Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PROSES INDUSTRI KIMIA

INDUSTRI GAS ASETILEN

Oleh :

1. Inda Primadona Saputri (062230400866)


2. M. Mahendra (062230400869)
3. Welen Tarisaputri (062230400882)

Kelas 3 KC
Kelompok 3

Dosen Pengampu : Idha Silviyati, S.T.,M.T.

JURUSAN DIII TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI
SRIWIJAYA TAHUN AJARAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Industri Gas Asitilen” dengan baik
serta tepat waktu. Tidak lupa juga shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad beserta para keluarga,
sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu Mata Kuliah Proses
Industri Kimia, Ibu Idha Silviyati, S.T.,M.T. yang telah membimbing dan
memberikan kami tugas ini sehingga kami dapat mengerti dan memahami
bagaimana proses pembuatan gas etilen di indutri. Diharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi sekaligus menambah wawasan dan pemahaman bagi
pembaca.
Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
guna menyempurnakan makalah ini.

Palembang, 28 September 2023

(Kelompok 3)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................1
DAFTAR ISI...............................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................5
1.1. Latar Belakang...............................................................................................................5
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................................5
1.3. Maksud dan Tujuan.......................................................................................................7
BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................................8
2.1. Pengertian Asetilen........................................................................................................8
2.2. Spesifikasi Bahan Baku.................................................................................................8
2.2.1Metana...........................................................................................................................8
2.2.2Oksigen..........................................................................................................................9
2.3. Spesifikasi Bahan Pendukung........................................................................................9
2.3.1Aseton............................................................................................................................9
2.3.2Propana........................................................................................................................10
2.3.3Molecular Sieve 3A......................................................................................................10
2.4. Spesifikasi Produk.......................................................................................................11
2.4.1Asetilen (Produk Utama).............................................................................................11
2.4.2Karbon Monoksida (Produk Samping)........................................................................12
2.4.3Karbon Dioksida (Produk Samping)............................................................................12
2.4.4Hidrogen (Produk Samping)........................................................................................13
2.4.5Etilen (Produk Samping).............................................................................................13
2.5. Jenis-Jenis Proses.........................................................................................................14
2.6. Kegunaan Gas Asitilen................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Asetilen adalah hidrokarbon sederhana yang memiliki sebuah ikatan


rangkap tiga. Sebelum minyak ditemukan dan dipergunakan secara meluas
sebagai bahan baku untuk industri kimia, asetilen merupakan blok bangunan
utama untuk industri kimia organik. Pada tahun 1800-an, asetilen mulai
diproduksi dalam jumlah banyak dengan proses kalsium karbida, yakni dengan
mereaksikan kalsium karbida dengan air. Metode ini terus dipergunakan hingga
tahun 1940, proses thermal cracking menggunakan methane dan hidrokarbon
lainnya mulai diperkenalkan. Awalnya, proses thermal cracking menggunakan
pancaran bunga api listrik, kemudian pada tahun 1950-an mulai dikembangkan
proses dengan metode oksidasi parsial dan regenerasi.
Saat ini, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa barat adalah produsen
asetilen dari hidrokarbon terbesar, yakni lebih dari 80%. Negara lainnya,
khususnya Eropa timur dan Jepang masih memproduksi asetilen dari kalsium
karbida.
Kegunaan asetilen sendiri sangat luas. Asetilen dapat digunakan dalam
proses pembuatan logam dan sebagai bahan baku untuk berbagai macam
produksi bahan kimia.
Sampai saat ini asetilen memerankan peranan penting dalam industri
kimia. Oleh sebab itu, berbagai macam penemuan proses produksi asetilen telah
banyak dilakukan dan dikembangkan dari tahun ke tahun. Secara umum metode
produksi asetilen dapat digolongkan ke dalam chemical reaction process
(bekerja pada temperatur normal) dan thermal cracking process (berkerja pada
temperatur tinggi). Proses produksi asetilen yang akan dibahas ada empat proses,
yakni produksi dari reaksi kalsium karbida-air, proses BASF (partial
combustion), produksi asetilen sebagai produk samping steam cracking, dan
produksi asetilen dari batubara.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan asetilen?

2. Apa saja bahan baku, bahan pendukung, produk utama serta produk
samping pada proses pembuatan gas asetilen serta sifat kimia dan sifat
fisika bahan tersebut?

3. Apa saja jenis jenis dan diagram alir pada proses pembuatan asetilen?

4. Bagaimana neraca massa dan reaksi dari proses pembuatan gas asetilen?

5. Apa saja kegunaan asetilen?


1.3. Maksud dan Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian dari asetilen
2. Mengetahui bahan baku, bahan pendukung, produk utama, produk
samping apa saja yang digunakan dalam proses pembuatan gas
asetilen serta sifat kimia dan sifat fisikanya
3. Mengetahui jenis jenis dan bagaimana diagram alir proses pembuatan gas asetilen
4. Dapat membuat neraca massa dan reaksi proses pembuatan gas asetilen
5. Mengetahui kegunaan gas asetilen
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Asetilen
Asetilen (Nama sistematis: etuna) adalah suatu hidrokarbon yang tergolong
kepada alkuna, dengan rumus cau. Asetilen merupakan alkuna yang paling sederhana,
karena hanya terdiri dari dua atom karbon dan dua atom hidrogen. Pada asetilena,
kedua karbon terikat melalui ikatan rangkap tiga, dan masing- masing atom karbon
memiliki hibridisasi orbital sp untuk ikatan sigma. Hal ini menyebabkan keempat atom
pada asetilena terletak pada satu garis lurus, dengan sudut C-C-H sebesar 180°.
Asetilen ditemukan oleh Edmund Davy pada 1836. yang menyebutnya karburet
baru dari hidrogen. Nama asetilena diberikan oleh kimiawan Prancis Marcellin
Berthelot, pada 1860. Pada 1912, sebuah ledakan asetilena membutakan fisikawan
Gustaf Dalen, yang kemudian pada tahun yang sama memperoleh hadiah Nobel di
bidang fisika.

2.2. Spesifikasi Bahan Baku

2.2.1 Metana

Bahan baku metana berasal dari LNG (Liquid Natural Gas) yaitu gas

alam yang dipanaskan hingga temperatur -155°C sehingga berubah menjadi

liquid yang digunakan untuk memurnikan hidrokarbon berat, serta untuk

mempermudah distribusi dengan mengecilkan 1/600 volume gas alam

menjadi liquid (Nuswantra dll, 2014).

Rumus molekul : CH4

Berat molekul : 16,05 g/mol

Wujud : Gas

Warna : Tidak berwarna

Densitas : 0,677 g/L

Titik didih : -161,48°C

Titik lebur : -187,6°C

Titik nyala : Closed up : -


104°C
Temperatur kritis : -82,45°C

2.2.2 Oksigen

Oksigen digunakan untuk mengoksidasi metana yang kemudian

menghasilkan energi untuk pirolisis komponen metana sehingga didapatkan

asetilen. Proses ini terjadi ketika oksigen sudah sempurna terkonversi.

Rumus molekul : O2

Berat molekul : 32 g/gmol

Wujud : Gas

Warna : Tidak berwarna. Biru

Densitas : 1,329 g/L

Titik didih : -183°C

Titik lebur : -218,4°C

Temperatur kritis :-

118,15°C Korosifitas : Korosif

2.3. Spesifikasi Bahan Pendukung

2.3.1 Aseton

Aseton digunakan sebagai pelarut pada menara absorber untuk

menyerap asetilen.

Rumus molekul : C3H6O

Berat molekul : 58 g/gmol

Wujud : Cair

Warna : Tak berwarna

Densitas : 786 g/L

Titik didih : 56°C


Titik lebur : -95°C

Titik nyala : -18°C (closed)

Temperatur kritis : 235°C

Tekanan kritis : 46,395 atm

2.3.2 Propana

Propana digunakan sebagai pendingin untuk proses pendinginan di

alat penukar panas Cooler dan digunakan sebagai pemanas di alat penukar

panas Vaporizer dan Heater.

Rumus molekul : C3H8

Berat molekul : 44,1 g/gmol

Wujud : Gas

Warna : Tak berwarna

Densitas : 0,116 lb/ft3

Titik didih : -42,1°C

Titik lebur : -187,6°C

Temperatur kritis : 96,55°C

Titik nyala : -104°C

2.3.3 Molecular Sieve 3A

Molecular sieve 3A memiliki ukuran pori 3 angstrom dimana setiap

molekul yang memilki ukuran lebih dari 3A tidak akan dapat diserap.

Molecular sieve 3A adalah logam alkali alumino-silikat, bentuk kalium dari

struktur kristal tipe A.


Keuntungan dari molecular sieve 3A adalah kecepatan adsorpsi yang

tinggi secara konsisten, resistensi kontaminasi yang lebih tinggi, kekuatan

penghacuran yang lebih kuat, meningkatkan waktu siklik yang memberikan

masa pakai produk yang lama. Molecular sieve 3A dapat diregenerasi dan

digunakan kembali, untuk meregenerasi sieve yaitu menghilangkan

kelembapan yang terserap dengan cara memanaskannya hingga suhu 200-

230°C.

Model : Molecular Sieve 3A

Diameter pori : 3 angstroms

Bentuk : Bulat

Diameter (mm) : 1,7 – 2,5

Adsorpsi H₂O statis : ≥ 21

%wt

Harga per ton (USD) : 220 (Sumber : Alibaba)

2.4. Spesifikasi Produk

2.4.1 Asetilen (Produk Utama)

Produk utama yang diinginkan pada proses ini adalah asetilen.

Rumus molekul : C2H2

Berat molekul : 26,037 g/gmol

Wujud : Gas

Warna : Tak berwarna

Densitas : 1,1 g/L

Titik didih : -84°C

Titik lebur : -81°C


Temperatur kritis : 35,25°C

Titik nyala : -18,15°C (closed)

Sifat : Mudah terbakar dan beracun

Kemurnian : 99,8%

2.4.2 Karbon Monoksida (Produk Samping)

Rumus molekul : CO

Berat molekul : 28,01 g/gmol

Wujud : Gas

Warna : Tak berwarna

Densitas : 1,153 g/L

Titik didih : -191,52°C

Titik lebur : -211,6°C

Temperatur kritis : -140,15°C

Toksifitas : Beracun

2.4.3 Karbon Dioksida (Produk Samping)

Rumus molekul : CO2

Berat molekul : 44,010 g/gmol

Wujud : Gas

Warna : Tak berwarna

Density : 1,826 g/L

Titik lebur : -79°C

Temperatur kritis : 30,85°C

Korosifitas : Tidak korosif


2.4.4 Hidrogen (Produk Samping)

Rumus molekul : H2

Berat molekul : 2 g/mol

Wujud : Gas

Warna : Tak berwarna

Densitas : 0,08988 g/L

Titik didih : -252,87°C

Titik lebur :-

259,14°C Temperatur kritis :

-240,15°C Korosifitas : Tidak

korosif

2.4.5 Etilen (Produk Samping)


Rumus molekul : C2H4

Berat molekul : 28,05 g/mol

Wujud : Gas

Warna : Tak berwarna

Densitas : 1,18 g/L

Titik didih : -103,77°C

Titik lebur : -169,15°C

Temperatur kritis : 9,95°C

Titik nyala : -135,85°C


2.5. Jenis-Jenis Proses
1. Asetilen dari Reaksi Kalsium Karbida-Air

Gambar 1. Diagram Blok Proses Produksi Asetilen dari Kalsium Karbida

Deskripsi proses:

Dua buah reaktor disusun dimana air dan kalsium karbida dicampur dan
dialirkan. Reaksi berlangsung dalam fasa liquid dengan residence time dan reaksi
berjalan 60%-90% saat di reaktor pertama. Aliran produk reaksi dan material
umpan yang tak bereaksi yang terdiri dari fasa padat menuju reaktor ke dua
dengan tipe laminar plug-flow. Kalsium hidroksida yang dihasilkan diendapkan
dan dipisahkan dari bagian bawah reaktor. Air yang tak bereaksi dipisahkan dari
kalsium hidroksida dan kemudian di-recycled menuju reaktor pertama. Yield yang
dihasilkan dari prosesn ini sebesar 93% - 95%.
Namun ada beberapa masalah yang timbul dalam operasi ini, yakni:
1. Kontak antara karbida dengan air tidak terkendali. Jika tekanan asetilen
lebih tinggi dari 27 lb/inch2 absolut, akan terjadi reaksi detonasi atau
deflagarasi dalam asetilen yang menyebabkan peningkatan tekanan yang
semakin besar, pecahnya bejana, dan isi yang bisa saja tumpah. Kondisi ini
bisa menimbulkan api yang besar dan membahayakan. Karena itu proses
hanya bisa dilakukan dengan tekanan rendah.
2. Bejana didesain berpengaduk, baik CSTR ataupun plug-flow reaktor, yang
bersifat kurang mendukung karena bejana yang digunakan besar,
menghasilkan rate control yang lemah dan unsteady operation. Oleh
karena itu dibutuhkan desain bejana yang sangat tepat untuk proses.

Produk samping berupa kalsium hidroksida berkualitas rendah dan tidak


memiliki nilai jual. Masalah ini bisa diatasai dengan menambah unit neutralizer
dimana kalsium hidroksida akan bereaksi dengan hidrogen klorida membentuk
kalsium klorida yang memiliki nilai jual.
2. BASF Proses

2.2 Flowsheet Proses Produksi Asetilen dengan Metode BASF

Deskripsi proses:
Pertama-tama umpan berupa natural gas (1) dan oksigen (2) dipanaskan
terlebih dahulu di fire preheaters secara terpisah (3). Kemudian keluaran dari fire
preheaters (3), masuk dan dicampur ke dalam zona pencampuran (4) kemudian
reaksi pembakaran terjadi di dalam ruang pembakaran (5). Kemudian
pembakaran dipadamkan dari bawah ruang pembakaran dengan menyemprotkan
air proses (6). Gas yang dihasilkan (7) yakni asetilen dan pengotor masuk ke
kolom pendingin (8) kira-kira pada temperatur kolom pendingin yang terbatas dan
uap jenih. Gas yang masuk (7) didinginkan dengan tambahan air dingin proses (9)
dan sebagian besar dari steam dikondensasikan. (10) api dibutuhkan untuk proses
startup dan rundown. Gas keluaran kolom bagian atas (11) kemudian didinginkan
pada suhu sekitar 40oC.(45000 m3 (S.T.P)/h dry), yang kemudian dikompresikan
dengan stwo-stage screw compressor (12). Pertama-tama dari 1.1 ke 4.2 dan
kemudian ke 11 bar (abs), pengotor kemudian diendapkan. 7.5 m3/h air proses
(13) disemprotkan ke tiap stage komprosor. Untuk mengunci dari atmosfer, air
demineralisasi (14) yang disebut dengan sealing liquid, ditambah nitrogen,
dengan hasil 4m3/h masuk ke sirkulasi air proses. Keluaran dari stage pertama
(15), bersuhu 85oC dan pengotor yang terkandung dalam air sebesar 0.22% berat.
Setelah dikompres di tiap stage kompresi, gas keluaran didinginkan ke suhu 40oC
oleh air dingin proses (16) dari kolom pendingin (17). Setelah dikompresi, gas
keluaran dipisahkan menjadi unsur-unsurnya. Air yang dikondensasikan selama
kompresi dan pendinginan berikutnya dan air dari proses demineralisasi
disirkulasikan dan kemudian dikeluarkan (19).
Jelaga yang dihasilkan merupakan suatu masalah utama dalam proses ini
karena dapat mengurangi efektifitas proses, oleh karena itu harus dipisahkan
terlebih dari gas keluaran kolom. Selain itu, jelaga juga bisa merusak kinerja
kompresor, oleh karena itu gas yang masuk kompresor harus setidaknya bebas
dari jelaga. Normalnya, burner proses dapat menghasilkan 25 ton asetilen per hari
dari natural gas.

3. Produksi asetilen sebagai produk samping steam cracking

Di dalam steam cracking hidrokarbon jenuh dikonversi menjadi produk


olefin seperti ethylene dan propylene. Selain itu masih banyak produk yang
dihasilkan seperti asetilena sebagai produk samping. Konsentrasi asetilena
tergantung pada jenis umpan, waktu tinggal, dan temperature. .Konsentrasi
acetylene dalam gas keluaran dari furnace antara 0,25 dan 1,2% wt. Pabrik etilen
yang memproduksi 400 000 t / a etilena menghasilkan 4500-11 000 t / a asetilena.
Pada produksi etilen, asetilen yang dihasilkan dipisahkan dengan hidrogenasi
katalitik yang selektif atau dengan ekstraksi.

Hidrogenasi asetilena.
Kebanyakan produksi etilen dilengkapi dengan unit hidrogenasi dengan
bantuan katalis Pd. Kondisi operasi meliputi suhu sekitar 40 oC-120oC, tekanan 15
bar-40 bar, dan kecepatan 1000-120000 kg/L.h. kondisi ini bergantung pada jenis
umpan yang digunakan.
Acetylene recovery
Asetilen diekstrak dari fraksi C2 steam cracker dengan bantuan solven.
Solven yang paling sesuai untuk proes yaitu
DMF. Deskripsi proses :
Campuran gas C2 yang terdiri dari etilena, etana, dan asetilen, diumpankan
ke absorber acetylene, aliran gas dihubungkan dengan counterflowing DMF pada
tekanan 0,8-3,0 MPa. Seluruh asetilen dan beberapa etilena dan etana terlarut oleh
pelarut. Fraksi C2 yang telah dimurnikan, mengandung <1 ppm asetilen,
diumpankan ke C2 splitter. Aliran yang kaya akan pelarut dikirim ke stripper
ethylene, yang beroperasi sedikit di atas tekanan atmosfer. Etilena dan etana yang
terpisah didaur ulang menuju kompresor tahap pertama untuk cracked gas.
Asetilen keluaran kemudian dicuci dengan pelarut dingin di bagian atas splitter.
Dalam stripper asetilen, asetilena murni terisolasi dari bagian atas kolom. Setelah
pendinginan dan heat recovery, asetilena bebas pelarut didaur ulang ke absorber
dan etilen stripper. Produk asetilena memiliki kemurnian> 99,8% dan kandungan
DMF kurang dari 50 ppm dan tersedia pada tekanan 10 kPa dan suhu ambien.
Evaluasi ekonomi menunjukkan bahwa asetilena petrokimia tetap menarik bahkan
meskipun harga etilena dua kali lipat. Hal ini ekonomis untuk retrofit penyerapan
asetilena di pabrik olefin yang ada dilengkapi dengan hidrogenasi katalitik.

4. Produksi Asetilen dari Batu bara (arc coal process)

Banyak tes laboratorium konversi batubara menjadi asetilen menggunakan


proses arc atau plasma telah dilakukan sejak awal 1960-an. Secara ringkas proses
yang didapat yaitu:

1. Acetylene yang dihasilkan mencapai 30%.


2. Karena pemanasan batubara yang cepat di jet plasma, total yield gas yang
dihasilkan lebih tinggi dibandingkan yang ditunjukkan oleh pengukuran
volatil batubara dalam kondisi standar.
3. Hidrogen (bukan argon) gas plasma dapat meningkatkan hasil asetilena.
Baru-baru ini, Corp AVCO di Amerika Serikat dan Chemische Werke Hüls
di Jerman membangun pabrik percontohan di pinggir sungai untuk pengembangan
teknis dari proses. AVCO arc furnace terdiri dari air-cooled tungsten-tip katoda
dan air-cooled anoda. katoda. Batubara kering dan halus disuntikkan melalui
aliran gas hidrogen di sekitar katoda. Gas tambahan tanpa batubara dimasukkan
sekitar katoda dan anoda sebagai selubung. Saat melewati zona pembakaran,
partikel batubara dipanaskan dengan cepat. Volatil dilepaskan dan terpecah-pecah
menjadi asetilena dan produk berbagai sampingan, meninggalkan residu coke
halus yang tertutup jelaga. Setelah waktu tinggal beberapa milidetik, campuran
gas-coke dipadamkan dengan cepat dengan air atau gas. Tekanan sistem dapat
bervariasi antara 0,2 dan 1,0 bar (20 dan 100 kPa). Pilot plant Hüls menggunakan
tungku plasma yang sama untuk perengkahan minyak mentah, tetapi dengan 500
kW. Batubara kering disuntikkan ke dalam jet plasma, dan batubara yang
terengkah menjadi asetilen dan produk sampingan dalam reaktor. Limbah reaktor
dapat di-prequenched dengan hidrokarbon untuk produksi ethylene atau langsung
dipadamkan dengan air atau minyak. Char dan komponen didih lebih tinggi
masing-masing dipisahkan oleh cyclones dan scrubber. Masalah utama dalam
desain reaktor adalah pencapaian menyeluruh dan cepat pencampuran batubara
dengan jet plasma dan menghindari pembentukan deposit karbon di dinding
reactor. sejumlah kecil deposit dapat diatasi dengan pencucian dengan air secara
periodic.
Percobaan yang dilakukan oleh Hüls dan AVCO menunjukkan bahwa waktu
tinggal optimal, energy density jet plasma, daya spesifik, dan tekanan sangat
mempengaruhi hasil asetilen. Parameter lain yang mempengaruhi hasil adalah
jumlah volatil di batubara dan ukuran partikel.
Keuntungan dari proses ini adalah, dengan cara pirolisis batu bara, produksi
asetilen jauh lebih mudah sehingga membutuhkan biaiya investasi yang lebih
rendah dibandingkan untuk produksi utama etilen. Yield gas yang dihasilkan
berkisar 33% sampai 50%. Artinya, 50% dari batubara tetap sebagai char.
Namun, char yang terbentuk bisa pula bernilai ekonomis. Char yang dihasilkan
bisa diaplikasikan ke industri karet, untuk gasifikasi, atau sebagai bahan bakar.
Dari empat proses produksi asetilen di atas, semua proses memiliki keunggulan
dan kekurangan tersendiri. Untuk bahan baku, proses BASF lebih bagus karena
menggunakan gas alam yang banyak tersedia bebas di alam dan penggunaanya saat ini
masih kurang meluas. Untuk proses, proses produksi asetilen dari batu bara
memperlihatkan singkatnya dan mudahnya proses sehingga meminimalkan modal.
Untuk kualitas produk, proses produksi asetilen sebagai produk samping sangat bagus,
karena menghasilkan kemurnian mencapai 99,8%. Untuk kemudahan kondisi opersi,
proses produksi dari kalsium karbida memiliki keunggulan karena operasi berjalan
pada temperature normal.

2.6. Kegunaan Gas Asitilen


Adapun fungsi utama penggunaan gas asetilen sebagai berikut:

- Gas Asetilen apabila dibakar dengan oksigen akan menghasilkan temperatur yang
tinggi yang dipergunakan untuk mengelas (memotong atau menyambung logam)

- Gas asetilen pada pembakaran dengan udara dapat menghasilkan nyala yang
terang, maka dapat digunakan sebagai penerangan

- Gas asetilen dapat pula digunakan sebagai bahan baku pembuatan karet sintetis,
baterai, solvent dan plastik

- Gas asetilen dapat digunakan untuk pembuatan asam asetat melalui pembuatan
etanal yang kemudian dioksidasi menghasilkan asam asctat

- Gas asetilen dapat pula digunakan sebagai bahan baku butinediol, 1,4-butanediol
yang digunakan untuk preparasi poliester termoplastik.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui bagaimana proses pembuatan gas
asetilen di industri bahan apa saja yang digunakan dan produk apa saja yang
dihasilkan. Disamping itu mahasiswa juga diharapkan mengetahui bagaimana reaksi
dan dapat membuat neraca massa dari reaksi proses pembuatan gas asetilen tersebut,
dan dapat menjelaskan diagram alir dalam proses pembuatan gas asetilen
DAFTAR PUSTAKA

Balian, D. O. (2018, 11 28). https://www.scribd.com/doc/187781048/Pembuatan-Pabrik-Asetilen.


Diambil kembali dari scribd.com: https://www.scribd.com/doc/187781048/Pembuatan-
Pabrik-Asetilen
Eran, F. S., Y. A., & Nurhasyiri, A. I. (2019, Desember).
https://www.scribd.com/document/452972319/MAKALAH-PEMBUATAN-ASETILEN.
Diambil kembali dari scribd.com:
https://www.scribd.com/document/452972319/MAKALAH-PEMBUATAN-ASETILEN
Kino. (2020, Februari 7). eprints.itn.ac.id. Diambil kembali dari http://eprints.itn.ac.id/4637/2/BAB
%201%20%28PENDAHULUAN%29%20ASETILEN%20.pdf:
http://eprints.itn.ac.id/4637/2/BAB%201%20%28PENDAHULUAN%29%20ASETILEN
%20.pdf
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. (2021, Agustus 24).
http://repository.upnjatim.ac.id/9962/2/1.PDF. Diambil kembali dari
repository.upnjatim.ac.id/: http://repository.upnjatim.ac.id/9962/2/1.PDF

Anda mungkin juga menyukai