Anda di halaman 1dari 60

POLITEKNIK KAMPAR

STATIKA STRUKTUR

Penyusun :
Romiyadi

PROGRAM STUDI
PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN
2012
STATIKA STRUKTUR i

KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Allah SWT, kami dapat menyelesaikan penulisan modul kuliah
(bahan ajar) ini. Modul Kuliah ini ditulis untuk membantu mahasiswa dalam
memahami mata kuliah statika struktur dengan kompetensi seperti yang telah
ditetapkan melalui Kurikulum dan Rencana Pengajaran yang berlaku.

Modul Kuliah Statika Struktur ini terbagi atas 5 bab. Bab 1 membahas tentang
Konsep Dasar Statika. Bab 2 membahas tentang Gaya, Momen dan Kopel. Bab 3
membahas tentang Analisa Kesetimbangan. Bab 4 membahas tentang Diagram
Gaya dan Diagram Momen. Sedangkan bab 5 membahas tentang Titik Pusat Massa.

Dengan mengikuti perkuliahan Statika Struktur dengan modul kuliah ini sebagai
media bantu, diharapkan mahasiswa dapat mengimplementasikan kemampuannya
pada bidang mekanika sesuai dengan aplikasi yang relevan dengan kompetensinya.

Akhir kata semoga modul ini dapat membantu mahasiswa dalam mencapai
kompetensi yang diharapkan. Kritik serta saran sangat kami harapkan untuk
perbaikan modul kuliah ini. Terima kasih.

Penyusun,

Romiyadi, ST., MT
STATIKA STRUKTUR ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................. ii

BAB I KONSEP DASAR STATIKA ....................................................... I-1


1.1 Pendahuluan ......................................................................... I-1
1.2 Istilah dan Definisi ................................................................. I-2
1.3 Satuan ................................................................................... I-3

BAB II GAYA, MOMEN DAN KOPEL .................................................... II-1


2.1 Gaya .................................................................................... II-1
2.2 Momen .................................................................................. II-4
2.3 Kopel ..................................................................................... II-5
2.4 Resultan Gaya ...................................................................... II-6

BAB III ANALISA KESETIMBANGAN.................................................... III-1


3.1 Persamaan Kesetimbangan ................................................. III-1
3.2 Jenis-jenis Tumpuan ............................................................. III-1
3.3 Statis Tentu dan Statis Tak Tentu. ........................................ III-3
3.4 Diagram Benda Bebas. ......................................................... III-4
3.5 Analisa Kesetimbangan Suatu Sistem Gaya. ........................ III-7
3.6 Analisa Kesetimbangan Pada Batang / Balok ....................... III-11

BAB IV DIAGRAM GAYA DAN DIAGRAM MOMEN .............................. IV-1


4.1 Potongan Gaya pada Balok ................................................. IV-1
4.2 Diagram Gaya ....................................................................... IV-1
4.3 Diagram Momen .................................................................... IV-1
4.4 Cara Membuat Diagram Gaya dan Diagram Momen ............ IV-1
4.5 Cara Membuat Diagram Gaya dan Diagram Momen ............ IV-5
untuk Beban Terdistribusi
STATIKA STRUKTUR iii

BAB V TITIK PUSAT MASSA ................................................................ V-1


5.1 PengertianTitik Pusat Massa ................................................ V-1
5.2 Cara Menentukan Titik Pusat Massa .................................... V-1

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ VI-1


STATIKA STRUKTUR
I-1
BAB 1. Konsep Dasar Statika

1.1 PENDAHULUAN

Ilmu Statika Struktur adalah bagian dari Ilmu Mekanika. Mekanika adalah ilmu
yang mempelajari Gaya dan Gerak. Ilmu Mekanika dapat dibagi berdasarkan
benda/objeknya dan berdasarkan gaya gangguannya.

Gambar dibawah ini memperlihatkan skema kedua pembagian ilmu mekanika


tersebut

Mekanika

Dinamika Kinematika

Statika Kinetika

Gambar 1.1 Diagram Statika

Gambar diatas memperlihatkan skema kedua pembagian ilmu mekanika


tersebut. Statika merupakan bagian dari dinamika dan sementara dinamika
merupakan bagian dari mekanika.

 Mekanika mempelajari gaya dan gerak benda


 Kinematika mempelajari gerak benda/ sistem tanpa memperhatikan
gaya.
 Dinamika mempelajari gerak system termasuk gaya penyebabnya
 Kinetika mempelajari gerak system dalam fungsi waktu
 Statika mempelajari gerak system tanpa memperhatikan fungsi
waktunya.

Konsep dasar mekanika meliputi Ruang, Waktu massa dan partikel benda.
STATIKA STRUKTUR
I-2
BAB 1. Konsep Dasar Statika

1.2 ISTILAH DAN DEFINISI

a. Ruang adalah posisi benda yang secara matematis geometri digambarkan


dalam sumbu koordinat. Secara geometri benda dapat ditempatkan dalam dua
sumbu koordinat (dimensi bidang/2D) atau dalam tiga koordinat (tiga dimensi
3D). Posisi benda dalam sistem koordinat dapat dinyatakan dengan sudut
(derajat) atau jarak terhadap titik referensi (nol).

b. Waktu adalah urutan peristiwa benda/sistem yang merupakan besaran yang


dipakai dalam perhitungan dinamika. Waktu tidak dipakai dalam perhitungan
statika.

c. Massa adalah kuantitas zat yang dimiliki benda yang biasanya diukur dari
kelembamannya terhadap gaya gravitasi.

d. Partikel adalah bagian terkecil benda dari benda yang ukurannya mendekati
nol. Disebut juga titik massa (sebagian buku menyebut titik berat).

1.3 SATUAN

Satuan adalah besaran yang dipakai sebagai ukuran dari suatu karakteristik.
Misalnya satuan panjang/jarak adalah meter atau inch. Ada dua jenis satuan
yang dipakai sekarang, SI dan US/British Unit.

Satuan atau Besaran dapat dibagi menjadi Besaran Pokok dan Besaran
Turunan. Besaran turunan dapat diuraikan menjadi besaran-besaran pokok.
Misal besaran gaya adalah Newton (N) dapat diurai menjadi kg.m/s2. Ada tiga
besaran pokok yang biasa digunakan dalam statika
STATIKA STRUKTUR
I-3
BAB 1. Konsep Dasar Statika

Didunia industri satuan SI dan British sering digunakan secara bersamaan.


Misalnya dalam perdagangan minyak mentah orang biasa menggunakan barrel
(satuan British), sementara untuk “minyak masak” (solar, bensin, oli) orang
menggunakan liter (satuan SI). Maka untuk mempermudah perhitungan ada
faktor konversi dari satuan SI ke satuan British dan sebaliknya.

Dalam matematika kita pengenal dua istilah yaitu Skalar dan Vektor. Skalar
hanya menunjukkan kuantitas besaran sementara Vektor mempunyai besaran
dan arah.
STATIKA STRUKTUR
II-1
BAB 2. Gaya, Momen dan Kopel

2.1 GAYA

Gaya adalah pengaruh/aksi yang cenderung mengubah keadaan gerak benda


atau menghasilkan gerak. Secara kuantitas gaya dapat didefinisikan sebagai
beban yang dirasakan oleh otot waktu mengangkat benda.

Gaya merupakan besaran vektor yang mempunyai


1. Besaran (magnitude)
2. Arah (direction)
3. Titik kerja (point of application)

Gambar 2.1 Besar, Arah dan Titik kerja Gaya

Gaya juga mempunyai garis kerja yang merupakan garis tempat bekerjanya
gaya. Dimensi yang biasa digunakan untuk menyatakan gaya adalah F.

2.1.1 Prinsip-prinsip Gaya


Ada beberapa prinsip Gaya yang diterapkan pada penyelesaian persoalan
Statika yaitu:

1. Pergeseran gaya

Gaya bisa digeser spanjang garis kerja. Gaya bisa dipindahkan sejajar garis
kerja. Prinsip ini disebut prinsip transmisibilitas

Gambar 2.2 Pergeseran Gaya


STATIKA STRUKTUR
II-2
BAB 2. Gaya, Momen dan Kopel

2. Penjumlahan gaya

Penjumlahan gaya terdiri dari dua yaitu :


a) Penjumlahan gaya yang searah garis kerja.
b) Penjumlahan gaya yang tidak searah garis kerja.
Dua gaya searah dapat dijumlahkan satu dengan yang lainnya. Prinsip ini
dikenal dengan dalil penjumlahan gaya

Untuk dua gaya yang tidak segaris kerja maka diterapkan Hukum
parallelogram. Jika dua buah gaya bekerja pada sebuah titik dengan sudut
(α) maka aksi dari titik tersebut ekuivalen dengan diagonal dari parallelgram.
Gaya baru yang didapat dari penjumlahan dua atau lebih gaya secara umum
disebut Resultan Gaya

Gambar 2.3 Penjumlahan Gaya Yang Tidak Segaris

Gambar 2.4 Penjumlahan (Resultan ) Vektor Gaya Yang Tidak Searah


STATIKA STRUKTUR
II-3
BAB 2. Gaya, Momen dan Kopel

2.1.2 Penguraian Gaya


Gaya dapat diuraikan menjadi komponenkomponennya pada koordinat salib
sumbu yang diambil dari bidang-kerja/ruang-kerja gaya. Gambar dibawah
memperlihatkan penguraian gaya pada bidang kerja XY

Gambar 2.5 Penguraian Komponen Gaya Pada Bidang XY

2.1.3 HUKUM NEWTON

2.1.3.1 Hukum Newton 1


Sebuah benda akan tetap diam atau bergerak lurus beraturan dengan
kecepatan tetap jika tidak ada gaya luar yang diterapkan pada benda
tersebut

2.1.3.2 Hukum Newton 2


Percepatan atau perubahan momentum benda sebanding dengan
gaya resultan yang bekerja pada titik massanya dan searah dengan
gaya tersebut.
STATIKA STRUKTUR
II-4
BAB 2. Gaya, Momen dan Kopel

2.1.3.3 Hukum Newton 3


Jika sebuah benda dikenai sebuah gaya, ada gaya sebanding yang
bekerja berlawanan arah.

2.2 MOMEN

Selain merupakan sebuah aksi sebuah benda terhadap benda lain, gaya juga
bisa mengakibatkan sebuah benda menjadi terputar / terpelintir terhadap suatu
sumbu. Sumbu yang dimaksudkan bisa sembarang garis yang tidak sejajar
maupun berpotongan dengan garis kerja gaya tersebut. Kecenderungan untuk
berputar ini dikenal dengan momen, atau pada beberapa literatur, momen
disebut juga sebagai torsi (torque).

Besarnya momen tergantung dari:


a. Gaya yang bekerja (F, satuan Newton)
b. Jarak terdekat garis kerja gaya terhadap titik putar (d, satuan meter)

Besarnya momen dapat ditentukan dengan persamaan :

Gambar 2.6 Momen


STATIKA STRUKTUR
II-5
BAB 2. Gaya, Momen dan Kopel

2.3 KOPEL
Jika dua buah gaya yang sama besar tapi berlawanan arah dan tidak segaris
kerja bekerja terhadap titik massa benda, maka akan menimbulkan momen yang
disebut dengan Momen Kopel atau biasa disebut Kopel.

Gambar 2.7 Kopel

Dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa besarnya momen kopel tidak
tergantung pada posisi pusat momen (jarak terhadap titik putar). Ini yang
membedakan momen dengan kopel.
STATIKA STRUKTUR
II-6
BAB 2. Gaya, Momen dan Kopel

2.4 Resultan Gaya


Terdapat 2 cara untuk menghitung resultan gaya yaitu :
1. Metode Grafis
2. Metode Analitis

Metode Grafis
a. Cara Segitiga Gaya

F2
R = F1+F2

F2

F1

F1

Gambar 2.8 Penjumlahan Gaya Secara Grafis Dengan Cara Segitiga Gaya

a. Cara Paralellogram Gaya

R = F1+F2

F2
F2

F1

F1

Gambar 2.9 Penjumlahan Gaya Secara Grafis Dengan Cara Paralellogram Gaya
STATIKA STRUKTUR
II-7
BAB 2. Gaya, Momen dan Kopel

Metode Analitis
A. Resultan Gaya Konkuren
Gaya konkuren (concurrent forces) merupakan gaya-gaya yang garis
kerjanya melalui sebuah titik.

1. Resultan Gaya Area XY (2 Dimensi)


Sebuah gaya F dapat diuraikan atas komponen-komponennya yang
searah dengan sumbu yang ditentukan. Disini sumbunya adalah sumbu
X yang arahnya horizontal dan sumbu Y yang arahnya vertikal

Gaya F dapat diuraikan atas :

Fx = Komponen sejajar Sumbu X

Fx = F Cos Ө

Fy = Komponen sejajar Sumbu Y

Fx = F Sin Ө

𝐹= 𝐹𝑥 2 + 𝐹𝑦 2
𝐹𝑥
𝜃 = 𝑎𝑟𝑐 tan
𝐹𝑦
STATIKA STRUKTUR
II-8
BAB 2. Gaya, Momen dan Kopel

Jika terdapat dua atau lebih gaya, kita dapat menentukan besar
resultan dari beberapa gaya dengan menguraikan gaya-gaya tersebut
kedalam komponen-komponen yang sejajar dengan sumbu x dan
sumbu y

Dari gambar diatas komponen Gaya F1, F2, F3 dan F4 dapat diuraikan
dan dijumlahkan sebagai berikut :

Fx = F1 Cos Ө1 + F2 Cos Ө2 + F3 Cos Ө3 + F4 Cos Ө4

Fy= F1 Sin Ө1 + F2 sin Ө2 + F3 Sin Ө3 + F4 Sin Ө4

Sehingga

𝐹= 𝐹𝑥 2 + 𝐹𝑦 2
𝐹𝑥
𝜃 = 𝑎𝑟𝑐 tan
𝐹𝑦
STATIKA STRUKTUR
II-9
BAB 2. Gaya, Momen dan Kopel

Contoh Soal 1 :

Hitung komponen gaya Fx dan Fy pada gambar dibawah ini

Jawab :

Contoh Soal 2 :

Hitung komponen gaya Fx dan Fy pada gambar dibawah ini


STATIKA STRUKTUR
II-10
BAB 2. Gaya, Momen dan Kopel

Jawab :

Contoh Soal 3:

Tiga tali yang terikat pada cincin logam kecil dimana pada masing-
masing ujung tali dipegang oleh tiga mahasiswa politeknik kampar dan
menarik tali tersebut serta mencoba untuk memindahkan cincin itu ke
arah mereka seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Tentukan resultan gaya pada cincin tersebut.
STATIKA STRUKTUR
II-11
BAB 2. Gaya, Momen dan Kopel

Jawab :
STATIKA STRUKTUR
II-12
BAB 2. Gaya, Momen dan Kopel

2. Resultan Gaya Area XYZ (3 Dimensi)

Contoh Soal :

Tentukan sudut antara Vektor A dan Sumbu Y pada gambar dibawah


ini :
STATIKA STRUKTUR
II-13
BAB 2. Gaya, Momen dan Kopel

Jawab :

B. Resultan Gaya Sejajar (Paralel)


Gaya-gaya sejajar adalah gaya-gaya yang garis kerjanya sejajar baik pada
bidang rata maupun dalam ruang. Resultan sistem gaya sejajar dengan
menjumlahan kesemua gaya yang ada pada sistem tersebut. Arah yang
berlawanan menandakan bahwa gaya tersebut berlawanan arah.
STATIKA STRUKTUR
II-14
BAB 2. Gaya, Momen dan Kopel

Contoh Soal :

Tentukan Resultan Gaya pada gambar dibawah ini

Jawab :

C. Resultan Gaya Non Konkuren


Gaya non konkuren (non concurrent forces) merupakan gaya-gaya yang
garis kerjanya melalui beberapa titik. Resultan sistem gaya non konkuren
didefinisikan menurut besarnya. kecenderungan dan posisi. Besarnya
resultan gaya dapat ditentukan sebagai berikut:
STATIKA STRUKTUR
II-15
BAB 2. Gaya, Momen dan Kopel

Contoh Soal :

Tentukan resultan gaya yang bekerja pada katrol seperti terlihat pada
gambar dibawah ini

Jawab :
STATIKA STRUKTUR
III-1
BAB 3. Analisa Kesetimbangan

3.1 Persamaan Kesetimbangan

Sebuah benda (titik massa ataupun benda tegar) dikatakan setimbang bila
resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol. Ada dua
jenis utama dari keseimbangan statis, yaitu kesetimbangan translasi
dan keseimbangan rotasi

Syarat Kesetimbangan :

𝑭𝒙 = 𝟎 𝑭𝒚 = 𝟎 𝑴=𝟎

3.2 Jenis-jenis Tumpuan

Persamaan kesetimbangan diatas akan bisa diselesaikan / dipecahkan setelah


permasalahan statika didefinisikan terlebih dahulu. Artinya semua gaya yang
bekerja pada benda digambarkan melalui digram benda bebas. Mengabaikan
ataupun menghilangkan gaya yang bekerja pada benda akan mengakibatkan
pemecahan yang keliru.

Untuk bisa membuat diagram benda bebas, maka sebelumnya perlu mengenal
jenis-jenis tumpuan lengkap dengan reaksi gaya yang terjadi pada setiap
tumpuan. Berikut jenis-jenis tumpuan dan gaya yang bekerja pada tumpuan
tersebut.

Gambar 3.1 Jenis- Jenis Tumpuan


STATIKA STRUKTUR
III-2
BAB 3. Analisa Kesetimbangan

Secara umum terdapat 3 tumpuan yang sering digunakan dalam sistem


mekanika yaitu :

a. Tumpuan Jepit

Gambar 3.2 Tumpuan Jepit

Sifat-sifat tumpuan jepit :


- Dapat menahan gaya vertikal dan horisontal
- Dapat menahan momen (rotasi)

b. Tumpuan Engsel / Sendi / Pin (Tumpuan Tetap)

Gambar 3.3 Tumpuan Engsel

Sifat-sifat tumpuan engsel / sendi / pin:


- Dapat menahan gaya vertikal dan horisontal
- Tidak dapat menahan momen (rotasi)
STATIKA STRUKTUR
III-3
BAB 3. Analisa Kesetimbangan

c. Tumpuan Rol / Geser

Gambar 3.4 Tumpuan Rol / Geser

Sifat-sifat tumpuan rol / geser :


- Dapat menahan gaya vertikal
- Tidak dapat menaahan gaya horizontal
- Tidak dapat menahan momen (rotasi)

3.3 Statis Tentu dan Statis Tak Tentu

Bila seseorang ingin memecahkan permasalahan statika, sebelumnya yang


bersangkutan harus bisa menganalisa awal apakah permasalahan yang dihadapi
merupakan sistem mekanis yang labil, statis tentu atau statis tidak tentu. Agar
persoalan yang dimaksudkan dapat dipecahkan, maka perlu ada kajian terlebih
dahulu yaitu dengan cara mengkaji :

a. Jumlah bagian pada sistem mekanis yang bisa diuraikan (n)


b. Jumlah reaksi gaya tumpuan (a)
c. Jumlah reaksi gaya antara bagian yang bisa diuraikan (z)

3.3.1 Persyaratan Statis Tentu

Suatu sistem mekanis dikatakan statis tentu bila memenuhi persyaratan


sebagai berikut :

(a + z) = 3n
STATIKA STRUKTUR
III-4
BAB 3. Analisa Kesetimbangan

3.3.2 Persyaratan Statis Tidak Tentu

Suatu sistem mekanis dikatakan statis tidak tentu bila memenuhi


persyaratan sebagai berikut:

(a + z) < 3n

3.3.3 Persyaratan Labil

Suatu sistem mekanis dikatakan labil bila memenuhi persyaratan sebagai


berikut:

(a + z) > 3n

3.4 Diagram Benda Bebas (DBB)

Dalam mensolusikan suatu permasalahan mekanais, baik itu statika maupun


dinamika, pertama-tama yang harus dilakukan adalah mendefinisikan /
menguraikan semua gaya yang bekerja pada benda tersebut. Apabila ada gaya
yang ditambahkan atau dikurangi, maka akan menyebabkan analisa yang keliru /
salah.

Untuk dapat menganalisa, maka benda atau suatu kombinasi benda akan
diperlakukan sebagai benda tunggal yang terpisah dari benda disekitarnya.
Pemisahan ini dilakukan dengan menggunakan diagram benda bebas (DBB).
Diagram Benda bebas (DBB) adalah suatu metoda penggambaran diagramatik
dari suatu benda atau gabungan benda yang terpisah, dimana benda tersebut
ditinjau sebagai banda tunggal. Selain itu pada DBB ditunjukkan semua gaya
yang bekerja serta semua reaksi gaya yang diakibatkan oleh kontak mekanis
(tumpuan) dengan benda lain.
STATIKA STRUKTUR
III-5
BAB 3. Analisa Kesetimbangan

Tahap-tahap pembuatan DBB :


1) Pilih benda atau kombinasi benda mana yang akan dipisahkan. Benda yang
akan dianalisa biasanya mempunyai satu atau lebih besaran yang ingin
diketahui.
2) Benda yang dipilih dipisahkan oleh diagram batas luar (complete external
boundary). Batas-batas ini memisahkan benda dengan benda lain yang
bersentuhan atau bertarikan. Tahap ini merupakan tahap yang penting,
karena tahap berikutnya sangat bergantung terhadap tahap ini.
3) Pilih sumbu koordinat serta arah-arah positifnya termasuk arah positif bagi
momen, dan harus dinyatakan langsung pada diagram.
4) Gambarkan semua gaya-gaya yang ada (gaya aksi) dan gaya yang
diakibatkan oleh tumpuan (gaya reaksi). Termasuk gaya berat bila gaya
tersebut cukup berpengaruh terhadap system yang ada. Gaya yang bekerja
(termasuk juga momen) harus digambarkan pada posisinya dan digantikan
dengan vektor panah lengkap dengan besaran dan arahnya. Untuk gaya
yang belum diketahui baik itu besaran dan juga arahnya juga harus diganti
dengan vektor panah namun dengan arah sembarang. Apakah asumsi arah
panah yang diambil itu benar atau tidaknya nanti akan dibuktikan dengan
hasil perhitungan. Apabila positif, maka asumsi arah benar. Bila negatif, maka
asumsi arah terbalik dari yang sesungguhnya.
STATIKA STRUKTUR
III-6
BAB 3. Analisa Kesetimbangan

Contoh penggambaran diagram benda bebas :

P1 P2
A B
FAX
FAY FBY

Gambar 3.5 Pengambaran Diagram Benda Bebas


STATIKA STRUKTUR
III-7
BAB 3. Analisa Kesetimbangan

3.5 Analisa Kesetimbangan Suatu Sistem Gaya

Seperti yang dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa syarat kesetimbangan


suatu benda dimana resultan gaya baik horizontal dan vertikal sama dengan nol.
Begitu juga dengan resultan momen sama dengan nol.

𝑭𝒙 = 𝟎 𝑭𝒚 = 𝟎 𝑴=𝟎

atau

𝑭𝒉 = 𝟎 𝑭𝒗 = 𝟎 𝑴=𝟎

Contoh Soal 1 :
Kabel dan batang penghubung mendapat beban 600 lb seperti terlihat pada
gambar dibawah ini. Tentukan gaya tarik (T) pada kabel dan gaya tekan (C )
pada batang penghubung tersebut !
STATIKA STRUKTUR
III-8
BAB 3. Analisa Kesetimbangan

Jawab :
 Diagram Benda Bebas

 Cara Lain (Segitiga Gaya / Polygon Gaya)


STATIKA STRUKTUR
III-9
BAB 3. Analisa Kesetimbangan

Contoh Soal 2 :
Sebuah silinder dengan berat 400 lb ditumpu terhadap bidang miring yang
dihubungkan dengan batang penghubung AB seperti terlihat pada
gambar. Tentukan gaya (P) yang bekerja pada batang penghubung dan Gaya
Normal (N) yang bekerja pada silinder !

Jawab :
 Diagram Benda Bebas
STATIKA STRUKTUR
III-10
BAB 3. Analisa Kesetimbangan

 Cara Lain (Segitiga Gaya / Polygon Gaya)

Contoh Soal 3 :
Sebuah batang AB dipasang pada posisi horizontal dengan engsel A dan kabel
yang berjalan dari C melalui katrol kecil di D seperti ditunjukkan pada Gambar.
Hitung gaya pada kabel (T) dan gaya reaksi pada engsel A yang dipasang pada
batang AB !
STATIKA STRUKTUR
III-11
BAB 3. Analisa Kesetimbangan

 Diagram Benda Bebas

3.6 Analisa Kesetimbangan Pada Batang / Balok

3.6.1 Syarat Kesetimbangan

𝑭𝒙 = 𝟎 𝑭𝒚 = 𝟎 𝑴=𝟎

atau

𝑭𝒉 = 𝟎 𝑭𝒗 = 𝟎 𝑴=𝟎
STATIKA STRUKTUR
III-12
BAB 3. Analisa Kesetimbangan

3.6.2 Jenis Beban / Gaya Pada Batang

Beban Terpusat

Gambar 3.6 Beban Terpusat

Beban Terdistribusi / Merata

Beban terdistribusi adalah beban yang secara fisik didistribusikan


sepanjang balok/batang yang menahannya.

Gambar 3.7 Beban Terdistribusi Merata


STATIKA STRUKTUR
III-13
BAB 3. Analisa Kesetimbangan

3.6.3 Perhitungan Secara Analitis

Contoh Kasus 1 :

Sebuah poros pada konstruksi mekanik ditumpu pada kedua sisinya. Tepat
ditengah-tengah poros tersebut dibebani dengan sebuah roda gigi dengan
massa 15 kg. Kedua sisi ditumpu oleh bantalan luncur (bearing), konstruksi
sisi kiri bantalan luncur tetap (fix), sementara sisi yang lainnya dibuat
mengambang (floating end). Seandainya jarak kedua tumpuan 30 mm,
lebar roda gigi dan massa poros diabaikan, serta gravitasi bumi dibulatkan
menjadi 10 m/s2. Tentukan reaksi gaya pada kedua tumpuan poros
tersebut, pada saat poros roda gigi belum digunakan, serta gaya luar dari
roda gigi ini untuk sementara diabaikan.

Jawab :

1) Langkah pertama adalah menghitung gaya-gaya aksi yang bekerja.


Pada kasus ini, gaya yang bekerja adalah akibat massa dari roda gigi.
jadi gaya berat roda gigi adalah :
F = m.g = 15 kg * 10 m/s2 = 150 N

dari perhitungan diatas, maka gaya yang bekerja adalah 150 N

2) Langkah kedua, asumsikan seluruh tumpuan yang ada. Dalam kasus


ini, tumpuan kanan diasumsikan sebagai tumpuan tetap sementara
tumpuan kiridiasumsikan sebagai tumpuan geser.
3) Langkah ketiga, gambarkan penganti system mekani. Untuk kasus ini
gambar pengganti sistem mekanisnya adalah sebagai berikut :
150 150

F = 150 N
A B

300
STATIKA STRUKTUR
III-14
BAB 3. Analisa Kesetimbangan

4) Langkah keempat, gambarkan diagram benda bebas sesuai dengan


gambar pengganti sistem mekanis diatas. Berdasarkan gambar diatas,
maka tumpuan A merupakan tumpuan tetap. Tumpuan ini dapat
menahan atau mempunyai 2 gaya reaksi yaitu reaksi gaya kearah
vertikal dan arah horizontal. Tumpuan b merupakan tumpuan
geser/luncur. Tumpuan ini dapat menahan atau mempunyai 1 gaya
reaksi yaitu gaya kearah vertikal. Diagram benda bebas untuk kasus
diatas adalah sebagai berikut :

F
A B
FAX
FAY FBY

5) Langkah kelima, buatlah arah positif untuk kedua sumbu x dan y,


koordinat dan juga momen

6) Langkah kenam, hitunglah berdasarkan kondisi dan keadan serta


asumsi-aasumsi yang telah dibuat. Benda diatas dalam keadan statis.
Keadaan statis berarti kondisinya setimbang.

Syarat setimbang :

𝑹= 𝑭𝒙 = 𝟎 → 𝑭𝒙 = 𝟎 → 𝑭𝑨𝑿 = 𝟎
𝑭𝒚 = 𝟎 → 𝑭𝑨𝒀 + 𝑭𝑩𝒀 − 𝑭 = 𝟎
𝑭𝑨𝒀 = 𝑭 − 𝑭𝑩𝒀

𝑴= 𝑴=𝟎 → 𝑴𝑨 = 𝟎 → 𝑭 ∗ 𝟏𝟓𝟎 + −𝑭𝑩𝒀 ∗ 𝟑𝟎𝟎


𝟏𝟓𝟎 𝟏
𝑭𝒚 = 𝟎 → 𝑭𝑩𝒀 = ∗𝑭 = 𝑭
𝟑𝟎𝟎 𝟐
STATIKA STRUKTUR
III-15
BAB 3. Analisa Kesetimbangan

𝑭𝑩𝒀 = 𝟕𝟓 𝑵 = 𝑭𝑩
𝑭𝑨𝒀 = 𝑭 − 𝑭𝑩𝒀
𝑭𝑨𝒀 = 𝟕𝟓 𝑵
𝑭𝑨 𝟐 = 𝑭𝑨𝑿 𝟐 + 𝑭𝑨𝒀 𝟐 = 𝟎𝟐 + 𝟕𝟓𝟐
𝑭𝑨 = 𝟕𝟓 𝑵
dari persoalan dan perhitungan diatas, maka didapatkan bahwa reaksi
gaya yang ada hanyalah gaya vertical (arah sumbu y) saja.

Contoh Kasus 2 :

Sebuah batang pada konstruksi mekanik dalam kondisi diam, ditumpu


pada kedua sisinya dan dibebani oleh gaya yang bekerja pada batang
seperti terlihat pada gambar dibawah ini. Seandainya jarak kedua tumpuan
450 mm, serta selain gaya yang bekerja, semua gaya termasuk massa
batang diabaikan. Tentukan reaksi gaya pada kedua tumpuan batang
tersebut !

F = 600 N

A B

150

450
STATIKA STRUKTUR
III-16
BAB 3. Analisa Kesetimbangan

Jawab :

Diagram pengganti system mekanis dan diagram benda bebas :


F = 600 N

A B

150

450

A B
FAX
FAY FBY

Benda dalam keadaan diam, maka benda dalam keadan setimbang.


Syarat setimbang :
𝑹= 𝑭𝒙 = 𝟎 → 𝑭𝒙 = 𝟎 → 𝑭𝑨𝑿 = 𝟎
𝑭𝒚 = 𝟎 → 𝑭𝑨𝒀 + 𝑭𝑩𝒀 − 𝑭 = 𝟎
𝑭𝑨𝒀 = 𝑭 − 𝑭𝑩𝒀
𝑴= 𝑴=𝟎→ 𝑴𝑨 = 𝟎 → 𝑭 ∗ 𝟏𝟓𝟎 + −𝑭𝑩𝒀 ∗ 𝟒𝟓𝟎
𝟏𝟓𝟎
𝑭𝒚 = 𝟎 → 𝑭𝑩𝒀 = ∗𝑭
𝟒𝟓𝟎

𝟏
𝑭𝑩𝒀 = ∗ 𝟔𝟎𝟎 𝑵
𝟑
𝑭𝑩𝒀 = 𝟐𝟎𝟎 𝑵
𝑭𝑨𝒀 = 𝑭 − 𝑭𝑩𝒀
𝑭𝑨𝒀 = 𝟔𝟎𝟎 𝑵 − 𝟐𝟎𝟎 𝑵
𝑭𝑨𝒀 = 𝟒𝟎𝟎 𝑵
𝑭𝑨 𝟐 = 𝑭𝑨𝑿 𝟐 + 𝑭𝑨𝒀 𝟐 = 𝟎𝟐 + 𝟕𝟓𝟐
𝑭𝑨 = 𝟕𝟓 𝑵
STATIKA STRUKTUR
III-17
BAB 3. Analisa Kesetimbangan

Contoh Kasus 3 :

Sebuah batang pada konstruksi mekanik dalam kondisi diam, ditumpu


pada kedua sisinya dan dibebani oleh gaya yang bekerja pada batang
seperti terlihat pada gambar dibawah ini. Seandainya jarak kedua tumpuan
450 mm, serta selain gaya yang bekerja, semua gaya termasuk massa
batang diabaikan. Tentukan reaksi gaya pada kedua tumpuan batang
tersebut !
F = 600 N
600
A B

150

450

Jawab :
Diagram pengganti sistem mekanis dan diagram benda bebas :

F = 600 N

A 600
B

150

450

FY
A FX B
FAX
FAY FBY
STATIKA STRUKTUR
III-18
BAB 3. Analisa Kesetimbangan

Benda dalam keadaan diam, maka benda dalam keadan setimbang.


Syarat setimbang :
𝑹= 𝑭𝒙 = 𝟎 → 𝑭𝒙 = 𝟎
𝑭𝑨𝑿 − 𝑭𝑿 = 𝟎 → 𝑭𝑨𝑿 = 𝑭𝑿
𝑭𝑿 = 𝑭 𝒄𝒐𝒔 𝟔𝟎𝟎
𝑭𝑿 = 𝟔𝟎𝟎 𝑵 ∗ 𝒄𝒐𝒔 𝟔𝟎𝟎 = 𝟑𝟎𝟎 𝑵 = 𝑭𝑨𝑿
𝑭𝒚 = 𝟎 → 𝑭𝑨𝒀 + 𝑭𝑩𝒀 − 𝑭𝒀 = 𝟎
𝑭𝑨𝒀 = 𝑭𝒚 − 𝑭𝑩𝒀
𝑭𝒀 = 𝑭 𝒔𝒊𝒏 𝟔𝟎𝟎
𝑭𝒀 = 𝟔𝟎𝟎 𝑵 ∗ 𝒔𝒊𝒏 𝟔𝟎𝟎 = 𝟓𝟏𝟗, 𝟔𝟐 𝑵

𝑴= 𝑴=𝟎→ 𝑴𝑨 = 𝟎 → 𝑭𝒀 ∗ 𝟏𝟓𝟎 − 𝑭𝑩𝒀 ∗ 𝟒𝟓𝟎


𝟏𝟓𝟎
𝑭𝑩𝒀 = ∗ 𝑭𝒀
𝟒𝟓𝟎
𝟏 𝟏
𝑭𝑩𝒀 = ∗ 𝑭𝒀 = ∗ 𝟓𝟏𝟗, 𝟔𝟐 𝑵 = 𝟏𝟕𝟔, 𝟐𝟏 𝑵
𝟑 𝟑
= 𝑭𝑩
𝑭𝑨𝒀 = 𝑭𝒀 − 𝑭𝑩𝒀
𝑭𝑨𝒀 = 𝟓𝟏𝟗, 𝟔𝟐 𝑵 − 𝟏𝟕𝟔, 𝟐𝟏 𝑵
𝑭𝑨𝒀 = 𝟑𝟒𝟑, 𝟒𝟏 𝑵
𝑭𝑨 𝟐 = 𝑭𝑨𝑿 𝟐 + 𝑭𝑨𝒀 𝟐 = (𝟑𝟎𝟎)𝟐 + (𝟑𝟒𝟑, 𝟐𝟏)𝟐
𝑭𝑨 = 𝟒𝟓𝟓, 𝟖𝟒 𝑵

𝑭𝑨𝒀 𝟑𝟒𝟑,𝟐𝟏
arah gaya FA = 𝒂𝒓𝒄 𝐭𝐚𝐧 = 𝒂𝒓𝒄 𝐭𝐚𝐧 = 𝟒𝟖, 𝟖𝟔𝟎
𝑭𝑨𝑿 𝟑𝟎𝟎

dengan demikian, reaksi gaya pada tumpuan B sebesar 176,21 n dengan


arah vertikal, sementara tumpuan A menahan 455,84 dengan arah 48,860
STATIKA STRUKTUR
III-19
BAB 3. Analisa Kesetimbangan

Contoh Kasus 4 :

Sebuah balok baja mempunyai ukuran panjang x lebar x tinggi adalah 300
mm x 25 mm x 75 mm. Pada saat ini balok tidak dibebani oleh gaya dari
luar. Balok tersebut dipakai pada konstruksi mekanis yang kedua ujungnya
ditumpu. Tumpuan yang satu ditahan oleh tumpuan tetap sedangkan sisi
yang lainnya ditahan oleh tumpuan geser persis pada kedua ujung balok
tersebut. Seandainya gravitasi bumi 10 m/s2, massa jenis baja 7850 kg/m3.
Tentukan reaksi gaya pada setiap tumpuan!

Jawab :

Gaya Berat (Fberat) adalah =

Fberat = p.l.t.σ.g = 300 mm * 25 mm * 75 mm * 7850 * 10-6 kg/mm3 * 10 m/s2

Fberat = 44,16 N

Fberat
q= = 0,147 N/mm
p

Model sistem mekanis :


Q = 0,147 N/mm
`
A B

Untuk memudahkan perhitungan dalam menentukan reaksi gaya tumpuan,


maka sistem mekanisnya disederhanakan seperti gambar dibawah ini.

Fganti = 44,16 N
A B

130 130
STATIKA STRUKTUR
III-20
BAB 3. Analisa Kesetimbangan

Asumsi bahan balok homogen, maka titik berat balok ada ditengah-tengah
balok, dimana Fganti bekerja sebesar 44,16 N. Balok dalam keadaan statis
maka balok dalam kondisi setimbang

Fganti
A B
FAX
FAY FBY

Syarat setimbang :
𝑹= 𝑭𝒙 = 𝟎 → 𝑭𝒙 = 𝟎 → 𝑭𝑨𝑿 = 𝟎
𝑭𝒚 = 𝟎 → 𝑭𝑨𝒀 + 𝑭𝑩𝒀 − 𝑭𝒈𝒂𝒏𝒕𝒊 = 𝟎
𝒑
𝑴= 𝑴=𝟎→ 𝑴𝑨 = 𝟎 → 𝑭𝒈𝒂𝒏𝒕𝒊 ∗ + 𝑭𝑩𝒀 ∗ 𝒑 = 𝟎
𝟐

𝟏 𝟏
𝑭𝑩𝒀 = ∗ 𝑭𝒈𝒂𝒏𝒕𝒊 = ∗ 𝟒𝟒, 𝟏𝟔 𝑵
𝟐 𝟐
𝑭𝑩𝒀 = 𝟐𝟐, 𝟎𝟖 𝑵
𝑭𝑨𝒀 = 𝑭𝑩𝒀 = 𝟐𝟐, 𝟎𝟖 𝑵
STATIKA STRUKTUR
III-21
BAB 3. Analisa Kesetimbangan

Tugas :

1. Tentukan gaya reaksi pada setiap tumpuan pada sistem mekanis


seperti terlihat pada gambar dibawah ini !

F = 600 N F = 500 N
600
A B

150 mm 200 mm 150 mm

2. Tentukan gaya reaksi pada setiap tumpuan pada sistem mekanis


seperti terlihat pada gambar dibawah ini !

F =500 N Q = 0,147 N/mm

` B
A

100 mm 100 mm 200 mm


STATIKA STRUKTUR
III-22
BAB 3. Analisa Kesetimbangan

3. Gambar dibawah ini merupakan salah salah satu sub komponen


alignment yang ada di workshop Politeknik Kampar. Dari gambar
terlihat jelas bahwa sebuah poros ditumpu dengan 2 tumpuan. Pada
kedua unjung poros tersebut dibebani oleh sebuah pulley dan sprocket
gear (roda gigi rantai). Diasumsikan bahwa tidak ada gaya dari luar dan
massa poros diabaikan. Massa pulley adalah 10 kg dan massa roda
gigi adalah 5 kg. Diasumsikan bahwa tumpuan sebelah kiri adalah
tumpuan tetap dan tumpuan disebelah kanan adalah tumpuan geser.
Tentukan gaya rekasi setiap tumpuan jika gaya gravitasi adalah 10
m/s2!

A B

10 mm 20 mm 20 mm
STATIKA STRUKTUR
IV-1
BAB 4. Diagram Gaya dan Diagram Momen

4.1 Potongan Gaya (Normal, Geser dan Bengkok) Pada Balok

Bila suatu balok yang sedang dibebani, kemudian dipotong secara imajinatif,
maka aka nada reaksi-reaksi gaya yang bekerja pada balok tersebut. Reaksi
gaya yang mungkin muncul adalah ;

1) Gaya Normal, artinya gaya yang timbul tegak lurus terhadap bidang yang
menahannya
2) Gaya Tangensial (Geser), artinya gaya yang timbul sejajar bidang yang
menahannya
3) Momen bengkok

4.2 Diagram Gaya

Diagram gaya pada suatu sistem mekanis baru bisa dibuat bila seluruh reaksi
yang muncul terdefinisikan atau telah berhasil ditentukan, baik besarannya
maupun arahnya.

4.3 Diagram Momen

Diagram momen pada suatu sistem mekanis baru bisa dibuat bila seluruh reaksi
yang muncul terdefinisikan atau telah berhasil ditentukan, baik besarannya
maupun arahnya.

4.4 Cara Membuat Diagram Gaya dan Diagram Momen

Contoh kasus :

Berikut adalah contoh soal untuk membuat diagram gaya.

150 150

F = 150 N B
A

300
STATIKA STRUKTUR
IV-2
BAB 4. Diagram Gaya dan Diagram Momen

Sebuah poros pada konstruksi mekanik ditumpu pada kedua sisinya. Tepat
ditengah-tengah poros tersebut dibebani dengan sebuah roda gigi dengan
massa 15 kg. Kedua sisi ditumpu oleh bantalan luncur (bearing), konstruksi sisi
kiri bantalan luncur tetap (fix), sementara sisi yang lainnya dibuat mengambang
(floating end). Seandainya kedua tumpuan 30 mm, lebar roda gigi dan massa
poros diabaikan, serta gravitasi bumi dibulatkan menjadi 10 m/s 2. Tentukan
reaksi gaya pada kedua tumpuan poros tersebut, pada saat poros roda gigi
belum digunakan, serta gaya luar dari roda gigi ini untuk sementara diabaikan.
Lalu buatlah diagram gaya dan diagram momen pada sistem mekanis tersebut !

Jawab :

1) Langkah pertama, gambarlah situasi dan kondisi sistem mekanis sesuai


permasalahan yang ada
2) Langkah kedua, hitunglah gaya-gaya luar yang beraksi pada sistem mekanis
F = m.g = 15 kg * 10 m/s2 = 150 N
3) Langkah ketiga, buatlah diagram benda bebas (DBB)
F
A B
FAX
FAY FBY

4) Langkah keempat, hitunglah gaya-gaya reaksi pada semua tumpuan


Syarat setimbang :
𝑹= 𝑭𝒙 = 𝟎 → 𝑭𝒙 = 𝟎 → 𝑭𝑨𝑿 = 𝟎
𝑭𝒚 = 𝟎 → 𝑭𝑨𝒀 + 𝑭𝑩𝒀 − 𝑭 = 𝟎
𝑭𝑨𝒀 = 𝑭 − 𝑭𝑩𝒀
𝑴= 𝑴=𝟎 → 𝑴𝑨 = 𝟎 → 𝑭 ∗ 𝟏𝟓𝟎 + −𝑭𝑩𝒀 ∗ 𝟑𝟎𝟎
𝟏𝟓𝟎 𝟏
𝑭𝒚 = 𝟎 → 𝑭𝑩𝒀 = ∗𝑭= 𝑭
𝟑𝟎𝟎 𝟐

𝑭𝑩𝒀 = 𝟕𝟓 𝑵 = 𝑭𝑩
𝑭𝑨𝒀 = 𝑭 − 𝑭𝑩𝒀
𝑭𝑨𝒀 = 𝟕𝟓 𝑵
STATIKA STRUKTUR
IV-3
BAB 4. Diagram Gaya dan Diagram Momen

Pindahkan gaya-gaya reaksi yang telah didapat pada diagram benda bebas

F = 150 N
A B

FAX = 0
FAY = 75 N FBY = 75 N

5) Langkah kelima, asumsikan bahwa batang dipotong sejauh x dengan batas


0 ≤ x ≤ 150. Lalu gambarkan diagram benda bebas dan hitung gaya reaksi
dan momen yang terjadi.
𝑭𝒚 = 𝟎 → 𝑭𝑨𝒀 − 𝑽 = 𝟎
x
𝑽 = 𝑭𝑨𝒀 = 𝟕𝟓 𝑵
A Mb

V
𝑴 = 𝟎 → −𝑭𝑨𝒀 ∗ 𝒙 + 𝑴𝒃 = 𝟎
FAY = 75 N 𝑴𝒃 = 𝑭𝑨𝒀 ∗ 𝒙
𝑴𝒃 = 𝟕𝟓. 𝒙
6) Langkah keenam, masukkan nilai batas ke persamaan yang dihasilkan

𝑼𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒙 = 𝟎, → 𝑽 = 𝑭𝑨𝒀 = 𝟕𝟓 𝑵
𝑴𝒃 = 𝟎
𝑼𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒙 = 𝟏𝟓𝟎, → 𝑽 = 𝑭𝑨𝒀 = 𝟕𝟓 𝑵
𝑴𝒃 = 𝟏𝟏𝟐𝟓𝟎 𝑵𝒎𝒎 = 𝟏𝟏, 𝟐𝟓 𝑵𝒎
7) Langkah ketujuh, asumsikan lagi bahwa batang dipotong sejauh x dengan
batas 150 ≤ x ≤ 300. Lalu gambarkan diagram benda bebas dan hitung gaya
reaksi dan momen yang terjadi.

𝑭𝒚 = 𝟎 → 𝑭𝑨𝒀 − 𝑽 − 𝑭 = 𝟎
F = 150 N 𝑽 = 𝑭𝑨𝒀 − 𝑭 = −𝟕𝟓 𝑵
150
A Mb 𝑴=𝟎 → −𝑭𝑨𝒀 ∗ 𝒙 + 𝑭 ∗ 𝒙 − 𝟏𝟓𝟎
V
FAY = 75 N + 𝑴𝒃 = 𝟎
x
𝑴𝒃 = 𝑭𝑨𝒀 ∗ 𝒙 − 𝑭 ∗ 𝒙 − 𝟏𝟓𝟎
𝑴𝒃 = 𝟐𝟐𝟓𝟎𝟎 − 𝟕𝟓. 𝒙
STATIKA STRUKTUR
IV-4
BAB 4. Diagram Gaya dan Diagram Momen

8) Langkah kedelapan, masukkan nilai batas ke persamaan yang dihasilkan

𝑼𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒙 = 𝟏𝟓𝟎, → 𝑽 = 𝑭𝑨𝒀 = −𝟕𝟓 𝑵


𝑴𝒃 = 𝟏𝟏𝟐𝟓𝟎 𝑵𝒎𝒎 = 𝟏𝟏, 𝟐𝟓 𝑵𝒎
𝑼𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒙 = 𝟑𝟎𝟎, → 𝑽 = 𝑭𝑨𝒀 = −𝟕𝟓 𝑵
𝑴𝒃 = 𝟎

9) Langkah kesembilan, gambarkan diagram gaya dan momen berdasarkan


nilai gaya dan momen yang dihasilkan.

Diagram Gaya

F = 150 N
A B

FAY = 75 N FBY = 75 N

75 N 75 N

- 75 N - 75 N
STATIKA STRUKTUR
IV-5
BAB 4. Diagram Gaya dan Diagram Momen

Diagram Momen
F = 150 N
A B

FAY = 75 N FBY = 75 N

75 N 75 N

0 0

M max =11,25 Nm

4.5 Cara Membuat Diagram Gaya dan Diagram Momen untuk Beban
Terdistribusi

Contoh kasus :

Sebuah balok baja mempunyai ukuran panjang x lebar x tinggi adalah 300 x 25 x
75 mm. Pada saat ini balok tidak dibebani oleh gaya dari luar. Balok tersebut
dipakai pada konstruksi mekanis yang kedua ujungnya ditumpu. Tumpuan yang
satu ditahan oleh tumpuan tetap sedangkan sisi yang lainnya ditahan oleh
tumpuan geser persis pada kedua ujung balok tersebut. Seandainya gravitasi
bumi 10 m/s2, massa jenis baja 7850 kg/m3. Tentukan reaksi gaya pada setiap
tumpuan dan buatlah diagram gaya dan diagram momen pada sistem mekanis
tersebut !
STATIKA STRUKTUR
IV-6
BAB 4. Diagram Gaya dan Diagram Momen

Jawab :

Gaya Berat (Fberat) adalah =

Fberat = p.l.t.σ.g = 300 mm * 25 mm * 75 mm * 7850*10-6 kg/mm3 * 10 m/s2

Fberat = 44,16 N

Fberat
q= = 0,147 N/mm
p

Model sistem mekanis :


Q = 0,147 N/mm
`
A B

Untuk memudahkan perhitungan dalam menentukan reaksi gaya tumpuan, maka


sistem mekanisnya disederhanakan seperti gambar dibawah ini.

Fganti = 44,16 N
A B

150 150

Asumsi bahan balok homogeny, maka titik berat balok ada ditengah-tengah
balok, dimana Fganti bekerja sebesar 44,16 N. Balok dalam keadaan statis maka
balok dalam kondisi setimbang

Fganti
A B
FAX
FAY FBY
STATIKA STRUKTUR
IV-7
BAB 4. Diagram Gaya dan Diagram Momen

Syarat setimbang :
𝑹= 𝑭𝒙 = 𝟎 → 𝑭𝒙 = 𝟎 → 𝑭𝑨𝑿 = 𝟎
𝑭𝒚 = 𝟎 → 𝑭𝑨𝒀 + 𝑭𝑩𝒀 − 𝑭𝒈𝒂𝒏𝒕𝒊 = 𝟎
𝒑
𝑴= 𝑴=𝟎→ 𝑴𝑨 = 𝟎 → 𝑭𝒈𝒂𝒏𝒕𝒊 ∗ + 𝑭𝑩𝒀 ∗ 𝒑 = 𝟎
𝟐

𝟏 𝟏
𝑭𝑩𝒀 = ∗ 𝑭𝒈𝒂𝒏𝒕𝒊 = ∗ 𝟒𝟒, 𝟏𝟔 𝑵
𝟐 𝟐
𝑭𝑩𝒀 = 𝟐𝟐, 𝟎𝟖 𝑵
𝑭𝑨𝒀 = 𝑭𝑩𝒀 = 𝟐𝟐, 𝟎𝟖 𝑵
Diagram Gaya

Dengan cara yang sama seperti pada Q = 0,147 N/mm


`
saat membuat diagram gaya pada A B
contoh sebelumnya, maka didapat
22,08 N 22,08 N
diagram seperti gambar disamping ini.
Untuk mendapatkan diagram tersebut,
maka digunakan persamaan berikut :
22,08 N

𝑭𝒙 = 𝟐𝟐, 𝟎𝟖 𝑵 − 𝒒𝒙
Persamaan ini merupakan persamaan
garis. Sehubungan variabel x nya
pangkat 1, maka garis yang didapat
adalah garis lurus

Diagram Momen
22,08 N
Pembuatan diagram momen juga
sama seperti pada contoh
sebelumnya. Untuk mendapatkan
diagram momen, maka bisa digunakan
persamaan berikut ini :

Mmax
𝑴(𝒙) = 𝑭. 𝒙 − 𝒒. 𝒙. 𝒙/𝟐

𝑴(𝒙) = 𝑭. 𝒙 − 𝟎, 𝟓. 𝒒. 𝒙𝟐
STATIKA STRUKTUR
IV-8
BAB 4. Diagram Gaya dan Diagram Momen

Besarnya Momen bengkok maximum = FAY . p/2 – 0,5 . q . x2

Mb max = 22,08 N * 150 mm – 0,5 * 0,147 N/mm * 1502 mm2

Mb max = 1653,75 Nmm = 1,65 Nm

Persamaan diatas adalah persamaan polinom pangkat 2 (persamaan kuadrat),


akan menghasilkan kurva parabola.

Tugas :

1. Buatlah diagram gaya dan diagram momen pada sistem mekanis seperti
terlihat pada gambar dibawah ini !

F = 600 N F = 500 N
600
A B

150 mm 200 mm 150 mm

2. Buatlah diagram gaya dan diagram momen pada sistem mekanis seperti
terlihat pada gambar dibawah ini !

F =500 N Q = 0,147 N/mm

` B
A

100 mm 100 mm 200 mm


STATIKA STRUKTUR
IV-9
BAB 4. Diagram Gaya dan Diagram Momen

3. Gambar dibawah ini merupakan salah salah satu sub komponen alignment
yang ada di workshop Politeknik Kampar. Dari gambar terlihat jelas bahwa
sebuah poros ditumpu dengan 2 tumpuan. Pada kedua unjung poros
tersebut dibebani oleh sebuah pulley dan roda gigi rantai. Diasumsikan
bahwa tidak ada gaya dari luar dan massa poros diabaikan. Massa pulley
adalah 10 kg dan massa roda gigi adalah 5 kg. Diasumsikan bahwa tumpuan
sebelah kiri adalah tumpuan tetap dan tumpuan disebelah kanan adalah
tumpuan geser.. Buatlah diagram gaya dan diagram momen dari sistem
mekanis diatas !

A B

10 mm 20 mm 20 mm
STATIKA STRUKTUR
V-1
BAB 5. Titik Pusat Massa (Mass Centroid)

5.1 Pengertian Titik Pusat Massa (Mass Centroid)

Titik pusat massa atau sering disebut titik berat adalah merupakan tempat (titik
pusat) dari gaya berat suatu garis, bidang datar atau benda akibat grafitasi bumi.
Titik berat sebuh garis lurus serba sama (homogen) terletak ditengah-tengahnya.
Sebagai pengganti gaya bulat sebuah garis materi serba sama ialah panjang
garis itu.

5.2 Cara Menentukan Titik Pusat Massa

Titik pusat massa / titik berat bangun-bangun bidang datar yang teratur letak titik
beratnya ditentukan menurut bentuk penampang dari bangun bidang datar
seperti gambar berikut :
STATIKA STRUKTUR
V-2
BAB 5. Titik Pusat Massa (Centroid)

Gambar 5.1 Titik Pusat Massa Beberapa Bidang


STATIKA STRUKTUR
V-3
BAB 5. Titik Pusat Massa (Centroid)

Contoh Soal :

Diketahui sebuah bangun datar seperti gambar di bawah. Tentukan letak titik
berat penampang tersebut!

Jawab :

Untuk memudahkan dalam perhitungan maka penampang tersebut dibagi


menjadi dua bagian, sehingga luas penampang dan letak titik berat dari seluruh
penampang dapat ditentukan. Letakkan sumbu koordinat pada sisi paling kiri dan
paling bawah dapat gambar.
STATIKA STRUKTUR
V-4
BAB 5. Titik Pusat Massa (Centroid)

Perhitungan

Bagian I : luas A1 = 2 m x 6 m = 12 m2

Bagian II : luas A2 = 4 m x 6 m = 24 m2

Jumlah luasan total (AT) = 36 m2

Koordinat masing-masing titik berat penampang :

x1 = 1 m ; y1 = 7 m

x2 = 3 m ; y2 = 2 m

Untuk menentukan titik berat (Z0) ; dengan menggunakan statis momen luas
terhadap sumbu x dan terhadap sumbu y.

Terhadap sumbu X :

𝑨𝒊 . 𝑿𝒊
𝑿=
𝑨𝑻

𝑨𝟏 . 𝑿𝟏 + 𝑨𝟐 . 𝑿𝟐
𝑿=
𝑨𝑻

𝟏𝟐 𝒙 𝟏 + 𝟐𝟒 𝒙 𝟑
𝑿=
𝟑𝟔
𝑿 = 𝟐, 𝟑𝟑 𝒎
STATIKA STRUKTUR
V-5
BAB 5. Titik Pusat Massa (Centroid)

Terhadap sumbu Y :

𝑨𝒊 . 𝒀𝒊
=
𝑨𝑻

𝑨𝟏 . 𝒀𝟏 + 𝑨𝟐 . 𝒀𝟐
𝑿=
𝑨𝑻

𝟏𝟐 𝒙 𝟕 + 𝟐𝟒 𝒙 𝟐
𝑿=
𝟑𝟔
𝑿 = 𝟑, 𝟔𝟕 𝒎

Sehingga, letak titik berat (Z0) = (2,33 ; 3,67) m.


STATIKA STRUKTUR
V-6
BAB 5. Titik Pusat Massa (Centroid)

Tugas :

Diketahui sebuah bangun berbentuk bidang datar seperti gambar di bawah.


Tentukan letak titik beratnya!

x
6m
6m

0 y
4m 6m 6m 4m

x
4m
4m
4m

0 y
4m 4m 4m 4m
STATIKA STRUKTUR
VI-1

DAFTAR PUSTAKA
[1] Meriam, J.L. Kraige, L.G. 1991, Mekanika Teknik Statika, Erlangga,
Jakarta.
[2] Timoshenko & Young, 1992, Mekanika Teknik, Edisi 4, Erlangga,
Jakarta.
[3] Timoshenko, 1965, Strength of Material Engineering Machanics, Mc
Graw-Hill.
[4] Popov, E.P. 1993. Mechanics of Materials. Prentice Hall of India Private
Limited New Delhi
[5] Dindin Sulaeman, 2002, Mekanika Teknik 1, Politeknik Manufaktur
Bandung, Bandung
[6] www.mathalino.com

Anda mungkin juga menyukai