Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM FENOMENA DASAR

PENGUJIAN STATIKA STRUKTUR

Disusun oleh :

Dwi Setiya Romadoni

1970011064

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA

JAKARTA

2022
LEMBAR PENILAIAN LAPORAN PRAKTIKUM

Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa ini:

Nama : Dwi Setiya Romadoni

Nim : 1970011064

Fakultas : Teknik Mesin P2K

Mahasiswa UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA, Fakultas Teknik Mesin

telah menyelesaikan praktikum di workshop Fenomena Dasar

“PRAKTIKUM FENOMENA DASAR“

Dengan nilai : ………

Demikian pengesahan ini dibuat untuk dapat digunakan seperlunya

Jakarta, 17 Juli 2022

Asisten Laboratorium Kepala Laboratorium

( …………………………………) ( …………………………………)
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan

rahmat-Nya modul praktikum Fenomena Dasar ini dapat diselesaikan. Modul ini

merupakan penyempurnaan dari modul sebelumnya, labor. Dengan penambahan

dan penyempurnaan modul ini diharapkan mahasiswa yang mengikuti praktikum

Fenomena Dasar dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat dan dapat

mengaplikasikannya dalam dunia kerja dalam lingkup menggambar, perancangan

mesin dan juga pada bidang industri manufaktur. Demikian pula, dengan

kehadiran modul ini semoga dapat memudahkan bagi Dosen, Mahasiswa, dan

Asisten Pendukung dalam melaksanakan kegiatan belajar. Mekanika

Teknik/Statika Struktur merupakan matakuliah dasar perancangan teknik yang

dipelajari oleh mahasiswa Program Studi Teknik Mesin dan Teknik Industri.

Tujuan pembelajaran matakuliah ini adalah mahasiswa mampu menerapkan

prinsip-prinsip dasar mekanika teknik yang berkaitan dengan sistem gaya, konsep

benda tegar, konsep kesimbangan, konsep gaya dalam dan konsep gesekan untuk

menghitung dan merancang konstruksi sederhana dalam bidang mekanika teknik

statis tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu disiapkan bahan ajar yang

dapat dijadikan acuan oleh mahasiswa dalam proses pembelajaan. Diharapkan

melalui praktikum ini, mahasiswa lebih mampu untuk memahami konsep-konsep

dasar.

Jakarta, 3 Juli 2022

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENILAIAN LAPORAN PRAKTIKUM.............................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................1

DAFTAR NOTASI (SIMBOL) ..........................................................................2

BAB I ....................................................................................................................3

1.1. PENDAHULUAN .........................................................................................3

BAB II ...................................................................................................................5

LANDASAN TEORI DAN RUMUS PERHITUNGAN ...................................5

2.1. Landasan Teori .............................................................................................5

2.2. Rumus Perhitungan .....................................................................................6

BAB III ...............................................................................................................14

3.1. Alat - alat praktikum ..................................................................................14

BAB IV ………………...…………………….....................…………………...15

4.1.KESIMPULAN ………..……………..……..........………………………..15

4.2 SARAN ……………………..………………………….………………….15

DAFTAR PUSTAKA ……………………………....…………………………16


Daftar Gambar

Gambar alat alat praktikum…………………………………….…………14-15

v
Daftar Notasi (Simbol)

F = Beban (kg)

a = Jarak Tumpuan a ke beban

b = Jarak tumpuan b ke beban

RA = Reaksi tumpuan A praktis

RB = Reaksi Tumpuan B praktis

RA’ = Menurut Teoritis

RB’ = Menurut Teoritis

L = Panjang Batang

c = Jarak Beban ke Penjepit (mm)

l = Jarak Penjepit ke Dial Indicator

Y = Hasil Lendutan Dial Indicator

Y Max = Menurut Teoritis

vi
BAB I

PENGUJIAN STATIKA STRUKTUR

1.1 Pendahuluan

Mekanika Teknik/Statika Struktur adalah matakuliah dasar perancangan

teknik yang dipelajari oleh mahasiswa Program Studi Teknik Mesin dan Teknik

Industri. Tujuan pembelajaran matakuliah ini adalah mahasiswa mampu

menerapkan prinsip-prinsip dasar mekanika teknik yang berkaitan dengan sistem

gaya, konsep benda tegar, konsep kesimbangan, konsep gaya dalam dan konsep

gesekan untuk menghitung dan merancang konstruksi sederhana dalam bidang

mekanika teknik statis tertentu. pada mata kuliah ini lebih banyak dipelajari

terkait sistem-sistem yang statis, berbeda dengan dinamika yang membahas lebih

kepada sistem yang dinamis/ bergerak. karena pembahasan lebih menekankan

pada sistem yang statis, maka pada matakuliah statika struktur banyak dibahas

tentang aplikasi penggunaan HK I newton.

Pada hukum newton I, nilai dari percepatan (a) adalah nol (0), sehingga

secara kasat masa perbedaan statika dengan dinamika adalah pada statika ini

benda tidak memiliki kecepatan dan percetan. sedangkan pada dinamika, kita

diharuskan untuk mencari persamaan untuk mencari kecepatan dan percepatan

benda sebagai fungsi waktu. Mekanika Teknik/Statika Struktur adalah matakuliah

dasar perancangan teknik yang dipelajari oleh mahasiswa Program Studi Teknik

Mesin dan Teknik Industri. Tujuan pembelajaran matakuliah ini adalah

mahasiswa mampu menerapkan prinsip-prinsip dasar mekanika teknik yang

berkaitan dengan sistem gaya, konsep benda tegar, konsep kesimbangan, konsep

gaya dalam dan konsep gesekan untuk menghitung dan merancang konstruksi

1
sederhana dalam bidang mekanika teknik statis tertentu pada mata kuliah

ini lebih banyak dipelajari terkait sistem-sistem yang statis, berbeda dengan

dinamika yang membahas lebih kepada sistem yang dinamis/ bergerak. karena

pembahasan lebih menekankan pada sistem yang statis, maka

2
pada matakuliah statika struktur banyak dibahas tentang aplikasi

penggunaan HK I newton. Pada hukum newton I, nilai dari percepatan (a) adalah

nol (0), sehingga secara kasat masa perbedaan statika dengan dinamika adalah

pada statika ini benda tidak memiliki kecepatan dan percetan. sedangkan pada

dinamika, kita diharuskan untuk mencari persamaan untuk mencari kecepatan dan

percepatan benda sebagai fungsi waktu. Statika Struktur juga merupakan mata

kuliah yang menjadi pengantar oleh seorang engineer dalam mencari tegangan

dalam yang terjadi pada setiap bagian dari material yang mengalami suatu gaya.

dengan demikian maka dapat diketahui titik mana saja pada material/ benda/

konstruksi yang mengalami beban berlebih. dari diketahuinya titik mana yang

mengalami beban berlebih tersebut, maka nantinya diharapkan seorang engineer

tersebut akan segera mengambil langkah untuk mencegah terjadinya kerusakan

yang diakibatkan oleh tegangan yang berlebih tersebut. Pengujian struktur

adalah evaluasi terhadap sebuah objek untuk menentukan kekuatan fisiknya

sebelum diluncurkan dalam bentuk produk hingga menyesuaikan standar yang

sudah ditetapkan. Pengujian ini meliputi evaluasi kekuatan tekanan, kekuatan

geser, dan kekuatan tarik untuk mengetahui titik kegagalan dan keamanan objek

tersebut. Pada dasarnya pengujian alat statika struktur ini bertujuan untuk

menentukan reaksi tumpuan dan lendutan pada batang tumpuan klem (cantilever

beam) dan tumpuan sederhana (simple beam).

3
BAB II

LANDASAN TEORI DAN RUMUS PERHITUNGAN

2.1 Landasan Teori

Struktur dari suatu bangunan terdiri dari beberapa barang balok (beam)

yang disatukan baut pengikat, las maupun kelingan. Titik temu dapat dianggap

sebagai tumpuan batang. Tipe tumpuan dibedakan seperti gambar yaitu:

a. Simple Beam

b. Cantilever Beam dan Over Hung Beam

4
Nama – nama bagian:

1. Batang uji alumunium∅ dan 1 inchi dan 1 inchi

2. Timbangan pegas

3. Dial gauge

4. Beban

2.2 Rumus Perhitungan

Defleksi batang tumpuan sederhana dengan beban terpusat dengan beban

terpusat ρ yang bekerja pada bidang yang ujung – ujungnya ditumpu dengan

tumpuan sederhana seperti pada gambar 119, maka batang tersebut tebagi menjadi

dua bagian. Dengan demikian, untuk mencari momen lendutan yang terjadi kita

memakai dua buah persamaan yang berbeda Art (22) Pers (79) untuk mencari

kurva defleksi harus ditulis untuk masing – masing bagian.

5
d 2 y −Pb
El 2= = x untuk r ≤ a1
dx 2 l

d 2 y ❑ pb
dan El 2 2 = x + p ( x−a ) untuk x ≥ a
ax l

Dengan mengintegralkan kedua persamaan ini kita peroleh


2
d y ❑ pbx Untuk x ≤ a 1
El 2 = +C
dx 2l

dan
2
d y ¿ Pbx2 P ( x−a )
El 2 = + +C 1 Untuk x ≥ a 1
dx 2l 2

Pada titik pembebanan, kedua kurva defleksi mempunyai garis singgung yang

sama dengan demikian pesamaan – persamaan (a) diatas akan memberi hasil yang

sama untuk x = a. Dari kenyataan ini dapat kita simpulkan bahwa konstanta

integral kedua persamaan itu sama, yaitu C = Cl, maka:

Pbx3
El 2 y= +Cx+C 2 Untuk x ≤ a 1
6l
3
¿ Pbx3 P ( x−a )
dan El 2 y= + +Cx+ C j Untuk x ≥ a 1
6l 3

Pada titik pembebanan, kedua kurva defleksi mempunyai defleksi yang sama pula.

6
Dengan demikian persamaan-persamaan (b) diatas akan identik untuk x = a. Dari

kenyataan ini dapat pula kita simpulkan bahwa C2 = C3. Akhirnya kita hanya

perlu mencari dua konstanta saja, yaitu C dan C2, dimana dalam penentuannya

kita telah memiliki dua syarat, yaitu harga defleksi pada kedua ujung batang sama

dengan nol. Dengan memasukkan x = 0 dan y = 0 dan pers (b) yang pertama,

maka :

C 2=C 3=0

Kemudian dengan memasukkan y = 0 dan x = 1 dalam pers (b) yang kedua, kita

dapat
2 2
Pbl Pb3 Pb(l −b )
C= − =
6 6l 6l

Harga – harga konstanta (c) dan (d) selanjutnya kita memasukkan kedalam pers

(b) sehingga :

Pbx 2 2 2
El 2 y= ( l −b −x ) Untuk x ≤ a 1
6l

dan

Pbx 2 2 2
El 2 y= ( l −b −x ) + P ¿ ¿ Untuk x ≥ a 1
6l

Pers (86) menghasilkan defleksi pada bagian kiri batang dan persamaan (87)

menghasilkan defleksi pada bagian kanan batang.

Selanjutnya harga (d) kita memasukkan kedalam pers (a), sehingga kita

peroleh :

dy Pb 2 2 2
El 2= = (l −b −3 x ) Untuk x ≤ a 1
dx 6 l

dan

dy Pb 2 2
= ( l −b −3 x ) + P ¿ ¿
2
El 2= Untuk x ≥ a 1
dx 6 l

7
Dari persamaan – persamaan ini kita dapat menghitung kecuraman di titik

manapun yang terletak pada kurva defleksi. Sering juga kita diminta untuk

mencari harga sudut sudut kecuraman kurva di ujung – ujung batang. Dengan

memasukkan x = 0 didalam pers (e) yang pertama, dan x = l dalam persamaan

kedua, dan masing – masing sudut kecuraman pada kedua ujung batang kita beri

tanda ∅ 1 dan ∅ 2 maka :

Pb ( l −b )
2 2
( dy )
∅ 1= =
( dx )x−0 6≤l z

( dy ) Pab ( l+a )
∅ 2= =
( dx )x−2 6≤l z

Defleksi maksimum tejadi di titik garis singgung tehadap kurva delfeksi

merupakan garis horizontal. Jika a> b, seperti pada gambar 119, maka defleksi

masimum terjadi pada bagian batang sebelah kiri, kita dapat mencari kedudukan

detik ini dengan membuat persamaan – persamaan (e) sama dengan nol dengan

memperoleh :
2 2 2
l −b −3 x =0

sehingga harga x menjadi :

x=
√ 2
l −b
2

√3
Harga x adalah jarak antara tumpuan kiri dan titik defleksi maksimum. Untuk

mencari defleksi maksimum itu sendiri, kita masukkan pers, (86) sehingga

hasilnya menjadi :

Ymax=Pb ¿ ¿

Jika beban P bekerja di titik tengah rentang batang, maka sudah pasti defleksi

maksimum juga terletak di titik tengah. Besarnya dapat dicari dengan

8
1
memasukkanb ¿ 2 dalam pers, (g) sehingga hasilnya menjadi :

¿¿

Dari pers (f) dapat kita simpulkan, bahwa apabila ada satu gaya terpusat maka
1
defleksi maksimum selalu berada di dekat titik tengah batang. Apabila b ¿ 2 ,

defleksi maksimum berada di titik tengah, apabila b sangat kecil dan P berada

dekat tumpuan. Maka jarak x yang dihasilkan oleh pers. (f) adalah l √ 3, dan titik

defleksi maksimum hanyalah berada pada jarak

0.077 l dari titik pusat.

l 1
− =0.0771
√3 2
Dengan fakta ini maka dapat kita katakan bahwa defleksi pada pertengahan

rentang batang hampir selalu mendekati defleksi maksimum. Untuk mendapatkan


1
harga defkesi pada pertengahan rentang batang, kita masukkan x ¿ 2 dalam pers

(86), yang menghasilkan :

¿¿

Perbedaan antara defleksi (90) dan defleksi (91) dalam keadaan yang paling

buruk, yaitu apabila b mendekati nol, ternyata hanya sekitar 2,5 persen dari

defleksi maksimum. Menghitung defleksi sebuah batang jepit dengan metode

momen bidang gambar 122a adalah gambar sebuah batang jepit dengan beban

terpusat pada ujungnya, sedangkan gbr 122b melukiskan diagram momennya.

Garis singgung ujung yang dijepit tidak berubah, sehingga jarak antara titik kuvra

defleksi dengan garis singgung ini merupakan defleksi yang sesungguhnya. Sudut

Ob adalah sudut yang dibentuk oleh garis singgung kuvra defleksi di B dengan

garis singgung di A. Besarnya sudut ini dapat dicari dengan pers (92)

9
2
1 1 Pl
θδ =Pl X X =
2 El z 2 E l z

Defleksi δ dapat dihitung dari pers (93) sebagai momen bidang aba, seputar

sumbu bb dibagi dengan E l z maka :


3
l 2l 1 Pl
δ=Pl X X X =
2 3 E lz 3 E lz

Untuk sembarang penampang mn, defleksi sudut dari sumbu x adalah bidang pada

gambar 122b dibagi dengan E l z , pada kurva – kurva datar, seperti kurva – kurva

defleksi batang, defleksi sudut dapat dianggap sama dengan kecuraman kurva kita

mendapatkan :

dy P l 2
θ= = ¿¿
dx 2 E l z

Defleksi y pada penampang yang sama adalah momen bidang seputar m n dibagi

dengan E l z (lihat pers 93). Dengan memisahkan bidang ini menjadi segiempat dan

segitiga seperti terlihat pada gambar maka :

y=
1
E lz [(
P l −x )
x2 P x2 2 x
2
+
2 3
=
P
]
El z
¿¿¿

Bagi sebuah batang jepit dengan beban terpusat P yang terletak sejauh c dari

tumpuan (Gbr 123a), diagram momen lenturnya adalah

10
seperti terlihat pada Gbr 123b. Kecuraman dan defleksi untuk sembarang

penampang ke kiri titik pembebanan dapat ditentukan dari pers (96) dan (97)

dengan menggantikan l untuk c. Bagi setiap penampang ke arah kanan beban,

momen lentur dan lengkungan adalah nol, sehingga bagian batang ini tetap lurus.

Kecuramannya konstan dan sama dengan kecuraman di D, yakni Pe/2El z , menurut

pers (94). Defleksi pada sembarang

penampang mn adalah momen bidang

segi tiga seputar garis vertical m’n’

dibagi dengan El z yang menghasilkan :

l Pc ( x−lc )
2
y=
E lz 2 3

Apabila beban terbagi rata dengan

intensitas q (lih Gbr 124a), maka momen lentur pada bidang mn berjarak x’ dari

ujung batang yang dijepit adalah :

M =q ¿ ¿

Momen ini pada Gbr 124b diperlihatkan dengan parabola. Kecuraman pada

sembarang penampang berjalan x dari tumpuan, menurut pers (92), ialah :

dy l
θ= =
dx E l z
∫ zq¿¿¿

11
2 2 3
q (l x−l x + x )
¿
2E lz 3

Sudut kecuraman pada ujung batang di dapat dengan mengganti x dengan l dalam

persamaan di atas yang menghasilkan :

( dy )= ¿ ¿
¿¿

Defleksi pada sembarang penampang yang berjarak x dari ujung jepit (built – in)

adalah momen bidang aaldc seputar garis vertical cd di bagi dengan E l z (gbr

124b). Momen dari elemen bidang ini, pada gambar terlukis diarsir, adalah :

( x−x l ) =q ¿ ¿

Dan jumlah seluruh momen adalah integral momen elemen ini terhadap x l dan x l

= 0 sampai x l=x . Dengan demikian :

l β
y=
E lz 2
∫ z ( x−x l ) ¿
Maka defleksi pada sembarang titik yang berjarak x dari tumpuan ini setelah

diintegralkan adalah :

q
y= ¿¿
2 E lz

Untuk defleksi pada ujung x = l

δ =¿

Mencari I = Momen intarsia :

Untuk l ∅ = l/64. π D 4

Untuk l = l/12. A 4

Untuk l = l/12. B H 3

TUGAS LAPORAN PENDAHULUAN :

12
Buktikan rumus :

Mencari I = Momen intarsia :

Untuk l ∅ = l/64. π D 4

Untuk l = l/12. A 4

Untuk l = l/12. B H 3

13
BAB III

3.1 ALAT – ALAT PRAKTIKUM

Ratchet Waterpass

Dial Gauge

Beban Berlubang

Alumunium Pengait

14
Meteran Dial

Timbangan Gantung

15
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Statika Struktur adalah matakuliah dasar

perancangan teknik yang dipelajari oleh mahasiswa

Program Studi Teknik Mesin dan Teknik Industri.

Tujuan pembelajaran matakuliah ini adalah

mahasiswa mampu menerapkan prinsip-prinsip dasar

mekanika teknik yang berkaitan dengan sistem gaya,

konsep benda tegar, konsep kesimbangan, konsep

gaya dalam dan konsep gesekan untuk menghitung

dan merancang konstruksi sederhana dalam bidang

mekanika teknik statis tertentu pada mata kuliah ini

lebih banyak dipelajari terkait sistem-sistem yang

statis, berbeda dengan dinamika yang membahas

lebih kepada sistem yang dinamis/ bergerak. karena

pembahasan lebih menekankan pada sistem yang

statis, maka pada matakuliah statika struktur banyak

dibahas tentang aplikasi penggunaan HK I new

4.2 SARAN

Saran untuk praktikum modul uji statika,

diharapkan untuk alat alat praktikum setidaknya

16
dibersihkan sebelum ada jadwal praktikum. Dan

untuk alat alat butuh dilakukan pembaruan,

dikarenakan sudah terlihat usang.

Untuk para mahasiswa yang melakukan

praktikum diharapkan dapat memahai apa yang telah

di praktekan dan dapat menggunakan ilmu uji statika

dalam hal apapun, mau dunia kerja ataupun di

kehidupan sehari hari.

DAFTAR PUSTAKA

https://dosen.itats.ac.id/susastro/2017/02/27/statika-struktur/

https://www.researchgate.net/profile/Agustinus-Purna-Irawan/publication/

324031576_Diktat_Kuliah_Mekanika_Teknik_Statika_Struktur_Disusun_oleh_A

gustinus_Purna_Irawan/links/5aba2b530f7e9b1b79f9b96d/Diktat-Kuliah-

Mekanika-Teknik-Statika-Struktur-Disusun-oleh-Agustinus-Purna-Irawan.pdf

https://mesin.ulm.ac.id/assets/dist/bahan/Statika_Struktur_full.pdf

https://spada.kemdikbud.go.id/course/view.php?id=3158

https://muh-amin.com/materi-kuliah-statika-struktur/

17

Anda mungkin juga menyukai