Anda di halaman 1dari 4

Paragraf merupakan kalimat-kalimat yang saling berhubungan atau bertalian untuk menjelaskan

sebuah gagasan pokok atau pikiran pokok. Agar gagasan pokok tersebut dapat diterima
dengan jelas oleh pembaca, penulis harus menyusun paragrf secara logis dan sistematis.
Berikut ini beberapa unsur yang diperlukan agar tersusun paragraf yang logis dan sistematis.

● TRANSISI
Transisi merupakan penghubung antarparagraf. Transisi berfungsi untuk
menghubungkan jalan pikiran antara paragraf yang satu dengan paragraf yang lainnya
sehingga logis. Transisi terutama digunakan sebagai penghubung jalan pikiran dua
paragraf yang berdekatan.
Penggunaan transisi antarpargraf dimaksudkan untuk memberikan petunjuk
kepada pembaca ke arah mana ia sedang bergerak atau mengingatkan pembaca
apakah suatu paragraf bergerak searah dengan ide pokok paragraf sebelumnya. Oleh
karena itu, sering dikatakan bahwa transisi berfungsi sebagai penunjang koherensi dan
kepaduan antarparagraf, antarbab, dan antaranak-bab dalam suatu karangan.
Kehadiran transisi dalam paragraf tergantung pada pertimbangan penulis. Jika
penulis memandang perlu demi kejelasan informasi, penulis dapat menggunakan
tarnsisi. Sebaliknya, jika tanpa transisi penulis dapat menyampaikan gagasannya secara
logis, maka penulis pun tidak perlu menggunakan transisi. Jadi dalam paragraf tidak
harus selalu ada transisi.
Transisi sendiri tidak hanya terdapat pada paragraf. Transisi juga terdapat dalam
kalimat, antarkalimat, antaranak-bab, dan antar bab. Jika transisi terdapat dalam
kalimat, berarti transisi tersebut berfungsi untuk menghubungkan antarbagian-bagian
kalimat. Jika transisi terdapat dlam antarbab, berarti transisi tersebut berfungsi sebagai
jembatan penghubung gagasan pokok dalam bab yang berdekatan.
Ada beberapa wujud atau alat penanda transisi. Alat penanda ransisi sebagai
berikut.
1. Transisi berupa kata (kelompok kata)
Berikut ini beberapa penanda transisi yang dapat digunakan
a. Penanda hubung kelanjutan.
Contoh: dan, lagi, serta, lagi pula, bahkan, selanjutnya, kedua, ketiga,
akhirnya, demikian juga.
b. Penanda hubung urutan waktu.
Contoh: dahulu, kini, sekarang, kelak, sebelum, setelah, kemudian,
sementara itu, sehari kemudian.
c. Penanda klimaks
Contoh: paling baik, sekuat-kuatnya, sekencang-kencangnya, tertinggi,
terbaik, tersulit
d. Penanda perbandingan
Contoh: sama, seperti, ibarat, bak, bagaikan, lain halnya, sebaliknya,
meskipun
e. Penanda kontras
Contoh: tetapi, biarpun, meskipun, walaupun, sebaliknya.
f. Penanda urutan jarak
Contoh: di sini, di situ, di sana, dekat, jauh, sebelah …
g. Penanda ilustrai
Contoh: umpama, contoh, misalnya
h. Penanda sebab-akibat
Contoh: karena, sebab, oleh karena, akibatnya
i. Penanda kondisi (pengandaian)
Contoh: jika, kalau, jikalau, andai kata, seandainya.
j. Penanda kesimpulan.
Contoh: kesimpulannya, ringkasnya, garis besarnya, rangkuman

2. Transisi berupa paragraf

Kadang-kadang dapat berupa paragraf pendek. Transisi ini digunakan untuk


membelokkan pembahasan dari suatu pokok pikiran ke pokok pikiran yang lain.
Contoh:
Demikianlah penjelasan ringkas tentang pentingnya gemar membaca. Sebelum kita
lanjutkan pembicaraan mengenai cara membaca cepat yang baik, terlebih dahulu akan
dibicarakan mengenai berbagai macam metode membaca. Pembahasan tentang berbagai
metode membaca ini sangatlah penting sebagai bekal untuk mendapatkan sebuah informasi.
Metode membaca itu antara lain metode skimming dan scanning…

Paragraf tersebut berfungsi untuk menjembatani paragraf sebelumnya yang berisi penjelasan
tentang pentingnya gemar membaca dan paragraf selanjutnya yang berisi penjelasan mengenai
metode membaca skimming dan scanning. Karena gagasan pokok kedua paragraf yang
dihubungkan berlainan, dapat dikatakan bahwa transisi yang berupa paragraf tersebut
membelokkan jalan pikiran pembaca dari suatu ide ke ide yang lain.

● KALIMAT UTAMA
Setiap paragraf harus mengandung satu gagasan utama. Gagasan utama itu
dituangkan dalam salah satu kalimat di antara kalimat-kalimat yang ada dala sebuah
paragraf. Kalimat yang mengandung gagasan utama paragraf itu disebut kalimat utama.
Istilah lain dari kalimat utama adalah kalimat topik atau kalimat pokok.
Ada beberapa kemungkinan letak kalimat utama dalam suatu paragraf. Kalimat
utama dapat terletak pada awal paragraf, tengah paragraf, akhir paragraf, awal dan
akhir paragraf. Namun, ada kalanya terdapat paragraf yang gagasan utamanya tidak
dituangkan dalam sebuah kalimat. Gagasan utama paragraf tersebut tersirat dalam
setiap kalimat paragraf tersebut. Jika menjumpai paragraf seperti ini, berarti kita harus
mencari sendiri kalimat utamanya.
Contoh:
Melahirkan sebuah tulisan atau karangan memang bukan hal sulit bagi
orang yang biasa menulis atau berprofesi sebagai penulis. Namun, kemudahan itu
tidak begitu saja mereka dapatkan. Sebelum terampil menulis, mereka tentu telah
mengalami berbagai tahapan belajar menulis. Mereka pun berkali-kali mengalami
berbagai tahapan belajar menulis. Mereka pun berkali-kali mengalami kegagalan sampai
akhirnya mereka terampil menulis. Setelah mahir, tentu saja mereka dapat
mengatakan bahwa menulsi tu bukan hal yang sulit.
Tidak ada ciri umum tentang suatu kalimat utama. Secara maknawi, kalimat utama
menyatakan gagasan yang merangkum seluruh isi kalimat dalam sebuah paragraf. Pada
paragraf-paragraf tertentu, kalimat utama dapat diidentifikasi dengan mudah. Kalimat
utama dalam paragraf antara lain ditandai oleh kata-kata kunci berikut.
1. Sebagai kesimpulan…
2. Yang penting
3. Jadi,
4. Dengan demikian…
5. Oleh karena itu…
6. Pada intinya..
7. Pada dasarnya…

● KALIMAT PENJELAS
Selain terdapat gagasan utama, dalam sebuah paragraf juga terdapat gagasan penjelas.
Gagasan penjelas adalah gagasan utama yang fungsinya menjelaskan gagasan utama.
Gagasan penjelas umumnya dinyatakan oleh lebih dari satu kalimat. Kalimat yang mengandung
gagasan penjelas disebut kalimat penjelas.
Sebagian besar kalimat yang terdapat dalam paragraf termasuk kalimat penjelas.
Kalimat penjelas berisi gagasan penjelas yang diwujudkan dalam kalimat-kalimat. Sesuai
dengan namanya, kalimat penjelas dapat berisikan hal-hal berikut.
1. Uraian-uraian kecil
2. Contoh-contoh
3. Ilustrasi-ilustrasi
4. Kutipan-kutipan
5. Gambaran-gambaran yang bersifat parsial.
Contoh:
Membaca karya sastra sungguh mengasyikkan. Lebih-lebih jika kita membaca novel,
kita akan terhanyut dengan cerita dalam novel tersebut. Jika ceritanya menarik, kita tentu tidak
ingin menghentikannya sebelum selesai membacanya. Bahkan, kadang-kadang kita bisa lupa
waktu ketika membaca novel.
Gagasan utama paragraf tersebut tertuang dalam kalimat utama Membaca karya
sastra sungguh mengasyikkan. Kemudian, agar lebih jelas, kalimat utama itu ditambahkan
kalimat-kalimat penjelas berikut ini
1. Lebih-lebih jika kita membaca novel, kita akan terhanyut dengan cerita dalam novel
tersebut.
2. Jika ceritanya menarik, kita tentu tidak ingin menghentikannya sebelum selesai
membacanya.
3. Bahkan, kadang-kadang kita bisa lupa waktu ketika membaca novel.

● KALIMAT PENEGAS
Kalimat penegas dalam paragraf berfungsi sebagai pengulang atau penegas
kembali kalimat topik. Selain itu, kalimat penegas juga berfungsi sebagai daya penarik
bagi apra pembaca atau sebagai selingan untuk menghilangkan kejemuan.
Kedudukan kalimat penegas dalam paragraf tidak bersifat mutlak.
Kalimat penegas dapat digunakan dalam paragraf jika penulis merasa memerlukannya
untuk menunjang kejelasan informasi. Jika informasi yang disampaikan sudah cukup
jelas, kalimat penegas tidak perlu ada.
Contoh:
Cerita selalu dibentuk dan terjadi karena adanya rentetan peristiwa dan kejadian.
Peristiwa dan kejadian itu dapat berupa hal-hal yang nyata dan terdapat dalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu, dapat juga hanya berupa suatu rekaan atau khayalan
pengarang belaka. Pelaku utama dalam cerita mengalami peristiwa yang
mengakibatkan terjadinya pertentangan masalah antara pelaku yang satu dengan yang
lain. Pertentangan tersebut makin tinggi tingkat ketegangannya dan mencapai puncak
atau klimaks sehingga jalinan kejadian makin jelas arah penyelesaiannya.
Peristiwa dan kejadian memang bagian penting dalam cerita.
Dalam sebuah paragraf, unsur-unsur paragraf seperti transisi, kalimat utama,
kalimat penjelas, dan kalimat penegas tidak selalu ada. Sebuah paragraf dapat
mengandung 4 unsur, tiga unsur, maupun dua unsur saja. Bahkan, ada yang
mengandung satu unsur saja.

Anda mungkin juga menyukai