Disusun oleh :
1970011064
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
JAKARTA
2022
LEMBAR PENILAIAN LAPORAN PRAKTIKUM
Nim : 1970011064
( …………………………………) ( …………………………………)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat-Nya modul praktikum Fenomena Dasar ini dapat diselesaikan. Modul ini
mesin dan juga pada bidang industri manufaktur. Demikian pula, dengan
kehadiran modul ini semoga dapat memudahkan bagi Dosen, Mahasiswa, dan
dipelajari oleh mahasiswa Program Studi Teknik Mesin dan Teknik Industri.
prinsip-prinsip dasar mekanika teknik yang berkaitan dengan sistem gaya, konsep
benda tegar, konsep kesimbangan, konsep gaya dalam dan konsep gesekan untuk
statis tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu disiapkan bahan ajar yang
dasar.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I ....................................................................................................................3
BAB II ...................................................................................................................5
BAB IV ………………...…………………….....................…………………...15
4.1.KESIMPULAN ………..……………..……..........………………………..15
v
Daftar Notasi (Simbol)
F = Beban (kg)
L = Panjang Batang
vi
BAB I
1.1 Pendahuluan
teknik yang dipelajari oleh mahasiswa Program Studi Teknik Mesin dan Teknik
gaya, konsep benda tegar, konsep kesimbangan, konsep gaya dalam dan konsep
mekanika teknik statis tertentu. pada mata kuliah ini lebih banyak dipelajari
terkait sistem-sistem yang statis, berbeda dengan dinamika yang membahas lebih
pada sistem yang statis, maka pada matakuliah statika struktur banyak dibahas
Pada hukum newton I, nilai dari percepatan (a) adalah nol (0), sehingga
secara kasat masa perbedaan statika dengan dinamika adalah pada statika ini
benda tidak memiliki kecepatan dan percetan. sedangkan pada dinamika, kita
dasar perancangan teknik yang dipelajari oleh mahasiswa Program Studi Teknik
berkaitan dengan sistem gaya, konsep benda tegar, konsep kesimbangan, konsep
gaya dalam dan konsep gesekan untuk menghitung dan merancang konstruksi
1
sederhana dalam bidang mekanika teknik statis tertentu pada mata kuliah
ini lebih banyak dipelajari terkait sistem-sistem yang statis, berbeda dengan
dinamika yang membahas lebih kepada sistem yang dinamis/ bergerak. karena
2
pada matakuliah statika struktur banyak dibahas tentang aplikasi
penggunaan HK I newton. Pada hukum newton I, nilai dari percepatan (a) adalah
nol (0), sehingga secara kasat masa perbedaan statika dengan dinamika adalah
pada statika ini benda tidak memiliki kecepatan dan percetan. sedangkan pada
dinamika, kita diharuskan untuk mencari persamaan untuk mencari kecepatan dan
percepatan benda sebagai fungsi waktu. Statika Struktur juga merupakan mata
kuliah yang menjadi pengantar oleh seorang engineer dalam mencari tegangan
dalam yang terjadi pada setiap bagian dari material yang mengalami suatu gaya.
dengan demikian maka dapat diketahui titik mana saja pada material/ benda/
konstruksi yang mengalami beban berlebih. dari diketahuinya titik mana yang
geser, dan kekuatan tarik untuk mengetahui titik kegagalan dan keamanan objek
tersebut. Pada dasarnya pengujian alat statika struktur ini bertujuan untuk
menentukan reaksi tumpuan dan lendutan pada batang tumpuan klem (cantilever
3
BAB II
Struktur dari suatu bangunan terdiri dari beberapa barang balok (beam)
yang disatukan baut pengikat, las maupun kelingan. Titik temu dapat dianggap
a. Simple Beam
4
Nama – nama bagian:
2. Timbangan pegas
3. Dial gauge
4. Beban
terpusat ρ yang bekerja pada bidang yang ujung – ujungnya ditumpu dengan
tumpuan sederhana seperti pada gambar 119, maka batang tersebut tebagi menjadi
dua bagian. Dengan demikian, untuk mencari momen lendutan yang terjadi kita
memakai dua buah persamaan yang berbeda Art (22) Pers (79) untuk mencari
5
d 2 y −Pb
El 2= = x untuk r ≤ a1
dx 2 l
d 2 y ❑ pb
dan El 2 2 = x + p ( x−a ) untuk x ≥ a
ax l
dan
2
d y ¿ Pbx2 P ( x−a )
El 2 = + +C 1 Untuk x ≥ a 1
dx 2l 2
Pada titik pembebanan, kedua kurva defleksi mempunyai garis singgung yang
sama dengan demikian pesamaan – persamaan (a) diatas akan memberi hasil yang
sama untuk x = a. Dari kenyataan ini dapat kita simpulkan bahwa konstanta
Pbx3
El 2 y= +Cx+C 2 Untuk x ≤ a 1
6l
3
¿ Pbx3 P ( x−a )
dan El 2 y= + +Cx+ C j Untuk x ≥ a 1
6l 3
Pada titik pembebanan, kedua kurva defleksi mempunyai defleksi yang sama pula.
6
Dengan demikian persamaan-persamaan (b) diatas akan identik untuk x = a. Dari
kenyataan ini dapat pula kita simpulkan bahwa C2 = C3. Akhirnya kita hanya
perlu mencari dua konstanta saja, yaitu C dan C2, dimana dalam penentuannya
kita telah memiliki dua syarat, yaitu harga defleksi pada kedua ujung batang sama
dengan nol. Dengan memasukkan x = 0 dan y = 0 dan pers (b) yang pertama,
maka :
C 2=C 3=0
Kemudian dengan memasukkan y = 0 dan x = 1 dalam pers (b) yang kedua, kita
dapat
2 2
Pbl Pb3 Pb(l −b )
C= − =
6 6l 6l
Harga – harga konstanta (c) dan (d) selanjutnya kita memasukkan kedalam pers
(b) sehingga :
Pbx 2 2 2
El 2 y= ( l −b −x ) Untuk x ≤ a 1
6l
dan
Pbx 2 2 2
El 2 y= ( l −b −x ) + P ¿ ¿ Untuk x ≥ a 1
6l
Pers (86) menghasilkan defleksi pada bagian kiri batang dan persamaan (87)
Selanjutnya harga (d) kita memasukkan kedalam pers (a), sehingga kita
peroleh :
dy Pb 2 2 2
El 2= = (l −b −3 x ) Untuk x ≤ a 1
dx 6 l
dan
dy Pb 2 2
= ( l −b −3 x ) + P ¿ ¿
2
El 2= Untuk x ≥ a 1
dx 6 l
7
Dari persamaan – persamaan ini kita dapat menghitung kecuraman di titik
manapun yang terletak pada kurva defleksi. Sering juga kita diminta untuk
mencari harga sudut sudut kecuraman kurva di ujung – ujung batang. Dengan
kedua, dan masing – masing sudut kecuraman pada kedua ujung batang kita beri
Pb ( l −b )
2 2
( dy )
∅ 1= =
( dx )x−0 6≤l z
( dy ) Pab ( l+a )
∅ 2= =
( dx )x−2 6≤l z
merupakan garis horizontal. Jika a> b, seperti pada gambar 119, maka defleksi
masimum terjadi pada bagian batang sebelah kiri, kita dapat mencari kedudukan
detik ini dengan membuat persamaan – persamaan (e) sama dengan nol dengan
memperoleh :
2 2 2
l −b −3 x =0
x=
√ 2
l −b
2
√3
Harga x adalah jarak antara tumpuan kiri dan titik defleksi maksimum. Untuk
mencari defleksi maksimum itu sendiri, kita masukkan pers, (86) sehingga
hasilnya menjadi :
Ymax=Pb ¿ ¿
Jika beban P bekerja di titik tengah rentang batang, maka sudah pasti defleksi
8
1
memasukkanb ¿ 2 dalam pers, (g) sehingga hasilnya menjadi :
¿¿
Dari pers (f) dapat kita simpulkan, bahwa apabila ada satu gaya terpusat maka
1
defleksi maksimum selalu berada di dekat titik tengah batang. Apabila b ¿ 2 ,
defleksi maksimum berada di titik tengah, apabila b sangat kecil dan P berada
dekat tumpuan. Maka jarak x yang dihasilkan oleh pers. (f) adalah l √ 3, dan titik
l 1
− =0.0771
√3 2
Dengan fakta ini maka dapat kita katakan bahwa defleksi pada pertengahan
¿¿
Perbedaan antara defleksi (90) dan defleksi (91) dalam keadaan yang paling
buruk, yaitu apabila b mendekati nol, ternyata hanya sekitar 2,5 persen dari
momen bidang gambar 122a adalah gambar sebuah batang jepit dengan beban
Garis singgung ujung yang dijepit tidak berubah, sehingga jarak antara titik kuvra
defleksi dengan garis singgung ini merupakan defleksi yang sesungguhnya. Sudut
Ob adalah sudut yang dibentuk oleh garis singgung kuvra defleksi di B dengan
garis singgung di A. Besarnya sudut ini dapat dicari dengan pers (92)
9
2
1 1 Pl
θδ =Pl X X =
2 El z 2 E l z
Defleksi δ dapat dihitung dari pers (93) sebagai momen bidang aba, seputar
Untuk sembarang penampang mn, defleksi sudut dari sumbu x adalah bidang pada
gambar 122b dibagi dengan E l z , pada kurva – kurva datar, seperti kurva – kurva
defleksi batang, defleksi sudut dapat dianggap sama dengan kecuraman kurva kita
mendapatkan :
dy P l 2
θ= = ¿¿
dx 2 E l z
Defleksi y pada penampang yang sama adalah momen bidang seputar m n dibagi
dengan E l z (lihat pers 93). Dengan memisahkan bidang ini menjadi segiempat dan
y=
1
E lz [(
P l −x )
x2 P x2 2 x
2
+
2 3
=
P
]
El z
¿¿¿
Bagi sebuah batang jepit dengan beban terpusat P yang terletak sejauh c dari
10
seperti terlihat pada Gbr 123b. Kecuraman dan defleksi untuk sembarang
penampang ke kiri titik pembebanan dapat ditentukan dari pers (96) dan (97)
momen lentur dan lengkungan adalah nol, sehingga bagian batang ini tetap lurus.
l Pc ( x−lc )
2
y=
E lz 2 3
intensitas q (lih Gbr 124a), maka momen lentur pada bidang mn berjarak x’ dari
M =q ¿ ¿
Momen ini pada Gbr 124b diperlihatkan dengan parabola. Kecuraman pada
dy l
θ= =
dx E l z
∫ zq¿¿¿
11
2 2 3
q (l x−l x + x )
¿
2E lz 3
Sudut kecuraman pada ujung batang di dapat dengan mengganti x dengan l dalam
( dy )= ¿ ¿
¿¿
Defleksi pada sembarang penampang yang berjarak x dari ujung jepit (built – in)
adalah momen bidang aaldc seputar garis vertical cd di bagi dengan E l z (gbr
124b). Momen dari elemen bidang ini, pada gambar terlukis diarsir, adalah :
( x−x l ) =q ¿ ¿
Dan jumlah seluruh momen adalah integral momen elemen ini terhadap x l dan x l
l β
y=
E lz 2
∫ z ( x−x l ) ¿
Maka defleksi pada sembarang titik yang berjarak x dari tumpuan ini setelah
diintegralkan adalah :
q
y= ¿¿
2 E lz
δ =¿
Untuk l ∅ = l/64. π D 4
Untuk l = l/12. A 4
Untuk l = l/12. B H 3
12
Buktikan rumus :
Untuk l ∅ = l/64. π D 4
Untuk l = l/12. A 4
Untuk l = l/12. B H 3
13
BAB III
Ratchet Waterpass
Dial Gauge
Beban Berlubang
Alumunium Pengait
14
Meteran Dial
Timbangan Gantung
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
16
dibersihkan sebelum ada jadwal praktikum. Dan
DAFTAR PUSTAKA
https://dosen.itats.ac.id/susastro/2017/02/27/statika-struktur/
https://www.researchgate.net/profile/Agustinus-Purna-Irawan/publication/
324031576_Diktat_Kuliah_Mekanika_Teknik_Statika_Struktur_Disusun_oleh_A
gustinus_Purna_Irawan/links/5aba2b530f7e9b1b79f9b96d/Diktat-Kuliah-
Mekanika-Teknik-Statika-Struktur-Disusun-oleh-Agustinus-Purna-Irawan.pdf
https://mesin.ulm.ac.id/assets/dist/bahan/Statika_Struktur_full.pdf
https://spada.kemdikbud.go.id/course/view.php?id=3158
https://muh-amin.com/materi-kuliah-statika-struktur/
17