan
sistem yang sudah otomatis maka pengaturan panas dan pemberian kawat las akan lebih baik
lagi. Kebanyakan otomatis system diterapkan pada operasi operasi pemotongan plat logam
dimana pada sistem itu kecepatan pemotongan dapat diatur
Selain dikenal dengan nama las karbit, kadang-kadang masyarakat umum menyebut kan
juga dengan nama lain yaitu las MDQ. Penyebutan nama MDQ ini sesungguhnya mengacu pada
satu merk batu karbit. Jadi nama las karbit atau las asetilen atau las MDQ sebenarnya adalah satu
nama proses las yan sama.
Anda pernah memperhatikan sekeliling, di sekitar rumah kita. Pada saat anda membuat
pagar rumah dari besi tempa atau membuat teralis untuk pengaman jendela rumah. Pasti tidak
terlepas dari apa yang dinamakan las. Biasanya untuk model las yang di gunakan oleh Bengkel
Las adalah merangkai besi lebih kuat dan terjamin bila menggunakan las jenis listrik. Tapi
sebelum perkembangan las listrik menjamur, dahulu ada sejenis las yang menggunakan gas
sebagai bahan bakar. Atau istilah yang lebih keren adalah las MDQ. Ada juga yang menyebut las
karbit
Karbit atau kalsium karbida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CaC 2. Karbit
digunakan dalam proses las karbit.
Persamaan reaksi Kalsium Karbida dengan air adalah
CaC2 + 2H2O
C2H2 + Ca(OH)2
Karena itu 1 gram menghasilkan 349 ml asetilen. Pada proses las karbit, asitilen yang
dihasilkan kemudian dibakar untuk menghasilkan panas yang diperlukan dalam pengelasan
2.
50% kapasitas dengan aseton, sebagai asetilena adalah aseton larut. Metode ini diperlukan karena di
atas 207 kPa (30 lbf / in ) (tekanan absolut) asetilena tidak stabil dan dapat meledak.
Ada sekitar 1700 kPa (250 psi) tekanan di tangki saat
penuh. Asetilena bila dikombinasikan dengan luka bakar oksigen pada suhu 3200 C sampai 3500 C
(5800 F untuk 6300 F), tertinggi di antara bahan bakar gas yang umum digunakan. Sebagai
merugikan primer asetilena bahan bakar, di dibandingkan dengan bahan bakar lain, adalah biaya tinggi.
Seperti asetilena tidak stabil pada tekanan yang kasar setara dengan 33 feet/10 meter di bawah air,
terendam air pemotongan dan pengelasan disediakan untuk hidrogen daripada asetilena. Compressed
gas tabung yang mengandung oksigen dan gas Mapp.
3.
tekanan antara outlet dengan tekanan rendah. regulator memiliki alat pengukur tekanan dua, satu
tekanan silinder menunjukkan, tekanan selang lainnya menunjukkan.Tombol penyesuaian regulator
kadang-kadang kasar dikalibrasi untuk tekanan, tetapi pengaturan yang akurat memerlukan
pengamatan mengukur
B
Gambar 2.4 a. Regulator pada tabung oksigen
b. Regulator pada tabung gas asetilen
Beberapa bahan bakar oksigen-sederhana atau lebih murah regulator hanya memiliki pengatur
tahap tunggal, atau hanya mengukur satu. Sebuah regulator tunggal tahap akan cenderung mengurangi
tekanan outlet sebagai silinder dikosongkan, membutuhkan penyesuaian kembali manual. Untuk
pengguna volume rendah, ini adalah penyederhanaan diterima. Welding regulator, tidak seperti
regulator LPG sederhana pemanasan, mempertahankan outlet mereka (selang) pengukur tekanan dan
tidak bergantung pada kalibrasi tombol penyesuaian. Single-stage regulator murah kadang-kadang
menghilangkan pengukur isi silinder, atau mengganti dial gauge akurat dengan gauge lebih murah dan
kurang tepat "naik tombol"
4. Selang penyalur
Selang penyalur, berfungsi untuk menghubungkan atau mengalirkan gas dari tabung gas oksigen
dan asetilen menuju brander. Selang secara khusus dirancang untuk pengelasan dan
pemotongan. selang biasanya desain double-selang, yang berarti bahwa ada dua selang bergabung
bersama-sama. Selang ini adalah warna-kode untuk identifikasi visual dan konektor ulir mereka
diserahkan untuk menghindari kecelakaan salah koneksi: oksigen adalah tangan kanan seperti biasa,
menggunakan bahan bakar gas benang kidal Ini benang kidal juga memiliki. mengidentifikasi memotong
alur ke mur.
Warna coding selang bervariasi antar negara. Di Amerika Serikat, oksigen adalah hijau, dan
selang bahan bakar merah. [3] Di Inggris, selang oksigen biru (selang hitam masih dapat ditemukan
pada peralatan lama), dan selang bahan bakar asetilena adalah merah. Dimana bahan bakar LPG,
seperti propana, digunakan, selang bahan bakar harus oranye, menunjukkan bahwa ini kompatibel
dengan LPG. LPG akan merusak selang yang tidak kompatibel, termasuk selang asetilena paling.
Sambungan antara selang fleksibel dan alat
kelengkapan kaku dibuat oleh klip selang berkerut selama keran berduri. Penggunaan klip cacing-drive
atau Jubilee secara khusus dilarang di Inggris. Selang juga harus dipotong bersama-sama dengan selang
waktu sekitar 3 meter.
5.
Brander
asetilen serta pembakarannya.hal inilah yang perlu diatur dalam mengatur pengapian
Kawat Tembaga
Kawat tembaga merupakan bahan penyambung yang di cairkan dengan
C. JENIS API
tukang las bisa menyesuaikan api oksi-asetilena menjadi carbonizing (alias mengurangi),
netral, atau oksidator. Penyesuaian dibuat dengan menambahkan lebih banyak oksigen atau
kurang untuk api asetilena. Api netral adalah nyala paling umum digunakan saat pengelasan atau
pemotongan. Juru las menggunakan nyala api netral sebagai titik awal untuk semua penyesuaian
api lain karena hal tersebut sangat mudah didefinisikan. api ini dicapai ketika tukang las, karena
mereka perlahan-lahan membuka katup oksigen pada tubuh obor, pertama hanya melihat dua
zona api. Pada saat itu, asetilena sedang benar-benar dibakar dalam oksigen pengelasan dan
sekitarnya udara [2].api adalah kimia netral. Dua bagian dari api ini adalah kerucut dalam cahaya
biru dan biru untuk kerucut luar berwarna lebih gelap. Kerucut dalam adalah tempat acetylene
dan oksigen menggabungkan. Ujung kerucut batin ini adalah bagian terpanas dari nyala api. Hal
ini sekitar 6.000 F (3.300 C) dan menyediakan cukup panas untuk melelehkan baja dengan
mudah [2]. Dalam kerucut dalam asetilen menjadi rusak dan sebagian luka bakar hidrogen dan
karbon monoksida, yang di luar kerucut bergabung dengan oksigen lebih dari udara sekitarnya
dan membakar.
Kelebihan asetilena menciptakan api carbonizing. api ini dicirikan oleh tiga zona api;
kerucut dalam panas, putih-panas "asetilena bulu", dan kerucut luar berwarna biru. Ini adalah
jenis api diamati ketika oksigen pertama ditambahkan ke pembakaran asetilena. bulu tersebut
disesuaikan dan dibuat yang lebih kecil dengan menambahkan meningkatnya jumlah oksigen ke
api. Sebuah bulu pengelasan diukur sebagai 2X atau 3X, dengan X menjadi panjang kerucut api
batin. Karbon tidak terbakar insulates api dan suhu turun sekitar 5.000 F (2.800 C).
Mengurangi api biasanya digunakan untuk operasi Hardfacing atau teknik pengelasan pipa
backhand. bulu ini disebabkan oleh tidak sempurnanya pembakaran asetilena yang menyebabkan
kelebihan karbon dalam nyala.Beberapa karbon ini dibubarkan oleh logam cair untuk
mengkarbonisasi itu. Api carbonizing akan cenderung untuk menghapus oksigen dari oksida besi
yang mungkin ada, sebuah fakta yang telah menyebabkan api menjadi dikenal sebagai "api
mengurangi".
Api pengoksidasi adalah penyesuaian api ketiga mungkin. Hal ini terjadi ketika rasio
oksigen ke asetilena diperlukan untuk nyala netral telah diubah untuk memberikan kelebihan
oksigen. Jenis api yang diamati saat tukang las menambah lebih banyak oksigen ke api netral. api
ini lebih panas dibandingkan dengan dua api yang lain karena gas mudah terbakar tidak akan
harus mencari sejauh ini untuk menemukan jumlah oksigen yang diperlukan, atau panas sebagai
banyak karbon termal inert. Hal ini disebut api oksidasi karena efeknya pada logam. Penyesuaian
ini api pada umumnya tidak disukai. Nyala api oksidasi menciptakan oksida yang tidak
diinginkan sehingga merugikan struktural dan mekanis logam yang paling. Dalam nyala
pengoksidasi, kerucut dalam mengakuisisi semburat keunguan, semakin terjepit dan lebih kecil
di ujung, dan suara nyala api akan keras. Sebuah api sedikit oksidasi digunakan dalam
mengeraskan-las dan perunggu-permukaan sementara api lebih kuat oksidasi digunakan dalam
pengelasan kuningan fusi tertentu dan perunggu.
Ukuran api bisa disesuaikan sampai batas tertentu oleh katup pada obor dan pengaturan
regulator, tetapi pada umumnya tergantung pada ukuran lubang di ujung.Bahkan, ujung harus
dipilih terlebih dahulu sesuai dengan pekerjaan di tangan, dan kemudian set regulator yang
sesuai.
Pada nyala gas oksiasetilen bisa diperoleh 3 jenis nyala yaitu nyala netral, reduksi dan
oksidasi. Nyala netral diperlihatkan pada gambar dibawah ini :
-
Pada nyala netral kerucut nyala bagian dalam pada ujung nyala memerlukan perbandingan
oksigen dan asetilen kira-kira 1 : 1 dengan reaksi serti yang bisa dilihat pada gambar. Selubung
luar berwarna kebiru-biruan adalah reaksi gas CO atau H2 dengan oksigen yang diambil dari
udara.
Nyala reduksi terjadi apabila terdapat kelebihan asetilen dan pada nyala akan dijumpai tiga
daerah dimana antara kerucut nyala dan selubung luar akan terdapat kerucut antara yang
berwarna keputih-putihan. Nyala jenis ini digunakan untuk pengelasan logam Monel, Nikel,
berbagai jenis baja dan bermacam-macam bahan pengerasan permukaan nonferous.
Nyala oksidasi adalah apabila terdapat kelebihan gas oksigen. Nyalanya mirip dengan nyala
netral hanya kerucut nyala bagian dalam lebih pendek dan selubung luar lebih jelas
warnanya.Nyala oksidasi digunakan untuk pengelasan kuningan dan perunggu.
D. PROSES PENGELASAN
Proses las gas (pada tutorial ini akan sering disebutkan las gas untuk mencirikan bahwa las
yang dimaksud adalah las yang melibatkan campuran gas Oksigen dan gas bahan bakar)
umumnya dipakai secara manual yaitu dikerjakan oleh tangan juru las. Pengaturan panas dan
pemberian kawat las dilakukan oleh kombinasi kedua tangan juru las. Oleh karena itu, kualitas
sambungan nantinya akan dipengaruhi oleh ketrampilan dan keahlian si juru las.
Sebenarnya sudah ada pengembangan dari proses las gas ini menjadi semi-otomatis atau
dimensikan. Tentu saja hal itu dilatarbelakangi oleh keinginan untuk mendapatkan kualitas
sambungan yang lebih baik. Dengan system yang sudah otomatis maka pengaturan panas dan
pemberian kawat las akan lebih baik lagi. Kebanyakan otomatis system diterapkan apada
operasi-operai pemotongan pelat logam dimana pada sistem itu kecepatan pemotongan dapat
diatur.
Proses las gas dapat dilaksanakan dengan pemberian kawat las (atau istilah logam pengisi)
atau tidak sama sekali. Satu syarat dimana diperlukan logam pengisi atau tidak adalah dilihat dari
ketebalan pelat yang akan di las. Jika pelat itu tipis maka untuk menyambungnya dapat
dilakukan tanpa memberikan logam pengisi, sedangkan untuk pelat-pelat tebal diperlukan logam
pengisi untuk menjamin sambungan yang optimal. Jika pada pelat tipis dipaksakan harus diberi
logam pengisi maka hal itu mungkin saja dilakukan. Akan tetapi pada daerah sambungan akan
nampak tonjolan logam las yang terlihat kurang baik. Perlu dicatat beberapa hal pada saat ini:
- Laju aliran oksigen sangat penting terlalu sedikit akan membuat lambat compang-camping
dipotong; terlalu banyak akan membuang-buang oksigen dan menghasilkan potongan cekung
lebar. Oksigen tombak dan obor custom made tidak memiliki kontrol tekanan terpisah untuk
memotong oksigen, sehingga tekanan oksigen pemotong harus dikontrol menggunakan regulator
oksigen.Tekanan oksigen pemotong harus sesuai dengan lubang oksigen ujung pemotongan.
Konsultasikan peralatan produsen tip's data untuk tekanan oksigen yang tepat.
- Oksidasi besi dengan metode ini sangat eksotermik. Begitu dimulai, baja dapat dipotong pada
tingkat yang mengejutkan, jauh lebih cepat daripada jika itu hanya dilebur dengan. Pada titik ini,
jet pra-panas yang ada murni untuk bantuan.Kenaikan suhu akan terlihat jelas oleh silau intens
dari bahan terlontar, bahkan melalui kacamata yang tepat. (A tombak termal adalah alat yang
juga menggunakan oksidasi cepat dari besi untuk memotong melalui hampir bahan.
- Karena cairan logam mengalir keluar dari benda kerja, harus ada ruang di sisi berlawanan dari
benda kerja untuk semprotan untuk keluar. Bila mungkin, potongan logam dipotong pada
garangan yang memungkinkan jatuhnya cairan logam bebas ke tanah. Peralatan yang sama dapat
digunakan untuk blowtorches asetilin dan obor las, dengan mempertukarkan bagian dari obor di
depan katup obor.
E. KESELAMATAN KERJA
pengelasan asetilin/gas, tetapi ada baik jumlah poin keselamatan harus yang dipelajari
seperti:
-
Lebih dari 1 / 7 kapasitas silinder tidak boleh digunakan per jam. Hal ini
menyebabkan asetonasetilena di dalam silinder untuk keluar dari silinder dan mencemari selang
dan mungkin obor.
Acetylene berbahaya di atas tekanan 15 psi. Hal ini tidak stabil dan eksplosif terurai.
Tepat ventilasi ketika pengelasan akan membantu untuk menghindari paparan kimia besar.
F. PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA
1. Helm Las
Helm Ias maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari sinar las (sinar
ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun mata, Sinar Ias yang sangat terang/kuat
itu tidak boleh dilihat dangan mata langsung sampai jarak 16 meter. Helm las ini dilengkapi dengan
kaca khusus yang dapat mengurangi sinar ultra violet dan ultra merah tersebut. Ukuran kaca Ias yang
dipakai tergantung pada pelaksanaan pengelasan.
Umumnya penggunaan kaca las adalah sebagai berikut:
No. 6. dipakai untuk Ias titik
No. 6 dan 7 untuk pengelasan sampai 30 amper.
No. 6 untuk pengelasan dari 30 sampai 75 amper.
No. 10 untuk pengelasan dari 75 sampai 200 amper.
No. 12. untuk pengelasan dari 200 sampai 400 amper.
No. 14 untuk pangelasan diatas 400 amper.
Untuk melindungi kaca penyaring ini biasanya pada bagian luar maupun dalam dilapisi dengan
kaca putih.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Dasar
Pengelasan (las karbit) lazimnya disebut OAW (Oxy Acetilene Welding) jika
menggunakan asiteline dan sering disebut OFW (Oxy Fuel Welding) jika
menggunakan propan. Pengelasan jenis OAW (Oxy Acetylene welding) prosesnya
dilakukan dengan cara memanaskan logam yang akan dilas hingga bagian logam
mencair. Las menggunakan nyala api dari campuran dari gas asitelin (C2H2)
sebagai bahan bakar dan gas oksigen (O2). Pengelasan juga bisa dilakukan dengan
logam pengisi (kawat las). Pembakaran campurann gas-gas ini akan menghasilkan
panas yang dapat diatur tinggi rendahnya dengan mengatur proposisi campurancampuran gas tersebut
Optimalnya perbandingan gas yang akan dibakar sangat diperlukan untuk
menghasilkan pembakaran yang baik pada suatu pengelasan asitelin. Gas asitelin
dapat menghasilkan temperatur pembakaran yang sangat tinggi. Gas asitelin
memiliki jenis antara lain :
1. Asitelin (C2H2)
Suatu hidrokarbon alkuna sederhana yang hanya terdiri dari dua atom karbon dan
dua atom hidrogen. Kedua karbon terikat melalui ikatan rangkap tiga, dan masingmasing atom karbon memiliki hibridisasi orbital sp untuk ikatan sigma. Hal ini
menyebabkan keempat atom pada asetilena terletak pada satu garis lurus, dengan
sudut C-C-H sebesar 180.
2. Propan (C3H8)
Salah satu gas minyak bumi cair (LP-gas atau LPG) yang ditemukan bercampur di
gas alam dan minyak bumi. Propana dipisahkan dari gas alam di pusat pengolahan
gas alam.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Instalasi Pengujian
1. Menyiapkan segala peralatan, bahan/material dan tempat pengelasan.
2. Memasang semua peralatan seperti regulator pada tabung, selang hijau pada
tabung oksigen dan selang merah pada tabung asitelin.
3. Mengencangkan semua penghubung yang pada selang dengan tabung..
4. Katup penutup pada tabung oksigen dibuka hingga menunjukkan angka 3 pada
regulator.
5. Katup penutup pada tabung asitelin dibuka hingga menunjukkan angka 6 pada
regulator.
6. Periksa ujung brander, jika kotor dibersihkan dengan sikat baja.
7. Pengelasan siap dilakukan
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
Alat :
a. Peralatan yang digunakan untuk pengelasan ada dua yaitu peralatan las
asitelin dan peralatan bantu mengelas.
Peralatan las asitelin terdiri dari:
- Selang
- Brander
- Regulator
- tabung las
Bahan :
- Plat ukuran 130 x 70 mm
- Kawat las
3.3 Teknik pengelasan
1. Posisi pengelasan di bawah tangan
Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan di
bawahtangan dan benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung
pembakar(brander) terletak diantara 60 dan kawat pengisi (filler rod) dimiringkan
dengansudut antara 30 - 40 dengan benda kerja. Kedudukan ujung pembakar ke
sudutsambungan dengan jarak 2 3 mm agar terjadi panas maksimal pada
sambungan.Pada sambungan sudut luar, nyala diarahkan ke tengah sambungan
proses pemotongan logam dan lembaran logam. Proses menggunting hanya cocok
diterapkan pada lembaran logam yang ketebalannya tipis. Proses penggergajian
dapat diterapkan pada pelat yang lebih tebal tetapimemerlukan waktu pemotongan
yang lebih lama. Untuk dapat memotong pela ttebal denngan waktu lebih singkat
dari cara gergaji maka digunakan las gas inidengan peralatan khusus misalnya
mengganti torchnya ( dibengkel-bengkel menyebutnya brender ). Pemotongan pelat
logam dengan nyala api ini dilakukan dengan memberikansuplai gas Oksigen
berlebih. Pemberian gas Oksigen lebih, dapat diatur padatorch yang memang
dibuat untuk keperluan memotong.
9. Operasi Perluasan ( Flame Gauging )
Operasi perluasan dan pencukilan ini biasanya diterapkan pada
produk/komponenlogam yang terdapat cacat/retak permukaannya. Retak/cacat tadi
sebelumditambal kembali dengan pengelasan, terlebih dahulu dicukil atau diperluas
untuk tujuan menghilangkan retak itu. Setelah retak dihilangkan barulah kemudian
alurhasil pencungkilan tadi diisi kembali denganlogam las.
pada alur. Pengelasan dilakukan pada alur yang tanpa menggunakan kawat terlebih
dahulu.
12.
Pengelasan plat pada garis alur pengelasan kedua dengan alur bulat dan
menggunakan kawat las.
13. Jika proses pengelasan sudah selesai, alat las dimatikan dengan cara
mengecilkan gas asitelin dan gas oksigen sampai habis.
14. Sikat ujung penyemprot las dengan menggunakan sikat baja untuk mencegah
penyumbatan katup.
15. Pemberian identitas pada benda kerja yang sudah siap.
BAB IV
ANALISIS PERMASALAHAN
Pada proses pengelasan yang bagus sangat diperlukan keterampilan dari si
pengelas dan persiapan pengelasan yang cukup, karena pada proses pengelasan
memerlukan tingkat ketelitian dan konsenterasi yang tinggi sehingga dapat
menghasilkan produk optimal. Permasalahan yang sering terjadi pada proses
pengelasan asitelin dapat kita lakukan dengan cara mengamati hasil dari
pengelasan pada plat. Permaslahan yang sering terjadi adalah terjadinya kecacatan
pada hasil las pada plat seperti:
- Terbentuknya Lubang pada plat.
Disebabkan karena terlalu lama terjadi pengapian pada bagian plat yang dilas.
- Kekeliruan pada alur pengelasan.
Disebabkan karena keterampilan pengelas yang belum menguasai teknik
pengelasan secara sempurna.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Proses pengelasan merupakan proses penyambungan antara dua logam atau
lebih. Pada proses pengelasan memerlukan banyak latihan dan uji coba las,
dikarenakan proses pengelasan memerlukan keterampilan, tingkat ketelitian dan
konsenterasi yang tinggi untuk mendapatkan hasil pengelasan yang optimal.
Menguasai prinsip dari pengelasan asitelin sangat dibutuhkan seperti cara
pengaturan nyala api yang diperlukan, karena biasanya las asitelin digunakan pada
plat yang tipis sehingga memerlukan pengaturan nyala api yang sesuai.
5.2 Saran
Dalam setiap proses pengelasan yang dilakukan selalu utamakanlah keselamatan
(safety first), dengan menggunakan pengaman mata, tangan dan tubuh. dan juga
menjaga dan merawat semua peralatan las yang digunakan agar tidak rusak dan
tahan lama (awet). ;Hanya Di Sini
2. Asetilin
Asetilin diperoleh lewat reaksi kimia dalam bentuk gas. Karena
berbentuk gas, maka asetilin memerlukan perlakuan khusus, terutama
dalam penyimpanan dan penggunaannya. Agar lebih fleksibel dalam
penggunaanya gas asetilin disimpan dalam tabung, yang dapat dipindah
dan mudah penggunaanya.
Tabung Asetilin
Tabung asetilin adalah silinder atau botol yang terbuat dari bahan
baja yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan gas asetilin
dengan tekanan kerja tertentu. Didalam tabung asetilin terdapat
beberapa alat misalnya bahan berpori seperti kapas sutra tiruan atau
asbes yang berfungsi sebagai penyerap aseton, yaitu bahan agar
asetilin dapat larut dengan baik dan aman di bawah pengaruh tekanan.
Sistem penyimpanan asetilin dalam tabung asetilin relatif aman
jika tidak terjadi kebocoran atau tidak terkena suhu yang tinggi. Untuk
mengantisipasi bahaya yang timbul, maka pada bagian bawah tabung
diberi sumbat pengaman atau sumbat lebur.
Sumbat pengaman akan
meleleh dan lubang yang
disumbat akan bocor bila sumbat
pengaman bersuhu 100derajat Celcius. Jika
botol mempunyai suhu yang
berlebihan maka sumbat akan
meleleh dan gas asetilin akan
keluar silinder sebelum tabung
meledak. Panas tabung asetilin
juga dapat disebabkan oleh
proses
pengeluaran
atau
penggunaan gas asetilin berlebih
an. Setiap pengeluaran gas ase
tilin botol bertambah panas, ma
ka pengeluaran gas tidak boleh
lebih dari 750 liter tiap jam.
Seperti tabung oksigen tabung ini berisi 40 sampai 60 liter gas
asetilin, tetapi bentuknya pendek dan gemuk, biasanya berwarna merah,
tekanan isinya sampai 15 kg / cm.
http://haris-purnawan.web.ugm.ac.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=
Diposkan oleh M.Rizal Fahmi di 01.22 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Pengelasan oksiasetilin
Pengelasan dengan oksi asetilin adalah proses pengelasan secara manual dengan
pemanasan permukaan logam yang akan dilas atau disambung sampai mencair oleh
nyala gasasetilin melalui pembakaran C2H2 dengan gas O2 dengan atau tanpa
logam pengisi. Proses penyambungan dapat dilakukan dengan tekanan (ditekan),
sangat tinggi sehingga dapatmencairkan logam.
Pengelasan dengan gas dilakukan dengan membakar bahan bakar gas yang
dicampur dengan oksigen (O2) sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu tinggi
(3000o) yang mampu mencairkan logam induk dan logam pengisinya. Jenis bahan
bakar gas yang digunakan asetilen, propan atau hidrogen, sehingga cara pengelasan
ini dinamakan las oksi-asetilen atau dikenal dengan nama las karbit.
Nyala asetilen diperoleh dari nyala gas campuran oksigen dan asetilen yang
digunakan untuk memanaskan logam sampai mencapai titik cair logam induk.
Pengelasan dapat dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi.
Oksigen diperoleh dari proses elektrolisa atau proses pencairan udara. Oksigen
komersil umumnya berasal dari proses pencairan udara dimana oksigen dipisahkan
dari nitrogen. Oksigen ini disimpan dalam silinder baja pada tekanan 14 MPa. Gas
asetilen (C2H2) dihasilkan dari reaksi kalsium karbida dengan air. Gelembunggelembung gas naik dan endapan yang terjadi adalah kapur tohor. Reaksi yang
terjadi dalam tabung asetilen adalah :
Prisip dari pengelasan ini tidak terlalu rumit. Hanya dengan mengatur besarnya gas
asetilen dan oksigen, kemudian ujungnya didekatkan dengan nyala api maka akan
timbul nyala api. Tetapi besarnya gas asetilen dan oksigen harus diatur sedemikian
rupa dengan memutar pengatur tekanan sedikit demi sedikit. Apabila gas asetilen
saja yang dihidupkan maka nyala apinya berupa nyala biasa dengan mengeluarkan
jelaga. Apabila gas asetilennya terlalu sedikit yang diputar, maka las tidak akan
menyala.
Kecepatan penarikan kembali gas per jam dari sebuah silinder asetilen tidak boleh
lebih besar dari 20% (seperlima) dari isinya, agar gas aseton bisa dialirkan (silinder
asetilen haruslah selalu tegak lurus)
Pengelasan Dengan Gas Oksi-asetilin
Las karbit atau las asetilen adalah salah satu perkakas perbengkelan yang sering
ditemui.Pengoperasiannya yang cukup mudah membuatnya sering digunakan untuk
menghubungkan dualogam atau welding.Secara umum, perkakas las asetilen adalah
alat penyambung logam melalui proses pelelehan logam dengan menggunakan energi
panas hasil pembakaran campuran gas asetilin dangas oksigen.Perangkat
perbengkelan las karbit digunakan untuk memotong dan menyambung benda kerja
yang terbuat dari logam (plat besi, pipa dan poros)
Bagian-Bagian dan Fungsinya
Tabung gas oksigen, berisi gas oksigen yang berfungsi dalam proses pembakaran.
Tabung gas asetilen, berisi gas asetilen yang berfungsi sebagai bahan bakar dalam
proses pembakaran.
Regulator, berfungsi untuk mengatur aliran dari masing-masing gas.
Selang penyalur, berfungsi untuk menghubungkan atau mengalirkan gas dari tabung
gas oksigen dan asetilen menuju brander.
Brander, berfungsi untuk mengatur campuran gas oksigen dan asetilen serta
pembakarannya.
Nyala hasil pembakaran dalam las oksi-asetilen dapat berubah bergantung pada
perbandingan antara gas oksigen dan gas asetilennya. Ada tiga macam nyala api
dalam las oksi-asetilen seperti ditunjukkan pada gambar di bawah :
a.Nyala Oksi-asetilen
Dalam proses ini digunakan campuran gas oksigen dengan gas asetilen.
Suhunyalanya bisa mencapai 3500 derajat Celcius.
Pengelasan bisa dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi.Gas asetilen (C2H2)
dihasilkan oleh reaksi kalsium karbida dengan air denganreaksi sebagai berikut
:C2H2+2 H2O Ca(OH)2+C2H2
Gambar bentuk tabung oksigen dan tabung asetilin :
Pada nyala gas oksiasetilen bisa diperoleh 3 jenis nyala yaitu nyala netral,
reduksidan oksidasi. Nyala netral diperlihatkan pada gambar dibawah ini
Gambar : Nyala netral dan suhu yang dicapai pada ujung pembakar
Pada nyala netral kerucut nyala bagian dalam pada ujung nyala memerlukan
perbandingan oksigen dan asetilen kira-kira 1 : 1 dengan reaksi serti yang bisa dilihat
pada gambar. Selubung luar berwarna kebiru-biruan adalah reaksi gas CO atau
H2dengan oksigen yang diambil dari udara
b.Pengelasan Oksihidrogen
Nyala pengelasan oksihidrogen mencapai 2000C lebih rendah dari oksigenasetilin.Pengelasan ini digunakan pada pengelasan lembaran tipis dan paduan
bengan titik cair yang rendah.
c. Pengelasan Udara-Asetilen
Nyala dalam pengelasan ini mirip dengan
pembakar Bunsen. Untuk nyaladibutuhkan udara yang dihisap sesuai dengan
kebutuhan. Suhu pengelasan lebih rendahdari yang lainnya maka kegunaannya
sangat terbatas yaitu hanya untuk patri timah dan patri suhu rendah
lainnya dimana benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan dilakukan dari
bawahnya. Pada pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan 10 dari garis
vertikal sedangkan kawat pengisi berada di belakangnya bersudut 45-60.
e. Pengelasan dengan arah ke kiri (maju)
Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke kiri
dengan membentuk sudut 60 dan kawat las 30 terhadap benda kerja sedangkan
sudut melintangnya tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini banyak
digunakan karena cara pengelasannya mudah dan tidak membutuhkan posisi yang
sulit saat mengelas.
f. Pengelasan dengan arah ke kanan (mundur)
Cara pengelasan ini adalah arahnya kebalikan daripada arah pengelasan ke kiri.
Pengelasan dengan cara ini diperlukan untuk pengelasan baja yang tebalnya 4,5 mm
ke atas.
http://popaymini.blogspot.com/2011/09/las-karbit-asetilin.html
Keuntungan dan kegunaan pengelasan oksi-asetilen sangat banyak, antara lain :
Peralatan relatif murah dan memerlukan pemeliharaan minimal/sedikit.
Cara penggunaannya sangat mudah, tidak memerlukan teknik-teknik pengelasan
yang tinggi sehingga mudah untuk dipelajari.
Mudah dibawa dan dapat digunakan di lapangan maupun di pabrik atau di bengkelbengkel karena peralatannya kecil dan sederhana.
Dengan teknik pengelasan yang tepat hampir semua jenis logam dapat dilas dan alat
ini dapat digunakan untuk pemotongan maupun penyambungan.
yang dimiliki gas Asetilen antara lain menghasilkan temperature nyala api lebih tinggi
dari gas bahan bakar lainya, baik bila dicampur dengan udara ataupun Oksigen.
Dari table diatas, gas-gas lain yang juga berperan adalah gas propane (LPG), methane
dan hydrogen. Karena temperature nyala api yang dihasilkan lebih rendah dari gas
asitilen maka ketiga jenis gas ini jarang dipakai sebagai gas pencampur.
Seperti disebut diatas, gas Asetilen merupakan jenis gas yang paling banyak digunakan
sebagi bpencampuran dengan gas Oksigen. Jika gas Asetilen digunakan sebagi gas
pencampur maka seringkali proses pengelasan disebut dengan las karbit. Gas Asetilen
ini sebenarnya dihasilkan dari reaksi batu Kalsium KARBIDA (orang-orang menyebut
karbit). Dengan air. Jadi jika Kalsium Karbida ini disiram atau dicelupkan ke dalam air
maka akan terbentuk gas Asetilen. Jadi penyebutan nama las karbit hanya untuk
mencirikan bahwa gas yang digunakan salah satunya adalah gas Asetilen.
Selain dikenal dengan nama las karbit, kadang-kadang masyarakat umum menyebut
kan juga dengan nama lain yaitu las MDQ. Penyebutan nama MDQ ini sesungguhnya
mengacu pada satu merk batu karbit. Jadi nama las karbit atau las asetilen atau las
MDQ sebenarnya adalah satu nama proses las yan sama.
Untuk dapat melakukan pengelasan dengan car alas gas, diperlukan peralatan seperti
tabung gas Oksigen dan tabung gas Asetilen, katup tabung, regulator (pengatur tekana
gas), selang gas dan torch (brander). Kedua gas Oksigen dan Asetilen keluar dari
masing-masing tabung dengan tekanna tertentu, mengalir menuju torch melalui
regulator dan selang gas. Setelah sampai di torch kedua gas tercampur dan akhirnya
keluar dari ujung nosel torch. Dengan bantuan pematik api, campuran gas yang keluar
dari ujung nosel membentuk nyala api denagn intensitas tertentu
Las Gas/Karbit adalah proses penyambungan logam dengan logam (pengelasan) yang
mengunakan gas karbit (gas aseteline=C2H2 ) sebagai bahan bakar, prosesnya adalah
membakar bahan bakar gas dengan O2 sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu
yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi.
B.Peralatan dalam Proses Las Gas LAS OAW (OXY ACETYLENE WELDING)
Proses las gas (dibuku ini akan sering disebutkan las gas untuk mencirikan bahwa las
yang dimaksud adalah las yang melibatkann campuran gas Oksigen dan gas bahan
bakar) umumnya dipakai secar manual yaitu dikerjakan oleh tangan juru las.
Pengaturan panas dan pemberian kawat las dilakukan oleh kombinasi kedua tangan
juru las. Oleh karena itu, kualitas sambungan nantinya akan diperngaruhi oleh
ketrampilan dan keahlian si juru las.
Sebenarnya suadah ada pengembangan dari proses las gas ini menjadi semi-otomatis
atau dimensikan. Tentu saja hal itu dilaarbelakangi oleh keinginan untuk mendapatkan
kualitas ambungan yang lebih baik. Dengan system yang sudah otomatis maka
pengaturan panas dan pemberian kawat las akan lebih baik lagi. Kebanyakan otomatis
system diterapkan apada operasi-operai pemotongan pelat logam dimana pada sitem
itu kecepatan pemotongn dapat diatur.
Proses las gas dapat dilaksanakan dengan pemberian kawat las (atau istilah logam
pengisi) atau tidak sama sekali. Satu syarat dimana diperlukan logam pengisi atau tidak
adalah dilihat dari ketebalan pelat yang akan di las. Jika pelat itu tipis maka untuk
menyambungnya dapat dilakukan tanpa memberikan logam pengisi, sedangkan untuk
pelat-pelat tebal diperlukan logam pengisi untuk menjamin sambungan yang optimal.
Jika pada pelat tipis dipaksakan harus diberi logam pengisi maka hal itu mungkin saja
dilakukan. Akan tetapi pada daerah sambungan akan nampak tonjolan logam las yang
terlihat kurang baik.
Nyala api dari hasil reaksi gas Oksigen dan gas bahan bakar tidak hanya dimanfaatkan
untuk keperluan mengelas saja. Lebih dari itu, nyala api dapat dimanfaatkan untuk
keperluan lainnya, seperti :
1. Operasi branzing ( flame brazing )
Yang dimaksud dengan branzing disini adalah proses penyambunngan tanpa
mencairkan logam induk yang disambung, hanya logam pengisi saja. Misalnya saja
proses penyambungan pelat baja yang menggunakan kawat las dari kuningan. Ingat
bahwa titik cair Baja ( 1550 C) lebih tinggi dari kuningan ( sekitar 1080C). dengan
perbedaan titik car itu, proses branzing, akan lebih mudah dilaksanakan daripada
proses pengelasan.
2. Operasi pemotongan logam ( flame cutting )
Kasus pemotongan logam sebenarnya dapat dilakukan dengan berbagai cara. Proses
penggergajian (sewing) dan menggunting (shearing) merupakan contoh dari proses
pemotongan logam dan lembaran logam.Operasi Pemotong Pelat Logam
Proses menggunting hanya cocok diterapkan pada lembaran logam yang ketebalannya
tipis. Proses penggergajian dapat diterapkan pada pelat yang lebih tebal tetapi
memerlukan waktu pemotongan yang lebih lama. Untuk dapat memotong pelat tebal
denngan waktu lebih singkat dari cara gergaji maka digunakan las gas ini denngan
peralatan khusus misalnya mengganti torch nya ( dibengkel-bengkel menyebutnya
brender ).
Pemotongan pelat logam dengan nyala api ini dilakukan dengan memberikan suplai gas
Oksigen berlebih. Pemberian gas Oksigen lebih, dapat diatur pada torch yang memang
dibuat untuk keperluan memotong.
3. Operasi perluasan / pencukilan (flame gauging)
Operasi perluasan dan pencukilan ini biasanya diterapkan pada produk/komponen
logam yang terdapat cacat/retak permukaannya. Retak/cacat tadi sebelum ditambal
kembali dengan pengelasan, terlebih dahulu dicukil atau diperluas untuk tujuan
menghilangkan retak itu. Setelah retak dihilangkan barulah kemudian alur hasil
pencungkilan tadi diisi kembali dengan logam las.
4. Operasi pelurusan (flame straightening)
Operasi pelurusan dilaksanakan dengan memberikan panas pada komponen dengan
bentuk pola pemanasan tertentu. Ilustrasi dibawah ini menunjukkan prinsip dasar
pemuaian dan pengkerutan pada suatu logam batang.
Batang lurus dipanaskan dengan pola pemanasan segitiga
Logam cenderung memuai pada saat dipanaskan. Daerah pemanasan tersebut
menghasilkan pemuaian yang besar.
Logam mengkerut pasa saat didinginkan. Daerah pemanasan terbesar menghasilkan
pengkerutan yang besar pula.
Prinsip Pemuaian dan Pengkerutan Logam
Las Gas Asetilen
5. Torch
Gas yang dialirkan melalui selang selanjutnya diteruskan oleh torch, tercampur
didalamnya dan akhirnya pada ujuang nosel terbentuk nyala api. Dari keterangan
diatas, toch memiliki dua fungsi yaitu :
a. Sebagai pencampur gas oksigen dan gas bahan bakar.
b. Sebagai pembentuk nyala api diujung nosel.
Torch dapat dapat dibagi menjadi beberapa jenis menurut klasifikasi berikut ini :
1. Menurut cara/jalannya gas masuk keruang pencampur.
Dibedakan atas :
Injector torch (tekanan rendah)
Pada torch jenis ini, tekanan gas bahan bakar selalu dibuat lebih rendah dari tekanan
gas oksigen.
Equal pressure torch (torch bertekanan sama)
Pada torch ini, tekanan gas oksigen dan tekanan gas bahan bakar pada sisi saluran
7 Pasang mulut pembakar, gunakan nomor yang sesuai dan kencangkan ikatannya.
Seperti gambar di bawah
8 Buka tutup selinder oksigen dan asetilin, dan priksa pembacaan monometer tekanan
isi selinder ( tabung ). Seperti gambar di bawah ini. Lihat gambar dibawah ini :
9 Atur tekanan kerja oksigen dan asetilin. Seperti gambar di bawah ini.
10 Tutup katup oksigen dan asetilin pada pembakar setelah tekanan kerja sesuai yang
diinginkan. Seperti gambar di bawah ini.
11 Katup oksigen pada pembakar yang pertama dibuka sedikit, kemudian katup asetilin
dibuka lebih besar tekanannya daripada oksigen. Seperti gambar di bawah ini
12 Untuk proses pemotongan, gunakan pembakar pemotong dengan membuka selang
penghubung pembakar las dan memasang pembakar pemotong ke selang yang telah
dibuka.
Seperti gambar di bawah ini.
A. Pengerjaan Pada Proses las gas
Pengerjaan pada proses las gas ada tiga macam yaitu las cair, las pateri (braze
welding) dan pateri keras ( brazing )
B. Las Cair
Las cair adalah proses las dimana bahan dasar dan kawat las dicairkan bersama
sama sehingga berpadu satu sama lain. Lihat gambar dibawah ini :
C. Las Pateri ( Braze welding )
Las pateri adalah proses las dimana bahan dasar tidak mencair, hanya bahan pengisi
( kawat Las ) yang mencair. Bentuk sambungan dan tebal lapisan pateri / las sama
dengan las cair. Lihat gambar dibawah ini :
D. Pateri Keras ( Brazing )
Pateri keras adalah pateri / las dimana bahan pengisi yang mencair masuk ke dalam
celah celah sambungan karena daya hisap kapiler dan lapisan paterinya tipis. Lihat
gambar dibawah ini :
G.Pada las gas ada tiga macam nyala api yaitu :
A. Nyala Api Netral
Nyala api netral adalah nyala api yang komposisi gas asetilin seimbang dengan gas
ogsigen. Nyala api seperti ini paling sering digunakan untuk mengelas. Nyala api netral
seperti gambar dibawah ini.
B. Nyala Api Oksidasi
Nyala api oksidasi adalah nyala api yang kelebihan zat asam, nyala api ini digunakan
bila mengrlas kuningan atau mengelas patri. Nyala api oksidasi seperti gambar dibawah
ini.
C. Nyala Api Karburasi
Nyala api karburasi adalah nyala api yang kelebihan asetilin, nyala api seperti ini
digunakan pada proses pelapisan keras permukaan. Nyala api karburasi seperti
gambar dibawah ini.
H. Mengatur Busur api LAS OAW (OXY ACETYLENE WELDING)
A Sediakan alat perlengkapan untuk pengerjaan las.
B Buka keran pengatur gas asetelin dan nyalakan dengan korek api gas asetelin yang
keluar dari pembakaran; perhatikan warna busur apinya.
C Buka keran gas asam perlahan-lahan dan atur warna busur api kuning hingga
berwarna keputih kebiru-biruan.perhatikan pula tiga warna busur api yang berlainan.
D Cobalah bergantian mengatur keran gas asam dan gas asetelin,perhatikan
perbedaan warna busur api tersebut.
I. Posisi Pengelasan LAS OAW (OXY ACETYLENE WELDING)
Pada pengelasan dalam las gas ada tuga macam posisi pengelasan yaitu :
A. Posisi Bawah Tangan
Pada posisi ini benda kerja terletak diatas bidang datar dan proses pengelasan
berlangsung di bawah tangan. Seperti gambar dibawah ini :
B. Posisi Tegak
Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak dan pengelasan juga berjalan tegak arah naik
dan turun. Seperti bambar dibawah ini.
C. Posisi Atas Kepala
Pada posisi ini benda kerja berada diatas tukang las atau proses pengelasan
berlangsung diatas kepala. Seperti gambar dibawah ini.
1.
2.
a.
Asetilin ( C2H2 )
3.
a.
Tabung gas berfungsi untuk menampung gas ataugas cair dalam kondisi
bertekanan. Umumnya tabung gas dibuat dari Baja, tetapi sekarang ini
sudah banyak tabung-tabung gas yang terbuat dari paduan Alumunium.
Tabung gas tersedia dalam bentuk beragam mulai berukuran kecil hingga
besar. Ukuran tabung ini dibuat berbeda karena disesuaikan dengan
kapasitas daya tampung gas dan juga jenis gas yang ditampung.Untuk
membedakan tabung gas apakah didalamnya berisi gas Oksigen, Asetilen
atau gas lainya dapat dilihat dari kode warna yang ada pada tabung itu.
b.
Katup Tabung
c.
Regulator
d.
Selang gas
e.
Torch ( Pembakar )
f.
Seperti yang saya janjikan kali ini saya melanjutkan pembahasan Las bagian yang ke 2 yang mana kali ini
saya akan membahas tentang las OAW atau biasa disebut las kabit,oke langsung saja..mungkin ada
sebagian dari sahabat yang sudah kenal dan tau jenis las ini,tapi ga pa-palah saya jelasin lagi,biar tambah
jelas.
Las Oxy-Acetylene (las asetilin) adalah proses pengelasan secara manual,dimana permukaan yang akan
disambung mengalami pemanasan sampai mencairoleh nyala (flame)gas asetilin (yaitu pembakaran
C2H2 dengan O2), dengan atau tanpa logam pengisi, dimana proses penyambungan tanpa
penekanan.Disamping untuk keperluan pengelasan (penyambungan) las gas dapat jugad ipergunakan
sebagai : preheating, brazing, cutting dan hard facing. Penggunaan untuk produksi (production welding),
pekerjaan lapangan (field work), dan reparasi (repair & maintenance).
Dalam aplikasi hasilnya sangat memuaskan untuk pengelasan baja karbon,terutama lembaran logam
(sheet metal) dan pipa-pipa berdinding tipis. Meskipundemikian hampir semua jenis logam ferrous dan
non ferrous dapat dilas denganlas gas, baik dengan atau tanpa bahan tambah (filler metal).Disamping gas
acetylene dipakai juga gas-gas hydrogen, gas alam, propane,untuk logamlogam dengan titik cair rendah.
Pada proses pembakaran gas-gas tersebut diperlukan adanya oxygen. Oxygen ini didapatkan dari udara
dimana udara sendiri mengandung oxygen (21%), juga mengandung nitrogen (78%),argon (0,9 %), neon,
hydrogen, carbon dioksida, dan unsur lain yang membentuk gas.
PEMBUATAN OXYGEN
Secara teknis, oksigen di dapat dari udara yang dicairkan. Kemudian dengan cara elektrolisa, campuran
udara cair dan air dipisahkan oleh oksigen. Masalah yang sulit adalah antara Nitrogen dan Oksigen .
Nitrogen titik didihnya lebih besar, dan titik didih kedua gas tersebut hanya berbeda 13 0C saja. (Oksigen
= -183 0C dan Nitrogen = -196 0C), sehingga perlu pemurnian oksigen dilaksanakan secara berulangulang. Kemurnian yang dapat dicapai sampai 99,5 % dan kemudian dimanfaatkan dalam tangki-tangki
baja dengan tekanan kerja antara15-30 atm.Keuntungan pemakaian oksigen adalah keadaan oksigen yang
cukup cair tersebut,dapat dipertahankan pada tangki penyimpan dan mudah pada saat pengangkutan.Pada
saat dibutuhkan dengan menggunakan alat
(Gasificator) , oksigen cair dijadikan oksigen gas, dengan tekanan yang besar kemudian oksigen gas
tersebut disimpan pada botol-botol baja.
PEMBUATAN ASETILLIN
Secara koomersial aseetilin (C2H2) untuk induustri las karbbit, diperoleeh dengan mereaksikan kalsium
karbbid dengan air.Jadi asitelin adalah gas hidro karrbon yang diperoleh dar unsur-unsur kapur ,karbon
dan air dengan reaksi sebaggai berikut : Ca O + 3 C Ca C 2 + Co 108k.kal/g.mole. (jadi pembbakaran
kappur dengan karbon tanpa udara).Asetilin tidak berbauu dan tidak berwarna, sedangkan dalam
perdagangan ada bau khusus karena ada kotoran belerang dan phossphor.
Asetilin murni mudah meledak karena factorr-faktor tekaanan dan temperature.Tetapi faktor-faktor lain
yang mempengaruhi expobility dari asetilinne adalah adanya kotorran-kotoran , katalisator, kelembaban,
sumbeer-sumber penyalaan, ukuran dan bentuk tangki .Karena alasan-alasan tersebut diaatas, pada
aseitilin generaator dibatasi , tekanan assetilin maksimum 5 atm Karena asetilin diatas tekanan 2 atm
dapat meledak.Untuk mengatasinya jika asetilin disimpan didalam bootol bertekanan lebih besar dari 2
atm, harus dilarutkan pada aseton cair. Caraanya adalah melapisi dinding dalam botol penyimpanan
dengan asbes ferrous daan dicelupkaan dengan accetone cair.
Syarat kacamata las OAW : harus mempunyai daya penerus yang baik terhadap cahaya tampak, mampu
menahan cahaya dan sinar yang berbahaya, tidak melelahkan mata, tahan lama dan mempunyai sifat tidak
mudah berubah, harus memberi rasa nyaman pada pemakai.
Nyala Las
Nyala inti atau netral adalah nyala permulaan terbakarnya zat arang (karbon) dari asetilin. Nyala luar
adalah hasil pembakaran gas karbon monoksida (CO) dan hidrogen (H2) dengan zat asam dari udara
(02).kegunaan dari nyala ini adalah :
1. Untuk pengelasan biasa
2. Untuk mengelas baja atau besi tuang.
Namun yang sering terjadi nyala api netral ini untuk heat treatment logam agar mengalami
surfacehardening. Nyala api kerucut dalam berwarna putih menyala. Nyala api kerucut antara tidak ada.
Nyala api kerucut luar berwarna kuning.
Pada nyala oksidasi ini Jumlah oksigen yang keluar lebih besar. Nyala inti jadi lebih pendek dan
berbentuk meruncing ke ujungnya. Ada suara mendesis yang lebih keras dibandingkan dengan desisan
suara nyala netral.nyala ini sering digunakan untuk pengelasan logam perunggu dan kuningan.dan
terkadang digunakan untuk braazing ,Setelah dicapai nyala api netral kemudian kita kurangi aliran gas
asetilen maka kita akan dapatkan nyala api oksigen lebih. Nyala apinya pendek dan berwarna ungu, nyala
kerucut luarnya juga pendek.
Nyala karburasi adalah nyala sewaktu katup zat asam mulai dibuka setelah nyala asetilin terjadi. Nyala
ini merupakan nyala campuran gas antara asetilin dan zat asam dan jumlah asetilin masih sangat dominan
atau lebih banyak
Kegunaan dari nyala ini biasanya :
Untuk memanaskan
Untuk mengelas permukaan yang keras dan logam putih.
2.1
Las Gas adalah suatu proses pengelasan seni menyambung dua logam atau
lebih, dimana panas untuk pengelasan diperoleh dari nyala api hasil
pembakaran bahan bakar gas Oksigen (O2) dengan gas Asetilin
(C2H2). Dalam proses las gas ini, gas yang digunakan adalah campuran dari
gas Oksigen (O2) dan gas Asetilen ( dari kata acetylene, dan
memilikirumus kimia C2H2). Gas Asetilin ini memiliki
beberapa kelebihanantara lain, menghasilkan temperature nyala api lebih
tinggi dari gas bahan bakar lainya, baik bila dicampur dengan udara ataupun
Oksigen.Sehingga bagian logam yang langsung terkena nyala api panas akan
mencair dan cairan itu akan menutupi antara dua bagian logam yang akan
disambung. Ada kalanya sebaiknya menggunakan bahan tambah atau kawat
las.
2.2
a. Asetilin ( C2H2 )
Asetilena (Nama sistematis: etuna) adalah suatu hidrokarbon yang tergolong
kepada alkuna, dengan rumus C2H2. Asetilena merupakan alkuna yang
paling sederhana, karena hanya terdiri dari dua atom karbon dan dua atom
hidrogen. Pada asetilena, kedua karbon terikat melalui ikatan rangkap tiga,
dan masing-masing atom karbon memiliki hibridisasi orbital sp untuk ikatan
sigma. Hal ini menyebabkan keempat atom pada asetilena terletak pada
satu garis lurus, dengan sudut C-C-H sebesar 180.
b.
Propan
Propana adalah senyawa alkana tiga karbon (C3H8) yang berwujud gas
dalam keadaan normal, tapi dapat dikompresi menjadi cairan yang mudah
dipindahkan dalam kontainer yang tidak mahal. Senyawa ini diturunkan dari
produk petroleum lain pada pemrosesan minyak bumi atau gas alam.
Propana umumnya digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin, barbeque
(pemanggang), dan di rumah-rumah.
a.
Tabung gas berfungsi untuk menampung gas atau gas cair dalam kondisi
bertekanan. Umumnya tabung gas dibuat dari Baja, tetapi sekarang ini
sudah banyak tabung-tabung gas yang terbuat dari paduan Alumunium.
Ukuran tabung ini dibuat berbeda karena disesuaikan dengan kapasitas daya
tampung gas dan juga jenis gas yang ditampung. Untuk membedakan
tabung gas apakah didalamnya berisi gas Oksigen atau Asetilen dapat dilihat
dari tinggi tabung Oksigen yaitu 1,4 m dan tabung Asetiline 1 m serta
terdapat kode warna yang ada pada tabung itu.
b.
Katup Tabung
Katup tabung berfungsi pengatur keluarnya gas dari dalam tabung maka
digunakan katup. Katup ini ditempatkan tepat dibagian atas dari tabung.
Pada tabung gas Oksigen, katup biasanya dibuat dari material Kuningan,
sedangkan untuk tabung gas Asetilen, katup ini terbuat dari material Baja.
c.
Regulator
d.
Selang Karet Gas Oksi-Asetilin Berfungsi untuk mengalirkan gas yang keluar
dari tabung menuju brander pembakaran. Untuk memenuhipersyaratan
keamanan, selang harus mampu menahan tekan kerja dan tidak mudah
bocor. Dalam pemakaiannya, selang dibedakan berdasarkan jenis gas yang
dialirkan. Untuk memudahkan bagimana membedakan selang Oksigen dan
selang Asetilen mak cukup memperhatikan kode warna pada selang.
e.
Gas yang dialirkan melalui selang selanjutnya diteruskan oleh Brander atau
Torch, tercampur didalamnya dan akhirnya pada ujuang nosel
terbentuk nyala api.
Brander atau Toch memiliki dua fungsi yaitu :
Sebagai pencampur gas oksigen dan gas asetilin.
Sebagai pembentuk nyala api diujung nosel.
f.
Alat yang berfungsi untuk menyalakan api pada ujung pembakaran waktu
memulai mengelas.
g.
c.
h.
Kawat atau Bahan Tambah digunakan sebagai bahan pengisi benda kerja
yang bercelah dan menambah kekuatan dalam pengelasan.
a.
b.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
c.
Pada nyala api las gas oksi-asetilin bisa diperoleh 3 jenis, yaitu :
N
o
Gambar
Penjelasan
1.
2.
Pengelasan biasa
3.
Memanaskan,
Solder Lunak,
Gambar Nyala Api Netral dan suhu yang dicapai pada ujung pembakar.
d.
Teknik Pengelasan
2.
Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan
dengan arah mendatar sehingga cairan las cenderung mengalir ke bawah,
untuk itu ayunan brander sebaiknya sekecil mungkin. Kedudukan brander
terhadap benda kerja menyudut 70 dan miring kira-kira 10 di bawah garis
mendatar, sedangkan kawat pengisi dimiringkan pada sudut 10 di atas garis
mendatar.
3.
4.
Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan
posisilainnya dimana benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan
dilakukan daribawahnya. Pada pengelasan posisi ini sudut brander
dimiringkan 10 dari garisvertikal sedangkan kawat pengisi berada di
belakangnya bersudut 45-60.
5.
Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke
kiri dengan membentuk sudut 60 dan kawat las 30 terhadap benda kerja
sedangkan sudut melintangnya tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara
ini banyak digunakan karena cara pengelasannya mudah dan tidak
membutuhkan posisi yang sulit saat mengelas.
6.
e.
Sambungan Tumpul
Adalah penyambungan dua buah logam atau lebih sejajar pada kedua benda
kerja dalam posisi horizontal pada bidang datar.
2.
Sambungan Tumpang
Adalah penyambungan dua buah logam atau lebih dalam posisi horizontal
pada keadaan tumpang tindih antara kedua benda kerja.
3.
Sambungan T
Adalah penyambungan dua buah logam atau lebih secara horizontal dan
vertikal sehingga membentuk huruf T.
4.
f.
Tutup kran Asetilin, aliran gas asetilin terputus, maka api las padam,
2.
3.
g.
2.
3.
4.
5.
6.
2.5
pengisi. Termasuk dalam kelompok ini adalah solder, brazing dan pengelasan.Dari
teknik tersebut dijadikan sebagai dasar dibentuknya benda-benda logam seperti yang
dimaksud pada uraian diatas.
B. SASARAN
Sasaran dari pembuatan makalah ini adalah semua sector dimana orang-orang yang
terkait dalam praktik pengelasan khususnya dalam lingkup POLMAN.Dengan sasaran
utama adalah mahasiswa dan mahasiswi yang berperan penting dalam kegiatan praktik
di bengkel khususnya p engelasan yakni las gas.
C. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dibuatnya makalah ini merupakan tugas utama dalam mengisi
tugas praktikum las gas program studi teknik pemeliharaan mesin.
BAB 2
ISI MAKALAH
LAS GAS ( OKSI - ASETILIN )
A.Pengertian Las Oksi-Asetilin
Las Oksi asetilin adalah pengelasan yang dilaksanakan dengan pencampuran 2 jenis
gas sebagai pembentuk nyala api dan sebagai sumber panas. Dalam proses las gas
ini,gas yang digunakan adalah campuran dari gas Oksigen (O2) dan gas lain sebagai
gas bahan bakar (fuel gas). Gas bahan bakar yang paling popular dan paling
banyak digunakan dibengkel-bengkel adalah gas Asetilen ( dari kata acetylene, dan
memilikirumus kimia C2H2 ). Gas ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan gas
bahan bakar lain. Kelebihan yang dimiliki gas Asetilen antara lain, menghasilkan
temperature nyala api lebih tinggi dari gas bahan bakar lainya, baik bila dicampur
dengan udara ataupun Oksigen.
B.Bahan Bakar Gas
) Asetilin ( C2H2 )
Asetilena (Nama sistematis: etuna) adalah suatu hidrokarbon yang tergolong kepada
alkuna, dengan rumus C2H2
. Asetilena merupakan alkuna yang paling sederhana, karena hanya terdiri dari dua
atom karbon dan dua atom hidrogen. Pada asetilena, kedua karbon terikat melalui
ikatan rangkap tiga, dan masing-masing atom karbon memiliki hibridisasi orbital sp
untuk ikatan sigma. Hal ini menyebabkan keempat atom pada asetilena terletak pada
satu garis lurus, dengan sudut C-C-H sebesar 180.
) Propan
Propana adalah senyawa alkana tiga karbon (C3H8) yang berwujud gas dalam
keadaan normal, tapi dapat dikompresi menjadi cairan yang mudah dipindahkan dalam
kontainer yang tidak mahal. Senyawa ini diturunkan dari produk petroleumlain pada
pemrosesan minyak bumi atau gas alam. Propana umumnya digunakan sebagai bahan
bakar untuk mesin, barbeque (pemanggang), dan di rumah-rumah.
Pada torch ini, tekanan gas oksigen dan tekanan gas bahan bakar pada sisi
saluran
masuk sama besar.proses pencampuran kedua gas dalam ruang
pencampur
berlangsung dalam tekanan yang sama.
Menurut ukuran dan berat. Dibedakan atas :
Toch normal
Torch ringan/kecil
Menurut jumlah saluran nyala api. Dibedakan atas :
Torch nyala api tunggal
Torch nyala api jamak
Menurut gas yang digunakan. Dibedakan atas :
Torch untuk gas asetilen
Torch untuk gas hydrogen, dan lain-lain.
Menurut aplikasi. Dibedakan atas :
Torch manual
Torch otomatik/semi otomatik
) Pematik api Las
Alat yang berfungsi untuk menyalakan api las.
D. Proses Pengelasan Oksi Acetilin
) Menentukan nyala api
Nyala api Karburasi
Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilen yang digunakan maka di antara kerucut
dalam dan kerucut luar akan timbul kerucut nyala baruberwarna biru. Di antara kerucut
yang menyaladan selubung luar akan terdapat kerucut antara yang berwarna keputihputihan,yang panjangnya ditentukan oleh jumlah kelebihan asetilen. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya karburisasi pada logam cair. Nyala ini banyak digunakandalam
pengelasan logam monel, nikel, berbagai jenis baja dan bermacam-macambahan
pengerasan permukaan non-ferous.
Nyala api Netral
Nyala ini terjadi bila perbandingan antara oksigen dan asetilen sekitar satu. Nyala terdiri
atas kerucut dalam yang berwarna putih bersinar dan kerucut luar yang berwarna biru
bening. Oksigen yang diperlukan nyala ini berasal dari udara. Suhu maksimum setinggi
3300 sampai 3500 oC tercapai padaujung nyala kerucut.
Nyala api oksidasi
Bila gas oksigen lebih daripada yangdibutuhkan untuk menghasilkan nyala netral maka
nyala api menjadi pendek dan warna kerucut dalam berubah menjadi ungu. Nyala ini
akan menyebabkan terjadinya proses oksidasi atau dekarburisasi pada logam cair.
Nyala yang bersifat oksidasi ini harus digunakan dalam pengelasan fusion dari
kuningan dan perunggu namun tidak dianjurkan untuk pengelasan lainnya.
) Teknik Pengelasan
Posisi pengelasan di bawah tangan
Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan di
bawahtangan dan benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung
pembakar(brander) terletak diantara 60 dan kawat pengisi (filler rod) dimiringkan
dengansudut antara 30 - 40 dengan benda kerja. Kedudukan ujung pembakar ke
sudutsambungan dengan jarak 2 3 mm agar terjadi panas maksimal pada
sambungan.Pada sambungan sudut luar, nyala diarahkan ke tengah sambungan
dangerakannya adalah lurus.
Posisi pengelasan datar ( horizontal )
Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan denganarah
mendatar sehingga cairan las cenderung mengalir ke bawah, untuk ituayunan brander
sebaiknya sekecil mungkin. Kedudukan brander terhadap bendakerja menyudut 70
dan miring kira-kira 10 di bawah garis mendatar, sedangkankawat pengisi dimiringkan
pada sudut 10 di atas garis mendatar.
Posisi pengelasan tegak ( vertical )
Pada pengelasan dengan posisi tegak, arah pengelasan berlangsung ke atas atauke
bawah. Kawat pengisi ditempatkan antara nyala api dan tempat sambunganyang
bersudut 45-60 dan sudut brander sebesar 80.
Posisi pengelasan di atas kepala ( Overhead )
Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan
posisilainnya dimana benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan dilakukan
daribawahnya. Pada pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan 10 dari
garisvertikal sedangkan kawat pengisi berada di belakangnya bersudut 45-60.
Pengelasan arah ke kiri ( maju )
Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke
kiridengan membentuk sudut 60 dan kawat las 30 terhadap benda kerja
sedangkansudut melintangnya tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini
banyak digunakan karena cara pengelasannya mudah dan tidak membutuhkan posisi
yangsulit saat mengelas.
Pengelasan arah ke kanan ( mundur )
Cara pengelasan ini adalah arahnya kebalikan daripada arah pengelasan ke
kiri.Pengelasan dengan cara ini diperlukan untuk pengelasan baja yang tebalnya
4,5mm ke atas.
Operasi Branzing ( Flame Brazing )
Yang dimaksud dengan branzing disini ada lah proses penyambunngan
tanpamencairkan logaminduk yang disambung, hanya logam p eng isi saja.
penggunaankaca las adalah sebagai berikut: No. 6. dipakai untuk Ias titik No. 6 dan 7
untuk pengelasan sampai 30 amper. No. 6 untuk pengelasan dari 30 sampai 75 amper.
No. 10untuk pengelasan dari 75 sampai 200 amper. No. 12. untuk pengelasan dari 200
sampai400 amper. No. 14 untuk pangelasan diatas 400 amper. Untuk melindungi
kacapenyaring ini biasanya pada bagian luar maupun dalam dilapisi dengan kaca putih.
Sarung Tangan (Welding Gloves)
Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang
pemegang elektroda. Pada waktumengelas harus selalu dipakai sepasang sarung
tangan.
Apron
Apron adalan alat pelindung badan dari percikan bunga api yang dibuat dari kulit
ataudari asbes.Ada beberapa jenis/bagian apron :
apron lengan
apron lengkap
apron dada
Sepatu Las
Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api,Bila tidak ada
sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai
Masker Las
Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik, maka gunakanlah
masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang beracun
Kamar las
kamar las dibuat dari bahan tahan api. Kamar las penting agar orang disekitarnya tidak
terganggu oleh cahaya las. untuk mengeluarkan gas, sebaiknya kamar las dilengkapi
dengan ventilasi. dalam kamar las ditempatkan meja las. meja las harus bersih dari
bahan yang mudah terbakar agar terhindar dari kemungkinan terjadinya kebakaran
karena percikan api las.
Jaket pelindung
Jaket pelindung badan+tangan yang tebuat dari kulit/asbes
BAB 3
PENUTUP
A.Kesimpulan
Setelah penulis membaca dari semua referensi yang di dapatkan dan dari penyusunan
makalah ini maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :
Penulis akhirnya dapat mengetahui pengertian las gas, perlengkapan yang
digunakanpada praktik las gas, jenis-jenis nyala api, serta posisi pengelasan pada
proses las gas.
B.Saran
Bagi pembaca setelah membaca makalah ini semoga dapat berguna , karena suatu
saat nanti kita kan mempraktikannya sehingga kita harus mempelajari seluk beluk las
gas , dan ketika kita praktik kan mengurangi sedikit kecelakaan.