STATIKA STRUKTUR
Penyusun :
Romiyadi
PROGRAM STUDI
PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN
2012
STATIKA STRUKTUR i
KATA PENGANTAR
Dengan rahmat Allah SWT, kami dapat menyelesaikan penulisan modul kuliah
(bahan ajar) ini. Modul Kuliah ini ditulis untuk membantu mahasiswa dalam
memahami mata kuliah statika struktur dengan kompetensi seperti yang telah
ditetapkan melalui Kurikulum dan Rencana Pengajaran yang berlaku.
Modul Kuliah Statika Struktur ini terbagi atas 5 bab. Bab 1 membahas tentang
Konsep Dasar Statika. Bab 2 membahas tentang Gaya, Momen dan Kopel. Bab 3
membahas tentang Analisa Kesetimbangan. Bab 4 membahas tentang Diagram
Gaya dan Diagram Momen. Sedangkan bab 5 membahas tentang Titik Pusat Massa.
Dengan mengikuti perkuliahan Statika Struktur dengan modul kuliah ini sebagai
media bantu, diharapkan mahasiswa dapat mengimplementasikan kemampuannya
pada bidang mekanika sesuai dengan aplikasi yang relevan dengan kompetensinya.
Akhir kata semoga modul ini dapat membantu mahasiswa dalam mencapai
kompetensi yang diharapkan. Kritik serta saran sangat kami harapkan untuk
perbaikan modul kuliah ini. Terima kasih.
Penyusun,
Romiyadi, ST., MT
STATIKA STRUKTUR ii
DAFTAR ISI
1.1 PENDAHULUAN
Ilmu Statika Struktur adalah bagian dari Ilmu Mekanika. Mekanika adalah ilmu
yang mempelajari Gaya dan Gerak. Ilmu Mekanika dapat dibagi berdasarkan
benda/objeknya dan berdasarkan gaya gangguannya.
Mekanika
Dinamika Kinematika
Statika Kinetika
Konsep dasar mekanika meliputi Ruang, Waktu massa dan partikel benda.
STATIKA STRUKTUR
I-2
BAB 1. Konsep Dasar Statika
c. Massa adalah kuantitas zat yang dimiliki benda yang biasanya diukur dari
kelembamannya terhadap gaya gravitasi.
d. Partikel adalah bagian terkecil benda dari benda yang ukurannya mendekati
nol. Disebut juga titik massa (sebagian buku menyebut titik berat).
1.3 SATUAN
Satuan adalah besaran yang dipakai sebagai ukuran dari suatu karakteristik.
Misalnya satuan panjang/jarak adalah meter atau inch. Ada dua jenis satuan
yang dipakai sekarang, SI dan US/British Unit.
Satuan atau Besaran dapat dibagi menjadi Besaran Pokok dan Besaran
Turunan. Besaran turunan dapat diuraikan menjadi besaran-besaran pokok.
Misal besaran gaya adalah Newton (N) dapat diurai menjadi kg.m/s2. Ada tiga
besaran pokok yang biasa digunakan dalam statika
STATIKA STRUKTUR
I-3
BAB 1. Konsep Dasar Statika
Dalam matematika kita pengenal dua istilah yaitu Skalar dan Vektor. Skalar
hanya menunjukkan kuantitas besaran sementara Vektor mempunyai besaran
dan arah.
STATIKA STRUKTUR
II-1
BAB 2. Gaya, Momen dan Kopel
2.1 GAYA
Gaya juga mempunyai garis kerja yang merupakan garis tempat bekerjanya
gaya. Dimensi yang biasa digunakan untuk menyatakan gaya adalah F.
1. Pergeseran gaya
Gaya bisa digeser spanjang garis kerja. Gaya bisa dipindahkan sejajar garis
kerja. Prinsip ini disebut prinsip transmisibilitas
2. Penjumlahan gaya
Untuk dua gaya yang tidak segaris kerja maka diterapkan Hukum
parallelogram. Jika dua buah gaya bekerja pada sebuah titik dengan sudut
(α) maka aksi dari titik tersebut ekuivalen dengan diagonal dari parallelgram.
Gaya baru yang didapat dari penjumlahan dua atau lebih gaya secara umum
disebut Resultan Gaya
2.2 MOMEN
Selain merupakan sebuah aksi sebuah benda terhadap benda lain, gaya juga
bisa mengakibatkan sebuah benda menjadi terputar / terpelintir terhadap suatu
sumbu. Sumbu yang dimaksudkan bisa sembarang garis yang tidak sejajar
maupun berpotongan dengan garis kerja gaya tersebut. Kecenderungan untuk
berputar ini dikenal dengan momen, atau pada beberapa literatur, momen
disebut juga sebagai torsi (torque).
2.3 KOPEL
Jika dua buah gaya yang sama besar tapi berlawanan arah dan tidak segaris
kerja bekerja terhadap titik massa benda, maka akan menimbulkan momen yang
disebut dengan Momen Kopel atau biasa disebut Kopel.
Dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa besarnya momen kopel tidak
tergantung pada posisi pusat momen (jarak terhadap titik putar). Ini yang
membedakan momen dengan kopel.
STATIKA STRUKTUR
II-6
BAB 2. Gaya, Momen dan Kopel
Metode Grafis
a. Cara Segitiga Gaya
F2
R = F1+F2
F2
F1
F1
Gambar 2.8 Penjumlahan Gaya Secara Grafis Dengan Cara Segitiga Gaya
R = F1+F2
F2
F2
F1
F1
Gambar 2.9 Penjumlahan Gaya Secara Grafis Dengan Cara Paralellogram Gaya
STATIKA STRUKTUR
II-7
BAB 2. Gaya, Momen dan Kopel
Metode Analitis
A. Resultan Gaya Konkuren
Gaya konkuren (concurrent forces) merupakan gaya-gaya yang garis
kerjanya melalui sebuah titik.
Fx = F Cos Ө
Fx = F Sin Ө
𝐹= 𝐹𝑥 2 + 𝐹𝑦 2
𝐹𝑥
𝜃 = 𝑎𝑟𝑐 tan
𝐹𝑦
STATIKA STRUKTUR
II-8
BAB 2. Gaya, Momen dan Kopel
Jika terdapat dua atau lebih gaya, kita dapat menentukan besar
resultan dari beberapa gaya dengan menguraikan gaya-gaya tersebut
kedalam komponen-komponen yang sejajar dengan sumbu x dan
sumbu y
Dari gambar diatas komponen Gaya F1, F2, F3 dan F4 dapat diuraikan
dan dijumlahkan sebagai berikut :
Sehingga
𝐹= 𝐹𝑥 2 + 𝐹𝑦 2
𝐹𝑥
𝜃 = 𝑎𝑟𝑐 tan
𝐹𝑦
STATIKA STRUKTUR
II-9
BAB 2. Gaya, Momen dan Kopel
Contoh Soal 1 :
Jawab :
Contoh Soal 2 :
Jawab :
Contoh Soal 3:
Tiga tali yang terikat pada cincin logam kecil dimana pada masing-
masing ujung tali dipegang oleh tiga mahasiswa politeknik kampar dan
menarik tali tersebut serta mencoba untuk memindahkan cincin itu ke
arah mereka seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Tentukan resultan gaya pada cincin tersebut.
STATIKA STRUKTUR
II-11
BAB 2. Gaya, Momen dan Kopel
Jawab :
STATIKA STRUKTUR
II-12
BAB 2. Gaya, Momen dan Kopel
Contoh Soal :
Jawab :
Contoh Soal :
Jawab :
Contoh Soal :
Tentukan resultan gaya yang bekerja pada katrol seperti terlihat pada
gambar dibawah ini
Jawab :
STATIKA STRUKTUR
III-1
BAB 3. Analisa Kesetimbangan
Sebuah benda (titik massa ataupun benda tegar) dikatakan setimbang bila
resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol. Ada dua
jenis utama dari keseimbangan statis, yaitu kesetimbangan translasi
dan keseimbangan rotasi
Syarat Kesetimbangan :
𝑭𝒙 = 𝟎 𝑭𝒚 = 𝟎 𝑴=𝟎
Untuk bisa membuat diagram benda bebas, maka sebelumnya perlu mengenal
jenis-jenis tumpuan lengkap dengan reaksi gaya yang terjadi pada setiap
tumpuan. Berikut jenis-jenis tumpuan dan gaya yang bekerja pada tumpuan
tersebut.
a. Tumpuan Jepit
(a + z) = 3n
STATIKA STRUKTUR
III-4
BAB 3. Analisa Kesetimbangan
(a + z) < 3n
(a + z) > 3n
Untuk dapat menganalisa, maka benda atau suatu kombinasi benda akan
diperlakukan sebagai benda tunggal yang terpisah dari benda disekitarnya.
Pemisahan ini dilakukan dengan menggunakan diagram benda bebas (DBB).
Diagram Benda bebas (DBB) adalah suatu metoda penggambaran diagramatik
dari suatu benda atau gabungan benda yang terpisah, dimana benda tersebut
ditinjau sebagai banda tunggal. Selain itu pada DBB ditunjukkan semua gaya
yang bekerja serta semua reaksi gaya yang diakibatkan oleh kontak mekanis
(tumpuan) dengan benda lain.
STATIKA STRUKTUR
III-5
BAB 3. Analisa Kesetimbangan
P1 P2
A B
FAX
FAY FBY
𝑭𝒙 = 𝟎 𝑭𝒚 = 𝟎 𝑴=𝟎
atau
𝑭𝒉 = 𝟎 𝑭𝒗 = 𝟎 𝑴=𝟎
Contoh Soal 1 :
Kabel dan batang penghubung mendapat beban 600 lb seperti terlihat pada
gambar dibawah ini. Tentukan gaya tarik (T) pada kabel dan gaya tekan (C )
pada batang penghubung tersebut !
STATIKA STRUKTUR
III-8
BAB 3. Analisa Kesetimbangan
Jawab :
Diagram Benda Bebas
Contoh Soal 2 :
Sebuah silinder dengan berat 400 lb ditumpu terhadap bidang miring yang
dihubungkan dengan batang penghubung AB seperti terlihat pada
gambar. Tentukan gaya (P) yang bekerja pada batang penghubung dan Gaya
Normal (N) yang bekerja pada silinder !
Jawab :
Diagram Benda Bebas
STATIKA STRUKTUR
III-10
BAB 3. Analisa Kesetimbangan
Contoh Soal 3 :
Sebuah batang AB dipasang pada posisi horizontal dengan engsel A dan kabel
yang berjalan dari C melalui katrol kecil di D seperti ditunjukkan pada Gambar.
Hitung gaya pada kabel (T) dan gaya reaksi pada engsel A yang dipasang pada
batang AB !
STATIKA STRUKTUR
III-11
BAB 3. Analisa Kesetimbangan
𝑭𝒙 = 𝟎 𝑭𝒚 = 𝟎 𝑴=𝟎
atau
𝑭𝒉 = 𝟎 𝑭𝒗 = 𝟎 𝑴=𝟎
STATIKA STRUKTUR
III-12
BAB 3. Analisa Kesetimbangan
Beban Terpusat
Contoh Kasus 1 :
Sebuah poros pada konstruksi mekanik ditumpu pada kedua sisinya. Tepat
ditengah-tengah poros tersebut dibebani dengan sebuah roda gigi dengan
massa 15 kg. Kedua sisi ditumpu oleh bantalan luncur (bearing), konstruksi
sisi kiri bantalan luncur tetap (fix), sementara sisi yang lainnya dibuat
mengambang (floating end). Seandainya jarak kedua tumpuan 30 mm,
lebar roda gigi dan massa poros diabaikan, serta gravitasi bumi dibulatkan
menjadi 10 m/s2. Tentukan reaksi gaya pada kedua tumpuan poros
tersebut, pada saat poros roda gigi belum digunakan, serta gaya luar dari
roda gigi ini untuk sementara diabaikan.
Jawab :
F = 150 N
A B
300
STATIKA STRUKTUR
III-14
BAB 3. Analisa Kesetimbangan
F
A B
FAX
FAY FBY
Syarat setimbang :
𝑹= 𝑭𝒙 = 𝟎 → 𝑭𝒙 = 𝟎 → 𝑭𝑨𝑿 = 𝟎
𝑭𝒚 = 𝟎 → 𝑭𝑨𝒀 + 𝑭𝑩𝒀 − 𝑭 = 𝟎
𝑭𝑨𝒀 = 𝑭 − 𝑭𝑩𝒀
𝑭𝑩𝒀 = 𝟕𝟓 𝑵 = 𝑭𝑩
𝑭𝑨𝒀 = 𝑭 − 𝑭𝑩𝒀
𝑭𝑨𝒀 = 𝟕𝟓 𝑵
𝑭𝑨 𝟐 = 𝑭𝑨𝑿 𝟐 + 𝑭𝑨𝒀 𝟐 = 𝟎𝟐 + 𝟕𝟓𝟐
𝑭𝑨 = 𝟕𝟓 𝑵
dari persoalan dan perhitungan diatas, maka didapatkan bahwa reaksi
gaya yang ada hanyalah gaya vertical (arah sumbu y) saja.
Contoh Kasus 2 :
F = 600 N
A B
150
450
STATIKA STRUKTUR
III-16
BAB 3. Analisa Kesetimbangan
Jawab :
A B
150
450
A B
FAX
FAY FBY
𝟏
𝑭𝑩𝒀 = ∗ 𝟔𝟎𝟎 𝑵
𝟑
𝑭𝑩𝒀 = 𝟐𝟎𝟎 𝑵
𝑭𝑨𝒀 = 𝑭 − 𝑭𝑩𝒀
𝑭𝑨𝒀 = 𝟔𝟎𝟎 𝑵 − 𝟐𝟎𝟎 𝑵
𝑭𝑨𝒀 = 𝟒𝟎𝟎 𝑵
𝑭𝑨 𝟐 = 𝑭𝑨𝑿 𝟐 + 𝑭𝑨𝒀 𝟐 = 𝟎𝟐 + 𝟕𝟓𝟐
𝑭𝑨 = 𝟕𝟓 𝑵
STATIKA STRUKTUR
III-17
BAB 3. Analisa Kesetimbangan
Contoh Kasus 3 :
150
450
Jawab :
Diagram pengganti sistem mekanis dan diagram benda bebas :
F = 600 N
A 600
B
150
450
FY
A FX B
FAX
FAY FBY
STATIKA STRUKTUR
III-18
BAB 3. Analisa Kesetimbangan
𝑭𝑨𝒀 𝟑𝟒𝟑,𝟐𝟏
arah gaya FA = 𝒂𝒓𝒄 𝐭𝐚𝐧 = 𝒂𝒓𝒄 𝐭𝐚𝐧 = 𝟒𝟖, 𝟖𝟔𝟎
𝑭𝑨𝑿 𝟑𝟎𝟎
Contoh Kasus 4 :
Sebuah balok baja mempunyai ukuran panjang x lebar x tinggi adalah 300
mm x 25 mm x 75 mm. Pada saat ini balok tidak dibebani oleh gaya dari
luar. Balok tersebut dipakai pada konstruksi mekanis yang kedua ujungnya
ditumpu. Tumpuan yang satu ditahan oleh tumpuan tetap sedangkan sisi
yang lainnya ditahan oleh tumpuan geser persis pada kedua ujung balok
tersebut. Seandainya gravitasi bumi 10 m/s2, massa jenis baja 7850 kg/m3.
Tentukan reaksi gaya pada setiap tumpuan!
Jawab :
Fberat = 44,16 N
Fberat
q= = 0,147 N/mm
p
Fganti = 44,16 N
A B
130 130
STATIKA STRUKTUR
III-20
BAB 3. Analisa Kesetimbangan
Asumsi bahan balok homogen, maka titik berat balok ada ditengah-tengah
balok, dimana Fganti bekerja sebesar 44,16 N. Balok dalam keadaan statis
maka balok dalam kondisi setimbang
Fganti
A B
FAX
FAY FBY
Syarat setimbang :
𝑹= 𝑭𝒙 = 𝟎 → 𝑭𝒙 = 𝟎 → 𝑭𝑨𝑿 = 𝟎
𝑭𝒚 = 𝟎 → 𝑭𝑨𝒀 + 𝑭𝑩𝒀 − 𝑭𝒈𝒂𝒏𝒕𝒊 = 𝟎
𝒑
𝑴= 𝑴=𝟎→ 𝑴𝑨 = 𝟎 → 𝑭𝒈𝒂𝒏𝒕𝒊 ∗ + 𝑭𝑩𝒀 ∗ 𝒑 = 𝟎
𝟐
𝟏 𝟏
𝑭𝑩𝒀 = ∗ 𝑭𝒈𝒂𝒏𝒕𝒊 = ∗ 𝟒𝟒, 𝟏𝟔 𝑵
𝟐 𝟐
𝑭𝑩𝒀 = 𝟐𝟐, 𝟎𝟖 𝑵
𝑭𝑨𝒀 = 𝑭𝑩𝒀 = 𝟐𝟐, 𝟎𝟖 𝑵
STATIKA STRUKTUR
III-21
BAB 3. Analisa Kesetimbangan
Tugas :
F = 600 N F = 500 N
600
A B
` B
A
A B
10 mm 20 mm 20 mm
STATIKA STRUKTUR
IV-1
BAB 4. Diagram Gaya dan Diagram Momen
Bila suatu balok yang sedang dibebani, kemudian dipotong secara imajinatif,
maka aka nada reaksi-reaksi gaya yang bekerja pada balok tersebut. Reaksi
gaya yang mungkin muncul adalah ;
1) Gaya Normal, artinya gaya yang timbul tegak lurus terhadap bidang yang
menahannya
2) Gaya Tangensial (Geser), artinya gaya yang timbul sejajar bidang yang
menahannya
3) Momen bengkok
Diagram gaya pada suatu sistem mekanis baru bisa dibuat bila seluruh reaksi
yang muncul terdefinisikan atau telah berhasil ditentukan, baik besarannya
maupun arahnya.
Diagram momen pada suatu sistem mekanis baru bisa dibuat bila seluruh reaksi
yang muncul terdefinisikan atau telah berhasil ditentukan, baik besarannya
maupun arahnya.
Contoh kasus :
150 150
F = 150 N B
A
300
STATIKA STRUKTUR
IV-2
BAB 4. Diagram Gaya dan Diagram Momen
Sebuah poros pada konstruksi mekanik ditumpu pada kedua sisinya. Tepat
ditengah-tengah poros tersebut dibebani dengan sebuah roda gigi dengan
massa 15 kg. Kedua sisi ditumpu oleh bantalan luncur (bearing), konstruksi sisi
kiri bantalan luncur tetap (fix), sementara sisi yang lainnya dibuat mengambang
(floating end). Seandainya kedua tumpuan 30 mm, lebar roda gigi dan massa
poros diabaikan, serta gravitasi bumi dibulatkan menjadi 10 m/s 2. Tentukan
reaksi gaya pada kedua tumpuan poros tersebut, pada saat poros roda gigi
belum digunakan, serta gaya luar dari roda gigi ini untuk sementara diabaikan.
Lalu buatlah diagram gaya dan diagram momen pada sistem mekanis tersebut !
Jawab :
𝑭𝑩𝒀 = 𝟕𝟓 𝑵 = 𝑭𝑩
𝑭𝑨𝒀 = 𝑭 − 𝑭𝑩𝒀
𝑭𝑨𝒀 = 𝟕𝟓 𝑵
STATIKA STRUKTUR
IV-3
BAB 4. Diagram Gaya dan Diagram Momen
Pindahkan gaya-gaya reaksi yang telah didapat pada diagram benda bebas
F = 150 N
A B
FAX = 0
FAY = 75 N FBY = 75 N
V
𝑴 = 𝟎 → −𝑭𝑨𝒀 ∗ 𝒙 + 𝑴𝒃 = 𝟎
FAY = 75 N 𝑴𝒃 = 𝑭𝑨𝒀 ∗ 𝒙
𝑴𝒃 = 𝟕𝟓. 𝒙
6) Langkah keenam, masukkan nilai batas ke persamaan yang dihasilkan
𝑼𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒙 = 𝟎, → 𝑽 = 𝑭𝑨𝒀 = 𝟕𝟓 𝑵
𝑴𝒃 = 𝟎
𝑼𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒙 = 𝟏𝟓𝟎, → 𝑽 = 𝑭𝑨𝒀 = 𝟕𝟓 𝑵
𝑴𝒃 = 𝟏𝟏𝟐𝟓𝟎 𝑵𝒎𝒎 = 𝟏𝟏, 𝟐𝟓 𝑵𝒎
7) Langkah ketujuh, asumsikan lagi bahwa batang dipotong sejauh x dengan
batas 150 ≤ x ≤ 300. Lalu gambarkan diagram benda bebas dan hitung gaya
reaksi dan momen yang terjadi.
𝑭𝒚 = 𝟎 → 𝑭𝑨𝒀 − 𝑽 − 𝑭 = 𝟎
F = 150 N 𝑽 = 𝑭𝑨𝒀 − 𝑭 = −𝟕𝟓 𝑵
150
A Mb 𝑴=𝟎 → −𝑭𝑨𝒀 ∗ 𝒙 + 𝑭 ∗ 𝒙 − 𝟏𝟓𝟎
V
FAY = 75 N + 𝑴𝒃 = 𝟎
x
𝑴𝒃 = 𝑭𝑨𝒀 ∗ 𝒙 − 𝑭 ∗ 𝒙 − 𝟏𝟓𝟎
𝑴𝒃 = 𝟐𝟐𝟓𝟎𝟎 − 𝟕𝟓. 𝒙
STATIKA STRUKTUR
IV-4
BAB 4. Diagram Gaya dan Diagram Momen
Diagram Gaya
F = 150 N
A B
FAY = 75 N FBY = 75 N
75 N 75 N
- 75 N - 75 N
STATIKA STRUKTUR
IV-5
BAB 4. Diagram Gaya dan Diagram Momen
Diagram Momen
F = 150 N
A B
FAY = 75 N FBY = 75 N
75 N 75 N
0 0
M max =11,25 Nm
4.5 Cara Membuat Diagram Gaya dan Diagram Momen untuk Beban
Terdistribusi
Contoh kasus :
Sebuah balok baja mempunyai ukuran panjang x lebar x tinggi adalah 300 x 25 x
75 mm. Pada saat ini balok tidak dibebani oleh gaya dari luar. Balok tersebut
dipakai pada konstruksi mekanis yang kedua ujungnya ditumpu. Tumpuan yang
satu ditahan oleh tumpuan tetap sedangkan sisi yang lainnya ditahan oleh
tumpuan geser persis pada kedua ujung balok tersebut. Seandainya gravitasi
bumi 10 m/s2, massa jenis baja 7850 kg/m3. Tentukan reaksi gaya pada setiap
tumpuan dan buatlah diagram gaya dan diagram momen pada sistem mekanis
tersebut !
STATIKA STRUKTUR
IV-6
BAB 4. Diagram Gaya dan Diagram Momen
Jawab :
Fberat = 44,16 N
Fberat
q= = 0,147 N/mm
p
Fganti = 44,16 N
A B
150 150
Asumsi bahan balok homogeny, maka titik berat balok ada ditengah-tengah
balok, dimana Fganti bekerja sebesar 44,16 N. Balok dalam keadaan statis maka
balok dalam kondisi setimbang
Fganti
A B
FAX
FAY FBY
STATIKA STRUKTUR
IV-7
BAB 4. Diagram Gaya dan Diagram Momen
Syarat setimbang :
𝑹= 𝑭𝒙 = 𝟎 → 𝑭𝒙 = 𝟎 → 𝑭𝑨𝑿 = 𝟎
𝑭𝒚 = 𝟎 → 𝑭𝑨𝒀 + 𝑭𝑩𝒀 − 𝑭𝒈𝒂𝒏𝒕𝒊 = 𝟎
𝒑
𝑴= 𝑴=𝟎→ 𝑴𝑨 = 𝟎 → 𝑭𝒈𝒂𝒏𝒕𝒊 ∗ + 𝑭𝑩𝒀 ∗ 𝒑 = 𝟎
𝟐
𝟏 𝟏
𝑭𝑩𝒀 = ∗ 𝑭𝒈𝒂𝒏𝒕𝒊 = ∗ 𝟒𝟒, 𝟏𝟔 𝑵
𝟐 𝟐
𝑭𝑩𝒀 = 𝟐𝟐, 𝟎𝟖 𝑵
𝑭𝑨𝒀 = 𝑭𝑩𝒀 = 𝟐𝟐, 𝟎𝟖 𝑵
Diagram Gaya
𝑭𝒙 = 𝟐𝟐, 𝟎𝟖 𝑵 − 𝒒𝒙
Persamaan ini merupakan persamaan
garis. Sehubungan variabel x nya
pangkat 1, maka garis yang didapat
adalah garis lurus
Diagram Momen
22,08 N
Pembuatan diagram momen juga
sama seperti pada contoh
sebelumnya. Untuk mendapatkan
diagram momen, maka bisa digunakan
persamaan berikut ini :
Mmax
𝑴(𝒙) = 𝑭. 𝒙 − 𝒒. 𝒙. 𝒙/𝟐
𝑴(𝒙) = 𝑭. 𝒙 − 𝟎, 𝟓. 𝒒. 𝒙𝟐
STATIKA STRUKTUR
IV-8
BAB 4. Diagram Gaya dan Diagram Momen
Tugas :
1. Buatlah diagram gaya dan diagram momen pada sistem mekanis seperti
terlihat pada gambar dibawah ini !
F = 600 N F = 500 N
600
A B
2. Buatlah diagram gaya dan diagram momen pada sistem mekanis seperti
terlihat pada gambar dibawah ini !
` B
A
3. Gambar dibawah ini merupakan salah salah satu sub komponen alignment
yang ada di workshop Politeknik Kampar. Dari gambar terlihat jelas bahwa
sebuah poros ditumpu dengan 2 tumpuan. Pada kedua unjung poros
tersebut dibebani oleh sebuah pulley dan roda gigi rantai. Diasumsikan
bahwa tidak ada gaya dari luar dan massa poros diabaikan. Massa pulley
adalah 10 kg dan massa roda gigi adalah 5 kg. Diasumsikan bahwa tumpuan
sebelah kiri adalah tumpuan tetap dan tumpuan disebelah kanan adalah
tumpuan geser.. Buatlah diagram gaya dan diagram momen dari sistem
mekanis diatas !
A B
10 mm 20 mm 20 mm
STATIKA STRUKTUR
V-1
BAB 5. Titik Pusat Massa (Mass Centroid)
Titik pusat massa atau sering disebut titik berat adalah merupakan tempat (titik
pusat) dari gaya berat suatu garis, bidang datar atau benda akibat grafitasi bumi.
Titik berat sebuh garis lurus serba sama (homogen) terletak ditengah-tengahnya.
Sebagai pengganti gaya bulat sebuah garis materi serba sama ialah panjang
garis itu.
Titik pusat massa / titik berat bangun-bangun bidang datar yang teratur letak titik
beratnya ditentukan menurut bentuk penampang dari bangun bidang datar
seperti gambar berikut :
STATIKA STRUKTUR
V-2
BAB 5. Titik Pusat Massa (Centroid)
Contoh Soal :
Diketahui sebuah bangun datar seperti gambar di bawah. Tentukan letak titik
berat penampang tersebut!
Jawab :
Perhitungan
Bagian I : luas A1 = 2 m x 6 m = 12 m2
Bagian II : luas A2 = 4 m x 6 m = 24 m2
x1 = 1 m ; y1 = 7 m
x2 = 3 m ; y2 = 2 m
Untuk menentukan titik berat (Z0) ; dengan menggunakan statis momen luas
terhadap sumbu x dan terhadap sumbu y.
Terhadap sumbu X :
𝑨𝒊 . 𝑿𝒊
𝑿=
𝑨𝑻
𝑨𝟏 . 𝑿𝟏 + 𝑨𝟐 . 𝑿𝟐
𝑿=
𝑨𝑻
𝟏𝟐 𝒙 𝟏 + 𝟐𝟒 𝒙 𝟑
𝑿=
𝟑𝟔
𝑿 = 𝟐, 𝟑𝟑 𝒎
STATIKA STRUKTUR
V-5
BAB 5. Titik Pusat Massa (Centroid)
Terhadap sumbu Y :
𝑨𝒊 . 𝒀𝒊
=
𝑨𝑻
𝑨𝟏 . 𝒀𝟏 + 𝑨𝟐 . 𝒀𝟐
𝑿=
𝑨𝑻
𝟏𝟐 𝒙 𝟕 + 𝟐𝟒 𝒙 𝟐
𝑿=
𝟑𝟔
𝑿 = 𝟑, 𝟔𝟕 𝒎
Tugas :
x
6m
6m
0 y
4m 6m 6m 4m
x
4m
4m
4m
0 y
4m 4m 4m 4m
STATIKA STRUKTUR
VI-1
DAFTAR PUSTAKA
[1] Meriam, J.L. Kraige, L.G. 1991, Mekanika Teknik Statika, Erlangga,
Jakarta.
[2] Timoshenko & Young, 1992, Mekanika Teknik, Edisi 4, Erlangga,
Jakarta.
[3] Timoshenko, 1965, Strength of Material Engineering Machanics, Mc
Graw-Hill.
[4] Popov, E.P. 1993. Mechanics of Materials. Prentice Hall of India Private
Limited New Delhi
[5] Dindin Sulaeman, 2002, Mekanika Teknik 1, Politeknik Manufaktur
Bandung, Bandung
[6] www.mathalino.com